• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMPERMUDAH AKSESIBILITAS HAK ATAS KEKAY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEMPERMUDAH AKSESIBILITAS HAK ATAS KEKAY"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MEMPERMUDAH AKSESIBILITAS HAK ATAS KEKAYAAN

INTELEKTUAL MELALUI ARISAN UMKM

Diajukan untuk Mengikuti Paper Competition Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Diusulkan Oleh :

SHILVINA WIDI IRSANTI (13804241022/2013)

ERYAN DWI SUSANTI (13804241011/2013)

AHMAD AGUNG MASYKURI (13405241057/2013)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya yang telah memberikan jalan dan pemikiran sehingga karya tulis yang berjudul “Mempermudah Aksesibiltas Hak Atas Kekayaan Intelektual Melalui Arisan HAKI” dapat terselesaikan dengan baik. Adalah suatu kehormatan bagi penulis untuk menyajikan karya kecil ini dalam rangka mengikuti Accounting Paper Competition Universitas Negeri Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih pada pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak, yaitu :

1. Daru Wahyuni, M.Si sebagai Dosen Pembimbing

2. Siswanto, M.Pd sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial

Serta orang tua kami yang telah banyak memberikan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis,

Akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran demi kebaikan karya tulis ini pada masa mendatang akan sangat membantu penulis. Dan apabila ada kekurangan dari karya tulis ini, penulis mohon maaf. Ibarat tiada gading yang tak retak, tiada sesuatu di dunia ini yang tanpa cela. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kediri, 1 Oktober 2015

(5)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KELOMPOK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

D. Manfaat Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hak Atas Kekayaan Intelektual ... 5

B. Arisan ... 6

BAB III METODOLOGI PENULISAN A. Desain Penulisan ... 7

B. Sumber Data ... 7

C. Kerangka Berfikir ... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pentingnya Arisan HAKI dalam Mempermudah Aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual ... 9

Sistem Pelaksanaan Arisan HAKI ... 10

Teknik implementasi arisan HAKI ... 13

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 18

B. Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... vii

(6)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan kerangka berfikir ... 8

Gambar 2. Mekanisme arisan HAKI ... 13

Gambar 3. Teknik implementasi arisan HAKI ... 14

(7)

vii

Mempermudah Aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual

melalui Arisan HAKI UMKM

Shilvina Widi Irsanti, Eryan Dwi Susanti dan Ahmad Agung Masykuri Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak:

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan aktif dalam perekonomian Indonesia. Krisis ekonomi di tahun 1997 membuktikan ketangguhan UMKM dapat bertahan dibandingkan perusahaan-perusahaan besar. Produk-produk yang diproduksi UMKM bernilai ekonomi tinggi dan memiliki keunikan apalagi bila sudah masuk pasar dunia. Salah satu penjamin eksistensi UMKM adalah adanya Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Secara global, potensi HAKI yang ada dalam kegiatan UKM diantaranya adalah hak cipta, merek dagang jasa, desain industri, bahka hak paten. Suatu produk yang dilindungi HAKI hanya dapat diproduksi oleh pemilik hak atas produk tersebut (ekslusif). Tetapi pada faktanya banyak UMKM yang belum mendaftarkan produknya untuk mendapatkan HAKI. Berbagai alasan diungkapkan oleh pelaku UMKM seperti tingginya biaya, lamanya pengurusan HAKI, bahkan ada yang menganggap tidak perlu memakai HAKI, bahkan ada yang menganggap tidak perlu memakai karena yang terpenting adalah lakunya produk. Jumlah pelaku UMKM yang ada di Yogyakarta mencapai 75.000 tetapi tidak lebih dari 7% pelaku yang sudah memiliki HAKI. Padahal HAKI memiliki sifat penting apalagi untuk bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Karya tulis ini disusun secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber penulisan dari studi pustaka, yakni menggunakan objek kajian, penelitian berupa pustaka. Adapun tujuan penulisan yakni mengetahui konsep, mekanisme dan mengetahui prediksi hasil implementasi Arisan HAKI.

