• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI TERTAWA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI TERTAWA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MOJOKERTO"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI TERTAWA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

MOJOKERTO

OLEH : KELOMPOK 14

PROGRAM PROFESI NERS STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO 2014/2015 1. EKO HENDRIK S ( 201403115 ) 2. M. NAJIB AL HARITSI ( 201403078 ) 3. AJENG KUSUMANINGRUM ( 201403002 ) 4. DEWI ROKHMAWATI ( 201403018 ) 5. RAHAYU SEPTIANA ( 201403056 )

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan Leaflet tentang Hipertensi di Ruang Kencono Wungu RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto telah mendapat persetujuan pada : Hari : Tanggal : Ketua Kelompok Moch. Nurhasani NIM :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Mengetahui, Kepala Ruangan

Muji Rahayu, S.Kep.Ns Pembimbing Akademik NIP : Pembimbing Klinik NIP : Mengetahui Kepala Ruangan

Muji Rahayu, S.Kep. Ns NIP : 19750112 200501 2 008

(3)

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan Jiwa Topik : Terapi Tertawa

Sasaran : Peserta penyuluhan di Lembaga Pemasyarakatan Mojokerto Tempat: Lembaga Pemasyarakatan Mojokerto

Hari/Tanggal : Senin, 18 Mei 2015 Waktu : 1 x 30 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang terapi tertawa dan pelaksanaannya.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan bapak/Ibu dapat : 1. Menyebutkan pengertian tertawa

2. Menyebutkan tentang fisiologi tertawa 3. Menyebutkan pengertrian dari terapi tertawa

4. Menyebutkan apa saja dasar teori dari terapi tertawa 5. Menyebutkan tahapan dari terapi tertawa

SASARAN

Peserta penyuluhan Terapi Tertawa di Lembaga Pemasyarakatan Mojokerto MATERI Terlampir METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab MEDIA  Leaflet

(4)

KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur

 Ibu/Bapak hadir ditempat penyuluhan

 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang Aula Lembaga Pemasyarakatan Mojokerto

2. Evaluasi Proses

 Ibu/Bapak antusias terhadap materi penyuluhan  Ibu/Bapak tdk meninggalkan tempat penyuluhan

 Ibu/Bapak mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

 Ibu/Bapak mengetahui tentang pengertian tertawa, pengertian terapi tertawa dan mampu melaksanakan sesuai dengan tahapan terapi tertawa

 Bapak dan ibu hadir saat pertemuan

KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN

PESERTA

1. 3

menit

Pembukaan :

 Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.  Memperkenalkan

diri

 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

 Menyebutkan

materi yang akan diberikan

 Menjaw ab salam  Menden garkan  Memper hatikan  Memper hatikan 2. 15 menit Pelaksanaan :  Menjelaskan tentang pengertian tertawa  Menjelaskan

tentang fisiologi tertawa

 Memper

hatikan

(5)

 Memberi

kesempatan kepada peserta untuk bertanya

 Menjelaskan tentang pengertian terapi tertawa

 Memberi

kesempatan kepada peserta untuk bertanya hatikan  Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan  Memper hatikan  Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan 3. 10

menit Evaluasi : Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada ibu yang dapat menjawab pertanyaan.  Menjaw ab pertanyaan 4. 2 menit Terminasi :  Mengucapkan

terimakasih atas peran serta peserta.  Mengucapkan salam penutup  Menden garkan  Menjaw ab salam

(6)

PENGORGANISASIAN

Ketua Kelompok : Moch.Nurhasani Sekretaris : Dwi Puspita. S Bendahara : Ainul Luthfiatus.Z Leader : Siti Unun. I

Co Leader : Ajeng Kusumaningrum Fasilitator : Rizka Happyana.M

Dedy Mijayanto Observer : Lutfiatul Lailia

(7)

MATERI

1. Pengertian Tertawa

Tertawa berasal dari kata dasar “tawa”. Tawa adalah ungkapan rasa gembira, senang, geli dan lain sebagainya dengan mengeluarkan suara, baik itu suara keras, sedang ataupun ringan, melalui alat ucapan lisan atau mulut. Tertawa adalah ekspresi jiwa atau emosional yang diperlihatkan melalui raut wajah dan bunyi-bunyian tertentu. Oleh karena itu, tertawa secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua, yaitu set gerakan dan produk suara (Muhammad, 2011).

