• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Skripsi Akhmad Jazuli Rev.3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Skripsi Akhmad Jazuli Rev.3"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

diajukan oleh : diajukan oleh : Akhmad Jazuli Akhmad Jazuli 105010602 105010602 FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG SEMARANG

2014 2014

(2)
(3)

diajukan oleh : diajukan oleh : Akhmad Jazuli Akhmad Jazuli 105010602 105010602

Telah disetujui Oleh Telah disetujui Oleh

Pembimbing Utama, Pembimbing Utama,

Yulias

Yulias Ninik Ninik W, W, M.Si., M.Si., Apt. Apt. tanggal...tanggal...

Pembimbing Pendamping, Pembimbing Pendamping,

Sugiyono,

(4)

I.

I. JUDULJUDUL

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah ( Piper  Piper CrocotumCrocotum

Ruiz & Pav.) dengan Pemanis Sorbitol-Laktosa-Aspartam Ruiz & Pav.) dengan Pemanis Sorbitol-Laktosa-Aspartam

II.

II. INTISARIINTISARI

Salah satu tanaman obat yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah sirih Salah satu tanaman obat yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah sirih

merah (

merah ( Piper Crocotum Piper CrocotumRuiz & Pav.), yang diketahui dapat mengobati penyakit diRuiz & Pav.), yang diketahui dapat mengobati penyakit di

antaranya diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu, batuk, antaranya diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu, batuk,

luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim (Sudewo, luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim (Sudewo,

2010).Penelitian Syahida (2011), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih 2010).Penelitian Syahida (2011), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih

merah pada konsentrasi 0,3% mempunyai aktivitas mukolitik setara dengan merah pada konsentrasi 0,3% mempunyai aktivitas mukolitik setara dengan

asetilsistein 0,1%. Untuk memudahkan penggunaan maka dibuat dalam bentuk asetilsistein 0,1%. Untuk memudahkan penggunaan maka dibuat dalam bentuk

sediaan tablet hisap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan sediaan tablet hisap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan

respon rasa tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah dengan pemanis respon rasa tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah dengan pemanis

sorbitol-laktosa-aspartam. laktosa-aspartam.

Metode ekstraksi yang dipilih adalah perkolasi dengan pelarut etanol 70%. Metode ekstraksi yang dipilih adalah perkolasi dengan pelarut etanol 70%.

Tablet hisap dibuat sebanyak5 formula yang mengandung pemanis aspartam Tablet hisap dibuat sebanyak5 formula yang mengandung pemanis aspartam

dengan jumlah yang sama dan variasi pemanis laktosa-sorbitolyakni : FI dengan jumlah yang sama dan variasi pemanis laktosa-sorbitolyakni : FI

(82%-0%), F II

0%), F II (61,5%-20,5%), (61,5%-20,5%), F III (41%-41F III (41%-41%), F IV (2%), F IV (20,5%-61,5%), F 0,5%-61,5%), F V (0%-V

(0%-82%).Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah. Granul diuji sifat 82%).Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah. Granul diuji sifat

fisiknya meliputi waktu alir, sudut diam dan pengetapan. Tablet hisap diuji sifat fisiknya meliputi waktu alir, sudut diam dan pengetapan. Tablet hisap diuji sifat

fisiknya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut dan fisiknya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut dan

uji tanggapan rasa. Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan dalam uji tanggapan rasa. Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan dalam

Farmakope Indonesia dan pustaka lainnya serta dianalisis secara Farmakope Indonesia dan pustaka lainnya serta dianalisis secara

(5)

yang menyebabkan pasien pergi ke dokter untuk diperiksa. Alasannya antara lain

meliputi ketidaknyamanan karena batuk itu sendiri, gangguan terhadap kehidupan

normal, dan kekhawatiran akan adanya penyebab batuk, terutama ketakutan akan

kanker atau AIDS (Ikawati, 2011).

Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan

 penggunaan obat secara alami (Back to Nature). Salah satu jenis tanaman obat

yang digunakan oleh masyarakat adalah sirih merah. Tanaman sirih merah mulai

dikenal orang karena manfaat dan khasiatnya diantaranya sebagai obat batuk

(Sudewo, 2010). Senyawa kimia berkhasiat yang terkandung dalam daun sirih

merah adalah flavonoid, alkaloid, saponin, tannin (Agoes, 2010), polifenolat

(Syahida, 2011).

Daun sirih merah mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram

 positif dan Gram negatif (Juliantina dkk., 2009). Penelitian lain oleh Syahida

(2011), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi

0,3% mempunyai aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein 0,1%.Agar

masyarakat bisa memanfaatkan daun sirih merah dengan praktis dan

mudah,diperlukan sebuah inovasi baru guna memberi kemudahan, kenyamanan,

(6)

Daun sirih merah mempunyai rasa yang pahit dan getir, sehingga sediaan

yang dibuat harus mampu menutupi rasa yang tidak menyenangkan dari sirih

merah. Di antara bentuk sediaan farmasi yang ada, tablet hisap merupakan salah

satu pilihan bentuk formulasi yang praktis. Upaya pembuatan tablet hisap

ekstraketanol daun sirih merah sebagai salah satu inovasi baru untuk merintis

 jalan bagi pengembanganobat-obat fitofarmaka. Bentuk tablet hisap diharapkan

akan lebih disukai, karenalebih mudah dalam penggunaannya. Bentuk sediaan ini

 jugadiharapkan akan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat.

