1
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Jurusan Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh :
IKA HARIPRATIWI
NIM. 30.02.2.5.003
Program Studi
AKUNTANSI SYARI'AH
JURUSAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SURAKARTA
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PENGGAJIAN KARYAWAN PADA
BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Disusun oleh :
IKA HARIPRATIWI NIM. 30.02.2.5.003
Surakarta, 08 Agustus 2006
Disetujui dam Disahkan
Oleh :
Dosen Pembimbing Skripsi
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA
BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
IKA HARIPRATIWI NIM.30.02.2.5.003
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta,
Pada hari Sabtu, tanggal 12 Agustus 2006
Dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam
Surakarta, 12 Agustus 2006
Mengetahui
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
H. Sholahuddin Sirizar, M.A Fauzi Muharom, M.Ag.
NIP.150327129 NIP.150365024
Penguji I Penguji II
Drs. M. Rahmawan A., M.Si. Fitri Wulandari, SE, M.Si.
NIP.150318645 NIP.150291030
PJS Ketua Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta
PERSEMBAHAN
•
!
" #
MOTTO
! "
! "
! "
! "
#
$%&$ ' %
#
$%&$ ' %
#
$%&$ ' %
#
$%&$ ' %
#
$ ( %
#
#
$ ( %
$ ( %
#
$ ( %
ABSTRACT
The objectives of this research are to analyze the employees remuneration procedure and to know about the implementation of internal control system in the employees remuneration in BMT Al Ikhlas Yogyakarta .
This is a field study research, because of this research only collect data, search the fact, afterward analyze the data and interpret it based on the theories. The data collecting methods are interview, documentation, review of related theories and questionare. The data analyzing technique is qualitative descriptive which done by logical calculation to draw a conclusion and to describe the results based on the theories. Evaluation of employees remuneration procedure by direct interview method with the respondent that is remuneration division staff. Meanwhile, the questionare is used to know the implementation of internal control system. From the questionare results, it can be drawn a score, which is divided into categories good or poor.
The result of this research shows that this organization has separated between duty and functional responsibility in each parts, which related to remuneration procedure. The procedure is very simple. The functions that hook on remuneration activity are : presention registration function, personalia administration function, remuneration function, and teller function. The network of employees remuneration procedure consist of : presention registration procedure, personalia administration procedure, remuneration procedure, and salary payment procedure. The implementation of internal control system in BMT Al Ikhlas Yogyakarta is included good, with score 80 %. It shows that there is a good separation between duty and functional responsibility in the organizational structure, authorization system, and recording procedure. It also shows that each part of BMT AL Ikhlas Yogyakarta does their job well.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 ( S1 ) Program Studi Akuntansi Syariah di Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik sumbangan pikiran, waktu, tenaga yang tercurah. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Nashruddin Baidan, selaku Ketua STAIN Surakarta. 2. Ibu Dra. Hj. Tasnim Muhammad M. Ag, selaku Pejabat Sementara Ketua
Jurusan Ekonomi Islam.
3. Bapak H. Sholahuddin Sirizar, MA., selaku Wali Studi Akuntansi Syariah. 4. Ibu Marita Kusuma Wardani, SE, yang telah memberikan pengarahan,
bimbingan, dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Edi Susilo, SE, selaku nara sumber dari BMT Al Ikhlas Yogyakarta, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk keterangan yang berharga bagi peneliti.
6. Mbak Rianti, terima kasih telah memberikan keterangan-keterangan tambahan yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Pimpinan dan seluruh karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta, terima kasih
telah memberikan kesempatan dan ijin penelitian.
8. Bapak/ Ibu Suharja Siswanto, terima kasih atas segala dukungan dan sumbangan yang tak ternilai.
9. Fadlurrahman, M. Nurhadi, Arif Hikmawan, Rofikoh, terima kasih atas segala bantuannya.
11. Teman-teman “West-Proqh Community” Untari”Oent”, “Punky” Nugraha, Ndro, Baru, Heru, Erna, “Bean”Eko, terima kasih menjadi teman hang-out, atas bantuan, kebersamaan dan persahabatan yang indah.
12. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan dan kebaikan dari Bapak, Ibu, serta semua pihak yang telah penulis sebutkan, mendapat balasan yang semestinya dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan lebih lanjut. Akhir kata, harapan penulis adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sesama mahasiswa maupun bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Sistematika Penulisan Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 8
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ... 8
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern ... 9
3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern ... 11
4. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern ... 11
5. Sistem Akuntansi Penggajian ... 12
6. Prosedur Penggajian ... 15
7. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian ... 27
8. Konsep Islam tentang Pembayaran Upah, Gaji ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Wilayah Penelitian ... 35
B. Metode Penelitian ... 35
C. Data dan Sumber Data ... 35
D. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Obyek Penelitian ... 39
1. Sejarah dan Perkembangan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 39
2. Susunan Kepengurusan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 44
3. Visi dan Misi BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 45
4. Sumber Daya Insani ... 47
5. Produk BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 47
6. Pembayaran Gaji Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 50
B. Pengujian dan Hasil Analisis Data ... 51
1. Prosedur Sistem Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 53
2. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan ... 58
C. Pembahasan Hasil Analisis 1. Penilaian terhadap Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Sistem Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 60
2. Penilaian terhadap Jaringan Prosedur Sistem Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 62
3. Penilaian terhadap Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 64
D. Jawaban Atas Pertanyaan dalam Perumusan Masalah ... 66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
B. Keterbatasan Penelitian ... 77
C. Saran-saran ... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Flowchart Prosedur Pencatatan Waktu Hadir... 22
Gambar 2 : Flowchart Prosedur Pembuatan Daftar Gaji ... 23
Gambar 3 : Flowchart Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar ... 24
Gambar 4 : Flowchart Prosedur Pembayaran Gaji ... 25
Gambar 5 : Flowchart Prosedur Distribusi Biaya Gaji ... 26
Gambar 6 : Grafik Perkembangan Usaha BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 42
Gambar 7 : Grafik Perkembangan Laba BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 43
Gambar 8 : Prosedur Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 57
Gambar 9 : Prosedur Pencatatan Presensi BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 67
Gambar 10 : Prosedur Administrasi Personalia BMT Al Ikhlas Yogyakarta .... 68
Gambar 11 : Prosedur Penggajian BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 69
A.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Lampiran 2 : Kuisioner Sistem Pengendalian Intern
Lampiran 3 : Struktur Organisasi BMT Al Ikhlas Yogyakarta
Lampiran 4 : Ketentuan Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta Lampiran 5 : Struktur Gaji Karyawan ISES
Lampiran 6 : Struktur Gaji Karyawan BMT Masa Training Lampiran 7 : Struktur Gaji Karyawan BMT Masa Training Lampiran 8 : Surat Pernyataan Kesediaan ( Aqad ) Lampiran 9 : Contoh Rekap Presensi Karyawan Lampiran 10: Surat Ijin Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan
perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil
besar dalam kinerja ke depan suatu perusahaan. Sumber daya manusia
tersebut diartikan sebagai karyawan pengelola dan pelaksana suatu
perusahaan yang dipercaya oleh perusahan dalam melaksanakan tugas
kegiatan. Perusahaan mempunyai kesempatan yang baik untuk bertahan
dan maju jika mempunyai karyawan yang tepat, sehingga membutuhkan
usaha yang terus-menerus untuk mencari, memilih, dan melatih calon atau
karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat
untuk mencari nafkah. Karyawan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Oleh karenanya karyawan berhak untuk mendapatkan gaji yang
sesuai dengan kualitasnya. Gaji yang diterima oleh karyawan seharusnya
berupa gaji yang wajar.
Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian
yang paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti,
baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Gaji merupakan kontra
prestasi yang diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan
penggunaan tenaga manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji adalah bentuk
kompensasi atas prestasi karyawan yang bersifat finansial yang
menimbulkan kepuasan kerja. Menurut T. Hani Handoko kompensasi
untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator pelaksanaan
kegiatan di waktu yang akan datang.1 Karyawan akan merasa puas apabila
besarnya gaji yang diterimanya sesuai dengan keahlian dan jabatannya.
Sehingga karyawan akan terdorong untuk semaksimal mungkin bekerja
sesuai dengan kemampuannya.
Gaji mempunyai arti penting bagi karyawan sebagai individu karena
besarnya gaji mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para
karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat pendapatan absolut
karyawan akan menentukan skala kehidupannya, dan pendapatan relatif
mereka menunjukkan status, martabat dan harganya.2 Akibatnya, apabila karyawan memandang gaji yang mereka terima tidak memadai, maka
prestasi kerja, semangat, dan motivasi mereka bisa turun.
Umumnya departemen kepegawaian (personalia) merancang dan
mengadministrasikan gaji karyawan, sehingga perusahaan seharusnya
mempunyai suatu sistem penggajian yang baik. Pengembangan sistem
penggajian merupakan salah satu cara yang ditempuh dalam pengelolaan
sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Penggajian
seharusnya dikelola secara profesional untuk menghindari terjadinya
manipulasi gaji oleh pihak-pihak tertentu. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan
pada karyawan, hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas
karyawan. Fakta yang kita temui atau yang sering kita lihat adalah
demonstrasi para karyawan yang menuntut kenaikan gaji serta perbaikan
kesejahteraan karyawan.
1
T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 1999, hal: 218 2
Sistem pengendalian intern sangat diperlukan untuk melakukan
pengecekan terhadap sistem akuntansi penggajian. BMT Al Ikhlas
merupakan lembaga keuangan syariah yang memberikan layanan simpanan
maupun produk pembiayaan. Perkembangan BMT Al Ikhlas yang cukup
pesat dengan memiliki beberapa kantor cabang sangat memerlukan suatu
pengawasan yang baik. BMT Al Ikhlas seharusnya memiliki sistem
pengendalian intern yang baik dalam sistem penggajian yang dimiliki agar
tujuan perusahaan dapat tercapai. Keharusan perusahaan untuk
menerapkan sistem pengendalian intern untuk mencegah terjadinya
penyelewengan dan tindak kecurangan-kecurangan yang merugikan, serta
penerapan sistem pengendalian intern secara baik diharapkan dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
Atas dasar pemikiran tersebut dan pentingnya sistem pengendalian
intern dalam setiap kegiatan perusahaan, mendorong penulis untuk
melakukan penelitian tentang sistem akuntansi penggajian dengan
mengambil judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian
Karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Pimpinan perusahaan sangat berkepentingan dengan informasi yang
dihasilkan dari sistem penggajian tersebut, misalnya informasi tentang jumlah
biaya gaji yang menjadi tanggungan perusahaan. Penerapan sistem
pengendalian intern penggajian yang memadai akan berguna bagi pimpinan
karyawan, pengelolaan gaji yang sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan untuk menghindari timbulnya kecurangan-kecurangan.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern
penggajian karyawan sebagai berikut:
1. Adanya gaji yang diterima tidak memadai menyebabkan menurunnya
prestasi kerja, semangat, motivasi dan mempengaruhi kepuasan
karyawan.
2. Ketidaksesuaian pelaksanaan prosedur penggajian dengan prosedur
yang telah ditetapkan dapat menyebabkan terjadinya manipulasi gaji
dan kekecewaan pada karyawan.
3. Penerapan sistem pengendalian intern yang tidak memadai
menyebabkan timbulnya penyelewengan dan tindak
kecurangan-kecurangan dalam pengelolaan gaji karyawan.
C. Batasan Masalah
Terkait dengan luasnya lingkup, permasalahan dan waktu serta
keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan berkaitan dengan sistem
penggajian, maka penelitian dibatasi pada pelaksanaan prosedur penggajian
dan penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan pada
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas
Yogyakarta ?
2. Bagaimanakah penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian
karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas
Yogyakarta sudah dilaksanakan dengan baik atau belum.
2. Untuk menganalisis penerapan sistem pengendalian intern dalam
penggajian di BMT Al Ikhlas Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan khususnya wacana tentang sistem pengendalian intern
dalam penggajian karyawan.
2. Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
manajemen BMT Al Ikhlas Yogyakarta dalam perbaikan sistem
G. Sistematika Penulisan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang mendukung
penelitian yaitu menerangkan tentang : pengertian sistem
pengendalian intern, tujuan, unsur-unsur, dan prinsip-prinsip
sistem pengendalian intern. Kemudian sistem akuntansi
penggajian yang mengulas tentang pengertian, perbedaan sistem
dan prosedur, pengertian gaji. Penjelasan prosedur penggajian,
meliputi fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian,
catatan akuntansi dan bukti transaksi yang digunakan, gaji
menurut pandangan Islam. Selanjutnya sistem pengendalian
intern dalam sistem akuntansi penggajian yang menjelaskan
mengenai organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan
praktik yang sehat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang waktu dan lokasi penelitian, metode
penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi, yang
memuat tentang : jenis penelitian, sumber data, teknik
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan,
struktur organisasi, personalia, sistem dan prosedur penggajian di
BMT Al Ikhlas Yogyakarta. Analisis data mencakup tentang :
analisis terhadap prosedur penggajian karyawan, analisis
penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian yang
meliputi organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan
praktik yang sehat dalam pembayaran gaji.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran maupun
20
A. Kajian Teori1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang
dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan
dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan
undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi
operasi.3
Sedangkan Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian
intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.4
Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA ( American
Institute of Certified Public Accountants ) yang dikutip oleh Bambang
Hartadi menyebutkan, sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi
yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan,
memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya
3
Al Haryono Jusup, Auditing (Pengauditan), Buku 1, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 2001, hal: 252 4
meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan
perusahaan yang telah diterapkan.5
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat
dipahami bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari
berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut
oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian
anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa
intern.
