• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis : 1. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO 2. Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penulis : 1. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO 2. Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes"

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Hak Cipta dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang Cetakan pertama, Oktober 2017

Penulis : 1. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO 2. Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes Pengembang Desain Instruksional : Mutimanda Dwisatyadini, M.Kep.

Desain oleh Tim P2M2 :

Kover & Ilustrasi : Dra. Suparmi

Tata Letak : Andy Sosiawan, S.Pd. Jumlah Halaman : 205

(4)

DAFTAR ISI

BAB I: TEORI HISTOLOGI DAN ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA 1 Topik 1.

Histologi Jaringan Tubuh Manusia Khususnya Rongga Mulut ... 3

Latihan ………….………... 16

Ringkasan ……...………... 17

Tes 1 ………..……... 17

Topik 2. Bentuk Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia ... 19

Latihan ………...……... 26

Ringkasan ..………... 27

Tes 2 ……….………..……... 28

PETUNJUK JAWABAN TES ... 31

GLOSARIUM ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

BAB II: MIKROSKOP 34 Topik 1. Penganalan Mikroskop ………..…... 38 Latihan ……….………... 42 Ringkasan …..………... 42 Tes 1 .……….………..……... 43 Topik 2. Pengoperasian Alat Mikroskop ……….. 45

Latihan ………...……... 48

Ringkasan ………... 48

Tes 2 ……….………..……... 48

PETUNJUK JAWABAN TES ... 51

GLOSARUM ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 54

(5)

BAB III: PRAKTIKUM HISTOLOGI Topik 1. Epitel ... 56 Latihan ………... 60 Ringkasan ………... 61 Tes 1 ……….………..……... 61 Topik 2. Jaringan ... 64 Latihan ………...……... 71 Ringkasan ………... 71 Tes 2 ……….………..……... 71 Topik 3. Otot ... 74 Latihan ………...……... 81 Ringkasan ………... 82 Tes 3 ……….………..……... 82 Topik 4. Gigi ... 84 Latihan ………...……... 89 Ringkasan ………... 90 Tes 4 ……….………..……... 90

PETUNJUK JAWABAN TES ... 93

GLOSARIUM ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

BAB IV: ANATOMI LEHER, KEPALA, DAN RONGGA MULUT 97 Topik 1. Anatomi dan Fisiologi Leher dan Kepala ... 98

Latihan ………... 109

Ringkasan ……..………... 109

(6)

Ringkasan ………... 121

Tes 2 ……….………..……... 123

PETUNJUK JAWABAN TES ... 125

GLOSARIUM ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 128

BAB V: SISTEM PERSYARAFAN DAN SISTEM PENCERNAAN 129 Topik 1. Sistem Persarafan ... 130 Latihan ………... 140 Ringkasan ………..………... 140 Tes 1 ……….………..……... 141 Topik 2. Sistem Pencernaan ……..………... 143 Latihan ………...……... 152 Ringkasan ………... 152 Tes 2 ……….………..……... 153

PETUNJUK JAWABAN TES ... 156

GLOSARIUM ... 157

DAFTAR PUSTAKA ... 160

BAB VI: PRAKTIKUM SENSORIK DAN MOTORIK 161 Topik 1. Mekanisme Sensorik I Organ Reseptor Umum Reseptor, Termal, dan Raba ... 164

Latihan ……….………... 169

Ringkasan ………... 169

Tes 1 ……….………..……... 169

Topik 2. Mekanisme Sensorik II – Organ Reseptor Umum pada Gigi: Reseptor Nyeri ... 170

Latihan ………...……... 174

Ringkasan ………... 174

(7)

Topik 3.

Mekanisme III – Organ Reseptor Khusus pada Lidah : Reseptor Kecap

(Putik Kecap, Taste Buds) ……… 175

Latihan ………...……... 179

Ringkasan ………... 179

Tes 3 ……….………..……... 179

Topik 4. Mekanisme IV – Motorik Tidak Sadar-Refleks Sonatik dan Otomatik …... 180

Latihan ………...……... 183

Ringkasan ………... 183

Tes 4 ……….………..……... 184

Topik 5. Denyut Nadi dan Tekanan Darah Metode Palpasi – Auskultasi ... 185

Latihan ………...……... 188 Ringkasan ………... 189 Tes 5 ……….………..……... 189 Topik 6. Suhu Tubuh ……..………... 190 Latihan ………...……... 192 Ringkasan ………... 192 Tes 6 ……….………..……... 193 Topik 7. Pernapasan Buatan ……..………... 194 Latihan ………...……... 197 Ringkasan ………... 197 Tes 7 ……….………..……... 198 DAFTAR PUSTAKA ... 199

(8)

BAB I

TEORI HISTOLOGI DAN ANATOMI

FISIOLOGI MANUSIA

Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes

A. PENDAHULUAN

Selamat anda sudah mencapai ke tahap pembelajaran berikutnya yaitu histologi dan anatomi. Pada teori ini. Anda akan mempelajari tentang histologi, anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Apakah anda semua tahu tentang histologi, anatomi dan fisiologi tubuh manusia ?

Apakah anda semua tahu tentang histologi, anatomi dan fisiologi tubuh manusia? Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ.

Anatomi manusia atau antropotomi adalah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia.

Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi manusia yang sehat, organ-organ mereka, dan sel-sel tersusun dalam tubuh manusia.

Mata kuliah ini menguraikan tentang histologi jaringan, anatomi, serta fisiologi tubuh manusia yang meliputi gambaran histologis, anatomis serta fisiologis pada leher, kepala serta rongga mulut beserta sistem mastikasi dan persarafannya. Aktivitas belajar meliputi kuliah, diskusi, penugasan, demonstrasi dan simulasi di kelas dan praktikum di laboratorium institusi.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM DAN KHUSUS  Memahami pengertian dari histologi

 Menyebutkan pengertian tentang histologi  Menjelaskan jaringan tubuh manusia C. MATA KULIAH PRASYARAT

Prasyarat mata kuliah ini lulus mata kuliah Mikrobiologi, mata kuliah Dental Morfologi, mata kuliah Preventive Dentistry.

(9)

D. KEGUNAAN BAB BAGI MAHASISWA

 Mengidentifikasi gambaran histologi dan jaringan tubuh manusia, khususnya rongga mulut

 Mengidentifikasi bentuk anatomi dan fisiologi tubuh manusia  Mengidentifikasi bentuk anatomi dan fisiologi leher dan kepala  Mengidentifikasi bentuk anatomi dan fisiologi rongga mulut

 Menggambarkan sistem persarafan dalam rongga mulut dan gigi geligi  Menggambarkan sistem pengunyahan dan sistem digestive (pencernaan) Pada Bab ini kita akan mempelajari 2 Topik :

Topik 1: Histologi jaringan tubuh manusia khususnya rongga mulut Topik 2: Bentuk anatomi dan fisiologi tubuh manusia

(10)

Topik 1

Histologi Jaringan Tubuh Manusia

Khususnya Rongga Mulut

A. PENGANTAR ANATOMI RONGGA MULUT

Gambar 1.1. Anatomi Rongga Mulut (Tortorra et al., 2009)

Cavum oris dikelilingi oleh labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum molle dan palatum durum di bagian atas dan dasar mulut bagian bawah. Di dasar cavum oris terdapat lingua dan gigi geligi. Bagian belakang cavum oris membuka ke oropharynx melalui fauces atau isthmus oropharyngeus yang dikelilingi di kedua bagian lateralnya oleh plica palatoglossus yang terletak tepat di depan tonsila palatina. Arcus palatopharyngeus atau pilar posterior dan fauces, terletak tepat di belakang tonsila palatina. Di dalam cavum oris terdapat ductus-ductus glandulae salivaniae submandibulanis, parotidea, sublingualis dan beberapa glandula mucous. Gigi geligi dan processus alveolaris penopangnya membagi cavum oris menjadi regio vestibularis yang dikelilingi oleh labium oris

(11)

dan pipi di bagian luar gigi geligi gusi, dan cavum otis proprlum di dalam arcus dentalis. Bila gigi geligi saling beroklusi, regio vestibularis akan berhubungan dengan cavum oris bagian dalam terletak di belakang arcus dentalis (dibelakang gigi molar tiga pada individu dewasa), melalui spatium yang terbentuk dari gigi-gigi yang sudah tanggal.

