• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Juknis Tanggap Darurat Bencana PMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. Juknis Tanggap Darurat Bencana PMI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS

PETUNJUK TEKNIS

TENTANG

TENTANG

TANGGAP DARURAT BENCANA

TANGGAP DARURAT BENCANA

PALANG MERAH INDONESIA

(2)

PETUNJUK TEKNIS

PETUNJUK TEKNIS

TENTANG

TENTANG

TANGGAP DARURAT BENCANA PALANG MERAH INDONESIA

TANGGAP DARURAT BENCANA PALANG MERAH INDONESIA

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG W

Wililayayaah h IIndndononeesisia a sesecacara ra geogeografgrafis, is, ddan an geogeologis logis memerurupapakakan n ssalalaah h ssatatuu wila

wilayah yah yang paling yang paling rawarawan n berbberbagai bencana dengan agai bencana dengan frekfrekuensi kejadian danuensi kejadian dan kualitas dampak yang semakin meningkat. Terjadinya perubahan situasi politik kualitas dampak yang semakin meningkat. Terjadinya perubahan situasi politik nasional dan ekonomi global juga menyebabkan Indonesia semakin rawan nasional dan ekonomi global juga menyebabkan Indonesia semakin rawan terhadap konflik.

terhadap konflik. Pena

Penangananganan n bencbencana ana yang yang terjterjadi adi bebebeberapa rapa dekaddekade e selamselama a ini, ini, membmemberikaerikann nilai pembelajaran yang sangat berharga bagi PMI. Tindakan tanggap darurat nilai pembelajaran yang sangat berharga bagi PMI. Tindakan tanggap darurat ben

bencancana a yanyang g dildilakuakukan kan oleoleh h PMI PMI dadan n beberbarbagai gai pihpihak ak terterkaikait t sudsudah ah cukcukupup maks

maksimal, tetapi imal, tetapi daladalam m prosproses es penanpenanganaganannya nnya masimasih h banyabanyak k kendkendala ala dandan hambatan yang dihadapi.

hambatan yang dihadapi.

SSeessuuaai i ddeennggaan n ttuuggaas s ddaan n ffuunnggssi i oorrggaanniissaassii, , PPaallaanng g MMeerraah h IInnddoonneesisiaa berkewajiban melakukan

berkewajiban melakukan upaya upaya memmemberikberikan an pertpertolonolongan dan gan dan bantbantuan padauan pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara profesional dengan memegang fase darurat kepada yang membutuhkan secara profesional dengan memegang teguh prinsip dasar erakan Palang Merah dan !ulan

teguh prinsip dasar erakan Palang Merah dan !ulan Sabit Merah Internasional.Sabit Merah Internasional. Menyadari pengalaman tersebut, untuk dapat melakukan kegiatan pemberian Menyadari pengalaman tersebut, untuk dapat melakukan kegiatan pemberian pert

pertolongolongan an dan dan bantbantuan uan secarsecara a cepat, tepat cepat, tepat dan terkoorddan terkoordinasi perlu inasi perlu adanadanyaya satu kesatuan sikap, pikiran dan tindakan.

satu kesatuan sikap, pikiran dan tindakan.

B.

B. MAKSUD DAN TUJUANMAKSUD DAN TUJUAN 1

1.. MMaakkssuudd

Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan koordinasi dalam tanggap darurat Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan koordinasi dalam tanggap darurat bencana

bencana di di jajaran jajaran PMI.PMI. 2

2.. TTuujjuuaann Mem

Memberberikaikan n araarahan han pelpelaksaksanaanaan upaya an upaya tantanggaggap p dadarurrurat at benbencancana a bagbagii unsur"unsur pelaksana PMI di tingkat Pusat, Pro#insi dan $abupaten%$ota unsur"unsur pelaksana PMI di tingkat Pusat, Pro#insi dan $abupaten%$ota sesuai dengan skala dan tingkat dampak

sesuai dengan skala dan tingkat dampak bencana % konflik yang terjadi.bencana % konflik yang terjadi. C.

C. RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP

Petunjuk teknis ini memuat & Petunjuk teknis ini memuat & '.

'.PendahuluanPendahuluan (.

(.Prinsip"prinsip !antuan PMI, Penentuan Skala dan Prinsip"prinsip !antuan PMI, Penentuan Skala dan )ukungan)ukungan *.

*.Mekanisme )ukungan +perasional Tanggap )arurat !encanaMekanisme )ukungan +perasional Tanggap )arurat !encana .

.Mekanisme $oordinasi dan Pengorganisasian Tanggap )arurat !encanaMekanisme $oordinasi dan Pengorganisasian Tanggap )arurat !encana -.

-.Pengendalian dan PengawasanPengendalian dan Pengawasan .

(3)

BAB II

PRINSIP-PRINSIP BANTUAN PMI

A. PRINSIP-PRINSIP UMUM

1. !antuan dan pelayanan tanggap darurat PMI dikhususkan bagi korban dan masyarakat yang paling rentan yang bertempat tinggal di daerah yang terkena dampak bencana mencakup korban luka"luka, warga keluarga yang mengungsi, anggota keluarga yang terpisah dari keluarganya.

2. Peran PMI dalam Tanggap )arurat !encana adalah membantu pemerintah dalam hal layanan kemanusiaan, bukan sebaliknya menggantikan atau mengambilalih tanggung"jawab negara dalam penanggulangan bencana. 3. !ekerja dalam kompetensi, profesionalisme serta kapasitas yang

dimilikinya.

4. Melibatkan masyarakat penerima manfaat bantuan, baik laki"laki dan perempuan secara proporsional dengan memperhatikan sensitif gender. 5. Pemberian bantuan dan pelayanan tidak bertentangan mandat PMI, dan

dasar /egara, Code of Conduct bantuan kemanusiaan serta 0 Prinsip )asar erakan Palang Merah dan !ulan Sabit Merah Internasional

6. !antuan PMI diupayakan semaksimal mungkin agar memenuhi standard  minimal pelayanan kemanusiaan (SPHEE!.

