• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ukl-upl Merakes-2 Final (Okt 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ukl-upl Merakes-2 Final (Okt 2016)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

(UKL DAN UPL)

(UKL DAN UPL)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar

Provinsi Kalimantan Timur 

Provinsi Kalimantan Timur 

Oktober 2016

Oktober 2016

eni East Sepinggan Ltd.

eni East Sepinggan Ltd.

Pondok Indah Office Tower 3, Lantai

19-Pondok Indah Office Tower 3, Lantai 19-22,

22,

Jalan Sultan Iskandar Muda Kav.V-TA, Jakarta 12310, Indonesia

Jalan Sultan Iskandar Muda Kav.V-TA, Jakarta 12310, Indonesia

Telp. 021-30404000, Faks. 021-30404040

Telp. 021-30404000, Faks. 021-30404040

(2)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Isi

(3)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Isi

(4)

ii

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)

Salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu

dari Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu

Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yaitu

Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yaitu

eni East Sepinggan Ltd

eni East Sepinggan Ltd berencana melakukan

 berencana melakukan

pemboran eksplorasi sumur Merakes-2 di Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat

pemboran eksplorasi sumur Merakes-2 di Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat

Makassar, Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan kegiatan pemboran ini adalah untuk

Makassar, Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan kegiatan pemboran ini adalah untuk

mencari potensi cadangan minyak dan gas bumi di Blok East Sepinggan dan untuk

mencari potensi cadangan minyak dan gas bumi di Blok East Sepinggan dan untuk

menjaga cadangan energi pada masa yang

menjaga cadangan energi pada masa yang akan datang.

akan datang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 t

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 t entang Jenis

entang Jenis

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup, kegiatan pemboran sumur eksplorasi tersebut tidak wajib dilengkapi

Lingkungan Hidup, kegiatan pemboran sumur eksplorasi tersebut tidak wajib dilengkapi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), tetapi wajib melakukan kegiatan Upaya

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), tetapi wajib melakukan kegiatan Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

Penyusunan dokumen ini telah mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Penyusunan dokumen ini telah mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

(Lampiran IV

(Lampiran IV

– Pedoman UKL dan UPL).

 Pedoman UKL dan UPL).

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(UPL) merupakan bagian penting sebagai pedoman teknis pengelolaan dan pemantauan

(UPL) merupakan bagian penting sebagai pedoman teknis pengelolaan dan pemantauan

lingkungan kegiatan Pemboran Eksplorasi Lepas Pantai Sumur Merakes-2.

lingkungan kegiatan Pemboran Eksplorasi Lepas Pantai Sumur Merakes-2.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

tentang Izin Lingkungan, maka

Lingkungan, maka

setiap rekomendasi UKL dan UPL akan disertai dengan izin lingkungan yang dalamnya

setiap rekomendasi UKL dan UPL akan disertai dengan izin lingkungan yang dalamnya

terdapat izin-izin yang terkait dengan perlindungan lingkungan. Kami berharap informasi

terdapat izin-izin yang terkait dengan perlindungan lingkungan. Kami berharap informasi

yang terkandung dalam dokumen ini dapat diterima dan memadai untuk kebutuhan

yang terkandung dalam dokumen ini dapat diterima dan memadai untuk kebutuhan

operasional lapangan.

operasional lapangan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan

dokumen ini dan semoga dokumen ini dapat bermanfaat serta memenuhi harapan semua

dokumen ini dan semoga dokumen ini dapat bermanfaat serta memenuhi harapan semua

pihak yang terkait dan

pihak yang terkait dan berkepentinga

berkepentingan.

n.

Jakarta, Agustus 2016

Jakarta, Agustus 2016

eni East Sepinggan Limited

eni East Sepinggan Limited

(5)

iiii

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

KATA

KATA PENGANTAR

PENGANTAR ...

... ...

... ...

... ...

...

ii

DAFTAR

DAFTAR ISI

ISI ...

... ...

... ...

... ...

... ...

...

ii

ii

DAFTAR

DAFTAR TABEL

TABEL ...

... ...

... ...

... ...

... ...

...

iii

iii

DAFTAR

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR ...

... ...

... ...

... ...

...

iii

iii

DAFTAR

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ...

... ...

... ...

... ...

...

iii

iii

DAFTAR

DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH

SINGKATAN/ISTILAH ...

... ...

... ...

... ...

...

iv

iv

I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN ...

... ...

... ...

... ...

... I-1

I-1

1.1.

1.1. Latar

Latar Belakang

Belakang Kegiatan

Kegiatan ...

...

...

...

...

...

...

...

I-1

I-1

1.2.

1.2. Identitas

Identitas Pemrakarsa

Pemrakarsa ...

...

...

...

...

...

...

...

I-1

I-1

II.

II. URAIAN

URAIAN KEGIATAN

KEGIATAN ...

... ...

... ...

... ...

... II-1

II-1

2.1.

2.1. Nama

Nama Rencana

Rencana Usaha

Usaha dan/atau

dan/atau Kegiatan

Kegiatan ...

...

...

...

...

... II-1

II-1

2.2.

2.2. Lokasi

Lokasi Kegiatan

Kegiatan dan

dan Kesesua

Kesesuaian

ian dengan

dengan Tata

Tata Ruang

Ruang ...

...

...

...

... II-1

II-1

2.3.

2.3. Nama,

Nama, Koordinat,

Koordinat, dan

dan Kedalaman

Kedalaman Sumur

Sumur ...

...

...

...

...

... II-2

II-2

2.4.

2.4. Jarak

Jarak Terdekat

Terdekat dengan

dengan Daerah

Daerah Sensitif

Sensitif ...

...

...

...

...

... II-3

II-3

2.5.

2.5. Jenis

Jenis Rig

Rig yang

yang Digunakan

Digunakan ...

...

...

...

...

...

...

... II-7

II-7

2.6.

2.6. Jenis,

Jenis, Volume,

Volume, dan

dan Kompos

Komposisi

isi Lumpur

Lumpur Bor

Bor ...

...

...

...

...

... II-8

II-8

2.7.

2.7. Tenaga

Tenaga Kerja

Kerja ...

...

...

...

...

...

...

...

... II-9

II-9

2.8.

2.8. Jadwal

Jadwal Rencana

Rencana Kegiatan

Kegiatan ...

...

...

...

...

...

...

... II-10

II-10

2.9.

2.9. Tahapan

Tahapan Kegiatan

Kegiatan ...

...

...

...

...

...

...

...

... II-10

II-10

2.9.1. T

2.9.1. Tahap Pr

ahap Pra Konstruk

a Konstruksi

si ...

...

...

...

...

...

... II-10

II-10

2.9.2. Tahap Ko

2.9.2. Tahap Konstruksi

nstruksi ...

...

...

...

...

...

...

... II-12

II-12

2.9.3. Tahap Operasi

2.9.3. Tahap Operasi ...

...

...

...

...

...

...

... II-13

II-13

2.9.4. Tahap Pas

2.9.4. Tahap Pasca Operasi

ca Operasi ...

...

...

...

...

...

...

... II-19

II-19

2.10.

2.10. Limbah Kegi

Limbah Kegiatan Pembor

atan Pemboran ...

an ...

...

...

...

...

... II-20

II-20

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI ... III-1

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI ... III-1

3.1.

3.1. Upaya

Upaya Pengelolaan

Pengelolaan dan

dan Pemantaua

Pemantauan

n Lingkung

Lingkungan

an Hidup

Hidup ...

...

...

... III-1

III-1

3.2.

3.2. Pelaksana

Pelaksana dan

dan Penanggu

Penanggungjawab

ngjawab ...

...

...

...

...

...

... III-1

III-1

3.3.

3.3. Pengawas

Pengawas dan

dan Pelaporan

Pelaporan ...

...

...

...

...

...

...

... III-1

III-1

IV.

