• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN-III STUDI KELAYAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAGIAN-III STUDI KELAYAKAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN-III

STUDI KELAYAKAN

(2)

Final Report – Main Report

(III-1-1)

BAB 1

GARIS BESAR PROYEK

1.1 Kebutuhan Akan Proyek

1.1.1 Kekurangan Air Perkotaan

Saat ini, total kebutuhan air untuk wilayah Bali selatan yang meliputi Kota Denpasar dan kabupaten disekitarnya seperti Badung dan Gianyar adalah sebanyak 2.360lit/dt. Sampai tahun target 2025 kebutuhan diperkirakan meningkat dan mencapai 6.050 lit/dt yaitu 2,6 kali lebih besar dari kebutuhan sekarang.

Jika memfokuskan pada daerah utara dari Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar dimana para pengguna tersebar di berbagai tempat dan peningkatan kebutuhannya diperkirakan kecil, maka pengembangan air tanah dan mata air yang memiliki sisa potensi yang tinggi untuk sumber daya air masih bisa diharapkan.

Di sisi lain, untuk wilayah Kota Denpasar dan daerah selatan dari Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar (sekarang disebut sebagai wilayah Metropolitan Denpasar) dimana para pengguna/konsumennnya banyak dan kebutuhannya saat ini sangat besar dan kebutuhan di masa yang akan datang diperkirakan terus meningkat maka diperlukan pengembangan yang bersifat segera dari sistem pengadaan air terpadu yang efektif.

1.1.2 Pencegahan Kerusakan Banjir

Banjir biasanya terjadi sekali dalam beberapa tahun di Sungai Badung dan Sungai Mati yang mengalir melewati Kota Denpasar.

Kerusakan-kerusakan besar yang pernah terjadi adalah: 1) pada Januari 1980, dimana lebih dari 200 rumah didekat Pasar Kumbasari tergenang oleh Sungai Badung, dan 2) pada Maret 1984, dimana 700 hektar wilayah perkotaan tergenang selama dua hari oleh Sungai Mati. Meskipun setelah banjir dilakukan aktifitas-aktifitas pencegahan darurat pada kedua sungai tersebut, tingkat dari tindakan-tindakan pencegahan belum cukup untuk memberikan jaminan keamanan dalam menghadapi banjir.

Baru-baru ini tepatnya pada Desember 2005 Sungai Badung kembali meluap dan kembali menimbulkan kerusakan. Oleh karena itu pekerjaan-pekerjaan perbaikan sungai merupakan kebutuhan mendesak untuk memberikan pencegahan terhadap banjir dari Sungai Badung dan Sungai Mati dimana disekitarnya terdapat penduduk dan perumahan yang padat.

1.1.3 Kekurangan Pasokan Listrik

Potensi pasokan listrik untuk Propinsi Bali adalah 520MW pada tahun 2005 dimana sebesar 200MW dikirim melalui kabel dasar laut Sistem Bali – Jawa dari Pulau Jawa. Jelas kelihatan bahwa potensi pasokan saat ini hanya 70MW lebih besar dari kebutuhan beban puncak yaitu 450MW dan pasokan itu diperkirakan akan menjadi sedikit dalam beberapa tahun. Revisi Rencana Tata Ruang Propinsi Bali menggambarkan kebutuhan pada tahun 2010 yang akan mencapai 880MW yaitu 1,7 kali lebih besar daripada tahun 2005. Oleh karena itu, untuk menghadapi kebutuhan yang terus meningkat ini maka fasilitas-fasilitas pembangkit listrik akan dikembangkan untuk memperkuat potensi pengadaan/pasokan.

1.1.4 Penyediaan Air Irigasi Yang Tidak Stabil

Banyak fasilitas-fasilitas irigasi yang telah dibangun di Sungai Ayung. Kebanyakan lahan padi/sawah yang berada di wilayah sungai ini tergantung pada pengambilan (intake) langsung melalui fasilitas-fasilitas tersebut. Pada daerah pertengahan dan hilir dari Sungai Ayung, sekitar 7.800 hektar sawah sedang dibudidayakan saat ini. Sungai Ayung dianggap sebagai sungai dengan aliran yang stabil. Tetapi, sistem irigasi yang ada tidak terlalu stabil karena volume alirannya menurun pada saat musim kemarau dan tahun-tahun saat terjadi kekeringan.

