• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Prinsip Kerja Oven Surya

Prinsip kerja oven surya sebagai berikut: Iradiasi surya akan masuk ke dalam ruang oven dengan dua cara, yaitu secara langsung atau dipantulkan melalui reflektor yang mengelilingi bagian atas ruang oven. Iradiasi surya akan masuk ke dalam ruang oven setelah melewati penutup transparan ruang oven. Iradiasi akan diserap oleh makanan yang dimasak, dinding, dan lantai oven. Energi yang diserap oleh dinding dan lantai oven selanjutnya dipindahkan ke ruang oven atau ke bahan pangan dengan cara konveksi ataupun radiasi. Beberapa energi termal akan keluar melalui dinding, lantai, dan penutup transparan. Energi yang hilang terbesar pada penutup transparan, selain terdapat lubang untuk pengeluaran uap juga ketebalannya penutup transparan sangat tipis.

(2)

Secara skematis, aliran energi pada oven surya sebagai berikut:

(3)

Fokus Oven Surya Berdasarkan Pendekatan Geometri

Ropiudin (2001) membuat persamaan geometri untuk menentukan arah jatuhnya sinar surya. Persamaan tersebut berfungsi untuk menetapkan titik fokus guna menempatkan lokasi alat masak berada. Selisih antara sudut datang dikurangi (90-β), apabila bernilai positif berarti dipantulkan ke dalam ruang oven dan apabila bernilai negatif atau sama dengan nol berarti dipantulkan keluar. Permukaan reflektor diasumsikan datar, sehingga sinar yang mengenai reflektor akan dipantulkan sesuai dengan HK. Pemantulan Snellius.

1. Reflektor atas (sisi dan pojok)

Keterangan:

1. Kemiringan untuk reflektor sisi atas = 70o

, sehingga sinar surya yang masuk adalah sinar surya dengan sudut datang 20 s.d. 90o.

2. Kemirinagn untuk reflektor pojok atas = 80o,

sehingga sinar surya yang masuk adalah sinar surya dengan sudut datang 10 s.d. 90o.

2a. Reflektor sisi bawah

Keterangan:

Kemiringan untuk reflektor sisi atas = 70o, sisi bawah =

55o, sehingga sinar surya yang masuk adalah sinar surya

dengan sudut datang 35 s.d. 75o

.

2b. Reflektor pojok bawah

Keterangan:

Kemiringan untuk reflektor sisi atas = 80o, sisi bawah =

65o, sehingga sinar surya yang masuk adalah sinar surya

dengan sudut datang 25 s.d. 75o.

(4)

Persamaan sinar datang surya:

A. Sebelum pukul 12:00 WIB (merupakan garis yang mewakili sinar surya bergradien positif)

ya = -cotθzx + 38.7 (1)

B. Setelah pukul 12:00 WIB (merupakan garis yang mewakili sinar surya bergradien negatif)

ya = (38.7/(60.9-38.7*tanθz)) x – ((38.7*60.9)/(60.9-38.7*tanθz)) + 38.7 (2)

Gambar 5. Geometri dalam bagian oven surya Tabel 1. Persamaan garis pada bidang datar reflektor

No. Persamaan Fungsi Pembatas

1 y1 = -2.09 x + 38.7 0 x 11.0 2 y2 = -1.32 x + 30.28 11.0 x 23.0 3 y3 = 1.32 x – 49.4 37.9 x 49.9 4 y4 = 2.09 x – 88.7 51.1 x 60.9 5 y5 = 38.7 0 x 60.9 6 y6 = 18.2 9.8 x 23.0; 37.9 x 51.1 7 y7 = 15.8 23.0 x 37.9 8 y8 = 2.8 20.8 x 23.0; 37.9 x 40.1 9 y9 = 0 23.0 x 37.9 10 x10 = 23.0 0 y 38.7 11 x11 = 17.9 0 y 38.7

Beberapa batasan guna menghitung luasan reflektor yang terkena sinar matahari disajikan pada Lampiran 4.

≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ ≤

(5)

Garis-garis yang mewakili untuk pembuatan model:

y1 = Garis yang mewakili badan reflektor sisi atas

y2 = Garis yang mewakili badan reflektor sisi bawah

y3 = Garis yang mewakili badan reflektor sisi bawah

y4 = Garis yang mewakili badan reflektor sisi atas

y5 = Garis bantu horisontal pada luasan atas

y6 = Garis yang mewakili panjang tepi bawah reflektor sisi atas atau tepi atas

reflektor sisi bawah

y7 = Garis yang mewakili panjang tepi bawah reflektor sisi atas atau tepi atas

reflektor sisi bawah

y8 = Garis yang mewakili tepi bawah reflektor pojok bawah

y9 = Garis yang mewakili plastik transparan

x10 = Garis yang mewakili panjang badan reflektor sisi atas dan sisi bawah

x11 = Garis yang mewakili panjang badan reflektor sisi atas dan sisi bawah

7

8

9

(a) (b) (c) (d)

Keterangan:

1. Tepi atas reflektor sisi atas 2. Badan reflektor sisi atas 3. Tepi bawah reflektor sisi atas 4. Tepi atas reflektor pojok atas 5. Badan reflektor pojok atas 6. Tepi bawah reflektor pojok atas

7. Tepi atas reflektor sisi bawah 8. Badan reflektor sisi bawah 9. Tepi bawah reflektor sisi bawah 10. Tepi atas reflektor pojok atas 11. Badan reflektor pojok bawah 12. Tepi bawah reflektor pojok bawah

Gambar 6. Bentuk geometri reflektor; (a) Sisi atas (U1, B1, S1, T1), (b) Pojok atas

(U1a, U1b, S1a, S1b), (c) Sisi bawah (U2, B2, S2, T2), dan (d) Pojok

(6)

Pemodelan Matematika dengan Pendekatan Lump

Gambar 7. Skema dan aliran energi dalam oven surya

Ropiudin et al. (2005 dan 2006) memodelkan keseimbangan energi pada oven surya pada beberapa bagian dalam oven surya sebagai berikut:

Keseimbangan energi dalam utensil dinyatakan sebagai:

(

)

ut

( )

w ut u w u us

(

u o

)

u u u C A I t h A T T h A T T dt dT Cp m = 1−ρ ( ) τα − ( − )− − (3)

Keseimbangan energipada air yang dimasak sebagai berikut:

(

u w

)

u us

(

w o

)

us u w w w h A T T U A T T dt dT Cp m = − − − (4)

Adapun keseimbangan energi pada ruang oven dinyatakan sebagai:

(

u o

)

o o( o a) us u o a a h A T T U A T T dt dT Cp m = − − − (5)

Keseimbangan energi pada oven surya dibuat berdasarkan beberapa asumsi berikut: (1) kapasitas panas penutup transparan diabaikan karena cukup kecil bila

dibandingkan dengan fluida yang dimasak, (2) suhu udara di sekitar reflektor (To2)

bernilai sama dengan suhu lingkungan oven surya (To1), dan (3) kehilangan panas

pada bagian dasar ruang oven diabaikan.

Pada kondisi kuasi steady state diperoleh persamaan akhir:

a o I T Z Z Z Z T = + 7 2 1 6 (6)

(7)

Sedangkan pada kondisi unsteady state diperoleh persamaan akhir sebagai berikut:

( )

(

ui ui

)

ai

(

)

oi i o T T Z tT Z t T Z Z t I Z t Z Z T + = Δ − +1 − + 4Δ + − 4Δ 2 3 2 1 3 1 1 (7) dimana:

(

) ( )

u u ut Cp m A C Z1= 1−ρ τα , u u ut w Cp m A h Z2 = u u us u Cp m A h Z3 = w w us u w w us u Cp m A U Z Cp m A h Z4 = 5 = (8) a a o o a a us u Cp m A U Z Cp m A h Z6 = 7 =

Nilai hudicari dengan dengan menentukan bilangan biot, prandtl, grashof,

rayleigh, dan Nusselt (Lampiran 5). Sedangkan U dicari berdasarkan gabungan pindah panas yang terjadi dalam ruang oven ke dinding dalam (konveksi), dalam dinding (konduksi), dinding luar dengan lingkungan (konveksi), ruang oven ke transparan (konveksi), dan transparan ke lingkungan (konveksi).

