• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE Penyediaan Benih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAHAN DAN METODE Penyediaan Benih"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

# Ko r e sp o n d en si: Balai Riset Pem u liaan Ikan . Jl. Raya Su kam and i No . 2 , Su b an g 4 1 2 5 6 , In d o n e sia.

Te l. + (0 2 5 1 ) 8 3 1 3 2 0 0 E-m ail: yogi hi mawan@ yahoo.com

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

PERFORM A PEM BESARAN IKAN M AS RAJADANU (Cyprinuscarpio) GENERASI KETIGA

HASIL SELEKSI “WALKBACK”

Yogi Himawan#, Khairul Syahputra, dan Didik Ariyanto

Balai Riset Pem uliaan Ikan

(Naskah dit erima: 21 November 2016; Revisi final: 6 Sept ember 2017; Diset ujui publikasi: 6 Sept ember 2017)

ABSTRAK

Timbulnya wabah penyakit KHV (Koi herpesvirus) pada budidaya ikan mas telah menurunkan produksi ikan mas nasional secara signifikan. Beberapa langkah dilakukan unt uk me ngatasi p enyakit te rsebu t, salah satunya pembentukan ikan mas Rajadanu tahan KHV melalui seleksi. Dalam rangka memperoleh varietas unggul ikan mas tahan KHV pada tahun 2014 telah dilakukan pembentukan populasi F-3 melalui program

select ive breeding dengan metode walkback select ion. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis performa

pertumbuhan ikan mas Rajadanu generasi ketiga hasil seleksi melalui uji skala lapang pada fase pembesaran, serta kegiatan uji tantang pada skala laboratorium. Benih 3 merupakan hasil pemijahan 1 betina dan F-2 jantan hasil seleksi positif MHC (M ajor Hist ocompat ibilit y Complex), sedangkan kontrol berupa benih ikan mas Majalaya dari pemb udidaya, masin g-masing t iga ulangan. Uji tantan g KHV dilakukan di akuarium beru kuran 60 cm x 40 cm x 40 cm di hat chery ikan mas dengan suh u permissive 21°C me lalu i met ode kohabitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi F-3 ikan mas Rajadanu hasil seleksi memiliki performa pertumbuhan relatif lebih baik 6,20% dibandingkan dengan kontrol pada karakter panjang total (18,14± 4,90 cm), 5,80% lebih baik pada karakter panjang standar (14,76 ± 4,39 cm); 38,39% lebih baik pada karakter bobot rata-rata (393,98 ± 3,53 g); 16,83% pada karakter laju pertumbuhan spesifik (2,29 ± 0,04%); dan 3,80% pada karakter sintasan (49,13 ± 6,88%). Hasil uji tantang KHV menunjukkan sintasan populasi F-3 lebih tinggi (96,6 ± 3,3%) dibandingkan dengan kontrol (51,1 ± 8,3%).

KATA KUNCI: ikan mas; KHV; uji tantang; pertumbuhan; sintasan

ABSTRACT: Performance of F-3 rajadanu carp (Cyprinus carpio) resulted by walkback selection in growthout. By: Yogi Himawan, Khairul Syahputra, and Didik Ariyanto

The out breaks of KHV (Koi herpesvirus) disease in carp cult ure have significant ly reduced Indonesia’s nat ional carp product ion. Several st rat egies have been devised t o combat t he out breaks including t he development of KHV resistant carp variet ies such as select ive carp breeding program in 2014. The purpose of t his st udy was t o analyze t he growt h performance of t he t hird generation (F-3) Rajadanu t hrough field-scale t est (grow out ) and challenge t est (laborat ory-scale). The study was designed in a complet ely randomized design with two treatments (F-3 populat ions) and carp seed from t he local small-scale fish farmers as cont rol, each wit h t hree replicat es. F-3 seed was produced from spawning bet ween F-1 females and F-2 males which had a M ajor Hist ocompat ibilit y Complex posit ive select ion. The challenge t est was carried out in t he aquarium sized 60 cm x 40 cm x 40 cm at t he hat chery wit h t he permissive t emperat ure of 21°C. The result s showed t hat F-3 Rajadanu populat ion had relat ively higher t ot al lengt h (18.14 ± 4.90 cm) of 6.20%, st andard lengt h (14.76 ± 4.39 cm) of 5.80%, weight average (393.98 ± 3.53 g) of 38.39%, specific growt h rat e (2.29 ± 0.04%) of 16.83%, and survival rat e (49.13 ± 6.88%) of 3.80% t han t hat of cont rol populat ion. The result of t he challenge t est on KHV in t he laborat ory showed t hat F-3 populat ion had higher survival rat e (96.6 ± 3.3%) compared t o t hat of cont rol (51.1 ± 8.3%).

