• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PADA STA TRAVEL PT. AVIATION INDONESIA TRAVEL SERVICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PADA STA TRAVEL PT. AVIATION INDONESIA TRAVEL SERVICE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PADA STA TRAVEL

PT. AVIATION INDONESIA TRAVEL SERVICE

Charles Sulaiman

Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Charles_sulaiman@yahoo.co.id

ABSTRAK

Semakin maraknya dunia pariwisata baik di dalam maupun luar negeri membuat perusahaan travel berlomba-lomba menjadi yang terdepan. Beragam inovasi pun telah dilakukan. STA Travel adalah Travel

Agent yang bergerak di bidang jasa penjualan tiket pesawat, tour, dan lain-lain. Dengan PT. Aviation

Indonesia Travel Service sebagai perusahaan yang memegang lisensi nya, STA Travel kini menjadi agen perjalanan yang sedang berkembang, dikarenakan produk-produk nya yang kompetitif, inovatif, dan dengan daya saing harga yang baik. Namun tentunya terdapat masalah sebagaimana sebuah bisnis berjalan.

Penyebab utama terjadinya hal di atas dikarenakan belum diterapkannya perencanaan strategi yang seharusnya dilakukan. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk memecahkan permasalah-permasalahn yang mungkin terjadi dengan metode-metode yang sudah dipelajari dalam ilmu Strategi Bisnis. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode yang terdapat dalam menejemen strategis dengan menggunakan software Expert Choice. Pada tahap input terdapat Matriks IFE, Matriks EFE, dan Matriks CPM. Pada tahap pencocokan penulis menggunakan metode Matriks SWOT, Matriks IE sebagaimana sudah dikalkulasikan dari IFE dan EFE, juga Matriks Strategi Besar. Pada tahap keputusan menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif atau QSPM. Dengan menggunakan metode-metode ini penulis akan mengetahui kemana perusahaan ini dapat lebih baik lagi dalam persaingan nya di dunia industri pariwisata atau tour and travel ini.

Kata Kunci : IFE, EFE, SWOT, CPM, Strategi Besar, QSPM, Menejemen Strategi, Pariwisata, Expert

Choice

Abstract

The rise of world tourism both domestic and abroad to make travel companies vying to be the leader. Various innovations have been done. STA Travel is a Travel Agent engaged in ticket sales services, tours, and others . With PT. Aviation Indonesian Travel Service as the holding company of its license, STA Travel is now a growing travel agency, because its products are competitive, innovative, and at a good price competitiveness. But of course there are problems run a business. The main cause of the above calculation because the application is not supposed to do strategic planning . In this study the authors try to solve problems - constraint may occur with methods that have been studied in Business Strategies . The author in this study using the methods contained in the strategic management by the software of Expert Choice . At the input stage are IFE Matrix, EFE Matrix, and Matrix CPM. In the matching stage writer used the SWOT Matrix, IE Matrix, as has been calculated from the IFE and EFE, also Grand Strategy Matrix. At this stage of the decision to use the Quantitative Strategic Planning Matrix or QSPM . By using these methods the writer will know where these companies can be better in his competition in the world tourism industry or the tour and travel .

Keywords: IFE, EFE, SWOT, CPM, Grand Strategy, QSPM, management strategy, Touris, Expert

(2)

PENDAHULUAN

Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Globalisasi telah menyebabkan berbagai jenis industri berkembang dengan pesat, baik itu industri produk maupun jasa. Hal ini membuat setiap perusahaan atau instansi harus mampu bersaing dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran yang tepat, agar dapat terus bertahan di dalam bisnis yang sedang dijalankannya.

Cara yang dapat di gunakan untuk melakukan perumusan strategi bisnis sehingga mendapatkan strategi bisnis yang tepat dan efektif adalah melihat faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan dan faktor-faktor eksternal meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari industri yang dihadapi perusahaan.