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern
adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai
tujuan dengan efisien. Tujuan pengendalian intern adalah untuk
memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan:
keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.6
Menurut Mulyadi tujuan pengendalian intern akuntansi adalah
sebagai berikut:7
a. Menjaga kekayaan perusahaan:
1) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi
yang telah diterapkan
2) Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat
dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada
5
Bambang Hartadi, Auditing : Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 1987, hal: 121
6
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, Auditing, Edisi 5, Buku 1, Jakarta, Salemba Empat, 1998, hal:172 7
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi:
1) Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan
2) Pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam catatan akuntansi
Tujuan tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut:
a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang
telah ditetapkan:
1) Pembatasan akses langsung terhadap karyawan
2) Pembatasan akses tidak langsung terhadap karyawan
b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan
dengan kekayaan yang sesungguhnya ada:
1) Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan
kekayaan yang sesungguhnya ada
2) Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan
c. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:
1) Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang
2) Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang
d. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi:
1) Pencatatan semua transaksi yang terjadi
2) Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi
3) Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar
4) Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya
5) Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya
3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern
yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus
dipenuhi antara lain: 8
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional
secara tegas
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya
Sistem pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan
mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, tergantung dari sifat serta
keadaan masing-masing perusahaan. Dalam artian tidak ada sistem
pengendalian intern yang bersifat universal yang dapat dipakai oleh
seluruh perusahaan.
4. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern
Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu
sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang
meliputi:9
a. Pemisahan fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan
pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya
8
Mulyadi, op.cit, hal: 166 9
pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi
pelaksanaan tugas.
b. Prosedur pemberian wewenang
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah
diotorisir oleh orang yang berwenang.
c. Prosedur dokumentasi
Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem
pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar
penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan
akuntansi.
d. Prosedur dan catatan akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya
catatan-catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi
dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat
waktu.
e. Pengawasan fisik
Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan
elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
f. Pemeriksaan intern secara bebas
Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset
yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening
kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini
bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.
5. Sistem Akuntansi Penggajian
Definisi sistem dan prosedur menurut W. Gerald Cole seperti
yang dikutip oleh Zaki Baridwan yaitu sistem adalah suatu kerangka
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai
dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu
kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.10 Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang
dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya
perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang sering terjadi.11
Sedangkan Steven A. Moscove seperti yang dikutip Zaki
Baridwan mendefinisikan sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang
terdiri dari bagian-bagian (disebut subsistem) yang saling berkaitan
dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.12 Selanjutnya Zaki Baridwan yang mengutip definisi Howard F. Stettler memberikan
pengertian sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan,
prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data
mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk
menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang
diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi
pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham,
kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil
operasi.13
b. Dokumen dan Catatan yang Digunakan
10
Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi 5, BPFE Yogyakarta, 2002, hal: 3 11
Ibid
12
Ibid, hal: 4 13
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian
adalah:14
a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
b. Kartu jam hadir
c. Kartu jam kerja
d. Daftar gaji dan daftar upah
e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah
f. Surat pernyataan gaji dan surat pernyataan upah
g. Amplop gaji dan upah
h. Bukti kas keluar
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji antara lain:15 a. Jurnal umum
Dalam pencatatan gaji, jurnal umum digunakan untuk mencatat
distribusi biaya tenaga kerja ke dalam tiap departemen dalam
perusahaan.
b. Kartu harga pokok produk
Digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang
digunakan untuk pesanan tertentu.
c. Kartu biaya
Digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan
biaya tenaga kerja non produksi tiap departemen dalam
perusahaan.
d. Kartu penghasilan karyawan
14
Mulyadi, op.cit. hal: 378 15
Digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai
potongannya yang diterima oleh setiap karyawan.
c. Pengertian Gaji
Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh
karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan
tetap setiap bulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas
penyerahan jasa oleh karyawan pelaksana (buruh) yang dibayarkan
berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang
dihasilkan oleh karyawan.16 Jadi dapat disimpulkan bahwa gaji pada dasarnya diterima oleh karyawan selain buruh (pelaksana) dan
dibayarkan setiap bulan. Para manajer, pegawai administrasi dan
pegawai penjualan biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang
jumlahnya tetap.17 6. Prosedur Penggajian
a. Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
1) Fungsi Kepegawaian
Bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon
karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat
surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan
golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.
2) Fungsi Pencatat Waktu
Bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir
bagi semua karyawan perusahaan.
3) Fungsi Pembuat Daftar Gaji
16
Mulyadi, op.cit. hal: 378 17
Bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi
penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang
menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran
gaji.
4) Fungsi Akuntansi
Bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam
hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan ( misalnya utang
gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun).
5) Fungsi Keuangan
Bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan
menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, selanjutnya
dibagikan kepada karyawan yang berhak.
b. Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penggajian
1) Prosedur pencatatan waktu hadir
Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian pencatat waktu adalah
sebagai berikut:
a) Bagian pencatat waktu mengawasi setiap karyawan yang
memasukkan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu
pada waktu masuk dan pulang
b) Membuat daftar hadir karyawan berdasarkan kartu jam hadir
c) Menyerahkan daftar hadir karyawan dan kartu hadir karyawan
2) Prosedur pembuatan daftar gaji
Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian gaji dan upah adalah
sebagai berikut:
a) Bagian gaji dan upah menerima daftar hadir dan kartu jam hadir
kemudian diarsipkan berdasarkan tanggal
b) Membuat daftar gaji (DG) rangkap 2 berdasarkan dokumen
daftar gaji dan kartu jam hadir
c) Membuat rekap daftar gaji rangkap 2 dan surat pernyataan gaji
d) Mencatat penghasilan karyawan pada kartu penghasilan
karyawan berdasarkan daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji
rangkap 2, dan surat pernyataan gaji
e) Menyerahkan daftar gaji rangkap 2, rekap gaji rangkap 2, surat
pernyataan gaji, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian
utang
f) Bagian gaji dan upah menerima bukti kas keluar (BKK) lembar
ke-3, daftar gaji (DG) lembar ke-2, dan kartu penghasilan
karyawan dari bagian kasa
g) Mengarsipkan BKK lembar ke-3 dan DG lembar ke-2
berdasarkan tanggal serta kartu penghasilan karyawan
berdasarkan abjad
3) Prosedur pembuatan bukti kas keluar
Prosedur ini dilakukan oleh bagian utang dengan uraian kegiatan
sebagai berikut:
a) Bagian utang menerima daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji
b) Membuat bukti kas keluar rangkap 3
c) Mencatat kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar (BKK)
lembar ke-1
d) Menyerahkan bukti kas keluar (BKK) lembar ke-2 dan rekap
daftar gaji (RDG) lembar ke-1 ke bagian jurnal
e) Menyerahkan BKK lembar 2 dan rekap daftar gaji lembar
ke-1 ke bagian jurnal
f) Bagian utang menerima BKK lembar ke-1, DG lembar ke-1, dan
RDG lembar ke-2 dari bagian kasa. Mencatat nomor cek pada
register bukti kas keluar
g) Menyerahkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar
ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian jurnal
4) Prosedur pembayaran gaji
Prosedur ini dilakukan oleh bagian kasa dengan uraian kegiatan
sebagai berikut:
a) Bagian kasa menerima bukti kas keluar lembar ke-1 dan ke-3,
daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji lembar ke-2, surat
pernyataan gaji dan kartu penghasilan karyawan dari bagian
utang
b) Mengisi cek dan memintakan tanda tangan atas kepada kepala
bagian keuangan
c) Menguangkan cek ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji
d) Membayarkan gaji kepada karyawan dan meminta tanda
e) Membubuhkan cap lunas pada bukti dan dokumen
pendukungnya
f) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji
lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian utang
g) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-3, daftar gaji
lembar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian gaji
dan upah
h) Surat pernyataan gaji dimasukkan ke dalam amplop gaji
bersama dengan pemasukan uang gaji
5) Prosedur distribusi biaya gaji
Prosedur ini dilakukan oleh bagian jurnal dan bagian kartu biaya
dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
a) Bagian jurnal menerima dokumen bukti kas keluar lembar ke-2
dan rekap daftar gaji lembar ke-1 dari bagian utang
b) Bagian jurnal membuat bukti memorial
c) Bagian jurnal membuat jurnal umum berdasarkan dokumen bukti
memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar
lembar ke-2
Jurnal untuk mencatat biaya gaji dibuat dalam tiga tahap yaitu:
Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar
ke-2, dicatat oleh bagian utang pada kewajiban gaji ke dalam
bukti kas keluar sebagai berikut:
Gaji dan upah Rp xxx
Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal
mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai
berikut:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx
Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx
Biaya Pemasaran Rp xxx
Gaji dan Upah Rp xxx
Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang
telah dicap “lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal
mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek sebagai
berikut:
Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar Rp xxx
Kas Rp xxx
d) Bagian kartu biaya menerima dokumen bukti memorial, rekap
daftar gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar lembar ke-2 dari
bagian jurnal
e) Bagian kartu biaya mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke
dalam kartu biaya berdasarkan dokumen bukti memorial yang
dilampiri rekap daftar gaji lembar ke-1
f) Bagian kartu biaya mengarsipkan dokumen dari bagian jurnal
berdasarkan nomor urut
g) Bagian jurnal menerima bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji
h) Mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek berdasarkan
bukti kas keluar lembar ke-1 yang telah dicap lunas oleh bagian
kasa
i) Mengarsipkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar
ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 menurut nomor urut.
Gambar 1
Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Bagian Pencatat Waktu
Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 397
Mulai
Mencatat jam hadir karyawan
Kartu jam
hadir
Membuat
daftar hadir
KJH
Daftar hadir
karyawan
KPK
Gambar 2
Prosedur Pembuatan Daftar Gaji
Bagian Gaji dan Upah
KJH = Kartu Jam Hadir
KPK = Kartu Penghasilan Karyawan
RDG = Rekap Daftar Gaji SPG = Surat Pernyataan Gaji
T = Diarsipkan Menurut Tanggal
A = Diarsipkan Menurut Abjad
Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 39
1
KJH
Daftar hadir
Membuat daftar gaji
Membuat rekap daftar gaji dan SPG
SPG
2
RDG 1 2
Daftar Gaji 1
Kartu Penghasilan
Karyawan 2
T
8
Daftar Gaji 2
Bukti Kas 3 Keluar
Gambar 3
Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar
Bagian Utang
Mencatat nomor Cek pada register Bukti kas keluar
DG = Daftar Gaji
Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 398
2
KPK
SPG
2
RDG 1
2
Daftar Gaji 1
Membuat Bukti Kas Keluar KPK SPG 2
RDG 1
2
DG 1
3
2
Bukti Kas 1 Keluar
7
RDG 2
DG 1
Bukti Kas 1 Keluar
9
3 4
Gambar 4
Prosedur Pembayaran Gaji
Bagian Kasa
Sumber: Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 399
4
KPK
SPG
RDG 2
