BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Matahari
Matahari merupakan bintang yang dekat dengan bumi dan menyediakan energi
yang dibutuhkan oleh kehidupan di bumi secara terus–menerus (renewable energy).
Sumber energi berjumlah besar dan kontinu terbesar yang tersedia bagi umat manusia
adalah energi surya dan energi elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari.
Energi surya sangat aktif karena tidak bersifat polutif dan tidak dapat habis. Akan
tetapi arus energi yang rendah mengakibatkan digunakannya sistem dan kolektor yang
permukaannya luas untuk mengumpulkan dan mengkonsentrasikan energi matahari
ini.
Matahari adalah sebuah bulatan gas panas yang memiliki diameter 1,39 x 109
m dan berjarak sekitar 1,5 x 1011 m dari bumi. Matahari dianggap sebagai sebuah
benda hitam yang memiliki suhu 5762 K. Suhu di pusat adalah 8 x 106 sampai 40 x
106 K dan memiliki densitas 100 kali dari air. Matahari terjadi karena reaksi fusi yang
kontinu antara hidrogen dan helium.[2]
2.1.1. Konstanta Matahari
Radiasi matahari merupakan suatu bentuk radiasi termal. Radiasi
yangdipancarkan oleh permukaan matahari Es, adalah sama dengan hasil perkalian
konstanta Stefan Boltzmannσ, pangkat empat temperatur permukaan absolut Ts, dan
luas permukaan πds2.
[W] ………. 2.1
Dimana :
σ = 5,67 x 10-8 (W/m2K4), konstanta stefan-boltzmann
ds = Diameter matahari (m)
Radiasi flux pada unit area dari permukaan berbentuk bola dalam hal ini matahari
[W/m2] ………..………..…. 2.2
Dimana:
Ts = temperatur permukaan matahari (K)
G = 1353 W/m2, konstanta matahari
Harga G ini disebut konstanta surya Gsc. Pengukuran yang baru-baru ini membenarkan
harga Gsc yang kemudian telah diterima oleh NASA sebagai standar.[3]
Posisi Matahari
Untuk menghitung radiasi matahari langsung pada sebuah permukaan miring
dari data radiasi pada sebuah permukaan horizontal, maka posisi matahari harus
diketahui setiap saat. Posisi matahari juga digunakan untuk menentukan radiasi surya
yang diteruskan melalui kaca, yang transmisivitas absorbsivitasnya berubah-ubah
sesuai dengan sudut masuk matahari.
- Sudut lintang, Φ, adalah sudut lokasi bidang di permukaan bumi terhadap
ekuator bumi dimana untuk arah ke utara diberi tanda positip. Nilai untuk
sudut lintang ini : - 90 ≤Φ≤ 90.
- Sudut kemiringan, β, adalah sudut antara permukaan bidang yang dimaksud
terhadap horisontal ; 0 ≤ β≤ 180°.
- Sudut deklinasi matahari, δ, merupakan sudut kemiringan bumi terhadap
matahari akibat rotasi bumi pada arah sumbu axis bumi-matahari; -23,45°≤ δ ≤23,45°.
Sudut deklinasi matahari dinyatakan dengan persamaan :
... 2.3
dimana n menyatakan nomor urut hari dalam satu tahun yang diawali dengan
nomor urut 1 untuk tanggal 1 Januari.
N
S
δ
BUMI
MATAHARI
Gambar 2.1 Deklinasi matahari
- Sudut jam matahari, ω, adalah pergeseran sudut dari matahari ke arah
timur/barat dari garis bujur lokal akibat rotasi bumi pada sumbunya. Besar
pergeseran sudut tersebut 15° tiap jam .
- Sudut ketinggian matahari, α, adalah sudut antara radiasi langsung dari
matahari dengan bidang horisontal yang ditentukan berdasarkan persamaan :
[4]
... 2.4
- Sudut zenith, θz, adalah sudut antara radiasi langsung dari matahari dengan
garis normal bidang horisontal yang dinyatakan dengan persamaan :
... 2.5
Gambar 2.2 Posisi sudut matahari[5]
Radiasi Pada Bidang Miring
Pada dasarnya data radiasi surya pada bidang miring jarang diperoleh. Karakteristik
daripermukaan disekitarnya berbeda antara satu tempat dengan yang lainnya sehingga
standarisasipengukurannya sulit dibuat.