Tablethisap merupakan bentuk sediaan yang sesuai karena salah satu sifat dari

ekstraketanol daun sirih merah yang diharapkan adalah memberikan efek lokal

antibakteridan mukolitik pada rongga mulut dan tenggorokan. Sebagai obat batuk

 juga akan lebih nyaman jika dibuat dalam sediaan tablet hisap daripada bentuk

tablet regular, karena kita tak perlu menelan tablet sekaligus, melainkan cukup

dengan mengulum dan mengisapnya pelan-pelan sehingga tidak menyebabkan

tersedak dan juga lebih praktis (Nugroho, 2008).

Arumsari (2013), telah melakukan penelitian tentangpengaruhpenggunaan

kombinasi pemanis aspartam-sorbitol terhadap sifat fisik dan tanggapan

responden pada tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah. Hasil penelitian

tersebut mengungkapkan bahwakombinasi pemanis tersebut masih belum mampu

menutupi rasa pahit dari ekstrak etanol daun sirih merah. Maka perlu dilakukan

 penelitian sejenis dengan meningkatkan jumlah pemanis aspartam dengan jumlah

(7)

sorbitol-1. Bagaimanakah sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merahdengan

 pemanis sorbitol-laktosa-aspartam?

2. Bagaimanakah tanggapan rasa dari responden terhadap tablet hisapekstrak

etanol daun sirih merah dengan pemanis sorbitol-laktosa-aspartam?

V. PENTINGNYA SKRIPSI DIAJUKAN

Pentingnya skripsi ini diajukan yaitu untuk mempermudah masyarakat

dalam menggunakan daun sirih merah sebagai obat tradisional alami (mukolitik)

dengan membuat suatu formulasi tablet hisap. Selain itu, dapat digunakan sebagai

referensi bagi penelitian sejenis yang dilakukan untuk peneliti lain.

VI. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk membuatformulasi tablet hisap ekstrak etanol daun sirih

merahdengan pemanis sorbitol-laktosa-aspartam

2. Untuk mengetahui tanggapan rasa dari responden terhadap tablet

(8)

VII. KEASLIAN PENELITIAN

Studi pustaka yang telah dilakukan, ditemukan penelitian serupa yaitu

Pengaruh penggunaan kombinasi aspartam-sorbitol terhadap sifat fisik dan

tanggapan responden pada tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah ( Piper

crocotumRuiz&Pav.) (Arumsari, 2013.). Hasil penelitian tersebut m engungkapkan

 bahwakombinasi pemanis tersebut masih belum mampu menutupi rasa pahit dari

ekstrak etanol daun sirih merah.

VIII. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sirih Merah (Piper crocotum  Ruiz & Pav.)

Tanaman sirih merahmerupakan salah satu tanaman obat yang

daunnya telah lama dikenal mempunyai khasiat obat untuk menyembuhkan

 berbagai penyakit. Selain itu, sirih merah termasuk salah satu elemen

 penting yang harus ada dalam setiap upacara adat di Jawa (Sudewo, 2010).

Tanaman sirih merah tumbuh merambat seperti halnya sirih

hijaudengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang

tumbuhberselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang

 berwarna merah keperakan danmengkilat. Sirih merah tumbuh merambat di

 pagaratau pohon. Ciri khas tanaman ini adalah berbatang bulat berwarna

hijaukeunguan dan tidak berbunga. Yang membedakan dengan sirih hijau

adalahselain daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek

maka akan berlendir serta aromanya lebih wangi (Sudewo, 2010). Daun

(9)

Gambar 1. Sirih merah

Kedudukan tanaman sirih merahdalam taksonomi tumbuhan adalah

sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliphyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper 

Spesies : Piper crocotum Ruiz & Pav. (Backer, 1968 dan Steenis,1985)

Ekstrak daun sirih merahmemiliki khasiat diantaranya adalah untuk

mengobati diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu,

 batuk, luka yang sulit sembuh, kanker payudara, kanker rahim, dan lain-lain

(Sudewo,2010). Ekstrak etanol daun sirih merah juga terbukti mempunyai

(10)

Senyawa fitokimia yang terkandung dalam sirih merah yakni

flavonoid, alkaloid, saponin, tannin (Agoes, 2010), polifenolat (Syahida,

2011).

B. Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian merupakan istilah yang digunakan oleh

ilmuwan yaitu pemisahan bagian-bagian zat aktif tanaman atau

jaringan- jaringan hewan dari komponen-komponen tidak aktif atau inert 

menggunakan bahan pelarut selektif dengan prosedur-prosedur standar

(Handa, 2008). Cara penyarian dapat dibedakan menjadi cara dingin seperti:

maserasi, perkolasi, dan cara panas seperti : refluks, sokhlet, digesti, infus

dan dekok (Depkes RI,2000).

