PERSIAPAN, PROSEDUR DAN ALAT-ALAT BEDAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah KMB II
Disusun oleh :
Vinda Astri Permatasari P07120112080
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
FIBRO ADENOMA MAMMAE (FAM)
A. PENGERTIAN FIBRO ADENOMA MAMMAE (FAM)
Fibro adenoma mammae adalah tumor jinak dari kelenjar dan jaringan ikat pada payudara. FAM yang tumbuh dipayudara akan teraba sebagai benjolan bulat yang memiliki batas tegas. Fibro adenoma mammae (FAM) mudah digerakan (mobile), konsistensi padat dan kenyal, kadang-kadang terasa nyeri bila ditekan.
B. PENATALAKSANAAN PEMBEDAHAN FAM
Sebelum pembedahan atau operasi dimulai, Instrumentator yang handal telah menyiapkan segala kebutuhan operasi. Seperti, menata instrumen dengan benar dan menyediakan kebutuhan operasi, sebagai berikut:
1. Persiapan Instrumen Bedah
a. Clamp lurus kecil 2 buah b. Clamp bengkok kecil 2 buah c. Clamp bengkok sedang 2 buah
d. Allys 1 buah
e. Needle holder 2 buah f. Towel clips 4 buah g. Tangkai pisau No. 20 atau 22 1 buah h. Gunting jaringan 1 buah i. Gunting benang 1 buah j. Hak atau Eyelide 2 buah k. Nierbeken 1 buah l. Kom betadine 1 buah
m. Desinfektan forcep 1 buah
2. Cara Kerja atau Teknik Pembedahan FAM a. Anestesi atau pembiusan
b. Atur posisi pasien telentang dengan punggung diganjal sama botol cairan infus agar payudara atau lokasi FAM membumbung ke depan.
c. Tandai lokasi sayatan dengan spidol atau pulpen d. Team work cuci tangan
e. Pasang jas operasi dan sarung tangan sesuai protap f. Lokasi FAM di disinfeksi secara melingkar dengan betadine g. Tutupi seluruh tubuh pasien dengan kain steril, pasang duk besar
dan duk kecil sehingga yang tampak lokasi yang akan disayat atau lokasi FAM
h. Bersihkan sisa betadine yang menempel di kulit dengan alkohol i. Sebelum penyayatan dimulai, uji efek anestesi dengan pinset
chirurgi, jika rasa nyeri telah hilang, penyayatan siap dilakukan. j. Gunakan pisau no 20-22
k. Kendalikan perdarahan dengan dram qaas dan jepit ujung pembuluh darah yang terputus dengan clamp bengkok, kemudian bisa digunakan elektrik cauter untuk koagulasi atau ikat ujung pembuluh darah dengan benang silk 2/0 atau plain 2/0. l. Kuak lokasi sayatan dengan Eyelide (mengangakan daerah
subkutis, sehingga terlihat FAM yang akan diangkat) m. Fiksasi FAM dengan Allys
n. Bebaskan FAM dari jaringan sekitar dengan gunting atau dengan elektrik cauter, sewaktu pembebasan dengan gunting, Allys berfungsi untuk mengangkat FAM yang telah terfiksasi.
o. Setelah FAM dibebaskan dan terangkat dari sarangnya, jika ada perdarahan hentikan dengan kiat pada poin ke 11 diatas
p. Jahit jaringan bekas FAM dengan benang cromich 2/0 q. Jika diperlukan, pasang drain untuk mengontrol perdarahan r. Jahit sub kutis dengan plain 2/0
s. Jahit kutis atau kulit dengan teknik subkutikuler menggunakan benang plain 4/0 atau vicril 4/0 atau dengan premilene 4/0 cutting non atraumatik.
t. Setelah luka terjahit dengan rapi sampai ke kulit, maka bekas luka ditutup dengan qaas tambah betadine dan di fiksasi dengan plester.
SECTIO CAESAREA
A. PENGERTIAN SECTIO CAESAREA
Suatu tindakan instrumentasi untuk membantu persalinan (persalinan buatan) dengan cara janin dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dinding rahim dimana berat janin diatas 500 gram
B. INDIKASI
a. Klien dengan kehamilan post date b. Klien dengan panggul sempit c. Klien dengan pre eklamsia
d. Klien dengan plasenta previa totalis e. Klien dengan kehamilan primitua f. Klien dengan arrest dilatation
C. PERSIAPAN OPERASI 1. Persiapan alat
a. Alat tidak steril terdiri dari :
1) Alas meja dan meja operasi 2) Mesin suction
3) Mesin diathermi 4) Lampu operasi 5) Standar infus 6) Tempat sampah
b. Set alat steril
1) Washing dan Dressing Forcep (desinfeksi klem) 1 buah 2) Towel Clems (Doek klems) 5 buah 3) Dissecting Forcep (pinset anatomis) 3 buah 4) Tissue Forcep (pinset anatomis) 3 buah 5) Scalp Blade dan Handle (hand fat mess) 1 buah
6) Delicate Hemostatic Forceps pean (mosquito klem pean bengkok
kecil) 6 buah
7) Delicate Hemostatic Forceps pean (mosquito klem pean bengkok tanggung)
8) Retractor Us Army (Langeenbeck) 2 buah 9) Delicate Hemostatic Forceps Kocher (klem kokher) 2 buah 10) Metzenboum Scissor (gunting metzenboum) 1 buah 11) Surgical Scissor (gunting jaringan kasar bengkok) 1 buah 12) Surgical Scissor (gunting benang lurus) 1 buah 13) Needle Holder (nald foeder) 2 buah 14) Surgical Needle : round body, taper, cutting
15) Polypus and Ovum Forceps (Ring Klem) 6 buah 16) Mikulicz (Peritonium Klem) 4 buah 17) Abdominal retractors Fritsch (Haak berdaun dalam) 2 buah 18) Retractors kokher (Haak tajam gigi 4) 2 buah 19) Canule Suction (ujung suction) 1 buah
c. Persiapan linen steril
1) Meja operasi
2) Duk Besar 8
3) Duk Kecil 6
4) Sarung meja mayo 1
5) Schort 6
6) Selang suction 1
7) Kabel Couter 1
8) Bengkok + kom 2 + 2 9) Perlak karet + handuk kecil 1 + 4
d. Bahan Habis Pakai
1) Paragon Mess 22 1 2) Handschoen 6,5/7/7,5/8 4/4/4/4 3) Cairan Normal Saline 0,9% 1 flash 4) Catgut plain 0/1/0-2/0-3 1/1/1/1
5) Catgut chromic 2/1/0 3/3/2 6) Vicryl 0/safil 1 1/1 7) Monosyn 3-0/vicryl rapid 3-0 1/1
2. Persiapan pasien
a. Puasa
b. Menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu c. Personal hygiene
d. Informed consent e. Persiapan psikologi
3. Prosedur
a. Tim bedah cuci tangan
b. Tim memakai jas operasi, sarung tangan c. Perawat mengatur posisi klien terlentang d. Berikan antiseptik untuk desinfeksi
e. Pasang draping untuk mempersempit area pembedahan f. Pasang slang suction, kabel diathermi
g. Perawat siap membacakan identitas, diagnosa tindakan yang akan dilakukan.
