• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. LATAR BELAKANG - Proposal Festival Tumbilotohe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "I. LATAR BELAKANG - Proposal Festival Tumbilotohe"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

I. LATAR BELAKANG

idaklah dapat diingkari bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan tradisi. Setidaknya terdapat 370 suku bangsa dengan 67 bahasa induk yang tersebar di 13 ribu lebih pulau-pulau yang membentuk wilayah nusantara dengan luas 5,2 juta kilometer persegi. Dengan ratusan suku bangsa dan puluhan bahasa induk itu, tumbuh dan berkembang berbagai macam dan jenis tradisi, termasuk di dalamnya yang bernuansa keagamaan.

T

Pada masyarakat Gorontalo, yang baru satu tahun menjadi Propinsi ke-32, misalnya, dikenal suatu tradisi Tumbilotohe. Tradisi ini dikenal sebagai salah satu bentuk ungkapan kegembiraan masyarakat menyambut malam Lailatul Qadar. Yaitu, memasang lentera api di depan rumah masing-masing sedemikian rupa, selama tiga malam berturut-turut menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi ini sempat berkurang, namun kemudian berkembang lagi, dan bahkan ada sebagian masyarakat yang mengganti lentera tradisional dengan rangkaian lampu warna-warni yang menggunakan listrik. Ini menunjukkan tradisi Tumbilotohe tetap berada dalam khasanah tradisi Gorontalo meski ia harus menghadapi ancaman instrumen modernisasi lampu listrik. Kekentalan tradisi Tumbilotohe pada masyarakat Gorontalo juga disebabkan fungsi sosial tradisi ini sebagai perekat tali silaturahmi masyarakat dengan mengkomunikasikan hasil kreasi masing-masing yang dipresentasikan dalam bentuk lentera tradisional.

▸ Baca selengkapnya: contoh proposal kegiatan festival musik

(2)

satu kekayaan tradisi nasional, sepatutnyalah Tumbilotohe dipersandingkan dengan ribuan Tradisi nasional lainnya, dan disosialisasikan ke penjuru Nusantara, agar ia tidak dirasakan asing bagi pemiliknya sendiri, masyarakat Indonesia.

Dengan mengantisipasi otonomi daerah yang sangat dinamis, dan semangat melestarikan tradisi daerah, maka pada Januari 2000 digagaslah sebuah

Festival Tumbilotohe

yang diagendakan menjadi acara pesta rakyat menyambut Lebaran, dengan dikemas sedemikian rupa agar menjadi bagian dari Kalender Pariwisata Nasional dengan nuansa keagamaan. Dan, untuk kedua kalinya fertival Tumbilotohe II akan dilaksanakan pada Desember 2002.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Memberdayakan potensi daerah dalam mengembangkan industri pariwisata daerah menyongsong era otonomi daerah.

b. Memperkenalkan budaya Tumbilotohe kepada masyarakat nusantara dan menjadikannya sebagai alternatif tempat wisata di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

c. Menggali dan mengembangkan budaya daerah didalam upaya memperkaya khasanah budaya nasional

III. NAMA KEGIATAN

"

Festival Tumbilotohe II

", Gorontalo 2002

IV. PROFIL DAN BENTUK KEGIATAN

(3)

Rangkaian

“ Festival Tumbilotohe II

“ dijadwalkan berlangsung selama 1 (satu) bulan lebih, berawal pada 31 Oktober 2002 s/d 5 Desember 2002 dan berpuncak pada 5 (lima) hari menjelang 1 Syawal 1423 H atau hari lebaran. Kegiatan ini meliputi serangkaian acara: (a) Desain cenderamata, (b) Desain lampu Tumbilotohe, (c) Tanggomo, (d) Dana-dana, (e) Bazar Ramadhan, dan (f) Bedug akbar dengan masiing-masing profil kegiatan sebagai berikut :

Desain Cenderamata dan Lampu Tumbilotohe

a Melombakan kerajinan khas daerah Gorontalo dan kreasi baru desain lampu Tumbilotohe tradisional.