Perkolasi adalahekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhausative extraction)  yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap

maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan

ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya

1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000). Alat yang digunakan untuk melakukan

 perkolasi disebut perkolator. Suatu perkolator menyerupaikapal sempit

 berbentuk kerucut yang dapat dibuka pada ujungnya, dapat dilihat pada

(11)

Gambar 2. Perkolator

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan

 pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan

dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat

dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat

 biasanya dipekatkan secara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar

 bahan sesedikit mungkin terkena panas(Depkes RI, 2000).

C. Cairan Pelarut

Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalahpelarut yang

 baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif,

dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari

senyawa kandungan lainnya serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar

senyawa kandungan yang diinginkan.Faktor utama untuk pertimbangan

 pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja dan

 proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan

(12)

Cairan pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi harus memenuhi

syarat kefarmasian atau dalam perdagangan dikenal dengan kelompok

spesifikasi “pharmaceutical grade”. Sampai saat ini berlaku aturan bahwa

 pelarut yang diperbolehkan adalah air dan alkohol (etanol) serta

campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol, heksana, toluen, kloroform,

serta aseton, pada umumnya hanya digunakan sebagai pelarut untuk tahap

separasi dan tahap pemurnian (fraksinasi). Khusus metanol, dihindari

 penggunaannya karena sifatnya yang toksik akut dan kronik, namun

demikian jika dalam uji ada sisa pelarut dalam ekstrak menunjukkan negatif,

maka metanol sebenarnya pelarut yang lebih baik dari etanol (Depkes RI,

2000).

D. Tablet Hisap

Tablet merupakan bentuk sediaan obat padat takaran tunggal.Tablet

hisap adalah tablet yang diberi penambah rasa untuk diisap (dikulum) dan

didiamkan (ditahan) di dalam mulut atau faring (Siregar dan Wikarsa,

2010).

Proses pembuatan tablet hisap dengan tablet konvensional secara

umum sama.Perbedaan utama tablet hisap dengan tablet biasa terletak pada:

1. Bahan Pengisi untuk Pembuatan Tablet Hisap

Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau

sulitdikempa. Pengisi juga dapat ditambahkan karena alasan untuk

memperbaiki dayakohesi sehingga dapat dikempa langsung atau

untuk memacu aliran.Hal yangperlu diperhatikan dalam pemilihan

(13)

sukrosa, manitol, atau sorbitol sebagai bahanpengisi.Jika

kandungan zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan

ditentukanoleh bahan pengisi yang besar jumlahnya (DepkesRI,

1995).

2. Bahan Pengikat untuk Pembuatan Tablet Hisap

Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk

sewaktugranulasi dan pada tablet kempa, serta menambah daya kohesi

yang telah ada padabahan pengisi. Bahan pengikatdapat

ditambahkan dalam bentuk kering, tetapilebih efektif jika

ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang umumdigunakan

meliputi gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon,

metilselulosa,karboksimetilselulosa dan pasta pati terhidrolisis

(Depkes RI,1995).

Bahan pengikat berfungsi sebagai perekat yang mengikat

komponen dalambentuk serbuk menjadi granul sampai tablet pada

 proses pengempaan. Bahanpengikat juga berfungsi sebagai

 pengikat komponen-komponen tablet sehinggaproduk tidak pecah

(14)

metode granulasi basah antara lain : akasia (gom arab), gelatin,

tragakan dan metil selulosa (Siregar dan Wikarsa, 2010).

3. Bahan Pelicin untuk Pembuatan Tablet Hisap

Bahan pelincir digunakan antara lain untuk mempercepat

aliran granuldalam corong ke dalam ruang cetakan, mencegah

melekatnya granul pada stampeldan cetakan, selama pengeluaran

tablet mengurangi gesekan antara tablet dandinding cetakan.

Senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyaknabati

terhidrogenasi dan talk digunakan sebagai lubrikan. Pada

umumnyalubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung

menurunkan kecepatandisintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu

kadar lubrikan yang berlebih harusdihindari.Contoh bahan pelincir

antara lain talk 5%, magnesium stearat,asamstearat dan tepung

 jagung(Lachman dkk.,1994).

4. Bahan Pemanis untuk Pembuatan Tablet Hisap

Pemberi rasa pada sediaan farmasi digunakan untuk

bentuk- bentuk sediaancair. Seluruh pengecap rasa dimulut berlokasi pada

lidah dan mengadakan respondengan cepat terhadap sediaan yang

diminum. Penambahan zat pemberi rasakedalam sediaan obat

dimaksudkanuntuk menyembunyikan rasa obat yang tidakdisukai.

Pemanis yang diizinkan di Indonesia antara lain alitam,

asesulfam-K,aspartam, isomalt, laktitol, maltitol, manitol, neotam,

(15)

 bahan perisa yang digunakan biasanya jugamerupakan bahan

 pengisi tablet hisap tersebut, sepertimanitol(Peters, 1989).

E. Metode Pembuatan Tablet Hisap

Tablethisap dapat dibuat menggunakan dua metode yaitu :

1. Metode Peleburan

Tablethisap yang diproduksi dengan cara peleburan disebut

dengan pastiles (Depkes RI, 1995). Pembuatan tablet hisap hampir

samadengan tablet biasa. Namun dalam pembuatannya dibutuhkan

tekanan tinggi dan bahanpengikat yang lebih banyak. Tablet

hisap jenis ini dibentuk dengan jalanpeleburan atau molded .