h. Berikan handlemess no: 3 dan mess:20 untuk insisi kulit sampai lemak.
i. Berikan arteri vanpean dan kabel diatermi untu merawat perdarahan. j. Berikan handlemess no: 3 dan mess:20 ke operator dan 2 cokker
untuk asisten untuk insisi vasia.
k. Berikan gunting metzenboum pada operator dan pinset cirurrgi, berikan richardson kepada asisten untuk memperluas insisi vasia. l. Berikan pinset anatomis ke operator untuk membuka otot secara
tumpul
m. Berikan pinset anatomis dan gunting metzenbourm untuk membuka peritoneum
n. Berikan 4 peritoneum klem untuk memegang atas,bawah, kanan, kiri peritoneum.
o. Berikan deaver retractor untuk membuka rongga perut. p. Berikan kassa besar untuk melindungi usus
q. Berikan metzenboum dan pinset anatomis pada operator untuk membuka segmen bawah rahim.
r. Berikan arteri klem vanpean untuk memegang blader flap
s. Berikan handlemess no:3 dan mess No:20 untuk insisi segmen bawah rahim. (Bayi keluar)
t. Berikan suction untuk menyedot perdarahan
u. Berikan 2 arteri klem vanpean dan gunting untuk memotong tali pusat.
v. Berkan 4 ring klem untuk memegang insisi segmen bawah rahim w. Berikan bengkok untk tempat plasenta
x. Berikan kassa besar untuk membersihkan uterus dari sisa-sisa plasenta
y. Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 untuk menjahit sudut kanan dan kiri insisi uterus.
z. Berikan arteri klem vanpean untuk memegang benang
aa. Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 untuk menjahit endometrium dan myometri.
bb. Berikan hacting set dengan benang plain no:00 untuk menjahit perimetrium.
cc. (Evaluasi perdarahan), jika masih terjadi perdarahan perawat menyiapkan jahitan.
dd. Menghitung dan mengeluarkan kassa besar.
ee. Berikan cairan NaCl 0,9 % (bila perlu) untuk mencuci intra abdoment. ff. Berikan hacting set dengan benang plain no:1 untuk menjahit
peritoneum
gg. Berikan hacting set dengan benang plain no:00 untuk menjahit otot hh. Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 atau vicril no:0 untuk
menjahit vasia
ii. Berikan hacting set dengan benang plain no:000 atau no:00 untuk menjahit lemak
jj. Berikan hacting set dengan benang zeide no:000 atau no:00 atau prolin no:000 untuk menjahit kulit
kk. Berikan kasa basah kepada asisten untuk membersihkan darah dan sisa antiseptic
ll. Berikan kasa steril dan desinfektan untuk menutup luka operasi. mm. Operasi selesai
ORIF (OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION)
A. PENGERTIAN ORIF (OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION) B. TUJUAN TINDAKAN OPERASI
Tujuan dari operasi ORIF untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan tidak mengalami pergeseran. Internal fiksasi ini berupa Intra Medullary Nail biasanya digunakan untuk fraktur tulang panjang dengan tipe fraktur tranvers
C. PERSIAPAN PERIOPERATIVE
1.
Keadaan pre operasi :a. Klien menjalani program puasa 6 jam sebelum operasi dimulai. b. Jenis Anestesi : General anestesi : Face mask
c. Premedikasi yang diberikan : Muscle relaxan : Atracurium
d. Induksi Anestesi : Untuk induksi digunakan Propofol 80 mg I.V secara pelan
e. Anestesi inhalasi : O2, Halothane f. Rumatan : RL digrojog
g. Posisi anastesi : Terlentang
2.