Karena itu, radiasi total pada suatu permukaan miring biasanya dihitung. Radiasi total
padapermukaan miring adalah jumlah dari radiasi komponen sorotan (IbT), komponen
sebaran (IdT), dankomponen pantulan (IrT).
[MJ/m2] ………..…………2.7
Radiasi Langsung/Sorotan
Intensitas radiasi langsung atau sorotan perjam pada sudut masuk normal Ibn adalah,
[MJ/m2] ………2.8
θz = sudut zenith
Dengan demikian, untuk suatu permukaan yang dimiringkan dengan sudut β terhadap
bidanghorisontal, intensitas dari komponen sorotan adalah,
[MJ/m2] ………..…………2.9
θr disebut sudut masuk dan didefinisikan sebagai sudut antara arah sorotan pada sudut masuknormal dan arah komponen tegak lurus (90o) pada permukaan bidang miring.
β
IbT
Ibn
Ibn
θz
θT Ib
Gambar 2.3Radiasi sorotan tiap jam pada permukaan miring
Radiasi Sebaran
Radiasi sebaran, yang disebut juga radiasi langit (sky radiation), adalah radiasi
yangdipancarkan ke permukaan penerima oleh atmosfer, karena itu berasal dari
seluruh bagian hemisfer.
Apabila dimisalkan, seperti yang sering terjadi, bahwa radiasi sebaran pada
permukaan miringdinyatakan dengan,
[MJ/m2] ………..2.10
Dimana β adalah sudut miring dari permukaan miring dan Id menunjukkan besarnya radiasisebaran perjam pada suatu permukaan horisontal.
Radiasi Pantulan
Selain komponen radiasi langsung dan sebaran, permukaan penerima juga
mendapatkanradiasi yang dipantulkan dari permukaan yang berdekatan dimana jumlah radiasi yang dipantulkantergantung dari refleksi α dari permukaan yang berdekatan itu, dan kemiringan permukaanyang menerima. Radiasi yang dipantulkan perjam, juga
disebut radiasi pantulan, yang dijabarkandalam persamaan.
[MJ/m2] ………2.11
Dimana reflektansi α dianggap 0,21-0,25 untuk permukaan tanpa salju dan 0,7 untuk lapisan saljuyang baru turun.[6]
Sebaran Sorotan
Pantulan
Permukaan tanah
2.2. Transmisivitas-Absorbsivitas
Transmisi, refleksi, dan absorbsi dari radiasi sinar matahari dari komponen
sebuah kolektor surya penting untuk menghitung performansi kolektor.
Transmisivitas, refleksivitas, dan absorbsivitas merupakan fungsi-fungsi dari radiasi,
ketebalan medium, indeks refraksi, dan koefisien pemadaman (extinction).
2.2.1. Refleksivitas dan Transmisivitas Radiasi
Refleksivitas radiasi pada permukaan halus melewati medium 1 dengan indeks
bias n1, ke medium 2 dengan indeks bias n2 dihitung dengan persamaan :
di mana r adalah komponen radiasi tegak lurus arah matahari dan r∥komponen radiasi
searah arah matahari. Sedangkan 1 dan 2 masing-masing adalah sudut datang
matahari dan sudut bias.