Pihak yang dilibatkan dalam implementasi gagasan ini adalah: Pemerintah Daerah sebagai pihak yang memberikan payung hukum yang jelas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap implementasi Arisan HAKI, media massa dan organisasi masyarakat sebagai pihak komunikator atau pihak yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Arisan HAKI, dan media massa. Tujuan dari program Arisan HAKI adalah inovasi untuk membuka aksesibilitas HAKI para pelaku UMKM. Arisan HAKI merupakan sebuah perkumpulan industri UMKM yang memiliki produk yang original dan layak untuk diberikan HAKI. program ini berada dibawah naungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan UKM DIY. Pada dasarnya bentuk Arisan HAKI seperti arisan pada umumnya, para pelaku UMKM akan menyerahkan setoran wajib tiap bulannya dan akan diundi siapa yang akan mendapatkan HAKI terlebih dahulu. Biaya HAKI yang berbeda-beda untuk tiap produk tidak menjadi halangan Arisan HAKI karena patokan pembiayaan HAKI berkisar di angka 2 juta rupiah, selebihnya harus ditutup oleh pelaku UMKM sendiri.

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan aktif dalam perekonomian Indonesia. Usaha Kecil Menengah menjadi pembahasan berbagai pihak bahkan UKM ini dianggap penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis pada periode 1992-2000 (Manurung dalam Wahyuningsih, 2009:2). Selama masa krisis ekonomi hingga kini, keberadaan UMKM mampu sebagai faktor penggerak utama ekonomi Indonesia. Terutama ketika krisis kegiatan investasi dan pengeluaran pemerintah sangat terbatas, maka pada saat itu peran UMKM sebagai bentuk ekonomi rakyat sangat besar. Selanjutnya, dari sisi sumbangannya terhadap PDRB hanya 56,7% dan ekspor non migas hanya sebesar 15%. Namun, UMKM tetap masih menyumbangkan 99% dalam jumlah pelaku usaha yang ada di Indonesia, serta mempunyai andil 99,6% dalam penyerapan tenaga kerja (BPS dalam Prasetyo, 2008:2).

Peran penting keberadaan UMKM di Indonesia semakin terasa dalam proses

pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Pada awalnya, keberadaan UMKM

dianggap sebagai sumber penting dalam penciptaan kesempatan kerja dan motor

penggerak utama pembangunan ekonomi daerah di pedesaan. Namun, pada era globalisasi

saat ini dan mendatang, peran keberadaan UMKM semakin penting yakni sebagai salah

satu sumber devisa ekspor non-migas Indonesia, (Tambunan dalam Prasetyo, 2008:2). Hal

ini terlihat dari sumbangan UKM UKM dalam menyerap tenaga kerja sebanyak 43.911.721 orang dan GDP sebesar Rp. 1.648.555.770.662 (Wahyuningsih, 2009:13).

(9)

2 (WEF) 2010 menempatkan pasar Indonesia pada ranking ke-15. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi negara lain. Potensi ini yang belum dimanfaatkan oleh UMKM secara maksimal (Surdayangto dkk, 2014:2-3).

Potensi UMKM perlu dioptimalkan. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk yang diproduksi UMKM. Produksi yang dihasilkan mampu bernilai ekonomi tinggi dan memiliki nilai kreatifitas serta orisinalitas dalam desain terutama ketika masuk ke dalam pasar dunia. Salah satu penjamin eksistensi UMKM adalah adanya Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Secara global, potensi HAKI yang ada dalam kegiatan UKM diantaranya adalah hak cipta, merek dagang jasa, desain industri, bahkan hak paten. Suatu produk yang dilindungi HAKI hanya dapat diproduksi oleh pemilik hak atas produk tersebut (eklusif). Berdasarkan data Kementerian Negara Koperasi dan UKM, jumlah pengusaha kecil dan menengah yang mendaftarkan hak kekayaan intelektualnya tidak lebih dari 2% (Maskur dalam Sulasno, 2009:2).