IV. IZIN PERLINDUNGAN

IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

DAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP ... IV-1

LINGKUNGAN HIDUP ... IV-1

DAFTAR

DAFTAR PUSTAKA

PUSTAKA ...

... ...

... ...

... ...

...

DP

DP

LAMPIRAN

(6)

iii

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 2.1. Area Rentang Pergeseran Lokasi Titik Sumur Eksplorasi Merakes-2 ...

II-2

Tabel 2.2. Jarak Lokasi Sumur Merakes-2 dengan Alur Pelayaran ...

II-3

Tabel 2.3. Kapasitas Penyimpanan Lumpur Bor dan

Bulk 

 di Rig ...

II-7

Tabel 2.4. Kedalaman,

Well Section

dan Tipe Lumpur Pemboran Sumur Merakes-2 ...

II-8

Tabel 2.5. Estimasi Jumlah Lumpur dan Serbuk Bor pada Pemboran Sumur Merakes-2 ...

II-8

Tabel 2.6. Komposisi Bahan Penyusun

Synthetic Oil Based Mud 

(SOBM) ...

II-9

Tabel 2.7.

Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan ...

II-9

Tabel 2.8.

Rencana Jadwal Kegiatan Pemboran Sumur Merakes-2 ... II-10

Tabel 3.1. Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ...

III-2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pergeseran Lokasi Kegiatan Pemboran Eksplorasi Sumur Merakes-2 ...

II-2

Gambar 2.2. Lokasi Kegiatan Pemboran Eksplorasi Sumur Merakes-2 ...

II-4

Gambar 2.3. Lokasi WKP Blok East Sepinggan dalam Tata Ruang Pulau Kalimantan ...

II-5

Gambar 2.4. Peta Kawasan Sensitif Sekitar Blok East Sepinggan ...

II-6

Gambar 2.5. Tipikal

Semi-submersible Rig

...

II-7

Gambar 2.6.

Offshore Supply Base

di Balikpapan ...

II-7

Gambar 2.7. Ilustrasi Proses Perforasi ...

II-15

Gambar 2.8. Skema Tipikal Uji Kandung Lapisan (

Drill Stem Test 

/DST) ... II-16

Gambar 2.9. Skema Sistem Sirkulasi Lumpur Pemboran ... II-18

Gambar 2.10. Peta Mobilisasi Kapal Pemboran ... II-21

Gambar 2.11. Gambaran Situasi Perairan di Sekitar Lokasi Rencana Pemboran ... II-22

Gambar 3.1. Peta Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ...

III-7

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Kesanggupan Pelaksanaan UKL-UPL dan Surat Pernyataan

Kegiatan dalam Tahap Perencanaan ...

L-1

2. Spesifikasi Rig dan Kapal Pendukung (

Chase Boat 

) ...

L-2

3. Hasil Analisis LC

50

Lumpur Pemboran ...

L-3

4.

Material Safety Data Sheet 

(MSDS) Bahan Lumpur ...

L-4

5. Skema Pemboran Sumur Merakes-2 ...

L-5

6. SNI Penutupan Sumur ...

L-6

7. Struktur Organisasi Kegiatan dan

Emergency Response Plan

(ERP) ...

L-7

8. Rona Lingkungan Hidup Awal di Perairan Selat Makassar ...

L-8

9. Rincian Tenaga Kerja yang Digunakan ...

L-9

10. Persetujuan PSC Blok East Sepinggan dan Izin Gudang Handak ...

L-10

11. Berita Acara dan Notulensi ...

L-10

No.

Judul Gambar

Halaman

(7)

iv

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

ADPEL

Administrasi Pelabuhan

AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Bbl

Barel

bbls

Barrels

BOPD

Barel Oil Per Day

BOCP

Blow Out Contingency Plan

BOP

Blow Out Preventer 

 (Alat pencegah semburan liar)

MIGAS

Minyak dan Gas Bumi

BSN

Badan Standarisasi Nasional

B3

Bahan Berbahaya dan Beracun

Ditjen Migas

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi

DKP

Dinas Kelautan dan Perikanan

dpl

di atas permukaan laut

DST

Drill Steam Test 

ERP

Emergency Response Plan (Rencana Tanggap Darurat)

ESDM

Energi dan Sumber Daya Mineral

HC

Hydrocarbon

HSE

Health, Safety & Environment 

KLH

Kementerian Lingkungan Hidup

MARPOL

Marine Pollution

MCK

Mandi Cuci Kakus

MMSCFD

Million Metric Standard Cubic Feet Day 

MSDS

Material Safety Data Sheet 

OOC

Oil On Cutting

OSCP

Oil Spill Contingency Plan.

PerMenLH

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

POSB

Petrosea Logistic Base

PVT

Pressure, Volume

dan

Temperature

SKK Migas

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak

dan Gas Bumi

SKPI

Surat Kelayakan Pengoperasian Instalasi

SNI

Standar Nasional Indonesia

SOP

Standard Operating Procedure

(Prosedur Standar Operasi)

STP

Sewage Treatment Plant

SUSMAR

Staff Khusus Urusan Maritim

TCLP

Toxicity Characteristic Leaching Procedure

TD

Total Depth

UKL

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

UPL

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

WBM

Water Based Mud 

(8)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I

PENDAHULUAN

(9)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kegiatan

eni East Sepinggan ltd

, merupakan kontraktor kontrak kerjasama Satuan Kerja Khusus

Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Pada saat ini, eni East

Sepinggan Ltd berencana melakukan pemboran eksplorasi sumur Merakes-2 di Blok East

Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan kegiatan

eksplorasi ini untuk mengetahui lokasi dan potensi cadangan minyak dan gas bumi yang

terkandung di dalamnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05

Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), bahwa pelaksanaan kegiatan pemboran

sumur eksplorasi ini tidak wajib AMDAL, akan tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen

UKL dan UPL.

Berkenaan dengan rencana kegiatan ini, eni East Sepinggan telah mendapatkan Izin

Lingkungan No. SK.94.Menlhk/Setjen/PKTL.4/2/2016 tanggal 5 Februari 2016 tentang

Izin Lingkungan Kegiatan Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2 di Bok East Sepinggan,

Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur oleh eni East Sepinggan Ltd.

Namun Demikian, berdasarkan pertimbangan teknis dan hasil kajian studi agar diperoleh

potensi cadangan minyak yang lebih besar, terdapat beberapa perubahan terhadap

rencana kegiatan, sehingga sesuai dengan peraturan perundangan diperlukan perubahan

dari izin lingkungan yang sudah ada.

Program pengelolaan lingkungan perlu dilakukan untuk mencegah, mengendalikan, dan

menanggulangi dampak negatif yang terjadi, serta dapat mengembangkan dampak positif

bagi lingkungan. Program pemantauan lingkungan juga dilakukan untuk mengetahui

efektivitas pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, maka

setiap rekomendasi UKL dan UPL akan disertai dengan izin lingkungan yang dalamnya

terdapat izin-izin yang terkait dengan perlindungan lingkungan hidup.

Penyusunan dokumen UKL dan UPL ini merupakan salah satu wujud komitmen dan

tanggung jawab perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pengelolaan

dan pemantauan terhadap lingkungan dalam pelaksanaannya tidak bisa dilepaskan dari

peran serta instansi pemerintah, terutama di dalam bidang pengawasan lingkungan hidup.

1.2. Identitas Pemrakarsa

Nama Perusahaan

: eni East Sepinggan Ltd.

Alamat Perusahaan

: Pondok Indah Office Tower 3, Lantai 19-22

Jalan Sultan Iskandar Muda Kavling V-TA,

Jakarta 12310, Indonesia

Nomor Telepon

: 021-30404000

Nomor Faksimil

: 021-30404040

Penanggung Jawab

Nama Lengkap

: Luca De Caro

(10)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepingggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

BAB II

URAIAN KEGIATAN

(11)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-1

BAB II

URAIAN KEGIATAN

2.1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Jenis rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh eni East Sepinggan Ltd adalah

pemboran Sumur eksplorasi Merakes-2 yang berada di Blok East Sepinggan, Lepas Pantai

Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur.