". !antuan kepada masyarakat yang sifatnya sangat darurat hendaknya bersifat edukatif , sehingga menumbuhkan harga diri, kepercayaan diri dan kemandirian. !antuan agar tidak #ersifat konsumtif  yang dapat menyebabkan ketergantungan berlebihan terhadap bantuan pihak luar. $. !antuan PMI bersifat transparan dan dapat dipertan%%un%&a'a#kan

B. PRINSIP OPERASIONAL BANTUAN 1. Lansun

a. !antuan PMI kepada korban diberikan secara lan%sun%) oleh tenaga PMI, tanpa perantara pihak ketiga. 1al ini berlaku pula apabila dalam pemberian ini PMI bekerjasama dengan pihak lain.

b. !antuan PMI tersebut baik berupa jasa maupun natura harus dapat dirasakan atau dinikmati secara langsung oleh para korban. !antuan diupayakan tidak dalam bentuk uang. !antuan uang, sarana maupun fasilitas umum hanya dapat diberikan dalam keadaan sangat khusus, apabila tidak ada pilihan lain.

2. M!"#!$%a&'kan Pan(a T!#a& a. Tepat Waktu

b. Tepat Tempat c. Tepat Sasaran

(4)

d. Tepat jumlah

e. Tepat $ualitas 2jenis dan mutu3 ). B!$s'*a& Da$u$a&

!antuan PMI diberikan pada tahap darurat dan paling lama berlangsung ' hari. Setelah itu, selanjutnya penanganan para korban bencana sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah. /amun bila skala dan cakupan bencanannya sangat besar 2mega disaster3 dimana situasi mengharuskan untuk memperpanjang waktu darurat, dalam situasi dan kebutuhan khusus serta adanya dukungan dari bila dirasakan ada dengan disertai dengan dukungan dana dan sarana lainya atas permintaan dan sesuai dengan kemampuan PMI dapat melampaui batas ' hari itu.

+. B!$'d!n&'&as PMI

4ntuk memudahkan pengenalan, pengendalian, pengawasan, demi menegakan dan memelihara citra PMI, maka setiap petugas penanggulangan korban diharuskan memakai tanda lambang Palang Merah atau PMI. 1al ini juga dilakukan pada tempat, sarana dan fasilitas yang digunakan oleh PMI dilapangan. Sekaligus upaya ini dilaksanakan dalam rangka lebih memasyarakatkan PMI.

(5)

BAB III

PENENTUAN STATUS, SKALA SERTA

MEKANISME DUKUNGAN TANGGAP DARURAT BENCANA

A. PENENTUAN STATUS DARURAT, SKALA BENCANA, DAN TANGGUNG JAAB OPERASI

'. )alam hal penentuan status darurat dan skala bencana, PMI mengacu keputusan Pemerintah dan 44 P! /o. ( Tahun (550.

(. 6ama )ukungan serta bentuk pelayanan PMI pada saat darurat, ditentukan oleh PMI di masing"masing tingkatan disesuaikan dengan hasil asesmen dan kondisi setempat.

*. Penetapan bentuk kegiatan pelayanan serta lamanya kegiatan pelayanan yang dilakukan didasarkan atas indikator sebagai berikut&

a. 7umlah korban jiwa, baik meninggal maupun mengungsi8 b. $erugian harta benda8

c. $erusakan sarana dan prasarana8

d. 9akupan luas wilayah yang terkena bencana8

e. )ampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan8 f. )ampak psikologis masyarakat8

g. $apasitas PMI.

. )alam hal penentuan skala bencana, PMI mengacu pada ketentuan sebagai berikut&

Skaa B!n(ana dan Da"#ak B!$dasa$kan PMI

Uku$an Caku#an 'a/a%

Ju"a% 0$an /an &!$k!na da"#ak

Da"#ak *'s'k k!$usakan $ecil : ; ' $abupaten - Meninggal : '55 org

- pengungsi : -55 org - 1ilang :

(-- 6uka berat : '55

<asilitas umum : (- = >umah : '55

Menengah ( " * $abupaten - Meninggal '55 ? -55 org - pengungsi -55 " (-55 org - 1ilang (- " '55 - 6uka berat '55 ? -55 <asilitas umum (- = " -5 = >umah '55 ? -55

!esar @ * $abupaten - Meninggal @ -55 org - pengungsi @ (-55 org - 1ilang @ '55

- 6uka berat @ -55

<asilitas umum @ -5 = >umah @ -55

a. !encana berskala $ecil, bila cakupan wilayah yang terkena dampak kurang dari dan atau mencakup satu kabupaten dengan indikator dampak dan kerusakan, yaitu&

(6)

'3 7umlah korban meninggal kurang dari '55 jiwa8 (3 7umlah korban mengungsi kurang dari -55 jiwa8 *3 7umlah korban hilang kurang dari (- jiwa8

3 7umlah korban luka berat kurang dari '55 jiwa8 -3 <asilitas umum yang rusak kurang dari (-=8 3 >umah rusak berat kurang dari '55 unit.

b. !encana berskala Menengah, bila cakupan wilayah yang terkena dampak antara ( ? * Wilayah $abupaten dengan indikator dampak dan kerusakan, yaitu&

'3 7umlah korban meninggal kurang dari '55 sd -55 jiwa8 (3 7umlah korban mengungsi kurang dari -55 sd (.-55 jiwa8 *3 7umlah korban hilang kurang dari (- sd '55 jiwa8

3 7umlah korban luka berat kurang dari '55 sd -55 jiwa8 -3 <asilitas umum yang rusak kurang dari (-= sd -5=8 3 >umah rusak berat kurang dari '55 sd -55 unit.

c. !encana berskala !esar, bila cakupan wilayah yang terkena dampak lebih dari ( ? * Wilayah $abupaten dengan indikator dampak dan kerusakan, yaitu &

'3 7umlah korban meninggal lebih dari -55 jiwa8 (3 7umlah korban mengungsi lebih dari (.-55 jiwa8 *3 7umlah korban hilang lebih dari '55 jiwa8

3 7umlah korban luka berat lebih dari -55 jiwa8 -3 <asilitas umum yang rusak lebih dari -5=8 3 >umah rusak berat lebih dari -55 unit8

-. Pengurus PMI di semua tingkatan harus mampu memainkan peran dalam menjalankan pelayanan tanggap darurat bencana secara cepat, tepat dan terkoordinasi.