2. Fisiologis Tawa

Tertawa merupakan tindakan yang sehat dan memberi tambahan oksigen bagi sel dan jaringan. Sebaliknya, merasa dan berprilaku murung mengakibatkan pengurangan oksigen dalam darah. Sel-sel darah menjadi lapar dan kosong, menghasilkan depresi, kecemasan, dan kemarahan (Putchik, 2002). Otak yang dialiri darah beroksigen tinggi akan bekerja lebih baik dari pada saat kekurangan oksigen.

Aspek-aspek emosi, termasuk tertawa, “diatur” oleh pusat emosi di dalam struktur otak yang dinamakan sistem limbic (limbic system). Sistem limbic berasal dari kata “limbus” yang berarti “batas”. Nama ini dipilih karena menunjukkan daerah fungsional yang dibatasi. Daerah itu sendiri dibentuk oleh beberapa komponen otak, antara lain hippocampus, gyrus limbic, dan amiygdale. Sistem limbic ini memainkan peranan dalam mengatur emosi manusia (Aswin, 2005. Pasiak, 2004; Fisiologis Tawa,

(8)

2014).

System limbic yang berbentuk seperti lingkaran, berkaitan dengan prilaku tertentu. Ketika inti dari lingkaran dirusak, individu yang bersangkutan menunjukkan suatu emosi yang tidak tepat atau kacau. Artinya, secara tidak gampang pula tertawa terbahak-bahak meskipun tidak lucu. Itu karena lingkaran yang juga merupakan pusat emosi menusia itu terputus. Kalau satu bagian dari lingkaran rusak, maka memori dapat hilang. Hal ini terjadi pada orang yang sudah pikun (Terapi tertawa, 2010).

Menurut Dr. Lee berk (Fisiologi Tertawa, 2014), seorang imunolog dari Lomba Linda University di California USA, tertawa bisa mengurangi peredaran dua hormone dalam tubuh, yaitu efinefrin dan kortisol (hormone yang dikeluarkan ketika stress) yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Jika kedua hormon tersebut dikeluarkan maka bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit. Jadi dalam keadaan bahagia ataupun tertawa, maka hipotalamus akan mengeluarkan hormone endorpine, yang berfungsi mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh.

3. Pengertian Terapi Tertawa

Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan didalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman yang menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang lancer sehingga dapat mencegah penyakit dan memelihara kesehatan (Andol, 2009; Mathofani, 2012).

(9)

Terapi tertawa atau humor adalah cara alami untuk menghadapi sakit mental atau perasaan tertekan. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil untuk semua kasus, dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama gangguan itu telah dialami dan seberapa besar, akan tetapi setidak-tidaknya tersenyum akan membuat penderita lebih riang dan secara sementara terbebas dari masalah.

Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor atau tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Ini disebabkan tawa secara alami menghasilkan pereda stress dan rasa sakit (terapi tawa,2010; khana,2012).

Pemberian stimulasi humor dalam pelaksanaan terapi untuk membantu beberapa orang yang mengalami kesulitan memulai tertawa tanpa adanya alasan yang jelas. Stimulasi humor yang dimaksud dapat diberikan dalam bentuk berbagai media, seperti VCD, notes, badut, dan komik. Apabila stimulasi humor tersebut diberikan sebagai satu-satunya stimulasi untuk menghasilkan tawa dalam settting terapi, maka terapi yang diberikan akan disebut sebagai terapi humor, namun jika dikombinasikan dengan hal-hal lain dalam rangka menciptakan tawa alami (misalnya dengan yoga atau meditasi) akan disebut sebagai terapi tawa (Kataria, 2004). Jadi dalam pelaksanaannya, terapi tawa melibatkan proses humor, tawa, yoga tawa, relaksasi dan meditasi.

(10)

4. Dasar Teori Terapi Tertawa

Terapi tawa terdiri dari tiga tahap utama yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip psikologi yang dapat berfungsi menurukan gejala-gejala depresi.

