• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fiks Sap Terapi Tertawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fiks Sap Terapi Tertawa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI TERTAWA

Pokok bahasan : Sistem Saraf Sub pokok bahasan : Terapi Tertawa Hari / Tanggal : Kamis, 18 Mei 2017

Sasaran :

Waktu Penyuluhan :

Tempat : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Latar Belakang

Tertawa merupakan fenomena yang esensial dalam kehidupan manusia. Pada tahap awal perkembangan perilaku sosial seorang anak, tepatnya pada usia 4 minggu, seorang bayi sudah dapat memberikan seulas senyuman sebagai respon terhadap kondisi fisik yang menyenangkan. Sedangkan tertawa, sebagai sebuah reflex motorik, baru muncul saat anak menginjak usia 4 bulan (Kaplan & Sadock, 1997). Memasuki usia 18 bulan, seorang anak dapat tersenyum sekali dalam tiap 6 menit dan ketika memasuki usia 4 tahun, rasio ini meningkat menjadi sebuah senyuman dalam tiap 80 detik. Rasio perbandingan tawa terhadap senyuman pun meningkat dari 1 : 10 ketika berusia 18 bulan, menjadi 1 : 3 pada usia 4 tahun (Stearns, 1997).

Tetapi dewasa ini, agaknya orang - orang telah melupakan fenomena tertawa. Orang – orang di kota besar berusaha untuk menahan tawa mereka untuk menjaga penampilan dan wibawa mereka. Taraf kehidupan yang semakin meningkat pun membuat orang – orang hidup di bawah tekanan, seolah – olah waktu terus mengejar mereka untuk berpacu, mereka lupa untuk menikmati hal – hal indah di sekitar mereka, yang bisa menimbulkan seulas senyuman pada wajah mereka. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Dr. Micheal Titze, seorang psikolog Jerman, “Pada tahun 1950-an orang bisa tertawa 18 menit sehari, tetapi dewasa ini kita tertawa tidak lebih dari 6 menit per hari” (Kataria, 2004). Seiring pesatnya perkembangan teknik – teknik pengobatan, pembedahan, dan diagnosis, harapan hidup seseorang telah banyak meningkat. Namun demikian, insiden penyakit jantung, tekanan darah, alergi, gangguan psikosomatis dan

(2)

kanker terus meningkat; tampak jelas disebabkan oleh stres. Stres sudah menjadi isu yang lazim di zaman sekarang ini. Tetapi ternyata masih banyak yang belum mengenal tentang betapa destruktifnya stres bagi kesehatan fisik, seringkali stres dianggap hanya sebagai masalah psikologis saja, padahal dari stres dapat timbul berbagai penyakit yang berujung fatal.

Sementara semakin meningkatnya insidensi penyakit-penyakit, untuk kebanyakan orang di negara – negara berkembang, perawatan kesehatan modern menjadi sangat mahal dan di luar jangkauan mereka. Dalam kondisi yang seperti inilah muncul sebuah ide yang mengatakan tawa adalah obat yang menakjubkan, yang dapat menghemat pengeluaran biaya medis dengan memperkuat sistem kekebalan, yang memainkan peran kunci dalam pencegahan sejumlah besar penyakit (Kataria, 2004). Namun, benarkah pernyataan ini? Sebenarnya, sejak berabad – abad yang lalu, berbagai budaya dan agama telah mempertimbangkan terapi humor dan tertawa sebagai obat yang manjur (McGhee, 1979; Banson, 1998; Berk, 2001). Bahkan, untuk menelusuri asal – usul konsep terapi humor dan tawa, kita perlu kembali ke zaman penulisan Alkitab (Bennett & Lengacher, 2006), yaitu ribuan tahun sebelum masehi, di mana Salomo menuliskan dalam Amsal 17 : 22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Hughes, 2003; LBI, 2003).

