• Tidak ada hasil yang ditemukan

MESIN LISTRIK II EL1234 PROGRAM STUDI TE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MESIN LISTRIK II EL1234 PROGRAM STUDI TE"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MESIN LISTRIK II

EL1234

(2)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

SILABUS

Prinsip kerja mesin AC melalui interaksi medan magnet , arus dan gaya mekanik

Tegangan induksi pada loop yang berputar, torsi terinduksi pada konduktor berarus, medan putar pada belitan tiga fasa, Magnetomotive force dan distribusi fluks pada mesin AC, tegangan induksi pada mesin AC, Isolasi pada kumparan mesin AC, Aliran daya dan rugi pada mesin AC

Prinsip generator sinkron

(3)

SILABUS

Prinsip motor sinkron

Prinsip dasar pengoperasian motor sinkron, rangkaian ekivalen, Metode

starting motor sinkron, Kurva kraketristik torsi-kecepatan motor sinkron, Efek perubahan beban, arus eksitasi dan kontrol faktor daya pada mesin sinkron.

Prinsip motor induksi 3 fasa (asinkron)

Konstruksi motor induksi, prinsip dasar motor induksi tiga fasa, rangkaian ekivalen dan metode penentuan parameter mesin induksi tiga fasa, Aliran daya, torsi dan rugi pada motor induksi, karakteristik torsi-kecepatan motor induksi tiga fasa, Starting

(4)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

SILABUS

Jenis mesin listrik bertujuan khusus

Teori Double-Revolving –Field pada motor induksi satu fasa, rangkaian ekivalen dan karakteristik motor induksi satu fasa, metode starting dan kontrol kecepatan pada motor induksi satu fasa, Reluctance motors,Hysterisis Motors, Stepper Motors dan

(5)

ASSESSMENT

TUGAS

35%

KUIS

15%

ETS

25%

EAS

25%

(6)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

PRINSIP KERJA MESIN AC MELALUI

INTERAKSI MEDAN MAGNET, ARUS

(7)

LOOP SEDERHANA DALAM SEBUAH

MEDAN MAGNET SERAGAM

Sebuah loop kawat sederhana yang berada pada sebuah medan magnet seragam adalah mesin paling sederhana yang dapat

menghasilkan gelombang tegangan AC.

Namun tidak merepresentasikan kondisi mesin yang riil karena pada kondisi riil medan magnet berubah-ubah baik dari sisi

(8)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

(9)

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

Untuk menentukan total tegangan etot

akan ditentukan tegangan tiap segmen secara terpisah dan akan dijumlahkan

semua tegangan.

(10)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

Vector Product

Tegangan Terinduksi :

e = tegangan terinduksi v = kecepatan kawat

B = kerapatan fluks

(11)

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

Segmen ab

 Kecepatan kawat bersinggungan dengan arah rotasi, sementara B ke arah kanan .

 Kuantitas v x B memiliki arah yang sama (sejajar) dengan segmen ab.

(12)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

Segmen bc

 Pada setengah bagian pertama dari segmen, v x B mengarah ke halaman, sementara setengah bagian yang lain mengarah keluar dari halaman.

v x B tegak lurus dengan l (pada kedua bagian segmen).

(13)

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

Segmen cd

 Kecepatan kawat bersinggungan dengan arah rotasi, sementara B ke arah kanan .

 Kuantitas v x B memiliki arah yang sama (sejajar) dengan segmen ab.

(14)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

Segmen da

 Sama seperti segmen bc

v x B tegak lurus dengan l (pada kedua bagian segmen). Dengan demikian tegangan induksi pada segmen ini juga bernilai 0.

(15)

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

(16)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

(17)

i = arus pada tiap segmen B = kerapatan fluks

l = panjang segmen, arah l

didefinisikan dari arah aliran arus

θ = sudut antara vektor r

dan vektor F

TORSI TERINDUKSI PADA LOOP BERARUS

Arah dari torsi searah jarum jam jika torsi cenderung menyebabkan

putaran yang searah jarum jam, begitupula

(18)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

Segmen ab

 Pada segmen ini arus mengarah ke halaman , sementara B

mengarah ke kanan.