KEYW ORDS: carp; KHV; challenge test; growth rate; survival rate

PENDAHULUAN

Ikan mas merupakan salah sat u ko mo dit as ikan air tawar yang populer dibudidayakan khususnya di wilayah

(2)

m e m b u a t u s a h a b u d id a ya ik a n m a s m e n g a la m i p en u run an yan g san gat d rast is. Hal t e rse b ut juga mengakibat kan sebagian besar pembudidaya ikan mas di be be rap a sent ra pro du ksi be ralih ke ko mo dit as lainnya. Koi herpesvirus dit emukan pert ama kali pada t ahun 1998 yang menyebabkan kemat ian massal pada ikan mas budidaya di Israel dan USA (Gilad et al., 2002). Virus ini masuk ke Indo nesia pada t ahun 2002 melalui pe rdagangan ikan ko i. Ad apu n se jarah p enyebaran w a b a h KHV d i In d o n e s ia s e p e r t i ya n g t e la h digambarkan oleh Sunart o et al. (2005) bahwa serangan pert ama kali penyakit t ersebut t elah mengakibat kan t erjadinya kemat ian massal pada ikan Ko i pada bulan Maret 2002 di Blit ar, Jawa Timur. genet ik dapat dilakukan melalui dua cara, yait u secara ko nvensio nal ant ara lain melalui kegiat an seleksi at au h ib ridisasi d an se cara m o de rn an t ara lain me lalu i pe nd ekat an gen et ika mo lekuler. Me t o de lain yang dapat dit erapkan adalah melalui penggabungan met ode k o n ve n s io n a l d a n m o d e r n s e p e r t i s e le k s i m en ggu n akan at au b erd asarkan p ada marka yan g bersifat molekuler. Menurut Pang et al. (2013), met ode seleksi genet ik marker assist ed select ion (MAS) dapat digu nakan u nt u k men gh asilkan ikan yang resist en t erhadap penyakit .

Dalam rangka penanggulangan penyakit t ersebut , pada t ahun 2010 Balai Penelit ian Pemuliaan Ikan (BPPI) memulai kegiat an perakit an variet as unggul tahan KHV. Kegiat an dimulai dengan ko leksi plasma nut fah ikan mas yan g be rpo t ensi unt uk d ikem bangkan melalui p r o g ra m t e rs e b u t (Ar iyan t o et al., 2 0 1 0 a). Ha sil evaluasi daya t ahan po pulasi plasma nut fah ikan mas hasil koleksi t erhadap KHV menunjukkan bahwa strain Rajadanu mempunyai daya t ahan t erhadap KHV relat if leb ih b aik dibandin g st rain lainn ya (Ariyant o et al., 2010b). Berdasarkan hasil evaluasi t ersebut , dibent uk po pulasi dasar (F-0) ikan mas st rain Rajadanu sebagai b ah a n d as a r p e m b e n t u k an ik a n m as t a h an KHV (Ariyant o et al., 2010c). Pada t ahun 2011, po pulasi dasar ini diseleksi menggunakan met o de t andem se-lect ion unt uk mendapat kan po pulasi t ahan t erhadap KHV dengan laju pert umbuhan cepat (Ariyant o et al., 2011). Pada t ahun 2013 dilakukan pembent ukan calo n induk po pulasi F-2, hasil pemijahan back-cross induk ja n t a n F-1 t e r s e le k s i d e n g a n in d u k b e t in a F-0 t e rsele ksi. Select ive br eeding m en ggun akan me t o de walkback select ion ini mengikut i po la yang dilakukan

(3)