2.2. Lokasi Kegiatan dan Kesesuaian dengan Tata Ruang

Lokasi Kegiatan

Lokasi Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2 di Blok East Sepinggan berada di perairan

laut dalam (

offshore

) Selat Makassar. Wilayah administrasi terdekat adalah Kabupaten

Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Jarak terdekat dengan lokasi pemboran

adalah Desa Pemarung, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan

jarak ±44 mil laut atau sekitar 82 km.

Letak geografis Sumur Merakes-

2 pada awalnya adalah 1°34’ Lintang Selatan (LS) dan

117°43’ Bujur Timur (BT) dengan k 

edalaman pemboran + 1.451 m dan telah disyahkan

sesuai dengan SK Izin Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan:

No. SK.94.Menlhk/Setjen/PKTL.4/2/2016 pada tanggal 5 Februari 2016. Berdasarkan

pertimbangan teknis dan hasil kajian studi agar diperoleh potensi cadangan minyak yang

lebih besar, lokasi pemboran yang direncanakan terjadi perubahan atau pergeseran

sekitar + 4 km ke arah utara dari rencana area semula, dengan kedalaman laut sekitar +

1.279 m. Perubahan lokasi ini disampaikan dalam bentuk rentang koordinat (A,B,C,D) dan

akan dicakup dengan adanya pengurusan perubahan izin lingkungan baru. Pergeseran

lokasi pemboran disampaikan pada

Gambar 2.1

. Peta lokasi kegiatan disampaikan pada

Gambar 2.2.

Berdasarkan kepada Undang-undang No. 23 Tahun 2012 tentang Pemerintahan Daerah

pada lampiran I point Y. Pembagian Urusan Bidang Kelautan dan Perikanan, dijelaskan

bahwa pada jarak 0

12 mil laut dari garis pantai ke arah laut, pengelolaan sumberdaya

alamnya menjadi wewenang pemerintah provinsi dan pada jarak >12 mil merupakan

wewenang pemerintah pusat.

Mengingat sumur eksplorasi Merakes-2 berjarak >12 mil laut, maka kewenangan

pengurusan izin lingkungan menjadi kewenangan pemerintah pusat yaitu Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Meskipun demikikan, tetap dilakukan koordinasi

dengan pemerintah daerah dan instansi terkait yang terdekat dengan rencana kegiatan.

Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang

Mengingat lokasi sumur pemboran eksplorasi Merakes-2 berada di lepas pantai (>12 mil

dari pesisir), maka kesesuaian tata ruang mengacu kepada Tata Ruang Laut. Kebijakan

rencana tata ruang wilayah (RTRW) sangat dibutuhkan dalam kajian ini, pemahaman

terhadap dokumen RTRW penting agar memastikan kesesuaian tata ruang wilayah

dengan lokasi rencana kegiatan.

Keterbatasan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Kalimantan Timur dan Kabupaten/Kota menyebabkan pemerintah daerah ini belum

dapat melakukan perencanaan tata ruang lautnya secara rinci. Hal ini terlihat dalam

RTRW yang telah disusun oleh pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun

kabupaten/kota yang belum banyak meliput tata ruang laut yang menjadi kewenangan

dari masing-masing pemerintah daerah. Untuk menjelaskan kesesuaian antara lokasi

rencana kegiatan dengan rencana tata ruang wilayah, maka akan mengacu kepada

Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan.

(12)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-2

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Tuang

Pulau Kalimantan, maka lokasi rencana kegiatan Blok East Sepinggan hanya

bersinggungan dengan Kawasan Andalan Laut yaitu Bontang, Tarakan, dan Nunukan.

Kawasan Andalan Laut ini adalah untuk aktivitas perikanan, pertambangan, dan

pariwisata. Lokasi titik pemboran sendiri berada di luar Kawasan Andalan Laut dan dapat

dinyatakan telah sesuai dengan tata ruang untuk kegiatan pertambangan minyak dan gas

yang merupakan sektor strategis.

Lokasi Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) dan lokasi pemboran sumur eksplorasi

Merakes-2 Blok East Sepinggan, Provinsi Kalimantan Timur disampaikan pada

Gambar

2.2

. Lokasi Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Blok East Sepinggan dalam RTRW Pulau

Kalimantan disampaikan pada

Gambar 2.3

.

Berdasarkan peta tersebut diketahui bahwa lokasi sumur eksplorasi Merakes-2 telah

sesuai dengan Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan yang merupakan Kawasan Andalan

Laut, yang salah satunya untuk kegiatan Pertambangan.

2.3. Nama, Koordinat, dan Kedalaman Sumur

Lokasi pemboran sumur eksplorasi Merakes-2 di Blok East Sepinggan, perairan Selat

Makassar, Kalimantan Timur akan ditentukan ditentukan berdasarkan perkembangan

kondisi di lapangan dan hasil kajian. Titik koordinat Sumur Merakes-2 adalah 1°31

Lintang Selatan (LS) dan 117°42’ Bujur Timur (BT) dengan kedalaman laut sekitar

+ 1.279 m.

Lokasi titik sumur di atas masih berpotensi untuk mengalami perubahan atau pergeseran

titik. Namun demikian, kisaran rentang titik pergeseran akan berada pada luasan area

tertentu yang telah ditentukan dan masih dalam Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) East

Sepinggan (

Tabel 2.1

).

Tabel. 2.1.

Area Rentang Pergeseran Lokasi Titik Sumur Eksplorasi Merakes-2

Titik

Rentang

Titik Koordinat Baru

Titik Koordinat Lama

Lintang Selatan (LS)

Bujur Timur (BT)

Lintang Selatan (LS)

Bujur Timur (BT)

A

1° 30’ 36.88’’

117° 42’ 06.33’’

1° 33' 53,16"

117° 43' 22,03"

B

1° 30’ 36.88’’

117° 43’ 11.61’’

1° 34' 58,30"

117° 43' 22,03"

C

1° 31’ 42.51’’

117° 43’ 11.61’’

1° 34' 58,30"

117° 44' 26,78"

D

1° 31’ 42.51’’

117° 42’ 06.33’’

1° 33' 53,16"

117° 44' 26,78"

Sumber: eni East Sepinggan Ltd, 2016

Gambar 2.1

. Pergeseran Lokasi Kegiatan Pemboran Eksplorasi Sumur Merakes-2

+4 Km

Lokasi Lama

Lokasi Baru

A

B

D

C

(13)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-3

2.4. Jarak Terdekat dengan Daerah Sensitif

Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam

Hayati dan Ekosistemnya dan Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung, di dalam Blok East Sepinggan tidak terdapat kawasan

lindung yang merupakan daerah sensitif.

Berdasarkan informasi dari

The Nature Concervacy 

-APEC

Environmental 

, 2004; wilayah

laut sekitar Selat Makassar merupakan areal migrasi mamalia laut. Selain itu, telah

dilakukan survei oleh Yayasan Konservasi Rare dan Aquatic Species of Indonesia dari

tahun 2009-2012 pada lokasi di sekitar Selat Makassar yaitu pada perairan dangkal dan

dalam lebih dari 500 m meliputi daerah lepas pantai Bontang dan sepanjang garis pantai

Kutai Timur sampai Pulau Miang, serta areal Bontang dan Kutai Timur sampai + 50 km ke

Utara Tanjung Mangkalihat.

Lokasi rencana kegiatan berada jauh dari daratan dan berada di laut dalam, sehingga

berdasarkan pengalaman sebelumnya (pemboran Sumur Jangkrik), tidak diidentifikasi

adanya gangguan terhadap mamalia atau biota laut di sekitar. Selain itu, pada saat

mobilisasi akan dioperasikan kapal pandu untuk memantau situasi sekitar.