. 4ntuk memastikan agar setiap kejadian bencana dapat tertangani secara cepat, tepat dan terkoordinasi, maka pembagian tanggungjawab PMI di masing"masing tingkatan mengacu pada matrik berikut ini.

Skaa B!n(ana dan P!nanunja3a4 R!s#0n

Ka#as'&as Skaa B!n(ana

B!sa$ M!n!na% K!('

!aik

Pro#insi $ab%kota $ab%kota

Sedang

Pusat Pro#insi $ab%$ota

$urang

Pusat Pro#insi $ab%$ota

Catatan – Catatan :

Respon awal merujuk kepada PO Pelayanan selanjutnya merujuk kepada SOP yang ada.

(7)

a. Pengurus PMI $abupaten% $ota minimal bertanggungjawab menangani bencana berskala kecil. !ila skala bencana yang terjadi adalah berskala menengah dan kapasitas organisasinya baik, maka PMI $ab%$ota diharapkan mampu melakukan operasi tanggap darurat bencana dengan dukungan dari PMI Pro#insi. !entuk dukungan yang diperlukan sebagaimana dijelaskan pada lampiran berikut.

b. Pengurus PMI Pro#insi bertanggungjawab menangani bencana berskala menengah. !ila dalam kondisi terjadi bencana berskala kecil, namun PMI $ab%$ota diwilayahnya tidak mampu melakukan operasi karena kapasitasnya sangat lemah atau PMI $ab%$ota belum terbentuk, PMI Pro#insi harus memberikan dukungan ataupun bila diperlukan dapat mengambil alih operasi.

c. Pengurus PMI Pusat bertanggungjawab menangani bencana berskala besar. !ila dalam kondisi terjadi bencana berskala menengah, namun PMI Pro#insi maupun $ab%$ota diwilayahnya tidak mampu melakukan operasi karena kapasitasnya sangat lemah, PMI Pusat harus memberikan dukungan ataupun bila diperlukan dapat mengambil alih operasi. !ilamana diperlukan, pada kondisi bencana berskala menengah atau besar 2mega disaster3, PMI Pusat dapat meminta dukungan dari I<>9, P/Ss dan I9>9.

0. Pada situasi dimana skala bencana lebih besar dari pada kapasitas yang dimilikinya, PMI satu le#el diatasnya berkewajiban memberikan dukungan kepada PMI yang terkena dampak bencana. Adapun jenis dukungan yang didasarkan skala bencana diatur sebagai berikut.

Skaa B!n(ana dan K!4u&u%an Dukunan

Ka#as'&as Skaa B!n(ana

M!n!na% M!n!na% R!nda%

!aik Pro#insi 2',(,*3 $ab%kota 2',(,*3 $ab%kota 2'3

Sedang Pusat 2',(,*,3 Pro#insi 2',(,*3 $ab%$ota 2'3

$urang Pusat 2',(,*,3 Pro#insi 2',(,3 $ab%$ota 2',(,*,3

$eterangan &

!entuk dukungan yang diperlukan '. Mone#

(. )ana

*. Peralatan B Perelengkapan . S)M

(8)

B. PENENTUAN JENIS DAN LAMA AKTU OPERASI PELA5ANAN

'. 7enis kegiatan pelayanan dan lamanya beroperasi dalam tanggap darurat bencana dilaksanakan berdasarkan kapasitas organisasi PMI di masing" masing tingkatan, dengan memperhatikan skala prioritas jenis pelayanan sebagai berikut &

a. P$'0$'&as P!$&a"a, mencakup &

'3 Peringatan )ini dan Informasi !encana8 (3 Assessment8

*3 Penyelamatan dan Pertolongan $orban !encana 2Pertolongan Pertama38

3 C#akuasi8

-3 Pemulihan 1ubungan $eluarga8 3 >eporting8

03 Media 9o#erage.

b. P$'0$'&as K!dua, mencakup kegiatan pelayanan Prioritas Pertama di tambah dengan beberapa kegiatan pelayanan yaitu &

'3 )apur 4mum8

(3 Pelayanan $esehatan8 *3 Pelayanan Ambulance8 3 )ukungan Sosial Psikologi.

c. P$'0$'&as K!&'a, mencakup kegiatan pelayanan Prioritas $edua di tambah dengan beberapa kegiatan pelayanan yaitu &

'3 Penampungan )arurat (3 Pelayanan Air dan Sanitasi *3 Pendistribusian >elief.

(. PMI Pro#insi % $abupaten% $ota dengan kapasitas kurang minimal wajib melakukan kegiatan prioritas I. PMI Pro#insi % $abupaten% $ota dengan kapasitas sedang diharapkan dapat melakukan kegiatan Prioritas I dan II. Sedangkan PMI Pro#insi % $abupaten% $ota dengan kapasitas baik diharapkan dapat melakukan semua kegiatan baik prioritas I, II dan III sesuai dengan tingkat kebutuhan penanganan bencana.

C. MEKANISME DUKUNGAN OPERASIONAL TANGGAP DARURAT BENCANA 1. PMI K!(a"a&an

a. 4paya tanggap darurat bencana di tingkat PMI $ecamatan merupakan upaya respon awal.

b. 4ntuk mengkoordinasikan penanganan bencana pmi kecamatan dapat membentuk posko tanggap darurat bencana pmi dengan mendayagunakan unsur"unsur pengurus dan relawan%anggota masyarakat terlatih ke dalam fungsi"fungsi yang digambarkan dalam

(9)

posko tanggap darurat PMI $ecamatan.

c. 4ntuk operasional tanggap darurat bencana berbasis masyarakat, khususnya di desa%kelurahan rawan bencana, PMI $ecamatan memobilisasi TS> ? SI!AT, maupun relawan PMI di tingkat desa%kelurahan lainnya seperti digambarkan pada 9harta Mekanisme )ukungan +perasional !encana seperti berikut.