(3)

Oleh karena itu, sistem penyediaan air irigasi yang stabil benar-benar dibutuhkan.

1.2 Komponen dan Tujuan Proyek

Dengan mempertimbangkan kebutuhan akan proyek-proyek diatas, maka Tim Studi mengusulkan proyek-proyek prioritas berikut ini; 1) Proyek Dam Multiguna Ayung, 2) Proyek Pengadaan Air untuk wilayah perkotaan Denpasar, dan 3) Proyek Pengendalian Banjir Sungai Badung dan Sungai Mati. Lihat Tabel-III-1.1 dan Gambar-III-1.1.

1) Pengadaan Air Perkotaan:

Untuk mengatasi masalah kekurangan air di perkotaan adalah dengan mengembangkan air sungai dan mengambil air dari Sungai Ayung, Sungai Penet, Sungai Petanu, dsb.

2) Pencegahan Kerusakan Banjir:

Untuk mencegah dan mengurangi kerusakan yang diakibatkan banjir adalah dengan perbaikan Sungai Badung dan Sungai Mati.

3) Pembangkit Listrik dari Sungai Ayung:

Untuk membangkitkan listrik sebesar 7.900KW adalah dengan memanfaatkan reservoar penampungan air di Dam Ayung dalam rangka mengantisipasi peningkatan kebutuhan akan listrik.

4) Irigasi yang Stabil pada Musim Kering dan Pengembangan Lahan Padi/Sawah

Untuk menjaga pola tanam yang ada dan mengembangkan lahan menjadi dua kali panen dari satu kali panen pada musim kemarau dan tahun-tahun kering yang akan terjadi sekali dalam 5 tahun adalah dengan menyalurkan air melalui tampungan air di Dam Ayung.

5) Pemeliharaan dan Perbaikan Lingkungan Sungai:

Untuk melindungi dan melestarikan habitat flora dan fauna yang ada begitu juga dengan keaslian pemandangan alamnya adalah dengan debit yang dikeluarkan dari tampungan di Dam Ayung.

6) Pengembangan Wilayah Reservoar:

Untuk mengembangkan wilayah disekitar reservoar Dam Ayung dengan tujuan memberikan dukungan pada sosio-ekonomi masyarakat setempat.

Table-III-1.1 Komponen Proyek, Lokasi dan Fasilitas Utama

Komponen Proyek/Tujuan Lokasi Proyek/Fasilitas dan Aktifitas Utama

Dam Muliguna Ayung

Pengembangan Air Perkotaan, PLTA, Irigasi, Pemeliharaan Lingkungan Sungai

Sekitar 3 km di daerah hilir dari pertemuan Sungai Ayung dan anak Sungai Siap (Nama lokasinya adalah Buangga di dekat perbatasan antara Kab. Badung dan Kab. Gianyar): Dam Utama, Pelimpah, Cek Dam dan Fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Pengadaan Air (Sistem Barat)

Pengadaan Air Perkotaan(Daerah Kuta Utara,

Kab. Badung)

Bendung dan Instalasi Pengelohan Air: sekitar 1 km di hilir dari pertemuan Sungai Sungi dan Sungai Penet (sekitar 2 km di hulu mulut sungai)

Fasilitas Intake/Pengambilan: antara Cemagi dan Kerobokan Pengadaan Air (Sistem Tengah)

Pengadaan Air Perkotaan(Kota Denpasar dan

Daerah Kuta Selatan, Kab. Badung)

Bendung dan Instalasi Pengolahan Air: Pengolahan Air Sungai Ayung

yang sudah ada. Pengadaan Air (Sistem Timur)

Pengadaan Air Perkotaan(Daerah selatan Kab.