Persiapan dan prosedur di Ruang OK a. Persiapan alat dan Ruangan1) Alat tidak steril : Lampu operasi, Cuter unit, Meja operasi, Suction, Hepafik, Gunting
2) Alat Steril : Duk besar (3), Baju operasi (4), Selang suction steril, Selang cuter Steril,side 2/0, plain 2/0, berbagai macam ukuran jarum b. Set ORIF : 1) Koker panjang 2 2) Klem bengkok 6 3) Bengkok panjang 1 4) Pinset cirugis 2 5) Gunting jaringan 1 6) Kom 2
7) Bisturi 1 8) Hand mest 9) Platina 1 set 10) Kassa steril 11) Gunting benang 2 12) Penjepit kasa 1 13) Bor 1 14) Hak Pacul 1 15) Hak Sedang 1 16) Hak Duk 3 D. PROSEDUR OPERASI
1. Pasien sudah teranastesi GA
2. Tim bedah melakukan cuci tangan (Scrub) 3. Tim bedah telah memakai baju operasi (Gloving)
4. Lakukan disinfeksi pada area yang akan dilakukan sayatan dengan arah dari dalam keluar, alkohol 2x, betadine 2x
5. Pasang duk pada area yang telah di disinfeksi (Drapping) 6. Hidupkan cuter unit
7. Lakukan sayatan dengan hand mest dengan arah paramedian
8. Robek subkutis dengan menggunakan cuter hingga terlihat tulang yang fraktur
9. Lakukan pengeboran pada tulang 10. Pasang platina
11. Lakukan pembersihan bagian yang kotor dengan cairan NaCl 12. Jahit subkutis dengan plain 2/0
13. Jahit bagian kulit dengan side 2/0
APPENDIKTOMI
A. PENGERTIAN APPENDIKTOMI
Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat appendiks dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
B. PERSIAPAN OPERASI APPENDIKTOMI 1. Persiapan Perawat
a. Operator, perawat instrument, dan asisten operator melakukan cuci tangan dengan air mengalir, hibiscrub, dan disikat selama 3-5 menit.
b. Menggunakan gown steril yang sudah disiapkan oleh circulating nurse.
c. Memakai gloving (sarung tangan) dbantu perawat instrument. d. Circulating nurse membuka pembungkus instrument dengan tidak
menyentuh bagian yang steril dan diterima oleh scrub nurse e. Memasang slop meja mayo, serta perlak dan dialasi dengan duk
steril.
f. Memasang mes, dan kanul suction
g. Menyiapkan beatidine 10% dan alkohol 70% di dalam kom dibantu circulating nurse.
h. Setelah itu mendesinfeksi dan drapping (memasang duk steril) i. Mendekatkan meja instrument atau mayo
j. Menyambung dan memfiksasi selang suction, elektrik couter. k. Instrument operasi dan scrub nurse telah siap.
2. Persiapan Bahan Alat Habis Pakai a. AMHP dan AMBHP Bedah
1) Alkohol 70% 2) Mess no. 20 3) Hipavix 4) Silk no. 3/0 5) Plain no. 0 6) Betadine 10% 7) Sarung tangan 8) Kassa depers
9) Dermalon no. 3/0 10) Botol kecil 11) NaCL 12) Sufratulle 13) SILK no. 2/0 14) Chromic no. 0 15) Formalin b. AMPH anestesi 1) Tranfusi set 2) Abocath no. 18 3) EKG Elektroda 4) N2O 5) Spinal needle 6) Sevorane 7) O2 8) Cairan RL 9) Cairan infus 10) Lidodex 11) Tri way 12) Spuit 3cc, 5cc, 10cc 13) ET no. 7 14) N2O 15) Lidocain
16) Obat pre medikasi, indikasi dan lain-lain sesuai kebutuhan 3. Persiapan Instrumen
a. Alat
1) Duk klem 5 buah 2) Pinset cirurgis 2 buah 3) Pinset anatomis 2 buah 4) Gunting jaringan 1 buah 5) Gunting benang 1 buah
6) Pean 10 buah
7) Kocher 4 buah 8) Steel deep 2 buah
9) Ovarium klem 1 buah 10) Needledoft 2 buah 11) Langen beck 2 buah 12) Needle holder 3 buah 13) Klem ellis 1 buah
14) Kom 2 buah
15) Bengkok 1 buah 16) Scapel mess no.4 1 buah b. Linen operasi
1) Baju operasi 3 buah 2) Duk steril 5 buah 3) Duk besar lubang 1 buah 4) Slup meja 1 buah 5) Perlak 1 buah c. Ruang operasi
1) Lampu penerangan ruangan 2) Lampu operasi
3) Meja operasi 4) Suction
5) Elektro cauter dan negative plat 6) Mesin anestesi
7) Tempat sampah infeksius 8) Tempat sampah medic tajam
9) Tempat instrument kotor (habis pakai)
10) Bak beisi desinfektan (saflon) untuk merendam instrument setelah operasi
11) Ember tertutup tempat linen kotor 4. Persiapan pasien
Pasien ditidurkan dalam posisi supinasi yang selanjutnya dilakuakan anestesi (GA atau RA) dan dilakukan pemasangan monitor (EKG), pada kaki kanan atau kiri pasien dipasang negatif plat, pakaian dan selimut pasien diambil untuk dilakuakn tidakan septik aseptik.
a. Dilakukan desinfeksi di daerah yang akan dilakuakan incisi
b. Densinfeksi yang prtama menggunakan kassa alkohol 70% dengan cara mengolesakan dari titik dalam ke luar atau secara seculer dan dilakukan berulang-ulang.
c. Kemudian desinfeksi menggunakan betadin 10% denagn cara seperti pada no. b
d. Dilakukan drapping pada daerah pubis sampai menutupi daerah menutupi ekstermitas bawah
e. Drapping kedua dari abdomen atas sampai menutupi bagian ekstermitas atas
f. Drapping ketiga pada daerah abdomen bagian samping kanan, dan bagian sudut dipasang duk klem.
g. Drapping keempat padadaerah abdomen bagian samping kiri dan bagian sudutnya dipasang duk klem.
h. Drapping terakhir yaitu menggunakan duk lubang besar yang menutupi seluruh tubuh pasien kecuali bagian yang mau dioperasi i. Sebelum dilakuakan operasi operator memimpin doa
j. Operasi dimulai dengan incisi melalui titik Mc. Burney searah garis layer 4-5 cm
k. Mengatasi perdarahan dengan cara diklem menggunakan pean dan dicauter.
l. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai fasia
m. Setelah sampai fasia incisi diperdalam sampa otot dan peritonium n. Sampai peritonium lalu dibuka dengan menggunakan gunting
jaringan, dan ambil steel depper cari apendik
o. Bila posisi apendik di retro cecal, terlebih dahulu dibebaskan menggunakan klem dan digunting selanjutnya dijahit ikat dengan silk 2/0
p. Setelah apendik terbebas dilakukan tindakan apendiktomi
q. Dilakukan control perdarahan dengan steel depper. Steel depper yang dipakai di dalam abdomen yang berhubungan dengan usus dipakai kassa yang dibasahi NaCL.