M!kan's"! Dukunan O#!$as'0na Tana# Da$u$a& B!n(ana

2. PMI Ka4u#a&!n6K0&a

a. 4paya tanggap darurat bencana di tingkat PMI $abupaten % kota merupakan upaya tanggap darurat lapis pertama.

b. 4ntuk mengkoordinasikan penanganan !encana PMI $abupaten % kota dapat membentuk Posko Tanggap )arurat !encana PMI dengan mendayagunakan unsur"unsur Pengurus, Pegawai dan Tim Satgana dalam fungsi"fungsi operasional dan pelayanan yang digambarkan dalam Posko Tanggap )arurat PMI $abupaten % kota.

c. 4ntuk operasional tanggap darurat bencana berbasis masyarakat, khususnya di desa%kelurahan rawan bencana, PMI $abupaten % kota berkoordinasi dengan PMI $ecamatan untuk memobilisasi TS> SI!AT

(10)

maupun >elawan PMI di tingkat desa%kelurahan.

). PMI P$07'ns'

a. !ila skala bencana melampaui kapasitas PMI $abupaten % kota setempat, maka PMI $abupaten % kota dapat meminta bantuan PMI Pro#insi.

b. PMI Pro#insi dapat mengkoordinir bantuan dari PMI $abupaten % kota di wilayahnya maupun pihak terkait lainnya serta memobilisasi Tim Satgana. !antuan ini merupakan upaya tanggap darurat lapis kedua. c. PMI Pro#insi dapat membentuk Posko Tanggap )arurat !encana PMI

Pro#insi atau Posko PMI Pro#insi dengan mendayagunakan unsur" unsur Pengurus, Pegawai dan Satgana%>elawan ke dalam fungsi"fungsi yang digambarkan dalam Posko Tanggap )arurat PMI.

+. PMI Pusa&

a. !ila skala bencana melampaui kapasitas PMI Pro#insi, maka PMI Pro#insi dapat meminta bantuan PMI Pusat.

b. Selanjutnya PMI Pusat dapat mengkoordinir bantuan dari PMI Pro#insi maupun pihak terkait lainnya serta memobilisasi Tim Satgana. !antuan ini merupakan upaya tanggap darurat lapis ketiga.

c. PMI Pusat dapat membentuk Posko Tanggap )arurat !encana PMI Pusat atau Posko PMI Pusat dengan mendayagunakan unsur"unsur Pengurus, Pegawai dan Satgana%>elawan kedalam fungsi"fungsi operasional dan pelayanan yang digambarkan dalam Posko Tanggap )arurat PMI Pusat. -. 7ika terjadi bencana dilintas wilayah administratif maka PMI terdekat

diharuskan memberikan bantuan tanggap darurat dengan berkoordinasi kepada PMI diwilayah setempat dan setingkat diatasnya.

. PMI dimasing"masing tingkatan diharuskan membuat rencana operasi awal tanggap darurat dan pemulihan dini berdasarkan kebutuhan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia.

0. )ukungan PMI setingkat di atasnya berdasarkan pertimbangan kapasitas, geografis, demografi dan peran%kultur masyarakat.

D. Mekanisme penerimaan bantuan internasional khususnya dari kelompok mitra gerakan 2I<>9, I9>9 dan P/Ss3 maupun badan badan P!! dan 6SM Internasional yang sudah ada di Indonesia maupun dari luar negeri diatur secara tersendiri dalam 7uknis !antuan Internasional.

(11)

BAB I8

MEKANISME KOORDINASI DAN PENGORGANISASIAN

TANGGAP DARURAT BENCANA

A. MEKANISME KOORDINASI

'. Mekanisme koordinasi dan pengorganisasian Tanggap )arurat !encana dijelaskan sebagai berikut &

M!kan's"! K00$d'nas' dan P!n0$an'sas'an Tana# Da$u$a& B!n(ana

(. Penanggulangan bencana tingkat $abupaten % $ota dilakukan di bawah koordinasi PMI $abupaten % $ota apabila cakupan yang terkena hanya di satu kabupaten atau kota. PMI $ab%$ota berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif dan efektif dengan PMI $ecamatan, PMI Pro#insi dan PMI Pusat. )alam operasional pelayanan Tanggap )arurat di lapangan, PMI $ab% $ota juga berkoordinasi dengan Satgas P!, !P!) $ab%$ota, )inas% 6embaga% Institusi pemerintah, T/I%P+6>I, institusi pelayanan rujukan, 6SM, Sektor swasta dan para pelaku lainnya di wilayahnya.

*. Penanggulangan bencana tingkat Pro#insi dilakukan di bawah koordinasi PMI Pro#insi apabila cakupan yang terkena lebih dari satu kabupaten atau kota. PMI Pro#insi berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif dan efektif dengan PMI $ecamatan, $ab%$ota dan PMI Pusat. )alam melakukan dukungan operasional pelayanan Tanggap )arurat di lapangan, PMI Pro#insi

(12)

juga berkoordinasi dengan !P!) Pro#insi, T/I%P+6>I, )inas% 6embaga% Institusi pemerintah, 6SM, Sektor swasta dan para pelaku lainnya di wilayahnya.

. Penanggulangan bencana tingkat nasional dilakukan di bawah koordinasi PMI Pusat. PMI Pro#insi berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif  dan efektif dengan PMI $ecamatan, PMI $ab%$ota, PMI Pro#insi, maupun I<>9, I9>9, dan P/Ss. )alam melakukan dukungan operasional pelayanan Tanggap )arurat di lapangan, PMI Pusat juga berkoordinasi dengan !/P!% !P!), )inas% 6embaga% Institusi pemerintah, T/I%P+6>I, !adan Perwakilan Pemerintah /egara lainnya, !adan P!!, 6SM /asional%Internasional, Sektor swasta dan para pelaku lainnya di tingkat nasional.

-. Apabila PMI $abupaten % $ota atau PMI Pro#insi tidak memiliki kapasitas dalam penanggulangan bencana di wilayahnya maka tanggung jawab diambil alih oleh PMI tingkatan di atasnya.

