STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
PT. STATIKA MITRASARANA
ARTIKEL
Oleh
Y U S R I A L NPM. 1310018312054
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PT. STATIKA MITRASARANA
Yusrial¹, Alizar Hasan², Wardi¹
¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas
e-mail :
ABSTRAK
Semakin ketatnya persaingan saat ini dimana perusahaan harus meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja, maka akan memaksa para pengelola perusahaan untuk dapat bersaing dengan sempurna, artinya perushaan harus dapat mengikuti dan menerapkan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta mampu menerapkan pengawasan/pengendalian yang sedemikian rupa, pada semua aspek agar dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Melalui program keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih produktif agar dapat menjadi salah satu keunggulan perusahaan di dalam menghadapi persaingan. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul: Studi Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Statika Mitrasarana. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah dengan melakukan wawancara dan pengamatan serta melalui penelitian kepustakaan. Tujuan penelitian yang di lakukan di PT Statika Mitrasarana ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3, dan untuk mengetahui bagaimana solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan pada penerapan SMK3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa PT Statika Mitrasarana. telah menerapkan SMK3 dengan cara menetapkan beberapa peraturan, pedoman, kebijakan, dan prosedur kerja yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja.Melalui hasil penelitian juga diperoleh beberapa solusi dari permasalahan diatas diantaranya. Dengan memperkerjakan pekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing serta merealisasikan kebijakan K3 dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pekerja dan melakukan inspeksi alat keselamatan kerja. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan bagi pekerja mengenai prosedur kerja yang telah ditetapkan serta melakukan briefing-briefing kecil saat akan melakukan tugas atau saat melakukan pekerjaan. Maka dapat disimpulkan bahwa jika penerapan SMK3 dilakukan secara professional dan berkesinambungan, maka akan tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan produktif sehingga dapat mengurangi dan mengendalikan resiko kerja yang dapat merugikan seluruh pihak.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, maka penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat tentang keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi. Sebuah organisasi baik perusahaan maupun instansi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara kami pada bulan mei 2015 dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang berada pada Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I, mengatakan masih banyak perusahaan yang belum menerapkan K3 di perusahaan, oleh karena itu, dipilih salah satu perusahaan yang sudah mempunyai manajemen yang baik, diantaranya adalah PT. STATIKA MITRASARANA dan perusahaan tersebut telah mendapatkan sertifikat OHSAS pada tahun 2007. PT Statika Mitrasarana memiliki manajemen yang sudah bagus dan tentu saja perusahaan tersebut telah menjalankan K3. Namun kita akan meneliti sejauh mana K3 ini dilaksanakan oleh perusahaan kelas besar seperti PT. STATIKA MITRASARANA
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (SMK3) di PT. STATIKA MITRASARANA? 2. Apa masalah yang dihadapi oleh
perusahaan dalam menerapkan SMK3?
3. Bagaimana solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan pada penerapan SMK3?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3 pada PT. Statika Mitrasarana.
2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan dalam mengendalikan tingkat kecelakaan yang terjadi
3. Untuk mengetahui bagaimana solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan pada penerapan SMK3
Ruang Lingkup Penelitian
1. PT Statika Mitrasarana sebagai perusahaan yang akan di teliti 2. Penerapan SMK3 pada PT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengendalian operasi, khususnya dalam menjamin keselamatan kerja para karyawan di lingkungan kerja.
Bagi dunia pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan bagi pengembangan SMK3 kbususnya pada pencegahan dan pengendalian resiko kecelakaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara aspek juridis keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya perlindungan bagi keselamatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerja dan melindungi keselamatan setiap orang yang memasuki tempat kerja, serta agar sumber produksi dapat dipergunakan secara aman dan efisien (Soemaryanto, 2002).
Secara aspek teknis keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 dijabarkan ke dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang disebut SMK3 (Soemaryanto, 2002).
Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas.
2. Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, memelihara dan meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga kerja, merawat dan meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia.
Dasar Yuridis Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. UU no.14 tahun 1868 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja 2. UU no. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
3. UU no. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. UU no.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
5. UU no.13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja
6. Keppres RI no.22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja
7. Konvensi ILO no.185/1981 menetapkan kewajiban setiap Negara untuk merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan nasionalnya dibidang kesehatan dan keselamatan kerja seta lingkungannya.