Demikian juga dengan sebuah pepatah Inggris yang mengatakan “Cheerfulness is the best promoter of health and is as friendly to the mind as to the body” (Kegembiraan adalah promotor kesehatan yang terbaik dan sebagaimana bersahabatnya kegembiraan terhadap pikiran, sedemikian pulalah bersahabatnya kegembiraan terhadap tubuh kita), sebuah amsal Swedish yang menyatakan “A good laugh makes you healthy” (Sebuah tawa membuat anda sehat), bahkan Shakespeare sendiri pun pernah mengatakan “Mirth and merriment…bars a thousand harms and lengthens life” (Keriangan dan kegembiraan…menghalangi beribu-ribu bahaya dan memperpanjang hidup) (Tugade et al, 2004; Mahony, 2005).

Meskipun sejak ribuan tahun yang lalu, efek terapi humor dan tawa sudah menggema, para ahli medis dianggap lamban dalam mengadopsi ide – ide

(3)

terkemuka dan budaya humor itu, yang seringkali dianggap sebagai topik yang naif. Konsep terapi humor dan tertawa ini barulah mendapat perhatian dunia medis setelah diterbitkannya artikel “Anatomy of an Illness” dalam New England Journal of Medicine oleh Norman Cousins pada tahun 1976 (Martin, 2002; Adams, 1998; Berk, 2001; Bennett, 2003; Kataria, 2004). Sehingga, studi – studi yang mendokumentasikan efek tertawa pada fisiologi tubuh masih terbatas, bahkan belum ada studi kontrol adekuat teridentifikasi yang mendokumentasikan efek tertawa pada kesehatan klinis (Bennett & Lengacher, 2006; Martin, 2006).

Sementara di Indonesia sendiri, sampai saat ini istilah terapi tertawa masih sangat asing dalam dunia medis. Oleh karena itu, dalam segala keterbatasan sumber, penulis hendak mencoba menyampaikan konsep terapi baru ini ke dalam dunia medis Indonesia dengan semaksimal mungkin serta mengemukakan adanya kemungkinan peran tertawa dalam mencegah timbulnya penyakit-penyakit tertentu.

a. Tujuan umum penyuluhan

Setelah dilakukan penyuluhan terapi tertawa masyarakat mampu menerapkannya dengan baik.

b. Tujuan khusus penyuluhan

 Untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya tertawa di dalam kehidupan,  Untuk mengungkapkan fakta yang terkandung di dalam tertawa.

c. Sasaran d. Media  Laptop  Sound sistem e. Metode  Ceramah  Diskusi  Praktek f. Pengorganisasian Penanggungjawab : Kelompok a. Leader :Nanda Riski b. Co-leader : Roshella

(4)

d. Observer : Sylvia g. Susunan acara

Proses Tindakan Waktu

Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

Pendahuluan 1. Memberi salam

,memperkenalkan diri ,dan membuka penyuluhan

2. Menjelaskan tentang tujuan umum dan tujuan khusus

Memperhatikan dan menjawab salam

Memperhatikan

5 menit

Penyajian 1. Menanyakan pada klien apa intervensi ini pernah didapatkan sebelumnya atau belum

2. Menjelaskan pengertian dan tujuan terapi tawa

3. Mengajarkan dan mendemonstrasikan terapi tawa Memperhatikan Memperhatikan dan Mengikuti 20 menit

Penutup 1. Menutup pertemuan

dengan mengundang pertanyaan atau komentar dari peserta

2. Menampung jawaban dan memberi komentar tentang pendapat dari peserta

3. Menyimpulkan materi yang di bahas bersama dengan peserta Memperhatikan dan memberikan pertanyaan atau komentar Memperhatikan dan mencatat Memperhatikan dan mencatat 5 menit

(5)

4. Menutup pertemuan dan

memberi salam Memperhatikan dan menjawab salam h. Materi  Terlampir i. Kriteria evaluasi a. Kriteria struktural

 Pembuatan SAP 5 hari sebelum penyuluhan

 Penentuan pengorganisasian 5 hari sebelum penyuluhan  Kontrak waktu dan tempat dengan masyarakat

b. Evaluasi proses

 Peserta antusias dengan penyuluhan

 Peserta aktif bertanya saat diberi kesempatan untuk bertanya

 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum acara selesai. c. Hasil

 Peserta mengetahui tentang terapi tertawa,

 Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dipenyuluhan dengan benar.