b Diperlombakan secara terbuka dan umum

c Khusus untuk lampu Tumbilotohe kriterianya antara lain: hemat energi, menggunakan bahan lokal, murah harganya, mudah dibuat dan dapat diproduksi secara masal serta ramah lingkungan

d Dilaksanakan pada awal bulan Mei 2002 sampai 10 Agustus 2002 e Pengumuman pemenang pada tanggal 17 Agustus 2002

Tanggomo

Untuk melestarikan Tanggomo, yakni salah satu ragam sastra lisan tradisional yang disampaikan dengan cara bertutur dan berirama dalam bahasa daerah, diperlombakan Tanggomo secara terbuka dan umum khususnya untuk generasi muda Gorontalo.

(4)

Dana-dana

Tarian dana-dana adalah tari pergaulan yang dikenal luas di masyarakat Gorontalo.Tarian ini di lakukan secara berpasangan dan berkelompok. Untuk melestarikan dan menyebarluaskan tarian ini secara nasional, maka dalam rangkaian kegiatan festival dilombakan tarian dana-dana dengan kelompok sasaran para siswa SMU se Gorontalo. Kegiatan final acara ini dilaksanakan 1 (satu) Minggu menjelang awal Ramadhan 1423 H atau diperkirakan Minggu ke-3 bulan Oktober 2002.

Bazar Ramadhan

a Pelakasanaan bazar akan dilaksanakan 2 minggu sebelum hari raya Idul Fitri.

b Bazar Ramadhan akan menjual barang-barang kebutuhan lebaran termasuk bahan pokok guna membantu masyarakat konsumen maupun masyarakat usaha kecil dan menengah di daerah.

Bedug Akbar

a Beragam bentuk tabuhan Bedug dikenal di Nusantara. Masyarakat Gorontalo juga memiliki kekhasan dalam tabuh Bedug. Dalam rangka itulah, dan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap para penabuh Bedug, dilombakan Bedug Akbar dengan ketentuan lomba Bedug pada umumnya dipadukan dengan lomba Bedug khas Gorontalo khususnya.

b Lokasi pelaksanaan lomba Bedug ini direncanakan di alun -alun Limboto atau di Pelataran Mesjid Agung Baiturrahman Gorontalo. c Pelaksanaan Bedug Akbar bersamaan dengan acara puncak

festival Tumbilotohe II.

(5)

Tumbilotohe

a Kegiatan ini dilaksanakan secara kolektif oleh warga masyarakat Gorontalo baik di kota maupun di kabupaten Gorontalo dan kabupaten Boalemo dengan ketentuan teknis yang disusun tersendiri dan di dalamnya memuat tentang tata laksana penjurian, pemasangan, dan standar – spesifikasi lentera tradisional.

b Dipertimbangkan untuk diadakannya pemusatan kegiatan, baik seremonial pembukaan dan penutupan, maupun selama berlangsungnya Festival. Pilihan lokasi untuk pemusatan kegiatan antara laiin, sekitar Danau Limboto, Mesjid Agung Baiturrahman, Jalan Protokol (Akhmad Yani) Gorontalo, Gelora, Alun-alun Limboto dan Pantai Indah

V. ACARA PUNCAK

Puncak acara Festival Tumbilotohe II

ini akan diselenggarakan pada :

tanggal : 1 s/d 5 Desember 2002

Tempat : Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo

VI. PESERTA

(6)

VII. PENGUNJUNG

Tradisi Tumbilotohe merupakan salah satu bentuk ungkapan kegembiraan Masyarakat Gorontalo dalam menyambut Hari Idul Fitri.

Tradisi ini pula merupakan salah satu penyebab kerinduan masyarakat Gorontalo yang ada diluar daerah yang tersebar dibeberapa kota seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Manado, Ujungpandang dan kota-kota lainnya di Indonesia untuk memeriahkan Tumbilotohe disamping untuk merayakan lebaran.

Dengan pengorganisasian secara nasional, dan didukung oleh instansi terkait Festival ini akan menjadi salah satu Event Nasional yang sangat spektakuler di tahun ini.