2
DG 1
3
Bukti Kas 1 Keluar
Mengisi cek & memintakan ttd. atas cek
Menguangkan cek ke bank & memasukkan uang ke amplop gaji
Membayarkan gaji kpd karyawan & meminta ttd. atas kartu penghasilan karyawan
Membubuhkan cap lunas pada bukti & dokumen pendukungnya 6 KPK SPG
RDG 2
2
DG 1
3
Bukti 1 Kas Keluar
6
7 8
Gambar 5
Prosedur Distribusi Biaya Gaji
Bagian Jurnal Bagian Kartu Biaya
BKK = Bukti Kas Keluar
N = Diarsipkan Menurut Nomor Urut
Sumber: Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal.400
3
RDG 1
BKK 2
Membuat bukti memorial
BKK 2
RDG 1
Bukti Memorial
Jurnal
Umum 5
RDG 2
Daftar 1 Gaji
Bukti Kas 1 Keluar
9
N
Selesai Register
cek
BKK 2
RDG 1
Bukti Memorial
5
7. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian18 a. Aspek Organisasi
1) Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi
pengeluaran kas
2) Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi
b. Aspek Sistem Otorisasi
1) Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah
harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan
perusahaan yang ditandatangani oleh direksi
2) Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan
pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus
didasarkan pada surat keputusan direksi
3) Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak
penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji dan
upah yang diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian
4) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu
5) Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen
karyawan yang bersangkutan
6) Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi
kepegawaian
7) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus
diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi
c. Aspek Prosedur Pencatatan
1) Perubahan dalam kartu penghasilan karyawan direkonsiliasi
dengan daftar gaji dan upah karyawan
18
2) Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu kerja diverifikasi
ketelitiannyan oleh fungsi akuntansi
d. Aspek Praktik Yang Sehat
1) Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja
sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi
biaya tenaga kerja langsung
2) Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu
harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu
3) Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan
ketelitian perhitungannya oleh fungsi pembuat bukti kas keluar
sebelum dilakukan pembayaran
4) Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan
kartu penghasilan karyawan
5) Kartu penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar
gaji dan upah
8. Konsep Islam tentang Pembayaran Upah, Gaji
Upah menurut Islam adalah imbalan yang diterima seseorang atas
pekerjaannya dalam bentuk imbalan materi di dunia ( adil dan layak ) dan
dalam bentuk imbalan pahala di akhirat ( imbalan yang lebih baik ).19 Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa:
1) Islam melihat upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral
2) Upah dalam konsep Islam tidak hanya sebatas materi ( kebendaan
atau keduniaan ) tetapi menembus batas kehidupan, yakni berdimensi
akhirat yang disebut dengan pahala
19
3) Upah diberikan berdasarkan prinsip keadilan ( justice ) dan prinsip
kelayakan ( kecukupan )
Seseorang yang bekerja pada suatu badan usaha ( perusahaan )
dapat dikategorikan sebagai amal saleh, dengan syarat perusahaannya
tidak memproduksi/ menjual atau mengusahakan barang-barang yang
haram. Dengan demikian, maka seorang karyawan yang bekerja dengan
benar akan menerima dua imbalan yaitu imbalan di dunia dan imbalan di
akhirat. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:
ﻤﻋ ﻦﺴﺣﹶﺃ ﻦﻣ ﺮﺟﹶﺃ ﻊﻴِﻀﻧ ﹶﻻ ﺎﻧِﺇ ِﺕﺎﺤِﻟﺎﺼﻟﺍ ﺍﻮﹸﻠِﻤﻋﻭ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ
ﹰﻼ
Artinya:
“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami
tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan
amalan(nya) dengan baik”. ( QS. Al Kahfi: 30)20
Organisasi yang menerapkan prinsip keadilan dalam pengupahan
mencerminkan organisasi yang dipimpin oleh orang-orang bertaqwa.
Konsep adil ini merupakan ciri-ciri organisasi yang bertaqwa.
Dimensi upah di dunia dicirikan oleh dua hal, yaitu adil dan layak.
Adil bermakna bahwa upah yang diberikan harus jelas, transparan, dan
proporsional. Layak bermakna bahwa upah yang diberikan harus
mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan serta tidak jauh
berada di bawah pasaran. Untuk menerapkan upah dalam dua dimensi
dunia, maka konsep moral merupakan hal yang sangat penting agar
pahala dapat diperoleh sebagai dimensi akhirat dari upah tersebut. Jika
moral diabaikan maka dimensi akhirat tidak akan tercapai. Konsep moral
20
diperlukan untuk menerapkan upah dimensi dunia agar upah dimensi
akhirat dapat tercapai.
Prinsip utama keadilan terletak pada kejelasan aqad ( transaksi )
dan komitmen melakukannya. Aqad dalam perburuhan merupakan aqad
yang terjadi antara pekerja dengan pengusaha. Sebelum pekerja
dipekerjakan, harus jelas dulu bagaimana upah yang akan diterima oleh
pekerja. Upah tersebut meliputi besarnya upah dan tata cara pembayaran
upah. Dalam hal cara pembayaran upah Rasulullah bersabda:
ﹶﻝﺎﹶﻗ ﺮﻤﻋ ِﻦﺑ ِﷲﺍ ِﺪﺒﻋ ﻦﻋ
:
ِﷲﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ُﷲﺍ ﻰﹶﻠﺻ
ﺮﺟﹶﺍ ﺮﻴِﺟﱠﻻﺍ ﺍﻮﹸﻄﻋﹸﺍ
ﹶﻞﺒﹶﻗ ﻩ
ﻪﹸﻗﺮﻋ ﻒِﺠﻳ ﹾﻥﹶﺃ
Artinya:
“Dari Abdillah bin Umar, Rasulullah saw. Bersabda: Berikanlah upah
orang upahan sebelum kering keringatnya”. ( HR.Ibnu Majah dan Imam
Thabrani )21
Nabi juga bersabda:
ﻪﹸﻗﺮﻋ ﻒِﺠﻳ ﹾﻥﹶﺃ ﹶﻞﺒﹶﻗ ﻩﺮﺟﹶﺍ ﺮﻴِﺟﱠﻻﺍ ﺍﻮﹸﻄﻋﹸﺍ
,
ﻩﻮﻤﹶﻠﻋﺍﻭ
ﹶﺃ
ِﻪِﻠﻤﻋ ﻲِﻓ ﻮﻫ ﻭ ﻩﺮﺟ
Artinya:
“Berikanlah gaji kepada pekerja sebelum kering keringatnya, dan
beritahukan ketentuan gajinya, terhadap apa yang dikerjakan”. ( HR.
Baihaqi )22
Sebelum seseorang bekerja, hendaknya terlebih dahulu
mengadakan perjanjian kerja, agar ada kejelasan pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Adapun syarat sahnya perjanjian kerja antara lain:23
21
Shaleh, Mausu ah al-Hadists asy-Syarif Kutubus Sittah Ibnu Majah Kitab ar-Ruhun, Bab 4, hal: 2623 22
As-Sayyid Ahmad Al-Hasyimiy, Tarjamah Mukhtarul Ahaadits, Bandung, PT. Maarif, 1996, hal: 552 23
1) Pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang mubah
atau halal menurut ketentuan syara’, berguna bagi perorangan atau
masyarakat
2) Manfaat kerja yang diperjanjikan dapat diketahui dengan jelas,
dengan adanya pembatasan waktu atau jenis pekerjaan yang harus
dilakukan.