Uji Performa

Lo kasi yang digun akan unt uk pe ngujian ad alah ko lam pengu jian BPPI beru kuran 5 0 m2 be rdind ing bet o n dan dasar ko lam lumpur. Bahan uji pada lo kasi percobaan t erdiri at as 2 populasi benih ikan mas, yait u (A) benih ikan mas F-3 hasil seleksi dan (B) ko nt ro l berupa benih ikan mas Majalaya dari UPR yang yang b ia s a d ig u n a k a n u n t u k k e g ia t a n b u d id a ya d i m asyarakat . Pad a p e ngu jian d igu nakan en am u nit ko lam ukuran 50 m2 dengan padat t ebar 10 eko r/m2. Pe ngujian d ilaku kan selam a t iga bulan . Pem be rian pakan berupa pelet ko mersial dengan kandungan pro -t ein 30%-32% dilakukan dua kali sehari. Tiap ko lam dilengkapi sirkulasi air untuk mempert ahankan kualit as air m ed ia pe m elih araan . Sampling pad a param e t e r panjang t o t al, panjang st andar, dan bo bo t rat a-rat a individu dilakukan sebanyak 50 eko r t iap kolam set iap b u lan n ya h in gga a kh ir m asa p e m e lih araan u n t u k menget ahui perfo rma pert umbuhannya.

Uji Tant ang di Laboratorium

Tahapan pert ama dalam melakukan kegiat an uji t ant ang adalah dengan mempersiapkan ikan uji yang m e ru p a ka n p o p u la si b e n ih F-3 d a ri in d u k -in d u k t erseleksi. Selanjut nya mempersiapkan ikan sumber KHV d an wad ah p e ne lit ian b erup a aku arium . Ikan su mb er me ru pakan ikan p em bawa KHV yan g akan m e n u la rka n viru s t e r se b u t k e p ad a ikan u ji. Ik an sumber m emiliki ukuran sama dengan ikan uji dan dipelihara bersama sebanyak 10% dari jumlah ikan uji. Pembuat an ikan sumber melalui penyunt ikan filt rat KHV s e b a n ya k 0 ,1 m L/e k o r se ca r a i nt r am uscular kemudian dipelihara dan diamat i hingga t imbul gejala klinis serangan KHV. Set elah gejala klinis t erlihat maka dilanjut kan dengan uji KHV unt uk memast ikan bahwa ika n su m b e r t e la h t e rjan g kit p e n yak it t e rs e b u t . Pro se d u r u ji t an t an g yan g d ilaku kan se s u ai yan g t e rcant u m d alam pro t o ko l pem uliaan ikan mas u ji t ant ang dilakukan pada akuarium berukuran 60 cm x 4 0 cm x 4 0 cm , d iis i 3 0 e ko r ika n u ji/ak u a riu m ditambah ikan terinfeksi KHV sebanyak 10% dari jumlah t o t al ikan. Ukuran ikan yang digunakan 10-12 g/eko r dengan padat penebaran dalam sat u akuarium adalah 1 eko r/lit er air. Terdapat dua jenis ikan mas yang akan diuji di ant aran ya, A: ikan mas F-3 h asil seleksi, B: kontrol berupa Ikan mas dari UPR. Perlakuan dilakukan dengan ulangan sebanyak tiga kali. Sebelum uji tantang dilakukan, ikan uji diaklimat isasi t erlebih dahulu pada s u h u re n d ah s e k it ar 2 1 °C-2 2 °C s e lam a 1 -2 h a ri. Selanjut nya diuji t ant ang dengan KHV menggunakan met o d e ko habit asi. Uji t ant an g dilaku kan di d alam

Ikan yang mengalami kemat ian dari t iap po pulasi dilakukan pengujian di labo rat o rium menggu nakan met o de PCR unt uk memast ikan penyebab kemat ian ikan t ersebut memang disebabkan KHV, bukan karena fakt o r lingkungan at au t eknis pemeliharaan. Det eksi KHV dilakukan pada ikan sebelum diuji t ant ang, ikan yan g d id u ga t e rse r an g KHV, d an ikan p a d a ak h ir info rmasi geografi di areal ko lam pengujian Sukamandi untuk mengetahui kondisi media pemeliharaan sebagai d a t a d u k u n g . An a lis is d a t a h a s il p e n e lit ia n menggunakan analisis Chi-Square unt uk menget ahui perbedaan ant ar perlakuan.

