• Tidak ada hasil yang ditemukan

gdlhub--sriwidyast-551-1-pemanfaa-m.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "gdlhub--sriwidyast-551-1-pemanfaa-m.pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LIMBAH POPOK SEKALI PAKAI PEMANFAATAN LIMBAH POPOK SEKALI PAKAI

(DIAPERS) UNTUK PEMBUATAN KOMPOS (DIAPERS) UNTUK PEMBUATAN KOMPOS MENGGUNAKAN KOMPOSTER ROTARY DRUM MENGGUNAKAN KOMPOSTER ROTARY DRUM

Sri Widyastuti Sri Widyastuti

Jurusan Teknik LIngkungan Jurusan Teknik LIngkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

email :

email : rafirafirudi@yrudi@yahoo.co.ahoo.co.idid Abstrak 

Abstrak 

Sebuah pemahaman yang lebih dalam tentang

Sebuah pemahaman yang lebih dalam tentang

mikroorganisme-dimediasi mekanisme katalisis hidrokarbon akan mikroorganisme-dimediasi mekanisme katalisis hidrokarbon akan memfasilitasi pengembangan metode baru untuk meningkatkan memfasilitasi pengembangan metode baru untuk meningkatkan  bioremediasi daerah yang terkontaminasi hidrokarbon

 bioremediasi daerah yang terkontaminasi hidrokarbon

Penelitian bertujuan untuk mengolah limbah popok sekali Penelitian bertujuan untuk mengolah limbah popok sekali  pakai

 pakai (diapers) (diapers) menjadi menjadi kompos. kompos. Limbah Limbah yang yang digunakan digunakan adalahadalah  bagian

 bagian dalam dalam popok popok sekalisekali yang yang merupakan merupakan senyawa senyawa polimer polimer super super  absorbent yaitu senyawa poliakrilat.

absorbent yaitu senyawa poliakrilat.

Komposter yang digunakan adalah jenis rotary drum yang Komposter yang digunakan adalah jenis rotary drum yang dilengkapi dengan

dilengkapi dengan pengaduk, pengaduk, terbuat dari terbuat dari plastik bekas bahan plastik bekas bahan kimia.kimia. Kapasitas komposter sebesar 15 kg. Dalam proses pengomposan Kapasitas komposter sebesar 15 kg. Dalam proses pengomposan digunakan kompos stater yang merupakan modifikasi sistem digunakan kompos stater yang merupakan modifikasi sistem komposter model Takakura.

komposter model Takakura.

Hasil pengujian menunjukkan kompos yang dihasilkan Hasil pengujian menunjukkan kompos yang dihasilkan memenuhi standarat kualitas kompos sesuai SNI nomor 19-7-30-2004 memenuhi standarat kualitas kompos sesuai SNI nomor 19-7-30-2004 untuk parameter

untuk parameter kadar air, kadar Ckadar air, kadar C –organik, nitrogen t–organik, nitrogen total, C/N raotal, C/N ratiotio Hasil uji kualitas fisik kompos menunjukkkan bhawaa Hasil uji kualitas fisik kompos menunjukkkan bhawaa kompos berwarna coklat kehitaman dan berbau tanah. Pengomposan kompos berwarna coklat kehitaman dan berbau tanah. Pengomposan  berlangsung selama 3 (tiga)

 berlangsung selama 3 (tiga) hari. Sama seperti waktu hari. Sama seperti waktu yang dibutuhkanyang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dari sampah rumah tangga seperti untuk menguraikan bahan organik dari sampah rumah tangga seperti sisa makanan.

sisa makanan.

Kelompok Mikroba yang dapat diidentifikasi dalam penelitian Kelompok Mikroba yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah

ini adalah 1

1. P. Peenngguurraai i PPrrootteeiinn :: 22,,2 2 . . 1100 kkoolloonnii/ / ggrraamm 2

2. P. Peenngguurraai i LLeemmaakk :: 11,,66. . 1100 kkoolloonnii/ / ggrraamm 3

3. P. Peenngguurraai i AAmmiillaassee :: 22,,55. . 1100 kkoolloonnii/ / ggrraamm

Kata kunci : Pop

(2)

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan teknologi, pola hidup masyarakat berubah seperti pemakaian popok sekali pakai (diapers) untuk balita yang menggantikan kain sebagai popok karena dianggap lebih praktis baik bagi balita maupun ibu rumah tangga. Meningkatnya pemakaian popok sekali pakai akan menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran lingkungan.

Saat ini popok sekali pakai dibuang begitu saja dan tidak  dimanfaatkan. Padahal dari teknologi dan ekonomi popok bisa dimanfaatkan dan digunakan. Popok sekali pakai (diapers) tidak  mudah terurai karena terbuat dari molekul sodium polyacrylate.