Masih sedikitnya minat UMKM Indonesia untuk mendaftarkan hak paten produknya karena masih memandang bahwa HKI bukan merupakan kebutuhan. Perilaku Bisnis UMKM Indonesia masih sangat tradisional, dan belum berpikir tentang perlindungan hak paten atas produk atau desain produknya (Sulasno, 2009:2). Hal ini didukung oleh Kepala Bidang Sumber Daya UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta (Antara News, 29 Maret 2015) yang mengatakan bahwa "Kesadaran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengurus kepemilikan hak atas kekayaan intelektual (Haki) masih kurang, mereka menganggap tidak perlu mengurusnya karena yang lebih penting adalah produk mereka laku terjual,". Kendala lainnya, disebabkan akselibilitas untuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual tidak mudah, koordinasi dalam pelaksanaan antar instansi pemerintah belum tertata serta adanya birokrasi panjang dan biaya mahal. Kurangnya sosialisasi HKI pun dapat masuk ke dalam daftar bagi setiap produk hasil karya UMKM juga sangat

minim sehingga pelaku usaha ada yang sama sekali tidak tahu HKI (Sulasno, 2009:2-3).

(10)

3 dikeluarkan hanya di Kemenkop dan UKM (kompas.com, 12 Maret 2015). Di sisi lain, banyak UMKM yang belum mendaftarkan produknya untuk mendapatkan HAKI. Jumlah pelaku UMKM yang ada di Kota Yogyakarta mencapai 22.314 tetapi tidak lebih dari 7% pelaku yang sudah memiliki HAKI (soloposfm.com). Padahal HAKI memiliki sifat penting apalagi untuk bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Oleh sebab itu, penulis menawarkan sistem pengurusan HAKI dengan arisan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan memberikan bantuan kepada pelaku UMKM sehingga ia mampu bersaing dengan produk lain baik lokal maupun internasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Mengapa arisan HAKI penting untuk diterapkan dalam upaya mempermudah

aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

2. Bagaimana sistem kerja pelaksanaan Arisan HAKI untuk mempermudah aksessibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

3. Bagaimana langkah strategi pelaksanaan implementasi Arisan HAKI untuk mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan, sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan pentingnya arisan HAKI untuk diterapkan dalam upaya

mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

2. Mendeskripsikan konsep sistem kerja pelaksanan Arisan HAKI untuk mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

3. Mendeskripsikan strategi pelaksanaan implementasi Arisan HAKI untuk mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

D. MANFAAT PENULISAN

Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat ditentukan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut:

(11)

4 Merupakan suatu pengetahuan yang memberikan kemudahan untuk mengakses HAKI bagi UMKM yang berada di masyarkat.

b. Bagi pemerintah

Mendapatkan masukan tentang penyelenggaraan HAKI bagi UMKM di Indonesia. c. Bagi penulis

(12)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Menurut Mahadi, hak atas kekayaan intelektual merupakan hak atas seusatu benda yang bersumber dari hasil kerja maupun hasil daya pikir otak manusia terhadap sebuah alat maupun suatu bentuk. Hak yang timbul dari hasil olah kemampuan daya pikir manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna bagi manusia yang meliputi hak yang berkaitan dengan karya-karya sastra, seni, ilmiah, invensi dalam segala bidang usaha manusia, penemuan ilmiah, desain, industri, merek dagang, merek jasa, tanda dan nama komersial, pencegahan persaingan kecurangan, dan hak lain hasil kegiatan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, kesusatreran dan kesenian.

HAKI menurut Hukum Indonesia adalah hak ekslusif yang diberikan pemerintah sebagai hasil yang diperoleh dari kegiatan intelektualitas manusia dan sebagai tanda yang dipergunakan dalam kegiatan bisnis serta termasuk ke dalam hak yang tak berwujud maupun berwujud apapun yang memiliki nilai ekonomi. Perlindungan hukum kekayaan industri dari pemerintah ini melipuri paten, paten sederhanan, desain industri, merek dagang, nama dagang, indikasi asal serta penanggukangan persaingan curang. Bahwa disimpulkan HAKI merupakaan hak kebendaan yang lahir dari kemampuan daya pikir manusia di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra serta industri yang mempunyai nilai ekonomi bagi ekhidupan manusia.