Membrana mucosa pada cavum oris melekat erat terhadap tulang di bawahnya, yang terletak di atas processus alveolaris dan platum durum, sehingga membentuk muscoperiosteum. Muscoperiosteum mempunyai ikatan yang erat dengan otot-otot lingua melalui lamina propria, namun tidak berkaitan terlalu erat terhadap muskulo. buccinator, otot labium oris dan otot-otot palatum molle. Perlekatan muscoperiosteum ke dasar mulut dan region vestibularis umumnya lebih longgar, sehingga lingua, pipi dan labium oris dapat bergerak lebih bebas. Di seluruh cavum oris, epitel membrana mucosa adalah tipe epithelium stratificatum squamosum. Epitel terbentuk dari beberapa lapisan berikut ini: 1. Stratum gemlinativum atau lapisan sel basal terletak pada lamina basalis dan secara

berkesinambungan membentuk daerah origo untuk lapisan epitel yang lebih superficial melalui mitosis dan sel-selnya.

2. Stratum spimosum dimana sel-selnya berhubungan longgar satu terhadap yang lain, disertai adanya penonjolan atau jembatan ‘intercellular’ yang tampak melintasi spatium interce Ilularis. Mikrograf electron menunjukkan bahwa antar sel-sel berdekatan tidak ada kesinambungan protoplasma, tetapi terdapat kontak pada regio-regio membrane sel tertentu yang membentuk perlekatan plak atau desmosoma. 3. Stratum granulosum dimana sel-selnya lebih datar dan mengandung granula

keratohyalina, suatu precursor dan keratin.

4. Stratum corneum terdiri dan sel-sel tanpa struktur yang sudah mati, datar, dan kornifikasi, dengan jumlah cukup banyak di atas gingiva, palatum molle dan dorsum lingua. Stratum corneum terbentuk dengan baik pada daerah-daerah ini karena stratum corneum lebih sering berkontak dengan tekanan friksional dan abrasi yang lebih besar bila dibanding dengan bagian membrana mukosa cavum oris yang lain. Selsel permukaan mati secara berkesinambungan dan digantikan oleh lapisan epitel yang Iebih dalam

Warna mukosa cavum oris berwarna pink terbentuk dan vaskulanisasi lamina propria yang terletak di bawahnya dan epitel yang relatif tipis. Pada region-region di mana stratum corneum berkembang dengan baik, warna mukosa umumnya kelihatan lebih pucat. Ketiga tipe membrana mukosa adalah:

1. Mukosa pembatas dasar mulut, di bawah permukaan lingua, permukaan dalam labium oris dan pipi, pars oralis palatum molle dan processus alveolaris, kecuali gingiva. Epitel pada daerah ini tidak mempunyai keratin dan lamina propnianya jarang.

(12)

Mukosa khusus dan dorsum lingua adalah tipe ortokeratiriisasi, dengan lamina propria yang melekat erat pada bundel otot intrinsik.

Bagian dalam membrana mukosa disebut dermis atau lamina propria, lapisan epitel kadang-kadang disebut juga sebagai epidermis. Lamina basalis berfungsi memisahkan lapisan epitel paling dalam dari dermis di atasnya. Pada mikrograf elektron, garis elektron padat disebut lamina densa adalah struktur lamina basalis yang paling menonjol. Lamina propria mengandung serabut kolagen, beberapa jaringan elastik, terutama pada regio-regio seperti dasar mulut, ujung saraf sensorik, vasa lymphatica, dan glandula mukosa. Sel-sel yang terdapat pada lamina propria terdiri dari fibroblast, makrofag, sel mast, dan sel-sel yang berasal dari aliran darah, seperti polimorfonukleat leukosit. Di atas gingiva dan palatum durum, lapisan dalam lamina propnia biasanya berhubungan dengan peniosteum tulang, sedemikian rupa membentuk muko periosteum. Pada regio ini, jaringan umumnya kurang vaskular dan kurang sensitif, kecuali pada regio palatum durum tepat di belakang incisivus atas banyak mendapat suplai ujung-ujung saraf.

Mukoperiosteum yang menutupi palatum durum mempunyai beberapa crista transversal yang jumlah dan bentuknya bervariasi, crista ini sering disebut sebagai crista atau rugae palatina. Perkembangan rugae lebih menonjol pada hewan, seperti binatang pengerat, karnivora, dan ungulata. Di belakang incisivus pertama dan di atas onifisium canalis incisivus di palatum membrana mukosa biasanya membentuk tonjolan garis median, yang rendah, sering disebut sebagai papilla incisiva. Di antara canalis incisivus terdapat sisa epitel dan ductus nasopalatinus embnio dan timbunan sel-sel jamur yang disebut epithelial pearls. Sisa epitel ini juga terdapat di sepanjang garis median palatum dan berasal dari epitel plica palatina yang saling bergabung. Epithelial pearls menjadi lebih sedikit setelah bayi dilahirkan namun dapat membentuk kista pada palatum dan canalis incisivus. Sampai gigi incisivus susu bererupsi, frenulum labii superioris biasanya tetap melekat di depan papilla dan pada anak di mana frenulum sangat besar (abnormal), frenulum sering melintas di antara gigi incisivus susu ke arah papilla. Keadaan ini akan menimbulkan celab antara kedua gigi yang sesungguhnya harus saling berkontak.

Persarafan sensorik bagi membrana mukosa cavum oris berasal dari cabang-cabang saraf mandibularis dan maxillaris yang merupakan cabang saraf trigeminus (saraf. cranialis V): perdarahannya berasal dari cabang-cabang arteri facialis. Lingualis dan Maxillanis. Vasa lymphatica dan membrana mukosa cavum oris berdrainase ke lymphonodus submentales, submandibulares, dan cervicales superiores profundi.

Regio cavum oris yang paling sensitif adalah labium oris, ujung lingua dan regio papilla incisiva. Kedua regio terakhir ini terletak pada posisi fungsional sehingga memungkinkan dilakukannya identifikasi yang tepat dan sifat partikel makanan yang terdapat dalam cavum oris.

Gerak mandibula yang menimbulkan aksi pengunyahan gigi geligi berasal dari otot pengunyahan. Ukuran cavum oris diatur oleh aksi otot buccinator dan mylohyoideus; bentuk dan gerak lingua diatur oleh otot intrinsik dan ekstrinsik, sedang posisi palatum molle diatur oleh otot palatum. Tulang-tulang yang membentuk rangka cavum oris adalah maxilla, os palatinum, mandibula, dan os hyoldeum.

