BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengorganisasian
2.1 Definisi Pengorganisasian
Sebelum kita mengetahui pengertian pengorganisasian, sebaiknya kita lihat dulu kata dari “pengorganisasian” tersebut, yang memiliki kata dasar “organisasi”.
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja (Hasibuan, 2004:120).
Menurut Robbins dan Judge (2008:5),Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama. Menurut Wibowo (2007:1),Organisasi adalah suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui beberapa elemen dasar yang menjadi ciri organisasi yaitu:
Berdasarkan ciri tersebut dapat dirumuskan definisi organisasi yaitu suatu wadah yang terdiri dari kumpulan orang yang terikat dengan hubungan-hubungan formal dalam rangkaian terstruktur untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan
danpengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapaitujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakanalat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatifdidelegasikan kepada setiap
individu yang akan memerlukan aktifitas tersebut” (Hasibuan, 2004:123).Berdasarkan
pendapat diatas, pengorganisasian adalah kelompok orang yang
bekerja sama, dengan adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan, sertaadanya
pendelegasian wewenang.
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan
penyusunanmacam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai kegiatan,penempatan orang-orang
(pegawai) terhadap kegiatan-kegiatan daripenyediaan fisik yang cocok bagi keperluan
kerja dan penyuluhan hubunganwewenang yang dilimpahkan terhadap setiap orang
dalam hubungannyadengan pelaksanaan kegiatan yang diharapkan (Salam,
2004:19).Berdasarkan pendapat di atas, maka fungsi pengorganisasian ini
meliputisemua kegiatan manajemen yang diwujudkan dalam struktur tugas
danwewenang.Pengorganisasian mengatur kegiatan-kegiatan yang harus
melaksanakanpekerjaan, hubungan informasi vertikal dan horizontal, dalam suatu
koordinasiyang efektif dan efesien.
2.1.2 Proses Pengorganisasian
Ada dua aspek utama dalam proses pengorganisasian suatu organisasi yaitu
departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang
sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin
pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan
organisasi. pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu
dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan
yang terbatas (Handoko, 2003:167).
Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur
berikut ini :
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik
dapat dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak
terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasi
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadau dan harmonis.
menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan
dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu
organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercemin pada struktur
organisasi, yang mencangkup aspek-aspek penting organisasi dan proses
pengorganisasian, yaitu; pembagian kerja, departementalisasi, bagan organisasi
formal, rantai perintah dan kesatuan perintah, tingkat-tingkat hirarki manajemen,
saluran komunikasi, penggunaan komite, rentang manajemen dan
kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan. (Handoko, 2003:168-169).
2.2 Struktur Organisasi
2.2.1 Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan
untuk proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan terjadi dalam
praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Struktur organisasi merupakan
alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi
dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi
terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang
sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Menurut Suranto(2005: 85), Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup
walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas.
2.2.2 Jenis-jenis Struktur Organisasi
2.2.2.1Organisasi Lini
Organisasi ini menerapkan aliran wewenang langsung dari top manajemen kepada manajemen di bawahnya, pimpinan perusahan memiliki kewenangan langsung dalam mengawasi bawahannya.
Ciri-ciri organisasi lini adalah tanggung jawab dipikul seluruhnya oleh pimpinan perusahaan, sistem organisasi ini digunakan untuk perusahaan skala kecil dan menengah.
Keunggulannya:
1 Delegasi kewenangan dan tanggung jawab untuk setiap bidang jelas. 2 Sederhana dan mudah dipahami baik oleh manjer maupun bawahan. kelemahannya:
1 Pekerjaan eksekutif puncak berat karena dibebani oleh pekerjaan administratif. 2 Tidak ada spesialisasi.
2.2.2.2Organisasi Lini dan Staf
keuangan atau pemasaran sedangkan manajer staf memberikan informasi, saran atau bantuan teknis untuk membantu manajer lini. Sistem organisasi ini digunakan untuk perusahaan menengah dan besar.
Keunggulannya:
1 Para spesialisasi memberikan saran kepada manajer puncak. 2 Para karyawan melapor pada seorang supervisor.
Kelemahannya:
1 Konflik antara departemen lini dan staf tanpa ada hubungan yang jelas. 2 Rekomendasi para manajer staf terbatas kepada manajer lini.