(6)

Lampiran materi

1. Definisi

Tertawa alami adalah orang yang tertawa dengan sendirinya, dari dalam dirinya sendiri tanpa rangsangan atau bantuan melaui joke, humorm, atau nonton flim komedi dan lain-lain. Tertawa alami bisa dilakukan semua manusia tanpa membatasi usia, dengan mengikuti pelatihan tawa yang terproram.Berikut ini perbedaan mendasar antara tertawa sendiri

Tertawa adalah kemampuan yang hanya dimiliki manusia yang merupakan ekspresi kebahagian dan bisa dilakukan tanpa syarat dan sama khasiatnnya dengan meditasi sehingga sering disebut yoga tawa. Terapi tertawa atau yoga tawa adalah terapi yang diyakini mampu membangkitkan semangat hidup, sekalipun kita dalam kondisi strees (Kataria,2004).

Tertawa adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi usia, walaupun begitu, terapi ini dilarang untuk dilakukan oleh mereka yang mempunyai beberapa jenis penyakit dan problem. Pelarangan melakukan tawa ini dikarenakan dikawatirkan berakibat buruk pada penyakitnya.

Mereka yang dilarang untuk melakukan terapi humor ini adalah (Simanungkalit & Pasaribu, 2007: 24)

2. Indikasi

Beberapa dampak psikologi tertawa terhadap tubuh, adalah sebagai berikut (www.suarapembaharuan.com/News/iptek, Simanungkalit, & Pasaribu, 2007: 27) : 1. Mengurangi stres

Tertawa akan mengurangi tingkat stres tertentu dan menumbuhkan hormon penyeimbang yang dihasilkan saat stres. Dalam keadaaan stres, akan dihasilkan hormon yang menekan sistem kekebalan, sehingga meningkatkan jumlah platelet (sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan dalam arteri) dan meningkatkan tekanan darah. Dengan tertawa, hormon stres dapat diimbangi sampai tingkat tertentu.

(7)

2. Meningkatkan kekebalan

Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan karena tertawa pada dasarnya membawa keseimbangan pada semua komponen dalam sistem kekebalan tubuh.

3. Menurunkan tekanan darah tinggi

Tertawa dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam darah, yang dapat membantu pernapasan.

4. Mencegah penyakit

Tertawa dipercaya mampu mencegah penyakit, seperti penyakit jantung, karena marah dan takut yang merupakan emosi penyebab serangan jantung dapat diatasi dengan tertawa. Karena tertawa itu sehat, tertawalah selagi kita masih bisa tertawa, tetapi tentu saja tertawa yang ada sebabnya.

Secara lebih khusus manfaat terapi tawa untuk anak-anak dapat dirumuskan sebagai berikut (Kataria, 2004: 189):

1. Sesi tawa rutin akan meningkatkan pasokan oksigen untuk memperbaiki fungsi mental dan prestasi akademis mereka

2. Sesi tawa akan mengurangi stress saat ujian. Bahkan sebelum memasuki ruang ujian, mereka perlu dibuat tertawa selama sekitar sepuluh menit untuk mengurangi kecemasan 3. Terapi tawa akan meningkatkan stamina dan kapasitas pernapasan untuk membantu

mereka unggul dalam kegiatan olahraga. Kegiatan ini akan sangat mengendurkan syaraf sebelum kegiatan olahraga kompetitif.