HASIL DAN BAHASAN

Keragaan feno t ipik dipero leh pada masing-masing po pulasi ikan mas yang dipelihara selama t iga bulan di kolam pengujian Sukamandi memperlihatkan bahwa po pulasi ikan mas hasil seleksi mempunyai rat a-rat a p an jan g s t an d ar, p an jan g t o t al d an b o b o t b a d an individu lebih baik dibanding benih ikan mas dari UPR. Hasil kegiat an uji perfo rma menunjukkan po pulasi F-3 ikan m as Rajad a n u m e m iliki laju p e rt u m b u h an p a n ja n g t o t a l, p a n ja n g s t a n d a r, b o b o t r at a -ra t a individu, sert a nilai ko nversi pakan relat if lebih baik dibanding po pulasi ko nt ro l (Tabel 1).

(4)

dilakukan p ada st rain ikan m as Rajad an u sehingga keseragaman feno t o pik dapat t erjaga. Seleksi t idak m e n cip t a k a n g e n b ar u , t e t a p i d a p a t m e n gu b a h fre k u e n s i a le l-a le l t e r t e n t u u n t u k m e n d a p a t ka n penampilan feno t ipik yang diharapkan, misalnya laju pertumbuhan cepat, daya tahan t erhadap penyakit at au lingkungan, fekundit as t inggi, dan lain-lain (Falco ner & Mackay, 1996; Tave, 1996; War wick et al., 1 995, Hard jo su bro t o , 1 99 4). Hasil analisis nilai ko nversi pakan pada pemeliharaan di ko lam berukuran 50 m2 berdinding bet o n dan dasar berlumpur menunjukkan po pulasi F-3 memiliki kemampuan mengubah pakan menjadi daging lebih baik dibanding kont rol. Menurut Ku s rian i et al. (2 0 1 2 ), ra sio ko n ve rs i p aka n b isa diart ikan perbandingan jumlah pakan yang diberikan t erhadap bo bo t ikan akhir dit ambah bo bo t t o t al ikan yang mati dikurangi bobot ikan awal atau pertambahan bo bo t yang dihasilkan. Dalam hal ini semakin kecil nilai ko nve rsi pakan maka kemam puan ikan un t uk merubah pakan menjadi daging akan semakin baik. Ko n ve rsi p akan se b e sar 2 ,3 5 u n t u k p o p u lasi F-3 menunjukkan bahwa dibut uhkan seban yak 2,35 Kg pakan unt uk menghasilkan peningkat an bo bo t ikan s e b e s a r 1 k g , s e d a n g k a n p o p u la s i k o n t r o l membut uhkan jumlah pakan lebih besar yakni 3,29 kg p akan u nt u k m e ngh asilkan 1 kg d agin g. Men u ru t Yudiart o et al. (2012), efisiensi pakan menunjukkan seberapa besar pakan yang dapat dimanfaat kan o leh ik a n . Ko n ve r s i d a n e fis ie n s i p a k a n ju g a e r a t h u b u n g a n n ya d e n g a n n ila i k e ce r n a a n ya n g

m e n g ga m b a rk a n p e r s e n t a s e n u t r ie n yan g d a p a t diserap o leh saluran pencernaan t ubuh ikan. Semakin b e sar n ilai ke ce rn aan su at u p akan m aka se m akin banyak nut rien pakan yang dimanfaat kan o leh ikan t ersebut . Nut rien yang dimanfaat kan o leh ikan mas dapat memengaruhi penyediaan energi pro t ein dan n o n-p ro t e in d alam t u bu h . Me n u ru t Akb ar (2 0 02 ), semakin banyak energi yang t ersedia dalam t ubuh akan meningkat kan kemampuan ikan mas untuk mengubah energi t ersebut dan disimpan dalam bent uk daging.

Hasil pengamat an pada karakt er laju pert umbuhan spesifik menunjukkan bahwa po pulasi F-3 memiliki nilai rat a-rat a 2,29 ± 0,0 4%; lebih besar dibanding po pulasi ko nt ro l sebesar 1,96 ± 0,05% (Gambar 1).