Berdasarkan pengalaman pada acara puncak festival Tumbilotohe I pada tahun 2000, pengunjung berkisar lebih dari 200.000 orang, dan pada saat itu mengakibatkan kemacetan lalulintas di malam hari yang dalam sejarah Gorontalo belum pernah terjadi.

VIII. PUBLIKASI DAN PROMOSI

Publikasi dan promosi dilakukan secara nasional yaitu melalui iklan radio, televisi, koran, jumpa pers, serta undangan langsung kepada relasi dan instansi terkait dan promosi melalui kegiatan below the line (Baliho, Spanduk, Gapura, leaflet, dll.)

IX. ORGANISASI PELAKSANA

Seluruh rangkaian acara dalam

Festival Tumbilotohe II

akan diselenggarakan secara permanen dan berkesinambungan, hingga menjadi agenda tahunan masyarakat dan ketiga Pemerintah Daerah

(7)

Gorontalo, dan bahkan termasuk dalam agenda pariwisata nasional. Untuk maksud itulah diperlukan suatu bentuk Panitia Nasional, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Panita Nasional terdiri dari Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana sedangkan di daerah dibentuk panitia pelaksana lokal yang diperkuat dengan Surat Keputusan oleh Panitia Pelaksana Nasional.

(8)

Susunan Panitia Tetap Nasional

Penasehat Utama : Prof. DR. Ing. B.J. Habibie

Penasehat : Gubernur Propinsi Gorontalo

Walikota Gorontalo Ketua Umum Lamahu Jakarta Ketua Umum KKIG Bandung Ketua Umum IKG Surabaya Ketua Umum KKIG Makassar Ketua Umum KKIG Manado

Panitia Pengarah

Ketua Bidang Promosi/Publikasi : Hadi Sutikno Ketua Bidang Program/Acara : Yunus Kaluku

Ketua Bidang Usaha/Dana : Ferry Yuniarto Kono Ketua Bidang Hub. Antar Lembaga : Carolina K Monoarfa Ketua Bidang Perlengkapan : Fenny Kaluku

Sekretaris : Wendy Friyantisyah

Wakil Sekretaris : Erfan Badik Muda

Bendahara : Yanti Katli

Wakil Bendahara : Nathalia

(9)

Tim Assistensi : Didi Hadju Ismail Puhi Roy Hasiru Muhalim Litti Eton Parman Zainal Latjompo Yahya Khan Teddy NeU Suprisno Baderan

HPMIG Cabang seluruh Indonesia

X. SPONSOR DAN PEMBIAYAAN

Panitia mengundang perusahaan komersil untuk turut berpartisipasi dengan imbal jasa promosi. Bentuk imbal jasa itu disusun sebagaimana terlampir, yang termasuk di dalamnya memuat aspek teknis dan aspek komersil yang dapat dikerjasamakan. Bagi para sponsor, Festival ini tidak saja akan menjadi ajang promosi, melainkan pula sebagai arena untuk menunjukkan komitmennya kepada usaha ikut mempromosikan tradisi daerah dan sekaligus menstimulir gerak aktivitas ekonomi daerah dalam rangka menjemput otonomi.

(10)

XI. BIAYA

NO

KEGIATAN

NILAI (RP)

1 BIAYA OPERASIONAL 74.900.000

2 BIAYA PRA ACARA 17.273.500

3 BIAYA HIBURAN 39.250.000

4 BIAYA PERLENGKAPAN ACARA 27.600.000

5 BIAYA PUBLIKASI & PROMOSI 254.700.000

6 JUMPA PERS 10.500.000

7 BIAYA DOKUMENTASI 6.750.000

8 EVENT MANAGEMENT 20.250.000

9 LAIN-LAIN 40.647.350

GRAND TOTAL 491.870.850

PEDOMAN UMUM FESTIVAL

TUMBILOTOHE II GORONTALO TAHUN 2002

Festival Tumbilotohe tahun 2002 adalah yang ke kedua, setelah Festival I tahun 2000. Festival ini adalah merupakan rangkaian dari