8. Konvensi ILO no.161 tahun 1985 tentang keselamatan kerja.
Dasar Hukum K3 menurut peraturan PU
1. Penerapan SMK 3
a. perusahaan memiliki kebijakan K3
b. perusahaan memiliki perencanaan K3
c. perusahaan sudah melakukan pengendalian operasional
d. perusahaan sudah melakukan pemeriksaaan dan evaluasi kinerja K3
e. perusahaan sudah melakukan tinjauan ulang kinerja K3
f. perusahaan memperhitungkan biaya K3 Konstruksi atau rencana biaya K3 Konstruksi
g. perusahaan telah Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.
h. dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat dan dilaporkan kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan dan triwulan), yang menjadi bagian dari laporan pelaksanaan pekerjaan.
konstruksi / Pre Construction Meeting (PCM)
j. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Apakah perusahaan membuat laporan kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat
k. perusahaan melaksanakan
perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan triwulanan,
dalam rangka menjamin
kesesuaian dan efektifitas penerapan RK3K.
2. Tugas dan tanggung jawab
a. perusahaan meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3 Konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir pemasukan penawaran.
b. perusahaan menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran.
c. perusahaan menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM)
d. perusahaan menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3 Rendah.
e. Perusahaan menghitung dan
memasukkan biaya
penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum
f. perusahaan membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari Dokumen Serah
Terima Kegiatan pada akhir kegiatan
g. perusahaan melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan.
h. perusahaan bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU sesuai dengan RK3K
i. perusahaan mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi j. perusahaan telah melakukan
pengendalian risiko K3
konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
a. Tempat kerja; b.Peralatan kerja; c. Cara kerja;
d.Alat Pelindung Kerja; e. Alat Pelindung Diri; f. Rambu-rambu; dan
g.Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.
OHSAS 18001 : 2007
OHSAS– (Occupational Health and
kerja yang bisa menjadi menjadikan citra buruk perusahaan dan bisa menurunkan image perusahaan.
Komponen Utama OHSAS 18001.
1. Adanya komitmen perusahaan tentang kebijakan Sistem Manajemen K3.
2. Adanya perencanaan tentang program-program Sistem Manajemen K3
3. Operasi dan Implementasi Sistem Manajemen K3
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di perusahaan
5. Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan Sistem Manajemen K3 untuk pelaksanaan berkesinambungan.
Kebijakan system manajemen K3
1. Kebijakan K3telah menyatakan sasaran K3 secara keseluruhan
2. Kebijakan K3 telah memuatkomitmen yang jelas untuk meningkatkan pelaksanaan K3 secara berkesinambungan
3. Kebijakan K3 telah disesusaikan dengan sifat dasar skala resiko K3 perusahaan dan konsisten dengan visi dan misi dan perusahaan
4. Kebijakan K3 telah didokumentasikan dan disosialisasikan dengan cara memasang pada tempat – tempat tertentu
5. Kebijakan K3 telah memuat pernyataan untuk mematuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku
6. Kebijakan K3 telah disampaikan ke seluruh pekerja secara
maksimal, dimana terdapat pekerja yang sudah memahami dan mengerti kebijakan K3 perusahaan
7. Kebijakan K3 telah ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut tetap relevan
Perencanaan tentang program – program system manajemen K3
1. Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko telah seluruhnya memuat aktivitas
– aktivitas rutin dan non rutin,
aktivitas dari seluruh orang yang mempunyai akses ke tempat kerja dan fasilitas – fasilitas kerja yang disediakan
2. Hasil dari identifikasi bahaya, penelitian resiko dan pengendalian resiko telah didokumentasikan dan dilakukan revisi yang dianggap perlu
3. Peraturan perundangan – undangan K3 dan persyaratan K3 lainnya telah secara maksimal di distribusikan kepada para pekerja dan pihak yang lain
4. Peraturan perundang – undangan K3 dan persyaratan K3 lainnya telah diperbaharui secara berkala
5. Sasaran K3 telah konsisten dengan kebijakan K3
6. Sasaran K3 telah didokumentasikan dan disosialisasikan dengan dipasang pada tempat– tempat terntentu
7. Sasaran K3 telah jelas mencakup komitmen untuk peningkatan berkesinambungan
9. Program manajemen K3 telah didokumentasikan dengan adanya bukti catatan atau rekaman yang disimpan sesuai dengan bidang masing– masing
10. Program manajemen K3 telah di tinjau ulang