Laju pertumbuhan spesifik pada populasi F-3 relatif lebih besar dibanding ko nt ro l diduga karena adanya s u m b a n g a n g e n o t ip e s e le k s i ya n g d ila k u k a n sebe lumnya sehingga perfo rma po pulasi F-3 relat if st abil dan berpengaruh posit if t erhadap pert umbuhan b o b o t s e la m a m a s a p e m e lih a r a a n . Ta ve (1 9 9 3 ), Hardjo subro t o (1994), Tave (1996), dan No o r (2000) m e n je la sk a n b a h w a p e n am p ilan fe n o t ip ik su at u variet as/ge no t ip e dipen garu hi o leh fakt o r ge ne t ik, lingkungan, sert a kemungkinan adanya int eraksi antara ke d u a fak t o r t e r se b u t . Se lain it u , d a ya ad ap t a si po pulasi F-3 t erhadap lingkungan budidaya relatif lebih t in g gi d ib an d in g ko n t ro l se h in gg a e n e r gi u n t u k t umbuh t idak t erganggu unt uk beradapt asi dengan lingkungan budidaya.

Tabel 1. Panjang t o t al, panjang st andar, bo bo t badan, dan nilai ko nversi pakan benih ikan m as yang dipelihara selama t iga bulan di ko lam pengujian Sukamandi

Table 1. Tot al lengt h, st andard lengt h, body weight , and feed conversion rat io of field-scale t est carp populat ion cult ured in Sukamandi ponds for t hree mont hs

Ni lai (Value)

- Po p u lasi F-3 (F-3 population) 1 8 .1 4 ± 4.9 0 - Po p u lasi ko n tr ol (Control population) 1 7 .0 8 ± 4.4 0

- Po p u lasi F-3 (F-3 population) 1 4 .7 6 ± 4.3 9 - Po p u lasi ko n tr ol (Control population) 1 3 .9 5 ± 3.6 2

- Po p u lasi F-3 (F-3 population) 3 9 3 .9 8 ± 3 .5 3 - Po p u lasi ko n tr ol (Control population) 2 8 4 .6 8 ± 6 .0 0

- Po p u lasi F-3 (F-3 population) 2 .3 5 - Po p u lasi ko n tr ol (Control population) 3 .2 9

Karakt er (Tr ait)

Pan jan g to tal (Total length) (cm)

Bo b o t rata-r ata (Average body weight) (g)

(5)
(6)

berbeda juga diduga karena pada dasarnya ikan mas Rajadanu F-3 t ahan KHV didesain unt uk lebih t ahan pada kondisi t erjadinya serangan virus KHV, sedangkan pada ko ndisi no rmal t anpa adanya KHV maka perfo rma sint asannya t idak jauh berbeda dengan ikan mas pada u m u m n ya m e s kip u n m as ih le b ih t in gg i n ilain ya. Keberadaan gen MHC dalam ikan mas Rajadanu F-3 t a h a n KHV a k a n s a n g a t m e m b a n t u d a la m h a l m em p e rt ah an kan sin t asan ke t ika KHV mu lai akt if menyerang. Hal tersebut diduga terkait dengan ketahan spesifik ikan mas Rajadanu F-3 t erhadap serangan KHV. Sist em pert ahanan spesifik berfungsi unt uk melawan penyakit yang memerlukan rangsangan terlebih dahulu, sement ara pert ahanan no n-spesifik berfungsi unt uk pert ahanan t erhadap pat o gen dan bersifat permanen (selalu ada) (Ellis, 1988). Sist em pert ahanan spesifik memiliki kemampuan mengenali benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sist em imun spesifik t erdiri at as humo ral, selular, dan o rgan limfo id. MHC t ermasuk sist em imun spesifik yang bersifat adapt if dan t erlet ak dalam kro mo so m-6, serta berperan dalam pengenalan dan pemberian sinyal di ant ara sel-sel sist em imun. MHC t erdiri at as sel-sel imuno ko mpet en sepert i sel B, mo no sit , makro fag, Ant igen Present ing Cells (APC), dan sel T aktif yang t erdapat pada epitel kelenjar Timus (Barat awidjaja, 1991; Subo wo , 1993).