3) Upah sebagai imbalan pekerjaan harus diketahui dengan jelas,
termasuk jumlahnya, ujudnya, dan juga waktu pembayarannya
Sesungguhnya seorang pekerja hanya berhak atas upahnya
hanya jika ia telah menunaikan pekerjaannya dengan semestinya dan
sesuai dengan kesepakatan, karena umat Islam terikat dengan
syarat-syarat antar mereka kecuali syarat-syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa
alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak
semestinya, maka sepatutnya hal itu diperhitungkan atasnya ( dipotong
upahnya ) karena setiap hak dibarengi dengan kewajiban. Selama ia
mendapatkan upah secara penuh, maka kewajibannya juga harus
dipenuhi.
Gaji atau upah merupakan hak karyawan selama karyawan
tersebut bekerja dengan baik. Jika pekerja tersebut tidak benar dalam
bekerja, maka gajinya dapat dipotong atau disesuaikan. Hal ini
menjelaskan bahwa, selain hak karyawan memperoleh upah atau gaji
atas apa yang diusahakannya, juga merupakan hak perusahaan untuk
memperoleh hasil kerja dari karyawan dengan baik. Tentang waktu
disebutkan sebelumnya. Keterlambatan pembayaran upah dikategorikan
sebagai perbuatan zalim dan orang yang tidak membayar upah para
pekerjanya termasuk orang yang dimusuhi Nabi saw. pada hari kiamat.
Dalam hal ini Islam sangat menghargai waktu dan sangat menghargai
tenaga seorang karyawan.
Faktor layak, dalam konsep Islam menjadi pertimbangan dalam
menentukan berapa upah yang akan diberikan. Kelayakan upah yang
diterima oleh pekerja dilihat dari tiga aspek yaitu: pangan ( makanan ),
sandang ( pakaian ), dan papan ( tempat tinggal ). Islam tidak
membenarkan seseorang merugikan orang lain, dengan cara mengurangi
hak-hak yang seharusnya diperolehnya. Secara tegas Allah berfirman:
ﻦﻳِﺪِﺴﹾﻔﻣ ِﺽﺭﹶﻻﹾﺍ ﻲِﻓ ﺍﻮﹶﺜﻌﺗ ﹶﻻﻭ ﻢﻫَﺀﺂﻴﺷﹶﺃ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺍﻮﺴﺨﺒﺗ ﹶﻻﻭ
Artinya:
“Dan janganlah kamu merugikan manusia akan hak-haknya dan janganlah
kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan”. (QS.Asy-Syu’ara:
183)24
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu dari beberapa karya tulis yang memuat
tentang berbagai analisis sistem pengendalian intern terhadap sistem
penggajian diantaranya adalah :
1. Berdasarkan penelitian Mujiatun (2000) yang mengambil judul tentang
“Sistem Penggajian Karyawan pada PT. Djitoe ITC” menyatakan
bahwasannya sistem penggajian di perusahaan tersebut sudah dapat
dikatakan baik ditinjau dari prosedur dan pengendalian internnya.
Namun terdapat kelemahan pada penggunaan dokumen pendukung
24
perubahan gaji. Dokumen pendukung perubahan gaji yang digunakan
oleh PT. Djitoe ITC antara lain, surat penempatan karyawan, surat
ketetapan tarif, surat pengembalian karyawan, memo penempatan
tugas, dan surat ketetapan tarif. Pada waktu ada kenaikan jabatan
untuk karyawan tertentu bagian personalia hanya memberikan paraf
pada daftar gaji karyawan yang bersangkutan. Hali ini kurang kuat
sebagai dasar pengeluaran biaya tenaga kerja yang disebabkan
karena adanya kenaikan jabatan.
2. Penelitian dari Rani Pramawanti (2003) yang berjudul “Analisis Sistem
Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Karyawan pada PT.
SupersonicChemical Industry Gunungkidul” dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan karyawan sudah berjalan dengan baik, sistem akuntansi
penggajian dan pengupahan karyawan pada PT. Supersonic Chemical
Industry juga menunjukkan bahwa perusahaan telah memisahkan
setiap fungsi yang berhubungan dengan penggajian dan pengupahan
karyawan, jaringan prosedur yang digunakan oleh PT. Supersonic
Chemical Industry dalam sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan karyawan yang ada sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Sedangkan menurut Agus Setyadi (2005) dalam skripsinya yang
berjudul “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Prosedur Penggajian Studi Kasus Pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta”
yang menganalisis tentang kebijakan penerapan sistem pengendalian
dari hasil penelitiannya tersebut menjelaskan bahwa sistem
pengendalian terhadap prosedur penggajian di PT. KAI Daop VI
Yogyakarta telah diterapkan dengan baik ditunjukkan dengan adanya
lingkungan pengendalian yang diciptakan seperti sistem akuntansi
sebagai sarana infomasi dalam mengambil keputusan dan penerapan
praktik yang sehat di dalam melaksanakan tugas pada setiap fungsi
organisasi, yang terlihat dari adanya perlakuan bentuk tanggungjawab
di setiap departemen atau fungsi yang terkait pada pelaksanaan
prosedur penggajian.
Bahwasannya penelitian yang mengambil judul “Analisis Sistem
Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta”
ini berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaannya terletak pada
lokasi penelitian yang mengambil tempat di BMT, yaitu lembaga keuangan
syariah yang kegiatan operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip
syariah. Sedangkan penelitian terdahulu kebanyakan mengambil lokasi di
Perseroan Terbatas (PT) yang tidak berdasar prinsip syariah. Berdasarkan
hasil penelitian ini ditemukan bahwa jaringan prosedur sistem penggajian
karyawan yang ada si BMT Al Ikhlas ternyata sangat sederhana dan simpel,
dan penerapan sistem pengendalian intern ditunjukkan dengan prosentase
80 % yang berarti pengendalian internnya baik, hal ini juga membedakan
47
A. Waktu dan Wilayah PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta Yang
beralamatkan di Jalan Prof. Herman Yohanes 103 E Sagan Yogyakarta,
sedangkan waktu penelitiannya pada bulan Juli sampai dengan Agustus
2006.
B. Metode Penelitian
Berdasarkan sifatnya penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
studi lapangan karena penelitian ini hanya mengumpulkan data, mencari
fakta, kemudian menjelaskan dan menganalisis data yaitu dengan cara
pengumpulan dan penyusunan data, selanjutnya dianalisis dan
diinterpretasikan berdasarkan landasan teori yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan
sistem pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas
Yogyakarta yang berkaitan dengan sistem, prosedur, serta pengendalian
internnya. Dari penelitian ini dapat diketahui apakah sistem penggajian
karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta sudah sesuai dengan prosedur
yang berlaku atau belum.