. Apabila PMI Pusat tidak memiliki kapasitas dalam penanggulangan bencana di wilayahnya maka akan melakukan koordinasi dan mengajukan permohonan bantuan kepada I<>9%I9>9%P/Ss

B. PENGORGANISASIAN TANGGAP DARURAT BENCANA

'. PMI $ecamatan dalam upaya tanggap darurat bencana dapat memobilisasi >elawan PMI yang ada di tingkat desa % kelurahan, TS> SI!AT atau anggota masyarakat terlatih yang dibina oleh PMI $ecamatan. PMI $ecamatan didukung oleh PMI $ab%$ota mengoperasikan Posko 6apangan Tanggap )arurat !encana.

(. PMI $abupaten % kota memiliki wadah pelayanan penanggulangan bencana yang disebut dengan Satuan Siaga Penanggulangan !encana 2Satgana3 PMI $abupaten % kota. Pengorganisasian operasional tanggap darurat bencana di tingkat $ab% $ota mengacu pada lampiran di bawah ini.

(13)
(14)

9atatan&

a. Pembentukan 4nit Pelayanan +perasional disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi % kondisi bencana.

b. 4raian tentang tugas dan fungsi dalam Posko diuraikan dalam 7uknis terpisah

. PMI Pusat memiliki satuan tugas penanggulangan bencana yang bersifat ad" hoc dalam penanganan bencana yang disebut Satgana PMI Pusat. Pengorganisasian +perasional Tanggap )arurat !encana berskala besar mengacu pada struktur pengorganisasian pada 6ampiran .

P!n0$an'sas'an K!'a&an O#!$as'0na Tana# Da$u$a& B!n(ana B!$skaa Nas'0na dan In&!$nas'0na

Tingkat Wilayah Operasi

PP P#&/"ek)en PP P#&/"ek)en

"emua Di!isi dan Unit Operasional di #P

P#&

"emua Di!isi dan Unit Operasional di #P P#& Ketua Posko %P#& Pusat* Daerah* +a$ang' Ketua Posko %P#& Pusat* Daerah* +a$ang' Koordinator Lapangan Koordinator Lapangan ,akornas P, &FR+* &+R+* P-"s* Donor* U- Agen.y -O/&-O ,akornas P, &FR+* &+R+* P-"s* Donor* U- Agen.y -O/&-O Per(akilan #itra Per(akilan #itra Tingkat Pusat Adm

Adm KeuKeu Telkom

Telkom HumasHumas Logistik Logistik 

Rel/Dist Rel/Dist PPK 

PPK  WatsanWatsan

Assmnt

(15)

9atatan&

a. Pembentukan 4nit Pelayanan +perasional disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi % kondisi bencana.

b. 4raian tentang tugas dan fungsi dalam Posko diuraikan dalam 7uknis terpisah

-. )alam menunjang $egiatan +perasi Tanggap )arurat !encana PMI, Markas PMI di masing"masing tingkatan membentuk Posko 2Pos $omando +perasional3. Mekanisme kerja Posko Tanggap )arurat !encana merujuk pada juknis Posko PMI.

. Struktur +rganisasi +perasional Tanggap )arurat !encana terdiri dari &

a. Tim Pengarah +perasional Tanggap )arurat yaitu Pengurus PMI di masing" masing tingkatan yang ditunjuk berdasarkan Surat $eputusan Pengurus PMI

b. Penanggung jawab posko adalah wakil ketua bidang P! atau pengurus yang ditunjuk

c. Pelaksana Posko di pimpin oleh $epala Markas PMI di masing"masing tingkatan PMI

d. Pelaksana +perasional Tanggap )arurat !encana dipimpin oleh $oordinator 6apangan % Manajer +perasional

e. 4nit fungsional pendukung operasional Tanggap darurat bencana terdiri atas&

'3 Administrasi dan Pelaporan (3 $euangan

*3 1umas 21ubungan Masyarakat3 3 6ogistik

-3 Teknologi Informasi.

f. 4nit +perasional Pelayanan Tanggap )arurat !encana diaktifkan berdasarkan kebutuhan pelayanan dan cakupan besar kecilnya bencana, antara lain dapat berupa&

'3 4nit Assessment

(3 4nit Pertolongan Pertama dan pencarian $orban. *3 4nit C#akuasi

3 4nit Penampungan )arurat 2Shelter3.

-3 4nit Pelayanan Medis 2Medical Action Team3. 3 4nit Ambulans

03 4nit )apur 4mum.

D3 4nit >elief dan )istribusi

E3 4nit Air dan Sanitasi 2Watsan3. '53 4nit )ukungan Psikososial 2PSP3

''3 4nit Pemulihan 1ubungan $eluarga 2>estoring <amily 6inks3 dan )!M.

(16)

BAB 8

PELAKSANAAN BANTUAN DAN PELA5ANAN

TANGGAP DARURAT BENCANA

A. PMI KECAMATAN

Pelaksanaan upaya tanggap darurat bencana di tingkat $ecamatan berada di bawah pengawasan dan pembinaan PMI $abupaten % kota, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh ketua PMI $ecamatan dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut &

'. 4mum&

a. Menjabarkan dan melaksanakan arah kebijakan PMI $abupaten%kota sesuai dengan karakteristik situasi dan kondisi PMI $ecamatan.

b. Mengkoordinir sumber daya PMI $ecamatan dan mitra terkait dalam hal tanggap darurat bencana.

c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.

d. Melaksanakan kegiatan operasional tanggap darurat bencana. )alam hubungan ini, PMI $ecamatan wajib mengerahkan >elawan Masyarakat terlatih

e. Menyampaikan laporan kepada PMI $abupaten%kota dengan tembusan kepada pemerintah kecamatan.