(13)

6 B. ARISAN

Arisan adalah pengumpulan uang atau barang, yang bernilai sama oleh beberapa orang, lalu diundi secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Arisan juga diartikan sebagaimana sekumpulan orang memberikan maupun menabung uangnya secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu. Setelah uang terkumpul, salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan jalan pengundian, namun ada juga kelompok arisan yang menentukan pemenang dengan perjanjian tertentu yang sudah disepakati bersama. Sejatinya arisan merupakan perkumpulan dari sekelompok orang. Dimana mereka berinisiatif untuk bertemu dan bersosialisasi.

Arisan diselenggarakan karena penyelenggara membutuhkan dana pada umumnya, sehingga penyelenggara mendapatkan hak menjadi pemenang untuk pertama kali. Penyelenggara mendapatkan hak keuntungan dengan memotong sejumlah dana dari pemenang arisan, ada yang tidak melakukannya untuk pemotongan uang. Seringkali ada peserta arisan yang sudah menjadi pemenang tetapi tidak menyetorkan kewajibannya yang sudah ditentukan sehingga penyelenggara arisan merasa dirugikan, tetapi itu jarang terjadi karena sudah adanya kesepakatan bersama yang sudah ditandatangani di atas kertas hitam putih bermaterai.

(14)

7 BAB III

METODE PENULISAN

A. Desain Penulisan

Karya ilmiah yang berjudul “Mempermudah Aksesibiltas Hak Atas Kekayaan Intelektual Melalui Arisan HAKI” ditulis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penulisannya menggambarkan secara rinci tentang konsep, implementasi, analisis ekonomi dan manfaat Arisan HAKI bagi masyarakat Indonesia khususnya dalam mewujudkan aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual.

B. Sumber Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi literatur. Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data tentang Hak atas Kekayaan Intelektual dari jenis sampai alurnya. Data dari hasil observasi digunakan untuk mendukung perancangan arisan HAKI untuk aksesibilitas hak paten UMKM. Studi literatur yaitu penulis memperoleh data dari berbagai sumber seperti buku referensi, hasil penelitian serta media internet yang memiliki substansi tentang pokok pembahasan masalah.. Sumber-sumber yang relevan diolah menjadi analisis deskriptif data yang menghasilkan kesimpulan dan saran. Dari berbagai sumber data tersebut kemudian diolah menjadi suatu karya tulis.

C. Kerangka Berpikir

Pembuatan karya tulis memiliki kerangka berfikir sebagai berikut:

1. Mengkaji data tentang permasalahan Hak Paten UMKM dan plagiasi karya UMKM.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan topik yang sedang dikaji. 3. Membuat rumusan masalah sesuai dengan fokus-fokus permasalahan yang dikaji

dan dianalisis.

4. Mengumpulkan dan mengolah materi terkait fokus permasalahan guna mendukung ketajaman analisis permasalahan yang ada.

5. Menganalisis dan membahas karya tulis yang disusun.

(15)

8 Saran

Simpulan Pengolahan Data Pengumpulan Data Perumusan Masalah

Masalah

7. Merekomendasikan saran-saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Berikut adalah skema dari kerangka berpikir:

(16)

9 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pentingnya Arisan HAKI dalam Mempermudah Aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual

Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra ataupun teknologi, yang dilahirkan atau diciptakan dengan pengorbanan tenaga, waktu, pikiran, dan terkadang biaya yang besar.

Permasalahan HAKI adalah dua muka yang dilematis. HAKI menuntut Indonesia dalam menghadapi liberalisasi dan globalisasi ekonomi. Di sisi yang berseberangan, masyarakat Indonesia masih dalam tahap transisi dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat industri. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa HAKI menjadi sangat penting ketika liberalisasi dan globalisasi ekonomi menjadikan transaksi negara-negara di dunia menjadi satu ruang lingkup tanpa batas. Didukung dengan adanya blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN yang salah satu pilarnya adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal menjadikan keberadaan HAKI menjadi urgensi dalam bidang usaha. HAKI dibutuhkan untuk menjaga kekayaan intelektual yang lahir dari kreativitas bangsa dengan tujuan untuk mengeksistensikan potensi lokal bangsa dan menjadikannya mampu bersaing dalam pasar tunggal ASEAN.