Pemodelan Matematika dengan Pendekatan Spasial

Metode finite volume menggunakan bentuk integral pada persamaan keseimbangan. Disini didefinisikan kontrol volume terhadap batas menggunakan beberapa node. Bentuk integral pada persamaan keseimbangan yang digunakan sebagai berikut:

∑ ∫

= k Sk S fdS fdS (9)

(8)

Gambar 8. Penentuan node pada koordinat Cartesian 2D

Gambar 9. Penempatan node koordinat Cartesian 3D

Kode CFD

Pemecahan simulasi menggunakan software CFD, yaitu: Fluent 6.11 dan

pembentukan geometri alat menggunakan software Gambit 2.2.302. Kode CFD

mengandung tiga elemen utama, yaitu: pre-processor, solver, dan post-processor.

1. Pre-processor

1 Fluent inc.

2 Fluent inc.

Edges

Shared Opposing Shared Vertex

Shared Edge Shared Face Faces Shared Opposing Vertices Shared Opposing x z y

Bagian muka Bagian muka

berlawanan

Bagian pojok

Bagian pojok berlawanan

Bagian puncak Bagian puncak

(9)

Pre-processor terdiri atas input masalah aliran ke dalam program CFD dengan memakai interface yang memudahkan operator dan transformasi input berikutnya ke dalam bentuk yang sesuai dengan pemecahan oleh solver. Beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Mendefinisikan geometri daerah yang dikehendaki: perhitungan domain. b. Pembentukan grid pada setiap domain ke dalam jumlah yang lebih kecil dan

subdomain yang tidak saling tumpang tindih: berupa grid/mesh pada sel atau volume kontrol.

c. Pemilihan fenomena kimia dan fisika yang dibutuhkan untuk dimodelkan. d. Menentukan sifat-sifat fluida (konduktivitas, viskositas, massa jenis, panas

jenis, dsb).

e. Menentukan kondisi batas yang sesuai pada sel yang merupakan batas domain. Pendefinisian boundary condition dan initial condition berdasarkan bentuk saluran dalam ruang oven surya. Oven surya digambarkan sebagai balok dalam koordinat Cartesian. Kondisi batas dinyatakan sebagai berikut:

0 =

d

v dan vt=0

Pemecahan masalah aliran (kecepatan, tekanan, suhu, dan lainnya) didefinisikan pada titik (nodal) di dalam tiga sel. Ketepatan CFD dibentuk oleh sejumlah sel di dalam grid. Secara umum semakin besar jumlah sel, ketelitian hasil pemecahan semakin baik. Mesh yang optimal tidak selalu seragam, semakin halus pada bagian yang memiliki variasi cukup besar dan semakin kasar untuk bagian yang relatif tidak banyak perubahan.

2. Solver

Proses solver pada Fluent 6.1 menggunakan metode numerik: finite volume. Metode finite volume dikembangkan dari finite difference khusus. Algoritma numerik metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu:

a. Tahap I; aproksimasi variabel aliran yang tidak diketahui menggunakan fungsi sederhana.

b. Tahap II; diskretisasi dengan mensubstitusi hasil aproksimasi ke dalam persamaan aliran dan manipulasi matematik berikutnya.

(10)

Persamaan atur aliran fluida dinyatakan dalam hukum kekekalan fisika dalam bentuk matematis, sebagai berikut:

a. Massa fluida kekal.

b. Laju perubahan momentum sama dengan resultansi gaya pada partikel fluida (Hukum II Newton).

c. Laju perubahan energi sama dengan resultansi laju panas yang ditambahkan dan laju kerja yang diberikan pada partikel pada partikel fluida (Hukum I Termodinamika).