Refleksivitas radiasi dapat diperoleh dengan persamaan :
[
//]
Sedangkan transmisivitas radiasi diperoleh dengan persamaan :
Sinar Pantul, Ir
Gambar 2.5 Sudut datang dan sudut bias pada dua medium
Dengan menggunakan hukum pembiasan Snell diperoleh 2 dengan
1
2.2.2 Absorbsi Radiasi [7]
K = koefisien extinction/pemadaman (m-1)
L = ketebalan kaca (m)
2.2.3 Radiasi yang Diserap Absorber
Radiasi yang diserap absorber dapat diperoleh dengan persamaan : [8]
T aveI
S=(τα) ... 2.17 di mana :
S = radiasi yang diserap absorber (MJ/m2)
ave
)
(τα = transmisivitas-absorbsivitas rata-rata
IT = Radiasi pada bidang miring (MJ/m2)
2.3 Perpindahan Kalor
2.3.1. Konduksi
Panas mengalir secara konduksi dari daerah yang bertemperatur tinggi ke
daerah yang bertemperatur rendah. Kalor dipindahkan melalui benda perantara,
namun bendaperantaranya tidak ikut berpindah.Proses konduksi terjadi karena
elektron-elektron bebasatau foton(paket gelombang akustik) yang berpindah. Jadi,
tidak tampak perpindahannyasecara makroskopik. Jika atom atau molekul suatu zat
pada suatu tempat bersuhu lebihtinggi daripada molekul di tempat lain, maka atom
atau molekul tersebut akan bergerakdengan energi lebih besar daripada bagian
lainnya. Melalui proses tumbukan, energi dapatdipindahkan kepada molekul-molekul
Laju perpindahan panas konduksi dapat dinyatakan dengan Hukum
Fourrier.[9]
…………...……….. 2.18
Dimana : q = Laju perpindahan panas (Watt)
k = Konduktivitas Termal (W/m.K)
A = Luas penampang yang terletak pada aliran panas (m2)
dT/dx = Gradien temperatur dalam aliran panas
2.3.2. Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan
massamedianya, dan media konveksi adalah fluida. Konveksi terjadi karena adanya
perbedaankecepatan fluida bila suhunya berbeda, yang tentunya akan berakibat pada
perbedaan beratjenis (berat tiap satuan volume). Fluida yang bersuhu tinggi akan
mempunyai berat jenisyang lebih kecil bila dibandingkan dengan fluida sejenisnya
yang bersuhu lebih rendah.Karena itu, maka fluida yang bersuhu tinggi akan naik
sambil membawa energi. Hal inilahyang berakibat pada terjadinya perpindahan kalor
konveksi. Udara yang mengalir di atas suatu permukaan logam pada sebuah alat
pemanas udara surya, dipanasi secara konveksi yaitu konveksi paksa dan konveksi
alamiah, apabila aliran udara disebabkan oleh blower maka ini disebut konveksi paksa
dan apabila disebabkan oleh gradien massa jenis maka disebut konveksi alamiah.
Pada umumnya laju perpindahan panas dapat dinyatakan dengan hukum
persamaan pendinginan Newton sebagai berikut.[10]
……….. 2.19
Dimana : h = Koefisien konveksi (W/m2.K)
A = Luas permukaan kolektor surya (m2)
Tw = Temperatur dinding (K)
T = Temperatur fluida (K)
2.3.3. Radiasi
Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnetik
atau paket-paket energi (photon) yang dapat dibawa sampai pada jarak yang sangat
jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium. Di samping itu jumlah energi yang
dipancarkan sebanding dengan temperatur benda tersebut. Kedua hal tersebut yang
membedakan antara peristiwa perpindahan panas konduksi dan konveksi dengan
perpindahan panas radiasi.
Banyaknya kalor yang dipindahkantiap satuan waktu melalui proses radiasi
dinyatakan oleh hukum Stefan Boltzmannsebagai :
P = e σ A T4 ……… 2.20
Tidak seluruh energi yang disebutkan dalam konstanta surya mencapai
permukaan bumi, karena terdapat absorpsi yang kuat dari karbondioksida dan uap air
di atmosfer.
Radiasi surya yang menimpa permukaan bumi juga bergantung dari kadar
debu dan zat pencemar lainnya dalam atmosfer. Energi surya yang maksimal akan
mencapai permukaan bumi bila berkas sinar itu langsung menimpa permukaan bumi
karena:
a) Terdapat bidang pandang yang lebih luas terhadap fluks surya yang datang
b) Berkas sinar surya menempuh jarak yang lebih pendek di atmosfer,
sehinggamengalami absorpsi lebih sedikit dari pada jika sudut timpanya miring
terhadapnormal.