C. Data dan Sumber Data
1. Sumber Data
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli ( tidak melalui media perantara ), dapat berupa opini subyek
( orang ) secara individual atau kelompok, hasil observasi, dalam hal ini
keterangan-keterangan dari pihak pelaksana penggajian BMT Al Ikhlas
mengenai prosedur penggajian karyawan, dan sistem pengendalian
intern penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas.
b. Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder dapat berupa bukti, dokumen, catatan atau laporan
historis baik yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan,
buku-buku teks literatur mengenai sistem pengendalian intern dalam sistem
akuntansi penggajian karyawan.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada responden atau pihak
yang terkait dalam perusahaan. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan, sistem dan
prosedur penggajian karyawan, serta unit-unit organisasi yang terkait
dengan sistem penggajian.
b. Teknik dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari catatan-catatan yang
dimiliki perusahaan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data
tentang dokumen, catatan, prosedur, dan pengendalian intern dalam
c. Teknik kepustakaan
Pengumpulan data dengan membaca buku, mencari literatur dan
laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitian.
d. Teknik Kuisioner
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dalam hal ini
pelaksana penggajian supaya responden menjawab tentang
pelaksanaan sistem penggajian, apakah sudah memadai atau belum.
D. Teknik Analisis Data
Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan alat analisis
deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan melalui perhitungan dengan
menggunakan logika untuk menarik kesimpulan yang logis mengenai
data-data yang dianalisis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa analisis
deskriptif ini dimaksudkan untuk menguraikan atau memaparkan hasil
penelitian untuk kemudian diadakan interpretasi berdasarkan landasan teori
yang telah disusun. Hal ini digunakan untuk mengetahui penerapan prosedur
sistem akuntansi penggajian dan sistem pengendalian intern yang dilakukan,
sehingga dapat diketahui apakah masih perlu atau tidak diadakan
perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan sistem pengendalian intern penggajian
karyawan.
Penilaian prosedur penggajian karyawan dilakukan dengan metode
wawancara langsung dengan responden yaitu pihak pelaksana penggajian
sehingga diperoleh jawaban berkaitan dengan pokok penelitian. Disamping
itu proses dan analisa data menggunakan langkah editing, yang merupakan
dari responden melalui wawancara sehingga data yang diperoleh akan sesuai
dengan pokok penelitian.
Penilaian terhadap kondisi sistem pengendalian intern dalam sistem
penggajian dilakukan dengan metode kuisioner. Metode ini dilakukan dengan
membuat pertanyaan dengan menambah kata tanya “apakah” pada tiap
elemen sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian. Sehingga
kemungkinan jawaban yang diperoleh adalah “Ya” dan “Tidak”. Jawaban
“Ya” berarti sistem pengendalian intern adalah baik, jawaban “Tidak” berarti
sebaliknya.
Berdasarkan pertanyaan yang mendapat jawaban “Ya” selanjutnya
dicari skornya dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai Relatif =
∑
∑
diterapkan
yang
butir
ya"
"
jawaban
mendapat
yang
butir
x 100 %
= ? %
Selanjutnya, nilai relatif hasil dari perhitungan yang diperoleh melalui
skoring, dideskripsikan dengan berdasarkan kriteria penilaian sebagai
berikut:25
Skor 0 % - 39,99 % dikategorikan tidak memadai
40,00 % - 59,99% dikategorikan kurang memadai
60,00 % - 79,99% dikategorikan cukup memadai
80,00 % - 89,99% dikategorikan memadai
90,00 % - 100% dikategorikan sangat memadai
25
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Profil Obyek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan BMT Al Ikhlas Yogyakarta
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) lahir sebagai salah satu solusi
alternatif di kalangan masyarakat muslim karena adanya pertentangan
mengenai bunga atau riba. Kehadiran BMT diharapkan mampu membantu
masyarakat muslim terbebas dari praktik bunga atau riba yang dilakukan
oleh bank-bank konvensional. Dalam operasinya BMT tidak menggunakan
sistem bunga atau riba dalam pembagian keuntungannya tetapi
menggunakan sistem bagi hasil yang berdasarkan keadilan.
BMT Al Ikhlas adalah suatu lembaga keuangan syariah yang sistem
operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Ide untuk
mendirikan BMT ini muncul setelah adanya pendidikan dan pelatihan
(diklat) Manajemen Zakat dan Ekonomi Syariah (MZES) angkatan ke tiga
yang diadakan oleh Dompet Dhuafa pada awal November 1994. Waktu itu
diklat tersebut dihadiri oleh Bapak Sumiyanto. Kepahaman akan sistem
syariah dan tuntutan keadaan pada waktu itu membuat beliau mulai
berfikir untuk merealisasikan semua ide yang baru sampai pada tahap
pemikiran saja. Dengan dukungan beberapa orang teman yang punya
ketertarikan yang sama, akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan BMT
dengan persiapan yang sangat sederhana dan modal awal yang bisa
dikatakan jauh dari cukup dan BMT tersebut mereka beri nama BMT Al
Ikhlas.
BMT Al Ikhlas didirikan pada tanggal 1 Februari 1995 oleh tim
Yayasan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Umat (YP2SU)
yang terdiri dari empat orang. Tim inilah yang menjadi pendiri dan
pengurus BMT Al Ikhlas. Tim tersebut tediri dari:
1. Bapak Arief Budiman.
2. Bapak Eko Novianto.
3. Bapak Sumiyanto.
4. Bapak Abdul Aziz.
Menurut peraturan yang ada untuk mendirikan sebuah BMT yang
ideal harus dimulai dengan modal awal sebanyak Rp 5.000.000.
Sementara BMT Al Ikhlas memulai usahanya dengan dukungan modal ala
kadarnya dan semangat yang tinggi. Pada awalnya BMT Al Ikhlas hanya
mempunyai modal mandiri sebanyak Rp 500.000 ditambah dana dari
Dompet Dhuafa Republika sebesar Rp 1.000.000 serta seperangkat alat
komputer. Waktu itu BMT Al Ikhlas beralamatkan di Pogung Baru Blok
A-17 Yogyakarta. Alasan pemilihan lokasi ini karena ingin memberikan
pelayanan yang lebih baik bagi nasabah potensial mereka yaitu para
mahasiswa terutama untuk nasabah tabungannya, karena memang
daerah ini dan sekitarnya mayoritas dihuni oleh para mahasiswa., tetapi
bukan berarti BMT Al Ikhlas nasabahnya hanya para mahasiswa tapi
masyarakat umum juga ada.
