• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN CHARACTER BUILDING ANTI KORUPS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENANAMAN CHARACTER BUILDING ANTI KORUPS (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN CHARACTER BUILDING MELALUI PENDIDIKAN PADA GENERASI EMAS UNTUK INDONESIA BEBAS KORUPSI

Bangsa Indonesia nampaknya sudah sampai pada batas puncak kesabaran dalam mengatasi masalah korupsi di negeri ini yang menggerogoti seluruh aspek kehidupan. Batas kesabaran itu diwujudkan dalam pencanangan Hari Anti Korupsi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 9 Desember 2004. Namun hingga kini kasus korupsi tak juga kunjung selesai. Ibarat pepatah “menyapu lantai dengan sapu kotor”. Ketika seorang aparat negara ditugaskan untuk memberantas korupsi, bisa jadi dia sendiri juga akan terjerat dalam kasus yang sama. Memberantas kasus korupsi memang bukan hal yang mudah. Kita harus kuat iman dan juga tegas. Jika tidak demikian, bisa-bisa kita sendiri yang akan terjerumus dalam kasus yang sama.

Kasus korupsi di Indonesia nampaknya sudah berurat dan berakar, sehingga membuat korupsi seakan sulit diberantas di negeri ini. Maka tidaklah mengherankan jika Indonesia masuk dalam deretan negara terkorup setelah Kamboja di kawasan Asia Pasifik. Bahkan saking sulit dan lemahnya kepercayaan publik pada lembaga hukum di Indonesia ini seperti Polri, dan kejaksaan. Sampai-sampai kita harus mendirikan satu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberantas korupsi di negara kita tercinta ini. Tetapi meskipun demikian, pemberantasan korupsi tidak bisa hanya dengan bergantung pada KPK saja perlu Pemahaman yang baik tentang korupsi dan sebuah pendidikan karakter atau character building pada kaum muda yang akan mendukung pengurangan tingkat korupsi pada generasi yang akan datang.

Dalam konteks yang luas, masalah character building masih merupakan suatu isu besar. Semua masalah di negeri ini; korupsi, lemahnya penegakan hukum dan HAM, konflik agama dan suku, disintegrasi bangsa, kekerasan dan terorisme, kemiskinan dan pengangguran, kasus kejahatan dan masih banyak lagi adalah lahir dari tidak adanya watak yang jelas dan kokoh dalam diri kita. Oleh karena itu sudah saatnya pendidikan character building secara komprehensif kita galakkan kembali. Sebab pendidikan character building adalah upaya yang sangat signifikan untuk saat ini guna memperbaiki kondisi bangsa yang kian carut-marut ini. Dan character building yang dimaksud tidak sekedar seperti apa yang diajarkan di sekolah maupun kampus saja, tapi meliputi berbagai aspek kehidupan dan berbagai elemen masyarakat yang ada.

(2)

yang kuat. Karena ini sangat di butuhkan Indonesia untuk generasi mendatang. Dan yang tak kalah penting adalah tanamkan juga moral, kejujuran, akhlak yang baik dan patriotisme.

Tujuan dari pendidikan anti-korupsi adalah untuk membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan untuk membentuk posisi sipil peserta didik dalam melawan korupsi. Untuk mencapai tujuan ini, peserta didik harus: (1)Memahami informasi, dalam hal bahaya korupsi biasanya ditunjukkan menggunakan argument ekonomi, sosial dan politik. Siswa tentunya akan sulit untuk memahami, untuk itu perlu 'diterjemahkan' ke dalam bahasa para siswa dengan menunjukkan bagaimana korupsi mengancam kepentingan mereka dan kepentingan keluarga dan teman-teman. (2)Mengingat, Tidak diragukan lagi, dengan proses mengulang, anak akan ingat, namun jika yang sama diulang lebih dari tiga kali, anak akan merasa jenuh dan merasa kehilangan hak untuk membuat pilihan bebas. Jadi tidak ada salahnya mengubah bentuk penyediaan informasi dengan cara yang paling tak terduga dan mengesankan (ada variasi). (3)Membujuk diri sendiri untuk bersikap kritis, Sikap kritis menjadi sangat kuat bila tidak hanya diberikan, tetapi mengarahkan mereka untuk mengembangkanya dengan penalaran intensif. Efeknya akan lebih kuat jika menggunakan metode pembelajaran aktif. Pengenalan pendidikan anti korupsi ini tentunya harus bertahap sesuai dengan usia anak. Usia anak dan remaja merupakan usia yang cukup kritis dalam pembentukan sikap, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memperbaiki negara. pendidikan anti korupsi awal di tingkat SD dan SMP menjadi penting untuk menyiapkan pemimpin masa depan yang tidak korup.