Hasil survei yang telah dilakukan di atas, ditemukan beberapa jenis mamalia laut di

perairan Selat Makassar antara lain: Paus Hiu, Paus Kepala Melon, Paus Pembunuh Palsu,

Paus Fin, Paus Sperm, Paus Bungkuk, Paus balen, Paus Sirip, Lumba Hidung Botol

Indo-Pasifik, Lumba Hidung Botol, Lumba-Lumba Irrawaddy, Lumba Bintik, Lumba Spinner

Kerdil, Lumba Spinner, dan Duyung.

Berdasarkan data dan informasi dari peta konservasi penyu

World Wide Fund for Nature

(WWF) Indonesia, lokasi perteluran penyu di sekitar lokasi kegiatan adalah di perairan

pantai Kota Balikpapan yang berjarak sekitar 90 km dari lokasi rencana pemboran. Selain

itu, terdapat informasi lokasi migrasi Penyu Sisik dari Utara menuju Selatan di perairan

sekitar Samarinda atau di sekitar Delta Mahakam yang berjarak sekitar 80 km dari lokasi

rencana kegiatan pemboran (

Gambar 2.4

). Selain itu, berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Yayasan Konservasi RASI, terdapat sebaran habitat Lumba-Lumba

Irrawaddy yang terkonsentrasi di sekitar Teluk Balikpapan.

Pelaksanaan rencana kegiatan dilakukan sementara pada waktu yang relatif singkat dan

juga wilayah lokasi kegiatan tidak luas. Hal ini dapat dijadikan dasar bahwa terdapat

potensi ditemukannya mamalia laut, namun dapat dipastikan tidak akan terganggu oleh

adanya rencana kegiatan pemboran. Selain itu, lokasi rencana kegiatan pemboran juga

jauh dari tempat perteluran penyu di sekitar perairan Kota Balikpapan maupun lokasi

migrasi Penyu Sisik di sekitar perairan Samarinda (Delta Mahakam).

Beberapa alur pelayaran nasional berada cukup jauh dari lokasi sumur Merakes-2 antara

lain alur Pelayaran Nasional Palu, Samarinda-Parepare, dan

Balikpapan-Parepare. Jarak antara sumur Merakes-2 ke alur-alur pelayaran disampaikan pada

Tabel

2.2.

 dan Peta kawasan sensitif di sekitar Blok East Sepinggan disampaikan pada

Gambar

2.4.

Tabel 2.2.

 Jarak Lokasi Sumur Merakes-2 dengan Alur Pelayaran.

No

Rute Alur Pelayaran

Jarak dengan Sumur

Merakes-2

1

Alur Pelayaran Nasional Balikpapan

 –

Palu

± 7,9 nm (14,8 km)

2

Alur Pelayaran Nasional Samarinda

 –

Parepare

± 6,8 nm (12,5 km)

3

Alur Pelayaran Nasional Balikpapan

 –

Parepare

± 40,5 nm (75,2 km)

(14)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-4

Gambar 2.2

. Lokasi Kegiatan Pemboran Eksplorasi Sumur Merakes-2

Uraian Kegiatan

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-5

(15)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-5

Gambar 2.3

. Lokasi WKP Blok East Sepinggan dalam Tata Ruang Pulau Kalimantan

Uraian Kegiatan

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-6

(16)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Makassar, Provinsi Kalimantan Timur

II-6

Gambar 2.4

. Peta Kawasan Sensitif di Sekitar Blok East Sepinggan.

Uraian Kegiatan

2.5. Jenis Rig yang Digunakan

Rig yang akan digunakan adalah jenis

Drill Ship Rig

 atau

Semi Submersible Rig

 dengan daya

4.000 HP seperti pada

Gambar 2.5

. Rig ini mempunyai kemampuan untuk melakukan

pemboran di laut dalam dengan kedalaman air hingga 3.000 meter dari permukaan laut

dan kedalaman pemboran sampai dengan 7.600 meter. Spesifikasi detail

rig

  yang akan

digunakan disampaikan pada

Lampiran 2.

Kapasitas penyimpanan lumpur bor dan

bulk 

di

offshore Semi-submersible Rig

disampaikan pada

Tabel 2.3.

Tabel 2.3.

 Kapasitas Penyimpanan Lumpur Bor dan

Bulk 

 di

Rig.

No

Material yang disimpan

Kapasitas

Keterangan

1

Lumpur Air (bbl)

3.000

Aktif

2

Lumpur Minyak (bbl)

3.000

Aktif

3

Lumpur Minyak (bbl)

2.500

Cadangan

4

Lumpur (bbl)

5.500

Total

5

Brine

(bbl)

2.600

Aktif

6

Bulk Sack Storage

(sack)

4.000

Aktif

Sumber: eni East Sepinggan Ltd, 2016

Selain itu

Rig

 juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti pangkalan suplai logistik

lepas pantai

(offshore supply base)

dan kapal-kapal pendukung. Pangkalan suplai logistik

lepas pantai pantai (

Petrosea Offshore Supply Base

/POSB) merupakan

shore base

  yang

digunakan sebagai pangkalan logistik kegiatan usaha hulu migas yang berlokasi di

Kariangau, Tanjung Batu, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (

Gambar 2.6

).

(17)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-7

2.5. Jenis Rig yang Digunakan

Rig yang akan digunakan adalah jenis

Drill Ship Rig

 atau

Semi Submersible Rig

 dengan daya

4.000 HP seperti pada

Gambar 2.5

. Rig ini mempunyai kemampuan untuk melakukan

pemboran di laut dalam dengan kedalaman air hingga 3.000 meter dari permukaan laut

dan kedalaman pemboran sampai dengan 7.600 meter. Spesifikasi detail

rig

  yang akan

digunakan disampaikan pada

Lampiran 2.

Kapasitas penyimpanan lumpur bor dan

bulk 

di

offshore Semi-submersible Rig

disampaikan pada

Tabel 2.3.

Tabel 2.3.

 Kapasitas Penyimpanan Lumpur Bor dan

Bulk 

 di

Rig.

No

Material yang disimpan

Kapasitas

Keterangan

1

Lumpur Air (bbl)

3.000

Aktif

2

Lumpur Minyak (bbl)

3.000

Aktif

3

Lumpur Minyak (bbl)

2.500

Cadangan

4

Lumpur (bbl)

5.500

Total

5

Brine

(bbl)

2.600

Aktif

6

Bulk Sack Storage

(sack)

4.000

Aktif

Sumber: eni East Sepinggan Ltd, 2016

Selain itu

Rig

 juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti pangkalan suplai logistik

lepas pantai

(offshore supply base)

dan kapal-kapal pendukung. Pangkalan suplai logistik

lepas pantai pantai (

Petrosea Offshore Supply Base

/POSB) merupakan

shore base

  yang

digunakan sebagai pangkalan logistik kegiatan usaha hulu migas yang berlokasi di

Kariangau, Tanjung Batu, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (

Gambar 2.6

).

Shore base

  berfungsi sebagai tempat penyimpanan, bongkar muat barang dan transfer

tenaga kerja dari

offshore

 ke

onshore

 dan sebaliknya.

Kegiatan penunjang yang ada di

shore base

 secara umum meliputi:

Pergudangan: lokasi utama penyimpanan material keperluan kegiatan pemboran

Lokasi penerimaan barang: lokasi penerimaan dari pengiriman semua barang/material

dari kontraktor yang ditunjuk untuk keperluan pemboran

Lokasi pengiriman dan penerimaan barang ke dan dari lokasi pemboran lepas pantai.

Lokasi penunjang untuk kegiatan perkapalan.