Sodium Polyacrylate adalah suatu polymer yang secara luas yang digunakan pada berbagai produk Senyawa polimer tersebut mempunyai kemampuan untuk menyerap sebanyak 200 – 300 kali massa nya di dalam air. Acrylate polymers biasanya digunakan untuk  reaksi yang bersifat anionik. (Environmental Health Perspective : Exposure Assessment to Dioxins from the Use of Tampons and Diapers) .

http://ehp03.niehs.nih.gov/article/fetchArticle.action?articleURI=info: doi/10.1289/ehp.0211023

Sebuah popok sekali pakai terdiri dari sebuah bagian penyerap yang terletak di antara dua lembar kain bukan tenunan. Bagian ini khusus dirancang untuk menyerap dan mempertahankan cairan tubuh, dan kain bukan tenunan memberikan popok bentuk yang nyaman dan membantu mencegah kebocoran. (A.M. Cottenden, P.H. Thornburn, Textile Research Journal, 7 1998; vol. 68: pp. 479 – 487) .

(3)

Meskipun popok sekali pakai berisi senyawa poli akrilat yang sukar untuk diuraikan namun ketika telah basah dan berisi air maka sifat polimer tersebut mudah terputus sehingga mudah diuraikan. Oleh karena itu bias dilalukan proses penguraiaan dengan metoda  pengkomposan. Pengkomposan dilakukan dengan cara yang selama ini sudah biasa dilakukan oleh para ibu sebagai pengelola limbah  padat yaitu dengan metoda pengkomposan menggunakan sistem takakura. Baik yang menggunakan keranjang untuk sampah ukuran 1-2 kilogram atau dengan menggunakan komposter takakura tang  berukuran 10-15 kg.

Adanya molekul air pada bagian dalam popok sekali pakai membuat senyawa polimer tersebut akan lebih mudah terpotong – 

 potong menjadi bagian yang kecil-kecil.

http://www.fibre2fashion.com/industry-article/12/1124/overview-of-disposable-diaper-parts-and-their-purpose3.asp

Selanjutnya akan menjadi hancur bercampur dengan kompos stater menjadi pupuk kompos padat. Selain pupuk kompos padat juga akan dihasilkan pupuk cair yang merupakan lindi dari limbah tersebut

Tujuan Penelitian :

1. Mmenguraikan bagian dalam popok sekali pakai (diapers) menjadi kompos.

2.Mengidentifikasi kelompok mikroba pendegradasi bagian dalam  popok sekali pakai

(4)

Manfaat Penelitian

Dengan dapat diidentifikasikannya mikroba tersebut maka dapat direkomendasikan kelompok mikroba yang dapat menguraikan senyawa sejenis. Untuk selanjutnya dapat dibuat efektif  mikroorganisme untuk membantu meremidiasi daerah tercemar oleh senyawa sejenis hidrokarbon.

METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan-tahapan penelitian.

1. Memisahkan bagian luar (kulit) dan bagian dalam popok  sekali pakai

2. Menyiapkan komposter rotary drum beserta kompos stater  3. Memasukkan bagian dalam sejumlah 5 kilo gram

4. Dilakukan pengadukan sehingga bagian dalam popok sekali  pakai tercampur merata dengan kompos stater 

5. Melakukan pengamatan setiap hari

6. Mencatat dan mendokumentasikan perubahan yang terjadi selama 10 hari sampai semua bagian dalam limbah popk sekali  pakai terurai.

7. Komposting dilakukan 3 kali pengulangan untuk setiap tempat  pengkomposan

8. Melakukan analisis laboratorium pupuk kompos yang dihasilkan berupa kadar air, kadar C –organik, nitrogen total, C/N ratio dan jenis mikroba.

(5)

HASIL dan PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian uji mikroba fungsional kompos menunjukkan adanya mikroba pengurai :

1.Protein : 2,2 . 10 koloni/ gram

2.Lemak : 1,6. 10 koloni/ gram

3.Amilase : 2,5. 10 koloni/ gram

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroba yang terdapat  pada kompos yang berasal dari limbah popok sekali pakai (diapers)  berisi mikroba yang selama ini menguraikan bahan –bahan organik 

menjadi kompos.

Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik  kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit. Bahan organik  yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, d an rambut.

Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah  bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap  pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos.

(6)

Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi  penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat

mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Mikroba tersebut adalah protista. Mikroorganisme dalam klasifikasi ini dapat uniseluler atau multiseluler, tetapi tanpa  perbedaan sel. Khususnya protista yang paling besar peranannya

adalah bakteri, fungi, ragi (yeats), dan acetinomycetes. Protozoa dan alge juga tergolong dalam protista tetapi tidak begitu berperan dalam hal ini.

