• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN LUMPUR MANGROVE DAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN LUMPUR MANGROVE DAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN LUMPUR MANGROVE DAN TANAH

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU

(Brassica juncea)

Alwi Smith1

1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pattimura

Email: alwi.smith1963@gmail.com

1

Diterima 02-08-2016 ; diterbitkan 21-11-2016

ABSTRACK

Sawi hijau (Brassica juncea) adalah salah satu jenis sayuran penghasil daun yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Karena cara budidaya yang simpel dan efisien. Secara ekologis, mangrove memegang peranan kunci dalam perputaran nutrien atau unsur hara pada perairan pantai disekitarnya yang dibantu oleh pergerakan pasang surut air laut.Unsur hara yang terkandung pada lumpur mangrove diantaranya Nitrogen (N), dan Kalium (K), yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhlumpur mangrove terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau(Brassica juncea). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan sehingga terdapat 12 satuan percobaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (fhitung>ftabel). Pemberian perlakuan lumpur

mangrove 2 kg dan tanah humus 3 kg menghasilkan tinggi tanaman, jumblah daun dan berat segar tertinggi di bandingkan dengan perlakuan lainya. Tinggi tanaman (19,53), jumlah daun (18,34), berat segar (12,5).

Keywords: Lumpur Mangrove, Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea)

PENDAHULUAN

Sawi hijau merupakan salah satu varietas dari sawi (Brassica juncea), selain sawi putih (sawi jabung) dan sawi huma. Sawi hijau (Brassica juncea) adalah salah satu jenis sayuran penghasil daun yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Karena cara budidaya yang simpel dan efisien. Sawi hijau merupakan sayuran yang bersifat musiman banyak dibudidayakan karena banyak mengandung khasiat dan manfaat.Sawi hijau mempunyai bentuk batang pendek dan bulat dengan warna hijau.Daun sawi hijau berbentuk bulat tetapi agak sedikit lonjong dengan warna hijau tua.Daun merupakan bagian terpenting dari tanaman ini karena merupakan bagian yang dapat dikonsumsi. Sawi hijau dapat dipanen pada umur 1 bulan setelah tanam. Sawi hijau yang sudah tua akan berbunga dan akan membentuk bakal biji yang akan digunakan untuk benih (Erna, 2002).

Tanaman sawi hijau dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi.Pada umumnya, sawi hijau dapat

tumbuh baik di tanah yang subur, kaya

humus, serta drainasetanahnya yang

baik.Keasaman atau pH tanah yang

dibutuhkan adalah 6-7.Waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan.Namun, sawi hijau dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan tersedia cukup air (Arma, 2001).

Pertumbuhantanaman sawi hijau

dipengaruhi oleh faktor-factor diantaranya adalah faktor genetika dan faktor lingkungan. Faktor genetika di munculkan oleh peranan gen-gen kromosom yang mempengaruhi proses-proses fisiologi melalui pengaruh pengendalian pada sintesa dan perombakan fotosintat, dan reaksi-reaksi fisiologi lain.

Sedangkan faktor lingkungan adalah

kombinasi antara kondisi fisik yang

mencangkup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi cahaya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di lautan. Selain itu, faktor lingkungan meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik adalah segala sesuatu yang

(2)

2

manusia, dan mikroorganisme. Sedangkan faktor abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban dan cahaya (Zoer’ain, 1996).

Tanah merupakan media umum yang digunakan bagi pertumbuhan tanaman. Tanah dalam kadar tertentu menyediakan unsur hara dan mineral penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini akan

diubah menjadi persenyawaan organik

karbohidrat, lemak, protein, setelah melewati proses penyerapan oleh akar tanaman.

Komposisi tanah terdiri dari empat

komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Kadar

komposisi tanah ini nantinya akan

berpengaruh terhadap bentuk, warna, tekstur dan kesuburan tanah. Selain tanah, media yang dapat digunakan untuk menanam tanaman adalah lumpur mangrove(Gunarto, 2004). Lumpur mangrove merupakan lumpur yang mempunyai sifat agrerat terpecah sehingga tidak lekat dan tidak plastis. Lumpur mangrove berasal dari endapan baru yang mempunyai struktur tanah belum

berkembang sama sekali dan masih

berkonsistensi lumpur yang yang sangat lembek, sisa endapan ini mengandung unsur hara yang difungsikan oleh vegetasi bagi pertumbuhan dan perkembangannya (Heru, 2003).

Lumpur mangrove yang bercampur dengan tanah kaya akan unsur hara makro yang diperlukan untuk kebutuhan tanaman. Karena karakter unsur hara makro sekalipun berlebihan tidak berdampak buruk untuk tanaman. Hasil analisis kandungan pada lumpur mangrove hara mikro juga sangat tinggi, bahkan ekstrim tinggi kandungan unsur hara yang terkandung pada lumpur mangrove diantaranya Nitrogen (N), dan

Kalium (K), yang berfungsi untuk

merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan (Saepulloh, 2003).

