• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemn waktu UNTUK MAHASISWA UNTUK MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemn waktu UNTUK MAHASISWA UNTUK MAHASISWA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Waktu merupakan deposito paling berharga yang dianugerahkan Allah SWT secara gratis dan merata kepada setiap orang. Apakah dia orang kaya, miskin, penjahat, ataupun orang alim akan memperoleh deposito waktu yang sama, yaitu 24 jam atau 1.440 menit atau sama dengan 86.400 detik setiap hari. Tergantung kepada masing-masing manusia bagaimana dia memanfaatkan deposito tersebut.1 Sehingga tidak heran jika para pebisnis bersemboyan “waktu adalah uang”, para pelajar berkata “waktu adalah ilmu”, dan menurut para abdi Allah SWT “waktu adalah ibadah”.

Waktu adalah salah satu dimensi dalam hidup manusia. Karakter waktu senantiasa berpacu secara cepat, tanpa terasa, dan tiba-tiba menghujam. Tidaklah heran masyarakat Arab mengkiaskan cepatnya waktu dengan kilatan pedang menyambar, al-waqt ka al-saif fa in lam taqtha’haa qatha’aka (waktu laksana pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya, maka ia akan menebasmu).2 Dan mengutip dari buku

Renungan Pribadi dalam Rangkuman 5000 Mutiara bahwa “kita harus waspada dan berhati hati terhadap roda waktu yang berputar, sebab jika terlena kita akan digilasnya”.3

Dengan melihat betapa pentingnya nilai waktu dan betapa besar nikmat Allah yang terkandung didalamnya. Al-Qur’an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah waktu dilihat dari berbagai sudut dan berbagai macam bentuk personifikasi.

1

Toto Tasmaran, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 73-74.

2 Vita Sarasi,

Waktu Seperti Pedang, http://www.era moslem.com/ar/oa/s3/17449,I, v.htm1, hlm. 1.

3

(2)

Allah bersumpah pada permulaan surat tertentu dalam Al-Qur’an dengan menggunakan fase tertentu dari waktu seperti wal laili wan nahari

(demi malam dan siang), wal fajr (demi waktu fajar), wad dhuha (demi waktu dhuha), wal ashr (demi waktu ashar).4

Hidup akan bermakna selama manusia mampu memberikan makna terhadap waktu. Bahkan dalam surah al-ashr menegaskan dan memberikan perhatian khusus terhadap nilai dan esensi waktu sebagai sebuah peringatan. Demi waktu, sesungguhnya manusia pasti dalam keadaan rugi, kecuali mereka yang mampu memberikan makna terhadap waktu dengan penunjukan amal prestatif dan saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.

Waktu merupakan rangkaian saat, momen, kejadian atau batas awal dan akhir sebuah peristiwa. Hidup tidak mungkian ada tanpa dimensi waktu, karena hidup merupakan rangkaian gerak yang terukur. Bahkan, dapat dikatakan bahwa waktu adalah salah satu dari titik sentral kehidupan. Seseorang yang menyia-nyiakan waktu, pada hakekatnya dia sedang mengurangi makna hidupnya. Bahkan, kesengsaraan manusia bukanlah terletak pada kurangnya harta, tetapi justru karena membiarkan waktu berlalu tanpa makna.5

Islam memberi peringatan keras kepada pemeluknya agar tidak menyia-nyiakan waktu begitu saja ataupun mengisinya dengan hal-hal yang dapat menimbulkan dampak negatif. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra :

Artinya: Ada dua kenikmatan yang kebanyakan disia-siakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR. Tirmidzi)

4

Yusuf Al-Qardhawi, “al-Waqtu fi Hayati al-Muslim”, terj. Ali Imron, Waktu Adalah Kehidupan, (Yogyakarta: Mardhiyah Press, 2005), hlm. 1.

5

Toto tasmaran, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 154.