Uji Tant ang

Ha s il u ji t a n t a n g p a d a k o n d is i t e r a k h ir memperlihat kan bahwa populasi F-3 memiliki sintasan relat if lebih t inggi yakni sebesar 96,6 ± 3,3% dibanding po pulasi ko nt ro l sebesar 51,1 ± 8,3% (Gambar 3).

Daya t ahan po pulasi F-3 dibanding ko nt ro l relat if lebih baik diduga pada po pulasi t ersebut t elah t erjadi

p e n in gkat an d aya t ah an t e rh ad ap KHV dib an d in g generasi sebelumnya, hal t ersebut dapat dilihat dari h a sil ak h ir sin t as an p ad a sa at d iu ji co b a se ca ra labo rat orium dengan suhu permisif. Peningkat an daya t ahan po pulasi F-3 t erhadap KHV salah sat unya diduga karena adanya unsur seleksi pada po pulasi t ersebut melalui seleksi famili sehin gga t erjad i pen ingkat an daya t ahan t erhadap KHV dibanding po pulasi ko nt ro l. Ad a n ya p e n in g k a t a n s e c a r a p o p u la s i t e r s e b u t mengindikasikan t ransfer daya t ahan t erhadap KHV ant ar po pulasi ikan mas rajadanu hasil seleksi dapat berjalan dengan lancar sehingga diharapkan benih sebar yang akan digunakan masyarakat pun dapat memiliki karak t e r yan g sam a. Dala m u ji t an t an g t e rs e b u t , po pulasi yang pertama kali mengalami kemat ian adalah ko nt ro l pada hari ke-4, sedangkan po pulasi F-3 baru mengalami kematian pada hari ke-8 sebanyak satu eko r. Tr end s in t a s a n ika n m as p o p u la s i ko n t ro l t e r u s mengalami penurunan bert urut -t urut hingga hari ke-21 (Gambar 4).

(7)

292 bp

Gambar 5. Hasil elekt ro fo resis sampel uji t ant ang KHV pada skala labo rat o rium. Figure 5. Result s of elect rophoresis on sample from KHV challenge t est in laborat ory-scale.

Ket eran gan: 1-5 ad alah p o p ulasi ko nt ro l d an 11-15 ad alah p o p u lasi F3 Gambar 4. Penurunan sint asan populasi F-3 dan kontrol eksternal pada

uji t ant ang skala labo rat o rium selama 21 hari.

Figure 4. Decreasing t rend of survival rat e of F-3 and cont rol popula-t ions during 21 days of laborapopula-t ory-scale challenge popula-t espopula-t .

292 bp

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

S

in

ta

sa

n

(

%

)

S

u

rv

iv

a

l

ra

te

(

%

)

Hari ke- (Days-)

F3

kont rol

F3

(8)

mempert ahankan diri dari serangan KHV dibanding ik a n k o n t r o l s e h in g g a d ih a r a p k a n p a d a s e ca r a geno t ipe ko ndisi t ersebut dapat t erus dipert ahankan. Ha s il p e n g u jia n m e n g g u n a k a n m e t o d e PCR memperlihatkan bahwa sebanyak 80% dari sampel ikan ko nt ro l yang m engalami kem at ian t e rn yat a po sit if KHV sehingga diduga daya t ahan t erhadap KHV lebih ren dah dibandin g po pu lasi F-3 yang men capai 60% po sit if KHV. Daya t ahan t erhadap KHV dari po pulasi F-3 diduga karena adanya pengaruh kegiat an seleksi p a d a g e n e r a s i s e b e lu m n ya s e h in g g a g e n o t ip e ket ahanan t erhadap KHV lebih t inggi dibanding t anpa sele ksi.