Operasi dan implementasi system manajemen K3
1. Perusahaan telah menetapkan struktur organisasi K3 yang berlaku dan telah di tanda tangani dan telah dikomunikasikan ke personil terkait
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab masing – masing personil dalam struktur organisasi K3
3. Struktur organisasi K3 proyek yang berlaku telah didokumentasikan
4. Kompetensi beberapa personil inti dan pekerja yang terdapat pada proyek telah sesuai dengan unit kera yang ditandatangani oleh oleh personil dan pekerja tersebut
5. Para personil dan pekerja telah mempunyai kesadaran akan pentingnya penerapan K3 pada pembangunan proyek
6. Penelitian K3 yang dilaksanakan di proyek telah dilakukan secara maksimal dimana sudah sesuai dengan bahaya dan resiko yang terdapat di proyek dan ada pelatihan yang tidak dilaksanakan
7. Perusahaan telah membuat prosedur untuk memastikan informasi yang berkaitan dengan K3 dapat dikonsultasikan dan dikomunikasikan dengan para pekerja dan pihak – pihak yang terkait
8. Perusahaan telah menetapkan dan memelihara informasi dalam suatu medium yang sesuai seperti catata /kertas maupun format elektronik
9. Beberapa dokumen dan bukti kerja telah didokumentasikan
10. Pengendalian dokumen sudah berjalan dengan efektif
11. Perusahaan telah menetapkan kriteria pengoperasian prosedur –
prosedur yang berkaitan dengan identifikasi resiko K3 yang berhubungan dengan pembelian peralatan dan jasa atau pelayanan yang digunakan perusahaan dan prosedur – prosedur ntuk design tempat kerja, proses instalasi mesin, prosedur – prosedur operasi dan pekerjaan termasuk kemampuan personil untuk mengurangi resko K3 pada tempat kerja
Tindakan pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan system manajemen K3 diperusahaan
1. Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja dari pencapaian system manajemen K3 seperti memantau sasaran K3 perusahaan, memantau kesesuaiannya dengan program manajemen K3, kriteria operasional, peralatan undang –
2. Terdapat beberapa rencana pemantauan dan pengukuran kinerja K3 yang telah dilaksanakan perusahaan telah menetapkan prosedur untuk dikalibrasi dan memelihara peralatan dan pemantauan pengukuran peralatan yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan, getaran intensitas cahaya pada lokasi proyek dan dilingkungan disekitar proyek
3. Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk menjelaskan tanggung jawab dan otoritas dalam menangani penyelidikan, insiden sakit dan ketidaksesuaian serta tindakan perbaikan dan pencegahannya
4. Pelaksanaan prosedur tersebut pada proyek telah sesuai dengan ketetapan perusahaan
5. Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk identifikasi, pemeliharaan dan pembuangan dari pengolahan catatan K3 agar dapat dilindungi dari kerusakan dan kehilangan, waktu penyimpanan telah ditetapkan dan dicatat
6. Perusahaan telah menetapkan prosedur audit berkala untuk system manajemen K3
7. Prosedur audit sudah meliputi lingkup, frekuensi metodologi dan kompetensi seperti tanggung jawab dan persyaratan –
persyaratan untuk melaksanakan audit dan pelaporan hasil audit
8. Program audit dilaksanakan oleh personil independent yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap aktifitas yang diperiksa
Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan system manajemen K3 untuk pelaksanaan berkesinambungan
1. Telah memiliki mekanisme untuk melaksanakan kajian manajemen
2. Manajemen telah mengkaji ulang system manajemen K3 untuk memastikan pantas tidaknya dilanjutkan, efektivitas dan kecukupannya
3. Agenda kajian manajemen telah sepenuhnya sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:2007
4. Hasil dari kajian manajemen telah berisi evaluasi dari penerapan system manajemen K3
5. Hasil dari kajian manajemen telah didokumentasikan
Pelaksanaan SMK3
23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain : setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan di sekitarnya (www.depkes.go.id, 2009).
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Penelitian ini lebih menitikberatkan pada penelitian lapangan (field research), untuk mengetahui permasalahan serta untuk mendapatkan informasi dan data yang ada di lokasi penelitian. Disamping itu, penelitian ini juga menggunakan paradigma rasionalistik, yaitu mengedepankan pemikiran terlebih dahulu dalam bentuk konsep atau teori, sebagai landasan untuk menelaah gejala yang terjadi dan melakukan suatu tindakan. Penelitian ini juga akan ditunjang dengan data sekunder dan penelaahan pustaka (literature study), terutama pada awal penyusunan kerangka pemikiran dan landasan teori pendekatan penelitian dengan cara kuantitatif dan kualitatif dan penelitian dengan cara kualitatif.