Kapal kapal pendukung yang digunakan antara lain:

 Achor, handling, Tug and Supply 

 (AHTS)

Vessel 

 sebanyak 3 (tiga) unit,

Crew Boat 

 sebanyak 1 (satu) unit

PSV sebanyak 1 (satu) unit (

optional 

).

Gambar 2.6

.

Offshore Supply Base

di Balikpapan.

(18)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-8

2.6. Jenis, Volume, dan Komposisi Lumpur Bor

Sesuai dengan skema pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2, pelaksanaan pemboran

akan menggunakan

Water Based Mud 

 (WBM) untuk

section

 I-II dan menggunakan lumpur

bor berbasis minyak sintetis atau

Synthetic Oil Base Mud 

  (SOBM) untuk

section

  III-V.

Keduanya merupakan lumpur bor yang ramah lingkungan.

Hasil test toksisitas lumpur WBM dan SOBM disampaikan pada

Lampiran 3.

Volume lumpur bor yang akan dihasilkan sekitar 1.880,6 m

3

 dan volume serbuk bor yang

dihasilkan sekitar 432,7 m

3

. Estimasi volume lumpur bor dan serbuk bor pada setiap fase

pemboran disampaikan pada

Tabel 2.5.

Lumpur bahan dasar air (Water

 Based Mud 

/WBM) dibuat dengan mencampurkan

bahan-bahan lumpur dan air dalam komposisi tertentu.

Jumlah lumpur bor dan serbuk bor yang dihasilkan ada kemungkinan mengalami

perubahan bergantung pada kondisi sub surface dan pertimbangan teknis pada saat

kegiatan pengeboran dilakukan.

Informasi kedalaman pemboran,

well section

  dan tipe lumpur yang akan dicakup dalam

perubahan Izin Lingkungan disampaikan pada

Tabel 2

.

4

Tabel 2.4

. Kedalaman,

Well Section

 dan Tipe Lumpur Pemboran Sumur Merakes-2

Deskripsi

Izin Lingkungan Lama

Perubahan Izin Lingkungan

Kedalaman Pemboran

2.709 m

3.944 m

Well Section

4

Section (I-IV).

section 1:

1.451 m

 –

 1.547 m

section 2 

:

1.547 m

 –

 2.060 m

section 3:

2.060 m

 –

 2.350 m

section 4:

2.350 m

 –

 2.735 m

5

Section (I-V).

section 1:

1.279 m

 –

 1.360 m

section 2 

:

1.360 m

 –

 1.920 m

section 3:

1.920 m

 –

 2.450 m

section 4:

2.450 m

 –

 3.155 m

section 5 

:

3.155 m

 –

 3.944 m

Tipe Lumpur

Hi-Vis +

Sea Water 

 (WBM) untuk

section I-II

SOBM untuk section III-IV

WBM untuk

section I-II

SOBM untuk

section III-V

Volume Lumpur Bor

2.481,4 m

3

1.880,6 m

3

Volume Serbuk Bor

396,2 m

3

432,7 m

3

Sumber: eni East Sepinggan Ltd, 2016

Tabel. 2.5.

Estimasi Jumlah Lumpur dan Serbuk Bor pada Pemboran Sumur Merakes-2

Interval

Jenis

Lumpur

Kedalaman (m)

Volume

Lumpur Bor

(m

3

)

Volume

Serbuk Bor

(m

3

)

Minimum

Buangan

(m

3/

 jam)

Keterangan

I

 – 36”

WBM

1.279 - 1.360

176,3

58,5

6,57

Dasar Laut

II

 – 24”

WBM

1.360 - 1.920

1.098,3

196,1

8,76

Dasar Laut

III

 – 16”

SOBM

1.920 - 2.450

240

79,1

5,19

Hose 10 m

IV

 – 12.25”

SOBM

2.450 - 3.155

188

64,3

3,04

Hose 10 m

V

 – 8.5”

SOBM

3.155 - 3.944

178

34,7

1,10

Hose 10 m

Total

1.880,6

432,7

Sumber: eni East Sepinggan Ltd, 2016

a. Jenis Lumpur

(19)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-9

Komposisi WBM memiliki persentase lumpur dengan kekentalan 7,7% dan air laut 92,3%.

Komposisi bahan penyusun SOBM disampaikan pada

Tabel 2.6

.

Material Safety Data Sheet 

(MSDS) dari bahan penyusun lumpur bor disampaikan pada

Lampiran 4

.

Tabel. 2.6.

Komposisi Bahan Penyusun

Synthetic Oil Based Mud

(SOBM).

No.

Material

Jumlah

Satuan

Keterangan

1

Water

2.400

Bbls

Base fluid

2

EDC-95

10.500

Bbls

Base fluid

3

Barite

10.500

Cu ft

Density control

4

Ez-Mul

120

Drum (200 l)

Emusifier

5

Lime

1.650

Sak (25 Kg)

 Alkalinity

6

Barablok

150

Sak (25 Kg)

Filtrate control

7

RM-63

2.460

Sak (25 Kg)

Viscosifier

8

CaCl 

14.146

Sak (25 Kg)

Salinity control

9

Drilltreat

15

Drum (200 l)

Wetting agent

Sumber: eni East Sepinggan Ltd, 2016

2.7. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam rencana kegiatan mayoritas merupakan tenaga kerja

yang mempunyai keahlian khusus. Tenaga kerja pada dasarnya berasal dari perusahaan,

kontraktor kapal dan yang berada pada rig pemboran. Potensi penambahan tenaga kerja

lokal yang akan terlibat sangat kecil. Hal ini karena jumlah yang diperlukan terbatas dan

memerlukan keahlian khusus serta akan menggunakan tenaga kerja yang sudah ada.

Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan, disesuaikan dengan kegiatan pada setiap

tahapan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi

Standar kompetensi tenaga kerja yang digunakan mengacu kepada Peraturan Menteri

ESDM No. 20 Tahun 2008 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Indonesia di

Bidang Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara Wajib.

Tabel. 2.7.

 Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan.

No

Kualifikasi Tenaga Kerja

Jumlah

1

Company Personnel 

14 orang

2

Contractor - Drilling Personnel 

74 orang

3

Contractor - Marine Personnel 

6 orang

4

Contractor - Catering Personnel 

18 orang

5

Contractor - Mud Logging Personnel 

12 orang

6

Contractor - Cementing Personnel 

6 orang

7

Contractor - Drilling Fluids Personnel 

4 orang

8

Contractor - ROV Personnel 

6 orang

9

Contractor - DD/MWD/LWD Personnel 

12 orang

10

Contractor - Solids Control Personnel 

4 orang

11

Contractor - Wellhead Personnel 

2 orang

12

Contractor - Liner Hanger Personnel 

4 orang

13

Contractor - QA/QC Inspection Personnel 

2 orang

14

Contractor - Tubular Running Service Personnel 

12 orang

15

Contractor - Managed Pressure Drilling Personnel 

8 orang

16

Micropaleontology Personnel 

4 orang

Total 

188 orang

(20)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-10

(WNI) sekitar 60% (+112 orang), sedangkan perkiraan tenaga kerja asing (WNA) sekitar

40% (+76 orang). Tenaga-tenaga kerja yang berada di

rig dan kapal penunjang maksimal

adalah 150 orang, sisanya bekerja di darat (shore base) yang merupakan tenaga kerja

kontraktor. Pengaturan jumlah tenaga kerja yang berada di lepas pantai (

offshore)

dilakukan dengan mekanisme pergantian tenaga kerja setiap 2 minggu sekali untuk

pekerja nasional dan 4 minggu sekali untuk tenaga kerja asing. Spesifikasi dan jumlah

kebutuhan tenaga kerja secara detil disampaikan pada

Lampiran 9.