(. +perasional&

a. Sebelum melakukan tanggap darurat bencana &

'3 Mengumpulkan relawan% anggota masyarakat terlatih, melakukan briefing8

(3 Memastikan dukungan logistik dan transportasi untuk bantuan, operasional perorangan dan tim8

*3 Melakukan koordinasi dan komunikasi internal PMI8 3 $oordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait8 -3 Mobilisasi relawan%anggota masyarakat terlatih. b. Tiba di lokasi bencana

Setibanya di lokasi bencana, relawan%anggota masyarakat terlatih segera melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dalam upaya tanggap darurat secara terpadu, berupa&

'3 Menempatkan identitas PMI di lokasi dimana ada kegiatan PMI, sehingga mudah dilihat dan dikenali8

(3 Memberikan informasi awal8

*3 Melaksanakan upaya pencarian dan pertolongan dan e#akuasi8 3 Membantu pendirian tempat penampungan darurat8

-3 Membantu penyelenggaraan dapur umum8

3 Penyaluran bantuan pangan%non pangan beridentitas PMI8 03 Melakukan komunikasi di lokasi bencana dengan pihak terkait.

D3 Melakukan koordinasi dan e#aluasi internal setiap hari yang dipimpin oleh $etua Posko PMI $ecamatan.

(17)

B. PMI KABUPATEN6 KOTA

Pelaksanaan upaya tanggap darurat bencana di tingkat kabupaten%kota berada di bawah pengawasan dan pembinaan wakil ketua dan anggota bidang P! PMI $abupaten % kota, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh $epala Markas $abupaten % kota dan di#isi Penanganan !encana, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut&

'. 4mum

a. Menjabarkan dan melaksanakan arah kebijakan PMI Pro#insi sesuai dengan karakteristik situasi dan kondisi PMI $abupaten % kota 8

b. Mengkoordinir sumber daya PMI $abupaten % kota dan mitra terkait dalam hal tanggap darurat bencana8

c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait8

d. Melaksanakan kegiatan operasional tanggap darurat bencana. )alam hubungan ini, PMI $abupaten % kota wajib mengerahkan Satgana PMI8 e. Menyampaikan laporan kepada PMI Pro#insi dengan tembusan kepada

PMI Pusat dan PMI $abupaten % kota lain yang membantu8

f. Meminta bantuan sumber daya kepada PMI $ab%$ota terdekat apabila kemampuan PMI $ab% $ota setempat tidak mampu menangani bencana tsb, dengan tembusan kepada PMI Pro#insi.

(. +perasional Tanggap )arurat !encana &

a. Sebelum melakukan tanggap darurat bencana &

'3 Mengumpulkan anggota Satgana, melakukan briefing8

(3 Memastikan dukungan logistik dan transportasi untuk bantuan, operasional perorangan dan tim8

*3 Pemeriksaan kesehatan8

3 $oordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait8 -3 Mobilisasi anggota Satgana8

3 Mobilisasi Tim 1umas.

b. Tiba di lokasi bencana

Setibanya di lokasi bencana, anggota Satgana segera melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dalam upaya tanggap darurat secara terpadu, berupa&

'3 Menempatkan identitas PMI di lokasi dimana ada kegiatan PMI, sehingga mudah dilihat dan dikenali8

(18)

*3 Melaksanakan upaya pencarian dan pertolongan dan e#akuasi8

3 $oordinasi dengan pihak terkait untuk rujukan pelayanan kesehatan8

-3 Membantu pendirian tempat penampungan darurat8 3 Pengelolaan dapur umum8

03 Penyaluran bantuan pangan%non pangan beridentitas PMI8

D3 Menghimpun, menginformasikan dan melaporkan peristiwa yang berlangsung, serta pemutakhiran data secara rutin, ditampilkan di papan pengumuman Posko Markas atau Posko 6apangan8

E3 Melakukan komunikasi dan koordinasi di lokasi bencana dengan pihak terkait8

'53 Melakukan koordinasi dan e#aluasi internal setiap hari yang dipimpin oleh $etua Posko PMI $abupaten % kota8

''3 Membuat dan menyampaikan laporan kegiatan secara tertulis disertai dengan pendokumentasian ke PMI Pro#insi tembusan ke PMI Pusat8

'(3 Melakukan dokumentasi dan eFpose kegiatan PMI di media massa.

C. PMI PRO8INSI

Pelaksanaan upaya tanggap darurat bencana di tingkat Pro#insi berada di bawah pengawasan dan pembinaan wakil ketua bidang P! PMI Pro#insi atau Anggota Pengurus PMI Pro#insi yang ditunjuk, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh $epala Markas Pro#insi dan $epala di#isi Penanggulangan anan !encana, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut&

'. 4mum &

a. Menjabarkan dan melaksanakan kebijakan PMI Pusat dalam hal tanggap darurat bencana sesuai dengan karakteristik Pro#insi masing"masing8 b. Memberikan bantuan, arahan, petunjuk pelaksanaan tanggap darurat

bencana bagi PMI $abupaten % kota di wilayah kerjanya, termasuk bantuan lintas $abupaten % kota8

c. Mengkoordinir sumber daya PMI $abupaten % kota lain di wilayah kerjanya untuk mendukung operasi PMI $abupaten % kota yang wilayahnya dilanda bencana. )alam hubungan ini, berdasarkan persetujuan PMI $abupaten % kota yang berkepentingan, PMI Pro#insi dapat memobilisasi satuan tugas yang bersifat ad"hoc yang disebut sebagai Tim Satgana PMI Pro#insi8

d. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait di tingkat pro#insi8

e. Menyampaikan laporan kepada PMI Pusat dengan tembusan ke PMI $abupaten % kota yang wilayahnya terkena bencana dan PMI $abupaten % kota lain yang membantu.

(. +perasional &

Setelah mendapatkan permohonan bantuan dari PMI $abupaten % kota yang wilayahnya terkena bencana, mengingat skala bencana diluar kemampuan PMI $abupaten% $ota setempat, maka PMI Pro#insi melakukan &

(19)

kerjanya8

b. Menyiapkan dan mengirimkan kebutuhan operasional pendukung tanggap darurat bencana ke PMI $abupaten % kota di wilayah yang terkena bencana8

c. Mengorganisir dan mengkoordinasikan bantuan"bantuan 2S)M, material, dana3 dari PMI $abupaten % kota di wilayah kerjanya untuk membantu PMI $abupaten % kota yang terkena bencana8

d. Menugaskan seorang anggota Pengurus%Pegawai untuk memantau, memastikan serta mengkoordinasikan bantuan"bantuan seperti tersebut pada butir c.

e. Membuat dan menyampaikan laporan kepada PMI Pusat.