Bakteri adalah bersel tunggal, yang berbentuk kokus diameternya antara 0,5 – 4, bentuk batang panjangnya 0,5 – 20 dan lebarnya 2,5 – 4, bentuk spiral panjangnya lebih dari 10 dan kira-kira lebarnya 0,5. bakteri trdapat dimana-mana di dalam alam dan dapat hidup pada lingkungan aerob atau anaerob. Karena besarnya jumlah ikatan organik dan anorganik yang dapat di gunakan bakteri untuk  hidupnya, maka bakteri dimanfaatkan secara besar-besaran dalam  berbagai industri utuk menghasilkan hasil-hasil antara maupun hasil

(7)

 bahwa tubuhnya tersusun oleh kira-kira 80% air dan 20% bahan kering yang terdiri atas 90% bersifat organik dan 10% zat organik. Suatu perkiraan secara empirik bagian organik diformulaasikan sebagai C5H7 NO2. Berdasarkan formula ini kira-kira 53% berat terdiri atas karbon.Bagian yang terdiri atas zat anorganik antara lain : P2O5 (50%), CaO (9%), Na2O (11%), MgO (8%), K 2O (6%) dan Fe2 O3 (1%) Karena elemen-elemen dan ikatan-ikatan ini diperoleh dari lingkungannya, maka kekurangan bahan tersebut akan membatasi,  bahkan menghentikan pertumbuhan bakteri.

Fungi merupakan protistor yang multiseluler, tak berfoto sintesis, dan heterotrofik. Fungi mempunyai kemampuan untuk  tumbuh pada kelembaban rendah yang dalam keadaan ini bakteri tak  tumbuh dengan baik. Demikian pula fungi dapat mentolelir pH yang relatif rendah. pH yang optimum untuk fungi kira-kira 5,6 tetapi dapat hidup antara 2 – 9, metobolisme organisme ini treutama dalam keadaan aerobik, dan jamur tumbuh menjadi filamen-filamen panjang  panjang yang tersusun oleh sel-sel berinti yang disebut Hifa dengan lebar 4 – 20. Karena kemampuannya dalam mendegradasi

 bermacam-macam ikatan organik dalam berbagai keadaan lingkungan maka fungi digunakan secara besar-besaran dalam industri untuk  memproduksi berbagai ikatan seperti asam organik anti biotik, dan enzim (cellulaso, protoasa, amylaso).

Yeast adalah fungi yang tak dapat membentuk filamen (misolium), dan karenanya bersifat uniseluler. Fungi ada yang membentuk sel-sel elips dengan ukuran 8-15 x 3-5, sementara yang

membentuk bulatan berdiameter 8-12. Yeast ada yang liar, yang tak 

(8)

untuk fermentasi gula menjadi alkohol dan karbon dioksida secara  besar-besaran.

Actinomycetes adalah grop organisme yang mempunyai sifat-sifat diantara bakteri & fungi. Berkenaan dengan bentuknya mereka sama seperti fungi kecuali lebar selnya hanya 0,5 - 1,4. Dalam

industri, mikroorganisme ini digunakan untuk membentuk anti biotik. Meskipun bermacam-macam mikroorganisme terlibat, namun  pada prinsipnya mikroorganisme yang berperan dalam dekomposisi aerobik adalah bakteri, fungi, yeast dan actinomycetes. Semua grop dapat mendekomposisi semua bahan mentah yang berbeda. Misalnya grup bakteri lebih menyukai gula yang larut dalam ari, sementara fungi yeast & actinomycetes, khususnya efektif dalam dekomposisi selulose & hemiselulose.

Disamping keperluan-keperluan metabolik, mikroorganisme utama menjadi banyak sekali selama proses pengomposan. Satu diantara faktor-faktor yang dipertimbangkan atas kejadian ini adalah timbulnya panas sebagai hasil desimilasi & asimilasi mikroorganisme dalam pengubahan sampah menjadi humus yang stabil. Mula-mula  bahan yang dikomposkan naik suhunya sebagai akibat dilepaskannya energi diserta degredasi sampah organik dan gula yang dapat dirubah menjadi humus. Bila suhu naik diatas 45- 500C, organisme mesofilik  akan mulai berkuasa. Organisme-organisme ini akan berkuasa pada 550C yang menjadi suhu optimum bagi organisme ini. Bakteri-bakteri dan octinomycetes tertentu biasa dijumpai pada suhu-suhu ini. Dalam keadaan normal stabilisasi lebih cepat pada susunan thermofilik  dibanding pada keadaan mesofilik.