Pada dasarnya STA Travel menargetkan segmentasinya untuk pelajar-pelajar yang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri dengan harga yang lebih murah daripada beli di agen perjalanan lain maupun membeli tiket pesawat secara online dengan cara mendaftarkan diri mereka ke

International Student Identity Card (ISIC). Dengan kartu ini seorang pelajar bukan saja dapat

mendapatkan benefit atau keuntungan dari harga tiket yang mendapat harga khusus oleh STA Travel, bahkan di seluruh dunia mereka dapat mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu. Namun, masih cukup sulit untuk meyakinkan konsumen untuk memperkenalkan jasa ini.

Perusahaan masih belum baik dalam memperkenalkan produk-produk nya kepada para calon

traveler yang sebenarnya membutuhkan produk semacam ini. Terbukti dengan belum memadai nya

sarana promosi dalam bidang penjualan langsung atau promosi seperti di pameran, dan sebagainya. Perusahaan belum banyak terlibat dalam memperkenalkan produk dengan hal seperti ini. Dalam wawancara yang dilakukan, perusahaan mengakatan baru ikut serta dalam satu pameran produk pariwisata saja selama tahun 2013. Mengembangkan matrik EFE (External Factor Evaluation), IFE (Internal Factor Evaluation) dan CPM (Competitive Profile Matrix). Selanjutnya tahap pencocokan (Matching Stage), yakni: Menentukan alternatif strategi yang layak dengan menggunakan matriks SWOT, matriks SPACE, matriks IE dan matriks Grand Strategy. Kemudian tahap keputusan (Decision Stage), yakni: merumuskan alternatif strategi yang terbaik dengan menggunakan strategi QSPM.

Dengan adanya perencanaan strategi bisnis yang cepat, tepat dan efektif, di harapkan perusahaan dapat mengatasi permasalahan yang di hadapi dan dapat terus beroperasi, bersaiang dan mendapatkan tujuan utamanya.

Berdasarkan uraian diatas, maka topik yang diambil penulis untuk penelitian ini adalah Analisis Strategi

Pada STA Travel PT. Aviation Indonesia Travel Service.

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis dan mengetahui faktor internal perusahaan kekuatan dan kelemahan, e k s t e r n a l peluang dan ancaman yang dimiliki oleh STA Travel PT. Aviation Indonesia Travel Service.

2. Rekomendasi strategi yang digunakan PT. Aviation Indonesia Travel Service dalam persaingan layanan tiket berharga kompetitif.

METODE PENELITIAN

Metode analisis yang diguanakan untuk melakukan penelitian mengenai strategi bisnis pada STA Travel adalah analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan dengan menganalisis identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perushaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dari lingkungannya. Teknik perumusan strategi bisnis dilakukan ke dalam hasil Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, Matrix Grand strategy yang kemudian dilanjutkan ke dalam QSPM untuk merumuskan strategi akhir yang dianjurkan untuk perusahaan. Untuk melakukan pembobotan pada matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks CPM digunakan software

(3)

expert choice. Expert choice menggunakan metode pairwise comparison (perbandingan

berpasangan) untuk pembobotan.

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi suatu kerangka kerja pembuatan keputusan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Dimana lebih jelasnya pada gambar sebagai berikut:

1.TAHAP PENGUMPULAN DATA

Matriks EFE Matriks IFE Matriks CPM

2.TAHAP ANALISIS

Matriks SWOT Matriks IE Matriks Strategi Besar

3.TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

Sumber: Buku Analisis SWOT: TeknikMembedahKasusBisnis-Konsep (Rangkuti 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuisioner akan diberikan kepada responden yaitu pihak perusahaan untuk mendapatkan pengumpulan data pada tahap pertama. Faktor internal kekuatan, dan kelemahan, faktor eksternal peluang dan ancaman, faktor keberhasilan atau profil kompetitif. Dari faktor internal, eksternal, keberhasilan profil kompetitif tadi kemudian diolah dengan menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks CPM. Pada tahap kedua yaitu analisis menggunakan Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks SPACE, Matriks Strategi Besar. Pada Tahap ketiga yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan Matriks QSPM.