r. Sebelumnya ke empat sisi peritonium dipegang dengan koher, dilanjutkan control perdarahan setelah dinyatakan perdarahan
tidak ada peritonium dijahit dengan chromic O, dilanjutkan otot dan fasia
s. Sebelum menjahit sub kutis dilakuakan desinfeksi dengan kassa betadin
t. Menjahit sub kutis menggunakan plain no. 0
u. Jahitan kulit terakhir menggunakan benang Dermalon/silk no. 3/0 v. Luka insisi dan sekitarnya dibersihakan dengan kasssa NaCL dan
luka diberi betadin lalu dikeringkan dengan kassa
w. Luka incisi diberi sufratulle, ditutup dengan kassa kering lalu diplester dengan menggunakan hipavix, operasi selesai, pasien dirapikan kembali.
HEMOROIDEKTOMI
A. PENGERTIAN HEMOROIDEKTOMI
Suatu tindakan pembedahan dengan cara pengangkatan pleksus hemorroidalis dan mukosa atau tanpa mukosa yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebih.
B. TEKNIK OPERASI HEMOROIDEKTOMI
Pada prinsipnya ada 2 penatalaksanaan hemorroid yaitu : 1. Operasi
Ada 2 prinsip dalam melakukan operasi hemoroid : a. Pengangkatan pleksus dan mukosa
b. Pengangkatan pleksus tanpa mukosa
Teknik pengangkatan dapat dilakukan menurut 3 metode: a. Metode Langen-beck (eksisi atau jahitan primer radier)
Dimana semua sayatan ditempat keluar varises harus sejajar dengan sumbu memanjang dari rektum.
b. Metode White head (eksisi atau jahitan primer longitudinal) Sayatan dilakukan sirkuler, sedikit jauh dari varises yang menonjol
c. Metode Morgan-Milligan (Open)
Semua primary piles diangkat dan luka dibiarkan terbuka kemudian dilakukan rendam duduk dengan Kalium Permanganat atau Salep
d. Metode Ferguson (Close)
Semua primary piles diangkat dan luka operasi dijahit lengkap (tertutup)
e. Metode Semi-Open modifikasi Nurhayat-Basrul
Dilakukan insisi V-terbalik di anocutan, dilakukan mucosal flap sampai pedikel hemorrhoid, lalu clamp – jahit ikat dan ujung dari insisi V-shape inverted di jahitkan pada pedikel di mukosa rektum, sisi kanan dan kiri dibiarkan terbuka untuk drainage.
2. Non Operasi
Dilakukan pada hemorroid derajat I dan II:
a. Diet tinggi serat untuk melancarkan buang air besar b. Mempergunakan obat-obat flebo-dinamik dan sklerotika c. Rubber band ligation yaitu mengikat hemorroid dengan karet
elastis ± 1 minggu.
C. TEKNIK OPERASI HEMOROIDEKTOMI Teknik operasi (Morgan Milligan)
1. Posisi pasien litotomi atau knee-chest (menungging)
2. Anestesia dapat dilakukan dengan general, regional, atau lokal anestesia
3. Dilakukan proktoskopi untuk identifikasi hemorrhoid
4. Dibuat insisi triangular mulai dari kulit anal ke arah proksimal hingga pedikel hemorrhoid
5. Jaringan hemorrhoid di eksisi dengan gunting atau pisau, pedikel hemorrhoid diligasi dengan chromic catgut 3-0
6. Defek kulit dan mukosa dapat dirawat secara terbuka atau dijahit sebagian
7. Tindakan diulang pada bagian yang lain
8. Lubang anus dibiarkan terbuka atau ditampon dengan spongostan. Ada 3 pilihan operasi untuk ambeien atau wasir yang telah sering dan banyak di lakukan di indonesia dan di dunia tentunya . Tentu ada keuntungan dan kerugiannya :
1. Mengangkat pile , ambeien atau wasir dengan membuang langsung jaringan nya ( haemorrhoidectomy )
Ini merupakan cara operasi sederhana dan sering di lakukan untuk kasus ambeien . Cara ini sudah lama di lakukan di indonesia oleh para ahli bedah . Benjolan yang keluar di tarik keluar dan di klem dan di jahit dengan tehnik penjahitan tertentu, keunggulan tehnik ini tentulah , lebih murah dalam hal biaya dengan waktu pengerjaan yang tidak terlalu lama dan kekambuhan lebih rendah . Sebaliknya kerugian tindakan ini adalah : nyeri yang hebat dan lama akibat kulit dan otot bisa ikut terpotong , perdarahan lebih banyak , dan bisa terjadi penyempitan rongga anus.
2. Dengan stapler haemorrhoid
Merupakan cara yang lebih maju dengan bantuan alat yang dilakukan dengan menjahit benjolan di bagian dalam anus secara jelujur dan
memasang alat stepler ditarik dan di jepit dalam hitungan menit maka jaringan langsung terpotong dan terjahit . waktu yang cukup lama hanya saat menjahit jelujur saja dan berdasarkan orang yang sering melakukan maka stepler itu sendiri hanya butuh waktu 20-30 menit untuk tenaga yang eksperient. Keuntunyannya painless , waktu pekerjaan yang singkat , perdarahan sangat minimal kecuali terjadi jahitan yang lepas atau tidak sempurna.Jarang mengenai otot dan kulit disekitar anus. Kerugiannya adalah Biaya alat lebih mahal berkisar 3 - 5 juta tergantung pilihan alat yang digunakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing merek.