6

(3)

Kesehatan dan waktu luang adalah dua hal yang sangat melimpah dalam kehidupan remaja terutama pelajar. Dalam pandangan seorang muslim, kesehatan dan waktu luang termasuk dalam deretan nikmat-nikmat terbesar yang pada kenyataannya banyak dibiarkan bahkan disia-siakan dengan kegiatan yang tiada guna dan artinya.

Oleh karena itulah, Nabi Muhammad SAW menyeru kita semua untuk memanfaatkan dua nikmat tersebut secara benar yang diisi dengan berbagai aktifitas bermanfaat dan semakin memperteguh kepribadiannya sebagai orang yang beriman, konsisten dan serius terhadap nilai-nilai Islam.

Tidak ada seorangpun yang dapat meraih sukses kecuali dia merebut lalu menundukkan waktu dalam penggalan-penggalan kegiatan, rencana, dan target-target yang harus diraih. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT :

ﻲِ

ﻭﹸﺄ

ِ

ٍ

ﺕﺎﻳ

ِ

ﺎ

ﻬﻨ

ﻞ

ِ

ﱠﻠ

ِ

ﻑﻼِ

ﺧﺍ

ِ

ﺽ

ﺕﺍ

ِ

ﻭﺎ

ﻤﺴﻟ

ِ

ﻖﹾ

ﻲِ

ﱠﻥِ

ِ

ﺏ ﺎ

)

ﻥﺍ

ﻤﻋ

ﻝﺁ

:

١٩٠

(

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda orang-orang yang berakal”.(QS. Ali Imron :190)7

Keinginan untuk maju dan menggapai kesuksesan tidak akan dapat diraih hanya dengan khayalan dan mimpi indah, menunggu waktu dan merenungi nasib. Tetapi dengan akalnya mencari dan menggali hikmah penciptaan waktu yang berupa siang dan malam.

Anak didik sebagai obyek yang diharapkan oleh tujuan Pendidikan Islam adalah termasuk orang-orang yang memiliki dan mampu memberdayagunakan akalnya untuk mencari hikmah penciptaan waktu berupa perbedaan siang dan malam. Oleh karena itu, agar dapat berhasil mencapai tujuan Pendidikan Islam, diperlukan beberapa syarat dan kode etik yang selayaknya disandang oleh anak didik. Yaitu pandangan serta sikap mereka terhadap waktu

7

(4)

Oleh karena itu penulis akan membahas konsep waktu dalam Al-Qur’an dan implikasinya terhadap tujuan pendidikan Islam. Baik itu tujuan tertinggi/terakhir, umum, maupun tujuan khusus.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka studi ini memfokuskan diri untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konsep waktu dalam Al-Qur’an dan cara memanfaatkan waktu dalam Al-Qur’an?

2. Bagaimanakah tujuan Pendidikan Islam?

3. Bagaimanakah implikasi konsep waktu dalam Al-Qur’an terhadap tujuan pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan Skripsi

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak penulis capai dalam pembahasan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang konsep waktu dalam Al-Qur’an dan cara memanfaatkan waktu dalam Al-Al-Qur’an.

2. Untuk lebih mengetahui tujuan Pendidikan Islam secara mendalam. 3. Untuk mengetahui implikasi konsep waktu dalam Al-Qur’an terhadap

tujuan pendidikan Islam.

D. Penegasan Istilah

Untuk membatasi pengertian yang akan penulis teliti, berikut ini akan penulis kemukakan penegasan istilah mengenai judul “Konsep Waktu dalam Al-Qur’an dan Implikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam”

(5)

Konsep artinya “ide umum, pengertian pemikiran, rancangan rencana dasar”.8 Begitu juga dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “concept” didefinisikan sebagai general idea (ide umum).9

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia waktu mempunyai beberapa arti: a). Seluruh rangkaian saat yang telah berlalu sekarang dan yang akan datang, b). Saat tertentu untuk melakukan sesuatu, c). Kesempatan, tempo atau peluang, d). Ketika atau saat terjadinya sesuatu.10

