• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

31 A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif analitis merupakan penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual dan data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan dianalisis (Surakhmad, 1994).

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 1. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Penjualan daging sapi segar dapat ditemui di berbagai tempat diantaranya kios penjualan daging, pasar modern/ swalayan dan pasar tradisional. Banyak konsumen yang memilih untuk membeli daging sapi segar di pasar tradisional disebabkan daging sapi segar yang dijual fresh dan harga lebih miring dikarenakan dapat ditawar dan lokasi pasar tradisional yang lebih mudah dijumpai oleh para konsumen daripada kios daging maupun supermarket. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan pemenuhan hak dari konsumen. Konsumen tidak jarang mendapatkan produk daging sapi segar yang kurang memenuhi standart dikarenakan keamanan pangan yang ada di pasar tradisional cenderung terabaikan. Hal serupa juga ditemui di pasar tradisional di Kota Surakarta. Kondisi pasar tradisional seperti bangunan masih kelihatan kumuh karena kurang perawatan, warna bangunan yang mudah pudar, saluran kotor dan tidak terawat atau kurang memadai, kurang baiknya sistem drainase merupakan beberapa contoh kelemahan infrastruktur yang kita temui. Berdasarkan alasan tersebut, maka penelitian dilakukan di Pasar Tradisional di Kota Surakarta yang menjual daging sapi segar.

(2)

Tabel 3. Banyaknya Pasar Tradisional Di Kota Surakarta 2013

No Pasar Kelas Luas Tanah

1 Legi IA 16.640 2 Gede IA 6.791 3 Nusukan IA 4.900 4 5 6 7 Klewer Nongko Singosaren Harjodaksino IA IA IA IB 14.000 2.750 4.900 8.997 8 Jongke IB 12.254 9 10 Notoharjo Taman Pasar IB IB 17.000 16.772 11 Gading IIA 2.293 12 Rejosari IIA 2.447

13 Pucang Sawit IIA 2.755

14 Purwosari IIA 1.272

15 Pangggung rejo IIA 1.600

16 Sidodadi IIA 844 17 Mojosongo IIA 1.088 18 Ledoksari IIA 499 19 Kadipolo IIA 1.496 20 21 22 23 24 25 26 27 Tanggul Cinderamata Ayu Balapan Kabangan Mebel Ayam Kembang Triwindu IIA IIA IIA IIB IIB IIB IIB IIB 2.700 2.153 1.375 1.833 5.750 1.220 1.409 1.530 28 Penumping IIB 1.200 29 Kliwon IIB 2.301 30 31 Jebres Ngarsopuro IIB IIB 3.296 2.825 32 Sidomulyo IIIA 819 33 34 35 36 37 38 39 Sangkrah Ngemplak Bangunharjo TanggulSari Jurug Elpabes Mojosongo P IIIA IIIA IIIA IIIA IIIA IIIA IIIA 1.244 947 1.116 740 540 1.680 1.458

40 Buah Kaki Lima IIIA

41 42 43 44 Joglo Ngumbul Bambu Besi IIIB IIIB IIIB IIIB 1.005 450 450 15.120

(3)

Tabel 4. Banyaknya Pasar Tradisional yang menjual Daging Sapi Segar di Kota Surakarta

No Nama Pasar Kelas

1 Legi IA 2 Gede IA 3 Nusukan IA 4 Nongko IA 5 Harjodaksino IB 6 Jongke IB 7 Gading IIA 8 Rejosari IIA 9 Panggungrejo IIA 10 Mojosongo IIA 11 Ledoksari IIA 12 Kadipolo IIA 13 Sidodadi IIA 14 Tanggul IIB 15 Penumping IIB 16 Kliwon IIB 17 Jebres IIB 18 Sangkrah IIIA 19 Tanggulsari IIIA 20 Bangunharjo IIIA 21 Mojosongo P IIIB 22 Joglo IIIB

Sumber: BPS Kota Surakarta 2013

Terdapat 22 pasar tradisional di Kota Surakarta yang menjual daging sapi segar. Penentuan lokasi penelitian pasar tradisional di Kota Surakarta menggunakan teknik stratified quota random sampling. Teknik ini untuk menentukan strata kelas dalam pasar untuk mengurangi efek negatif dari homogennya sifat yang dimiliki pada sub populasi besar, maka digunakan teknik quota. Disetiap strata diambil secara random sampling (Harisudin, 2004). Teknik quota mendasarkan diri pada jumlah yang ditentukan. Yang terpenting diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah yang telah ditetapkan (Arikunto, 2013). Jumlah quota yang ditetapkan sebanyak 1 pasar tradisional disetiap strata atau kelasnya. Teknik random sampling untuk pemilihan pasar setiap kelas dan golongan didapatkan hasil sebagai berikut :

(4)

1. Kelas dan golongan IA didapatkan Pasar Nusukan 2. Kelas dan golongan IB didapatkan Pasar Jongke 3. Kelas dan golongan IIA didapatkan Pasar Kadipolo 4. Kelas dan golongan IIB didapatkan Pasar Tanggul 5. Kelas dan golongan IIIA didapatkan Pasar Sangkrah