Arisan merupakan budaya khas Indonesia sebagai ajang silaturahmi sekaligus mengumpulkan uang dari para anggotanya untuk kemudian dikocok dan nama yang keluar menjadi pemenangnya. Arisan berusaha mempertemukan orang-orang yang memiliki minat sejenis atau kepentingan yang sama. Sistem arisan adalah orang membantu orang, seseorang akan dibantu dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya untuk kemudian seseorang tersebut akan memberikan bantuan kepada orang lain dengan kontribusi yang sama seperti yang telah ia terima.

(17)

10 Pentingnya Arisan HAKI dalam memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN dan adanya modernisasi adalah untuk menjaga kekayaan intelektual bangsa yang berasal dari kreativitas pribumi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai jual lebih tinggi dan kekuatan hukum yang lebih kuat. Diharapkan dengan adanya Arisan HAKI ini dapat meningkatkan produk UMKM dalam mendapatkan HAKI dan dapat menjadi senjata utama dalam memasuki pasar internasional.

B. Sistem Pelaksanaan Arisan HAKI

Arisan HAKI merupakan sebuah perkumpulan dari pelaku UMKM yang memiliki produk baik barang maupun jasa yang memenuhi kriteria kelayakan HAKI untuk mendapatkan HAKI atas produk tersebut dengan kegiatan didalamnya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya dengan sistem arisan dibawah koordinasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop).

1. Klasifikasi Arisan HAKI

Arisan HAKI terbagi menjadi tiga kelompok besar yang didasarkan atas kekayaan dan jenis usaha menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Berikut adalah pembagian kelompok berdasar kekayaan dan jenis usaha: a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria yang dimaksud adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

(18)

11 lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Menengah adalah memilliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluhh miliar rupiah).

2. Besaran Setoran untuk Arisan HAKI

Pembagian kelompok ke dalam jenis usaha Mikro, Kecil, maupun Menengah juga sebagai acuan dalam menentukan besaran setoran yang harus diberikan. Besaran setoran yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah 1% dari rerata penjualan. Besaran ini sesuai karena prosentase 1% tidak terlalu memberatkan pelaku UMKM dalam menyetor Arisan HAKI.

Berikut klasifikasi pelaku UMKM dalam menyetorkan Arisan HAKI dan jangka waktu untuk membayarnya:

a. Usaha Mikro, rerata penjualan tahunan sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) artinya bahwa setiap bulan penjualan mencapai Rp12.500.000,00. Prosentase yang dikenakan sebesar 1% yang berarti bahwa Rp125.000,00 disetorkan untuk membayar Arisan HAKI. Besaran ini jika digunakan untuk mendaftarkan HAKI atas produknya dengan tetapan HAKI sebesar Rp2.500.000,00 maka jangka waktu pelaku Usaha Mikro dalam pelaksanaan Arisan HAKI selama 20 bulan (1,7 tahun).

(19)

12 tetapan HAKI sebesar Rp2.500.000,00 maka jangka waktu pelaku UMKM dalam pelaksanaan Arisan HAKI selama 10 bulan.

c. Usaha Menengah, rerata penjualan tahunan sebesar Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) artinya bahwa setiap bulan penjualan mencapai Rp208.000.000,00. Prosentase yang dikenakan sebesar 1% yang berarti bahwa Rp2.080.000,00 disetorkan untuk membayar Arisan HAKI. Besaran ini jika digunakan untuk mendaftarkan HAKI atas produknya dengan tetapan HAKI sebesar Rp2.500.000,00 maka jangka waktu pelaku UMKM dalam pelaksanaan Arisan HAKI selama 1 bulan. Fasilitas tambahan yang dapat diperoleh kelompok Usaha Menengah dapat dilakukan dengan menambah biaya sesuai kebutuhan. Fasilitas yang ditawarkan meliputi:

1) Permohonan salinan Surat Pendaftaran Hak Cipta 2) Pencatatan lisensi hak cipta

3) Permohonan petikan tiap pendaftaran ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan 4) Permohonan perbaikan data Permohonan Pendaftaran Ciptaan

3. Mekanisme Arisan HAKI

Mekanisme Arisan HAKI pada dasarnya sama seperti arisan pada umumnya. Pelaku usaha yang telah mendapatkan persetujuan permohonan HAKI kemudian berkumpul untuk menghimpun dan menyalurkan dananya untuk mendapatkan HAKI. Berikut sitematika Arisan HAKI secara teknis:

a. Pelaku UMKM yang diterima pengajuan HAKI didata oleh Disperindagkop untuk kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenis usahanya untuk kemudian disebut sebagai peserta arisan.

b. Peserta arisan menandatangani surat perjanjian kerjasama yang menyatakan bahwa peserta terikat dalam Arisan HAKI, berkewajiban membayar setoran yang telah ditentukan, melaksanakan kewajiban lainnya dan mendapatkan hak-hak yang harus diterima.

c. Peserta arisan akan melakukan pertemuan setiap bulan dapat dilaksanakan di Dinas Perindagkop maupun tempat usaha peserta arisan.

(20)

13 e. Acara puncaknya adalah penentuan pemenang Arisan HAKI melalui sistem acak secara komputerisasi maupun manual untuk menentukan siapa yang mendapat HAKI terlebih dahulu.

f. Pemenang arisan akan mendapatkan pelayanan dan pendampingan dalam mendapatkan HAKI.

g. Peserta yang telah memperoleh HAKI diwajibkan untuk membayar setoran sesuai kesepakatan dan jika tidak maka akan dikenakan sanksi oleh Disperindagkop baik itu dalam bentuk pengenaan denda, perpanjangan jangka waktu pembayaran, maupun secara moril yaitu teguran

Gambar 2. Mekanisme Arisan HAKI

C. Teknik Implementasi Arisan HAKI

Sebuah program harus memiliki teknik-teknik implementasi agar program dapar direalisasikan dengan baik. Teknik implementasi sebagai langkah-langkah yang disusun secara sistematis sebagai acuan dalam melaksanakan program.

(21)

14 Gambar 3. Teknik Implementasi Arisan HAKI

Penjabaran dari teknik implemetasi Arisan HAKI agar dapat direalisasikan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Sasaran Arisan HAKI

Analisis sasaran dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan sasaran dalam hal ini adalah pelaku UMKM baik segi jumlah pelaku, jenis usaha, maupun kemampuan finansial. Kegiatan ini digunakan sebagai acuan dalam menentukan program Arisan HAKI dan pengelompokan arisan.

2. Sosialisasi Arisan HAKI

Sosialisasi membutuhkan peran dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi dengan meminta bantuan dari media massa dan organisasi masyarakat untuk mensosialisasikan atau mengkomunikasikan program Arisan HAKI, manfaat jangka panjang, dan teknis Arisan HAKI. Sosialisasi dimaksudkan agar menarik perhatian pelaku UMKM untuk ikut serta dalam mendaftarkan HAKI atas produk yang dibuat dan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam implementasi Arisan HAKI.

3. Pendataan Calon Peserta

Pendataan dalam hal ini adalah membuka pendaftaran bagi pelaku UMKM yang memiliki produk barang maupun jasa untuk mengajukan permohonan HAKI. Pendataan dilakukan di Disperindagkop untuk dilakukan rekap data sekaligus mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan dalam pengajuan HAKI meliputi:

Analisis Sasaran Arisan HAKI

Sosialisasi Arisan HAKI

Pendataan Calon Peserta

Seleksi Permohonan HAKI

Arisan HAKI

(22)