3. HAL dan RAR teknik
HAL adalah Hemorrhoid Artery Ligation atau melakukan pengikatan arteri hemorrhoid dan RAR merupakan Recto Anal Repair yaitu dengan memperbaiki daerah anus dan rektum alias muara usus besar. Ini sebenarnya merupakan teknik yang sudah cukup lama di temukan di dunia , hanya mulai di sosialisasikan dilingkungan bedah dan bedah digestif indonesia pada dua tahun ini. Jadi pada alat ini selain probe dan alat yang berongga terdapat juga cahaya dari alat dan doppler usg untuk menentukan dengan pasti lokasi pembuluh darah yang akan di ikat. Keuntungan tehnik ini tentu ketepatan pembuluh yang akan dikat lebih akurat , perdarah lebih minimal dan sangat tidak nyeri.
Kerugiannya tentu biaya yang sangat mahal dan alat yang sangat terbatas , denagn angka kekambuhan yang cukup besar karena kita tidak melakukan pemotongan jaringan ,dan waktu operasi yang lebih lama.
Perlu jadi catatan bahwa dari ketiga teknik operasi pada ambeien di atas pembiusannya sama yaitu bius spinal atau bius separuh badan. D. PERSIAPAN ALAT 1. Chromic atraumatik 0 2 2. Cromatik 1 1 3. Saturasi O2 4. Cairan RL 5. Tensi 6. Perlak 7. Duk Besar 3 8. Duk kecil 2 9. Calamicityne 10. Kasa 10 11. Plester
12. Jarum (besar, sedang, kecil)
14. Handschoen 15. Scapel 2 16. Pinset anatomis 2 17. Pinset sirurgis 2 18. Klem arteri 10 19. Cocker 4 20. Duk klem 6 21. Needle Holder 2 22. Bengkok 2 23. Kom 2 24. Gunting 2 25. Bisturi 1
E. PELAKSANAAN ASISTEN ATAU INSTRUMEN
No Tindakan Alat yang disiapkan
1 Atur posisi pasien Litothomy
2 Mempersempit area operasi Duk klem, duk besar, duk sedang
3 Antiseptic area operasi Kasa, betadin, alkohol, klem arteri
4 Klem posisi jam 12, 3, 6, 9 Siap klem
5 Sayat benjolan siap bisturi, dan kasa 6 Adanya perdarahan Siap klem, kasa 7 Klem posisi jam 12-3 dan pemotongan
kulit dan mukosa
Benang dan Nail holder
8 Posisi sama dengan arah jarum jam a. 3 – 6
b. 6 – 9
c. 9 – 12
Gunting, kasa
9 Mengulangi jahitan memutar sesuai arah jam
Siapkan benang atraumatik no. 1
10 Cek perdarahan kasa
12 Operasi selesai, klien dibersihkan -
HERNIOTOMI
A. PENGERTIAN HERNIOTOMIHerniotomi adalah operasi pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong hernia dibuka dan isi hernia dibebaskkan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setingggi mungkin lalu dipotong.
B. PROSES TINDAKAN HERNIOTOMI
Membuat sayatan miring dua jari diatas sias, kemudian Kanalis inguinalis dibuka, memisahkan funikulus, dan kantong hernia dilepaskan dari dalam tali sperma, dilakukan duplikasi (pembuatan kantong hernia),kemudian isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
C. PERSIAPAN ALAT 1. Alat tidak steril
a. Meja operasi b. Mesin cauter c. Lampu
d. Tempat sampah medis
e. Tempat sampah baju, duk operasi f. Mesin anestesi
g. Tiang infuse
2. Bahan Medis Habis Pakai a. Kassa steril 100 b. Betadin 1 c. Alkohol 1 d. Polisorb no. 1 1 e. Plain no. 2/0 1 f. Surgipro no 2/0 1 g. Handscoen 4 h. Set infus 1
3. Set yang dipakai (instrument yang digunakan) a. Instrumen steril (set dasar )
1) Mess 24 1 2) Scapel mess 4 1 3) Pinset anatomis 2 4) Pinset cirurgis 2 5) Gunting jaringan 2 6) Needle Holder 3 7) Gunting benang 1
9) Hemostatic Forcep Kocher 6 10) Hemostatic Forcep Rochester-Pean 9 11) Sponge Holding Forcep 2 12) Pengait Langenbeck 2 D. PELAKSANAAN ASISTEN ATAU INSTRUMEN
1. Disinfeksi daerah operasi
2. Alkohol, klem panjang, betadin, kom 2 buah
3. Penutupan area operasi (draping) Duk besar(2), duk lubang(1), duk sedang (2), duk klem 4
4. Insisi lokasi operasi
5. Skapel dan bisturi, pinset anatomis, kasa kering 6. Mengkater pembuluh darah Cutter, klem arteri 7. Mengedep perdarahan Kasa kering, klem arteri 8. Memisahkan jaringan Ohak dan hak kecil 9. Pengangkatan fasia
10. Koker dan klem
11. Pengangkatan kantong hernia Pinset sirurgis, pinset anatomi, klem, gunting
12. Mengikat kantong hernia dengan kasa gulung Kasa gulung 13. Penjahitan bassini
14. Side 2/0, neckholder, jarum dalam kecil, gunting
15. Heating peritoneum Cooker, neckholder, jarum, plan (2/0), gunting, klem arteri, kasa
16. Heating otot Cooker, neckholder, jarum, plan (2/0), gunting, klem arteri, kasa
17. Heating fasia Cooker, neckholder,jarum, polysorb, gunting, klem arteri. kasa
18. Heating subcutis Cooker, neckholder, jarum, plan (2/0), gunting, klem, kasa
19. Heting kulit Cooker, neckholder, jarum, cide (2/0). Gunting, klem, kasa 20. Disinfeksi araea jahitan Betadine, kasa, kom
21. Penutupan area operasi Kasa kering 2, kasa+betadine 2, hepafix 22. Merapihkan alat dan melepas duk
LAPARATOMI
A. PENGERTIAN LAPARATOMI
Laparotomi adalah insisi melalui dinding perut atau abdomen (Samsi, C. 1999).