Frekuensi dari cahaya tidak akan berubah pada saat cahaya tersebut memasuki
suatu medium ke medium lain selama energinya tetap. Laju energi yang dipindahkan
tergantung kepada beberapa faktor, yaitu :
1) Temperatur (permukaan yang mengemisi dan yang menerima radiasi)
2) Emisivitas (permukaan yang terradiasi)
3) Refleksi, Absorpsi, dan Transmisi
4) Faktor pandang (views factor) antara permukaan yang mengemisi dan yang
menerima radiasi (sudut pandang antara manusia terhadap sumber
Gelombang elekromagnetik berjalan melalui suatu medium dan mengenai
suatu permukaan atau medium lain maka sebagian gelombang akan dipantulkan
sedangkan, gelombang yang tidak dipantulkan akan menembus ke dalam medium atau
permukaan yang dikenainya. Pada saat melalui medium, intensitas gelombang secara
berkelanjutan akan mengalami pengurangan. Jika pengurangan tersebut berlangsung
sampai tidak ada lagi gelombang yang akan menembus permukaan yang dikenainya
maka permukaan ini disebut sebagai benda yang bertingkah laku seperti benda hitam.
Karakteristik lain dari benda hitam adalah bahwa semua radiasi yang jatuh
padanya akan diserap dan bahwa emisi maksimal mungkin terjadi dalam semua
panjang gelombang dan semua arah. Jika gelombang melalui suatu medium tanpa
mengalami pengurangan hal ini disebut sebagai benda (permukaan) transparan dan
jika hanya sebagian dari gelombang yang mengalami pengurangan hal ini disebut
sebagai permukaan semi transparan. Apakah suatu medium adalah benda yang
bertingkahlaku seperti benda hitam, transparan atau semi transparan tergantung
kepada ketebalan lapisan materialnya.
Benda logam biasanya bersifat seperti benda hitam. Benda nonlogam
umumnya memerlukan ketebalan yang lebih besar sebelum benda ini bersifat seperti
benda hitam. Permukaan yang bersifat seperti benda hitam tidak akan memantulkan
cahaya radiasi yang diterimanya, oleh karena itu kita sebut sebagai penyerap paling
baik atau permukaan hitam. Jadi permukaan yang tidak memantulkan radiasi akan
terlihat hitam. Permukaan dari benda hitam adalah permukaan yang paling ideal yang
mempunyai sifat-sifat :
1. Benda hitam menyerap semua radiasi yang disengaja (irradiasi) tanpa melihat
panjang gelombang dan arah datangnya sinar (diffuse).
2. Pada semua temperatur dan panjang gelombang yang diizinkan, tidak ada
permukaan yang dapat menghasilkan energi lebih banyak daripada benda
hitam.
3. Walaupun emisi radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam adalah fungsi dari
panjang gelombang dan temperatur, dan tidak bergantung pada arah
Karakteristik radiasi dari permukaan yang bertingkahlaku seperti benda hitam :
1. Emisivisitas
Emisivitas adalah rasio energi yang diradiasikan oleh material tertentu dengan
yang diradiasikan oleh benda hitam pada temperatur yang sama. Emisivitas
merupakan ukuran kemampuan suatu benda untuk meradiasikan energi yang diserapnya. Benda hitam sempurna memiliki emisivitas sama dengan satu (ε=1) tetapi objek sesungguhnya memiliki emisivitas kurang dari satu. Umumnya, semakin kasar
dan hitam benda tersebut, emisivitas meningkat mendekati 1. Semaki
benda, maka benda tersebut memiliki emisivitas mendekati 0. Emisivitas adalah
2. Absorpsivitas (Penyerapan)
Tidak seperti halnya emisivitas, absorpsivitas atau refleksivitas dan transmisivitas
bukanlah bagian dari sifat-sifat permukaan karena ketiga hal ini bergantung kepada
radiasi yang datang ke permukaan. Absorpsi adalah proses pada saat suatu permukaan
menerima radiasi dimana tidak semua energi diserap oleh permukaan tersebut,
melainkan ada sebagian yang dipantulkan atau ditransmisikan. Akibat langsung dari
proses penyerapan ini adalah terjadinya peningkatan energi dari dalam medium yang
terkena panas tersebut.