D. PMI PUSAT

Pelaksanaan upaya tanggap darurat bencana berada di bawah pengawasan dan pembinaan $etua !idang P! PMI, yang dalam pelaksanaannya sehari"hari dibantu oleh )i#isi Penanganan !encana Markas Pusat PMI dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut&

'. 4mum&

a. Menetapkan kebijakan umum Penanggulangan !encana PMI tingkat /asional. Menetapkan peran dan tugas PMI dalam hal tanggap darurat bencana8

b. Penyediaan dan mobilisasi sumber daya untuk mendukung kegiatan tanggap darurat bencana baik dari sumber /asional maupun Internasional8

c. Mengkoordinir sumber daya PMI Pro#insi untuk mendukung PMI $abupaten % kota yang wilayahnya dilanda bencana. )alam hubungan ini, berdasarkan persetujuan PMI Pro#insi dan $abupaten % kota yang berkepentingan, PMI pusat dapat memobilisasi satuan tugas yang bersifat ad"hoc yang disebut sebagai Tim Satgana PMI Pusat8

d. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait. (. +perasional&

Setelah mendapatkan permohonan bantuan dari PMI Pro#insi yang

wilayahnya terkena bencana, mengingat skala bencana yang terjadi diluar kapasitas PMI Pro#insi setempat, maka PMI Pusat melakukan &

a. Mengalokasikan dana darurat bencana untuk mendukung operasi8

b. $omunikasi dan koordinasi secara intensif dengan PMI Pro#insi yang terkena bencana8

c. Mengeluarkan Surat Cdaran kepada PMI Pro#insi se"Indonesia berkenaan dengan kebutuhan bantuan bencana8

d. $omunikasi dan koordinasi dengan sumber"sumber penyedia bantuan%donasi, baik domestik maupun masyarakat Internasional8

e. Mengorganisir dan mengkoordinasikan bantuan"bantuan 2S)M, Material, )ana3 seperti tersebut dalam butir a, b, c, dan d untuk membantu PMI $abupaten % kota yang terkena bencana8

(20)

g. !ertindak selaku focal point dalam hubungannya dengan sumber" sumber bantuan internasional8

h. $eterlibatan relawan bukan anggota PMI%relawan dari negara asing diatur dalam ketentuan tersendiri.

E. MEKANISME MOBILISASI ANGGOTA TIM SATGANA

'. Tim Satgana yang dimobilisasi oleh PMI Pusat%PMI Pro#insi%PMI $abupaten % kota harus sesuai dengan persyaratan dan kompetensi yang dibutuhkan.

(. )alam memobilisasi anggota Satgana oleh PMI Pusat%PMI Pro#insi%PMI $abupaten % kota harus melakukan koordinasi dengan )i#isi >elawan Markas. *. Anggota Satgana yang ditugaskan harus dilengkapi dengan&

a. surat tugas8

b. kartu identitas PMI8

c. perlengkapan operasional8

d. mendapatkan perlindungan asuransi selama masa Penugasan.

. Mobilisasi anggota Satgana lintas PMI Pro#insi%PMI $abupaten % kota oleh PMI Pusat%PMI Pro#insi dilakukan ketika PMI setempat tidak mampu merespon bencana. Mobilisasi lintas $abupaten % kota dikoordinasikan oleh PMI Pro#insi, mobilisasi lintas Pro#insi dikoordinasikan oleh PMI Pusat8

-. 6ama penugasan dan jumlah Anggota Satgana yang dimobilisasi oleh PMI Pusat% PMI Pro#insi sesuai dengan kebutuhan dan situasi bencana 2sesuai hasil assessment3.

. PMI Pusat% PMI Pro#insi% PMI $abupaten % kota memberikan dukungan dan menyiapkan kebutuhan anggota Satgana yang dimobilisasi.

0. Anggota Satgana yang ditugaskan harus membuat laporan kegiatan, baik selama penugasan maupun sesudah penugasan.

D. 4ntuk menunjang pelaksanaan tanggap darurat bencana, perlu dibentuk Posko baik di Markas dan%atau di lokasi bencana 2lihat struktur Posko !encana3

9. PENDUKUNG OPERASIONAL

'. Penyediaan Sumber )aya Manusia

a. Manfaatkan secara maksimal anggota Satgana dan relawan% anggota masyarakat terlatih.

b. Mobilisasi Sumber )aya Manusia sesuai dengan standar kompetensi yang diatur dalam Pedoman >elawan PMI.

c. Penugasan dilakukan sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan lapangan.

(. )ukungan 6ogistik

a. Penyediaan dan mobilisasi barang bantuan 2relief3 diperoleh dari udang PMI..

b. !arang bantuan yang dimaksud dalam butir ' adalah barang"barang bantuan yang telah tersedia 2stock3 dan ditempatkan di udang Tanggap )arurat .

c. !arang bantuan didistribusikan berdasarkan kebutuhan di lapangan. *. Perlengkapan +perasional

(21)

petunjuk pelaksanaan tersendiri yang meliputi &

a. Perlengkapan perorangan sesuai dengan pedoman Satgana.

b. Perlengkapan kelompok%tim 2termasuk peralatan dokumentasi, komunikasi dan sarana transportasi3 sesuai dengan pedoman Satgana. c. Perlengkapan +perasional sesuai dengan pedoman Satgana. . )ana dan Standar Akuntabilitas

Penyedia dana"dana operasional dan cara"cara pertanggung" jawaban keuangan akan diatur dalam 74$6A$ terpisah termasuk besaran standar anggaran yang ditentukan oleh PMI. 9ara"cara pertanggungjawaban keuangan harus dibedakan menurut sumber dana yang berasal dari PMI, Masyarakat, Perusahaan, AP!/%AP!), )onor Internasional 2misal& I<>9%I9>9%PNS's, dan sumber dana lain yang tidak mengikat3.