(13)

1. Regio CavumOris

Cavum oris dapat dibagi menjadi beberapa regio yang penting pada pemeriksaan sistematik rongga mulut misalnya untuk prosedur diagnosa penyakit dan penentuan desain geligi tiruan. Regio yang paling penting adalah:

2. Vestibulum oris

Dikelilingi oleh pipi dan labium oris di bagian luar dan gingiva serta gigi geligi di bagian dalam. Pada bagian anterior, vestibulum oris berhubungan dengan labium oris; sedang bagian posterior berhubungan dengan pipi. Membrana mukosa pembatas vestibulum melekat di bagian atas dan bawah dengan gingiva yang menutupi processus alveolaris (gingiva alveolaris) dan berhubungan erat dengan otot buccinator dan otot labium oris. Membuka ke vestibulum pada regio molar dua atas permanen pada individu dewasa adalah ductus parotideus. Satu atau beberapa plica membrana mukosa berjalan melintasi dinding lateral (buccal) dan vestibulum dan gingiva; mengandung jaringan ikat dan kadang-kadang juga mengandung sepotong kecil jaringan otot.

Pada garis median, labium oris superius dan inferius melekat pada gingiva melalui frenulum labii superioris dan inferioris. Frenulum labii superioris berjalan di antara gigi incisivus susu ke arah papilla incisiva, di mana gigi incisivus dapat saling terpisah dengan adanya celah atau diastema. Catatan kilnis: Frenulum maxillae dapat mengandung sejumlah besar jaringan kolagen yang menghalangi aksi penutupan diastema garis median. Secara ortodonti, pada kasus seperti ini dapat dilakukan frenektomi untuk memotong frenulum dan sepotong kecil jaringan ikat yang terletak di antara gigi incisivus satu.

(14)

Lingua adalah organ otot yang dapat bergerak dan berperan penting dalam proses pengunyahan, menelan, mengisap dan bicara. Pada keadaan istirahat dan ketika cavum oris tertutup, lingua akan mengisi cavum oris, terletak bersandar terhadap permukaan lingua gigi geligi di balik permukaan inferior palatum molle dan palatum durum. Ujung lingua biasanya berkontak dengan palatum durum di balik incisivus atas. Bagian belakang lingua mengarah ke pharynx dan membentuk sebagian dan dindirig anterior oropharynx. Palatum molle pada keadaaan istirahat biasanya berkontak dengan bagian depan lingua.

Lingua terbentuk dari serabut otot intrinsik dan ekstrinsik yang diselubungi oleh membrana mukosa. Bentuk lingua dapat berubah karena aktivitas otot intrinsik yang seluruhnya terletak di dalam substansi lingua. Otot-otot ini adalah otot longitudinal, vertikal dan transversal, sesuai dengan susunan serabutnya. Posisi lingua dalam hubungannya dengan cavum oris dapat berubah-ubah sesuai dengan aksi otot intrinsic yang mempunyai daerah origo di luar lingua dan daerah insersi pada lingua.

Pada penampang koronal, lingua terlihat terbelah sebagian oleh adanya pemisah jaringan fibrosa vertikal atau septum, yang bergabung di belakang os hyoideum dan merupakan daerah perlekatan beberapa serabut otot intrinsik. Serabut otot juga melekat pada permukaan dalam membrana mukosa yang membungkusnya. Hanya pembuluh darah kecil yang berjalan dari satu sisi lingua ke sisi lain melalui septum garis median. Walaupun demikian terdapat anastomosis yang cukup besar antara arteri lingualis pada ujung lingua. Catatan klinis: Karena hanya terdapat daerah anastomosis arteri yang terbatas pada septum ganis median, lingua dapat dibedah dengan hanya menimbulkan perdarahan ringan. Keadaan ini tentu menguntungkan pada situasi pembedahan untuk mengangkat tumor lingua.

Permukaan atas atau dorsum lingua tertutup oleh membrana mukosa yang meluas pada bagian samping dan permukaan inferior pada tepi bebas anterionya. Di sekitar basis lingua, membrana mukosa berhubungan dengan membrana mukosa yang membungkus dasar cavum oris. Pada garis median, refleksi membrana mukosa berjalan dan permukaan inferior lingua ke dasar cavum oris. ini adalah frenulum lingualis. Frenulum ini mengandung cabang terminal dan arteri sublingualis. Catatan klinis: Bila frenulum pendek, dapat terjadi tongue-tie, disebut ankiloglosia. Kadang-kadang keadaan ini harus diperbaiki dengan cara pembedahan bila mengganggu kenormalan bicara.

(15)

Gambar 1.3. Penampang Lidah (Victor P. Eroschenko, 2002)

Membrana mukosa yang menutupi pars anterior dorsum lingua tidaklah sehalus membrana yang menutupi pars posterior. Membrana ini mengandung beberapa papillae fungifomiis dan filiformis yang memberikan tekstur permukaan yang kasar. Pada daerah pertautan antara pars anterior dan posterior dan lingua terdapat barisan papillae circumvalatae yang besar. Tepat di belakangnya terdapat sulcus dangkal berbentuk V yang disebut sulcus temilnalis, memisahkan pars anterior dan posterior lingua, yang masing-masing mempunyai origo yang secara perkembangannya, berbeda. Pada apex sulcus terminalis terdapat foramen caecum yang dangkal, menandai posisi pertumbuhan ke bawah dan epitel rongga mulut semasa fetus, di mana membentuk glandula thyroidea. Pertumbuhan ke bawah ini, yang melekat pada dasar mulut sebagai ductus thyroglossus, akan kehilangan hubungannya dengan cavum oris pada akhir masa kehidupan fetus, sedang bagian terminal inferiomnya akan menjadi salah satu penghasil hormon terbesar, glandulae endocrinae.

Pars posterior lingua umumnya terbungkus membrana mukosa halus yang terletak di atas lymphonodus-lymphonodus bersama dengan tonsilla palatina dan jaringan limfoid nasopharynx, membentuk jaringan limfoid yang mengelilingi pharynx. Glandula-glandula mukosa kecil terletak pada membrana mukosa pars posterior dan di sepanjang tepi pars anterior lingua. Glandula serosa membuka ke trenches papillae circumvallatae. Di balik membrana mukosa yang menutupi bagian anterior facies inferior lingua, pada kedua sisi frenulum, terletak gabungan glandula mukosa dan serosa lingualis yang lebih besar dan Blandin dan Nuhn, menyebabkan tekstur regio ini lembek. Catatan klinis: Lingua yang

(16)

menghilang setelah pembentukan awal glandula thyroidea. Jaringan thyroidea accessorius juga dapat terbentuk di daerah manapun di sepanjang ductus, sedangkan jaringan thyrodea lingua juga tidak jarang terlihat.

Membrana mukosa yang menutupi lingua umumnya akan memberi respons terhadap sensasi umum (panas, dingin, sentuhan dan sakit). dan terhadap sensasi pengecap khusus. Setelah berjalan melalui plexus saraf pada lamina propria, serabut saraf dan ujung-ujung saraf akan membentuk sensasi umurn pada lingua, melalui dua arah perjalanan ke sistem saraf pusat. Dan dua pertiga anterior lingua (regio oral), serabut saraf sensorik berjalan bersama saraf lingualis (cabang saraf cranialis V). Dari sepertiga posterior lingua (regio pharyngeal), serabut saraf sensorik berjalan bersama saraf glossopharyngeus. Serabut pengecap dan regio oral lingua akan berjalan mula-mula bersama dengan saraf lingualis, tetapi sampai di daerah pterygoideus serabut akan meninggalkan saraf lingualis melalui suatu lingkaran penghubung, yaitu saraf chorda tympani, untuk bergabung dengan saraf facialis pada os tern porale. Serabut pengecap dan regio pharyngea lingua dan papillae circurnvallatae akan berjalan bersama dengan serabut, sensasi umum pada saraf glossopharyngeus. Otot-otot lingua kecuali palatoglossus mendapat suplai saraf motorik dan saraf cranialis x (saraf hypoglossus). Lingua melekat pada os hyoideum melalui saraf hyoglossus; ke processus styloideus melalui otot styloglossus ke mandibula melalui otot genioglossus dan ke aponeurosis palatum serta bagian belakang palatum durum melalui otot palatoglossus. Catatan klinis: Karena otot ekstrinsik lingua berhubungan terutama dengan bagian lateral dan inferior, sejumlah besar bagian tengah dan atas lingua dapat disekresi secara bedah tanpa menimbulkan gangguan fungsi lingua.