Kandungan hara makro yang

terkandung dalam lumpur mangrove cukup tinggi. Hara makro yang terdapat didalamnya meliputi sulfur tersedia lebih dari 50 ppm, Kalium dapat dipertukarkan 1 ml/10 gram, Kalsium 10 ml/10 gram, Magnesium 2 ml/100 gram, dan kapasitas tukar kation 40 ml/100 gram. Unsur hara yang terkandung pada lumpur mangrove diantaranya Nitrogen (N), dan Kalium (K), yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan (Saepulloh, 2003).

Menurut Gunarto (2004) bahwa lumpur mangrove memiliki kadar salinitas yang tinggi karena terdapat di daerah peralihan antara daratan dan pantai.

Lumpur mangrove memiliki nutrisi yang sangat baik melebihi lumpur di daratan yang terkadang mengandung zat kimia berbahaya dari berbagai limbah.

Kombinasi antara lumpur mangrove dan tanah menyebabkan suatu campuran yang homogen karena lumpur mangrove memiliki sifat yang pekat dan padat sehingga perlu adanya kombinasi antara lumpur dan tanah agar membuat media tanam sedikit renggang dan memampukan kandungan 02 di dalam tanah (Media) dapat diserap

dengan baik. Kombinasi juga dapat

menyebabkan kadar unsur hara (N) dalam lumpur dan tanah barcampur sehingga menghasilkan nutrisi yang lebih baik di dalam media.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk mengetahui pengaruh kombinasi pemberian lumpur Mangrove dan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau (Brassica juncea). Penelitian dilaksanakan di Desa Sawai Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah. Yang menjadi objek penelitian adalahbibit Sawi hijau (Brassica juncea) sebanyak 12 bibit untuk 4 perlakuan dan 3 kali ulangan.

Variabel dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas (x) : Kombinasi lumpur

mangrove dan Tanah humus

Variabel terikat (y) : Pertumbuhan dan

produksi sawi hijau dengan indicator Jumlah daun, tinggi tanaman, berat segar

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 4 kali perlakuan dan 3

kali ulangan, jadi satuan percobaan

sebanyak 12 unit.

A0 : Tanah tanpa lumpur sebanyak 5 kg

A1 : Lumpur Mangrove sebanyak 1 kg

dan tanah humus4 kg

A2 : Lumpur Mangrove sebanyak 2 kg

dan tanah humus 3 kg

A3 : Lumpur Mangrove sebanyak 3 kg

dan tanah humus 2 kg Prosedur Penelitian

1. Persiapan Lumpur Mangrove

Lumpur mangrove diambil dengan

menggunakan sekop dengan ketebalan 10-15 cm dari permukaan kemudian dimasukan kedalam ember dan dikeringkan dengan cara dihamparkan pada karung di bawah sinar matahari selama 3-4 hari sampai kadar

(3)

3

air mengering. Selanjutnya ditimbang dan dimasukkan ke dalam pollybag.

2. Penyiapan Media Tanam

Wadah yang digunakan adalah

pollybag berukuran 5 kg. Lumpur mangrove dicampur dengan tanah humus sesuai

dengan perbandingan yang sudah

ditentukan kemudian dimasukkan ke dalam

masing-masing pollybag yang sudah

disediakan sesuai perlakuan.

3. Pemindahan Bibit

Setelah bibit tanaman sawi hijau berumur sekitar 1 minggu atau memiliki empat helaian daun, bibit dapat langsung

dipindahkan ke pollybag ukuran 5

kg.Pemindahan bibit dilakukan pada sore hari setelah matahari tidak terlalu terik agar tanaman tidak layu.

Data pengamatan akan dianalisis dengan menggunakan ANOVA ( Analisis Of varian).Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan uji F pada pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan. Untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan, Maka dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis

data dengan analisis of varians

(ANOVA).Jika Fhitung> F tabel pada taraf

signifikan 5%, maka hipotesis Ha di terima Ho

di tolak. Apabila hasil analisis menunjukan perbedaan nyata (signifikan) pada taraf 1% maka di lanjutkan dengan uji beda nyata kecil (BNT), untuk mengetahui derajat beda antara kelompok perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rataan tinggi tanaman dan jumlah daun ditujukkan pada Tabel 1. Sedangkan rataan berat segar ditunjukan pada tabel 2.

