• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Desa yang dikirim. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Desa yang dikirim. docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

“PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA” MATA KULIAH : PERENCANAAN

DOSEN PENGAMPU : BUNGA CHINTIA UTAMI , S.IP ,ME

Disusun Oleh : - Dinda Adriana (1463201206)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

TAHUN 2017 / 2018

(2)

Puji syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Perencanaan Pembangunan Desa”

Kami menyadari bahwa Makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya, semoga pembaca dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

(3)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan Desa merupakan tahapan awal yang harus dan wajib dilakukan oleh pemerintah Desa sebagai acuan dalam membangun Desa, Rencana Pembangunan Desa harus diselaraskan dengan visi dan misi Kepala Desa terpilih. Mengacu UU Nomor 6 Tahun 2014 Tantang Desa, maka dapat diasumsikan bahwa Desa memiliki hak untuk mengurus dapur rumah tangganya sendiri atau Desa harus menjadi sebagai objek Pembangunan, mulai dari pengawasan, pelaksanaan dan pemantauan.

Dalam perkembangannya lahirlah undang-undang Desa no 06 tahun 2014 tentang desa bahwa perencanaan pembangunan harus dilakukan disetiap desa dan menjadi kewajiban desa sebagai upaya perencanaan pembangunan yang sistematis.

Dalam era undang-undang desa no 06 tahun 2014 ini upaya pemerintah semakin nyata dalam memberikan kewajiban jelas bahwa perencanaan pembangunan harus benar-benar melibatkan masyarakat, dengan melibatkan masyarakat diharapkan dapat aktif terlibat dalam perencanaan pembangunan agar cita-cita pembangunan dapat tercapai.

Pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip desentralisasi, yaitu bergerak dari bawah (bottom up), dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam pembangunan desa. Melalui proses semacam ini maka keinginan-keinginan dan kebutuhan masyarakat desa dapat disalurkan dan diwujudkan dalam program-program pembangunan desa.

(4)

Jika perencanaan hendak melibatkan masyarakat, maka terdapat beberapa kendala yang akan muncul, yaitu : (1) terdapat kenyataan bahwa masyarakat umumnya adalah pihak yang tidak memiliki kesempatan untuk menikmati pendidikan formal yang memadai. Masalah seperti pendidikan rendah, kemampuan baca tulis dan keterbatasan pengetahuan, dan (2) terdapat suatu kenyataan bahwa masyarakat telah sekian lama ada dalam politik otoriter sentralistik.

Akibat dari kenyataan tersebut membuat langkah-langkah dalam pembangunan tidak mampu dilaksanakan dengan benar. Dengan pengetahuan maka akan timbul pemahaman yang sama dan memadai terhadap persoalan yang dihadapi serta memudahkan dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, merumuskan bagaimana cara untuk mengatasinya sehingga dapat menentukan keputusan yang baik melalui potensi yang ada.

Khususnya pada masyarakat di Desa Tanggulrejo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang pelaksanaan beberapa program pembangunan, baik yang didanai oleh APBD Kabupaten Magelang maupun murni swadaya masyarakat seringkali terb

entur pada keterbatasan masyarakat. Masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan pembangunan khususnya dalam kegiatan perencanaan seperti : mengidentifikasi permasalahan, merencanakan langkah-langkah dan memutuskan program pembangunan apa yang benar-benar mereka butuhkan.

(5)

Masyarakat Desa Tanggulrejo pun seperti kurang terbiasa dengan pola keterlibatan proses pembangunan yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat. Beberapa program-program pembangunan yang selama ini melibatkan mereka, meskipun dirancang dengan semangat ‘bottom up’, namun tetap saja masih menganut pola keharusan adanya petunjuk pelakasanaan atau petunjuk teknis. Hal ini terbukti dari penyusunan APBDes dari tahun 2000-2002. Hal yang menjadi kewajiban pemerintah desa dan masyarakat melalui BPD ini, dalam penyusunannya diserahkan kepada pegawai kecamatan sebagai akibat belum diterbitkannya surat keputusan bupati tentang petunjuk pelaksanaan penyusunan APBDes.