Metoda Penelitian
Metoda penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Berdasarkan pada pelaksanaan penelitian, maka metoda penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif. Metoda ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secaraaktual dan cermat, menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (Hasan, 2002:22). Penggunaan
metoda ini karena penelitian ini memfokuskan pada penelitian lapangan untuk mendapatkan data atau masukan dari masyarakat sebagai data primer.
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis metode kualitatif dimana data diperoleh melalui wawancara bebas dan observasi. Berdasarkan pengumpulan data tersebut, diharapkan akan diperoleh data yang akurat mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diterapkan oleh PT. Statika Mitrasarana berlokasi di jalan Khatib Sulaiman No.89 Padang. Adapun substansi yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu pekerja yang terlibat dalam proyek di PT Statika Mitra Sarana.
Populasi Dan Sampel Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah staf setingkat manajerial PT. Statika Mitrasarana.
Sampel
2003).
Teknik Penelitian
Teknik Pemilihan Informasi
Teknik pemilihan informasi merupakan cara menentukan sampel yang dalam penelitian kualitatif disebut responden, (Yulia, 2005). Menggunakan sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. Cara untuk memilih responden berhadapan langsung dengan kondisi serta situasi penelitian, ia harus banyak pengalaman tentang penelitian dan secara sukarela memberikan pandangannya. Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitas bukan jumlahnya. Oleh karena itu ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk menghasilkan penelitian yang baik.
Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara ( Interview)
Wawancara (interview) dimana peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) bertujuan mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain yang berkaitan dengan individu dan topik wawancara. Dengan melakukan wawancara peneliti dapat memahami tingkat keikutsertaan pihak yang diwawancarai .
b. Observasi Partisipatif (Participant
Observation)
Observasi partisipatif dilakukan dengan cara mengamati secara langsung perilaku individu dan interaksi mereka dalam latar penelitian. Oleh karena itu peneliti harus terlibat langsung dalam proses sehari-hari subjek yang dipelajari. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh data khusus diluar
struktur dan prosedur formal program.
c. Telaah Catatan Program
(Organitation Record)
Arsip dan catatan program merupakan bukti unik dalam studi kasus, yang tidak ditemui dalam wawancara dan observasi. Sumber ini merupakan sumber data yang dapat digunakan untuk mendukung data dari observasi dan wawancara. Selain itu telaah terhadap catatan program dapat memberikan data tentang konteks historis setting program yang diteliti. Sumber datanya dapat berupa buku petunjuk teknis program, foto dokumentasi, dokumen laporan-laporan, catatan administrasi dan keuangan, surat menyurat dan dokumen lain yang relevan.
Teknik Penulisan Laporan
Laporan penelitian pada dasarnya merupakan dokumen tertulis yang digunakan untuk mengkomunikasikan isu, metode dan temuan penelitian. Jadi laporan penelitian bukan summary of findings, tetapi catatan tentang proses
penelitian yang berkaitan dengan alasan penelitian, deskripsi tahapan penelitian, penyajian data dan diskusi atau pembahasan tentang bagaimana data tersebut menjelaskan pertanyaan penelitian, (Chariri, 2009).
Instrumen Penelitian
tahun 2007. Tiga orang responden adalah satu dari unsur pimpinan dan dua dari unsur pelaksana
Analisis data
Tujuan 1
untuk mengetahui penerapan SMK3 Pada PT. Statika Mitrasarana
dari hasil wawancara dengan ketiga responden maka dapat disimpulkan dari jawaban mereka tentang penerapan SMK3 pada PT. Statika Mitrasarana.
Tujuan 2
Untuk mengatahui masalah yang dihadapi perusahaan dalam mengendalikan tingkat kecelakaan yang terjadi.
Contoh tujuan ini didapat dari hasil wawancara dengan responden serta hasil observasi dilapangan, pada proyek yang dikerjakan oleh PT. Statika Mitrasarana
Tujuan 3
Untuk mengetahui solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan pada penerapan SMK3
Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi masalah akan didapatkan dari hasil wawancara dengan responden. Hasil wawancara ini akan dikaitkan dengan teori yang ada di bab dua.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tujuan 1
untuk mengetahui penerapan SMK3 Pada PT. Statika Mitrasarana
Dari kesimpulan wawancara dengan tiga orang responden dari PT. Statika Mitrasarana yang dimana satu orang dari unsur pimpinan dan
dua orang dari unsur pelaksana lapangan dapat disimpulkan bahwa PT. Statika Mitrasarana telah menjalankan Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja baik berdasarkan permen PU No.5/PRT/2014 dan OHSAS tahun 2007
Tetapi ada beberapa hal yang belum terlaksana seperti perusahaan dalam perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai dengan evaluasi bukan lagi sepenuhnya efektif. Hal ini tentu untuk masa yang akan datang perlu ditingkatkan. Mensosialisasikan SMK3 ini terhadap pekerja dan pihak
– pihak yang berkepentingan bukan
lagi dilaksanakan secara maksimal. Belum terdokumentasikan tentang cara memasang tanda SMK3 pada tempat tertentu dengan baik.