Tabel 1 Rataan tinggi tanaman dan jumlah

daun tanaman sawi

(Brassicajuncea)selama penelitian Perl aku an Minggu Juml ah Rata - rata I II III Tinggi tanaman A0 2,33 6,53 8,73 17,6 5,9 A1 2,7 6,5 9 18,2 6,6 A2 3,33 9,3 11,83 24,5 8,16 A3 3 7,53 9 19,53 6,51 Jumlah daun A0 2 5,33 6,67 14 4,7 A1 2,33 6 7,67 16 5,33 A2 3,67 7,33 10.33 21,33 7,11 A3 2,67 6,67 9 18,34 6,11

Produksi Tanaman Sawi Ditunjukkan dengan Rataan Berat Segar Tanaman Sawi

(Brassica juncea) pada Minggu ke IV Penelitian

Perlak

uan Ulangan Juml

ah Rat a-rata Berat Segar I II III A0 0,50 1 0,70 2,2 0,7 A1 1,60 0,50 1 3,1 1,3 A2 2 0,70 2 4,7 1,6 A3 1 0,50 1 2,5 0,8 Tinggi tanaman

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan bahwa pada perlakuan A2

memberikan tinggi tanaman terbaik

dibandingkan dengan perlakuan yang lain (P1, dan A3).Hal ini disebabkan jumlah pemberian yang optimal pada perlakuan A2 sesuai untuk proses pertumbuhan tanaman, karena unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan sintesis klorofil,

protein, dan asam amino. Nitrogen

dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan sedangkan pada perlakuan A1 memperlihatkan pertumbuhan yang tidak

optimal. Hal ini disebabkan karena

pemberian lumpur mangrove tidak tepat dan

kekurangan unsur hara untuk proses

pertumbuhan sehingga pertumbuhan

menjadi lambat, dan pada A3 juga memperlihatkan pertumbuhan yang tidak optimal karena pemberian lumpur mangrove terlalu banyak dan kelebihan unsur hara untuk proses pertumbuhan sehingga terjadi plasmolisis.

Analisis sidik ragam pada kombinasi lumpur mangrove dan tanah menunjukan bahwa kombinasi lumpur mangrove dan tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sawi(Brassica juncea) selama 3 minggu yaitu fhitung>ftabel (12,1>

4,07) pada taraf 5%. Berpengaruh

pertumbuhan tanaman sawi terbaik terlihat

pada perlakuan A2 dibandingkan dengan

perlakuan lainya. Hasil uji BNT pada taraf signifikan 5% pada minggu III menunjukan bahwa terdapat pengaruh nyata kombinasi lumpur mangrove dan tanah terhadap

pertumbuhan tanaman sawi(Brassica

juncea)pada perlakuan A2(3,1) menunjukan

perbedaan nyata dengan perlakuan A0 (0),

A1 (0,27) dan A3(0,27). Maka nilai BNT

(4)

4 Jumlah Daun

Dari hasil penelitian menunjukan

bahwa jumlah daun terbanyak pada

perlakuan terlihat pada A2, sedangkan pada

perlakuan A1 dan A3 jumlah daun lebih sedikit. Pertambahan jumlah daun lebih

banyak pada perlakuan A2. Hal ini

disebabkan karena perlakuan`A2 terdapat unsur hara yang cukup dan seimbang yang dapat meningkatkan kegiatan fisiologi dalam

tanaman terutama pada proses

fotosintesis,terbentuknya karbohidrat yang banyak dari fotosintesis akan merangsang

perkembangan jaringan meristem

membentuk daun-daun baru dan cabang pada tanaman sedangkan pada perlakuan A1dan A3 jumlah daun lebih sedikit dikarenakan suplai hara yang diberikan melalui lumpur mangrove konsentrasinya tidak seimbang sehingga menyebabkan pertambahan jumlah daun pun terhambat, dengan demikian pembentukan jumlah daun menjadi sedikit.

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman sebab merupakan penyusun dari semua protein dan merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan. Pengaruh nitrogen dalam penambahan pertumbuhan daun tidak hanya pada daun sebab dengan pemberian nitrogen yangoptimum, maka semakin cepat sintesis-sintesis karbohidrat yang diubah menjadi protein dan protoplasma. N juga membuat tanaman lebih hijau segar, karena banyak mengandung butir hijau daun. Unsur N juga merupakan bahan penyusun klorif daun, protein, dan lemak, menambah

kandun protein tanaman Pertambahan

jumlah daun seiring dengan pertambahan tinggi pada tanaman, serta zat hara sebagai

penunjang pertumbuhan juga tersedia

secara maksimal.

Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. K tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, tetapi bentuknya semata ionik, K berada dalam larutan atau terikat oleh muatan negatif dari permukaan jaringan. Fungsi utama K adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel.Ensim yang diaktifkan antara lain sintesis pati, pembuatan ATP, fotosintesis, dan reduksi nitrat.