Selain itu, kegiatan dan program pemberdayaan masyarakat (CSR), pada fase eksplorasi

perusahaan belum mendapatkan keuntungan bersih sama sekali. Dengan status sebagai

BUT (Badan Usaha Terbatas) dan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), maka

kontribusi perusahaan di bidang CSR atau program kemasyarakatan akan mengacu

kepada regulasi yang ada di industri Migas.

2.8. Jadwal Rencana Kegiatan

Tahap pra konstruksi diperkirakan sekitar 2 (dua) bulan. Tahap konstruksi berupa

 pre

laid mooring, mobilisasi kapal dan rig, serta pemasangan rig diperkirakan akan dilakukan

selama 1 (satu) bulan. Tahap operasi pemboran diperkirakan sekitar 2 (dua) bulan. Tahap

pasca operasi diperkirakan dilaksanakan maksimal selama 1 (satu) bulan. Namun

demikian, jadwal pemboran masih bisa berubah tergantung ketersediaan rig dan

pertimbangan teknis. Jadwal rencana kegiatan disampaikan pada

Tabel 2.8.

Tabel 2.8.

Rencana Jadwal Kegiatan Pemboran Sumur Merakes-2.

No

Deskripsi Kegiatan

Bulan

ke-I

II

III

IV

V

VI

1,2 3,4

1,2

3,4

1,2

3,4

1,2

3,4

1,2

3,4

1,2

3,4

A Tahap Pra Konstruksi

1

Sosialisasi, Koordinasi, dan Perizinan

2 Survei Lokasi dan

Scouting 

B Tahap Konstruksi

1

Pre Laid Mooring

2

Mobilisasi Kapal dan Rig

3

Penempatan dan Pemasangan Rig

C Tahap Operasi

1

Pelaksanaan Pemboran

2

Uji Kandungan Lapisan (DST)

3

Penanganan Bahan Peledak

4

Pembersihan Lantai Rig

5

Pengelolaan Limbah

D Tahap Pasca Operasi

1

Penutupan Sumur

2

Demobilisasi Rig dan Kapal

Sumber: eni East Sepinggan Ltd, 2016

2.9. Tahapan Kegiatan

2.9.1. Tahap Pra Konstruksi

eni East Sepinggan Ltd. akan senantiasa melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan

pihak-pihak dan instansi terkait sehubungan dengan perubahan pelaksanaan rencana

kegiatan baik di tingkat pusat maupun daerah agar pelaksanaan rencana kegiatan berjalan

dengan baik dan lancar.

(21)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-11

melibatkan masyarakat terkait dengan lokasi rencana kegiatan atau masyarakat yang

terkena dampak. Masyarakat yang dilibatkan dalam sosialisasi antara lain: masyarakat

nelayan kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan, sedangkan instansi setempat

yang dilibatkan adalah DKP dan BLH Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan.

Materi sosialisasi antara lain: perkenalan perusahaan, letak konsesi (wilayah kerja),

kegiatan pemboran eksplorasi, jadwal kegiatan, kapal yang beroperasi, kemungkinan

timbulnya pengaruh kegiatan terhadap komponen lingkungan, serta perlunya perusahaan

mematuhi norma dan peraturan yang berlaku di wilayah setempat.

Potensi dampak 

yang diperkirakan akan muncul dari kegiatan sosialiasi, koordinasi, dan

perizinan ini adalah persepsi negatif masyarakat, jika kegiatan perizinan dan sosialisasi

tidak dilaksanakan dengan baik dan lancar. Persepsi negative juga bisa muncul akibat

pembayaran kompensasi dari alat tangkap yang tidak sesuai dengan kesepakatan dan

peraturan yang berlaku.

Sebelum kegiatan dimulai, eni East Sepinggan Ltd akan melakukan sosialisasi dan

koordinasi terkait dengan identifikasi alat tangkap nelayan dan juga membicarakan

prosedur/proses kompensasinya. Pemberian kompensasi harus jelas antara lain: jumlah

alat tangkapnya, pemiliknya, dan juga besaran ganti ruginya.

Mekanisme kompensasi menggunakan dasar:

1. Peraturan Daerah (Gubernur/Bupati) yang berlaku di daerah asal nelayan. Hal ini

dikarenakan lokasi pemboran berada di wilayah perairan di atas 12 mil laut yang

berada di luar kewenangan provinsi manapun.

2. Pendekatan, negosiasi dan musyawarah mufakat dengan pemilik alat tangkap jika tidak

ada peraturan daerah yang dimaksud, serta koordinasi dengan instansi terkait.

Selain itu, akan diinformasikan juga bahwa pada saat konstruksi akan dipasang

buoy 

 pada

lokasi rig pemboran sebagai tanda/peringatan bagi nelayan (area berbahaya /

resticted

area

). Jarak area berbahaya tersebut adalah pada radius sekitar 500 m sesuai dengan PP

No. 5 tahun 2010 tentang Kenavigasian. Hal ini sebagai salah satu tindakan pengamanan

terhadap gangguan operasi pemboran maupun keamanan bagi nelayan itu sendiri.

Untuk keamanan terhadap alur pelayaran nasional, eni East Sepinggan Ltd akan

berkoordinasi dengan instansi dan departemen terkait. Selain itu, eni juga akan mematuhi

semua rambu-rambu yang ditetapkan sesuaian peraturan yang berlaku.

Beberapa perizinan dan koordinasi dengan dinas/intansi terkait antara lain:

Izin

marine and security clearance

  kepada SUSMAR (Staff Khusus Urusan Maritim)

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) yang berkaitan dengan

kegiatan kemaritiman terutama jalur mobilisasi dan demobilisasi. Selain itu, juga akan

berkoordinasi dengan Perhubungan Laut terkait Maklumat Pelayaran (Mapel) dan

Dishidros TNI AL terkait Berita Pelaut Indonesia/BPI.

Izin bahan peledak (pembelian, pengangkutan, penggunaan, pemilikan, penguasaan,

penyimpanan, pemusnahan). Pengurusan izin dan penanganan bahan peledak ini akan

berkoordinasi dengan SKK Migas pihak Kepolisian, dan TNI.

Koordinasi dengan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Kantor

Syahbandar dan Otorita Pelabuhan (KSOP) Balikpapan dan Kantor Unit Penyelenggara

Pelabuhan (KUPP) Kuala Samboja dilakukan terkait dengan transportasi laut di

perairan sekitar lokasi pemboran.

Koordinasi dengan DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Kabupaten Kutai Kartanegara

dan Provinsi Kalimantan Timur terkait dengan lokasi kegiatan penangkapan ikan.

Izin Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik

Indonesia terutama pada tahap pra konstruksi.

(22)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-12

Survei lokasi yang akan dilakukan meliputi survei posisi, batimetri, dan kondisi

lingkungan atau kegiatan lain yang terdapat di sekitar lokasi pemboran. Survei lokasi juga

dimaksudkan untuk menentukan letak lokasi pemboran definitif yang akan dilaporkan

kepada pemerintah yang berwenang.

Sebelum dilakukan kegiatan pengeboran eksplorasi akan dilakukan

scouting trip

  dan

inventarisasi alat tangkap ikan pada lokasi pengeboran, dan dibuat berita acara kondisi

sekitar lokasi pengeboran.

Inventarisasi jumlah nelayan dilakukan melalui koordinasi dengan DKP (Dinas Kelautan

dan Perikanan) terkait, misalnya di Samboja, Balikpapan dan DKP Provinsi Kalimantan

Timur. Berdasarkan pengalaman, oleh karena lokasi di tengah laut dan pada laut cukup

dalam, maka tidak banyak ditemukan rumpon atau kegiat an nelayan di lokasi pemboran.

Kompensasi dibayarkan apabila terdapat alat tangkap ikan seperti rumpon yang berada di

lokasi pengeboran atau masuk ke dalam daerah terbatas terlarang (

restricted area

) pada

saat kegiatan pengeboran, yang harus dibebaskan.