Al-Qur’an adalah Wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya.11

Jadi yang dimaksud konsep waktu dalam Al-Qur’an adalah ide dasar yang ada dalam Al-Qur’an yang dapat ditangkap oleh akal-akal manusia kaitannya dengan waktu menurut pandangan Al-Qur’an. 2. Implikasi

Implikasi adalah “keterlibatan atau keadaan terlibat, manusia sebagai obyek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan pentingnya”.12 Sedangkan dalam Bahasa Inggris implikasi berasal dari kata “implicate” yang berarti melibatkan atau menyangkut, atau berasal dari kata “implication” yang mempunyai arti maksud pengertian, tersimpul dan terlibatnya.13 Implikasi yang dimaksud disini adalah keterlibatan konsep waktu dalam Al-Qur’an terhadap pendidikan Islam.

8

Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 32.

9

H.S. Honrby, Oxford Learner Pocket Of Curent English, (Oxford: Oxford University Press, 1993), hlm. 253.

10

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 1123.

11

Hasbi ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 3.

12

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., hlm. 374.

13

(6)

3. Tujuan Pendidikan Islam

Secara bahasa, tujuan adalah maksud; sasaran.14 Sedangkan secara istilah yaitu sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.15

Pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.16

Achmadi mendefinisikan pendidikan Islam sebagai segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya Islami yang ada dalam subyek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma-norma Islam.17

Dari definisi diatas yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Islam yaitu yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits yang bertujuan untuk membentuk pribadi manusia yang berbudi mulia yaitu manusia yang berakhlak mulia dan beribadah.

Sehingga tujuan Pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses menuju terbentuknya manusia yang berkepribadian muslim, beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.

Jadi, maksud dari judul skripsi “Konsep Waktu dalam Al-Qur’an dan Implikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam” adalah ide dasar tentang waktu dalam Al-Qur’an dengan merujuk hasil pemikiran mufassir kemudian diimplikasikan terhadap tujuan pendidikan Islam.

14

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hlm. 1094.

15

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 29.

16 Ahmad Tafsir,

Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 32.

17

(7)

E. Kajian Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis sudah ada beberapa buku yang membahas tema seputar waktu diantaranya adalah sebagai berikut :

Buku karya Yusuf al-Qardhawi yang berjudul al-Waqtu fi Hayati al-Muslim yang diterjemahkan oleh Ali Imron. Buku ini menjelaskan tentang nikmat waktu dan nilai lebihnya dalam kehidupan seorang muslim serta kewajiban apa yang harus dilakukannya. Yusuf al-Qardhawi juga menjelaskan kebiasaan negatif yang terkait dengan waktu yang harus diwaspadai dan dihindari.18

Buku karya M. Ahmad Abdul Jawwad yamg berjudul Manajemen Waktu. Buku ini menjelaskan tentang kaidah-kaidah aplikatif dan bertahap yang mengantarkan setiap pribadi kepada kesuksesan. Dimulai dari menganalisis manajemen waktu, menghayati urgensi waktu, menyusun skala prioritas, mengenali hal-hal yang dibutuhkan, mengenali cara mengatasi hal-hal yang dapat menyia-nyiakan waktu, mengkaji cara meluruskan persepsi kita yang keliru terhadap efisiensi waktu, hingga melatih agar mampu memanfaatkan waktu secara optimal.19

Buku karya Hadari Nawawi yang berjudul Demi Masa; di Bumi dan di Sisi Allah SWT. Buku ini menjelaskan tentang nilai waktu bagi manusia, maksud Allah menciptakan waktu di bumi, hubungan sukses dengan menghargai waktu serta peranan waktu dalam pembentukan pribadi muslim yang unggul.20

Buku karya M. Quraish Shihab yang berjudul Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Dalam salah satu babnya buku ini menjelaskan tentang waktu dalam Al-Qur’an secara

maudhu’i yaitu tentang makna waktu dalam Al-Qur’an, relativitas waktu,

18 Yusuf al-Qardhawi,

al-Waqtu fi Hayati al-Muslim, cet.III(Daar ash-Shohwah, 1996).