Kualitas Air

Secara umum paramet er kualit as air masih berada dalam bat as no rmal unt uk menunjang kehidupan ikan m as yan g diam at i (Tab el 2). Ko n d isi su h u d an p H meskipun berfluktuasi namun masih bisa dit o lerir o leh ikan mas sehingga t idak t erjadi penurunan sint asan secara signifikan. Namun demikian ko ndisi paramet er yang harus diperhat ikan adalah kandungan o ksigen t erlarut yang mencapai t it ik rendah di 0,8 mg/L yang

dapat me ngh amb at pert umb uhan kare na ikan m as t ermasuk o rganisme yang sensit if dengan kandungan o ksigen t erlarut .

KESIM PULAN

Po p u la si F-3 ika n m a s Ra ja d a n u h as il s e le k si m em iliki p e rfo rm a pe rt u mb uh an re lat if le bih b aik diban ding ko nt ro l ekst ern al pada karakt er panjang st an d ar, p an jan g t o t al, b o b o t rat a-r at a , d an la ju pert umbuhan spesifik. Hasil uji t ant ang t erhadap KHV p a d a s k a la la b o r a t o r iu m ya n g le b ih t e r k o n t r o l m e n u n ju kka n sin t a sa n p o p u la si F-3 le b ih t in g gi dibandingkan ko nt ro l ekst ernal.

UCAPAN TERIM A KASIH

Na s k a h in i m e r u p a k a n b a g ia n d a r i k e g ia t a n penelit ian yang dibiayai APBN melalui DIPA tahun 2014 p ad a Balai Pen e lit ian Pem u liaan Ikan , Su kam an di. Te rim a kas ih d is am p aikan ke p a d a se m u a t e kn isi lapang yang t erlibat d alam ke giat an pen elit ian in i. Selain itu, terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak pembudidaya yang sudah bekerja sama dalam pengujian po pulasi ikan mas hasil seleksi ini.

Param et er (Par ameter s) Ki saran (Range)

Ketin gg ian (m d p l)

Altit ude (m asl)* 16

Su h u air

W at er t emperature (°C) 2 7 .2 -29 .0

Oksig en terlar u t

Dissolved oxygen (mg /L) 0 .8 -3.6

p H 7 .0 -8.0

Amo n ia

Ammonia (mg /L) 0 .05 -0.2 4

Nitr it

Nitrite (mg /L) 0 .0 0 1 -0 .0 2

Sistem bu d id aya Cult ure syst em

Ko lam air ten an g Quite water pool

Uku ran ko lam

Pond size (m2) 10 x 5

Pad at teb ar (kg/kolam )

Densit y (kg/pond) 5

Jenis pakan Type of feed

Terap u n g Float ing

Tabel 2. Variasi kualit as air and paramet er budidaya selama penelit ian Tabel 2. Wat er qualit y measurement and cult ure paramet ers of t he t rial

(9)

DAFTAR ACUAN

Akbar, A.D. (2002). Pengaruh penggant ian t epung t erigu dengan t epung singkong t erhadap efisiensi pakan dan pert umbuhan ikan mas (Cyprinus carpio L). Skripsi. Inst it ut Pert anian Bo go t r. Bo go r, 43 hlm.

Ariyan t o , D., Hayu n in g t yas, E.P., & Syah p u t ra, K. (2010a). Ko leksi dan karakt erisasi po pulasi ikan mas seb agai bah an p embe nt uk ikan mas t ahan KHV. Seminar hasil penelit ian LRPTBPAT t ahun 2010. Sukamandi, 13-14 Desember 2010.

Ariyan t o , D., Hayu n in g t yas, E.P., & Syah p u t ra, K. (2010b). Evaluasi daya t ahan lima st rain ikan mas t erh adap KHV. Seminar hasil penelit ian LRPTBPAT t ahun 2010. Sukamandi, 13-14 Desember 2010. Ariyan t o , D., Hayu n in g t yas, E.P., & Syah p u t ra, K.

(201 0c). Pembent ukan p o pulasi dasar ikan mas t ahan KHV. Seminar hasil penelit ian LRPTBPAT t ahun 2010. Sukamandi, 13-14 Desember 2010. Ariyan t o , D., Hayu n in g t yas, E.P., & Syah p u t ra, K.