-. Pos"pos pengeluaran keuangan untuk operasi tanggap darurat bencana meliputi&

a. !iaya transport lokal 2!!M kendaraan dinas PMI, sewa

kendaraan%truk%motor%boat dll38

b. !iaya administrasi 4mum 2pengadaan AT$, cetak kartu%formulir38 c. !iaya $omunikasi 2Goucher 1P, faks%telepon melalui Wartel, telepon

kantor38

d. !iaya dokumentasi dan pencetakan8

e. Pengadaan 9orporate Identity material 2spanduk, bendera38

f. !iaya"biaya personil 2perdiem, akomodasi apabila di luar kota,

asuransi38

g. !iaya Pendukung lainnya.

. Standar <ormat Pencatatan dan waktu Pelaporan

Standar format pencatatan dan pelaporan yang dimaksud disini adalah format" format isian yang sudah dibakukan oleh PMI, terdiri dari&

a. <ormat"format pengelolaan bantuan 2formulir registrasi, kartu%kupon penerima bantuan, daftar penerima bantuan38

b. <ormat"format pergudangan 2!AP barang, kartu stok, formulir permohonan barang, surat 7alan38

c. <ormat"format keuangan 2jurnal, buku kas%bank, laporan keuangan3. d. <ormat"format pelaporan8

e. Pelaporan keuangan harus sudah diserahkan paling lama ' hari sejak masa tanggap darurat dinyatakan selesai.

(22)

BAB 8I

PENGENDALIAN DAN PENGAASAN

A. KEGIATAN PENGENDALIAN DAN PENGAASAN

)alam operasi tanggap darurat bencana, kegiatan pengendalian dan pengawasan mencakup& personil, keuangan, metode%cara, logistik dan penerima bantuan. 4ntuk melaksanakan tindakan pengendalian dan pengawasan menggunakan perangkat yang terdiri dari& koordinasi, pemantauan, e#aluasi dan pelaporan. $egiatan pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh pengurus PMI di semua tingkatan. Sebagai penanggung jawab kegiatan pengendalian dan pengawasan adalah Pengurus PMI yang membidangi Penanggulangan !encana

B. KOORDINASI "!au' k0"un'kas' ak&'*

'. $omunikasi dilakukan melalui& rapat koordinasi, surat" menyurat, konferensi pers, penyebaran berita, telepon, faFimile, e"mail dll8

(. $omunikasi dilakukan secara berkesinambungan dengan berbagi informasi dan pemutakhiran data % informasi baik internal maupun eksternal disemua tingkatan8 *. Isi%materi informasi yang perlu dikomunikasikan berdasarkan pada hasil

assessment 2Penilaian awal, Penilaian lengkap dan Penilaian perkembangan3. C. PEMANTAUAN

'. Pemantauan dilakukan untuk memastikan kegiatan tanggap darurat bencana berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.

(. 1al"hal yang dilakukan dalam pemantauan yaitu & a. Menganalisa data yang diterima menjadi informasi.

b. Membandingkan hasil perkembangan kegiatan berdasarkan indikator penilaian.

c. Peninjauan lapangan bertujuan untuk melihat perkembangan%perubahan situasi dan kondisi wilayah bencana.

D. E8ALUASI

'. C#aluasi dilakukan untuk menilai pencapaian hasil kegiatan operasi tanggap darurat bencana sesuai target %sasaran % indikator yang telah ditetapkan. Mengacu kepada standar pelayanan minimal Internasional.

(. 1asil e#aluasi digunakan sebagai dasar perencanaan kegiatan tanggap darurat bencana berikutnya.

*. PMI Setempat dapat memberikan e#aluasi kinerja 2feedback3 kepada Tim satgana yang ditugaskan.

E. PELAPORAN DAN DOKUMENTASI

'. Pelaporan menggunakan format laporan baku yang telah ditentukan.

(. 6aporan penanggulangan bencana dilengkapi foto dan atau film dokumenter yang memuat informasi, perubahan situasi dan kondisi masyarakat akibat dampak bencana yang telah ditimbulkan.

(23)

BAB 8II

PENUTUP

)engan berlakunya Petunjuk Teknis Tanggap )arurat !encana ini, semua pedoman dan Panduan yang berkaitan dengan operasional tanggap darurat bencana dinyatakan masih dapat dijadikan sebagai referensi % acuan sepanjang tidak bertentangan dengan juknis ini.

PMI Pro#insi dan $abupaten%$ota dapat menindaklanjuti petunjuk pelaksanaan ini sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

1al"hal yang belum dijelaskan dalam 7uklak Tanggap )arurat ini akan diatur tersendiri dalam Petunjuk Teknis dan Prosedur Tetap.

)itetapkan di & 7akarta

Pada Tanggal & *5 7anuari (5'( PC/4>4S P4SAT PA6A/ MC>A1 I/)+/CSIA

$CT4A 4M4M,

Referensi

Dokumen terkait

(Studi Penanganan Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lamongan Tahun 2013

Kebijakan Kepmenkes Nomor 145 tahun 2007 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan tidak dilaksanakan dengan maksimal oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karo dan

Direkomendasikan masukan kebijakan yaitu: Jajaran kesehatan perlu meningkatkan koordinasi dengan lembaga terkait mengenai penanggulangan bencana, dengan komando dari BPBD

Silalahi, Elny Lorensi, 2013, Analisis Koordinasi Lintas Sektor Satuan Tugas Penanganan Bencana Terhadap Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo 2010,

Semua lembaga yang bertanggung jawab atas penanggulangan bencana di Indonesia pada tiap-tiap tingkat (Nasional, Propinsi, Kabupaten, Kota) harus membaca rencana penanggulangan

Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan para warga yang menjadi korban dalam bencana Gunung Sinabung 2010, pihak tim penanggulangan bencana Sinabung membentuk personil khusus

Manajemen komunikasi bencana saat tanggap darurat yang dilakukan oleh pihak Pemkab Karo dan Tim Penanggulangan Bencana Sinabung 2010 menunjukkan bahwa pihak terkait

Terkait dengan fungsi juga, penentuan status keadaan darurat bencana berfungsi untuk menentukan lamanya proses tanggap darurat ditinjau dari tingkat keparahan bencana yang terjadi, hal