• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengorganisasian 2.1 Definisi Pengorganisasian - Pengaruh Perubahan Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Dearah (Bappeda) Padang Sidimpuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengorganisasian 2.1 Definisi Pengorganisasian - Pengaruh Perubahan Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Dearah (Bappeda) Padang Sidimpuan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengorganisasian

2.1 Definisi Pengorganisasian

Sebelum kita mengetahui pengertian pengorganisasian, sebaiknya kita lihat dulu kata dari “pengorganisasian” tersebut, yang memiliki kata dasar “organisasi”.

Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja (Hasibuan, 2004:120).

Menurut Robbins dan Judge (2008:5),Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama. Menurut Wibowo (2007:1),Organisasi adalah suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui beberapa elemen dasar yang menjadi ciri organisasi yaitu:

(2)

Berdasarkan ciri tersebut dapat dirumuskan definisi organisasi yaitu suatu wadah yang terdiri dari kumpulan orang yang terikat dengan hubungan-hubungan formal dalam rangkaian terstruktur untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan

danpengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapaitujuan,

menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakanalat-alat yang

diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatifdidelegasikan kepada setiap

individu yang akan memerlukan aktifitas tersebut” (Hasibuan, 2004:123).Berdasarkan

pendapat diatas, pengorganisasian adalah kelompok orang yang

bekerja sama, dengan adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan, sertaadanya

pendelegasian wewenang.

Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan

penyusunanmacam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai kegiatan,penempatan orang-orang

(pegawai) terhadap kegiatan-kegiatan daripenyediaan fisik yang cocok bagi keperluan

kerja dan penyuluhan hubunganwewenang yang dilimpahkan terhadap setiap orang

dalam hubungannyadengan pelaksanaan kegiatan yang diharapkan (Salam,

2004:19).Berdasarkan pendapat di atas, maka fungsi pengorganisasian ini

meliputisemua kegiatan manajemen yang diwujudkan dalam struktur tugas

danwewenang.Pengorganisasian mengatur kegiatan-kegiatan yang harus

(3)

melaksanakanpekerjaan, hubungan informasi vertikal dan horizontal, dalam suatu

koordinasiyang efektif dan efesien.

2.1.2 Proses Pengorganisasian

Ada dua aspek utama dalam proses pengorganisasian suatu organisasi yaitu

departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan

pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang

sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin

pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan

organisasi. pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu

dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan

yang terbatas (Handoko, 2003:167).

Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur

berikut ini :

1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

organisasi.

2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik

dapat dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak

terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan.

3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasi

pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadau dan harmonis.

(4)

menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan

dan konflik-konflik yang merusak.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu

organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercemin pada struktur

organisasi, yang mencangkup aspek-aspek penting organisasi dan proses

pengorganisasian, yaitu; pembagian kerja, departementalisasi, bagan organisasi

formal, rantai perintah dan kesatuan perintah, tingkat-tingkat hirarki manajemen,

saluran komunikasi, penggunaan komite, rentang manajemen dan

kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan. (Handoko, 2003:168-169).

2.2 Struktur Organisasi

2.2.1 Definisi Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan

untuk proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan terjadi dalam

praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Struktur organisasi merupakan

alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi

dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi

terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang

sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi,

dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.

(5)

dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Menurut Suranto(2005: 85), Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).

Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup

walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas.

2.2.2 Jenis-jenis Struktur Organisasi

(6)

2.2.2.1Organisasi Lini

Organisasi ini menerapkan aliran wewenang langsung dari top manajemen kepada manajemen di bawahnya, pimpinan perusahan memiliki kewenangan langsung dalam mengawasi bawahannya.

Ciri-ciri organisasi lini adalah tanggung jawab dipikul seluruhnya oleh pimpinan perusahaan, sistem organisasi ini digunakan untuk perusahaan skala kecil dan menengah.

Keunggulannya:

1 Delegasi kewenangan dan tanggung jawab untuk setiap bidang jelas. 2 Sederhana dan mudah dipahami baik oleh manjer maupun bawahan. kelemahannya:

1 Pekerjaan eksekutif puncak berat karena dibebani oleh pekerjaan administratif. 2 Tidak ada spesialisasi.

2.2.2.2Organisasi Lini dan Staf

(7)

keuangan atau pemasaran sedangkan manajer staf memberikan informasi, saran atau bantuan teknis untuk membantu manajer lini. Sistem organisasi ini digunakan untuk perusahaan menengah dan besar.

Keunggulannya:

1 Para spesialisasi memberikan saran kepada manajer puncak. 2 Para karyawan melapor pada seorang supervisor.

Kelemahannya:

1 Konflik antara departemen lini dan staf tanpa ada hubungan yang jelas. 2 Rekomendasi para manajer staf terbatas kepada manajer lini.