Bahan-bahan tablet yang akan dibentuk dipanaskandanmencair

seperti sirup gula yang padat. Cairan bahan penyusun tablet

dibiarkansampai mengeras kemudian dipotong dengan ukuran dan

ketebalan yang pas.Tablet hisap diharapkan dapatlarut perlahan

dalam mulut sehingga kekerasantablet ini haruslebih besar dari

(16)

2. Metode Pengempaan atau Granulasi

Tablet hisap yang diproduksi dengan cara pengempaan atau

kompresi disebut dengan troches  (Lachmandkk.,

1994).Metodepengempaan atau kompres dibagimenjadi tiga yaitu :

a. Metodegranulasi basah

Metodegranulasibasahmerupakanmetode yangpaling sering

digunakandalammemproduksitabletkempa.Langkah-langkahyangdiperlukandalampembuatantabletdenganmetodeinidap atdibagisebagaiberikut:(1) menimbangdanmencampurbahan- bahan,(2)pembuatangranulasibasah, (3)  pengayakanadonanlembabmenjadipeletataugranul,(4)pengeringan,( 5)pengayakankering,(6)pencampuranbahanpelincir,(7)pembuatanta  bletdengankompresi(Ansel, 1989).  b. Metodegranulasi kering

Proses pembuatan tablet menggunakan

metodegranulasikering,granulakan dibentukolehpelembabanataupenambahanbahanpengikatkedalamc ampuranserbukobattetapidengancaramemadatkanmassayangjumla hnyabesardaricampuranserbukdansetelahitumemecahkannyadanm enjadikanpecahan- pecahankedalamgranulyanglebihkecil.Metodeinikhususnyauntukb ahan- bahanyangtidakdapatdiolahdenganmetodegranulasibasah,karenake

(17)

langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi

 basah atau kering (Ansel, 1989).

F. Uji Sifat Fisik Granul

Pengujian sifat fisik granul antara lain :

1. Kecepatan Alir

Metodepenentuanuntuk mendeteksi sifat aliran adalah kecepatan

alir. Jika suatu zat yang berbentuk serbuk megalir bebas dari sebuah

corong ke atas suatu dasar membentuk suatu kerucut, yang sudut

kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut, artinya sudut

kemiringan semakin kecil, maka sifat aliran serbuk semakin baik.

Sudut tuang dapat dihitung dengan persamaan:

tan α = h...(1) r

Keterangan:

h = tinggi dari kerucut serbuk

r = jari-jari permukaan dasar kerucut

Gesekan antarpartikel dari timbunan, yang menentukan bentuk

kerucut aliran dan memberikan petunjuk tentang hubungannya

dengan kohesi, dapat dikurangi melalui bahan pengatur luncuran

(18)

2. Sudut Diam

Sudut diam adalah sudut tetap yang terjadi antara timbunan

 partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut diam

lebih kecil dari 30º biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat

mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40º

 biasanya mengalirnya kurang baik. Cara menghitung sudut diam

adalah Tan α = h/r, dengan h adalah tinggi kerucut dan r adalah

jari- jari bidang dasar kerucut (Voigt, 1994). Besar kecilnya sudut diam

dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kelembaban granul. Granul

akan mudah mengalir jika mempunyai sudut diam kurang dari 40°

(Banker dan Anderson, 1986).

Hubungan antara sudut diam dengan aliran serbuk menurut

Aulton 1988 terlihat pada tabel I.

TabelI. Hubungan antara Sudut Diam dengan Aliran Serbuk(Aulton, 1988) Sudut diam (derajat) Tipe aliran

<25 Sangat baik

25 – 30 Baik

30 – 40 Sedang

> 40 Sangat buruk 3. Kompresibilitas

Indeks kompresibilitas adalah ukuran suatu serbuk atau granul

untuk dimampatkan. Indeks kompresibilitas mempunyai hubungan

dengan interaksi antar partikel. Hal ini mempengaruhi sifat alir suatu

(19)

12-16 Baik

18-21 Cukup baik

23-35 Buruk

33-38 Sangat buruk >40 Amat sangat buruk

G. Uji Sifat Fisik Tablet

Tablet diuji sifat fisiknya sebelum dipasarkan, uji sifat fisik tablet

tersebut meliputi :

1. Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan pada besar

dan kecilnya penyimpangan bobot tablet yang dihasilkan

dibandingkan terhadap bobot rata-rata tablet yang masih

diperbolehkan untuk syarat yang telah ditentukan oleh Farmakope

Indonesia (Depkes RI, 1979).Penyimpangan bobot tablet menurut

Farmakope Indonesia dapat dilihat pada tabel III.