2.2.2.3Organisasi Matriks
Struktur organisasi ini mulai diperkenalkan oleh industri antariksa amerika serikat. Organisasimatriks adalah suatu desain struktural menugaskan para spesialis dari berbagai departemen fungsional untuk bekerja pada suatu proyek atau lebih yang dipimpin oleh para manajer. Ciri-ciri organisasi matriks sitem organisasi ini menghubungkan para karyawan di bagian yang berbeda, agar dapat bekerja sama menyelesaikan proyek tertentu. Sistem ini banyak digunakan diperusahaan-perusahaan besar atau diperusahaan-perusahaan multinasioanal.
Keunggulannya:
2 Pengambilan keputusan yang sehat mudah dapat diambil karena adanya staf ahli.
3 Memungkinkan inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi reguler. Kelemahannya:
1 Masalah potensial mengenai akuntabilitas karena adanya lebih dari satu atasan. 2 Kesulitan potensial dalam membentuk tim yang yang solid karena karyawan
direkrut dari beragam departemen.
3 Berpotensi menimbulkan konflik antara manajer proyek dan manajer departemen lainnya.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi
Ernie (2006: 159), ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
1. Strategi Organisasi
2. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.
3. Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
4. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi. 2.2.4 Dimensi dan Indikator Struktur Organisasi
Adapun indikator mengenai Struktur Organisasi menurut Robbins (2008: 215-224) adalah sebagai berikut:
1. Spesialisasi
Spesialisai kerja maksudnya sampai tingkat mana tugas dalam organisasi
oleh individu yang berlainan. Jadi, individu-individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian kegiatan tertentu, bukan mengerjakan seluruh kegiatan. 2. Departementalisasi
Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dokoordinasikan. Keunggulan utama dari tipe pengelompokkan yang sama itu adalah tercapainya efisiensi dengan mengumpulkan spesialisasi yang sama.Departementalisasi fungsional mengusahakan tercapainya skala ekonomi dengan menempatkan orang dengan keterampilan dan orientasi yang sama menempatkan ke dalam unit – unit bersama.
3. Rantai Komando
Rantai komando merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa yang melapor ke siapa. Ada dua konsep komplementer rantai komando, yaitu sebagai berikut:
a. Wewenang, yaitu : hak – hak yang melekat dalam posisi manajerial untuk member perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah banyaknya bawahan yang dapat diatur secara efektif dan efisiensi. Rentang kendali sangat menentukan banyaknya tingkat dan manajer yang harus dimiliki oleh organisai.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi. Hal ini mencakup hal – hal yang melekat dalam organisasi seseorang. Organisasi tersentralisasi jika manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari personil tingkat lebih bawah. Namun jika banyak dari personil tingkat bawah memberikan masukan atau sebenarnya diberi keleluasaan.
6. Formalisasi:
2.3 Kinerja Pegawai
2.3.1 Definisi Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai dalam organisasi mengarah kepada kemampuan pegawai
dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.
Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa seseorang pegawai masuk
dalam tingkatan kinerja tertentu. Secara umum, pengertian kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
oleh atasan kepadanya.Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan
usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam
situasi tertentu.
Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual performance(prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), atau juga hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
(Mangkunegara 2007:67).Menurut Hasibuan (2006: 94) menjelaskan bahwa “Kinerja
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta
yang mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu.
Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah kemampuan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, dimana suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan sehingga tujuannya akan sesuai dengan moral maupun etika perusahaan. Dengan demikian kinerja karyawan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan tersebut.
2.3.2 Jenis-jenis Kriteria Kinerja
Menurut Robbins (2002:155) hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran ”tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik
penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.
Ketiga jenis kriteria di atas dapat dijadikan sebagai acuan guna mengukur kinerja.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau
aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan
serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Soesilo dalam Hessel Nogi (2005 : 180), kinerja suatu organisasi
dipengaruhi adanya faktor-faktor berikut :
1. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang
menjalankan aktivitas organisasi.
2. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.