Tentunya hal ini seringkali justru berdampak pada tumbuhnya partisipasi masyarakat yang bersifat semu. Kenyataan tersebut tentu saja membuat masyarakat tidak dapat terlibat untuk memberikan pendapatnya untuk menentukan arah pembangunan desa. Atau dengan kata lain, bukti ini menunjukan masyarakat dalam kondisi tidak berdaya untuk mengakses pada program-program pembangunan, khususnya pada keputusan-keputusan yang secara nyata dapat mensejahterakan dan meningkatkan taraf hidup mereka, sehingga permasalahan sosial seperti kemiskinan masih terus menghampiri kehidupan mereka.

Dari uraian tersebut di atas dianggap perlu untuk melakukan penelitian terkait dengan apa yang terjadi dan dilakukan oleh masyarakat di lokasi penelitian sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan di tempatnya. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan mengambil judul “Perencanaan Pembangunan Desa” (Studi Kasus di Desa Tanggulrejo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi tercapainya tujuan dan proses pembangunan perdesaan yang partisipatif.

1.2. Perumusan Masalah

(6)

masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pemanfaatannya dengan bermaksud masyarakat mampu mengatasi permasalahan sosial.

Berdasarkan latar belakang masalah serta fenomena diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembangunan desa ?

2. Bagaimana cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa ?

3. Apa kendala yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan desa ? 1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembangunan desa.

2. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perencanaan

Dalam pelaksanaan proses perencanaan tersebut kepala desa harus melibatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan, proses yang melibatkan masyarakat ini, mencakup dengar pendapt terbuka secara ekstensif dengan sejumalah besar warga negara yang mempunyai kepedulian, dimana dengar pendapt ini disusun dalam suatu cata untuk mempercepat para individu, kelompok kelompok kepentingan dan para pejabat agensi memberikan kontribusi mereka kepada pembuatan desain dan redesain kebijakan dengan tujuan mengumpulkan informasi sehingga pembuat kebijakan bisa membuat kebijakan lebih baik.

Dengan pelibatkan tersebut maka perencanaan menjadi semakin baik, aspirasi masyarakat semakin tertampung sehingga tujuan dan langkah langkah yang diambil oleh pmerintah desa semakin baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Senada dengan apa yang disampaiakan oleh Robinson Tarigan, Perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

(8)

Dalam ketentuan umum permendagri lebih jelas dikatakan pada pasal 1 ayat 10, Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangkamencapai tujuan pembangunan desa.

Pemaparan diatas sangatlah jelas bahwa perencanaan adalah proses penting dalam pelaksanaan pembangunan dan pelibatan masyarakat merupakan upaya untuk mendekatkan kebutuhan masyarakat dalam kerangka pilihan keputusan dalam perencanaan.

2.2. Pembangunan

Pembangunan merupakan sebuah proses kegiatan yang sebelumya tidak ada menjadi ada, atau yang sebelumnya sudah ada dan dikembangkan menjadi lebih baik, menurut Myrdal pembangunan adalah sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Artinya bahwa pembangunan bukan melulu pembangunan ekonomi, melainkan pembangunan seutuhnya yaitu semua bidang kehidupan dimasyarakat.

Sedangkan menurut Rostow pembangunan adalah tidak hanya lebih banyak otput yang dihasilkan tetapi juga lebih banyak otput dari pada yang diproduksi sebelumnya.

Dengan peningkatan pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan maka diharapkan hasil pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan tujuan pembangunan itu sendiri sebagaimana disebutkan dalam Permendagri 114 Pasal 1 ayat 9. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Dari uaran tersebut sangatlah jelas bahwa pembangunan yang melibatkan masyarakat secara aktif akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

(9)

Pembangunan Desa adalah proses kegiatan pembangunan yang berlangsung didesa yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 72 tahun 2005 tentang desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bahwa perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintah desa sesuai dengan kewenangannya dan menurut ayat (3) bahwa dalam menyusun perencanaan pembangunan desa wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa.