TORSI TERINDUKSI PADA LOOP BERARUS

(19)

Segmen bc

 Pada segmen ini arus sebidang dengan halaman, sementara B

mengarah ke kanan.

TORSI TERINDUKSI PADA LOOP BERARUS

(20)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

Segmen cd

TORSI TERINDUKSI PADA LOOP BERARUS

Torsi yang dihasilkan :

 Pada segmen ini arus mengarah keluar halaman , sementara B

(21)

Segmen da

TORSI TERINDUKSI PADA LOOP BERARUS

Torsi yang dihasilkan :

 Pada segmen ini arus sebidang dengan halaman , sementara B

(22)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

TEGANGAN TERINDUKSI PADA LOOP SEDERHANA

Hasil plot Tind versus θ

(23)

MEDAN PUTAR STATOR

(24)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

(25)
(26)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

MEDAN PUTAR STATOR

Fasa 2

Fasa 1

Sumber Tegangan akan terbagi menjadi 8 tahap, pada

(27)

MEDAN PUTAR STATOR

Tegangan pada fasa ke-2 bernilai 0 sehingga tidak ada

arus yang mengalir di kumparan fasa ke -2 dan tidak timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-1 bernilai maksimum

(begitupula arus) dan berada pada siklus positif sehingga timbul medan magnet sesuai

(28)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

MEDAN PUTAR STATOR

Baik tegangan pada fasa ke-1 maupun tegangan fasa ke-2

berada di siklus positif sehingga keduanya memiliki

(29)

MEDAN PUTAR STATOR

Tegangan pada fasa ke-1 bernilai 0 sehingga tidak ada

arus yang mengalir di kumparan fasa ke -1 dan tidak timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-2 bernilai maksimum

(begitupula arus) dan berada pada siklus positif sehingga timbul medan magnet sesuai

(30)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

MEDAN PUTAR STATOR

Tegangan pada fasa ke-1 berada pada siklus negatif sehingga terjadi perubahan

letak kutub sementara tegangan fasa ke-2 masih

(31)

MEDAN PUTAR STATOR

Tegangan pada fasa ke-2 bernilai 0 sehingga tidak ada

arus yang mengalir di kumparan fasa ke -2 dan tidak timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-1 berada pada siklus negatif

(32)

Baik tegangan pada fasa ke-1 maupun tegangan fasa ke-2

berada di siklus negatif sehingga keduanya memiliki

medan magnet dengan arah sesuai pada gambar.

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

(33)

MEDAN PUTAR STATOR

Tegangan pada fasa ke-1 bernilai 0 sehingga tidak ada

arus yang mengalir di kumparan fasa ke -1 dan tidak timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-2 berada pada siklus negatif

(34)

MESIN LISTRIK II PRODI TEKNIK ELEKTRO - ITK

MEDAN PUTAR STATOR

Tegangan pada fasa ke-1 berada di siklus positif

Referensi

Dokumen terkait

Arus ini akan menimbulkan ggm ( gaya gerak magnet) pada belitan stator. Gaya gerak magnet tersebut menghasilkan fluks yang berputar sehingga tercipta medan putar pada belitan

Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada belitan stator akan mengalir arus tiga fasa, arus ini menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan

Motor induksi satu fasa bila dihubungkan dengan sumber tegangan  bolak  balik  tidak  akan  menghasilkan  medan  putar  pada 

Prinsip kerja motor induksi yaitu apabila pada kumparan stator dipotong energi listrik tiga fasa maka akan timbul medan putar dengan kecepatan. Ns

Perputaran motor pada mesin arus bolak – balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini

Untuk memperoleh torsi dan kecepatan yang diharapkan pada motor induksi rotor belitan dapat dilakukan dengan cara, salah satunya adalah dengan metode tegangan

Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga fasa, arus ini menghasilkan medan magnetik yang berputar dengan kecepatan

 UNTUK MOTOR INDUKSI 3 FASA BEDA FASA TEGANGAN MENGHASILKAN MEDAN PUTAR YANG BERBEDA FASA DAN GAYA YANG ARAHNYA BERBEDA, GAYA TOTAL ADALAH PENJUMLAHAN SECARA VEKTOR,