Gianyar dan Daerah Kuta Utara, Kab. Badung)

Bendung dan Instalasi Pengelohan Air: pertemuan antra Sungai Petanu dan jalan by-pass (sekitar 1 km dari mulut sungai)

Fasilitas Intake/Pengambilan: dari Sungai Petanu sampai daerah sepanjang jalan by-pass

Perbaikan Sungai Badung untuk Pencegahan

Kerusakan Akibat Banjir Wilayah pertengahan Sungai Badung: Penggalian dasar sungai dan peninggian tebing sungai, dsb.

Perbaikan Sungai Mati untuk Pencegahan Kerusakan Akibat Banjir

Wilayah pertengahan Sungai Mati: Penguatan dinding sungai, pelebaran, dsb pada bagian yang belum diperbaiki dan konservasi untuk terminal penampungan air sementara.

(4)

Final Report – Main Report (III-1-3) Sungi River Ulam ah River Pangku ng Bun gbung Y eh E m pa s R iv er LAKE BERATAN Yeh Ho R iver TABANAN GIANYAR SEMARAPURA BANGLI LAKE BUYAN LAKE TAMBLINGAN LAKE BATUR BUSUNGBIU PUPUAN SELEMADEG BARAT SELEMADEG SELEMADEG TIMUR KERAMBITAN PENEBEL KINTAMANI BATURITI TABANAN KEDIRI MARGA PETANG PAYANGAN ABIANSEMAL UBUD MENGWI DENPASAR SELATAN KUTA KUTA SELATAN SUKAWATI BLAHBATUH GIANYAR BANJARANGKAN KLUNGKUNG DAWAN TEGALLALANG TAMPAKSIRING SUSUT TEMBUKU BANGLI RENDANG SELAT SIDEMEN Pikat River Und a R iver Telagaw aja River Jinah Riv er Bu bu h R ive r M ela ng it R iver Sang sa ng R iver P eke risan River K utu l R ive r P eta nu R iver O os R iv er Singapadu R iver Ayung River Badu ng River Mati River Anaka yu ng River Y eh P oh River Can ggu R iver Pangi River Boas an Riv er Penet River Ayu ng Riv er Pene t River Sungi R iv er Penet River Suhu R iver Yeh Kutikan R iver Yeh Em pas Riv er Yeh A be Riv er Yeh Latin g River Yeh Ho R iver Pan gku ng Akah M a w a R iv e r Mata n River Yeh Otan Riv er Meluang River Payan R iver Pute k Riv er Tirem an R iver Pedu ngan River Balian River Balian River Yeh Ota n River Unda River Saba River Oos R iver Petanu R iver P ekeri san River S an gs ang River Mela n git R iv er Bu bu h R ive r Jinah R iver Telagaw aja River Yeh Aya R iver Mekayu Rive r Bakung Rive r Sela bih Riv er Yeh Leh R iver Yeh L eh River Ayun g Riv er Capital of Regency Capital of District Regency Boundaries District Boundaries Lakes/Dams River Province Road Regency Road Local Road Bypass LEGEND: WTP (Water Treatment Plant) 0 5 10km BADUNG DENPASAR TIMUR DENPASAR BARAT WTP-PENET Pipe Line Service Area for Water Supply

(IPA PERAUPAN) WTP-PETANU WTP-AYUNG Direction Catchments Area KUTA UTARA ESTUARY TUKAD BADUNG DENPASAR BADUNG RIVER MATI RIVER AYUNG DAM KEDEWATAN SANGEH EMPEL MAMBAL OONGAN BUAGAN WEIR UMADUI WEIR PENET RIVER PETANU RIVER AYUNG RIVER SIAP RIVER

(5)