3. Transmisivitas
Transmisivitas adalah fraksi dari jumlah energi radiasi yang ditransmisikan
perjumlah total energi radiasi yang diterima suatu permukaan.Radiasi surya adalah
radiasi gelombang pendek yang diserap oleh plat penyerap sebuah kolektor surya dan diubah menjadi panas. Oleh karena itu, plat penyerap harus memiliki harga α yang setinggi–tingginya dalam batas yang masih praktis. Plat penyerap yang menjadi panas
memancarkan radiasi termal dalam daerah panjang gelombang yang panjang (infra
merah) kerugian radiasi dapat dikurangi sehingga sangat kecil dengan cara
menggunakan permukaan khusus yang memiliki harga absorbsivitas yang tinggi (α,
2.4. Tinjauan Mekanika Fluida
2.4.1. Viskositas
Viskositas merupakan sifat yang menentukan karakteristik fluida, yaitu ukuran
tahanan fluida terhadap tegangan geser. Viskositas dinamik didefinisikan sebagai
perbandingan tegangan geser terhadap laju regangan geser. Untuk distribusi kecepatan
linier viskositas dinamik adalah :
d
Sedang viskositas kinematik merupakan viskositas dinamik dibagi massa jenis ρ.[13]
ρ µ =
v [m2/s ] ……….. 2.22
2.4.2. Bilangan Reynold
µ
Merupakan hubungan antara massa jenis , viskositas dinamik , dan kecepatan
rata-rata suatu fluida dalam sebuah pipa dengan diameter dalam di. Bilangan ini tidak
memiliki dimensi dan sering dinyatakan dalam laju aliran massa fluida .
Dari persamaan kontinuitas, kecepatan v dapat dituliskan sebagai berikut :
i
dengan mensubstitusikan v dalam persamaan di atas dapat diperoleh :[14]
µ πdi
m
4
Re= ……….. 2.25
2.4.3. Persamaan Kontinuitas
Fluida yang mengalir melalui suatu penampang akan selalu memenuhi hukum
kontinuitas, yaitu laju massa fluida yang masuk masuk akan selalu sama dengan laju
massa fluida yang keluar. Persamaan kontinuitas dirumuskan :
tan
Untuk aliran tak mampu mampat, ρ1 = ρ2 maka persamaan kontinuitas menjadi,[15]
2 V2
A2
V1
A1
1
Gambar 2.6 Penampang saluran pipa
2.4.4. Perpindahan Kalor pada Air
Sebagian besar zat memuai secara beraturan terhadap penambahan temperatur.
Akan tetapi (sepanjang tidak ada perubahan fase yang terjadi), air tidak mengikuti
pola yang biasa. Jika air pada 0oC dipanaskan volumenya menurun sampai mencapai
4oC. Di atas 4oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap
bertambahnya temperatur. Air dengan demikian memiliki massa jenis yang paling
tinggi pada 4oC.
Sebuah fenomena yang menarik adalah ketika temperatur air di danau yang
temperaturnya di atas 4oC dan mulai mendingin karena kontak langsung dengan udara
yang dingin. Air yang berada di atas permukaan danau akan tenggelam karena massa
jenisnya yang lebih besar dan digantikan oleh air yang lebih hangat. Keadaan ini
berlanjut hingga air mencapai temperatur tetap (konstan).
Tekanan pada fluida dapat dituliskan dalam persamaan :
[kg/m2]... 2.27
Dimana :
P = Tekanan (kg/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3 )
g = percepatan gravitasi(m/s2)
h = kedalaman permukaan air danau(m)
ρ3 Permukaan danau P3 h3 ρ2 Tengah danau P2 h2 ρ1 Dasar Danau P1 h1
Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa air panas akan selalu
berada pada bagian pemukaan air. Hal ini dikarenakan massa jenis air panas lebih
kecil daripada massa jenis air dingin, dengan sendirinya air panas akan berada pada
permukaan.[16]
2.5. Penukar Kalor (Heat Exchanger)
Alat penukar kalor (heat exchanger) merupakan suatu alat yang sangat penting
dalam proses pertukaran panas. Alat tersebut berfungsi untuk memindahkan panas
antara dua fluida yang berbeda temperatur dan dipisahkan oleh suatu sekat pemisah.