4. Terapi tawa akan meningkatkan kadar relaksasi dan mengurangi kegugupan serta demam panggung. Hal ini juga membantu anak-anak menjadi lebih terbuka dan mengembangkan rasa percaya diri

5. Mereka akan lebih jarang terserang penyakit batuk, pilek, infeksi kerongkongan dan pernapasan, karena tawa membantu meningkatkan kekebalan tubuh yang baik melawan semua infeksi.

6. Jika pengambilan nafas dalam-dalam ala yoga dipraktekkan di antara latihan tawa, hal ini akan membantu mengembangkan stabilitas mental mereka. Jika sikap keceriaan menjadi cara hidup, mereka akan mempunyai sikap yang positif dalam menghadapi saat-saat sulit. Tawa juga akan membantu mereka meningkatkan kemampuan kreatif mereka.

(8)

7. Terapi tawa akan meningkatkan kemampuan kreativitas, intelektual, emosional dan juga sosialisasi anak ketika berada lingkunangan rumah dan disekolah (Mc. Ghee, 2006)

3. Kontra Indikasi Tertawa

Kontra Indikasi Rasionalisasi

Penderita penyakit wasir Berbahaya karena otot di sekitar pinggul dan perut mendapat tekanan lebih berat sehingga dikhawatirkan memperparah penyakit wasir

Penderita penyakit hernia Hal ini dapat memperparah penyakit hernia karena membutuhkan kerja keras otot dan kemungkinan isi perut akan menonjol di sekitar saluran selangkangan.

Penderita penyakit jantung Memacu denyut jantung bekerja lebih cepat, sehingga dikhawatirkan berakibat fatal.

Penderita sesak nafas Mengganggu pernapasan

Baru selesai melakukan operasi Jahitan opersinya akan terlepas, apalagi yang melakukan operasi besar atau perus

Sedang hamil Mengakibatkan kontraksi dan bisa terjadi keguguran.

Peranakan turun Menurunkan tali ligamen yang menopang peranakan menjadi lemah.

Penyakit TBC Bibit-bibit penyakitnya akan menular kepada orang lain sekitarnya

Penyakit flu Bibit flu akan menyebar dan penderita flu sebaiknya istirahat saja.

Penyakit pilek Akan menularkan bibi-bibit virusnya kepada orang lain.

Komplikasi mata (gloukoma) Akan meningkatkan tekanan pada bola mata karena bendungan aliran cairan mata melalui terusan Schlemm dalam pembuluh balik semakin meningkat, mencekungnya pupil saraf mata, dan bisa berakibat pada kebutaan.

(9)

4. Jenis terapi tawa

1. Langkah Kelima: Tawa Sapaan

Tutor memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan suara suara sedang sambil medekat dan bertegur sapa satu sama lainnya. Dalam melakukan sesi ini mata peserta memberikan diharapkan saling memandang satu dengan lainnya. Peserta dianjurkan menyapa sambil tertawa pelan, cara menyapa ini sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Misalnya orang India dengan cara mengatupkan kedua tangan, orang Barat saling berjabat tangan, orang Timur Tengah berpelukan dan ciuman pipi, serta orang Jepang saling menundukkan badan dan tetap menjaga kontak mata. Setelah itu peserta menarik napas secara pelan dan dalam.

2. Langkah Keenam: Tawa Penghargaan

Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghuungkan ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan digerakkan ke depan dan ke belakang sekaligus memandang anggota lainnya dengan melayangkan tawa yang manis sehingga kita kelihatan memberikan penghargaan kepada yang kita tuju. Kemudian bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho... ha ha ha ... sekaligus bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali menarik napas secara pelan dan dalam agar kemabali tenang.