(11)

beberapa kegiatan dalam bentuk lomba, yang dilaksanakan sebelum bulan ramadhan dan puncak kegiatannya 3 hari menjelong 1 syawal (Iedul Fitri 1423 H). Beberapa kegiatan mengawali Festival ini, yang dilaksanakan sebelum dan menjelang masuknya bulan ramadahan 1423 H. yaitu, Desain lampu, Festival dana-dana dan tanggomo. Sedangkan kegiatan puncak yang dilaksanakan 3 hari menjelang Iedul Fitri adalah lomba Tumbilotohe dan Beduk Akbar. Adapun hal-hal yang terkait dengan ketentuan lomba dituangkan dalam SOP (standart operational prosedur) dari seluruh kegiatan tersebut, yakni sebagai berikut :

A. Desain Lampu Tumbilotohe

1. Bentuk Presentasi

Lampu tumbilotohe adalah lampu tradisonal yang terbuat/menggunakan bahan-bahan lokal. Sedapat mungkin ada yang menemukan kembali bahwa konon lampu tumbilotohe tersebut terbuat dari sejenis Getah Kayu yang hidup di hutan-hutan daerah Gorontalo. Jenis lampu lainnya yang juga sudah memudar adalah Lampu Padamala, yang dapat menyala sepanjang malam. Desain lampu harus merefleksikan keunikan lampu-lampu tradisional dahulu, sehingga memiliki daya tarik tersendiri.

2. Kriteria

a. Menggunakan bahan-bahan lokal-tradisonal

b. Kalau menggunakan bahan bakar modern, harus yang hemat energi dan ramah lingkungan

(12)

3. Jadwal kegiatan lomba

Lomba desain lampu akan diselenggarakan pada bulan Mei 2002 diawali dengan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat melalui pemerintah daerah/kecamatan. Presentasi hasil desain akan dipusatkan disuatu tempat yang akan ditentukan kemudian.

4. Peserta

Peserta lomba desain lampu ini adalah masyarakat umum, baik yang ada di Gorontalo maupun masyarakat Gorontalo di perantauan.

5. Penjurian

Penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh panitia. Kejuaraan terdiri dari Juara I, II dan III.

B.Tumbilotohe

1.

Bentuk Presentasi

Memasang lampu yang terbuat dari lentera api, dan disusun sedemikian rupa, di rumah, di persawahan, di tepi jalan, dan dilakukan secara kolektif bukan individual rumah tangga. Individual rumah tangga merupakan anggota kelompok yang turut dilombakan. Lentera api terbuat dari tabung dengan volume maksimum 200 ml dan setiap rumah diasumsikan memasang 10 buah lentera. Setiap kelompok dapat mempresentasikan Tumbilotohe dalam bentuk kumpulan rumah, atau secara bersama-sama mengisi ruang terbuka yang bukan fasilitas umum, seperti di persawahan atau di atas tanah kosong. Kelompok ini dikategorikan sebagai peserta dalam satuan Kelurahan atau Desa.

2.

Jadwal Pemasangan

Tumbilotohe dipasang selama 3 (tiga) hari berturut-turut sesuai dengan pengumuman yang akan ditentukan kemudian oleh Panitia Pelaksana Daerah.

(13)

3.

Klasifikasi Peserta

Peserta bukanlah perorangan, melainkan kelompok per Kelurahan atau Desa. Setiap peserta harus mendaftar, dan setiap Desa merupakan satu kelompok peserta. Di setiap Kecamatan jumlah peserta sesuai dengan jumlah Kelurahan / Desa di Kecamatan tersebut.

4.

Penjurian

Penjurian dilakukan dengan sistem nilai (angka 1 - 10) dan kredit dengan mempertimbangkan faktor-faktor keunikan dan kreativitas penyusunan (kredit 5), hemat bahan bakar (kredit 4), ramah lingkungan yang diatasi dengan cara mengurangi timbulnya asap yang berlebihan (kredit 3), pemanfaatan bahan baku alami termasuk assesorisnya (kredit 2) dan kebersamaan (kredit 1). Dengan demikian tertinggi adalah 150, dan terendah 15. Juri terdiri dari Panitia, Pemda, dan Pemuka Masyarakat.

5.

Pemenang.