Tabel 1 Matriks IFE

Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Total Kekuatan

1 Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus

kepada anggota ISIC 0.079

3

0.237 2 Media online atau social yang baik 0.125 2 0.25 3 Memiliki konsep (business model) yang jelas 0.113 4 0.452 4 Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan

penerbangan 0.215

4

0.86 5 Perlindungan terhadap karyawan (asuransi)

0.066

3

(4)

Kelemahan

1 Belum banyak dikenal masyarakat luas 0.065 3 0.195 2 Lokasi promosi yang belum luas 0.081 3 0.243 3 Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya

pada High Season 0.068 2 0.136

4 Jumlah sumber daya manusia 0.090 3 0.270

5 Riset pasar belum dilakukan secara efektif 0.098 2 0.196

Jumlah 1 3.037

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 2 Matriks EFE

Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Total Peluang

1 Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.

0.125

3 0.375 2 Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi

minat para pembeli jasa STA Travel.

0.165 2 0.33 3 Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik

di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card).

0.115

3 0.345 4 Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan

traveling sebagai lifestyle.

0.112

4 0.448 Ancaman

1 Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga

lebih mudah dijangkau dan dikenal. 0.077 3 0.231 2 Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun. 0.117 2 0.234 3 Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah. 0.118 3 0.354 4 Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket

penerbangan. 0.172 4 0.688

Jumlah 1 3.005

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 3 Matriks CPM

STA Travel Panorama Tours Dwidaya Tours

Faktor-faktor keberhasilan

penting

Bobot Peringkat Skor

Bobot Peringkat Skor Bobot Peringkat Skor Bobot Kualitas Produk 0.144 4 0.576 3 0.432 3 0.432 Daya Saing Harga 0.176 4 0.704 2 0.352 2 0.352

(5)

Loyalitas Konsumen 0.073 3 0.219 3 0.219 3 0.219 Pangsa Pasar 0.066 3 0.198 4 0.264 3 0.198 Kondisi Ekonomi Negara / Global 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 Kapasitas Penjualan 0.072 3 0.216 4 0.288 3 0.216

Brand yang sudah

dikenal 0.1 3 0.3 4 0.4 3 0.3 Perdagangan maya / Online 0.097 2 0.194 3 0.291 2 0.194 Kerjasama mitra bisnis 0.072 3 0.216 3 0.216 3 0.216 Promosi Produk 0.123 3 0.369 4 0.492 4 0.492 TOTAL 1 3.226 3.188 2.853

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4 Matriks SWOT

Internal Factors

External Factors

Strengths ( S)

• Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC • Media online atau

social yang baik • Memiliki konsep

(business model) yang jelas

• Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan • Perlindungan terhadap karyawan (asuransi) Weakness (W ) • Belum banyak dikenal masyarakat luas • Lokasi promosi

yang belum luas • Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High Season • Jumlah sumber daya manusia • Riset pasar belum dilakukan secara efektif

(6)

Opportunities (O)

• Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.

• Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi minat para pembeli jasa STA Travel.

• Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card).

• Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle.

SO Strategies

• Memberitahu dengan cara promosi, iklan, dan penyuluhan ke sekolah-sekolah maupun pameran agar dapat diketahui lebih banyak calon pelajar luar negeri. (S1,O1)

Penetrasi Pasar • Mengkolaborasi kan kerjasama dengan Airlines dan produk-produk pariwisata dunia untuk mendapatkan harga yang bagus dalam penjualan Paket Tour Outbound. (S4,O2) Pengembangan Produk WO Strategies • Meng gencarkan pemasaran. (W1,W2,O1,O 2) Pengembanga n Pasar • Mencari tahu lebih dalam trend traveling yang dituju di tahun ini ( tahun 2014) untuk

pengembangan produk-produk baru yang lebih inovatif dan dapat diterima dengan baik. (W5,O4)

Diversifikasi Terkait

Threats ( T )

• Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dikenal.

• Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun.

• Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah.

• Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan.