6. Kelas dan golongan IIIB didapatkan Pasar Sibela Mojosongo C. Metode Penentuan Responden

Populasi penelitian yakni pedagang daging sapi segar. Responden penelitian ditentukan dengan teknik sensus, sehingga seluruh pedagang daging sapi segar di enam pasar tradisional merupakan responden penelitian yang diwawancara. Untuk mengetahui kondisi pasar dilakukan wawancara dengan seorang informan. Informan dalam penelitian ini adalah kepala pasar atau lurah pasar. Selain itu, untuk mengetahui program Pemerintah mengenai keamanan pangan dilakukan wawancara dengan seorang informan yakni Kepala Bidang Perlindungan dan Kepala seksi Kesmavet Dinas Pertanian Kota Surakarta. Penentuan informan ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara, penyampaian/pengiriman angket/ daftar pertanyaan rekaman percakapan (menggunakan perekam-suara atau audio-visual), atau pengamatan lapang terhadap kegiatan yang sedang dilakukan. Peneliti dengan menggunakan data primer dapat mengumpulkan data sesuai dengan yang diinginkan. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Data primer diarahkan kepada

(5)

pengumpulan data mengenai kondisi pasar, karakteristik pedagang, pengetahuan kebijakan dan keamanan pangan, dan implementasi keamanan pangan daging sapi segar.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mencatat atau mengcopy catatan gambar, photo. Selain itu juga dapat mengumpulkan data dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data yang di digunakan adalah perundang-undangan, peraturan, keputusan menteri yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah, Kementrian Pertanian, Kementrian Kesehatan. Selain itu juga data lain yang menunjang yang berasal dari Dinas Pertanian Kota Surakarta dan Badan Pusat Statistika Kota Surakarta.

(6)

Tabel 5. Aspek Karakteristik, Variabel, Jenis Data dan Sumber Data

No Karakteristik Variabel Jenis Data Sumber Data

1 2 3 Peraturan keamanan pangan di Pasar Tradisional Kegiatan Keamanan Pangan Kondisi Pasar Tradisional a.Perundang-undangan b. Peraturan c. Keputusan Menteri a. Program Keamanan pangan a.Lokasi b. Bangunan c. Sanitasi

d.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sekunder Primer dan Sekunder Primer Observasi dan wawancara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah, Kementrian Pertanian dan Kementrian Kesehatan Dinas Pertanian Kota Surakarta Kepala pasar tradisional 4 5. Pedagang Pengetahuan Tentang Kebijakan dan Keamanan Pangan a. Umur b. lama Pendidikan c. Agama d. Jenis Kelamin e. Lama bekerja f.Pendapatan a.Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta b.Keamanan Pangan yang ditetapkan Pemerintah Kota Surakarta Primer Primer Pedagang Pedagang 6 Implementasi Keamanan Pangan di Pasar Tradisional a. Higiene penjual b. Penanganan dan Penyimpanan Daging c. Sarana dan Fasilitas yang dimiliki Pedagang d. Sistem Pengendalian Hama e. Sanitasi Tempat Primer Pedagang

(7)

E. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer dengan melakukan wawancara langsung kepada responden baik pedagang, kepala pasar, kepala bidang perlindungan dan seksi kesmavet. yang didasarkan pada daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknik ini dilakukan untuk memberikan gambaran jelas mengenai objek yang akan diteliti. Data yang dikumpulkan terkait kondisi pasar.

3. Pencatatan

Metode ini dilakukan dengan mencatat dari semua sumber yang berkaitan dengan penelitian. Data primer berupa pencatatan yang berasal dari wawancara dan data sekunder berupa pencatatan data dari instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian seperti Dinas Pertanian Kota Surakarta dan Badan Pusat Statistika Kota Surakarta. F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara diskriptif dan kuantitatif. Aspek karakteristik, variabel, jenis data dan sumber data disajikan pada Tabel 4. Analisis deskriptif terutama digunakan dalam menganalisis aspek kebijakan yang tidak dapat dikuantitatifkan maupun aspek yang yang tidak ditujukan untuk melihat hubungan antar variabel. Sedangkan analisis kuantitatif terutama digunakan dalam menganalisis aspek yang ditujukan untuk melihat hubungan antar variabel.

1. Analisis Kebijakan Keamanan Pangan

Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui kebijakan keamanan pangan produk daging sapi segar. Kajian dilakukan terhadap peraturan, keputusan menteri dan perundang-undangan yang berlaku

(8)

di Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah, Kementrian Pertanian dan Kementrian Kesehatan. Analisis ini menggunakan metode tabulasi dan deskriptif.

2. Analisis Implementasi Keamanan Pangan Daging Sapi Segar di Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi keamanan pangan di pasar tradisional. Penilaian praktek keamanan dengan dua tingkatan skala Ya dan Tidak, untuk jawaban Ya diberi skor (1) dan jawaban Tidak diberi skor (0). Kategori praktek keamanan pangan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kurang bila skor < 60 %, kategori sedang bila skor 60-80 %, baik bila skor > 80 % (Khomsan, 2000). Kemudian dianalisis dengan metode tabulasi dan deskriptif.

3. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Implementasi Keamanan Pangan

a Kondisi Pasar

Analisis lingkungan pasar tradisional ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi praktek keamanan pangan daging sapi segar yang dilihat dari lokasi pasar, bangunan, sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Penilaian ini dilakukan dengan melakukan

cek list pada sarana yang tersedia di pasar tradisional yang di

sesuaikan dengan KMK No. 519 Tentang Pedoman Penyelanggaraan Pasar Sehat Th. 2008. Kategori hasil penilaian diklasifikasikan dg melihat jumlah jawaban YAsebagai berikut:

a. Jawaban YA : ≥ 80 % : Baik b. Jawaban YA : 65 % - 79 % : Cukup

c. Jawaban YA : ≤ 64 % : Kurang (KMK No.519)

Kemudian dianalisis dengan metode tabulasi dan deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan analisis chi-square antara kondisi pasar dengan implementasi kebijakan keamanan pangan.

(9)

b Karakteristik Pedagang

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik pedagang daging sapi segar. Analisis diarahkan pada karakteristik pedagang (umur, jenis kelamin, agama, lama pendidikan dan pendapatan). Analisis dilakukan dengan metode tabulasi dan deskriptif serta kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan uji statistik Chi-Square untuk hubungan antar variabel. Hubungan berbagai variabel dianalisis dengan Uji chi-square untuk mengetahui adanya hubungan antara karakterisitik pedagang (umur, jenis kelamin, agama, pendidikan dan pendapatan) dengan implementasi kebijakan keamanan pangan.

c Pengetahuan Kebijakan dan Keamanan Pangan

Kajian ini dimaksud untuk mengetahui pedagang mengenai kebijakan dan keamanan pangan. Penilaian pengetahuan kebijakan dan keamanan pangan dilakukan dengan memberi skor. Jawaban yang diperoleh kemudian diolah dengan pemberian skor pada masing-masing pertanyaan dengan skor 1 jika responden menjawab benar dan skor 0 jika jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, kurang. Dikatakan baik (>75–100 %), cukup (60-75%), dan kurang (<60%) (Khomsan, 2003). Selanjutnya di analisis menggunakan metode tabulasi dan deskriptif.

Analisis chi-square untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan kebijakan dan keamanan pangan dengan implementasi kebijakan keamanan pangan.

Adapun rumus chi-square : eij = 𝑛𝑖 𝑋 (𝑛𝑗 )

𝑛

eij = Frekuensi harapan sel(ij) ni = Total baris i

(10)

nj = Total kolom j

n = Total observasi (pengamatan) χ2 = (𝑜𝑖𝑗 −𝑒𝑖𝑗 )2 𝑒𝑖𝑗 𝑘 𝑖=1 𝑟 𝑗 =1

𝑂𝑖𝑗 = frekuensi hasil pengamatan eij =frekuensi yang diharapkan

Suatu hubungan dinyatakan signifikan apabila jika χ2 yang diperoleh adalah sama atau melebihi angka yang terdapat dalam tabel distribusi χ2 untuk derajat kebebasan (dk) yang bersangkutan. Tingkat signifikasi yang dipilih adalah 0,05(Soemantri dan Ali, 2006)

4. Rekomendasi Pengembangan Kebijakan Keamanan Pangan

Kajian ini dimaksud untuk membuat rekomendasi rumusan dalam pengembangan kebijakan. Analisis ini menggunakan metode diskriptif dengan melihat dari hasil implementasi kebijakan keamanan pangan daging sapi segar di pasar tradisional di Kota Surakarta.

Gambar

Tabel 3. Banyaknya Pasar  Tradisional Di Kota Surakarta 2013
Tabel 4. Banyaknya Pasar Tradisional yang menjual Daging Sapi Segar  di Kota Surakarta
Tabel 5. Aspek Karakteristik, Variabel, Jenis Data dan Sumber Data

Referensi

Dokumen terkait

Ginjal bisa kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa dipergunakan tubuh seperti glukosa

Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.. Menyelenggarakan panti asuhan bagi

Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung siklus konversi kas yang terdiri dari periode konversi persediaan, periode konversi piutang dan periode penangguhan utang

Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan

Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan, ketika anak atau remaja melakukan perbuatan perdata, khususnya perkawinan di bawah umur pada dua kasus yang dikaji, maka menurut

dilepaskan NA CV Klapa Mas adalah pemegang IPK pada APL untuk IUP-B, bukan pada areal kawasan hutan yang dilepaskan untuk peruntukan kegiatan non kehutanan. d

Dengan menerapkan kriptosistem simetris pada remote login server linux menggunakan ssh lebih aman daripada remote login ssh default dikarenakan saat ini telah ada software untuk

Dengan pergerakan mata uang Rupiah yang relatif terkendali dan Bank Indonesia masih menjaga tightening bias policy terlihat suku bunga acuan masih dipertahankan pada