3. Langkah Ketujuh: Tawa Satu Meter

Tangan kiri dijulurkan ke samping tegak lurus dengan badan, sementara tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan anak panah, lalu tangan di tarik kebelakang seperti menarik anak panah dan dilakukan dalam tiga gerakan pendek, seraya mengucapkan ae... ae...aeee.... lalu tertawa lepas seraya merentangkan kedua tangan dan kepala agak mendongak serta tertawa dari perut. Gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu ke arah kanan, hal serupa diulangi antara 2 hingga 4 kali. Setelah selesai kembali menarik napas secara pelan dan dalam.

4. Langkah Kedelapan: Tawa Milk Shake.

Anggota klub seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang satu di tangan kiri dan satu di tangan kanan. Saat tutor memebrikan instruksi lalu susu dituang dari gelas yang satu ke gelas yang satunya sambil mengucapkan Aeee.... dan kembali dituang ke gelas yang awal sambil mengucapkan aeeee... Setelah selesai melakukan gerakan itu, para anggota klub tertawa sambil melakukan gerakan seperti minum susu. Al serupa dilakukan sebanyak emapt kali, lalu bertepuk tangan seraya

(10)

mengucapkan, ho ho ho ... ha ha ha ... kembali lakukan tarik nafas pelan dan dalam.

5. Langkah Kesembilan: Tawa Hening tanpa Suara

Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa iti tidak bisa dilakukan dengan tenaga berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam perut mendapat tekanan secara berlebihan. Dalam melakukan gerakan ini perasaan lebih banyak berperan dari pada penggunaan tenaga berlebihan. Pada tawa ini mulut di buka selebar-lebarnya seolah-olah tertawa lepas tetapi tanpa suara, sekaligus saling meandang satu sama lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak tangan serta menggerak-gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam melakukan tawa hening ini otot-otot perut bergerak cepat sepeti melakukan gerak tawa lepas. Kemudian kembali menarik napas pelan dan dalam.

6. Langkah Kesepuluh: Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup

Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab tertawa tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut yang dipaksakan akan berdampak buruk karena menambah tekanan yang tidak baik dalam ronga perut. Dalam pelaksanaan gerak ini peserta dianjurkan bersenandung hmmmmmm... dengan mulut tetap tertutup, sehingga akan terasa bergema di dalam kepala. Dalam melakukan senandung ini diharapkan semua pesert saling berpandangan dan saling membuat gerakan-gerakan yang lucu sehingga memacu para peserta lain semakin tertawa. Kemudian kembali menarik napas dalam dan pelan.

7. Langkah Kesebelas: Tawa Ayunan

Merupakan tawa yang banyak digemari para klub tawa karena tawa ini seakan-akan bermain-main dan kompak. Peserta klub harus mendengar aba-aba tutor, dan peserta dalam gerakan ini lebih baik berbentuk lingkaran. Peseta disuruh mundur dua meter sambil tertawa, untuk memperbesar lingkarab dan kemabli maju sekaligus mengeluarkan ucapan, Ae ae aeeeeeeee... dan seluruhnya mengangkat tangan dan serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua bertemu di tengah-tengah dan melambaikan tangan masing-masing. Tahap berikutnya mereka kembali pada posisi semula, dan melanjutkan gerakan maju ke tengah dan mengeluarkan ucapan, Aee... Oooo.... Ee-Uu... dan sekaligus tertawa lepas dan serupa dilakukan bisa sampai emapat kali. Setelah selesai kembali menarik napas dalam dan pelan.

(11)

Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah, dan memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kalenjer tiroid sekaligus menjadikan peserta klub menghilangkan rasa malu dan takut. Dalam gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan ke luar semaksimal mungkin, mata dibuka lebar seperti melotot, dan tangan diangkat ke depan di mana jari-jari di baut seperti akan mencakar, seolah-olah seperti singa mau mencakar mangsanya. Pada saat itula peserta tertawa dari perut. Setelah selesai lakukan kemabali gerakan menarik napas secara dalam dan pelan.