Analisis sidik ragam pada kombinasi lumpur mangrove dan tanah menunjukan bahwa kombinasi lumpur mangrove dan tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi (Brassica juncea)

selama 3 minggu yaitu fhitung>ftabel (7,61 >

4,07) pada taraf 5%. Berpengaruh

pertumbuhan tanaman sawi terbaik terlihat

pada perlakuan A2 dibandingkan dengan

perlakuan lainya. Hasil uji BNT pada taraf signifikan 5% pada minggu I menunjukan bahwa terdapat pengaruh nyata kombinasi lumpur mangrove terhadap pertumbuhan

tanaman sawi (Brassica juncea)pada

perlakuan A2 (1,6) menunjukan perbedaan

nyata dengan perlakuan A0 (0), A1 (0,33)

dan A3 (0,67). Maka nilai BNT 0,05% yaitu

0,55. Hasil uji BNT pada taraf signifikan 5% pada minggu II menunjukan bahwa terdapat pengaruh kombinasi lumpur mangrove dan tanah terhadap pertumbuhan tanaman sawi

(Brassica juncea)pada perlakuan A2 (2)

menunjukan perbedaan nyata dengan

perlakuan A0 (0), A1 (0,67) dan A3 (1,34).

Maka nilai BNT 0,05% yaitu 0,55.

Hasil uji BNT pada taraf signifikan 5% pada minggu III menunjukan bahwa terdapat pengaruh nyata kombinasi lumpur mangrove dan tanah terhadap pertumbuhan

tanaman sawi (Brassica juncea)pada

perlakuan A2 (3,66) menunjukan perbedaan

nyata dengan perlakuan A0 (0), A1 (1) dan

A3 (2,33). Maka nilai BNT 0,05% yaitu 14.

Berat Segar

Secara linear pemberian lumpur mangrove dan tanah, pada perlakuan A2 menghasilkan jumlah daun, tinggi tanaman yang lebih banyak dan menghasilkan berat segar yang tertinggi. Kombinasi lumpur mangrove dan tanah humus pada A2 (lumpur mangrove 2 kg dan tanah humus 3 kg) merupakan pemberian media tanam yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kandungan nitrogen di dalam lumpur mangrove tersebut membuat tanaman pertumbuhanya lebih baik dan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Dengan meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah akan meningkatkan proses fotosintesis tanaman yang pada akhirnya akan meningkatkan fotosintat (Biomasa) tanaman sawi tersebut

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta uji statistik, maka dapat disimpulkan bahwa parameter pertumbuhan yang diamati melalui perlakuan kombinasi lumpur mangrove dan tanah memberikan pengaruh yang nyata bagi tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sawi.Secara statistik berdasarkan analisis sidik ragam pada taraf 5% fhitung>ftabel dengan demikian

(5)

5

perlakuan A2lumpur mangrove sebanyak 2

kg dan humus 3 kg. perlakuan lumpur

mangrove terlihat pertumbuhan tinggi

tanaman dan jumlah daun lebih

baikSedangkan pada perlakuan kombinasi lumpur mangrove dan tanah terhadap berat segar tidak pengaruh nyata.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi masyarakat produsen tanaman

sawi(Brassica juncea) sebelum

melakukan penanaman seharusnya

dapat memahami dan mengetahui

bahan media yang tepat untuk

menunjang pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea).

2. Penulis mengharapkan agar hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dan juga para pembaca dari berbagai pihak yang membutuhkan atau ingin

mengetahui tentang pertumbuhan

tanaman sawi (Brassica juncea)

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Erna Rochana. 2002. Ekosistem

Mangrove dan Pengolahannya di

Indonesia.

[2]. Heru dan Yovita, 2003. Analisis

Pertumbuhan Tanaman. Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya

[3]. Gunarto, 2004. Konsevasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai

[4]. Saepulloh, K, 2003. Ekosistem Mangrove. Jakarta:. Citra Agung

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip dari kerja sistem yang dirancang adalah Sensor ultrasonik hc-sr04 berfungsi sebagai input pada Arduino mega 2560, ketika gelombang ultrasonik terhalang oleh bahan baku

Pada penelitian sebelumnya, pengujian identifikasi bahan kimia obat Fenilbutazon dalam jamu linurat secara kromatografi lapis tipis menunjukan hasil bahwa sediaan

Penelitian ini merupakan penelitian R & D (Penelitian dan Pengembangan) yang meliputi tiga tahap penelitian yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan bahan

Adapun Indikator sekolah Adiwiyata meliputi (1) Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, yang meliputi filosofi, visi misi sekolah yang peduli dan

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber, seperti data ketinggian eksisting wilayah penelitian (spot height), data curah hujan 10 tahun

Luas daun sawi menunjukan pengaruh sangat nyata terhadap seluruh pelakuan, luas daun yang tertinggi pada umur tanaman sawi 28 hari pada jarak tanam jarak tanam 20

g) UPTD Pendidikan Kecamatan Polokarto; h) UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban; i) UPT'D Pendidikan Kecamatan Grogol; j) UPTD Pendidikan Kecamatan Gatak;.. Daerah