Penukar kalor yang digunakan di industri lebih diutamakan untuk menukarkan energi
dua fluida (boleh sama zatnya) yang berbeda temperaturnya. Pertukaran energi dapat
berlangsung melalui bidang atau permukaan perpindahan panas yang memisahkan
kedua kedua fluida atau secara kontak langsung (fluidanya bercampur).
Energi yang dipertukarkan akan menyebabkan perubahan temperatur fluida
(panas sensibel) atau kadang dipergunakan untuk berubah fasa (panas laten). Laju
perpindahan energi dalam penukar kalor dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kecepatan aliran fluida , sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh kedua fluida yang saling
dipertukarkan energinya (viskositas, konduktivitas termal, kapasitas panas spesifik),
beda temperatur antara kedua kedua fluida, dan sifat permukaan bidang perpindahan
panas yang memisahkan kedua fluida.
Jenis-Jenis Penukar Kalor
Pada umumnya penukar kalor bekerja pada temperatur dan tekanan yang tinggi
serta kadang-kadang menggunakan fluida yang bersifat kurang ramah terhadap
kehidupan kita. Sehingga diperlukan beberapa proses perpindahan panas yang tepat
untuk mencegah adanya kerusakan dan kegagalan operasi.
Berdasarkan proses perpindahan panas yang terjadi, penukar kalor dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu :
a. Tipe kontak langsung, di mana antara dua zat yang dipertukarkan energinya
dicampur atau dikontakkan secara langsung.
b. Tipe tidak kontak langsung, maksudnya antara kedua zat yang dipertukarkan
energinya dipisahkan oleh permukaan bidang padatan seperti dinding pipa,
Berdasarkan berapa kali fluida melalui penukar kalor dibedakan jenis satu kali laluan
dengan multi atau banyak laluan.
Pada jenis satu laluan masih terbagi dalam tiga tipe berdasarkan arah aliran dari fluida,
yaitu :
a. Penukar kalor tipe berlawanan, yaitu bila kedua fluida mengalir dengan arah
yang saling berlawanan. Pada tipe ini mungkin terjadi bahwa temperatur fluida
yang menerima panas saat keluar penukar kalor lebih tinggi dibanding
temperatur fluida yang memberikan kalor saat meninggalkan penukar kalor.
b. Penukar kalor tipe aliran sejajar, yaitu bila arah aliran dari kedua fluida di
dalam penukar adalah sejajar. Artinya kedua fluida masuk pada sisi yang satu
dan keluar dari sisi yang lain.
c. Penukar kalor dengan aliran silang, artinya arah aliran kedua fluida saling
bersilangan. Contoh yang sering kita lihat adalah radiator mobil dimana aliran
air pendingan mesin yang memberikan energinya ke udara saling
bersilangan.[17]
2.6. Kaca
Kaca adalah
pandang), dan biasanya rapuh. Jenis yang paling banyak digunakan selama
berabad-abad adalah jendela dan gelas minum. Kaca dibuat dari campuran 75%
2
Sifat Kaca
Sifat kaca yang penting adalah sifat pada saat kaca berbentuk fasa cair dan fasa
padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan dalam proses pengambangan (floating)
dan pembentukan kaca, sedangkan untuk sifat fasa padat dari kaca digunakan di dalam
pemakaiannya (kegunaannya). Beberapa sifat fisik dan kimia yang penting dari kaca
antara lain :
1. Sifat mekanik
Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama dari kaca.Tensile strength
merupakan tegangan maksimum yang dialami oleh kaca sebelum terpisahnya kaca
mempunyai cacat di permukaan, sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada cacat
tersebut. Kekuatan dari kaca akan bertambah jika cacat di permukaan dapat
dihilangkan.
2. Densitas dan Viskositas
Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan volumenya.
Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca akan menurun
seiring dengan kenaikan temperatur. Sedangkan, viskositas merupakansifat kekentalan
dari suatu cairan yang diukur pada rentang temperatur tertentu. Harga viskositas dari
kaca merupakan fungsi dari suhu dengan kurva eksponensial.
3. Sifat termal
Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang penting dari
kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang
diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari tahanan kaca sekitar 1020 – 1Ω cm13.
4. Optical properties
• Refractive properties
Kaca mempunyai sifatmemantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan kaca
tersebut. Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan
diteruskan. Apabila cahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka
kecepatan cahaya saat melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan cahaya
di udara dengan kecepatan cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan indeks bias.
Nilai indeks bias untuk kaca adalah ± 1,52.
• Absorptive properties
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena adanya
penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi
cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang masuk
melalui kaca akan semakin rendah.
5. Stabilitas kimia
Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia. Stabilitas
2.7. Garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (NaCl)
(>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida (MgCl), Magnesium
Sulfat (MgSO4), Calsium Chlorida (CaCl), dan lain-lain. Garam mempunyai
sifat/karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat
kepadatan) sebesar 0,8-0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801 oC.
Natrium klorida, juga dikenal denga
mempengaruhi
termal yang tinggi, tidak mudah terbakar, rentang cair yang tinggi, dan
kemampuannya sebagai pelarut berbagai senyawa.[19]
2.8. Kolektor Surya
Kolektor surya dapat didefinisikan sebagai sistem perpindahan panas yang
menghasilkan energi panas dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari sebagai
sumber energi utama. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor surya,
sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian
besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut
dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk kemudian
dimanfaatkan guna berbagai aplikasi. Kolektor surya yang pada umumnya memiliki
komponen-komponen utama, yaitu [20]:
1) Cover, berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju
lingkungan
2) Absorber, berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari.
3) Kanal, berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja .
4) Isolator, berfungsi meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari
absorber menuju lingkungan
2.8.1. Klasifikasi Kolektor Surya
Terdapat tiga jenis kolektor surya yang diklasifikasikan ke dalam Solar
Thermal Collector System dan juga memiliki korelasi dengan pengklasifikasian
kolektor surya berdasarkan dimensi dan geometri dari receiver yang dimilikinya.
1. Flat-Plate Collector
Kolektor surya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memanaskan
fluida kerja yang mengalir kedalamnya dengan mengkonversikan energi radiasi
matahari menjadi panas. Fluida yang dipanaskan berupa cairan minyak , oli, dan
udara.Kolektor surya plat datar mempunyai temperatur keluaran dibawah 95°C.
Dalam aplikasinya kolektor plat datar digunakan untuk memanaskan udara dan air.
Keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar adalah dengan
memanfaatkan kedua komponen radiasi matahari yaitu melalui sorotan langsung dan
sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena desainnya yang
sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya pembuatan yang murah.
Pada umumnya kolektor jenis ini digunakan untuk memanaskan ruangan dalam
rumah, pengkondisian udara, dan proses-proses pemanasan dalam industri.
Tipe ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada
temperatur di bawah 100°C. Spesifikasi tipe ini dapat dilihat dari absorbernya yang
berupa plat datar yang terbuat dari material dengan konduktivitas termal tinggi, dan
dilapisi dengan cat berwarna hitam. Kolektor pelat datar memanfaatkan radiasi
matahari langsung dan terpencar, tidak membutuhkan pelacak matahari, dan hanya
membutuhkan sedikit perawatan. Aplikasi umum kolektor tipe ini antara lain
digunakan untuk pemanas air, pemanas gedung, pengkondisian udara, dan proses
panas industri. Komponen penunjang yang terdapat pada kolektor pelat datar antara
lain; transparant cover, absorber, insulasi, dan kerangka.[21]
2. Concentrating Collector
Jenis kolektor ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas
pada temperatur antara 100–400°C. Kolektor surya jenis ini mampu memfokuskan
energi radiasi cahaya matahari pada suatu receiver, sehingga dapat meningkatkan
kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber. Spesifikasi jenis ini dapat dikenali
dari adanya komponen konsentrator yang terbuat dari material dengan transmisivitas
tinggi. Berdasarkan komponen absorbernya jenis ini dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu, Line Focus dan Point Focus.[23]
Gambar 2.8 Konsentrator [23]
Agar cahaya matahari selalu dapat difokuskan terhadap tabung absorber,
konsentrator harus dirotasi. Pergerakan ini disebut dengan tracking. Temperatur fluida
melebihi 400oC dapat dicapai pada sistem kolektor ini seperti terlihat pada gambar
diatas.