(9)

Bagaimana mekanisme peruraian limbah bagian dalam popok  sekali pakai diterangkan dalam penelitian yang dilakuakn oleh Stahl JD, Cameron MD, Haselbach J, Aust SD.( Environ Sci Pollut Res Int). Jenis mikroba dan mekanisme peruraian yang ada ini sesuai dengan  penelitian yang dilakukan oleh Stahl JD, Cameron MD, Haselbach J, Aust SD.( Environ Sci Pollut Res Int. 2000;7(2):83-8.), dimana  biodegradasi dari dua polimer superabsorben, sebuah polyacrylat silang larut dan kopolimer polyacrylate / poliakrilamida larut, di dalam tanah oleh jamur busuk putih, Phanerochaete chrysosporium. Polimer dilarutkan berdua dan mineralisasi oleh jamur, tetapi solubilisasi dan mineralisasi dari kopolimer jauh lebih cepat daripada  polyacrylate tersebut. Mikroba pada tanah yang buruk kondisinya

mampu melarutkan polimer dan tetapi tidak dapat memineralisasi dengan baik pada polimer utuh. Namun, mikroba tanah bekerja sama dengan jamur selama degradasi polimer dalam tanah, dengan jamur   pelarut polimer dan merangsang mineralisasi oleh mikroba tanah.

Selanjutnya, mikroba tanah mampu secara signifikan memineralisasi kedua polimer setelah terjadi pelarutan oleh oleh P. chrysosporium tumbuh di bawah kondisi yang menghasilkan peroksidasa jamur atau dehidrogenase cellobiose, atau setelah di larutkan oleh reagen Fenton fotokimia yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  biodegradasi dari polimer dalam tanah terbaik dalam kondisi yang

memaksimalkan pelarutan .

KESIMPULAN

(10)

2. Kompos yang dihasilkan sesuai dengan standart Nasional Indonesia untuk kompos

3. Dapat diidentifiaksi kelompok mikroba pengurai , yang terdiri dari 1. Pengurai Protein : 2,2 . 10 koloni/ gram

2. Pengurai Lemak : 1,6. 10 koloni/ gram

3. Pengurai Amilase : 2,5. 10 koloni/ gram

SARAN

Pada proses pengomposan bagian dalam limbah popok sekali  pakai , bagian luar (kulit) limbah popok sekali pakai harus dikupas atau dilepas terlebih dahulu. Proses ini yang menjadi kendala karena  biasanya masyarakat enggan untuk melakukan ini.

Proses inilah yang memerlukan pemahaman kepada masyarakat bahwa harus ada upaya untuk mengurangi limbah dengan mengolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat, mengurangi  pembuangan sampah yang berakibat pada pemanasan global dan

rusaknya lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Cottenden, P.H. Thornburn, Textile Research Journal, 7 1998; vol. 68: pp. 479 – 487) .

Environmental Health Perspective : Exposure Assessment to Dioxins from the Use of Tampons and Diapers.

(11)

http://ehp03.niehs.nih.gov/article/fetchArticle.action?articleURI=info: doi/10.1289/ehp.0211023

Environ Sci Pollut Res Int. 2000;7(2):83-8. Stahl JD, Cameron MD, Haselbach J, Aust SD.

http://www.fibre2fashion.com/industry-article/12/1124/overview-of-disposable-diaper-parts-and-their-purpose3.asp

---, 2009, Disposablediaper 

http://www.disposablediaper.net/faq.asp dikunjungi tanggal 6 Februari 2010

---, 2009, Disposablediaper 

http://www.disposablediaper.net/faq.asp dikunjungi tanggal 6 Februari 2010

USAID, 2009, Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, www.esp.or.id dikunjungi tanggal 6 Februari 2009

Referensi

Dokumen terkait

Tidak semua proposal yang masuk akan dievaluasi semuanya. Hanya proposal yang memenuhi syarat saja yang akan dievaluasi. Proposal yang tidak memenuhi syarat adalah

Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna yang terdapat pada nama Gubuk Coffee memiliki makna leksikal dan makna kognitif dan menggunakan latar belakang penamaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pindah panas pada pipa utama sistem hidroponik substrat dengan pendinginan larutan nutrisi dan melakukan

a) Diskriminasi langsung pada umumnya disengaja dan eksplisit. Kadang-kadang diskriminasi langsung ditemukan secara eksplisit dalam hukum. Ini disebut diskriminasi

Pada pengujian beban dengan pengendali PI terhadap tegangan diterapkan pengendali PI didalam mikrokontroler PIC 16F877A, tegangan keluaran buck converter (BC) akan

undang Siber. Laman ini merupakan laman web yang pertama yang akan membentangkan secara terperinci mengenai Undang-undang Siber. Projek yang dibangunkan ini adalah untuk

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

Bintika Bangunusa Medan masih belum sesuai dengan prinsip dan prosedur yang benar, dimana pada bagian pemisahan tugas pada perusahaan tersebut masih dikerjakan oleh