15 a. Surat pernyataan di atas kertas bermaterai cukup yang ditandatangani oleh

pemohon yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah miliknya. b. Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa c. Salinan resmi akte pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisir

oleh notaris, apabila pemohon badan hukum

d. 24 lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak diatas kertas (dibantu dengan Disperindagkop)

e. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemohon

f. Bukti pembayaran biaya pemohon dalam hal ini digratiskan karena program Arisan HAKI merupakan program dibawah naungan Disperindagkop (djki.go.id)

4. Seleksi Permohonan HAKI

Pelaku UMKM yang telah melengkapi berkas-berkas pendaftaran HAKI kemudian direkap oleh Disperindagkop untuk kemudian diserahkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Proses seleksi permohonan ini untuk mensortir produk yang layak untuk mendapatkan HAKI. Proses seleksi HAKI menurut UU Merek Nomor 15 tahun 2001 tentang Prosedur Permohonan Merek meliputi: a. Pemohon dalam waktu 30 hari mengajukan permohonan merek.

b. Pemeriksaan kelengkapan administrasi oleh Dirjen Kekayaan Intelektual. c. Melengkapi kekurangan persyaratan dalam jangka waktu dua bulan.

d. Jika dipenuhi maka dilaksanakan pemeriksaan subtantif dalam jangka waktu 9 bulan.

e. Jika tidak dipenuhi maka pelaku UMKM dapat memberikan tanggapan untuk diperiksa kembali.

(23)

16 Gambar 4. Prosedur Permohonan HAKI

Proses seleksi permohonan HAKI menjadi gerbang utama bagi pelaku UMKM untuk dapat mengikuti Arisan HAKI. Pelaku usaha yang tergabung dalam Arisan HAKI dipastikan mendapatkan HAKI dengan jaminan oleh Dirjen Kekayaan Intelektual sehingga Arisan HAKI hanya menghimpun dana dari peserta arisan kemudian didistribusikan dengan sistem arisan konvensional.

5. Arisan HAKI

(24)

17

6. Routine Controlling

(25)

18

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan sebagai berikut:

1. Pentingnya Arisan HAKI dalam memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN dan adanya modernisasi adalah untuk menjaga kekayaan intelektual bangsa yang berasal dari kreativitas pribumi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai jual lebih tinggi dan kekuatan hukum yang lebih kuat.

2. Sistem pelaksanaan arisan HAKI sebagai berikut klasifikasi arisan HAKI, besaran setoran untuk Arisan HAKI, mekanisme Arisan HAKI.

3. Implementasi arisan HAKI adalah analisis sasaran arisan HAKI, sosialisasi arisan HAKI, pendataan calon peserta, seleksi permohonan HAKI, arisan HAKI, routine controlling.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya Arisan HAKI, akan hadir sistem dalam mampu untuk mempermudah pengurusan HAKI di kalangan penggiat UMKM serta mampu menjaga kekayaan intelektual yang dimilik.

(26)

vii

DAFTAR PUSTAKA

Adisumarto, Harsono. 1990. Hak Milik Intelektual Khususnya Hak Cipta. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta.

Anonim .2002. Konsep Dasar Perencanaan Aksesibilitas Perdesaan Terintegrasi dalam Lokakarya Regional dan Pelatihan Perencanaan Aksesibilitas Perdesaan Terintegrasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM.

Atmadja, Hendra Tanu. 2004. Perlindungan Hak Cipta Musik atau Lagu. Penerbit Hatta Internasional: Jakarta.

Bintang, Sanusi. 1998. Hukum Hak Cipta. Penerbit Citra Aditya Bakti: Bandung.

Buku Panduan di Bidang Hak Cipta, Departemen Kehakiman R.I. DirJen Hak Cipta, Paten dan Merek, Tangerang, hal. 9.

Burton Simatupang, Richard. 1995. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Handy, S. L., dan Niemeier, D.A. 1997. Measuring Accesibility , An Exploration of Issues and Alternatives . Environment and Planning A 29, 1175-1194, USA.