Laparotomi merupakan penyayatan operasi melalui dinding abdominal midline atau flank untuk melakukan visualisasi organ di dalam abdominal (Boden 2005).
B. PERSIAPAN INSTRUMEN
a. 7 handle with 15 blade (deep knife) – digunakan untuk cut deep, delicate tissue.
b. 3 handle with 10 blade (inside knife) – digunakan untuk superficial tissue.
c. 4 handle with 20 blade (skin knife) – digunakan untuk memotong kulit d. Scissors atau gunting
e. Straight Mayo scissors – disebut juga suture scissors.
f. Curved Mayo scissors – digunakan untuk menggunting jaringan berat (fascia, otot, uterus, breast).
g. Metzenbaum scissors – digunakan untuk mendilatasi jaringan. h. Clamping and occluding
i. Instruments hemostat
Hemostat digunakan untuk menjepit pembuluh darah atau jahitan. Rahangnya bisa lurus atau melengkung. Nama lain: Crile, snap atau stat.
j. Klem Mosquito
Digunakan untuk menjepit pembuluh darah kecil. Rahangnya bisa lurus atau melengkung
k. Kelm Kelly
Digunakan untuk menjepit pembuluh yang lebih besar dan jaringan. Tersedia dalam ukuran pendek dan panjang. Nama lainnya: Rochester Pean.
l. Klem Burlisher
Burlisher digunakan untuk menjepit pembuluh darah yang dalam. Burlishers memiliki dua cincin jari tertutup. Burlishers dengan cincin jari terbuka disebut hemostat amandel. Nama lain: Schnidt amandel
forcep, Adson forcep. m. Right Angle
Digunakan untuk menjepit sulit dijangkau dan menempatkan jahitan di belakang atau di sekitarnya. Nama lain: Mixter
Digunakan untuk mengambil atau memegang jaringan. Tersedia dalam ukuran pendek dan panjang. "Judd-Allis" memegang jaringan usus, sedangkan "heavy Allis" memegang jaringan payudara.
o. Babcock
Digunakan untuk memegang jaringan halus (usus, tabung ovarium, tuba). Tersedia dalam ukuran pendek dan panjang.
p. Kocher
Digunakan untuk memegang jaringan berat. Juga dapat digunakan sebagai penjepit. Rahang bisa lurus atau melengkung. Nama lain: Ochsner
q. Sponge Forcep Backhaus towel clip
r. Pick ups, thumb forceps and tissue forceps
s. Retracting and Exposing InstrumentsDeaver Retractor (manual) Digunakan untuk menarik kembali sayatan dalam perut atau dada t. Richardson digunakan untuk menarik sayatan dalam perut atau dada u. Goulet Weitlaner retractor
v. Alat penjahitan 1) Absorbable
Plain Gut : Menyerap dalam 5-10 hari. kegunaan: jahitan subcue, knot amandel
Chromic : Menyerap dalam 14-21 hari; kegunaan: peritoneum, organ internal
2) Non-Absorbable C. TEKNIK LAPAROTOMI
1. Insisi Bila Insisi kulit dikerjakan melalui garis Langers (garis tranversal sejajar pada tubuh manusia) maka jaringan parut yang terbentuk adalah minimal
2. Jenis insisi
a. Insisi pada garis tengah abdomen (mid-line incision)
Paparan bidang pembedahan yang baik. Dapat diperluas ke cephalad (ke arah kranial). Penyembuhan dan kosmetik tidak sebaik insisi tranversal. Dipilih cara ini bila insisi tranversal diperkirakan tidak dapat memberikan paparan bidang
pembedahan yang memadai. Dipilih pada kasus gawat-darurat. 1) Pemotongan pada linea alba dengan scalpel pada insisi garis
tengah
2) Insisi diperdalam sehingga memotong lemak subkutis, anteror dan posterior sheath dari m.rectus serta peritoneum
3) Membuka peritoneum dengan scalpel secara hati- hati dan terlihat usus kecil yang menonjol dibalik insisi peritoneum 4) Insisi peritoneum diperluas ke cephalad dengan gunting Mayo
kearah umbilicus
b. Insisi pada garis tranversal abdomen bagian bawah (Pfannenstiel incision)
Sering digunakan pada pembedahan obstetri dan ginekologi. c. Insisi Gridiron (muscle-splitting incision)
1) Keuntungan
Jarang terjadi herniasi pasca bedah Kosmetik lebih baik
Kenyamanan pasca bedah bagi pasien lebih baik 2) Kerugian
Daerah pemaparan (lapangan operasi) lebih terbatas Teknik relatif lebih sulit
Perdarahan akibat pemisahan fascia dari lemak lebih banyak
d. Jenis Insisi Traversal
1) Insisi Pfannenstiel : Kekuatan pasca bedah baik, Paparan bidang bedah kurang baik. Insisi kulit tranversal semilunar 2 cm suprasimfisis.
2) Insisi Maylard : Paparan bidang bedah lebih baik dibanding pfannenstiel. Dibanding insisi midline, nyeri pasca bedah kurang, penyembuhan lebih kuat dan pelekatan minimal namun, ekstensi ke bagian kranial sangat terbatas sehingga akses pada organ abdomen bagian atas sangat kurang. 3) Insisi Cherney : Perbedaan dengan insisi maylard :
pemotongan m.rectus dilakukan pada origo di simfisis pubis; Penyembuhan bedah dengan kekuatan yang baik dan paparan bidang pembedahan terbatas.
SIRKUMSISI
A. PENGERTIAN SIRKUMSISI
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan preputium penis secara melingkar dengan tujuan tertentu.