Pemenang terdiri dari pemenang tingkat Kecamatan dan tingkat Kotamadya / Kabupaten. Masing-masing tingkat pemenang terdiri dari 3 (tiga) juara. Para juara Kecamatan yang akan diundi sampai keperingkat Kotamadya / Kabupaten.

6.

Hadiah

(14)

7.

Seremonial dan Pemusatan Kegiatan.

Pembukaan Festival akan dilangsungkan pada suatu tempat yang akan ditentukan kemudian, ditandai dengan pemasangan lentera tradisional oleh Walikotamadya dan Bupati Gorontalo, untuk ini diperlukan suatu " check-list " program acara dan kegiatan tersendiri.

Demikian juga untuk acara penutupan dan pemusatan kegiatan diperlukan pedoman teknis yang disusun secara terinci, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pedoman teknis yang bersifat umum ini.

C. Bedug Akbar

1.

Bentuk Presentasi

Satu kelompok peserta terdiri dari lima orang, dimana satu orang bertindak sebagai ketua kelompok akan menabuh bedug ukuran besar (diameter satu meter) dan empat orang sebagai pengiring menabuh bedug ukuran sedang (dimeter 0,6 M).

Untuk satu menit pertama sebagai pembukaan, kemudian masuk pada lima menit pertama dengan irama khas Gorontalo (tabuhan saat memasuki shalat lima waktu). Satu menit kedua sebagai waktu peralihan dimana tanpa istirahat, kemudian masuk pada tabuhan lima menit kedua dengan irama Polo - Polo Taulo (tabuhan bedug menjelang hari raya). Satu menit terakhir (ketiga) sebagai tabuhan penutup.

Kelima peserta akan menabuh dibawah komando ketua kelompok sehingga menghasilkan irama yang serasi dan menarik.

2.

Jadwal Lomba

Perlombaan akan dilaksanakan pada malam hari Iedul Fitri 1423 H/2002 dipusatkan di pelataran Masjid Agung Baitul Rahman Limboto Kabupaten Gorontalo.

(15)

3.

Klasifikasi Peserta

Peserta yang akan mengikuti perlombaan ini adalah utusan daerah-daerah se Provinsi Gorontalo yang berbentuk kelompok per Kelurahan atau Desa.Peserta dari setiap daerah maksimal 5 group. Setiap peserta (group) harus mendaftarkan diri dibawah koordinasi daerah masing-masing.

4.

Penjurian

Penjurian dilakukan dengan sistem pembobotan nilai (angka 10 - 100) dengan indikator penilaian :

a. Ketahanan fisik (5 kredit) b. Kekompakan Team (4 kredit) c. Keharmonisan (3 kredit) d. Penampilan (2 kredit)

Nilai tertinggi mencapai 1400 dan nilai terendah mencapai 140. Dewan juri beranggotakan lima orang, terdiri dari unsur Departemen Pariwisata Seni dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Agama, Tokoh Adat dan Pemuka Masyarakat.

5.

Pemenang

Pemenang terdiri dari juara I, II, III dan juara harapan I, II dan III.

6.

Hadiah

(16)

7.

Seremonial dan Pemusatan Kegiatan

Pembukaan Bedug Akbar akan dilaksanakan di Mesjid Agung Baitul Rahman Limboto Kabupaten Gorontalo.

D. DANA-DANA

1. Bentuk Presentasi

Peserta adalah satu grop yang terdiri dari satu atau pasangan pemetik Gambus, satu group (4 – 6 orang) penabuh Tam-tam (marwas) dan satu grop penari (4 – 6 orang) pasangan pria dan atau wanita. Irama Gambus harus bercirikan irama gambus khas Gorontalo dan syair-syair yang tertuang dalam suatu pantun menggambarkan suka cita dan atau pesan-pesan moral yang tersusun dalam bentuk sajak dengan lirik bahasa Gorontalo. Tehnik penampilan yaitu, pada satu menit pertama pemetik gambus mendemonstrasikan fariasi irama gambus yang diiringi dengan fariasi penampilan grop marwas dan penari. Kemudian selama sepuluh menit penampilan secara bersamaan dari seluruh personil grop yaitu, pasangan pemetik gambus saling berbalas pantun (Paiya lohungolopoli, kecuali kalau pemetik gambus tunggal) yang sewaktu-waktu diiringi demonstrasi tabuhan marwas serta pasangan penari mendemonstrasikan fariasi tariannya. Kemudian empat menit menjolang penutup lirik pantun dikemas dalam bentuk pesan-pesan akhir diiringi demonstrasi secara full tabuhan marwas dan kemudian berhenti secara bersamaan seluruh aktifitas personil grop.