(2011). Seleksi karakt e r pert umbuhan ikan mas t ahan KHV. Seminar hasil penelit ian BPPI t ahun 2011. Sukamandi, 27-28 Desember 2011. t o quant itat ive genetics. 4th Ed. Lo ngman, England. Gilad, O., Yun, S., Andree, K.B., Adkiso n, M.A., Zlo t kin, A., Berco vier, H., Eldar, A., & Hedrick, R.P. (2002). In it ial ch aract e rizat io n o f ko i h e rpe sviru s an d rus DNA in t issues o f infect ed fish. Journal of Fish Di seases, 2 5 : 1 7 1 – 1 7 8 . d o i: 1 0 .1 0 4 6 /j.1 3 6 5 -2761.2002.00355.x

Hard jo su b ro t o , W. (1 9 94 ). Ap likasi p e mu liab iakan t ernak di lapangan. Jakart a: PT Grasindo Indo ne-sia.

Har vey, B. & Caro lsfeld, J. (1993). Induced breeding in tro pical fish cult ure. Ot t awa, Canada, IDCR. 144 pp.

Kusriani, Widjanarko , P., & Ro hmawat i, N. (2012). Uji pengaruh pest isidan Diazinon 60 EC t erhadap rasio

k o n ve r s i p a k a n d a n p e r t u m b u h a n ik a n m a s (Cyprinus carpio L.). Jurnal Penelit ian Perikanan, 1(1): 36-42.

Macbet h, G.M. & Palmer, P.J. (2011). A no vel breeding pro gramme fo r impro ved gro wt h in barramundi ibilit y co mplex class IIA and IIB genes o f Nile t ila-p ia (Or eocr homis nilot icus): Ge n o m ic st ru ct u re , molecular po lymo rphism and expressio n patt erns. Fish and Shelfish Immunology, 34, 486-496. Park, I.S. (2002). Induction of o vulation by HCG, LHRHa

and carp pit uit ar y in Rhynchocypr is oxycephalus (Sauvage and Dabry). Asian Fisheries Science, 15, 387-393.

Rakus, K.L., Wiegert jes, G.F., Jurecka, P., Walker, P.D., Pilarczyk, A., & Irnazaro w, I. (2009). Majo r hist o -co mpat ibilit y (MH) class II B gene po lymo rpishm influe n ce s d ise ase re sist an ce o f co mm o n carp (Cyprinus carpio L.). Aquacult ure, 288, 44-50. Subo wo. (1993). Imunobiolo gi. Bandung: Angkasa, 232 past a t erhadap ret ensi pro t ein, lemak dan energi benih ikan sidat (Anguilla bicolor) Stadia Elver. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelaut an, 4(2), 135-140. Zh o u , F., Zh o n g d ian , D., Yo n g, F., To n g m in g L.,

Gambar

Table 1.Total length, standard length, body weight, and feed conversion ratio of field-
Gambar 1.Laju pertumbuhan spesifik populasi F-3 dan kontrolselama pemeliharaan di kolam pengujian Sukamandi.Figure 1.Specific growth rate of F-3 population and control duringfield-scale test in Sukamandi ponds.
Gambar 3.Sintasan populasi F-3 berdasarkan hasil uji tantang dilaboratorium.Figure 3.Survival rate of F-3 populations in the challenge test in thelaboratory.
Figure 4.Decreasing trend of survival rate of F-3 and control popula-
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menindaklanjuti hasil evaluasi dokumen penawaran pekerjaan konstruksi Pembangunan Jalan Sirip di Wilayah Perbatasan di Kabupaten Malaka, dengan ini Pokja Jasa Konstruksi dan

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pembuktian kualifikasi adalah membawa kelengkapan-kelengkapan dokumen kualifikasi sesuai isian kualifikasi perusahaan

[r]

[r]

Private Sub BtnBilangan_Click(ByVal sender As System.. EventArgs ) Handles btnSaveAudio.Click.. dlgSaveAudio.ShowDialog()

Sasaran yang ingin dicapai adalah terpenuhinya kebutuhan induk dan benih bermutu (BBI sudah mendapatkan sertifikasi CPIB yaitu penerapan cara pembenihan ikan yang baik),

[r]

Berdasarkan hasil evaluasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa I PDN, bersama ini diumumkan Hasil Pelelangan Pekerjaan Rehabilitasi/ Renovasi Gedung Perpustakaan I PDN