3. Sumber daya manusia, yang berhubungan dengan kualitas karyawan untuk
bekerja dan berkarya secara optimal.
4. System informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base
untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.
5. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan
2.3.4 Indikator Kinerja
Menurut Prawirosentono (2008: 27), kinerja dapat dinilai atau diukur dengan
beberapa indikator yaitu:
1. Efektifitas
Efektifitas yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan kebutuhan yang
direncanakan.
2. Tanggung jawab
Merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan
wewenang.
3. Disiplin
Yaitu taat pada hukum dan aturan yang belaku. Disiplin karyawan adalah
ketaatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja
dengan perusahaan dimana dia bekerja.
4. Inisiatif
Berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu ide yang berkaitan
tujuan perusahaan. Sifat inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan
perusahaan dan atasan yang baik. Dengan perkataan lain inisiatif karyawan
merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akanmempengaruhi kinerja
karyawan.
Sedangkan Kumorotomo dalam Dwiyanto (2006 : 52) mengemukakan bahwa
untuk menilai kinerja organisasi dapat digunakan beberapa kriteria sebagai pedoman
1. Efisiensi
Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan
publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta
pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis. Apabila diterapkan secara
objektif, kriteria seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan
kriteria efisiensi yang sangat relevan.
2. Efektivitas
Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tercapai?Hal
tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi,
serta fungsi agen pembangunan.
3. Keadilan
Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan
oleh organisasi pelayanan publik.Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep
ketercukupan atau kepantasan.Keduanya mempersoalkan apakah tingkat
efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat terpenuhi.
Isu-isu yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan pada kelompok
pinggiran dan sebagainya, akan mampu dijawab melalui kriteria ini.
4. Daya Tanggap
Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta, organisasi
pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau pemerintah
secara keseluruahan harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi
memenuhi kriteria daya tanggap ini.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Savitri (2006) Pengaruh Struktur
Organisasi adalah struktur organisasi berpe-ngaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang
2.5 JURNAL INTERNASIONAL
Inti dari Jurnal Hasil Studi Persamaa n
Penelitian ini menjelaskan tentang pendapat konsumen
.Asosiasi yang positif antara selebriti dengan produk didalam iklan dapat mempengaruhi minat konsumen pada produk secara efektif.
Perusahaan pembuat iklan dapat menciptakan asosiasi antara endorser dengan produknya sehingga citra yang baik dari endorser dapat mempengaruhi secara positif produk yang
diiklankan.
2.6 Kerangka Konseptual
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu
organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercemin pada struktur
organisasi, yang mencangkup aspek-aspek penting organisasi dan proses
pengorganisasian, yaitu; pembagian kerja, departementalisasi, bagan organisasi
formal, rantai perintah dan kesatuan perintah, tingkat-tingkat hirarki manajemen,
saluran komunikasi, penggunaan komite, rentang manajemen dan
kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan. (Handoko, 2003:168-169). Teori
mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan
di suatu perusahaan, tergantung pada bentuk struktur organisasi yang dipakai
perusahaan tersebut.
Menurut Hunger dan Wheelen (2002:186), Keberhasilan organisasi cenderung
mengikuti pola pengembangan sebagaimana organisasi itu tumbuh dan berkembang,
oleh sebab itu sebelum perencanaan berperan dalam mewujudkan kinerja, organisasi
perusahaan harus di struktur dengan tepat guna pencapaian tujuan
organisasi.Penurunan kinerja pegawai dalam suatu organisasi umumnya dipengaruhi
oleh pola penempatan orang-orang yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.
Berkaitan dengan hal ini, Sitanggang (1997:139) mengemukakan bahwa
orang-orang yang mempunyai keahlian spesialisasi adalah tenaga yang langka dan
sangat diperlukan, tetapi bila ditempatkan pada lingkungan atau pekerjaan yang tidak
sesuai dengan keahliannya maka hasil yang didapat dari tenaga tersebut sebenarnya
keserasian penempatan keahlian menurut tingkatnya.Berdasarkan
penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Sumber: Handoko (2003) dan Agus Dwiyanto (2006). Gambar 2.2: Kerangka Konseptual.
2.7 Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2007:70) adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
“Struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Padang Sidempuan”.