ST Strategies

• Kerjasama dengan pihak airlines, juga tempat wisata untuk mengadakan event khusus dan promosi harga. (S4,T1) Pengembangan Pasar • Lebih banyak memunculkan keunggulan produk di media social dan maya. (S1,S2,T3,T4) Penetrasi Pasar WT Strategies • Melakukan promosi harga untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek. (W1,W2, T1,T3,T4) Pengembangan Pasar

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan tabel IFE dan EFE didapatkan nilai IFE sebesar 3.037 dan EFE sebesar 3.005. Jika digambarkan kedalam matriks Internal Eksternal (IE Matriks) maka hasilnya adalah gambar 4.1 dan posisi PT. Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel berada pada kotak no 1, sehingga

(7)

strategi yang digunakan adalah strategi konsentrasi melalui Penetrasi Pasar, Pengembangan Produkm Pengembangan Pasar.

Pada Matriks Strategi Besar perusahaan berada di Kuadran I. Dengan kondisi pertumbuhan

pasar yang cepat dan posisi bersaing yang cukup kuat

Tabel 5 Hasil Perhitungan Alternatif Strategi

Alternatif Strategi Metode pencocokan Frekuensi Penetrasi pasar Matriks SWOT, IE, Strategi

Besar

4

Pengembangan pasar Matriks SWOT, IE, Strategi Besar

5

Pengembangan produk Matriks SWOT, IE, Strategi Besar

3

Diversifikasi terkait Matriks SWOT, Matriks Strategi Besar

2

Integrasi horizontal Matriks Strategi Besar, IE 2

Integrasi kedepan Matriks Strategi Besar, IE 2

Integrasi kebelakang Matriks Strategi Besar, IE 2

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 6 Matriks QSPM

Alternatif strategi

I II III

Penetrasi pasar Pengembangan produk

Pengembangan pasar

Faktor-faktor utama Bobot AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang

Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.

0.125 3 0.375 3 0.375 3 0.375

Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi minat para pembeli jasa STA Travel.

0.165 3 0.495 3 0.495 3 0.495

Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC.

0.115 3 0.345 3 0.345 2 0.23

Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle.

0.112 4 0.448 3 0.336 3 0.336

(8)

Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal.

0.077 3 0.231 3 0.231 3 0.231

Nilai tukar yang tidak stabil,

cenderung rupiah menurun. 0.117 2 0.234 2 0.234 2 0.234

Banyaknya promo-promo pesawat

terbang berbiaya rendah. 0.118 2 0.236 2 0.236 2 0.236

Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan.

0.172 3 0.516 4 0.688 2 0.344

Total 1

Kekuatan

Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC

0.079 3 0.237 3 0.237 3 0.237

Media online atau social yang

baik 0.125 3 0.375 3 0.375 3 0.375

Memiliki konsep (business model)

yang jelas 0.113 3 0.339 3 0.339 3 0.339

Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan

penerbangan 0.215 4 0.86 2 0.43 3 0.645

Perlindungan terhadap karyawan

(asuransi) 0.066 3 0.198 3 0.198 3 0.198

Kelemahan

Belum banyak dikenal masyarakat

luas 0.065 4 0.26 3 0.195 3 0.195

Lokasi promosi yang belum luas 0.081 4 0.324 3 0.243 3 0.243

(9)

cukup tinggi. Khususnya pada High Season

Jumlah sumber daya manusia 0.09 3 0.27 3 0.27 3 0.27

Riset pasar belum dilakukan

secara efektif 0.098 3 0.294 2 0.196 3 0.294

Total 1 6.241 5.627 5.481

Sumber: Hasil Pengolahan Data

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dapat diketahui faktor internal dan eksternal PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel adalah

• Faktor internal kekuatan: Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC, Media online atau social yang baik, Memiliki konsep (business

model) yang jelas, Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan,

Perlindungan terhadap karyawan (asuransi).