Hasan, M. Iqblal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kompas.com. 2015. Pemerintah Permudah Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual untuk UMKM. Diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/ 12/143452426/Pemerintah.Permudah.Pendaftaran.Hak.Kekayaan.Intelektual. untuk.UMKM, pada tanggal 10 Oktober 2015.

Mahadi, 1985, Hak Milik Immateriil. Binacipta: Bandung.

Margono, Suyud. 2010. Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual. Nuansa Aulia: Bandung.

Maulana, Insan Budi. 1997. Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten, Hak Cipta. Citra Aditya Bakti: Bandung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(27)

viii Prasetyo, Eko P. 2008. “Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran”. AKMENIKA UPY, Volume 2, 2008.

Rusqiyati, Eka Arifa. 2015. Kesadaran UMKM Yogyakarta urus Haki masih rendah.

Antara News. Diakses dari

http://www.antaranews.com/berita/487996/kesadaran-umkm-yogyakarta-urus-haki-masih-rendah, pada tanggal 10 Oktober 2015.

Simmonds, John O. 1994. Garden Cities 21. New York: McGraw-Hill inc.

Sudaryanto, Ragimun, dan Rahma Rina Wijayanti. 2014. Strategi Pemberdayaan UMKM

Menghadapi Pasar Bebas ASEAN. Diakses dari

http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/strategi-pemberdayaan-umkm-menghadapi-pasar-bebas-asean, pada tanggal 10 Oktober 2015.

Sulasno. 2009. “Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)”. Jurnal Ilmiah Niagara. Vol. 1 No. 3.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

(28)

ix

RIWAYAT HIDUP

Ketua Kelompok A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Shilvina Widi Irsanti 2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Ekonomi

4 NIM 13804241022

5 Tempat Tanggal lahir Kediri 30 Mei 1995 6 Email shilvinawidi@yahoo.co.id 7 No. tlp/HP 085790775305

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Mojoroto 1 SMPN 1 Kediri SMAN 7 Kediri

Jurusan - - IPS

Tahun Masuk-Lulus

2001-2007 2007 – 2010 2010 - 2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1. Penerima Hibah PKMK Dikti 2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 1 Oktober 2015 Pengusul,

(29)

x Anggota Kelompok 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Eryan Dwi Susanti 2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Ekonomi

4 NIM 13804241011

5 Tempat Tanggal lahir Magelang, 5 September 1995 6 Email eryandwi@yahoo.co.id 7 No. tlp/HP 085728343046

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 1 Oktober 2015 Pengusul,

(30)

xi Anggota Kelompok 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ahmad Agung Masykuri 2 Jenis Kelamin Laki – Laki

3 Program Studi Pendidikan Geografi

4 NIM 13405241057

5 Tempat Tanggal lahir Kediri, 26 Januari 1995

6 Email aagung53@gmail.com

7 No. tlp/HP 085790582468

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 1 Oktober 2015 Pengusul,

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 2. Mekanisme Arisan HAKI
Gambar 3. Teknik Implementasi Arisan HAKI
Gambar 4. Prosedur Permohonan HAKI

Referensi

Dokumen terkait

Ketika anda diberikan semacam jendela yang muncul bahwa konflik telah terdeteksi, hal yang terbaik adalah memilih <<Synchronize --- only>> Pilihan ini akan

Referat disusun setelah mahasiswa yang bersangkutan menempuh minimal 80 SKS, dapat ditempuh pada semester ganjil maupun genap, dengan telah menempuh atau diambil

Untuk penggunaan rasio masukan sumber V/III yang hampir satu, ternyata nilai koefisien distribusi Sb yang merupakan rasio komposisi Sb dalam lapisan GaAs 1-x Sb x terhadap

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran biologi berbasis konstruktivis- kolaboratif terhadap kemampuan berpikir

Sekretaris perlu memberi laporan kepada pimpinan bahwa jumlah peserta yang hadir telah mencapai 80%-90% dan rapat akan segera dimulai tepat pada waktunya sesuai

Indonesia continues the commitment and consistency to the second period (2016-2020) by formulating nine main strategies based on previous NPOA evaluation and commitment