2. Jadwal Festival

Festival dana-dana direncanakan menjelang masuknya bulan Ramadhan 1423 H. Pelaksanaannya diawali dari masing-masing daerah dan final tingkat provinsi akan dipusatkan di Rumah Adat di Limboto Kabupaten Gorontalo.

3. Klasifikasi Peserta

Peserta adalah siswa SLTA dan atau remaja utusan dari berbagai kecamatan se Provinsi Gorontalo. Jumlah peserta yang akan mengikuti Festival tingkat propvinsi maksimal 5 group, hasil seleksi dari setiap daerah. Peserta harus mendaftar pada Panitia.

4. Penjurian

Penilaian meliputi beberapa indicator sebagai berikut : a. Penampilan peserta

b. Keserasian gerakan penari dan tabuhan marwas dengan irama Gambus c. Kemampuan melahirkan syair-syair pantun

(17)

b.Bobot dan makna pantun

5. Hadiah

Juara pertama mendapatkan piala bergilir dan replika piala bergilir dan hadiah tabanas. Juara kedua mendapatkan piala dan hadiah tabanas. Juara ketiga mendapatkan piala dan hadiah tabanas. Juara harapan I, II, III mendapatkan hadiah Tabanas. Gorontalo dan masyarakat Gorontalo di perantauan. Isi tanggomo memuat ide cerita dari suatu peristiwa, nasihat dan atau kritikan sosial. Setiap peserta harus menyusun teks tanggomo (panjangnya teks maksimal 4 halaman folio dengan ketikan dua spasi) dan diserahkan kepada dewan juri pada saat mengikuti lomba. Susunan tanggomo harus sesuai dengan hakekat, struktur, nilai-nilai budaya dan fungsi tanggomo serta harus dibawakan dengan secara lisan (tidak memakai teks). Lamanya penampilan setiap peserta maksimal 15 menit. Contoh singkat teks dan susunan tanggomo (yang menggambarkan suatu peristiwa) seperti berikut ini.

TEME JONU

Bisimila momulai Dengan nama Allah memuali

Delo poelapo mai, mari kita mengenangkan Tawunu yilalu mai, tahun-tahun yang silam Lou mulo-mulo mai, pada waktu dulu

Watia modelo mai, Saya akan membawakan

(18)

lali wungguli kakali. Menjadi cerita abadi

Donggo tou boyito, Masih pada waktu itu Rakyati to pingito, rakyat terkungkung Wawu malo to duwito dan dalam ketakutan Walandha hemolihito, Bangsa Belanda menekan Ngio-ngioto dungito. Dengan gigi gemeratak.

Oyinta lo bohulio, Awal mulanya

upilohutu li mongolio, yang dibuat oleh mereka

lomobu hudungulio, membakar gudangnya

hudungu lo bongolio, gudang kopranya

to pabia tambatilio, di pelabuhan tempatnya

Talumolo watio, Talumolo termasuk

edito kapalilio, begitu juga kapalnya

pilobu li mongolio, Dibakar oleh mereka kapali ti Kololio, Kapal Kololio

pilobu li mongolio. dibakar oleh mereka.

Ma mai to uwanengo, Setelah di Kwandang Pentadu delo tihengo, pantai laksana tungku Tulu ma lotontulengo, api telah bermain Lopobu kilumohengo, terbakar menggersang Hudungu lo uwanengo. gudang di Kwandang.