B. ALAT DAN BAHAN SIRKUMSISI 1. Minor Set : a. Gunting mayo 1 b. Gunting kassa 1 c. Klem arteri 3 - 4 d. Pinset anatomis 1 e. Pinset sirurgis 1 f. Needle holder 1 2. Jarum jahit (kulit)
3. Benang catgut
Benang yang dipakai yang adsorbable atau diserap, bisa pakai plain catgut (7hari) atau chromic catgut (20 hari)
4. Kassa steril 5. Duk steril 6. Plester
7. Sarung tangan steril 8. Anestesi lokal
Menggunakan lidocain HCl 2%, tidak disarankan dengan campuran adrenalin.
9. Spuit
10. Povidon iodine 10% 11. Alkohol 70%
12. Kapas
13. Sufratulle atau salep antibiotik 14. Obat emergensi.
C. TAHAP-TAHAP SIRKUMSISI 1. Persiapan Pasien
1) Adakah kelainan hemostasis
Riwayat perdarahan lama setelah luka Riwayat perdarahan lama setelah cabut gigi Riwayat perdarahan saat menggosok gigi
Riwayat gampang lebam ketika kena benturan ringan Riwayat operasi sebelumnya
Riwayat perdarahan lama pada keluarga 2) Adakah alergi obat
Ada reaksi gatal- gatal, merah- merah, pusing, pingsan setelah makan makanan tertentu atau meminum obat tertentu
3) Adakah penyakit DM atau gula atau riwayat DM dalam keluarga
4) Adakah penyakit menular (hepatitis B, C, D, infeksi oportunistik)
5) Riwayat penyakit lain b. Pemeriksaan Fisik:
• Apakah anak demam, stress, ketakutan, ada penyakit jantung-paru
• Phimosis, paraphimosis, hipospadia, epispadia c. Informed consent
Harus sudah ditandatangani orang tua dan saksi sebelum kita melaksanakan tindakan. Operator menandatangani dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pasien.
2. Pendekatan pada anak
a. Alihkan perhatian anak dengan mengajak ngobrol atau berdoa. b. Jangan letakkan instrumen di tempat yang mudah terlihat. c. Usahakan jangan didampingi orangtua agar anak tidak cengeng. d. Usahakan anak tidak mendengar tangisan anak lain.
3. Cek ulang kesiapan alat dan bahan sebelum memulai tindakan 4. Lakukan Toilet Medan operasi
a. Ambil kassa dibasahi povidon iodine, lalu pegang dan tarik preputium penis dengan kasa tersebut menggunakan tangan kiri. b. Ambil kassa lagi yang dibasahi povidon iodine dengan tangan
kanan, usap melingkar kearah pangkal penis.
c. Dengan cara yang sama usap medan operasi dari pangkal penis melingkar dari dalam keluar hingga medan yang dikehendaki. d. Tutup medan operasi dengan duk steril.
5. Lakukan Anestesi.
a. Blok (anestesi blok pada N. Dorsalis Penis) 1) Identifikasi pangkal penis, simpisis os pubis.
2) Suntik jarum tegak lurus di pangkal penis sampai menembus fasia buch (sensasi menembus kertas), jika jarum ditarik sedikit batang penis akan ikut sedikit terangkat, dan bila obat disuntikkan tidak terjadi edema.
3) Aspirasi terlebih dahulu, masukkan obat anestesi 0,5-1 cc. 4) Jarum dicabut sedikit, miringkan 30 derajat ke kanan tusukkan
lagi, aspirasi, masukkan obat 0,5-1 cc.
5) Jarum dicabut sedikit miringkan 30 derajat ke kiri, aspirasi, masukkan obat 0,5-1 cc.
6) Masase pangkal penis.
7) Ujilah dengan menjepit preputium untuk mengetahui respon anak (tidak perlu ditanya sakit atau tidak tetapi lihatlah respon muka atau kaki anak.)
b. Infiltrasi
1) Tarik dan regangkan batang penis.
2) Identifikasi pembuluh darah superfisial agar tidak hematom atau obat anestesi masuk pembuluh darah.
3) Lakukan anestesi infiltrasi pada lapisan subkutan ventral penis.
4) Aspirasi, bila tidak ada darah masukkan obat o,5 cc sambil mencabut jarum perlahan-lahan.
6) Ujilah dengan menjepit preputium (tidak perlu ditanya sakit atau tidak tetapi lihatlah respon muka atau kaki anak.) *Teknik blok dan infiltrasi sering digunakan bersamaan, namun bila teknik sudah benar sebenarnya cukup menggunakan salah satu teknik saja.
6. Membebaskan perlengketan glands penis a. Teknik klem
Menarik preputium ke proksimal kemudian klem dibuka sambil didorong ke arah perlengketan.
b. Teknik kassa
Caranya sama, preputium ditarik dengan tangan kiri, tangan kanan memegang kasa untuk membebaskan perlengketan.
*Perlengketan dibebaskan hingga tampak corona glandis. 7. Membersihkan smegma
8. Memulai Pengguntingan dan Penjahitan
a. Pasang klem pada preputium di arah jam 6, 11, dan 1 dengan ujung klem. Tujuannya sebagai pemandu tindakan sirkumsisi. b. Lakukan pengguntingan kulit dorsum penis pada jam 12 sampai
dengan 0,3-0,5 cm dari corona glandis. c. Lakukan jahit kendali.
d. Lalu jahit frenulum pada jam 6 dengan jahitan angka 8 atau 0 dengan kuat (berikan jarak 0,5-1 cm dari pangkal frenulum), klem pada frenulum jangan dilepaskan karena sebagai pegangan atau pemandu langkah selanjutnya.
e. Gunting secara melingkar dimulai dari dorsal pada titik jahitan jam 12 (samping frenulum) melingkari penis, sisakan mukosa sekitar 0,5 cm dari corona glandis. Pemotongan harus simetris dan sama panjang antara kulit dan mukosa.
f. Kontrol perdarahan.
g. Rapikan bekas guntingan dengan jahitan terputus pada kulit dan mukosa (jumlah jahitan bervariasi tergantung besar penis, biasanya 2-3 jahitan)
i. Bersihkan penis dengan povidon iodine.