2.2.2.3Organisasi Matriks

Struktur organisasi ini mulai diperkenalkan oleh industri antariksa amerika serikat. Organisasimatriks adalah suatu desain struktural menugaskan para spesialis dari berbagai departemen fungsional untuk bekerja pada suatu proyek atau lebih yang dipimpin oleh para manajer. Ciri-ciri organisasi matriks sitem organisasi ini menghubungkan para karyawan di bagian yang berbeda, agar dapat bekerja sama menyelesaikan proyek tertentu. Sistem ini banyak digunakan diperusahaan-perusahaan besar atau diperusahaan-perusahaan multinasioanal.

Keunggulannya:

(8)

2 Pengambilan keputusan yang sehat mudah dapat diambil karena adanya staf ahli.

3 Memungkinkan inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi reguler. Kelemahannya:

1 Masalah potensial mengenai akuntabilitas karena adanya lebih dari satu atasan. 2 Kesulitan potensial dalam membentuk tim yang yang solid karena karyawan

direkrut dari beragam departemen.

3 Berpotensi menimbulkan konflik antara manajer proyek dan manajer departemen lainnya.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Ernie (2006: 159), ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:

1. Strategi Organisasi

(9)

2. Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.

(10)

3. Teknologi

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

4. Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi. 2.2.4 Dimensi dan Indikator Struktur Organisasi

Adapun indikator mengenai Struktur Organisasi menurut Robbins (2008: 215-224) adalah sebagai berikut:

1. Spesialisasi

Spesialisai kerja maksudnya sampai tingkat mana tugas dalam organisasi

(11)

oleh individu yang berlainan. Jadi, individu-individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian kegiatan tertentu, bukan mengerjakan seluruh kegiatan. 2. Departementalisasi

Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dokoordinasikan. Keunggulan utama dari tipe pengelompokkan yang sama itu adalah tercapainya efisiensi dengan mengumpulkan spesialisasi yang sama.Departementalisasi fungsional mengusahakan tercapainya skala ekonomi dengan menempatkan orang dengan keterampilan dan orientasi yang sama menempatkan ke dalam unit – unit bersama.

3. Rantai Komando

Rantai komando merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa yang melapor ke siapa. Ada dua konsep komplementer rantai komando, yaitu sebagai berikut:

a. Wewenang, yaitu : hak – hak yang melekat dalam posisi manajerial untuk member perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi.

(12)

4. Rentang Kendali

Rentang kendali adalah banyaknya bawahan yang dapat diatur secara efektif dan efisiensi. Rentang kendali sangat menentukan banyaknya tingkat dan manajer yang harus dimiliki oleh organisai.

5. Sentralisasi dan Desentralisasi

Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi. Hal ini mencakup hal – hal yang melekat dalam organisasi seseorang. Organisasi tersentralisasi jika manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari personil tingkat lebih bawah. Namun jika banyak dari personil tingkat bawah memberikan masukan atau sebenarnya diberi keleluasaan.

6. Formalisasi:

(13)

2.3 Kinerja Pegawai

2.3.1 Definisi Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai dalam organisasi mengarah kepada kemampuan pegawai

dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.

Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator keberhasilan yang

sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa seseorang pegawai masuk

dalam tingkatan kinerja tertentu. Secara umum, pengertian kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

oleh atasan kepadanya.Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan

usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam

situasi tertentu.

Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual performance(prestasi

kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), atau juga hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(Mangkunegara 2007:67).Menurut Hasibuan (2006: 94) menjelaskan bahwa “Kinerja

merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta

(14)

yang mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas

tertentu.

Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah kemampuan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, dimana suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan sehingga tujuannya akan sesuai dengan moral maupun etika perusahaan. Dengan demikian kinerja karyawan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan tersebut.

2.3.2 Jenis-jenis Kriteria Kinerja

Menurut Robbins (2002:155) hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.

2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran ”tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik

penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.

(15)

Ketiga jenis kriteria di atas dapat dijadikan sebagai acuan guna mengukur kinerja.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau

aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan

serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Soesilo dalam Hessel Nogi (2005 : 180), kinerja suatu organisasi

dipengaruhi adanya faktor-faktor berikut :

1. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang

menjalankan aktivitas organisasi.

2. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.

3. Sumber daya manusia, yang berhubungan dengan kualitas karyawan untuk

bekerja dan berkarya secara optimal.

4. System informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base

untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.

5. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan

(16)

2.3.4 Indikator Kinerja

Menurut Prawirosentono (2008: 27), kinerja dapat dinilai atau diukur dengan

beberapa indikator yaitu:

1. Efektifitas

Efektifitas yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan kebutuhan yang

direncanakan.

2. Tanggung jawab

Merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan

wewenang.

3. Disiplin

Yaitu taat pada hukum dan aturan yang belaku. Disiplin karyawan adalah

ketaatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja

dengan perusahaan dimana dia bekerja.