Final Report – Main Report

BAB 2 PENGADAAN AIR UMUM UNTUK WILAYAH SELATAN BALI

Pengadaan air untuk wilayah Selatan Bali seperti Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan dan Kabupaten Klungkung dilaksanakan dengan mengembangkan beberapa Rencana Instalasi Pengolahan Air/fasilitas IPA. Pada tahap ini, diusulkan untuk membangun 3 (tiga) sistem pengadaan air dengan memanfaatkan sumber daya air di Sungai Penet (Desa Cemagi – Kabupaten Badung) untuk sistem bagian barat, Sungai Ayung (Desa Peraupan, Kota Denpasar) untuk sistem bagian tengah, dan Sungai Petanu (Desa Saba – Kabupaten Gianyar) untuk sistem bagian timur. Pengadaan air dihasilkan oleh tiga IPA akan dipakai terutama untuk melayani Kota Denpasar dan Badung bagian selatan dari daerah yang kurang air melalui sambungan pipa-pipa distribusi pengadaan air yang tersedia, dan dalam jangka menengah, juga disediakan untuk melayani kabupaten-kabupaten yang tidak terlayani oleh perusahan air minum. Dengan sangat mengandalkan pengembangan dari tiga sistem pengadaan air, kemungkinan kekurangan ketersediaan air yang ditentukan pada tahun 2025 di wilayah Bali Selatan akan teratasi.

2.1 Kreteria untuk Rencana dan Desain

(1) Umum

Konsep Desain dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang melalui suatu pertimbangan teknis ditunjukkan pada Tabel-III-2.1. Kondisi-kondisi dan batasan-batasan dalam mempertimbangkan konsep-konsep adalah sebagai berikut:

‹ Ketersediaan dari air baku (kualitas dan jumlah) dalam pemanfaatan sumber daya air

untuk IPA dan transmisi yang dibutuhkan.

‹ Kondisi topografi dan ketersediaan lahan.

‹ Kebijakan lokal dan peraturan-peraturan yang ada seperti wilayah pelayanan dari

masing-masing Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

‹ Penyederhanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan.

Tabel-III-2.1 Kriteria Perencanaan

No Item Simbol Unit Kriteria

1 Kehilangan Kemurnian Air - % 20-23

Faktor harian

maksimum Q md 1,15 kali untuk rata-rata. 2 Fluktuasi Pemakaain Air

Faktor jam puncak Q p 1,50 kali untuk rata-rata. Instalasi Pengolahan

Aair - l/dt

Q md

Reservoar - % 15% untuk suplai harian maksimum

Pipa transmisi - l/dt Q md

3 Kemampuan Perencanaan

Pipa distribusi - l/dt Q p

Pipa Utama - meter 17

Pipa Sekender - meter 15

4 Residu Tekanan Minimum

Pipa Tersier - meter 13

Pipa Transmisi - m/dt 0,6 – 3,0

5 Kecepatan arus di dalam pipa

Pipa Distribusi - m/dt 0,3 – 3,0

Pipa lama C - 100 - 110

6 Koefisien kekasaran pipa

(6)

Final Report – Main Report

(III-2-2)

(2) Sumber Daya Air Baku

Instalasi Pengolahan Air Ayung (Sistem Tengah)

Terletak di Belusung, pada hilir setelah WTP Ayung I, II, III yang sekarang dengan intake di hilir dari Bendung Peraupan dimana air tampungan Ayung Dam dipakai sebagai sumber suplainya.

Sistem Pengolahan Air Penet (Sistem Barat)

Terletak di hilir IPA Nyanyi yang sekarang (PDAM Tabanan) dimana air sungai tidak dimanfaatkan untuk irigasi lagi. Lahan yang dimanfaatkan sekarang untuk rencana pengolahan air (IPA) adalah lahan padi dan lahan tegalan. Akses jalan baru untuk IPA harus didesain.

Instalasi Pengolahan Air Petanu (Sistem Timur)

Terletak di Jembatan Tohpati – Kusamba Bridge di Sungai Petanu, kira-kira 1.5 km dari garis pantai, dimana pada bagian ini tidak ada yang dimanfaatkan untuk irigasi. Keputusan untuk lokasi intake, intrusi air asin dan lokasi tempat suci telah diperhitungkan.