9. Beri salep antibiotik di sekitar luka atau dapat menggunakan tulle.
10. Balut dengan kassa steril dan plester. 11. Berikan obat oral (antibiotik dan analgesik) 12. Edukasi :
a. Menjaga higienitas dan aktivitas b. Minum obat
c. Follow up atau membuka kassa d. Nutrisi
NO ALAT NAMA ALAT FUNGSI Instrumen pemotong
1 Gunting mayo Gunting besar untuk
memotong struktur yang liat (fascia, otot, uterus, breast)
2 Gunting
metzenbaum
Berukuran kecil dan digunakan untuk memotong jaringan
3 Gunting benang
- Bengkok - Lurus
Untuk memotong benang operasi, merapikan luka
4 Gunting
pembalut / verban
Untuk menggunting plester dan pembalut.
5 Skalpel - Scalpel handles - Scalpel blade/ bisturi/ mess/ blade
Untuk menyayat berbagai organ/ jaringan atau bagian tubuh manusia.
Instrumen pemegang 1 Pinset anatomis/ thumb forceps/ anatomic dissecting forceps - Standard - Adson dissecting forceps
Untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak
2 Pinset sirurgis/
jaringan/ tissue forceps/ surgical forceps
Untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
3 Pinset splinter/ pinset serpihan
Untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (mencegah overlapping), mengangkat serpihan dan mengeluarkannya dari jaringan 4 Klem bergigi (Kocher)/ hemostatic forcep kocher
Untuk memegang kulit dengan kuat sehingga tidak menimbulkan kerusakan jaringan 5 Klem tidak bergigi (Pean)/ klem arteri - Dalam ukuran kecil : klem mosquito - Dalam ukuran lebih panjang : klem kelly/ rochester Untuk menghentikan perdarahan
6 Klem elis (allys) Untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor kecil
7 Babcock clamp Untuk menjepit jaringan
lunak seperti usus, tabung ovarium, tuba 8 Sponge Holding Forcep/ Klem Pemegang Kasa/ klem ovarium/ korentang foerster
Untuk memegang kasa yangdigunakan sebagai retraktor, kasa penyerap air dari rongga dalam tubuh, dan kasa persiapan daerah operasi
9 Towel clamp
(doek klem)
Untuk menjepit kain operasi juga untuk memegang tulang coste ketika dilakukan traksi eksternal pada dinding dada
10 Needle holder (nald foeder)/ Nald Heacting
Untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul benang
11 Mixter right
angle forceps
Untuk menjepit sulit dijangkau dan
menempatkan jahitan di belakang atau di
sekitarnya
12 Korentang Untuk mengambil
instrumen steril dan mengambil kasa, gaunoperasi, doek, dan laken steril
13 Mikulicz
(Peritonium Klem)
Untuk menjepit jaringan selaput perut
14 Polypus and Ovum/ placenta Forceps (Ring Klem)
Untuk menghilangkan fragmen plasenta, polip endometrium yang kecil, atau kadang-kadang myoma submukosa pedunkulata yang kecil dalam rahim
Instrumen Penarik (Retraktor)
1 Retractor Us
Army
Untuk menguakkan luka
2 Pengait
Langenbeck/ retractors kocher
Untuk menguakkan luka
3 Abdominal
retractors Fritsch
Untuk menyisihkan jaringan
yang menghalangi gerakan sehingga dapat
memberikan pemaparan yang lebih baik
4 Richardson retractor
Untuk menarik sayatan dalam perut atau dada
5 Goulet retractor Untuk menarik luka sayatan yang dangkal/ superficial
6 Weitlaner
retractor
Untuk memegang luka terbuka sehingga dokter bedah dapat melakukan perbaikan di bawahnya
7 Deaver
retractor
Untuk memegang tepi sayatan abdomen agar tetap terbuka
BENANG A. Jenis Benang
Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamentnya.
Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai. Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu.
Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai adanya indurasi.
Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari polyester yang merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon. Selain itu terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari polipropilen yang terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan karat.
Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang jenis ini biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan terbentuk fistel yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing dikeluarkan.
Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi dengan jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya tegangnya cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam sebelum digunakan.
Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi oleh bahan pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus sehingga tidak mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar dan dipakai untuk jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar.
Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari satu serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Cara menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.
Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada sternum setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi.
1. Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Warna : hitam dan putih Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)
2. Plain catgut
Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari Warna : putih dan kekuningan Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.
3. Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras dan diserap lebih lama 20-40 hari.
Warna : coklat dan kebiruan Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.
4. Ethilon
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain Warna : biru dan hitam
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata.
5. Ethibond
Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
Warna : hiaju dan putih Ukuran : 7,0-2
Penggunaan : kardiovaskular dan urologi 6. Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis
Warna : biru Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic, menjahit kulit
7. Vicryl
Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan Warna : ungu
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic 8. Supramid
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap Warna : hitam dan putih
Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis 9. Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum
Warna : putih Ukuran : 4,0-0
Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah 10. Steel wire
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Warna : putih metalik Kemasan atraumatuk Ukuran : 6,0-2
Kegunaan : menjahit tendo
B. Ukuran Benang
Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran terkecil standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.
Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena itu pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang dijahit dan dengan pertimbangan factor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan oleh jumlah jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang kecil (5,0 atau 6,0)
Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran
Fasia Semua 2,0-1
Otot Semua 3,0-0
Kulit Tak diserap 2,0-6,0
Lemak Terserap 2,0-3,0
Hepar Kromik catgut 2,0-0
Ginjal Semua catgut 4,0
Pancreas Sutera atau kapas 3,0
Usus halus Catgut, sutera, kapas 2,0-3,0
Usus besar Kromik catgut 4,0
Tendon Tak terserap 5,0-3, 0
Kapsul sendi Tak terserap 3,0-2,0 Peritoneum Kromik catgut 3,0-2,0 Bedah mikro Tak terserap 7,0-11,0