Suplai darah lingua berasal dari arteri lingualis dan cabang-cabangnya, sedang arus balik vena berasal dan vena lingualis yang berdrainase ke vena jugularis interna. Karena dua pertiga anterior lingua terbentuk dan pembengkakan lingual yang bilateral, maka suplai darah pada garis median ujung lingua umumnya relatif kurang, karena itu insisi saat bedah atau trauma hanya akan menimbulkan perdarahan ringan saja. Di balik membrana mukosa lingua terdapat sejumlah besar plexus vasa lymphatica selain pembuluh darah dan saraf. Dari plexus ini vasa lymphatica berdrainase ke lymphonodus submentales, submandibulares dan cervicales profundi. Drainase anterior atau pembuluh afferent dan ujung lingua dan permukaan inferior bagian anterior lingua akan menembus diaphragma mylohyoidea dan sebagian besar di antaranya akan masuk ke lymphonodus submentales. Beberapa di antaranya akan berjalan melintasi os hyodieum, berakhir langsung pada rantai cervicales profundi (nodus jugulo-omohyoideus) di dekat daerah di mana otot omohyoideus berjalan melintasi vena jugularis interna. Drainase bagian medial atau pembuluh afferent, dan sebagian besar dorsum dan lateral lingua, akan menembus bagian posterior diaphragma mylohyoidea kemudian masuk ke lymphonodus submandibulares. Selain itu vasa lymphatica akan berjalan ke belakang di antara otot mylohyoideus dan hyoglossus atau ke dalam menuju otot hyoglossus, untuk masuk ke lymphonodus cervicales profundi.

Lymphonodus ini merupakan salah satu di antaranya yang berhubungan dengan venter posterior rom. Otot digastrici (nodus jugulodigastnicus), di mana otot berjalan melintasi vena

(17)

jugulanis intema. Drainase posterior berjalan menembus dinding lateral pharynx di bawah tonsil, masuk ke kelompok superior lymphonodus cervicales profundi. Catatan klinis: Semua sistem drainage jugularis yang berjalan ke nodus jugulo-omohyoideus bersama dengan drainage lympha dan region sub mentalis dan bagian anterior lingua. Vasa lymphatica efferent dan nodus juguomohyoideus berjalan ke lymphonodus supraclaviculares dan bersama-sama membentuk ‘nodus sentinel’ cervicales yang digunakan untuk deteksi lesi kanker atau lesi ganas yang sudah menyebar atau bermetastase dan daerah kepala atau leher. Lesi metastase dan ujung lingua dan bagian anterior dasar mulut biasanya menyebar di sepanjang vasa lymphatica yang berhubungan dengan plexus venosus juguiaris extema atau anterior, melalui trigonum caroticum ke sistem lymphaticus jugularis interna.

4. Dasar mulut

Membrana mukosa pembatas dasar mulut umumnya melekat erat pada bagian perifer permukaan dalam corpus mandibulae, dan berhubungan dengan mukoperiosteum gingiva pada facies lingualis gigi geligi. Di bagian tengah, membrana mukosa berhubungan dengan membrana mukosa yang menutupi dua pertiga anterior lingua. Agar lingua dapat bergerak bebas, membrana mukosa umumnya juga dapat bergerak bebas, kecuali pada daerah perlekatan mandibulae. Membrana mukosa membentuk atap spatium atau kompartemen sub lingualis yang berbentuk celah, di antara corpus mandibulae dan otot lingua. Mengandung glandula sublingualis, plica sublingualis yang menonjol dan meluas ke posterolateral pada kedua sisi, bagian dalam glandula subrnandibularis dan ductusnya, arteri dan lingualis serta hypoglossus. Batas atas glandula sublingualis membentuk crista di balik lingua dan ductus submandibularis membuka pada kedua sisi frenulum lingualis di belakang incisivus bawah. Diaphragma mylohyoideus yang terbentuk dan otot mylohyoldeus terletak lebih ke dalam dan membrana mukosa dn membentuk dasar kompartemen sublingualis. Pada bagian samping lingua, dasar mulut meluas ke belakang dan menjadi lebih dangkal pada daerah di mana perlekatan mylohyoideus naik ke tepi alveolaris, untuk berakhir pada culde sac sebagian pada permukaan dalam gigi molar dan di depan plica palatoglossus. Luas dan bentuk regio berperan penting dalam menentukan desain geligi tiruan bawah.

5. Regio retromolar

Merupakan daerah penting yang meluas dan bagian belakang molar terakhir rahang bawah kebawah menuju bagian belakang molar terakhir rahang atas. Regio ini berhubungan dengan trigonum retromolar, otot buccinator dan constrictor pharyngis superior, plica palatoglossus, tepi anterior otot pterygoideus medialis, hamulus pterygoideus dan tendon. Otot tensor tympani serta tuber maxillae. Membrana mukosa melekat erat pada otot dan tulang di bawahnya serta mengandung beberapa glandula mukosa. Pada rahang bawah,

(18)

Catatan klinis: Retromolar pad sering mengalami peradangan selama erupsi molar ketiga, terutama bila gigi ini impaksi dan dapat merupakan tempat infeksi bakteri kroris, perikoronitis. Daerah retromolar mandibulae juga merupakan petunjuk penting dalam menentukan daerah pendepositan larutan anastesi yang tepat, yang dapat menghasilkan efek anastesi blok dan saraf alveolanis inferior dan lingualis.

6. Atap cavum oils

Terbentuk dari palatum durum dan molle dan dikelilingi di bagian depan serta bagian samping oleh arcus dentalis superior. Pada pemeriksaan perlu diperhatikan derajat lengkungan dan lebar palatum durum, rugae palatina, garis perlekatan palatum molle dan rentang pergerakannya. Pada bagian belakang cavum oris perlu diperhatikan lebar isthmus faucium (fauces) dan besar tonsilla. Membrana mukosa yang menutupi palatum durum adalah mukoperiosteum yang melekat erat terhadap tulang di bawahnya, kecuali pada permukaan dalam processus alveolaris gigi geligi bukal. Mukoperiosteum tidak terlalu kencang melekat pada bagian sampingnya, di mana terdapat arteri dan saraf palatinus yang berjalan ke depan dan foramina palatina major.

Membrana mukosa yang menutupi permukaan dalam palatum molle melekat terhadap otot di bawahnya kecuali pada regio sentral anterior di mana terdapat glandula mukosa palatina berada di antara otot dan membrana mukosa. Facies superior (nasalis) dan palatum molle biasanya tertutup epithelium pseudostratiuicatum columnare dilatum. Epitel cavum nasi dan cavum oris bertemu pada tepi bebas posterior dengan epitel cavum nasi yang menutupi bagian tepi, yang meluas ke pharynx selama proses penelanan. Palatum molle umumnya lebih vaskular, lebih sensitif dan mengandung lebih banyak vasa lymphatica daripada palatum durum. Pada posisi istirahat, palatum molle akan terletak bersandar terhadap bagian posterior dorsum lingua, membentuk seal antara cavum oris dengan oropharynx. Selama menelan, atau bernapas melalui mulut, palatum molle akan terangkat dan cavum oris akan berhubungan dengan pharynx.