3. Evacuated Tube Collector
Jenis ini dirancang untuk menghasilkan energi panas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan dua jenis kolektor surya sebelumnya. Keistimewaannya terletak
pada efisiensi transfer panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan panasnya yang
relatif rendah. Hal ini dikarenakan fluida yang terjebak diantara absorber dan
penutupnya dikondisikan dalam keadaan vakum, sehingga mampu meminimalisasi
kehilangan panas yang terjadi secara konveksi dari permukaan luar absorber menuju
Gambar 2.9 Evacuated Receiver[25]
2.8.2. Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Langsung dan Tidak Langsung
1. Sistem Langsung
Sistem langsung atau sistem loop terbuka mensirkulasikan air yang dipanaskan
langsung melalui kolektor. Sistem ini lebih murah daripada sistem tidak langsung dan
menawarkan perpindahan panas yang baik dari kolektor ke tangki penyimpanan,
namun memiliki banyak kekurangan seperti :
• Memberikan perlindungan panas yang kecil atau tidak ada.
• Pada daerah dingin tidak memberikan perlindungan terhadap pembekuan.
Sistem ini sering tidak dianggap cocok untuk cuaca dingin karena kolektor yang
rusak akibat pembekuan air.
Gambar 2.10Pemanas air sistem langsung :[26]
(A) sistem pasif dengan tangki di atas kolektor.
(B) sistem aktif dengan pompa dan kontroler didukung oleh sebuah panel
2. Sistem Tidak Langsung
Sistem tidak langsung atau sistem loop tertutup menggunakan alat penukar
panas yang memisahkan air dari fluida penghantar panas (Heat Transfer Fluid) yang
bersirkulasi melalui kolektor. Dua jenis fluida penghantar panas yang paling umum
adalah air dan antibeku yaitu campuran air yang biasanya menggunakan glikol
propilen yang tidak beracun. Meskipun sedikit lebih mahal, sistem tidak langsung
memberikan perlindungan terhadap pembekuan dan biasanya memberikan
perlindungan terhadap kehilangan panas.
Gambar 2.11Pemanas air sistem aktif tidak langsung :[26]
(C) sistem tidak langsung dengan penukar panas dalam tangki
(D) sistem tidak langsung dengan reservoir drainback. Dalam skema
kontroller dan pompa didorong oleh listrik.
2.8.3. Sistem Pasif dan Sistem Aktif
Sistem pasif mengandalkan sistem berbasis konveksi panas untuk
mensirkulasikan air atau fluida penukar pemanas dalam sistem. Sistem pemanas air
tenaga surya pasif memerlukan biaya yang kecil dan pemeliharaan yang sangat
rendah, namun efisiensi sistem pasif secara signifikan lebih rendah daripada sistem
aktif.
Sistem aktif menggunakan satu atau lebih pompa untuk mensirkulasikan air
atau fluida penghantar panas dalam sistem.
• Tangki penyimpanan dapat diletakkan lebih rendah dari kolektor,
memungkinkan kebebasan dalam desain sistem dan memungkinkan tangki
penyimpanan yang sudah ada untuk digunakan.
• Tangki penyimpanan dapat disembunyikan dari pandangan.
• Tangki penyimpanan dapat ditempatkan di ruang AC atau semi AC,
mengurangi kehilangan panas.
• Efisien yang tinggi.
• Meningkatnya kontrol atas sistem.
Sistem aktif yang sudah modern memiliki pengendali elektronik yang
menawarkan berbagai macam fungsi seperti modifikasi pengaturan yang mengontrol
sistem, interaksi dengan listrik, fungsi keamanan, akses remote, dan menampilkan