4. Inisiatif

Berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu ide yang berkaitan

tujuan perusahaan. Sifat inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan

perusahaan dan atasan yang baik. Dengan perkataan lain inisiatif karyawan

merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akanmempengaruhi kinerja

karyawan.

Sedangkan Kumorotomo dalam Dwiyanto (2006 : 52) mengemukakan bahwa

untuk menilai kinerja organisasi dapat digunakan beberapa kriteria sebagai pedoman

(17)

1. Efisiensi

Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan

publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta

pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis. Apabila diterapkan secara

objektif, kriteria seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan

kriteria efisiensi yang sangat relevan.

2. Efektivitas

Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tercapai?Hal

tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi,

serta fungsi agen pembangunan.

3. Keadilan

Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan

oleh organisasi pelayanan publik.Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep

ketercukupan atau kepantasan.Keduanya mempersoalkan apakah tingkat

efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat terpenuhi.

Isu-isu yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan pada kelompok

pinggiran dan sebagainya, akan mampu dijawab melalui kriteria ini.

4. Daya Tanggap

Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta, organisasi

pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau pemerintah

(18)

secara keseluruahan harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi

memenuhi kriteria daya tanggap ini.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Savitri (2006) Pengaruh Struktur

Organisasi adalah struktur organisasi berpe-ngaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang

(19)

2.5 JURNAL INTERNASIONAL

Inti dari Jurnal Hasil Studi Persamaa n

Penelitian ini menjelaskan tentang pendapat konsumen

.Asosiasi yang positif antara selebriti dengan produk didalam iklan dapat mempengaruhi minat konsumen pada produk secara efektif.

Perusahaan pembuat iklan dapat menciptakan asosiasi antara endorser dengan produknya sehingga citra yang baik dari endorser dapat mempengaruhi secara positif produk yang

diiklankan.

(20)

2.6 Kerangka Konseptual

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu

organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercemin pada struktur

organisasi, yang mencangkup aspek-aspek penting organisasi dan proses

pengorganisasian, yaitu; pembagian kerja, departementalisasi, bagan organisasi

formal, rantai perintah dan kesatuan perintah, tingkat-tingkat hirarki manajemen,

saluran komunikasi, penggunaan komite, rentang manajemen dan

kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan. (Handoko, 2003:168-169). Teori

mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan

di suatu perusahaan, tergantung pada bentuk struktur organisasi yang dipakai

perusahaan tersebut.

Menurut Hunger dan Wheelen (2002:186), Keberhasilan organisasi cenderung

mengikuti pola pengembangan sebagaimana organisasi itu tumbuh dan berkembang,

oleh sebab itu sebelum perencanaan berperan dalam mewujudkan kinerja, organisasi

perusahaan harus di struktur dengan tepat guna pencapaian tujuan

organisasi.Penurunan kinerja pegawai dalam suatu organisasi umumnya dipengaruhi

oleh pola penempatan orang-orang yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.

Berkaitan dengan hal ini, Sitanggang (1997:139) mengemukakan bahwa

orang-orang yang mempunyai keahlian spesialisasi adalah tenaga yang langka dan

sangat diperlukan, tetapi bila ditempatkan pada lingkungan atau pekerjaan yang tidak

sesuai dengan keahliannya maka hasil yang didapat dari tenaga tersebut sebenarnya

(21)

keserasian penempatan keahlian menurut tingkatnya.Berdasarkan

penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Sumber: Handoko (2003) dan Agus Dwiyanto (2006). Gambar 2.2: Kerangka Konseptual.

2.7 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2007:70) adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

“Struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Padang Sidempuan”.

Gambar

Gambar 2.2: Kerangka Konseptual.

Referensi

Dokumen terkait

Kaedah yang dilaksanakan adalah berdasarkan kepada objetif kajian dan tujuan yang ingin dicapai iaitu bagi meninjau sejauh manakah pematuhan kepada amalan

 Menetapkan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi RiauTahun 2017 selama 97 (sembilan puluh tujuh) hari terhitung

Visualisasi alat peraga kampanye (APK) caleg Superman milik Egy seperti mengikuti perkembangan jaman, sehingga alat peraga kampanye miliknya sempat menarik masyarakat kalangan

Based on the above description, the land saving model regulation close to the nuance of pengayoman and substantive rule of law is realized by harmonizing spatial planning and by

Mobilisasi dini dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka.Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap keberhasilan penyembuhan

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa dari 50 kader posyandu di Jatimulyo yang menjadi sampel setelah diberikan penyuluhan tentang kanker serviks dan

Penguatan integritas seluruh personel Polri dalam menjalankan tugas pokok, peran maupun fungsi secara transparan dan akuntabel melalui pembangunan zona integritas terutama pada

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pre eklampsia terbanyak berdasarkan riwayat hipertensi kronik adalah tidak ada riwayat