Dengan demikian dapat dikatakan PT. Statika Mitrasarana telah melaksanakan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, tetapi perlu beberapa hal yang perlu ditingkatkan atau disempurnakan
Tujuan 2
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan dalam mengendalikan kecelakaan yang terjadi
Berdasarkan hasil observasi kelapangan dan wawancara dalam mengendalikan kecelakaan adalah sebagai berikut :
Keamanan berkerja berdasarkan SMK3
Perlengkapan Alat pelindung diri
1. Seluruh pekerja dan personil telah dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan telah
memahami alasan
2. helm pelindung dan seluruh personil yang telibat di lapangan harus menggunakannya
3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau serpihan material seperti gergaji kayu atau potongan beton
4. Sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki
5. Pelindung kebisingan harus diginakan jika tingkat kebisingan tinggi.
6. Sarung tangan jika diperlukan pada beberpa pekerjaan
7. Perlindungan pernapasan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya asbes, asap dan debu kimia.
Pemakaian Alat pelindung diri
Kriteria dalam Pembuatan Rambu- rambu Peringatan
1. Rambu - rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau symbol yang memuat peraturan -peraturan, peringatan, larangan, himbauan
2. Rambu – rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan dipahami (Komunikatif) oleh semua kalangan yang terlibat proyek pekerjaan jalan
3. Jenis rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulisan, bahasa, jenis, symbol
yang digunakan atau gambar, warna di sesuaikan dengan kondisi di lapangan, pekerjaan dan kebutuhannya.
4. Contoh rarnbu – rambu peringatan yang harus ada di lingkungan perusahaan adalah rambu - rambu yang berbentuk peraturan - peraturan seperti: wajib menggunakan helm dan sepatu pengaman, buang sampah pada tempatnya dan juga rambu - rarnbu yang berbentuk himbauan untuk meningkatkan keamanan bekerja.
5. Rambu larangan seperti: dilarang masuk, dilarang parkir dan dilarang merokok
6. Himbauan seperti poster– poster atau plang K3
Rambu– rambu peringatan
Kebersihan dan kerapihan
Salah satu upaya dalam penerapan SMK3 adalah menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja. Ada beberapa penjelasan mengenai upaya dalam menjaga kebersihan dan kerapian tempat ketja, antara lain :
2. Diusahakan setiap selesai pekerjaan di area proyek pekerjaan jalan harus melakukan kebersihan.
3. Semua areal yang dianggap berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja di lingkungan Statika harus diberi pagar atau tutup pengaman.
4. Dilakukan pengambilan sampah secara berkala di lingkungan proyek pekerjaan jalan maupun dibagian perkantoran dan selanjutnya dibuang ke lokasi pembuangan sementara yang telah ditetapkan di area perkantoran.
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Statika Mitrasarana
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan Kerja
2. Memberikan pertolongan pada kecelakaan
3. Memberi alat – alat pelindung diri kepada para pekerja
4. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan
5. Memelihara kebersihan kesehatan dan ketertiban
6. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
7. Mencegah Terjadinya Sakit Akibat Kerja
8. Meminimalkan terjadinya kejadian-kejadian nyaris celaka
9. Mentaati perundangan dan persyaratan yang berlaku
Tinjauan Ulang dan Evaluasi dari Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1. Tinjauan dan evaluasi atas pelaksanaan Sistem Manajemen Keselarnatan dan Kesehatan kerja (SMK3) telah dilakukan.