2.4. Tujuan Perencanaan Pembangunan Desa :

1. Pedoman Penyusunan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Desa, RKP (Rencana Kerja Pemerintah Desa).

2. Mem perkuat hak dan kewenangan serta mengoptimalkan sumber-sumber kekayaan desa.

3. Mencerminkan keberpihakan Negara terhadap hak-hak desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Perencanaan pembangunan desa disusun secara berjangka yaitu :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan

Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

2.5. Penyusunan RPJM DESA

(10)

Agar perencanaan pembangunan desa terarah dan dapat menjadi pedoman bersama seluruh desa di republic Indonesia, maka permendagri 114 tentang perencanaan desa mengatur secara spesifik dalam proses dan langkah langkah penyusunan. Penyusunan RPJM Desa meliputi:

1. Pembentukan tim penyusun RPJM Desa.

Tim penyusun RPJM Desa merupakan tim yang dibentuk oleh kepala desa melalui Surat keputusan Kepala Desa dengan struktur kepala desa sebagai Pembina, sekretaris desa sebagai ketua dan ketua lembaga pemberdayaan sebagai sekretaris dengan anggota tokoh masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat serta wakil perempuan. Jumalh tim penyusun ini paling sedikit 7 orang dan paling banyak 11 orang

2. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Penyelarasan arah kebijakan ini merupakan kegiatan untuk mengintegrasikan perencanaan pembangunan kabupaten kota dengan desa. Dengan adanya penyelarasan maka diharapkan perencanaan pembangunan kabupaten dan kota akan selaras dan kegiatan pembangunan kabupaten kota dapat masuk ke dalam perencanaan pembangunan desa. Ini diperlukan karena kegiatan pembangunan harus berdasar pada RPJM desa.

Penyelarasan pembangunan tersebut meliputi :

a. pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota; b. rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;

c. rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;

d. rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan e. rencana pembangunan kawasan perdesaan

(11)

Pengkajian keadaan Desa merupakan proses melihat secara obyektif kondisi desa dengan melibatkan masyarakat yang dikoordinasikan oleh tim perumus. Dalam melakukan pengkajian keadaan Desa menggunakan 3 alat kaji yaitu kalender musim, peta sosial desa dan diagram kelembagaan.

Dalam kegiatan ini proses yang harus dilakukan adalah penyelarasan data desa, penggalian gagasan dan penyusunan laporan hasil penggalian gagasan dari masyarakat.

Dalam proses penggalian gagasan dilakukan di setiap kelompok masyarakat, dusun, RT, RW. Ini dilakukan untuk menggali kebutuhan masyarakat secara dalam sehingga kebutuhan masyarakat dapat terekapitulasi dalam laporan Tim penyusun untuk dapat dilaporkan kepada kepala desa dan selanjutnya dapat dijadikan bahan dalam musyawarah Desa.

4. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa;

Setelah dilakukan rekapitulasi dan disampaikan kepada kepala desa maka kepala desa kemudian menyampaikan kepada BPD untuk dilakukan Pembahasan dalam musyawarah Desa dengan menfokuskan pada arah pembangunan desa, prioritas pembangunan desa yang dilakukan secara demokratis dan partisipatif

5. Penyusunan rancangan RPJM Desa;

Hasil musyawarah desa kemudian disusun oleh tim perumus ke dalam format penyusunan rancangan rencana pembangunan jangka menengah desa dengan memperhatikan hasil musyawarah desa dan hasilnya disampaikan ke kepala desa untuk dapat diperiksa dan ditelita sebelum dilakukan musyawarah perenncanaan pembangunan Desa (Musrenbangdes)

(12)