Table 2.1 Pembagian Tiga Tahap Utama Model Sesi tawa 15 langkah

Tahap Model Sesi Tawa 15 Langkah

Prinsip Psikologi (Patel, 1996)

PERSIAPAN Langkah 1 Breathing (pernafasan) Langkah 2 Phsycal

Relaxation Langkah 3

INTI Langkah 4 1. Phsycal relaxation 2. Mengembangkan

kemampuan komunikasi 3. Mencar Social support Langkah 5

Langkah 6 Langkah 7

Tawa Milk Shake Langkah 8 Langkah 9 Langkah 10 Langkah 11 Langkah 12 Langkah 13 A Langkah 13 B Langkah 14 Langkah 15

PENUTUP “ notes” Mental Relaxation Meneriakkan 2

Slogan Saat teduh 1. Breathing (pernafasan)

Pernafasan penting untuk kehidupan. Pernafasan yang tepat merupakan penawar stress. Dalam bernafas, diafragma ikut mengambil peranan yang cukup penting. Diafragma memisahkan dada dan perut manusia. Sekalipun manusia dapat mengembangkan

(11)

dan mengerutkan diafragma secara disadari, umumnya hal ini berjalan dengan otomatis. Ketika manusia mengalami stress mengakibatkan poses bernafas yang cepat dan terburu-buru, untuk melepaskan kondisi stress tersebut bisa dilakukan dengan cara menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan secara berlahan. Didalam sesi klub tawa, pernafasan ini disebut sebagai pranayama. Pranayama adalah tehnik-tehnik pernafasan yang pelan dan berirama dengan gerakan lengan yang membantu terciptanya relaksasi fisik dan mental (Kataria, 2004). Prayanama mempunyai dampak menenangkan pikiran dan memberikan lebih banyak oksigen untuk jaringan tubuh, serta meningkatkan kapasitas vital paru-paru sehingga meningkatkan kapasitas untuk tertawa.

2. Phsycal relaxation

Pshycal relaxation merupakan bagian terpenting dari beberapa gerakan tawa yoga, yaitu pada gerakan tepuk tangan berirama dan teknik-teknik tawa yoga. Gerakan tepuk tangan berirama dilakukan diawal sebelum masuk ke sesi utama tawa yoga. Gerakan ini merupakan latihan pemanasan yang merangsang titik-titik acupressure (pijat ala akupuntur) ditelapak tangan dan membantu menciptakan rasa nyaman serta meningkatkan energy. Pada langkah ketiga dari model sesi tawa 15 langkah yaitu latihan bahu, leher dan peregangan juga merupakan salah satu bentuk relaksasi fisik yang dilakukan sebelum melakukan gerakan tawa.

(12)

Latihan ini dapat memberikan penyegaran fisik dan stamina tambahan. Pada tehnik-tehnik tawa yoga lainnya yang menggunakan phsycal relaxation sebagai bagian dari penyelarasan tubuh dan fikiran adalah gerakan tawa pada langkah 3 sampai dengan 15.

3. Mengembangkan kemampuan komunikasi. Tawa menyatukan orang dan memperbaiki hubungan interpersonal.

4. Mencari Social Support

Social support merupakan salah satu tehnik melakukan coping terhadap stress. Seluruh gerakan tawa melibatkan interaksi dari orang lain. Gerakan yang khusus mencari social support muncul pada beberapa langkah yaitu tawa sapaan, tawa penghargaan, tawa hening tanpa suara, tawa bersenandung dengan mulut tertutup, tawa mengayun, tawa singa, tawa ponsel, tawa memaafkan dan keakraban.

5. Mental Relaxation

Mental relaxation ini terdapat pada penutupan akhir sesi tawa yaitu meneriakkan 2 slogan dan saat teduh dengan mengangkat kedua tangan keatas dan memejamkan mata dalam beberapa menit. Gerakan pada tehnik penutupan ini mendasarkan kepada prinsip dasar Hasya Yoga dimana mental relaxation ini dilakukan untuk menyelaraskan antara tubuh, fkiran dan jiwa sehingga dapat menekan kecemasan atau stress (kataria, 2004).

(13)

5.Tahapan Terapi tertawa

Masing-masing sesi dalam terapi adalah kombinasi antara latihan pernafasan, peregangan dan berbagai tehnik tawa stimulus. Satu sesi tawa memakan waktu antara 20-30 menit. Sedangkan satu putaran tawa memakan waktu antara 30-40 detik (Tirmanto, 2006; prasetyo,2011).

1. Langkah Pertama

Pemansan dengan tepuk tangan serentak semua peserta, sambil mengucapkan ho….. ha ha ha……

Tepuk tangan disini sangat bermanfaat bagi peserta karena saraf-saraf ditelapak tangan akan ikut terangsang sehingga menciptakan rasa aman dan meningkatkan energy dalam tubuh. 2. Langkah Kedua

Pernafasan dilakukan seperti pernafasan biasa yang dilakukan semua cabang-cabang olahraga pada awal latihan yaitu : melakukan pernapasan dengan mengambil napas melalui hidung, lalu nafas ditahan selama 15 detik dengan pernapasan perut. Kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Hal ini dilakukan lima kali berturut-turut.