Catatan kilnis: Rugae palatina menghasilkan permukaan yang tidak rata yang akan berkontak dengan dorsum lingua selama pengunyahan makanan dan bicara. Bila pada regio ini basis geligi tiruan terlalu rata, maka pasien umumnya akan mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Pertemuan palatum durum dan palatum molle biasanya terlihat sebagai sulcus transversus yang kecil tepat di depan garis vibrasi, merupakan batas antara bagian vibrasi dan nonvibrasi dan mukosapalatum. Garis ini dapat ditentukan dengan meminta pasien mengucapkan bunyi - bunyi. Potongan mukosa yang sempit antara daerah pertemuan palatum molle dan palatum durum dan garis vibrasi biasanya tidak dapat bergerak. Daerah ini perlu ditentukan letaknya karena daerah ini merupakan batas daerah perluasan posterior dan basis geligi tiruan atas, untuk mendapat geligi tiruan dengan stabilitas maksimal.

(19)

7. Gigi geligi dan gingiva

Gambar 1.4. Gigi Susu dan Gigi Permanen (Tortorra et al., 2009)

Gigi geligi atas dan bawah, didukung oleh processus alveolaris tempat terletaknya soket gigi, umumnya membentuk lengkungan atau arcus yang sesuai dengan bentuk lengkung. Pada manusia biasanya tidak ada celah alami antar gigi geligi. Tiap gigi terbentuk dan jaringan klasifikasi, enamel, dentin, cementum dan cavum pulpa yang terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Mahkota gigi geligi biasanya tertutup enamel sedang akar gigi tertanam dalam soket di processus alveolaris. Gigi susu berjumlah 20 buah sedang gigi permanen berjumlah 32 buah. Gigi permanen dapat dikelompokkan menjadi incisivus, kaninus (eve teeth), premolar dan molar. Gigi susu dapat dikelompokkan menjadi incisivus, kaninus dan molar. Premolar dan molar ditandai dengan adanya tuberculum atau cusp pada facies occiusalis (permukaan gigitnya). Gigi incisivus, kaninus, premolar bawah, dan premolar dua atas umumnya hanya mempunyai satu akar. Sedang gigi premolar pertama atas mempunyai dua akar (palatal dan bukal); gigi molar atas mempunyai tiga akar (satu palatal dan dua bukal): gigi molar tiga mempunyai dua akar (mesial dan distal). Facies mesialis gigi adalah facies yang terdekat ke garis median arcus dentalis, sedang fades distalis adalah fades yang terletak berlawanan arah.

(20)

menghubungkan gingiva terhadap processus alveolaris di bawahnya dan terhadap cementum yang menutupi akar gigi tepat di dekat tepi enamel. Pada gingiva tidak terdapat glandula. Gingiva daerah incisivus — kaninus jauh lebih sensitif daripada gingiva di regio gigi belakang. Radang gingiva (gingivitis) adalah penyakit yang umum menyerang baik penduduk kota maupun penduduk daerah terpencil.

8. Glandula Cavum Oris

Glandula-glandula yang membuka ke cavum oris terdiri dari tiga glandulae salivaniae majores, ductusnya membuka ke vestibularis (parotidea) dan dasar mulut (submandibulanis dan sublingualis). Dari ketiganya ini, glandula parotidea adalah glandula sekretoris serosa, gandula submandibulanis adalah glandula gabungan sedang glandula sublingualis dominan mensekresi mukosa. Sekresi serosa umumnya jernih, encer seperti air, berbeda dengan sekresi unit glandula mukosa yang kental dan lengket.

Glandulae salivariae minores dapat dikelompokkan menurut lokasi dan sifat sekresinya sebagai berikut:

 Glandula labiales dan buccales, membuka ke vestibularis dan dominan mensekresi mukosa.

 Glandula palatinae, pada palatum durum dan palatum molle, mensekresi mukosa.  Glandula lingualis anterior(dari Blandin atau Nuhn), ke samping garis median di dekat

ujung lingua, pada permukaan ventralnya.

 Glandula lingualis gustatoris posterior (von Ebner), pada papillae circumvallatae, merupakan tipe glandula serosa.

 Kesemua glandula minores ini terletak pada lamina propnia dan membrana mukosa atau submukosa di sekitarnya.

 Glandula cavum oris dapat membentuk saliva yang dapat dicerna, karena mengandung enzim ptialin (amilase dan saliva). Saliva juga mempunyai fungsi pembersihan dan pelumas untuk mukosa cavum oris. Saliva memberikan kualitas adhesif yang dibutuhkan untuk menahan makanan yang sudah dikunyah dalam bentuk bolus sebelum akhirnya ditelan. Peranan enzim saliva tidaklah terlalu penting karena makanan hanya tinggal dalam waktu singkat di dalam cavum oris, aktivitas amilase akan segera hilang setelah bolus makanan masuk ke gaster.

9. Otot-otot Cavum Oris

Otot-otot cavum oris secara terpisah sudah pernah dibicarakan. Pada bab ini beberapa otot tersebut akan dikelompokkan menurut fungsinya:

1) Otot labium oris dan pipi 2) Otot lingua

3) Otot dasar mulut (otot mylohyoideus dan geniohyoideus) 4) Otot palatum molle

(21)

Semua otot ini berperan penting dalam proses pengunyahan, penelanan dan bicara. Catatan klinis: Pada keadaan istirahat biasanya labium oris akan saling berkontak pada facies labialis gigi geligi. Walaupun demikian bila incisivus atas protrusi, labium oris inferius dapat terletak di facies lingualis incisivus atas, di antara incisivus atas dan bawah. Pada posisi ini, labium oris yang ‘terjebak’ cenderung menggeser incisivus bawah ke belakang dan incisivus atas ke depan dan malokiusi yang terjadi akan terus memburuk.

Labium oris dan pipi bersama-sama membentuk lapisan otot, terletak pada permukaan luar arcu dentalis. Keadaan ini diimbangi oleh otot-otot lingua yang terletak di antara kedua arcus dentalis. Abnormalitas aksi otot labium oris, pipi maupun lingua dapat menyebabkan deformasi arcus dentalis, karena terganggunya keseimbangan normal otot-otot di sekitarnya.

Sphincter cavum oris: Bagian belakang cavum oris otot buccinator umumnya berhubungan dengan constrictor pharyngis superior melalui perlekatannya pada raphe pterygomandibula, sehingga cavum oris dan pharynx kadang- kadang dianggap dikelilingi oleh sphincter otot yang tersusun horizontal serta terbentuk dan otot constrictor pharyngis superior, buccinator dan otot labium oris. Walaupun demikian perlu diingat bahwa elemen-elemen yang membentuk ‘sphincter’ ini dapat dan memang berfungsi sebagai elemen-elemen yang terpisah dan bahwa pada otot buccinator arah serabut otot tidak seluruhnya horizontal.

Pada regio palatum molle terdapat dua mekanisme sphincter lain yang penting:

 Sphincter palatoglossus atau post-oral, berfungsi mengurangi pembukaan antara cavum oris dan pharynx. Pembukaaan mi tertutup bib palatum molle terdepresi dan berkontak dengan permukaan posterior (pharyngeal) lingua dan plica palatoglossus yang saling bertautan.

 Sphincter palatopharyngeal terbentuk oleh otot palatopharyngeus dan crista horizontal yang dibentuk oleh beberapa serabut superior muscular constrictor pharyngis superior (crista Passavant). Sphincter ini berfungsi membantu memperkecil hubungan antara nasopharynx dan oropharynx, akan tertutup bila palatum molle bergerak naik.