9. Langkah Ketigabelas: Tawa Ponsel

Peserta dibagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan dan masing-masing seolah-olah memegang hand phone. Dengan aba-aba tutor mereka disuruh saling menyeberang sambil memegang handphone, pada saat itulah perserta tertawa sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi ke posisi semula. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

10. Langkah Keempatbelas: Tawa Bantahan

Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi jarak. Biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan wanita. Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan sekaligus tertawa dan saling menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok yang dihadapannya. Gerakan ini sangat menarik para peserta karena mereka akan bisa tertawa lepas. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan agar kembali segar dan tenang.

11. Langkah Kelimabelas: Tawa Memaafkan

Perserta klub memegang cuping telinga masing-masing sekaligus menyilangkan lengan dan berlutut diikuti dengan tawa. Tawa memaafkan ini mengajarkan kepada kita jika kita ada perselisihan terhadap orang lain maka diajarkan saling memaafkan. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

12. Langkah Keenambelas: Tawa Bertahap

Di sini tutor menginstruksikan agar semua anggota klub mendekatinya. Dalam sesi ini tutor mengajak anggotanya untuk tersenyum kemudian bertahap menjadi tertawa ringan, berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa lepas penuh semngat. Dalam melakukan tawa ini sesama anggota saling berpandangan dari anggota yang lain ke anggota yang lainnya juga. Tawa ini dilakukan selama satu menit. Setelah selesai tarik napas dalam pelan. Setelah selesai akan terasa sekali bahwa badan kita akan segar.

(12)

13. Langkah Ketujuhbelas: Tawa dari Hati ke Hati

Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi. Semua peserta terapi saling berpegangan tangan sambil berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa dengan saling bertatapan dengan perasaan lega. Peserta juga bisa saling bersalaman atau berpelukan sehingga terjalin rasa keakraban yang mendalam.

5. Tahapan terapi

Satu sesi adalah kombinasi antara latihan pernapasan, peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus. Biasanya satu sesi tawa memakan waktu antara 20 sampai 30 menit. Sedangkan satu putaran tawa memakan waktu antara 30 sampai 40 detik.

1. Langkah Pertama

Pemanasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota TAK, sambil mengucapkan ho ho ho... Ha ha ha ... tepuk tangan disini sangat bermanfaat bagi peserta karena syaraf-syaraf ditelapak tangan akan ikut terangsang sehingga menciptakan rasa aman dan meningkatkan energi dalam tubuh.

2. Langkah Kedua

Pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang dilakukan semua cabang-cabang olahraga pada awal latian yaitu: melakukan pernapasan dengan mengambil napas melaui hidung, lalu napas ditahan selama 15 detik dengan pernapasan perut. Kemudian keluarkan perlahan-lahan melaui mulut. Hal ini dilakukan lima kali berturt-turut.

3. Langkah Ketiga

Menutar engsel bahu kedepan dan kearah belakang. Kemudian menganggukkan kepala ke bawah sampai dagu hampir menyentuh dada, lalu mendongakkan kepala ke atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Melakukan gerakan ini harus dilakukan secara perlahan.tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher, karena bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan dengan memutar pingang ke arah kanan kemudian ditahan beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula. Peregangan uini juga dapat dilakukan dengan otot-otot bagian tubuh lainnya. Semua gerakan ini dilakukan masing-masing lima kali.

(13)

4. Langkah Keempat: Tawa Bersemangat

Dalam tawa ini tutor memberikan aba-aba untuk memulai tawa, 1, 2, 3.... semua anggota klub tertawa serempak, diarapkan jangan ada yang tertawa lebih dulu atau belakangan, harus kompak seperti nyayian koor. Dalam tawa ini tangan diangkat ke atas beberapa saat lalu diturunkan dan diangkat kembali, sedangkan kepala agak mengdongak ke belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika tawa bersemangat mau berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, ho ho ho... ha ha ha... beberapa kali sambil bertepuk tangan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

http://tulisanterkini.com

Referensi

Dokumen terkait