Pada bulan April 1995 BMT Al Ikhlas mulai menginduk pada
Dompet Dhuafa Republika lewat Forum Ekonomi Syariah Yogyakarta
(FESY). Kemudian pada tanggal 21 April 1995 beserta 19 BMT lainnya
yang disponsori oleh Asosiasi BPR Syariah Indonesia, Dompet Dhuafa
Republika, dan Forum Ekonomi Syariah Yogyakarta.
Tujuh bulan setelah beroperasi, pada bulan September 1995
setelah mengadakan studi kelayakan akhirnya BMT Al Ikhlas pindah ke
Sagan tepatnya di Jl. Prof. Ir. Herman Yohanes No. 103 E Yogyakarta.
Berbeda dengan lokasi lama kawasan ini terhitung di tengah kota dengan
fasillitas yang cukup layak. Sebagai suatu bentuk peningkatan pelayanan
BMT Al Ikhlas menyediakan fasilitas Direct BMT Al Ikhlas bagi nasabah
penabung, dimana nasabah kalau ingin menyimpan uang tidak perlu
jauh-jauh datang ke BMT tetapi cukup dengan menelpon maka petugas akan
datang untuk mengambil tabungan nasabah. Sedangkan bagi nasabah
pembiayaan (kredit) disediakan pelayanan Jemput Bola atau door to door,
dimana apabila nasabah ingin membayar angsuran pinjamannya dan
mereka tidak punya waktu atau berhalangan maka petugas BMT akan
datang ke rumah mereka untuk mengambil uang angsurannya.
Seiring dengan kemajuan BMT dan perkembangan masyarakat di
sekitarnya, maka pihak BMT Al Ikhlas perlu dan sudah saatnya untuk
melebarkan usahanya. Akhirnya pada bulan Juni 1996 dibukalah kantor
cabang BMT Al Ikhlas di Jl. Godean KM 4,5 Kajor Sleman Yogyakarta.
Dalam perjalanannya BMT Al Ikhlas mulai membentuk sektor riil Grosir
Kaset bernuansa Islam yang diberi nama “NADA NURANI” dengan modal
awal kurang lebih dari Rp 7.000.000, tepat pada bulan Juni 1996 yang
bermula dari seorang nasabah pembiayaan yang bernama Toni Suhartono
Perkembangan ASSET, DP3,Outstanding BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA
-1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jun-06
Tahun
R
u
p
ia
h
Asset Dana Pihak Ke-3 Outstanding
berupa distributor kaset dilimpahkan ke BMT Al Ikhlas untuk
dikembangkan.
Tahun demi tahun terus berjalan dan BMT Al Ikhlas telah
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai sekarang BMT Al
Ikhlas masih terus beroperasi melayani para nasabahnya dan telah
mengalami peningkatan aset yang cukup menggembirakan.
Gambar 6
Perkembangan Usaha BMT Al Ikhlas
Gambar 7
Perkembangan Laba BMT Al Ikhlas
Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta
Saat ini BMT Al Ikhlas memiliki beberapa kantor cabang diantaranya :
a. Kantor Prambanan :
Jl. Yogya – Solo km-17 Kios Sidodadi No. 32 Tlogo, Prambanan
Telp. 0274- 748-4347
b. Kantor Bantul :
Jl. Parangtritis km. 3,5 Kompleks Ruko Griya Perwita Regency B/4
Sewon Bantul Telp. 0274- 411-830
c. Kantor Sleman :
Jl. Raya Magelang km-5 no. 119, Sleman Telp. 0274- 625-945
Perkembangan Keuntungan Bersih
BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA
(80.000.000) (60.000.000) (40.000.000) (20.000.000) -20.000.000 40.000.000 60.000.000 80.000.000 100.000.000 120.000.000 140.000.000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jun-06
Tahun
R
u
p
ia
h
d. Kantor Godean
Jl. Godean Km 7 Sidokarto Godean , Sleman Telp. 0274- 797-139
2. Susunan Kepengurusan BMT Al Ikhlas Yogyakarta
a. Dewan Pendiri
Saat didirikan, BMT Al Ikhlas terdiri dari 4 orang pengurus yaitu;
1) Bapak Arief Budiman.
2) Bapak Eko Novianto.
3) Bapak Ahmad Sumiyanto.
4) Bapak Abdul Aziz.
b. Susunan Kepengurusan
BMT Al Ikhlas berdasar hukum koperasi, jadi seluruh operasionalnya
merujuk kepada undang-undang koperasi. Berdasarkan hasil Rapat
Anggota Tahunan Koperasi BMT AL Ikhlas pada tanggal Januari 2006,
ditetapkan Pengurus Koperasi BMT Al Ikhlas masa kerja 2006 – 2011
adalah sebagai berikut:
Dewan Pengawas
1) Dr. Yunahar Ilyas. Lc. MA
2) Dr. Muhammad. M. Ag
3) Ir. Arief Budiono
Pengurus
1) Ketua : Ahmad Sumiyanto, SE, MSI
2) Sekretaris : Edi Susilo, SE
3. Visi dan Misi BMT Al lkhlas Yogyakarta
a. Visi
Memberikan layanan keuangan dengan pola syariah, serta
pelayanan pengelolaan ziswaf kepada masyarakat, sehingga berperan
dalam peningkatan kualitas usaha kecil dan menengah dengan
profesional, berdasarkan prinsip keadilan dan saling menguntungkan.
Beroperasi dengan badan hukum koperasi, yang menjunjung
tinggi citra BMT sebagai sebuah lembaga kepercayaan masyarakat,
yang beroperasi di DIY dan sekitarnya.
Kami bertekad untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi
BMT unggulan dan menjadi uswah bagi lembaga keuangan syariah lain.
b. Misi
1) Mensosialisasikan sistem lembaga keuangan syariah secara
komprehensif, dengan menawarkan produk-produk yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat.
2) Secara sistematis dan berkesinambungan melakukan
penyempurnaan dalam pengelolaan produk untuk pencapaian
pelayanan yang berkualitas dan bernilai syariah.
3) Mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas dengan etos
kerja dan integritas tinggi, disiplin, dinamis, didukung penguasaan
teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4) Melaksanakan bisnis dengan pendampingan dan pemberdayaan
usaha kecil dan menengah yang berbasis komunitas untuk
5) Melaksanakan sosialisasi akan pentingnya zakat, infak, shodaqoh
dan wakaf, sekaligus menjadi pengelolanya.
c. Budaya Kerja yang Dikembangkan
1) Di dalam kantor
Hal-hal yang haru