Kapasitas cavum oris meningkat bila cavum oris dalam keadaan tertutup dan labium oris berkontak melalui:

1) Gerak turun mandibular.

2) Gerak turun otot mylohyoideus dan diaphragma oral serta lingua.

3) Relaksasi otot buccinator. Otot ini bekerja bersama dengan otot labium oris, otot lingua juga berfungsi secara terkoordinasi pada aktivitas seperti mengisap dan memainkan alat musik tiup.

(22)

Otot-otot pengunyahan tidak hanya berfungsi menggerakkan mandibula pada articulation temporomandibularis dan mempertahankan posisi mandibula terhadap gaya gravitasi, tetapi juga berperan penting dalam menentukan posisi mandibula dalam hubungannya dengan rangka wajah bagian atas. Sebelum gigi geligi bererupsi, tidak ada hubungan yang benar-benar pasti dan selama periode ini mandibula dianggap bertumbuh sebagai unit terpisah dan rangka wajah lainnya. Setelah gigi susu bererupsi, dan setelah akhirnya gigi permanen bererupsi, hubungan yang lebih pasti akan terbentuk melalui oklusi gigi geligi atas dan bawah dan otot terpaksa beradaptasi terhadap mandibula yang sedang bertumbuh ke posisi tersebut. Bila hubungan okiusi tidak normal, hubungan antar juga cenderung menjadi tidal normal dan mandibula dapat terletak terlalu belakang (disebut anomali tipe Angle klas II) atau terlalu ke depan (anomali Angle klas III). Walaupun demikian pada beberapa kasus hubungan gigi yang abnormal merupakan keadaan sekunder dan hubungan rahang yang abnormal, merupakan akibat baik karena pertumbuhan rangka wajah yang abnormal ataupun karena postur otot abnormal, terutama semasa tahun-tahun kehidupan pertama.

Posisi mandibula normal ditentukan selama masa kanak-kanak melalui pola oklusi gigi geligi, dipertahankan melalul aktivitas habitual otot-otot pengunyahan baik saat istirahat maupun selama berfungsi, keadaan ini akan tetap dipertahankan pada masa dewasa oleh aksi otot bahkan setelah permukaan okiusal gigi geligi aus akibat atrisi. Atrisi terjadi pada gigi geligi yang sudah digunakan terus menerus untuk mengunyah makanan yang keras dan kasar. Bila geligi tiruan tidak dapat merestorasi hubungan gigi ash, sering terjadi nyeri otot dan sendi sebelum akhirnya otot dapat mengadaptasikan rahang ke hubungan yang baru. Dengan terhentinya pertumbuhan atau melambatnya pertumbuhan, tidak akan dapat terjadi adaptasi yang baik antara fossa mandibulae, oklusi gigi dan aksi otot.

10. Dasar Mulut Dan Regio Submandibularis

Regio ini mengandung struktur-struktur penting berikut ini:

1) Otot suprahyoidei selain otot lingua; yaitu venter anterior otot digastrici, otot mylohyoideus dan genioyoideus.

2) Glandula subrnandibularis dan sublingualis serta ductusnya

3) Sebagian dari nerves lingualis dan hypoglossus; ganglion sub mandibularis parasympathicus.

4) Sebagian arteri facialis dan lingualis serta venanya.

5) Lymphonodus sub mentales dan submandibulares dengan vasa lymphatica efferent dan afferent.

6) Lingua, termasuk otot intrinsiknya.

Dasar mulut dikelilingi di bagian atas oleh membrana mukosa yang menutupi lingua dan dasar cavum oris di balik lingua; di bagian depan dan samping oleh permukaan dalam corpus mandibula; di bawah oleh otot suprahyoidei dan fascia cervicales profunda, otot platysma dan cutis di balik rahang bawah. Di postenior, region mi berhubungan dengan dinding samping pharynx, os hyoideum, pembuluh arteri leher dan glandula parotidea.

(23)

Gambar 1.5. Papila Sirkumvalata (Victor P. Eroschenko., 2002)

Gambar 1.6. Papila Foliata (Victor P. Eroschenko., 2002)

Latihan

1. Jelaskan Histologi tentang struktur tubuh manusia khususnya rongga mulut, 2. Sebutkan bagian-bagian dari jaringan gigi

(24)

Ringkasan

Mukosa khusus dan dorsum lingua adalah tipe ortokeratiriisasi, dengan lamina propria yang melekat erat pada bundel otot intrinsik.

Lamina basalis berfungsi memisahkan lapisan epitel paling dalam dari dermis di atasnya. Pada mikrograf elektron, garis elektron padat disebut lamina densa adalah struktur lamina basalis yang paling menonjol. Lamina propria mengandung serabut kolagen, beberapa jaringan elastik, terutama pada regio-regio seperti dasar mulut, ujung saraf sensorik, vasa lymphatica, dan glandula mukosa. Sel-sel yang terdapat pada lamina propria terdiri dari fibroblast, makrofag, sel mast, dan sel-sel yang berasal dari aliran darah, seperti polimorfonukleat leukosit.

Lingua adalah organ otot yang dapat bergerak dan berperan penting dalam proses pengunyahan, menelan, mengisap dan bicara.

Lingua terbentuk dari serabut otot intrinsik dan ekstrinsik yang diselubungi oleh membrana mukosa. Bentuk lingua dapat berubah karena aktivitas otot intrinsik yang seluruhnya terletak di dalam substansi lingua.

Gigi susu berjumlah 20 buah sedang gigi permanen berjumlah 32 buah. Gigi permanen dapat dikelompokkan menjadi incisivus, kaninus (eve teeth), premolar dan molar. Gigi susu dapat dikelompokkan menjadi incisivus, kaninus dan molar.

Tes 1

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar!

1. Dalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah. Kelenjar ludah tersebut menghasilkan beberapa enzim, salah satunya yaitu …

A. Maltase B. Pepsin C. Renin D. Erepsin E. Sukrase

2. Gerak pada kerongkongan yang berupa gerakan meremas dan mendorong makanan masuk ke dalam lambung disebut dengan …

A. Gerak amoeboid B. Gerak tropisme C. Gerak berpindah D. Gerak peristaltik E. Gerak mendorong

(25)

3. Jonjot-jonjot pada permukaan usus halus disebut …. A. Rektum B. Rumbai C. Apendiks D. Vili E. Rantai

4. Jaringan ikat merupakan jaringan yang paling banyak terdapat dalam tubuh hewan, berikut ini yang bukan termasuk jaringan ikat adalah:

A. Lemak

B. Tulang rawan C. Tulang D. Otot E. Darah

5. Jaringan otot dapat berkontraksi karena terdapat….. A. Volkman

B miofibril C. Kanalikuli D. Lamela E. Lakuna

6. Jaringan yang mempunyai matriks berongga adalah… A. Kartilago hialin

B. Kartilago elastin C. Kartilagi fibrosa D. Tulang kompak E. Tulang spongiosa

7. Jaringan penyusun kulit yang berfungsi melindungi terhadap kehilangan panas yaitu jaringan…. A. Lemak B. Darah C. Tulang D. Saraf E. Rangka

(26)

8. Fungsi jaringan lemak adalah….. A. Melindungi jaringan yang lemah B. Melindungi tubuh agar tetap sehat

C. Melindungi hilangnya panas secara berlebihan D. Menyimpan kelebihan glukosa

E. Membakar cadangan makanan

9. Organ yang tidak disusun oleh jaringan otot polos, yaitu…. A. Lidah

B. Pembuluh darah C. Usus

D. Lambung E. Rahim

10. Otot merupakan alat gerak aktif karena…. A. Melekat pada rangka

B. Tersusun dari sel otot C. Mampu berkontraksi D. Terdiri dari banyak sel E. Berinti satu di tengah

(27)

Topik 2

Bentuk Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia

A. PENDAHULUAN

Apakah anda semua tahu tentang histologi dan anatomi tubuh manusia?