19

M. Ahmad Abdul Jawwad, Manajemen Waktu, (Bandung: Syaamil, 2004).

20

(8)

tujuan kehadiran waktu, serta termasuk bagaimana memanfaatkan waktu dan mengisinya dengan aktifitas positif.21

Buku karya Ahmad Hasan Kanzun yang berjudul Waktu Luang bagi Remaja Muslim. Buku ini menjelaskan bahwa remaja muslim harus mengisi waktu luangnya dengan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat serta dibutuhkan perencanaan dan pertimbangan dalam memanfaatkannya karena akan berdampak positif.22

Buku karya Abu Nabil yang berjudul Etika Islam dalam Menuntut Ilmu. Buku ini menjelaskan konsep menuntut ilmu secara Islami. Bagaimana menjadikannya sebagai ibadah hingga ilmu yang dimiliki senantiasa ditujukan untuk suatu kebenaran, Abu Nabil juga menjelaskan adab yang harus dimiliki seorang penuntut ilmu diantara salah satunya yaitu tamak terhadap waktu dan pandai memanfaatkannya.23

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan jenis penelitian library research atau suatu riset kepustakaan.24 Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi dalam menyusun teori sebagai landasan ilmiah dalam penelitian ini.

Dalam pengumpulan data ini diambil dari beberapa sumber sebagai berikut :

a. Sumber Primer

Sumber primer yaitu informasi yang langsung mempunyai wewenang dan bertanggungjawab terhadap pengumpulan data sumber.25 Sumber data primer yang digunakan adalah Al-Qur’an,

21

Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998).

22

Ahmad Hazan Kanzun, Waktu Luang bagi Remaja Muslim, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001).

23 Abu Nabil,

Etika Islam dalam Menuntut Ilmu, (Jakarta: Khilma Pustaka, 2005).

24

Sutrisno Hadi, Metodologi Riset 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 9.

25

(9)

Hadits dan Tafsir Al-Qur’an diantaranya yaitu Tafsir al-Maraghi

dan Tafsir al-Misbah. b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder yaitu informasi yang tidak secara langsung mempunyai wewenang dan tanggungjawab terhadap informasi yang ada padanya.26 Sumber data sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang membahas tentang waktu diantaranya yaitu buku

al-Waqtu fi Hayati al-Muslim karya Yusuf al-Qardhawi dan buku

Demi Masa; di Bumi dan di Sisi Allah SWT karya Hadari Nawawi serta buku-buku tentang pendidikan diantaranya yaitu buku

Ideologi Pendidikan Islam paradigma Humanisme teoritis karya Prof. Dr ahmadi, buku Asas-Asas Pendidikan karya Abdul Fatah Jalal, dan buku Falsafah Pendidikan Islam karya Omar Muhammad Al-Thoumy Al-syaibany.

2. Metode Pembahasan

a. Metode Tematik (Maudhu’i)

Metode maudhu’i (tematik) adalah membahas ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan, dihimpun kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti asbab al-nuzul, kosa kata dan sebagainya. Semua dijelaskan dengan rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik argumen itu berasal dari Al-Qur’an, Hadits maupun pemikiran rasional.27

Menurut al-Hayy al-Farmawi, metode maudhu’i (tematik) adalah menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah

26

Ibid., hlm. 42

27

(10)

dan menyusunnya berdasarkan kronologis serta sebab turunnya ayat tersebut.28

Sedangkan menurut M. Baqir al-Shard sebagaimana yang dikutip Muhammad Nur Ichwan mendefinisikan metode maudhu’i

adalah “metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-Qur’an dengan cara memilih sebuah pokok masalah yang mempunyai tujuan satu, kemudian dikaji dari berbagai sudut pandang”.29