Potensi dampak 

yang diperkirakan akan muncul dari kegiatan survei lokasi dan

scouting

pada dasarnya sangat berhubungan sekali dengan potensi dampak sosialisasi, koordinasi,

dan perizinan. Maka dari itu, upaya untuk pengelolaan dan pemantauannya prinsipnya

sama dengan kegiatan sosialisasi, koordinasi, dan perizinan.

2.9.2. Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi antara lain kegiatan

 pre laid mooring

, mobilisasi kapal dan

rig

, serta

penempatan atau pemasangan rig.

Pada tahap pelaksanaan konstruksi, eni East Sepinggan Ltd akan menyiapkan kapal pandu

untuk melakukan

clearance area

  sehingga dipastikan saat mobilisasi kapal tidak akan

mengganggu keberadaan satwa laut, aktivitas nelayan, dan jalur pelayaran.

Persiapan peletakan jangkar (

anchor handling pre-lay 

) terdiri dari penyiapan sistem pola

jangkar menggunakan AHTS (

 Anchor Handling Tug Supply 

) berupa jangkar

rantai

 kawat 

pelampung sehingga siap dihubungkan dengan sistem jangkar rig. Rig dimobilisasi ke

lokasi berjangkar dan dihubungkan dengan satu per satu jangkar yang telah disiapkan.

Potensi dampak

yang diperkirakan akan muncul dari kegiatan

 pre laid mooring

dipastikan tidak ada karena kegiatan dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Mobilisasi peralatan dan rig menggunakan kapal akan selalu berkoordinasi dengan

instansi atau pihak terkait (Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, KSOP

Balikpapan, KUPP Kuala Samboja, DKP Kukar, Pemerintah Provinsi Kaltim). Rig akan

dimobilisasi dari Lapangan Jangkrik, Muara Bakau atau dari lokasi asal rig ke lokasi

sumur Merakes-2, Selat Makassar blok East Sepinggan. Setelah sampai di perairan Selat

Makassar, mobilisasi akan melewati jalur pelayaran nasional Balikpapan-Palu. Kegiatan

mobilisasi membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan.

Mobilisasi akan menggunakan kapal suplai motor (

motor vessel supply boat 

) dari jenis

AHTS (

 Anchor Handling Tug Supply 

). Pada saat dilakukan pemboran, dilakukan mobilisasi

(bahan pemboran, peralatan, dan logistik) dengan frekuensi rata-rata 3 kali per minggu.

Potensi dampak 

 yang diperkirakan akan muncul dari kegiatan mobilisasi kapal ini adalah

gangguan aktivitas nelayan dan pelayaran. Kegiatan ini hanya berlangsung singkat yaitu

sekitar 2 minggu. Potensi dampak akan muncul jika pelaksanaan sosialisasi dan

koordinasi dengan masyarakat serta instansi terkait tidak dilaksanakan dengan baik.

b. Survei Lokasi dan

Scouting

a.

Pre Laid Mooring

(23)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-13

setempat dan aktivitas pelayaran lokal, nasional, maupun internasional. Jalur mobilisasi

yang digunakan adalah jalur pelayaran yang ada dan selalu berkoordinasi dengan ADPEL

setempat. Perusahaan akan menyiapkan minimal sebuah Kapal Pandu untuk melakukan

clearance area

 dan rute kapal.

Pada saat berpapasan dengan perahu nelayan, kecepatan kapal pengangkut alat, bahan,

dan tenaga kerja akan dikurangi untuk meminimalisir gangguan terhadap perahu nelayan.

Peta mobilisasi

rig

 dan kapal penunjang disampaikan pada

Gambar 2.10.

Rig akan dipasang pada lokasi koordinat pemboran yaitu pada Sumur Merakes-2. Rig

tersebut akan dipasang sesuai dengan prosedur yang ada dan mempunyai kemampuan

untuk melakukan kegiatan pemboran pada laut dalam.

Penempatan dan pengoperasian rig pemboran sesuai dengan peraturan kenavigasian (PP

No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian). Jarak keamanan untuk daerah terbatas terlarang

(

restricted area

) adalah radius 500 m dengan pemasangan

buoy 

 pada lokasi rig pemboran

sebagai tanda/peringatan bagi nelayan (area berbahaya /

resticted area

).

Pemasangan rig akan dilakukan oleh tenaga profesional yang telah berpengalaman dan

mempunyai sertifikasi.

Berdasarkan uraian di atas

potensi dampak

dari kegiatan penempatan dan pemasangan

rig dipastikan tidak ada oleh karena dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan dan

dilakukan oleh tenaga kerja yang profesional.

Pemasangan selubung (

casing

) dilaksanakan sesuai dengan program kegiatan pemboran

eksplorasi lepas pantai dengan memasang beberapa ukuran

casing

  dengan kedalaman

tertentu. Skematik pemboran Sumur Merakes-2 disampaikan pada

Lampiran 5

.

2.9.3. Tahap Operasi

Pelaksanaan pemboran dimulai dari

hole

  pertama dari permukaan dasar laut (

sea bed 

)

hingga ke suatu kedalaman yang telah ditetapkan. Kedalaman pemboran dibagi menjadi 5

section

 mencapai sekitar 3.944 m.

Pemboran sumur mengacu pada SNI-13-6910-2002 tentang Operasi Pemboran Darat dan

Lepas Pantai yang Aman di Indonesia.

Langkah dasar dan prosedur pemboran yang diterapkan yaitu:

Memposisikan

drilling rig

 pada lokasi sumur pengeboran.

Menempatkan mata bor, pipa bor, di atas lubang pemboran.

Ketika pemboran berlangsung, lumpur bor disirkulasi melalui pipa bor dan keluar

melalui celah mata bor untuk mengangkat serbuk bor keluar dari lubang pemboran.

Menambahkan bagian yang baru atau sambungan dari pipa bor untuk melakukan

pemboran lebih dalam hingga kedalaman yang telah ditentukan.

Mencabut pipa bor, mata bor ketika kedalaman yang ditetapkan dicapai.

Pemasangan pipa selubung pada lubang pemboran.

Apabila pemboran eksplorasi menemukan cadangan yang menjanjikan, maka pada lokasi

pemboran itu akan dilanjutkan dengan pemboran apraisal dengan langkah kerja dan

program pemboran yang serupa untuk masing-masing proyek.

Pemboran akan dimulai dengan penyiapan kapal pemboran laut dalam (

offshore rig

),

dengan kegiatan berupa penyusunan peralatan pemboran di atas rig hingga siap

dioperasikan. Penyiapan rig menggunakan alat-alat berat, salah satunya adalah

crane

.

c. Penempatan dan Pemasangan Rig

(24)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-14

diperlukan akan dilakukan inspeksi keselamatan kerja pemboran yang dilakukan dan

disyahkan oleh Divisi

Health Safety Environment 

 (HSE) dan Inspektur Ditjen Migas.

Pemboran dilakukan dengan sistem bor putar (

rotary drilling

) dengan

top drive system

menggunakan berbagai jenis dan ukuran mata bor yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada lubang yang telah terbuka tersebut akan dilanjutkan dengan pemasangan selubung

(

casing

) dari permukaan hingga menyentuh kedalaman akhir sesuai ukuran lubang yang

telah dibuat, selanjutnya dilakukan tahap penyemenan (

cementing

). Ukuran selubung

disusun bertahap sesuai dengan desain masing-masing dengan kedalaman tertentu.