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ.

Anatomi manusia atau antropotomi adalah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia.

Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi manusia yang sehat, organ-organ mereka, dan sel-sel tersusun dalam tubuh manusia.

B. BENTUK ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

1. Pengertian

Anatomi adalah ilmu mengenai struktur tubuh. Kata anatomi berasal dari kata ana dan tome, yang berarti memotong atau memisahkan. Jadi dapat disimpulkan anatomi tubuh manusia adalah ilmu yang mempelajari potongan struktur tubuh manusia tertentu secara terpisah.

Fisiologi ilmu yang mempelajari fungsi dari tubuh manusia. Sama seperti anatomi, ilmu fisiologi juga mempelajari bidang-bidang atau organ tubuh manusia seperti neurofisiologi, kardiofisiologi ata fisiologi reproduksi.

2. Tingkat struktural organisasi tubuh

Organisasi struktural tubuh manusia berkembang dari tingkat terendah dari atom dan molekul sampai tingkat yang lebih tinggi dan lebih kompleks untuk membentuk keseluruhan tubuh manusia.

a. Tingkat kimia atau atom

Atom, seperti hidrogen, karbon, nitrogen dan natrium. Bergabung untuk membentuk molekul seperti air dan garam, makromolekul seperti karbohidrat protein dan lemak

(28)

c. Tingkat jaringan

Jaringan merupakan sekelompok sel dengan struktur yang sama dan melakukan fungsi yang sama. Ada 4 jenis jaringan dasar seperti jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.

d. Tingkat organ

Organ merupakan dua jaringan atau lebih yang bergabung untuk membentuk suatu organ. Seperti mata, ginjal, jantung, dan lainnya. Sebuah organ berfungsi sebagai pusat fisiologi khusus untuk aktivitas tubuh.

e. System organ

System organ merupakan gabungan dari beberapa organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi yang saling berkaitan dan organ-organ tersebut membentuk system organ. Seperti sistem pencernaan, pernapasan, kardiovaskuler, dan lainnya.

3. Bidang struktural tubuh manusia

Ilmu mengenai anatomi memerlukan terminologi mengenai posisi atau arah serta poin-poin rujukan.

a. Bidang (seksio)

Tubuh merupakan bidang imajiner yang menembus tubuh untuk menunjukan poin-poin rujukan

Gambar 1.7. Rangka manusia (Baker., 2014)

(29)

Bidang struktural tubuh

1) Bidang sagital membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan

a) Bidang midsagital membagi tubuh menjadi dua bagian kanan dan kiri sama besar

b) Bidang parasagital membagi tubuh menjadi dua bagian kanan dan kiri tidak sama besar

2) Bidang frontal (koronal) adalah salah satu bidang di bagian kanan bidang sagital. Bidang ini membagi bagian tubuh atau organ tubuh menjadi bagian depan dan belakang.

3) Bidang tranversal (horizontal, potong silang) membagi tubuh atau organ menjadi bagian atas dan bawah.

b. Posisi anatomis

Dalam posisi anatomis, tubuh berdiri tegak dengan mata melihat ke depan, kaki dirapatkan, lengan disisi tubuh, telapak tangan membuka ke depan dengan ibu jari mengarah keluar tubuh dan jari kelingking mengarah ke tubuh.

Gambar 1.8. Posisi Tubuh berdiri tegak (Baker., 2014)

1) Anterior

(30)

3) Superior

Merupakan bagian yang mengarah ke kepala atau bagian tertinggi tubuh. Superior disebut juga sefalik, cranial atau rostral. Contoh: kepala merupakan bagian superior dari leher.

4) Inferior

Merupakan bagian yang mengarah menjauhi kepala atau mengarah kebagian bawah tubuh. Inferior disebut juga kauda. Contoh: telapak kaki merupakan inferior dari kaki keseluruhan.

5) Medial

Merupakan setiap struktur yang terdekat dengan garis tengah imajiner tubuh. Contoh: hidung merupakan bagian medial dari mata.

6) Lateral

Merupakan bagian yang mengarah kesamping atau menjauhi garis tengah imajiner tubuh. Contoh: telinga merupakan bagian lateral dari mata. Ipsilateral berarti terletak disisi yang sama dan Kontralateral terletak disisi yang berlawanan

7) Proksimal

Merupakan bagian tubuh yang mengacu pada bagian suatu struktur yang mendekati garis tengah imajiner tubuh, jika mengacu pada suatu tungka, maka mendekati titik asal atau titik perlekatan terdekat dengan trunkus. Contoh: lutut merupakan bagian proksimal dari pergelangan kaki dan siku merupakan proksimal dari pergelangan tangan.

8) Distal

Merupakan bagian tubuh yang mengacu pada bagian struktur yang menjauhi garis tengah imajiner tubuh atau menjauhi titik asal atau perlekatan dengan trunkus. Contoh: kaki merupakan bagian distal dari pergelangan kaki.

9) Superficial

Merupakan bagian manapun yang dekat dengan permukaan tubuh. Contoh: kulit merupakan bagian superficial dari otot.

10) Dalam

Merupakan bagian yang terletak di bagian internal tubuh. Contoh: usus halus terletak jauh lebih kedalam tubuh dari otot dan kulit abdominal.

c. Rongga tubuh

Ruang dalam bagian aksial tubuh yang berisi organ-organ atau visera internal. Dua rongga utama yang terletak dalam bagian aksial tubuh yaitu rongga dorsal dan rongga ventral. sedangkan bagian apendikular atau ekstremitas tidak memiliki rongga.

(31)

Gambar 1.9. Rongga Tubuh (Baker., 2014)

1) Rongga dorsal, terletak di bagian posterior (dorsal) dan terbagi menjadi rongga kranial dan rongga spinal. Rongga kranial dikelilingi tulang dan berisi otak dan rongga spinal terbentuk dari susunan tulang belakang (vertebra) yang berisi medulla spinalis.

2) Rongga ventral, terletak dibagian anterior (ventral) dan terbagi menjadi rongga thoraks, rongga abdomen, pelvis dan rongga kecil di bagian kepala (oral, nasal, orbital, telinga tengah)

a. Rongga toraks atau dada. Rongga ini terdiri dari rongga pleuran dan mediastinim. Rongga pleural (kanan dan kiri) masing-masing berisi satu paru dan rongga mediastinum berisi jantung yang terletak dirongga pericardial.

b. Rongga abdominopelvis (rongga peritoneal) berisi visera abdomen dan bidang pelvis.

c. Organ kecil tambahan dikepala meliputi oral, nasal, orbital dan telinga tengah.

(32)

b. Pericardium, parietal melapisi rongga pericardial dan visceral membungkus jantung

c. Peritoneum, parietal melapisi rongga abdominopelvis dan visceral membungkus

Membrane serosa melapisi rongga thoraks dan rongga abdominopelvis, serta menyelimuti organ-organ dalam rongga-rongga tersebut. Membran serosa memiliki dua membrane, yaitu membrane parietal dan membrane visceral. Membran parietal melapisi rongga sedangkan membran visceral menyelimuti organ.

a) Pleura parietal melapisi rongga pleural dan visceral membungkus paru-paru.

b) Pericardium parietal melapisi rongga pericardial dan visceral membungkus jantung.

c) Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis dan visceral membungkus organ abdominal dan organ pelvis lainnya.

d. Regio Abdomino-pelvis

Didalam regio abdominopelvis terdapat Sembilan petunjuk yang digunakan dalam ilmu anatomi untuk memfasilitasi rujukan struktur tubuh dan organ-organ internal tubuh.