Tabel III. Penyimpangan Bobot Tablet (Depkes RI, 1979) Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata (%)

A B 25 mg atau kurang 15 30 26 mg sampai dengan 150 mg 10 20 151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 15 Lebih dari 300 mg 5 10 2. Kekerasan

(20)

Tabletharuscukupkerasuntuktahanpecahwaktupenangananataupe

mbuatan,pengemasandantransportasi.Tetapitabletjugaharuscukuplunak 

untukmelarutsehinggadapathancurdengansempurnasaatdigunakanatau

dapatdipatahkandiantarajari- jaribilamemangtabletiniperludibagipadasaatpemakaiannya(Ansel,

1989). Kekerasan tablet hisap yang baik adalah 10 kg sampai 20 kg

(Parrott, 1971).

3. Kerapuhan

Awalnya dua puluh tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang

lalu masukkan dua puluh tablet tersebut ke dalam alat dan jalankan

alat dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit (100 kali putaran).

Kemudian keluarkan tablet, bersihkan dari debu dan timbang kembali.

Hitung selisih berat sebelum dan sesudah perlakuan.

F = a-b x 100%...(2) a

keterangan :

a: bobot total tablet sebelum diuji

 b: bobot total tablet setelah diuji

tablet tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan jika

kehilangan berat tidak lebih dari 1% (Lachman, Lieberman & Kanig,

1994).

(21)

yang ideal bagi tablet hisap adalah sekitar 5-10 menit (Banker dan

Anderson, 1986).

IX. LANDASAN TEORI

Daun sirih merah merupakan salah satu obat tradisional. Kandungan

senyawa kimia daun sirih merah seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tannin

(Agoes, 2010), dan polifenolat (Syahida, 2011)dapat digunakan untuk mengobati

diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu, batuk, luka yang

sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim (Sudewo, 2010). Hasil penelitian

Syahida (2011), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada

konsentrasi 0,3% mempunyai aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein

0,1%.Untuk mempermudah pemakaian, ekstrak etanol daun sirih merah

diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap.

Tablet hisap merupakan suatu sediaan padat yang diberi penambah rasa

untuk dihisap dan ditahan di dalam mulut. Dalam pembuatan tablet hisap

dibutuhkan bahan pemanis. Pemanis yang dapat digunakan diantaranya alitam,

asesulfam-K,aspartam, isomalt, laktitol, maltitol, manitol, neotam, sakarin,

(22)

digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi sorbitol-laktosa-aspartam.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Arumsari (2013), menggunakan kombinasi

 pemanis aspartam-sorbitol tetapi hasilnya belum mampu menutupi rasa pahit dari

ekstrak etanol daun sirih merah.

Sorbitol merupakan pemanis alami yang biasa digunakan untuk formulasi

tablet secara granulasi basah dan kempa langsung. Sorbitol juga digunakan dalam

sediaan tablet kunyah karena rasanya manis, menyenangkan dan mempunyai

sensasi dingin dimulut (Owen, 2005). Laktosa merupakan gula susu yang

 berfungsi sebagai bahan pengisi sekaligus pemanis.Dipilih laktosa karena

laktosamerupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai sebab inert dengan

hampirsemua bahan obat dan harganya relatif murah. Umumnya formulasi

memakai laktosamenunjukkan laju pengelepasan obat yang baik, granulnya cepat

kering dan waktuhancurnya tidak terlalu peka terhadap perubahan kekerasan

tablet (Banker andAnderson, 1986).Pemanis aspartam merupakan pemanis sintetik

yang asupan perharinya diatur, namun intensitas pemanis 180-200 kali sukrosa

(Wang, 2005), diharapkan kombinasi ketiganya mampu menutupi rasa tidak

menyenangkan dari sirih merah.Dari kombinasi pemanis tersebut diharapkan

dapat diperoleh tablet hisap yang sesuai persyaratan dan memiliki rasa yang dapat

diterima oleh responden.

X. HIPOTESIS

Ekstrak etanol daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi tablet hisap

(23)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun sirih merah,

 penyari etanol 70%. Sedangkan bahan untuk pembuatan tablet antara lain:

sorbitol, aspartam, magnesium stearat, talk, perisa mint. Kecuali dinyatakan

lain bahan yang digunakan memiliki kualitas farmasetis.

B. Alat

Peralatan yang digunakan untuk membuat ekstrak etanol daun sirih

merah: timbangan elektrik,blender,oven,moisture content balance,

 perangkat perkolasi, rotary evaporator .Peralatan uji kualitas

ekstrak:viskometer rion, alat uji daya lekat.Peralatan untuk membuat tablet

hisap: mixer,oven, ayakan mesh 16 dan 18, mesin tablet  single punch.

Peralatan uji sifat fisik granul dan tablet: alat uji sifat alir dan sudut diam,

alat uji pengetapan, timbangan elektrik,  stop watch,hardness tester ,

 friability tester .Peralatan pendukung lainnya : Erlenmeyer, pipet tetes, beker

glass, gelas ukur, batang pengaduk, corong.

C. Prosedur Penelitian

(24)

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan

BiosistematikJurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Semarang.

2. Pengumpulan Bahan

Daun sirih merah diperoleh dari Daerah Salatiga. Pengumpulan daun

sirih merah berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: daun dipanen pada

 pagi hari, daunnya bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas

meruncing, bertepi rata, dan permukaannya mengilap. Warna daun bagian

atas hijau bercorak warna putih keabu – abuan, sedangkan bagian bawah

daun berwarna merah hati cerah.