2. Ketua, sekretaris dan beberapa anggota P2K3 telah menghadiri peninjauan tersebut.
3. tinjauan SMK3 telah dibahas dengan hasil sebagai berikut:
a) Pelaksanaan
b) Hasil inspeksi berkala di lapangan anatara lain:
1) Penggunaan perlengkapan pelindung diri pekerja / tenaga kerja
2) Pemasangan pengaman sementara serta rambu -rambu peringatan bahaya pada tempat - tempat yang seharusnya
3) Pemasangan
perlengkapan pencegahan dan penanggulangan bahaya
4) Tersediannya kotak P3K
Tinjuan ulang dan evaluasi SMK3
Pendokumentasian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang dilakukan oleh PT Statika Mitrasarana, secara keseluruhan di dokumentasikan dalam pedoman SMK3 ini, yang disusun secara rinci. Salah satu upaya pendokumentasian SMK3 adalah dengan melakukan audit internal yang dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. Kegiatan audit internal ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), prosedur dan instruksi kerja yang didokumentasikan.
Pengumpulan dan Penggunaan Data
1. Semua catatan atau rekaman atau data hasil pelaksanaan SMK3 diidentifikasi, diarsipkan, diperlukan dan disimpan sesuai dengan prosedur mutu
2. Catatan mengenai tinjauan ulang, inspeksi dipelihara untuk catatan - catatan dengan kategori rahasia, akan disimpan secara tersendiri oleh pimpinan unit kerja atau orang yang ditunjuk
3. Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitas kesehatan
Masalah- masalah yang timbul dalam penerapan SMK3 pada tahun 2010 sampai tahun 2013 adalah
1. Beberapa pekerja yang tidak memenuhi kebijaksanaan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu dengan mengesampingkan alat pelindung kerja
2. Pekerja yang tidak mememahami prosedur kerja
Tujuan 3
Solusi masalah yang dihadapi perusahaan da1am penerapan Sistem Manajemen Kese1amatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1. Dengan mempekerjakan pekerja sesuai dengan keahliannya masing:- masing serta menyampaikan atau merealisasikan kebijakan K3 dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh para pekerja, melakukan inspeksi keselamatan dan kelengkapan alat pelindung diri yang berada di lapangan yang merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kondisi peralatan tetap baik. YAKAN ALAT K3
2. Dengan memberikan pelatihan – pelatihan bagi para pekerja mengenai prosedur kerja yang ditetapkan oleh perusahaan, serta dengan melaksanakan briefing – briefing kecil saat akan melakukan tugas atau saat melakukan pekerjaan. sehingga dengan begitu pekerja akan tahu prosedur kerja yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
3. Menyiapkan dana untuk para pelaksana untuk mengambil sertifikat K3, setiap pelaksanaan seharunya mendapatkan sertifikat SMK3, sehingga pelaksanaan bias mensosialisasikan kepada para pekerja
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. PT. Statika Mitrasarana telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan cara menetapkan beberapa peraturan, pedoman,
kebijakan, dan prosedur kerja yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi potensi bahaya kecelakaan yang timbul dalam melaksanakan pekerjaan. PT. Statika Mitrasarana telah menerapkan peraturan menteri PU No.05/PRT/M/2014 dan OHSAS 2007 dimana perusahaan telah menempatkan kualifikasi tenaga K3 dan juga telah memiliki prosedur terdokumentasi dalam hal pelatihan peningkatan skill pekerja serta mekanisme pelaporan insiden K3 yang juga telah memiliki prosedur yang terakomodasi. Tetapi ada beberapa yang perlu ditingkatkan, karena belum melaksanakan secara optimal.
2. Permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam mengendalikan kecelakan di lapangan sebagai berikut.
a. Secara umum PT. statika Mitrasarana telah menjalankan SMK3 dengan dilihat dilapangan (hasil observasi)
b. Adanya beberapa pekerja yang tidak memenuhi kebijaksanaan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh
permen PU
No.09/PRT/M/2008 dan perusahaan yaitu dengan mengesampingkan alat pelindung kerja.
c. Adanya pekerja yang tidak mememahami prosedur kerja.
3. Solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan SMK3 antara lain :
keahliannya masing- masing serta menyampaikan atau merealisasikan kebijakan K3 dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh para pekerja, melakukan inspeksi keselamatan dan kelengkapan alat pelindung diri yang berada di lapangan yang merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kondisi peralatan tetap baik.
b. Dengan memberikan pelatihan - pelatihan bagi para pekerja mengenai prosedur kerja yang ditetapkan oleh perusahaan, serta dengan melaksanakan briefing - briefing kecil saat akan melakukan tugas atau saat melakukan pekerjaan. Sehingga dengan begitu pekerja akan tahu prosedur kerja yang harus dipahami untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
Saran
1. Agar perusahaan menerapkan standar OHSAS yang merupakan standar internasional untuk penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Agar perusahaan menerapkan