Oleh sebab itu perlunya peran Guru dalam Pendidikan Anti korupsi di Sekolah. Guru adalah garda depan dari proses pendidikan, maka selayaknya guru menjadi teladan (digugu dan ditiru). Selain sebagai teladan, guru juga mempunyai tugas penting sebagai motivator peserta didik. Dalam Pendidikan Anti Korupsi guru berperan dalam: (1)Mengenalkan fenomena korupsi, esensi, alasan, dan konsekuensinya. (2)Mempromosikan sikap intoleransi terhadap korupsi. (3)Mendemontrasikan cara memerangi korupsi (sesuai koridor peserta didik). (4) Memberi kontribusi pada kurikulum standar dengan Penanaman nilai-nilai seperti Penguatan kapasitas siswa (seperti: berpikir kritis, tanggungjawab, penyelesaian konflik, memanage dirinya sendiri, dalam berkehidupan sosial disekolah-masyarakat- lingkungan, dll) dengan menghayati dan melaksanakan tugas ini, Indonesia akan menjadi negara besar dan bersih, serta makmur dibawah pimpinan murid-murid yang telah di didik sedemikian rupa).

(3)

Penanaman nilai ini tidak sebatas pada insersi matapelajaran, tetapi perlu diberikan disemua lini pendidikan. Nilai ini hendaknya selalu direfleksikan kedalam setiap proses pembelajaran baik yang bersifat intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Dalam aplikasinya, tidak perlu ada materi khusus pembelajaran antikorupsi dalam kurikulum di sekolah dan perguruan tinggi. Pendidikan Karakter Antikorupsi dapat diberikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler (seperti pramuka, klub debat, atau gerakan mahasiswa antikorupsi) dan melalui penanaman nilai-nilai pembelajaran atas antikorupsi secara terintegrasi dalam mata pelajaran yang sudah ada. Peserta didik diharapkan tidak akan terjebak dalam ’rutinitas’ pencapaian nilai A dalam mata pelajaran pendidikan karakter. Pendidikan Karakter Antikorupsi lebih menekankan upaya pembentukan character building dan moral antikorupsi dibanding transmisi pengetahuan dan seluk beluk teori antikorupsi kepada peserta didik. Karenanya, pendidikan moral di sekolah tidak diajarkan sebagai mata pelajaran khusus, tetapi diintegrasikan dalam semua mata pelajaran.

Pendidikan antikorupsi harus dikenalkan pada anak sejak awal anak mulai dikenalkan nilai-nilai anti korupsi. Tujuan dari pendidikan anti-korupsi adalah untuk membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan untuk membentuk posisi sipil peserta didik dalam melawan korupsi. Sektor pendidikan formal di Indonesia, dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi. Langkah preventif Pencegahan tersebut secara tidak langsung dapat dilakukan melalui dua pendekatan (approach), yaitu Menjadikan peserta didik menjadi target dan Menggunakan pemberdayaan peserta didik untuk menekan lingkungan agar tidak permissive to corruption.

Sebagai pemaparan diatas, tantangan besar selaku calon pendidik saat ini adalah mengembalikan pendidikan pada fungsinya sebagai pembentuk karakter bangsa yang tidak hanya bertugas sebagai wahana transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, penguasaan keterampilan dan seni, tetapi juga membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi.

Referensi:

Asmani, Ma‟mur, Jamal. 2001. Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Prees.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

1) Lapisan mukosa, terdiri dari 3 lapisan dari dalam keluar: lapisan muskularis mukosa, lamina propria, selapis sel-sel epitel kolumner. 2) Lapisan submukosa, hampir

pertimbangan tersebut, negara mengesahkan beberapa peraturan perundang-undangan dengan substansi hukumnya menjamin hak asasi anak yang merupakan hak dasar yang

Untuk diagnosa pertama yaitu gangguan pola eliminasi, tindakan yang dilakukan adalah memonitor keadaan bladder tiap dua sampai tiga jam, menjelaskan kepada pasien tentang

kemungkinan lahimya Khilafah dengan teror yang berkepanjangan.. Tapi dapat dipastikan, mulai sekarang hingga 2020 nanti, semua struktur pemerintahan Amerika akan sibuk

Pada kondisi lingkungan kerja yang telah diamati melalui observasi dan wawancara kepada beberapa karyawan maka peneliti lebih lanjut tertarik melakukan penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengungkapan sustainability report perusahaan dapat