3. Langkah Ketiga

Memutar engsel bahu ke depan dan kearah belakang. Kemudian menganggukan kepala kebawah sampai dagu hamper menyentuh dada, lalu mendongakkan kepala keatas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan kekanan. Lakukan secara perlahan. Tidak

(14)

dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher, karena bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan dengan memutar pinggang kearah kanan kemudian ditahan beberapa saat, lalu kembali keposisi semula. Peregangan ini juga dapat dilakukan dengan otot-otot bagian tubuh lainnya. Semua gerakan ini dilakukan masing-masing lima kali.

4. Langkah Keempat : Tawa Bersemangat

Tutor member aba-aba untuk memulai tawa, 1, 2, 3….. semua orang tertawa serempak. Jangan ada yang tertawa lebih dulu atau belakangan, harus kompak seperti nyanyian koor. Dalam tawa ini tangan diangkat keatas beberapa saat lalu dituturunkan dan diangkat kembali, sedangkan kepala agak mendongak ke belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika tawa bersemangat akan berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, ho ho ho……ha ha ha….. beberapa kali sambil bertepuk tangan.

Setiap selesai melakukan satu tahap dianjurkan menarik napas secara pelan dan dalam.

(15)

5. Langkah Kelima : Tawa Sapaan

Tutor memberikan aba-aba agar peserta tertawa dengan suara-suara smbil mendekatdan bertegur sapa satu sama lainnya. Dalam melakukan sesi ini mata peserta diharapkan saling memandang satu sama lain. Peserta dianjurkan menyapa ini sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Setelah itu peserta menarik napas secara pelan dan dalam.

6. Langkah Keenam : Tawa Penghargaan

Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghubungkan ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan diggerakkan kedepan dan kebelakang sekaligus memandang anggota lainnya dengan melayangkan tawa yang manis sehingga seperti memberikan penghargaan kepada yang dituju. Kemudian bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho….. ha ha ha…. Sekaligus bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali menarik napas secara pelan dan dalam agar kembali tenang.

7. Langkah Ketujuh : Tawa Satu Meter

Tangan kiri dijulurkan kesamping tegak lurus dengan badan, sementara tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan anak panah, lalu tangan ditarik ke belakang seperti menarik anak panah dan dilakukan dalam tiga gerakan pendek, seraya mengucapkan ae….ae…..aeee….. lalu tertawa lepas seraya merentangkan kedua tangan dan kepala agak mendongak serta

(16)

tertawa dari perut. Gerakan seperti ini dilakukan kearah kiri lalu kea rah kanan. Ulangi hal serupa antara 2 hingga 4 kali.Setelah selesai kembali menarik napas secara pelan dan dalam.

8. Langkah Kedelapan : Tawa Milk Shake

Peserta seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang satu ditangan kiri dan satu ditangan kanan. Saat tutor memberikan instruksi lalu susu dituang dari gelas gelas yang satu ke gelas yang satunya sambil mengucap aeee….. dan kembali dituang ke gelas awal sambil mengucapkan aeee…. Setelah selesai melakukan gerakan itu, para anggota klub tertawa sambil melakukan gerakan seperti minum susu. Hal serupa dilakukan sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan seraya mengucapkan, ho ho ho….. ha ha ha…. Kembali melakukan tarik nafas pelan dan dalam.

9. Langkah Kesembilan : Tawa Hening Tanpa Suara

Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa ini tidak bisa dilakukan dengan tenaga berlebihan, dapat berbahaya jika beban didalam perut mendapat tekanan secara berlebihan. Perasaan lebih banyak berperan dari pada penggunaan tenaga berlebih. Pada tawa ini mulut dibuka selebar-lebarnya seolah-olah tertawa lepas tetapi tanpa suara, sekaligus saling memandang satu sama lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak tangan serta menggerak-gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam melakukan tawa hening ini otot-otot perut bergerak cepat seperti

(17)

melakukan gerak tawa lepas. Kemudian kembali menarik nafas eland an dalam.