3. Pembuatan Serbuk Simplisia

Daun sirih merah terlebih dahulu dicuci dengan air mengalir, ditiriskan,

kemudian simplisia dikeringkan menggunakan oven  dengan suhu 45oC

sampai diperoleh susut pengeringan ≤10%. Susut pengeringan simplisia di

uji dengan cara menimbang 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam moisture

content balance  pada suhu pemanasan 105oC selama 15 menit.Kemudian

diamati susut pengeringannya. Simplisia yang sudah kering kemudian

diblender dan diayak dengan pengayak mesh 30/32.

4. Pembuatan Ekstrak Secara Perkolasi

Serbuk terlebih dahulu dibasahi dengan etanol 70% dan didiamkan

selama 4 jam di dalam wadah yang tertutup baik, kemudian

massadimasukkan ke dalam perkolator dan bagian atas perkolator ditutup.

(25)

rotary evaporator.Setelah itu ekstrak ditimbang menggunakan timbangan

elektrik dan dihitung rendemen ekstraknya:

Rendemen (%) = bobot ekstrak kental x 100%  bobot bahan (simplisia)

5. Uji Sifat Fisik Ekstrak

a. Uji organoleptik

Pemeriksaan organoleptik bertujuan untuk mendeskripsikanbentuk,

warna, bau dan rasa ekstrak (Depkes RI, 2000).

 b. Uji viskositas

Pengujian viskositas ekstrak dilakukan menggunakan alat viskometer

rion. Ekstrak yang berada di dalam wadah diletakkan dibawah alat

viskometer, kemudian dipasang  spindle  dan rotor dijalankan. Hasil

viskositas dicatat setelah jarum viskometer menunjukan angka yang stabil

setelah lima kali putaran.

6. Rancangan Formula

Secaraempiris penggunaan daun sirih merah oleh masyarakat sebagai

obat batuk adalah 10 lembar. Hasil rata-rata dari5 kali penimbangan 10

lembar daun sirih merah segar adalah 24,5 gram. Daun sirih merah 10

(26)

menggunakan air 4 gelas (800 ml), disisakan 1 gelas (200 ml). Frekuensi

 penggunaan adalah 3 kali sehari satu sendok makan (15 ml)(Sudewo, 2010).

Dosis sehari sirup daun sirih merah :

3 x 15 ml = 45 ml.

Durasi penggunaan sirup daun sirih merah 200 ml adalah :

200 ml : 45 ml = 4 hari

Maka ekstrak kental yang digunakan untuk frekuensi pemakaian 3 kali

sehari selama 4 hari adalah :

24,5 gram daun sirih merah basah kira-kira menghasilkan 4,03 gram serbuk

daun sirih merah. Kemudian dari 4,03gram serbuk kira-kira menghasilkan

1,205 gram (1205 mg) ekstrak kental.

Oleh karena itu ekstrak kental yang digunakan setiap kali pemakaian adalah :

1205mg = 100,4 mg 12

Jika dibuat tiga tablet = 100,4 = 33,47 mg ~ 30 mg 3

Formulasi tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah dapat dilihat

 pada tabel IV.

Tabel IV. Formula Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah menggunakan Pemanis Sorbitol-laktosa-aspartam

Bahan (mg) F I F II F III F IV F V Ekstrak kental 30 30 30 30 30 Laktosa 820 615 410 205 -Sorbitol - 205 410 615 820 Amilum Mucilago q.s q.s q.s q.s q.s Menthol 20 20 20 20 20 Mg Stearat 30 30 30 30 30 Aquadest q.s q.s q.s q.s q.s Aspartam 100 100 100 100 100 Total 1000 1000 1000 1000 1000

(27)

dihomogenkan sampai terbentuk massa granul yang baik. Massa granul

dilewatkan pada ayakan mesh 16, dikeringkan pada suhu 40oC sampai

kering. Granul yang sudah kering selanjutnya diayak dengan ayakan no 18

(Anief, 2003).

8. Uji Sifat Fisik Granul

a. Kecepatan alir

Sejumlah granul (m)ditempatkan dicorongalirdandibiarkan

mengalirbebas melaluilubangcorong. Waktu yang dibutuhkangranul

untukmengalirkeluar dicatat (t).Kecepatan alirandihitung denganrumus:

Kecepatanaliran= m (g) ……….………...…(3) t (s)

(Voigt, 1984).

 b. Sudut diam

Pengujian sudut diam menggunakan metode corong tegak dan kerucut

yang berdiri bebas. Corong dijaga agar ujungnya berada pada suatu

ketinggian (H) yang dikehendaki, di atas kertas grafik yang terletak pada

 bidang horizontal. Selanjutnya granul dituang perlahan-lahan sampai ke

(28)

 jari-jari (R) k erucut yang terbentuk. Sudut diam (α) dapat dihitung melalui

rumus :

Tan α =H………...………(4) R

(Banker dan Anderson, 1986)

c. Kompresibilitas

Sejumlah granul (M) dituang hati-hati ke dalam suatu gelas ukur,

volume granul dicatat sebagai Vo, kemudian diketuk. Volume setelah

ketukan dicatat sebagai Vf. Indeks kompresibilitas (I) dapat dihitung

menggunakan rumus :

I% = Vo –  Vf  x 100...(5)

Vo

(Aulton, 1988)

9. Pembuatan Tablet Hisap Ekstrak Sirih Merah

Granul kering yang telah diuji sifat fisiknya, kemudian ditambahkan

aspartam dan talk-magnesium stearat ke dalam granul secara eksternal.