Pada proses pemboran awal belum menggunakan pipa sirkulasi lumpur sehingga lumpur

yang berbahan dasar air laut (WBM) tidak dapat dialirkan ke lantai pemboran (

rig floor 

)

sehingga, akan langsung di buang ke dasar laut. Setelah pemasangan pipa sirkulasi maka

semua lumpur bor dan serbuk bor SOBM akan dikelola di atas kapal pemboran (

offshore

rig

). Lumpur bor SOBM yang tidak terpakai yang dihasilkan kemudian akan dikirimkan ke

shore base

 dan dikelola oleh perusahan pengelola limbah B3 yang telah mendapatkan izin

dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atau dikelola sesuai

ketentuan yang berlaku sedangkan untuk serbuk bor SOBM akan di dumping sesuai

dengan izin yang diperoleh atau diserahkan kepada pihak ke-3 berizin.

Pelaksanaan kegiatan operasi pemboran juga dilakukan oleh tenaga profesional yang telah

berpengalaman dan mempunyai sertifikasi. Kebutuhan logistik akan disuplai dari

shorebase

 dengan menggunakan kapal

supply 

.

Dampak kebisingan terutama pada saat operasi pemboran diupayakan diminimalisir sejak

dari sumber dengan perawatan rutin dari mesin yang digunakan. Hal ini ditujukan untuk

melindungi pekerja dari dampak kebisingan. Hal ini juga akan memiliki dampak positif

secara tidak langsung ke lingkungan yaitu berkurangnya tingkat kebisingan ke lingkungan.

Lokasi pemboran sumur berada di laut lepas dan dalam, jauh dari aktivitas

masyarakat/nelayan, dan kegiatan pemasangan rig hanya terbatas pada lokasi pemboran

sumur serta dilakukan hanya dalam waktu yang relatif singkat (tidak lama).

Untuk mendukung kegiatan pemboran berdasarkan pertimbangan teknis dan

keselamatan, apabila diperlukan dapat dilakukan kegiatan pendukung yang antara lain

meliputi survei geoteknik, pilot hole, survei VSP dan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka

potensi dampak

dari kegiatan pelaksanaan pemboran

dipastikan tidak ada oleh karena dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan dan

dilakukan oleh tenaga kerja yang profesional.

b.

Setelah kegiatan pemboran selesai, peralatan pemboran dicabut dari lubang pemboran

dan dilakukan tes sumur (

well logging

) yaitu dengan penurunan peralatan elektrik dan

memasang gas sensor ke dalam lubang untuk mengukur dan melihat formasi batuannya.

Selain tes sumur (

well logging

), bila dari hasil evaluasi

well logging

  dan indikasi yang

terlihat selama pemboran diperlukan informasi tambahan mengenai karakteristik

reservoir dan tingkat produksi sumur maka akan dilakukan

drill stem test

(DST).

DST merupakan suatu pengujian sumur berupa proses pengaliran fluida dari

reservoir

dalam lingkungan yang terkendali. Sebelumnya akan dilakukan pekerjaan perforasi yaitu

pelubangan formasi untuk membuat komunikasi aliran dari formasi ke dalam lubang

sumur. Perforasi ini dilakukan dengan menggunakan

 perforating gun

yang diturunkan ke

dalam lubang bor bersama dengan rangkaian peralatan pengujian sumur.

Perforating gun

ini dilengkapi dengan bahan peledak (

 perforating charge

) dirangkai sesuai jumlah dan

susunan yang diinginkan.

(25)

Pemboran Sumur Eksplorasi Merakes-2

Blok East Sepinggan, Lepas Pantai Selat Maka ssar, Provinsi Kalimantan Timur

II-15

detonator akan diaktifkan, sehingga bahan peledak akan melubangi selubung dan

hidrokarbon dapat dialirkan. Jenis

 perforating gun

dan jumlah bahan peledak yang

digunakan tergantung ketebalan reservoir yang ditemukan dari hasil pengeboran

eksplorasi. Ilustrasi proses perforasi disampaikan pada

Gambar 2.7.

Pada uji kandung lapisan/DST,

 gas reservoir 

  mengalir ke permukaan dengan rangkaian

pengujian yang dirancang secara khusus. Dalam pengujian tersebut, gas disalurkan

melalui perangkat pengujian sumur diarahkan dan dialirkan menuju peralatan pengukur

tekanan sebelum masuk ke

choke manifold.

Pada

choke manifold 

, gas akan mengalir melewati

orifice

  dimana kapasitas alir gas dari

sumur dapat diatur dengan mengatur bukaan

choke

. Dari

choke manifold 

 gas dialirkan ke

pemanas dan kemudian menuju ke bejana

separator test

untuk memisahkan gas dan fluida

ikutan serta diukur kapasitas alirnya (

 flow rate

).

Untuk meminimalkan dampak tehadap kualitas udara, pelaksanaan DST akan dilakukan

dengan peralatan yang dilengkapi teknologi baru yang akan menyemburkan fluida dan gas

melalui

atomizer 

 dengan kecepatan tinggi dan dalam bentuk aliran turbulen.

Unit pembakar (

burner head 

) menggunakan unit pembakar berefisiensi tinggi.

Penggunaan pembakar tersebut disesuaikan dengan arah angin saat DST dilakukan agar

memiliki efisiensi yang tinggi. Parameter-parameter hasil pengetesan selama pengujian

sumur tersebut akan dicatat secara berkala.

Kegiatan pembakaran gas dari kegiatan DST tidak berlangsung secara terus menerus

selama 24 jam. Dampak terhadap penurunan kualitas udara pada dasarnya relatif kecil

yaitu emisi dan peningkatan suhu udara. Lokasi sumur pemboran berada pada laut lepas

dan laut dalam. Lokasi tersebut jauh dari daratan (pantai) dan juga sangat jauh dari

permukiman penduduk. Lokasi kegiatan pemboran sumur eksplorasi hanya terbatas pada

lokasi yang telah ditetapkan dan dilakukan hanya dalam waktu yang relatif tidak lama

(singkat). Oleh karena itu, emisi yang dihasilkan segera terdispersi, sehingga penyebaran

dampaknya tidak terlalu luas. Selain itu, pembakaran fluida pada uji DST menggunakan

sistem dengan efisiensi tinggi, sehingga semua fluida yang diperoleh dari kegiatan

pemboran akan terbakar dengan baik.

Potensi dampak

yang diperkirakan akan muncul dari Uji Kandungan Lapisan (DST)

adalah penurunan kualitas air laut untuk parameter lapisan misnyak dan TSS yaitu dari

potensi ceceran minyak dari DST.

Gambaran pelaksanaan uji kandung lapisan/DST disampaikan pada

Gambar 2.8.

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan hakim sendiri adanya penetapan harga gas bumi melalui pipa area Medan pada bulan Agustus 2015 s.d November 2015 harga gas bumi diatur dan ditetapkan

Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja personil polisi dibagian Ditsabhara Polda Kepri, hal ini terbukti bahwa pada level signifikan α

Analisa kebutuhan pada pengembangan penelitian ini berdasarkan pada penelitian Fathia Sabrina [18]. Fathia menjelaskan kebutuhan pengguna yang menggunakan aplikasi

Tahapan penelitian yang akan dilakukan terdiri atas: (1) Pembuatan simplisia kering daun gambir, ekstraksi daun gambir secara maserasi, serta penguapan pelarut

Relevansi adalah jika hasil uji tempel positif terhadap satu atau lebih bahan alergen, dan alergen penyebab sesuai dengan reaksi alergi jika bahan tersebut digunakan pada

Namun oknum yang melakukan pelanggran tidak dapat dijerat dengan undang-undang yang berlaku karena dalam media masa yang besifat social global sulit mendeteksi oknum yang

Sebagai seorang mahasiswa muslim, mereka harus memiliki pandangan dunia yang mencerminan keyakinannya sebagai muslim tetapi tetap bisa berdialog dengan berbagai

Berdasarkan pada hasil analisis potensi ekonomi menunjukkan bahwa Kota Blitar merupakan daerah yang paling banyak mempunyai sub sektor ekonomi potensi atau dengan tipologi “cepat