10. Langkah Kesepuluh : Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab tertawa tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut yang dipaksakan akan berdampak buruk karena menambah tekanan yang tidak baik dalam rongga perut. Dalam pelaksanaan gerak ini peserta dianjurkan bersenandung hemmmmm…. Dengan mulut tetap tertutup, sehingga akan terasa bergema di dalam kepala. Dalam melakukan senandung ini diharapkan semua peserta saling berpandangan dan saling membuat gerakan-gerakan lucu sehingga memacu peserta lain semakin tertawa. Kemudian kembali menarik nafas dalam dan pelan.

11. Langkah Kesebelas : Tawa Ayunan

Peserta dalam formasi melingkar dan harus mendengar aba-aba tutor. Kemudian peserta mundur dua meter sambil tertawa, untuk memperbesar lingkaran dan kembali maju sekaligs mengeluarkan ucapan, ae ae aeee….. seluruh peserta mengangkat tangan dan serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua bertemu ditengah-tengah dan melambaikan tangan masing-masing. Tahap berikutnya, peserta kembali pada posisi semula, dan melanjutkan gerakan maju ketengah dan mengeluarkan ucapan, aee….Ooo…Ee-Uu…… dan sekaligus tertawa lepas dan serupa

(18)

dilakukan bisa sampai empat kali. Setelah selesai kembali menarik napas dalam dan pelan.

12. Langkah Kedua belas : Tawa Singa

Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah, dan memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kelenjar tiroid sekaligus peserta dapat menghilangkan rasa malu dan takut. Dalam gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan keluar semaksimal mungkin, mata dibuka lebar seperti melotot, seolah-olah seperti singa mau mencakar mangsanya. Pada saat itulah peserta tertawa dari perut. Setelah selesai lakukan kembali gerakan menarik napas secara dalam dan pelan.

13. Langkah Ketiga belas : Tawa Ponsel

Peserta dibagi dalam dua kelompok yang slaing berhadapan dan masing-masing seolah-olah memegang handphone. Tutor meminta peserta saling menyebrang sambil memegang handphone. Pada saat itulah peserta tertawa sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi keposisi semula. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

14. Langkah Keempat belas : Tawa bantahan

Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi jarak. Biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan wanita. Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan

(19)

sekaligus tertawa dan saling menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok yang dihadapannya. Gerakan ini sangat menarik para peserta karena mereka akan bisa tertawa lepas. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan agar kembali segar dan tenang.

15. Langkah Kelima belas : Tawa Memaafkan

Peserta klub memegang cuping telinga masing-masing sekaligus menyilang lengan dan berlutut diikuti dengan tawa. Muatan dari tawa ini adalah saling memaafkan jika ada perselisihan.Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

16. Langkah Keenam belas : Tawa Bertahap

Disini tutor menginstrusikan agar peserta mendekatinya. Tutor mengajak peserta untuk tersenyum kemudian secara bertahap menjadi tertawa ringan, berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa lepas penuh semangat. Tawa ini dilakukan selama satu menit. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

17. Langkah Ketujuh belas : Tawa dari hati ke hati

Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi. Semua peserta terapi saling berpegangan tangan sambil berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa dengan saling bertatapan dengan perasaan lega. Peserta juga bisa saling bersalaman atau berpelukan sehingga terjalin rasa keakraban yang mendalam.

Gambar

Table 2.1  Pembagian   Tiga   Tahap   Utama   Model   Sesi   tawa   15 langkah

Referensi

Dokumen terkait

Masjid Baru Al Safar Rest Area Tol Purbaleunyi km 88 B. Sumber :

Prinsip resolusi didasarkan pada penjelasan di atas, yakni dua klausa yang masing-masing literal yang berpasangan, misal A dengan ¬A, maka literal yang berpasangan tersebut

Pengumpulan data menggunakan skala Optimisme Masa Depan yang terdiri dari 20 aitem (α =0, 862). Hipotesis penelitian ini ditolak, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kesiapan Pemerintah Kecamatan Ilir Barat I Palembang dalam Implementasi Laporan Keuangan Berbasis Akrual Berdasarkan PP No.. 56 4.2 Kendala yang

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat budaya organisasi pada salah satu perusahaan Network marketing yaitu Amway dengan sistem Network 21

Pada penilaian yang dilakukan oleh keduanya menunjukan hasil simulasi ANFIS dengan metode hybrid, baik pada proses pembelajaran ( training ) dan proses validasi ( testing)

- Pengecatan Marka Jalan 3030.00 M' Taksir - Pengecatan Marka Parkir 800.50 M' Taksir 2.00 Unit Taksir - Pengecoran Rambu parkir 0.13 m³ SNI 7394-2002.6.1.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)..