Selanjutnya granul dibuat tablet menggunakan mesin tablet  single punch

dengan bobot tablet yaitu 750 mg, dilanjutkan dengan pengujian sifat fisik

tablet meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu

melarut.

10. Uji Sifat Fisik Tablet Hisap

a. Keseragaman bobot

Dua puluh tablet diambil secara acak kemudian satu persatu

ditimbang menggunakan timbangan elektrik. Berat rata-rata dan

(29)

Pemeriksaan kekerasan tablet menggunakan alat digital hardness

tester . Sebuah tablet diletakkan pada alat dengan posisi horisontal, alat

dikalibrasi hingga posisi 0,00. Putar alatnya hingga tablet patah. Baca

skala yang tertera pada alat. Percobaan dilakukan 5 kali dan dihitung harga

 puratanya (Voigt, 1984).Kekerasan tersebut dinyatakan dalam kilogram.

Tablet hisap mempunyai kekerasan antara 10 kg sampai 20 kg (Parrott,

1971).

c. Kerapuhan tablet

Sejumlah tablet yang telah dibebasdebukan ditimbang dan

dimasukkan kedalam friabilator . Mesin dijalankan dengan kecepatan25

 putaran/menit. Tabletdikeluarkan dan dibebasdebukan, lalu ditimbang.

Percobaan dilakukan dengan menggunakan 20 tablet bebas debu.

Persentase kehilangan bobot menunjukkan kerapuhannya (Voigt, 1984).

d. Waktu melarut

Tablet hisap biasanya melarut 5-10 menit di dalam mulut (Banker dan

Anderson, 1986). Pengujian dilakukan dengan menghitung waktu melarut

tablet dimulai dari ketika responden mulai menghisap atau mengulum

(30)

sendirinya hingga habis di dalam mulut. Waktu yang diperlukan untuk

melarut sampai habis dicatat (Nugroho, 2008).

11. Uji tanggapan rasa

Uji tanggapan rasa dilakukan dengan teknik sampling acak (random

 sampling ) dengan populasi heterogen sejumlah 20 responden dengan cara

sebagai berikut : responden ditemui dan diminta untuk memberikan

tanggapan tentang rasa tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah dengan

mengisi angket yang disediakan. Setiap responden mendapatkan

kesempatan yang sama untuk merasakan sampel dari formula tablet hisap

ekstrak daun sirih merah. Tanggapan rasa dikelompokkan dari tingkat

sangat manis,manis, kurang manis, pahit. Kemudian data disajikan dalam

 bentuk tabel menurut persentase responden dengan tanggapan yang

diberikan (Nugroho,2008).Blanko angket tanggapan rasa dapat dilihat

 pada tabel V.

Tabel V. Blangko Angket Tanggapan Rasa Tingkatan rasa Nilai F I F II F III F IV F V Paling manis 4 Manis 3 Kurang manis 2 Pahit 1 Keterangan : F I : Tanpa sorbitol

F II : Kadar laktosa- sorbitol 82% (61,5 % : 20,5 %) F III : Kadar laktosa- sorbitol 82% (41 % : 41 %) F IV : Kadar laktosa- sorbitol 82% (20,5 % : 61,5 %) F V : Tanpa laktosa

(31)

1. Pendekatan Teoritis

Data uji kecepatan alir, sudut diam, kompresibilitas,

keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut yang

diperoleh, dibandingkan dengan persyaratan dalam kepustakaan.

2. Pendekatan statistik

Data kecepatan alir, sudut diam, kompresibilitas, keseragaman

 bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut yang diperoleh,

dianalisa secara statistik menggunakan ANAVA satu jalan yang

dilanjutkan uji Tuckey  dengan taraf kepercayaan 95 %. Data respon

(32)

E. Skema Jalannya Penelitian

Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap :

1. keseragaman bobot 2. kekerasan

3. kerapuhan 4. waktu rapuh 5. uji tanggapan rasa

Diayak mesh 16

Pemeriksaan mutu serbuk: Pemeriksaan kadar air

serbuk Di perkolasi dengan etanol 70% Di evaporasi Sortasi kering Diserbuk

Daun sirih merah

Simplisia kering Serbuk Simplisia Ekstrak Kental Formula I : Tanpa Sorbitol Formula II : Laktosa 61,5% Sorbitol 20,5% Formula III : Laktosa 41 % Sorbitol 41% Formula IV : Laktosa 20,5% Sorbitol 61,5% Formula V : Tanpa Laktosa Determinasi Tanaman Sortasi Basah Pengeringan

Uji Sifat fisik ekstrak :

1.  pemeriksaan organoleptis 2. uji daya lekat

3. uji kekentalan Di oven suhu 40OC Granul Kering Granul basah Pemeriksaan sifat fisik granul : - kecepatan alir - sudut diam - pengetapan + Aspartam, Menthol dan Mg Stearat Tablet hisap

(33)

1. Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA

Universitas Diponegoro Semarang.

2. Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim

Semarang.

3. Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta.

XIII. JADWAL PENELITIAN

Tahap Waktu Pelaksanaan

Pembuatan Proposal Februari - Mei 2014

Persiapan Penelitian Agustus –  September 2013 Pelaksaan Penelitian September –  Januari 2013

Pengolahan Data Mei 2014

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Salemba Medika, Jakarta, 85-88.

Anief, 2003, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi IV, 255-271, 607-608, UI Press,Jakarta.

Arumsari, R. Y., 2013, PengaruhPenggunaan Kombinasi Pemanis Aspartam-Sorbitol terhadap Sifat Fisik dan Tanggapan Responden pada Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah ( Piper crocotum Ruiz & Pav.), Skripsi, Universitas Wahid Hasyim, Semarang.

Aulton, M.E.,1988,  Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, Educational Low-Priced Books Scheme, British, 247-248.

Backerand Van Den Brink, 1968,  Flora of Java, Vol.I-III, Wolters-Noordhoff  NV-Groningen, The Netherlands.

Banker, G.S., dan Anderson, N.R., 1986, Tablet, dalam Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., Teori dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Edisi III, Jilid II, UI Press, Jakarta, 684 - 713.

Depkes RI, 1979,  Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 7, 65, 279.

Depkes RI, 1995,  Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 4, 423, 515, 529, 771.

Depkes RI, 2000,  Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat , Cetakan Pertama, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta, 9-12.

Handa, S.S., 2008, An Overview of Extraction Techniques for Medicinal and Aromatic Plants, in Handa, S.S., Khanuja, S.P.S., Longo, G., and Rakesh, D.D.,  Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic  Plants, United Nations Industrial Development Organization and the

International Centre for Science and High Technology, Italy, 22-23.

Ikawati, Z., 2011, Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya , Bursa Ilmu, Yogyakarta.

Juliantina, F., Citra, D.A., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., dan Bowo, E.T., 2009, Manfaat Sirih Merah (Piper crocotum) sebagai Agen Anti Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif dan Negatif,  Jurnal Kedokteran dan

(35)

Gummi Arabici (PGA) sebagai Bahan Pengikat, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Owen, S.C.,2005, Sorbitol, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C.,  Handbook of Pharmaceutical Excipients , Fifth Edition, Pharmaceutical

Press, London, 718.

Parrott, E.L., 1971,  Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rdEd, Burgers Publishing Company, Minneapols, 83.

Peters, D., 1989, Medical Lozenges in Lachman,L., Lieberman,H.A., Kanig J.L (Eds). Pharmaceutical Dosage Form : Tablets, Vol 1, 419, 543  –  565, Marcal Dekker Inc, New York.

Rowe, C.R., Sheskey, J.P., and Quinn, E.M., 2009,  Handbook of Pharmaceutical excipient, 6 th edition, The Pharmaceutical Press, London.

Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 196, 505-518.

Sudewo, B., 2010,  Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, Revisi, Agro Media, Jakarta, 38-39, 47-62, 80-81.

Syahida, I.A., 2011, Aktivitas Mukolitik Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah ( Piper crocotumRuiz and Pav.) pada Mukosa Usus Sapi dan Kandungan Kimianya, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim, Semarang.

United States Pharmacopeial Convention, 2007, The United States Pharmacopeia 30, United States Pharmacopeial Convention Inc, Twinbrook Parkway Rockville MD, hal 616.

Van Steenis, CGGJ, 1985,  Flora untuk sekolah di Indonesia, terjemahan Moesa Suryowinoto, dkk., PT. Pradnya Pramita, Jakarta Pusat.

Gambar

Gambar 1. Sirih merah
Gambar 2. Perkolator
Tabel III. Penyimpangan Bobot Tablet (Depkes RI, 1979)
Tabel IV. Formula Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah menggunakan Pemanis Sorbitol-laktosa-aspartam
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

In [7], the problem of invariants is solved twice (once using Cartan’s approach and once using Moser’s) for hypersurfaces with nondegenerate Levi form. All the geometric

Untuk mempertahankan rerlevansinya, teori-teori dalam ilmu sosial itu diverifikasikan secara terus menerus, sehingga menjadi kuat, yang kemudian disebut sebagai teori

Pembangunan Rumah Dinas Kepala Sekolah1. Pembangunan Rumah Dinas Penjaga

8.. pemberhentian kepala daerah dan wakil. Kemudian dilengkapi dengan perpu nomor 3 tahun 2005 dan disempurnakan dalam PP nomor 17 tahun 2005sebagai penyempurna. Dimensi ketiga

1) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan, meliputi sasaran dan target hasil yang akan dicapai. 2) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan

Agustus 2016 tentang penghematan/pemotongan anggaran jilid 2, bersama ini disampaikan bahwa proses lelang. yang berjalan di website http://lpse.naker.go.id/eproc/ antara

Informasi yang diberikan berupa data seperti : spesifikasi, gambar, harga, dan garansi yang diberikan sesuai dengan kategori yang dipilih. Selain itu user dapat memesan langsung