(3) Kualitas Air dan Kemampuan Pengolahan

(a) Kualitas Pengadaan Air

Kualitas air yang diproduksi oleh masing-masing IPA ditentukan berdasarkan kualiatas suplai air konsumsi dengan standar kualitas yang mengacu pada Standar Kualitas Suplai Air Indonesia dan standar WHO untuk yang tidak ada dalam standar Indonesia.

Parameter-parameter dan standar-standar tersebut adalah sebagai berikut: Tabel-III-2.2 Standar Kualitas Air Minum

Standar WHO

Batas Mak. Dianjurkan No Parameter Unit

(1971) (1983)

Standar Indonesia

1 Warna Hazen 50,0 15,0 50,0

2 Bau/berbau - Tidak berbahaya Tidak berbahaya Normal

3 Rasa - Tidak berbahaya Tidak berbahaya Normal

4 Kekeruhan JTU 25,0 5,0 25,0

5 PH - 6,5 – 9,2 6,5 – 8,5 6,5 – 9,2

6 Total zat padat mg/l 1500,0 100.0 1500,0

7 Kalsium (Ca) mg/l 200,0 - 200,0

8 Magnesium (Mg) mg/l 250,0 - 150.0

9 Hardness total (CacO3) mg/l 500,0 500,0 250. -500

10 Sulfat (SO4) mg/l 400,0 400,0 400.0

11 Clorida (Cl) mg/l 600,0 250,0 600.0

12 Nitrat (NO3) mg/l - 10 as N 20.0

13 Besi (total) (Fe) mg/l 1,0 0,3 1,0

14 Mangan (Mn) mg/l 0,5 0,1 0,5

15 Seng (Zn) mg/l 15,0 - 15,0

16 Tembaga (Cu) mg/l 1,5 - 1,5

17 Asam sulfat (H2S) mg/l - ttd 0,0

18 Amonia (NH4) mg/l - - 0,0

19 Karbon dioksida (CO2) mg/l - - 0,0

20 Senyawa asam mg/l 0,002 - 0,002

(b) Kemampuan Pemasangan dari Sumber Pengolahan

Kapasitas instalasi pengolahan yang dianjurkan ditunjukkan sebagai berikut:

‹ IPA Penet (Sistem Barat) = 300 l/dt

(7)

Final Report – Main Report

‹ IPA Ayung (Sistem Tengah) = 3 x 600 l/dt

IPA Penet (Sistem Barat) dan IPA Petanu (Sistem Timur) kemampuan pengolahan dibangun berdasarkan kondisi aktual debit sungai terkait, sementara IPA Ayung (Sistem Tengah) didasarkan pada asumsi pengembangan Dam Ayung yang berlokasi di Br. Buangga, Kecamatan Petang.

(4) Bendung, Intake, dan Pemompaan

Aliran air dari intake menuju ke bak penampung/rumah pompa melalui saluran terbuka memakai aliran gravitasi, sehingga muka air harus ditinggikan dengan pembangunan bendung. Saluran ini dapat difungsikan juga sebagai sebagai penangkap pasir. Setelah itu, air baku yang tertampung di dalam bak penampung/rumah pompa dibawa ke instalasi pengolahan air (IPA) dengan pemompaan dan diteruskan ke pipa transmisi.

Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih tipe konstruksi bendung adalah sebagai berikut:

‹ Besar debit yang tersisa di sungai yang tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan-kebutuhan

lain (Agrikultur, dsb).

‹ Ketinggian elevasi dari muka air berdasarkan dari kebutuhan.

‹ Dapat menampung debit air yang lebih besar berdasarkan kebutuhan.

Sementara, penentuan lokasi bendung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di bawah ini.

‹ Lokasi bendung harus dipilih pada arah sungai yang lurus.

‹ Perkiraan dari bagian memanjang sungai mendekati lebar efektif yang diperlukan.

‹ Kondisi geografi dari bagian memanjang sungai memenuhi perhitungan hidrolik sungai.