Walanta ma hesanangi, Belanda semakin senang To lipu lo Hulontalangi, di negeri Gorontalo Tahua pomikilangi, segeralah berfikir

Dulolo mo tibarani, marilah memberanikan diri Motituwawu molawani, bersatu melawan

Ati olo ti Pak Nani, Kasihan Pak Nani

Ta malo lotipalangi, yang telah memberanikan diri

Ma mola motahangi. yang akan menahan.

2. Jadwal Festival

Festival tanggomo dilaksanakan menjelang bulan Ramadhan 1423 H/2002 diawali lomba dari masing-masing kecamatan/daerah se propinsi Gorontalo dan warga KKIG seluruh Indonesia. Festival tingkat propinsi akan dilaksanakan seminggu sebelum masuknya ramadhan dipusatkan di rumah adat di Limboto Kabupaten Gorontalo

3. Klasifikasi Peserta

Peserta adalah siswa SLTA atau mahasiswa dan masyarakat umum utusan dari setiap kecamatan se Propinsi Gorontalo serta utusan masyarakat

(19)

Gorontalo di perantauan. Waktu pendaftaran tingkat propinsi selambat-lambatnya 3 hari sebelum pelaksanaan Festival tingkat Provinsi.

4. Penjurian

Aspek-aspek yang dinilai adalah sebagai berikut : a. Komposisi tanggomo yakni tema dan jalan cerita b. Susunan dan hubungan kata

c. Irama dan gaya bahasa

d. Bobot/ makna yang tertuang dalam tanggomo

5. Hadiah

Juara pertama mendapatkan Piala bergilir dan replica pial bergilir serta hadiah Tabanas. Juara kedua mendapatkan piala dan hadiah tabanas. Juara ketiga mendapatkan piala dan hadiah tabanas. Juara harapan I, II dan III mendapatkan hadiah Tabanas.

6. Seremonial dan Pemusatan kegiatan

(20)

TANDA TERIMA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a :

Jabatan :

Nama Perusahaan :

Alamat/No. Telepon :

Menyatakan telah menerima 1 (satu) berkas Proposal

"

Festival Tumbilotohe"

Gorontalo 2002.

Jakarta, . . . 1999

Untuk Partisipan (. . . )

...

TANDA TERIMA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a :

Jabatan :

(21)

Nama Perusahaan :

Alamat/No. Telepon :

Menyatakan telah menerima 1 (satu) berkas Proposal

"

Festival Tumbilotohe"

Gorontalo 2000.

Jakarta, . . . 1999

(22)

Lampiran

5. Dokumentasi + Publikasi (Media)

Acara :

1. Lomba design souvenir dan lampu a) Poster

5. Beduk Akbar - Ramadhan Rp 1.500.000 Hadiah Rp 5000.000 6. Bendi Sewa

(Biaya Rp 5.000.000) 7. Tumbilotohe

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rancangan awal RKPD Tahun 2015 yang tengah disusun Bappeda Kota Padang, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Bagian Pemerintahan Setda Kota

Keunggulan kegiatan ekonomi dalam pengembangan perkebunan kabupaten Kampar meliputi : a) memiliki akses (kedekatan jarak) dengan kota Pekan baru ibu kota propinsi Riau, Bandara

Angka kesakitan penduduk Kota Makassar didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, serta hasil pengumpulan data

Maksud dari kegiatan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Klaten adalah untuk. memberikan arahan atau pedoman bagi pembangunan sanitasi kabupaten yang berisi

Salah satu industri garmen yang terus berkembang di Indonesia adalah Industri Rajut, dimana Kota Bandung merupakan salah satu kota yang banyak berpartisipasi dalam

Pos Indonesia (Kantor Pos Kota Depok), serta dengan konsep pemasaran yang berorientasi kepada pelanggan, serta pelayanan terbaik yang lebih dekat dan bersahabat dengan

Sejak ditetapkan sebagai daerah pengembangan agropolitan pada tahun 2002 Gorontalo mulai berbenah diri dimulai dengan penyusunan program dan sosialisasi di Tilamuta (ibukota

Pada program festival anak sholeh di Dusun Seropan I terdapat beberapa kegiatan, adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam program festival anak sholeh ini adalah lomba hafalan surah