Dengan metode maudhu’i ini penulis mengetengahkan tema konsep waktu dalam Al-Qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat tentang waktu, dilengkapi dengan hadits-hadits kemudian menganalisisnya.

b. Metode Deduktif

Untuk mendukung dalam penjelasan melalui analisis ini, penulis menggunakan kerangka berfikir yang bersifat deduktif yaitu berfikir dari konsep abstrak yang lebih umum ke berfikir yang lebih spesifik atau kongkrit.30 Dengan kata lain, deduktif berarti penyimpulan hubungan yang tadinya tidak nampak berdasarkan generalisasi yang sudah ada. Dengan metode ini penulis menganalisis ayat-ayat waktu untuk memperoleh pengertian waktu secara lebih spesifik.

c. Metode Induktif

Metode induktif yaitu pola pikir atau pengambilan keputusan berdasarkan data yang khusus, kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang bersifat umum.31 Dengan kata lain, induktif adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan suatu generalisasi.

28

Abd al-Hay al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’iy; Suatu Pengantar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 36.

29 Muhammad Nur Ichwan,

Memasuki Dunia Al-Qur’an, (Semarang: Lubuk Karya, 2002), hlm. 266.

30

Sutrisno Hadi,Op.Cit., hlm. 40.

31

(11)

Metode ini penulis dunakan untuk menganalisis implikasi konsep waktu.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam memahami, mencerna dan mengkaji masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran secara keseluruhan skripsi yang meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Pada bab dua ini pembahasannya meliputi pengertian tujuan pendidikan Islam, fungsi dan karakteristik tujuan pendidikan Islam, macam-macam tujuan pendidikan dan formulasi tujuan pendidikan Islam.

BAB III KONSEP WAKTU DALAM AL-QUR’AN

Pembahasan bab ini meliputi pengertian waktu dalam Al-Qur’an, sumpah Allah dalam Al-Al-Qur’an, karakteristik waktu, nilai waktu, dan penghargaan terhadap waktu terdiri dari durasi waktu, prioritas waktu, bentuk-bentuk penghargaan terhadap waktu dan pengelolaan waktu.

BAB IV IMPLIKASI KONSEP WAKTU DALAM AL-QUR’AN TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

(12)

BAB V PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada percobaan kedua, setelah otak katak dirusak, sehingga hanya memiliki sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf, tidak terjadi gerak refleks pada

7 Pada masing-masing tabel diatas dapat dilihat bahwa perubahan tegangan yang lebih jauh perubahannya merupakan sumbu utama yang menjadi titik perubahan, dalam

Dengan memanfaatkan beberapa bagian (pair) dari kabel jaringan yang tidak digunakan dalam proses pengaliran data dari sumber input ke proses output dapat dimanfaatkan untuk

1) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Pratama sesuai dengan wilayah kerja yang bersangkutan. 1a) Diisi dengan Kode Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang tertulis pada nomor 1).

Bộ phận cắt tiếp xúc với dây dẫn “có điện” có thể khiến các bộ phận kim loại bị hở của dụng cụ máy “có điện” và làm cho người vận hành bị điện giật.. Cầm

Esta es la pantalla de Datos Generales, podemos ver la configuración de la caja inicial, desde acá podemos indicar por ejemplo, que cada vez que se inicie la caja del día, ésta

Lokasi budidaya rumput laut yang baik adalah lokasi yang memiliki pergerakan air yang cukup yaitu 20cm-30cm/detik, tidak memiliki gelombang yang kuat, bebas

Sesuai dengan Buku Studi Rencana Induk dan Ded Bandar Udara Rar Gwamar Dobo Kabupaten Kepulauan Aru, dimana pada buku tersebut telah direncanakan apron baru tetapi dimensinya