(5) Kotak Pembagi, Aerasi dan Koagulasi

Proses aerasi dan koagolasi semua dilaksanakan sekali pada kotak pembagi. Proses aerasi harus dilaksanakan dengan gravitation hydraulic melalui penurunan air baku dua kali.

Proses koagulasi akan dilakukan dengan penambahan aluminium sulfat pada form flock. Proses pencampuran ini juga harus memakai energi hidrolik yang tingginya 2 m dari pintu masuk.

(6) Flocculation

Dalam proses flocculation ini, terjadi pembentukan flock pada reaktor flocculation yang terdiri dari beberapa tangki-tangki yang naik turun dari satu tangki ke tangki yang lain, dengan mengurangi ketinggian kecepatan pada tangki-tangki selanjutnya, berdasarkan konsep pencampuran lambat. Bentuk aliran pada tangki flocculation berbentuk aliran spiral yang dibuat dengan memasang pengarah aliran pada setiap pintu masuk tangki.

(7) Sedimentasi

Flock terbentuk dalam reaktor flocculation kemudian akan distabilkan dalam kotak sedimentasi ”tube settler”.

Tipe aliran dalam kotak sedimen berbentuk aliran vertikal yang mengalir langsung ke dalam pipa yang berlubang pada kedua sisinya dan dipasang melintang, karena ketinggian kecepatan dalam kotak sedimen lebih kecil dari ketinggian kecepatan pada tangki flockulator.

(8) Filtrasi

Proses filtrasi akan dalakukan untuk mengikat flock yang tidak stabil di kotak sedimentasi. Media filtrasi adalah media ganda; yaitu antrasit pada lapisan atas dan pasir silika pada lapisan bawah. Kedua media tersebut diperkuat dengan dukungan media dalam bentuk krikil. Untuk melakukan pencucian media ini, dibutuhkan udara dan air bertekanan dan pompa aliran balik.

(8)

Final Report – Main Report

(III-2-4)

(9) Reservoar and Desinfektan

Suplai air akan ditampung terlebih dahulu di reservoar sebelum didistribusikan. Proses desinfektan akan dilakukan dengan penambahan gas klor pada mulut inlet reservoar. Gas klor yang ditambahkan telah berbentuk larutan, yang diproses dan dipompa dari ruang gas klor dalam ruang kimia.

(10) Pengolahan Limbah

Limbah air yang dihasilkan sebagai akibat proses pemasangan pengolahan air akan diproses

dalam Sludge Drying Bed (SBD) atau pengering endapan lumpur. Air yang telah dipisahkan

dari lumpur dapat dialirkan lagi atau dibuang kembali ke sungai.

2.2 Disain Sistem Pengadaan Air Terpadu untuk Wilayah Selatan Bali

2.2.1 Sistem Pengadaan Air Barat

Air baku diambil dari hilir sungai Penet, kira-kira 1,5 km dari garis pantai. Instalasi Pengolahan Air (IPA) terletak di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi di Kabupaten Badung. Produksi IPA yang direncanakan adalah 300 l/dt. Dalam jangka menengah, produksi dari pengolahan tersebut langsung untuk melayani kebutuhan Kabupaten Badung dan kota Denpasar melalui jaringan transmisi terdekat yang tersedia dan pengembangan jaringan distribusi baru yang diperlukan. Dalam jangka panjang, produksi pengadaan air Sistem Bagian Barat akan difokuskan untuk melayani Kabupaten Badung.

(9)

Final Report – Main Report

<Sistem Pengadaan Air Barat>

Gambar-III-2.1 Sistem Pengadaan Air Barat dan Kondisi Saat Ini dari IPA Rencana

(1) Bendung

Bangunan intake disarankan dalam bentuk bendung permanen dengan ketinggian bangunan

yang memungkinkan menghasilkan aliran gravitasi ke tangki penampung. Pemakaian mesin pompa dilakukan hanya jika ketinggian sungai dan posisi bangunan tidak memungkinkan terjadinya aliran gravitasi.