• Faktor internal kelemahan: Belum banyak dikenal masyarakat luas, Lokasi promosi yang belum luas, Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High

Season, Jumlah sumber daya manusia, Riset pasar belum dilakukan secara efektif. • Faktor eksternal peluang: Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi

mereka ke luar negeri, khususnya Eropa, Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi minat para pembeli jasa STA Travel, Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card), Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle.

• Faktor eksternal ancaman: Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal, Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun, Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah, Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan.

Untuk memperoleh strategi yang tepat bagi PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel dilakukan tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.

- Tahap keputusan terdiri dari Matriks IFE, Matriks EFE, dan Matriks CPM.

• Berdasarkan hasil dari Matriks IFE, total peringkat bobot PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel adalah 3.307, yang berarti PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel memiliki posisi internal yang kuat karena nilai yang diperoleh di atas nilai rata-rata yaitu 2.5 – 3.0.

• Berdasarkan hasil dari Matriks EFE, total peringkat bobot PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel adalah 3.005, yang berarti PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel sudah berhasil mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman.

• Berdasarkan hasil dari Matriks CPM, total peringkat bobot PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel adalah 3.226, lebih besar daripada dua pesaing utamanya PT Adi Tirta Wisata Panorama Tours dengan total peringkat bobot 3.188 dan PT Dwidaya Travel Worldwide dengan total peringkat bobot 2.853. Hal ini menunjukkan PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel unggul dalam profil kompetitifnya dengan dua pesaing utamanya.

(10)

• Berdasarkan hasil Matriks SWOT diperoleh alternatif strategi yaitu Penetrasi pasar, Pengembangan pasar, Pengembangan produk, dan Diversifikasi terkait.

• Berdasarkan hasil Matriks IE diperoleh alternatif strategi yaitu Integrasi ke depan, Horizontal, Kebelakang, Penetrasi pasar, Pengembangan Pasar, Pengembangan produk

• Berdasarkan hasil Matriks Strategi Besar diperoleh alternatif strategi yaitu Pengembangan pasar, Penetrasi pasar, Pengembangan produk, Integrasi horizontal, Integrasi kedepan, Integrasi kebelakang, dan Diversivikasi terkait.

- Tahap keputusan terdiri dari Matriks QSPM. Alternatif strategi pada Matriks QSPM didapatkan dari alternatif-alternatif strategi dengan frekuensi terbanyak dari hasil di tahap pencocokan yaitu Penetrasi pasar, Pengembangan produk, dan Pengembangan pasar. Berdasarkan hasil Matriks QSPM diketahui bahwa strategi Penetrasi pasar memperoleh total nilai daya tarik tertinggi yaitu 6.241, sedangkan Pengembangan produk memperoleh total nilai daya tarik sebesar 5.627 dan Pengembangan pasar memperoleh total nilai daya tarik sebesar 5.481.

2. Berdasarkan hasil dari Matriks QSPM, maka strategi yang paling tepat dan direkomendasikan untuk PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel adalah Penetrasi pasar.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel adalah 1. Melakukan upaya pemasaran yang lebih besar, misalkan pameran di berbagai travel fair,

sekolah-sekolah, dan lainnya untuk mengsosialisasikan produk tiket penerbangan dengan harga sepsial. 2. Pemberian promo dan diskon kepada pembeli dalam jumlah banyak. Contohnya family tour atau

satu keluarga yang berangkat berlibur bersama. Semakin banyak kuantitas dalam sebuah pembelian tiket penerbangan ataupun tour, maka akan diberikan harga special atau hadiah-hadiah kepada pelanggan dari perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen untuk membeli produk dari STA Travel di pembelian berikutnya.

3. Meningkatkan hubungan baik dengan para merchant-merchant.

Penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang efektif bagi PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel dengan memenuhi pedoman bahwa pasar saat ini belum jenuh dengan produk pariwisata, bahkan permintaannya terus meningkat tiap tahunnya, serta dengan meningkatnya skala ekonomi maka memberikan keunggulan kompetitif bagi industri pariwisata di Indonesia. Dengan berhubungan baik dengan Airlines, maka mudah bagi STA Travel untuk juga dapat dipromosikan oleh merchant-merchant tersebut, tentunya dengan benefit yang didapat untuk anggota ISIC.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2010). Collective Brands, Inc. Financial and Strategic Analysis Review. Bharat Book Beraue: Collective Brands Inc. Financial and Strategic Analysis Review; ProQuest Research Library.