Hasil dari penyusunan rancangan rencana pembangunan desa kemudian dibahas melalui musrenbangdes dengan tujuan untuk menyusun Rencana Pembangunan jangka menengah desa dan menyepakati secara bersam untuk dapat ditetapkan dalam Perdes Rencana pembangunan Jangka Menengah desa

7. Penetapan RPJM Desa.

Setelah dilakukan Musrenbangdesa dan diperoleh kesepakatan secara bersama maka tim penyusun kemudian melakukan revisi atas apa yang sudah dibahas dalam musyawarah tersebut kemudian kepala desa membahas bersama raperdes tentang RPJM desa dengan Badan permusyaratan desa untuk dijadikan peraturan desa

Langkah langkah perencanaan pembangunan desa tersebut mencerminkan bahwa dalam proses perencanaan pembangunan merupakan inti dari pelaksanaan pembangunan sehingga memerlukan proses yang panjang. Proses panjang ini memperlihatkan bahwa kepala desa dalam mewujudkan visi dan misinya tidak bisa berjalan sendiri, akan tetapi pelibatan masyarakat dalam proses penggalian gagasan sampai dengan penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa merupakan upaya dalam mewujudkan visi misi kepala desa dengan memperhatikan masyarakat sebagai subyek pembangunan. Dengan demikian diharapkan pembangunan akan semakin dapat dirasakan oleh masyarakat karena proses, pelaksanaan, evaluasi/pengawasan juga melibatkan masyarakat.

2.6. LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN RKP DESA

Sesuai dengan pedoman perencanaan pembangunan Desa maka langkah langkah dalam penyusnan RKP desa adalah sebagai berikut :

(13)

rencana pembangunan desa. Hasil musyawarah desa tersebut kemudian menjadi pedoman dalam penyusunan rencana Kerja pembangunan desa. Dalam musyawarah tersebut dilakukan pencermatan ulang dokumen RPJM Desa, menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; dan membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan.

b. Pembentukan tim penyusun RKP Desa.

Setelah dilakukan musyawarah perencanaan pembangunan desa maka dilakukan pembentukan tim penyusun RKP desa. tim penyusun RKP desa merupakan tim yang dibentuk oleh kepala desa melalui Surat keputusan Kepala Desa dengan struktur kepala desa sebagai Pembina, sekretaris desa sebagai ketua dan ketua lembaga pemberdayaan sebagai sekretaris dengan anggota tokoh masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat serta wakil perempuan. Jumalh tim penyusun ini paling sedikit 7 orang dan paling banyak 11 orang tugas dari tim penyusun adalah pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa, pencermatan ulang dokumen RPJM Desa, c. penyusunan rancangan RKP Desa; dan, d. penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa.

c. Pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke Desa

Tim penyusun RKP kemudian melakukan pencermatan terhadap pagu indikatif desa dan melakukan penyelarasan program yang masuk ke desa meliputi rencana dana Desa yang bersumber dari APBN, ADD, bagi hasil pajak dan restrbusi, rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota

(14)

Pencermatan atas Rencana Pembangunan jangka Menengah desa merupkan upaya identifikasi untuk tahun anggaran berikutnya sebagai masukan dalan Penyusunan RKP Desa

e. penyusunan rancangan RKP Desa.

Penyusunan Rancangan RKP desa harus berpedoman pada hasil kesepakatan musyawarah Desa, pagu indikatif Desa,pendapatan asli Desa, rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota, hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa, hasil kesepakatan kerjasama antar Desa; dan hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga

f. Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa.

Hasil rancangan RKP desencana kerja Pembangunan desa dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan. Melakukan prioritas pembangunan dengan mengevaluasi hasil perencanaan tahun sebelumnya. Hasil prioritas kemudian dijadikan Rencana kerja pembangunan desa

g. Penetapan RKP Desa.

Setelah disepakati dalam musrenbangdesa maka selanjutanya dilakukan pembenahan terhadap hasil musyawarah tersebut, kemudian kepala desa menyusun raperdes RKP desa dan hasil pembahasan RKP menjadi lampiran Perdes.

h. Pengajuan daftar usulan RKP Desa.