IPA untuk Sistem Barat (Sungai Penet) Garis Besar Pekerjaan

1 IPA Baru(300 liter/dt) 2 Pipa Distribusi φ600 (8.8km) 3 Jembatan Pipa Air ( 5 lokasi )

Penggunaan Lahan Sekitar Lokasi yang Direncanakan untuk IPA (Hamparan Persawahan)

IPA

Akhir pipa distribusi

Pipa Distribusi(8.8km) Jemb. Pipa Air (5sites)

(10)

Final Report – Main Report (III-2-6) 12.03 0.60 1. 50 7.07 5.00 2.5 0 3 1R1 = 1.0 0 mR 2 = 3 .00 m 5. 39 3 .30 2 .50 2.85 2.50 0.90 1.40 0.73 1.0 4 2.50 0.27 0 .25 2.48 2 .49 1 .30 11 2.50 1.50 7.0 0 1.00 1 .50 7.46 0.43 1.50 AS BENDUNG 0.60 1.50 2 .50 0. 80 2.95 B X H = 0.60 X 1.30 PINTU PENG AMBILAN

2 .9 5 7. 39 2.50 1 9.00 0.60 0. 90 2.50 2.50 0 .10 2 .40 0 .80 2 .40 2.33 0.10 1.010.9 9 0.50 10.96 10.21 19.00 14 .00 10.00 10.00 LIHAT D E TAIL KIS I -K IS I BE TON 4 .59 4.17 6 .16 3 8 .55 2.59

23.16 BOX CUL20.60 MVERT BA K PENGUM PUL R UMAH POMP A SCALE 1 : 100 SCALE 1 : 100 SCALE 1 : 100 SCALE 1 : 100

Gambar-III-2.2 Bendung dari Sistem Pengadaan Air Barat di Sungai Penet

(2) Instalasi Pengolahan Air

Posisi IPA direncanakan di atas lahan sawah milik Negara yang telah dibebaskan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Badung seluas 0,75 ha. Saat ini akses jalan yang ada tidaklah cukup, tetapia ada jalan kecil yang dapat dilebarkan melalui pembebasan lahan milik pribadi yang telah disetujui untuk dibebaskan yang dinyatakan oleh perwakilan desa pada pertemuan konsultasi masyarakata pada 20 Desember 2005 di Desa Cemagi.

(3) Pipa Transmisi

Pipa transmisi akan dipasang sepanjang sisi jalan Canggu – Kerobokan, dan dihubungkan dengan pipa 12” yang sudah terpasang di Br. Gede Kerobokan.

Gambar-III-2.3 Rencana Umum dari Sistem Pengadaan Bagian Barat (Sungai Penet)

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS S1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN.. Kelompok

3) Ketidakpastian adalah suatu kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki kepastian atau tidak dapat menentukan sesuatu yang subyektif kedalam kemungkinan yang

Sedangkan Yusuf Qardhawi menekankan bahwa zakat itu adalah kewajiban rutin yang kadarnya telah ditentukan dan wajib kepada setiap orang secara terus menerus,

Jika kita sedang bekerja pada page 1, maka pada jendela object manager muncul page 1 kemudian di bawahnya ada Layer 1 yang apabila kita klik tanda “+” di dalam kotak kecil

Harga jual kerajinan untuk pasar lokal yang berlaku di SKB yaitu harga jual pengrajin ditambahkan dengan laba yang diinginkan berkisar 15%. Hal ini pun mengalami penurunan

Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh latihan lari zig-zag terhadap kemampuan menggiring bola dengan kaki bagian

pentingnya data statistik, yaitu dengan mengirimkan leaflet dan data yang diperlukan oleh perusahaan. Untuk mengevaluasi capaian sasaran, sesuai dengan PERKA BPS 58 Tahun 2013,

Strategi penggambaran positif terhadap diri sendiri dan penggambaran negatif terhadap pihak lain merupakan strategi makro semantis (Van Dijk 2004b). Van Dijk kemudian