Berikut dijelaskan persamaan matematik yang digunakan oleh ketiganya: a. Kekekalan massa dalam tiga dimensi: kuasi steady state

Keseimbangan massa untuk elemen fluida dituliskan secara matematik sebagai persamaan kontinuitas:

( )

( )

( )

0 z w y v x u = ∂ ρ ∂ + ∂ ρ ∂ + ∂ ρ ∂ (10) b. Persamaan momentum dalam tiga dimensi: kuasi steady state

Persamaan momentum merupakan persamaan Navier-Stokes dalam bentuk sesuai dengan metode finite volume:

Momentum x: Mx 2 2 2 2 2 2 S z u y u x u x p z u w y u v x u u + ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ μ + ∂ ∂ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ ρ (11) Momentum y: My 2 2 2 2 2 2 S z v y v x v y p z v w y v v x v u + ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ μ + ∂ ∂ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ ρ (12) Momentum z: Mz 2 2 2 2 2 2 S z w y w x w z p z w w y w v x w u + ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ μ + ∂ ∂ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ ρ (13)

c. Persamaan energi dalam tiga dimensi: kuasi steady state

Persamaan energi diturunkan berdasarkan Hukum I Termodinamika yang menyatakan bahwa laju perubahan energi partikel sama dengan laju penambahan panas ke dalam partikel fluida ditambahkan dengan jalu kerja yang diberikan pada partikel. Secara matematis, persamaan energi dalam tiga dimensi dinyatakan sebagai:

(11)

2 2 2 T T T T T T ρ u + v + w = k u + v + w x y z x y z ⎡ ⎤ ⎡ ∂ ∂ ∂ ⎤ ∂ ∂ ∂ ⎢ ⎥ ⎢ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ (14) d. Persamaan state

Kecepatan fluida selalu mencari keseimbangan secara termodinamika, kecuali

adanya gangguan. Jika digunakan variabel ρ dan p, maka persamaan state

untuk p dan i adalah: P = p(ρ, T) dan i = i(ρ, T)

untuk gas ideal: p = ρ R T dan i = C v T

3. Post-processor

Seluruh hasil yang dilakukan pada tahap sebelumnya akan ditampilkan dalam post-processor yang meliputi: tampilan geometri domain dan grid, plot vektor, plot permukaan 2D dan 3D, tracking partikel, manipulasi pandangan, dan output warna.

Gambar

Gambar 2. Pemantulan sinar surya pada reflektor oven surya
Gambar 3. Skema aliran energi pada oven surya
Gambar 4. Asumsi sudut datang surya pada reflektor
Gambar 5. Geometri dalam bagian oven surya
+4

Referensi

Dokumen terkait

11 Seluruh kewajiban yang tercantum dalam Dokumen Pengelolaan d m Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) wajib dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Game Edukasi Salah Salah Satu Media Kampanye Tentang Pentingnya

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SMA BENTUK PILIHAN GANDA BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PADA MATERI HUKUM NEWTON.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Model matematika Monod dan Michaeilis-Menten ditentukan dengan metode algoritma genetika yang disusun dalam bentuk persamaan diferensial simultan yang diperoleh dari penurunan

 Meskipun jenis material clay nya berbeda, ternyata clay sangat mempengaruhi proses pemanasan dari material organik tersebut, dibanding material karbonat, sehingga hasil

Parameter pengujian dalam penelitian ini adalah keteguhan rekat, kerusakan kayu, viskositas, derajat keasaman (pH), dan kadar air. Penelitian ini dilakukan dengan

Gambar 2.9 menunjukkan terjadinya proses resonansi magnetik bersama, warna kuning menunjukkan kumparan yang memiliki frekuensi resonansi yang sama, medan magnet

Didalam masing-masing 5 situs diatas tulis semua keyword (kata kunci) yang berhubungan dengan produk yang kita jual.. Misalnya: pesantren, pondok, asrama, sekolah, Islam,