Hariadi, Bambang. (2003). Strategi Manajemen (Strategi Memenangkan Perang Bisnis). Malang: Bayumedia Publishing

Borza, Anca; Bordean, Ovidiu (2008).Journal International Conference Proceedings. Jun 11-Jun 14,

2008. Implementation of SWOT analysis in Romanian Hotel Industry.An Enterprise Odyssey.

diakses pada 15 November 2013; ProQuest Research Library.

Cox, Marcus Z., Josh Daspit, Erin McLaughlin, dan Raymond J. Jones III. (2012). Journal of Business

Strategies.Strategic Management: Is It An Academic Discipline, diakses pada 23 September 2013;

ProQuest Research Library.

(11)

Dewanti, Retno. (2008). Kewirausahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Dyck, B & Neubert, M. J. (2009). Principles of Management. South-Western: Cengage Learning.

Mudrajad, Kuncoro. (2008). Strategi Pengembangan Pasar Modern dan Tradisional. Indonesia: Kadin.

Sugiyono, Nazir M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Meredith E. David, Forest R. David and Fred R. David. (2009). The Coastal Business Journal Spring. The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Applied To a Retail Computer Store, diakses pada 24 September 2013; ProQuest Research Library

(12)

Montgomery, Cynthia A. (2012). The Strategist: Be the Leader Your Business Needs. New York: HarperCollins.

Ormanidhi, Orges; Stringa, Omer. (2008). Journal Business Economics.Porter’s Model of Generic

Competitive Strategies. July 2008; 43, 3; diakses pada 29 Mei2013; ProQuest Research Library.

Pearce II. John A dan Robinson, Richard. (2008). Manajemen Strategis – formulasi, implementasi, dan

pengendalian. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Rangkuti, Freddy. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis: Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia Utama.

Robbins, S.P. & Coulter, Mary. (2011). Manajemen. Jakarta: Gramedia.

Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Sunyoto, Danang. (2013). Manajemen Pemasaran (Pendekatan Konsep, Kasus, dan Psikologi Bisnis). Jakarta: Buku Seru.

Suryana, (2008). Kewirausahaan: Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. (Edisi Keempat). Jakarta: Salemba Empat.

Umar, Husein. (2008). Strategic Management in Action. (Edisi Kelima). Jakarta: Gramedia.

http://bps.go.id/

(13)

Gambar

Tabel 1 Matriks IFE
Tabel 3 Matriks CPM
Tabel 4 Matriks SWOT  Internal Factors
Tabel 5 Hasil Perhitungan Alternatif Strategi

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka lebih meningkat kan ef isiensi dan ef ekt ivit as usaha, maka Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan III yang didirikan dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 6 Tahun

Coordinate internal and external communication channels of IALF Surabaya; Liaise with Managers, IALF Jakarta and Bali, on IALF programs and activities; Prepare Annual Plans and

Kepada peserta lelang yang keberatan dengan pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja VI Unit Layanan Pengadaan

dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya, dan murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang terdapat di

Walaupun sebagian kecil kaum perempuan yang berada dalam lembaga pemerintahan desa namun mereka dapat memainkan peran yang tidak kalah pentingnya bila

Manajemen sumber daya manusia me- rupakan suatu wadah dalam suatu organisasi yang salah satu tugasnya adalah memberikan rasa aman akan keselamatan kerja kepada karyawan

Panitia Pengadaan Buffer Stock Reagensia pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk

Syams Hadi tidak lulus teknis dikarenakan Hasil Klarifikasi lapangan untuk Surat Dukungan Penyedia Benih Ikan Lele, Nila/Nilasa dan Gurami tidak benar/tidak syah karena Alamat