(15)

2.7. Cara Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Untuk memotivasi masyarakat agar memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, maka program pembangunan yang ditetapkan benar-benar menjamin bahwa pembangunan harus meliputi :

Menguntungkan rakyat Dapat dipahami oleh rakyat

Harus mengikutsertakan dalam pelaksanaannya

Dilaksanakan sesuai dengan yang dimaksud dan keinginan rakyat secara jujur, terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pada kondisi ini diperlukan pergeseran orientasi pemerintah dari commad and control menjadi stimulator, fasilitator, coordinator, dan entrepreneur (wirausaha), untuk membangkitkan kembali kemauan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Orientasi pemerintah tersebut dilakukan melalui penyedian program-program pembangunan termasuk didalamnya program pembangunan yang ditujukan bagi penyelesaian masalah sosial seperti kemiskinan, yang dikembangkan dengan memadukan berbagai aspirasi yang berkembang dimasyaraka. Melalui program-program semacam inilah diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2.7. Kendala yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan desa

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Desa pada umumnya berada pada masalah sturktural dan sosial budaya. Adapun masalah yang dihadapi dalam upaya pembangunan desa yaitu :

(16)

- Minimnya sarana dan prasarana di pedesaan - Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan

- Rendahnya Kesadaran Petani terhadap adopsi inovasi pertanian b. Masalah Ekonomi

- Keterbelakangan perekonomian

(17)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan pembangunan merupakan proses yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan, salah satu kunci keberhasilan tujuan pembangunan adalah sejauh mana perencanaan pembangunan dilakukan. Dalam Undang-undang desa no 06 Tahun 2014 tentang desa sudah diharuskan dan menjadi persyaratan penerimaan dana desa maka desa harus membuat perencanaan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. RPJM desa ini merupakan penjabaran Visi Misi Kepala desa yang dalam pelaksanaannya harus melibatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan.

B. SARAN

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ir. Ali Hanapiah Muhi,MP Fenomena pembangunan desa. Institut

Pemerintahan Dalam Negeri, Jatinangor, Jawa Barat, 2011 (Ebook diakses 14 oktober 2012)

http://endanghas .wordpress.com/2010/01/06/masalah-ekonomi-sosial-budaya-danfisik/(online).

http:tentangdesa.com/perencanaan-desa/ Permendagri Integrasi Pembangunan. Undang-Undang Desa no 06 Tentang Desa

http://afpmidpwjatim.blogspot.co.id/2016/04perencanaan-pembangunan-desa.html?=1

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Mesoderm lateral terdiri dari lapisan somatis dan lapisan splankhnis yang melebar jauh di luar embrio, karenanya pada somatis dan lapisan splankhnis yang melebar jauh di luar

Dari nilai tersebut dapat disimpulkan pada pengujian delay , bahwa untuk keadaan yang tidak padat lebih optimal koneksi internetnya dibandingkan dengan keadaan

Implikasi pada penelitian ini adalah menggambarkan : (1) Terdapat pengaruh langsung yang signifikan secara bersama – sama sikap belajar dan efikasi diri terhadap prestasi

Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan hal-hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi yang dapat

Regulasi emosi merupakan bagian dari kontrol diri yang berperan bagi terbentuknya conduct disorder. Anak-anak dengan conduct disorder dalam kondisi keluarga yang bermasalah,

Bab ini merupakan analisa hukum Islam terhadap praktik jual beli kambing bunting di Pasar Tamansari Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo yang meliputi analisa hukum

Proses grafting dengan irradiasi elektron dari Mesin Berkas Elektron (MBE) mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan irradiasi gamma, diantaranya adalah kapasitas

Izin Mendirikan Bangunan Menara, yang selanjutnya disingkat IMB Menara adalah izin mendirikan bangunan yang diberikan oleh Pemerintah Kota kepada pemilik menara