 Regio umbilikal terletak pada pusat abdomen

 Regio epigastrium berada di bagian superior dari regio umbilikus  Regio hypogastrium berada di bagian inferior regio umbilikus

 Regio hipokondrium kanan dan kiri berposisi lateral terhadap regio epigastrium

 Regio lumbar kanan dan kiri terletak lateral terhadap regio umbilikus  Regio inguinalis kanan dan kiri terletak lateral dari regio hypogastrium

(33)

Gambar 1.10. Regio Abdominopelvis (Baker., 2014)

Regio abdominopelvis pada umumnya dipakai secara klinis. Dalam menentukan regio abdominopelvis ditentukan garis imajiner horizontal dan vertikal yang menyilang tepat di umbilikus.

Garis ini selanjutnya membagi abdomen dan pelvis menjadi kuadran kanan atas dan kiri atas serta kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah

Latihan

1. Jelaskan Histologi tentang struktur tubuh manusia khususnya rongga mulut 2. Sebutkan bagian-bagian dari jaringan gigi

3. Jelaskan tentang bentuk anatomi fisiologi Petunjuk jawaban latihan

Untuk membantu Anda dalam mengerjakan soal latihan tersebut silakan pelajari kembali materi tentang

(34)

Ringkasan

Pengertian Anatomi Fisiologi (Martini, 2001)

Kata anatomy berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang secara literatur diartikan sebagai “membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang lainnya. Contoh: mempelajari organ jantung dan posisinya dalam tubuh.

Kata physiology juga juga berasal dari bahasa yunani (Greek) yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Contoh: seseorang yang ingin mempelajari fisiologi tentang bagaimana jantung bisa memompa darah.

Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik secara teoretis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep: “semua fungsi yang spesifik dibentuk dari struktur yang spesifik”.

Klasifikasi Anatomi

Anatomi terbagi atas: (1) anatomi mikroskopik dan (2) anatomi makroskopik.

Anatomi mikroskopik adalah mempelajari suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitology dan histologi. Sitology mempelajari suatu sel secara individual sedangkan histologi memperlajari suatu jaringan.

Anatomi makroskopik mempelajari suatu struktur yang besar yang bisa dilihat dengan mata telanjang, antara lain: anatomi permukaan (ciri-ciri dari permukaannya), anatomi regional (fokus pada area tertentu), anatomi sistemik (mempelajari organ secara sistem: pencernaan dan lainnya) Anatomi perkembangan (mempelajari perubahan dari suatu struktur).

Klasifikasi Fisiologi

Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia. Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain: fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya), Fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sistemik (mempelajari fungsi organ secara sistemik), fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit terhadap suatu organ).

(35)

Tes 2

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar! 1. Perhatikan nama tulang berikut.

1) Tulang ubun-ubun 2) Tulang usus 3) Tulang dada 4) Tulang pengumpil 5) Tulang hasta 6) Tulang kering

Tulang pipih ditunjukkan oleh nomor…. A. 1, 2, dan 3

B. 1, 3, dan 4 C. 2, 5, dan 6 D. 4, 5, dan 6

2. Berikut ini fungsi rangka manusia, kecuali …. A. Alat gerak aktif

B. Tempat melekatnya otot C. Penegak tubuh

D. Pemberi bentuk tubuh E. Alat tumpu

3. Sistem gerak pada manusia mencakup otot, tulang dan sendi yang akan dibahas lebih lanjut dalam soal dan jawaban seperti berikut ini. Menurut bahan penyusunnya, tulang digolongkan menjadi ….

A. Tulang pipa dan tulang pipih B. Tulang rawan dan tulang keras

(36)

4. Menurut bagian tubuh yang dibentuk, tulang rusuk termasuk kelompok …. A. Tulang tengkorak

B. Tulang leher C. Tulang badan

D. Tulang anggota gerak E. Tulang dada

5. Yang tidak termasuk fungsi rangka adalah… A. Penyokong tubuh

B. Melindungi organ dalam tubuh C. Alat gerak pasif

D. Memberi bentuk tubuh E. Alat gerak aktif

6. Jaringan -jaringan tubuh saling berinteraksi membentuk… A. Organ

B. Jaringan sejati C. Sistem jaringan D. Sistem organ E. Kelompok jaringan

7. Jaringan yang berfungsi mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ adalah…

A. Jaringan epitel B. Jaringan ikat C. Jaringan otot D. Jaringan saraf E. Jaringan epidermis

8. Suatu jaringan memiliki ciri-ciri berikut.  Disusun oleh serabut kolagen yang kasar;  Terdapat kondrosit

 Terdapat di cakram antartulang belakang Jaringan tersebut adalah ….

A. Rawan hialin B. Rawan fibrosa C. Rawan elastik D. Tulang kompak E. Tulang spon

(37)

9. Di antara pernyataan berikut, manakah pernyataan yang tepat tentang jaringan? A. Jaringan merupakan kumpulan sel yang bergabung

B. Jaringan merupakan gabungan sel sejenis dengan fungsi khusus C. Jaringan merupakan gabungan sel tak sejenis dengan fungsi khusus D. Jaringan merupakan gabungan sel tak sejenis tanpa fungsi khusus E. Jaringan merupakan gabungan sel sejenis tanpa fungsi khusus

10. Berikut ini adalah beberapa sistem organ yang terdapat dalam tubuh manusia: 1) Sistem saraf

2) Sistem peredaran darah 3) Sistem hormon

4) Sistem indera

Sistem yang termasuk dalam sistem koordinasi adalah ... A. 1, 2, 3

B. 1, 3, 4 C. 2, 3, 4 D. 1, 4 E. 1, 2, 3, 4

(38)

Kunci Jawaban Tes

Tes 1 1. A 2. D 3. A 4. D 5. B 6. E 7. A 8. C 9. A 10.C Tes 2 1. A 2. A 3. B 4. C 5. E 6. A 7. B 8. B 9. B 10.B

(39)

Glosarium

Istilah dan Posisi Anatomi

Posisi anatomi adalah ketika seorang menghadap ke depan, dengan kepala tegak lurus, kedua tangan berada di samping dengan ibu jari berada di samping/luar.

Istilah anatomi berdasrkan pposisi anatomi antara lain:

- Anterior : depan

- Medial : tengah

- Superior : atas

- Dextra : kanan

- Ventra : bagian depan

- Interna : dalam

- Proximal : pangkal

- Central : pusat

- Parietal : lapisan luar

- Superfisial : dangkal

- Horizontal : bidang datar

- Transversal : potongan melintang

- Posterior : belakang

- Lateral : samping

- Inferior : bawah

- Sinistra : kiri

- Dorsal : bagian belakang

- Externa : luar

- Distal : ujung

- Perifer : pinggir (tepi)

- Visceral : lapisan dalam

- Profunda : dalam

- Vertical : bidang tegak

(40)

Daftar Pustaka

Activasi otak.com. Diunduh 7 September 2017.

Biologigonz.blogspot.com. Diunduh 7 September 2017. Https://www.blogger.com. Diunduh 7 September 2017.

Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22, Jakarta:EGC. Google.co.id/imgres=medula+spinalis. Diunduh 7 September 2017.

Paparella, M.M, Adams, G.L, Lavine, S.C. (2012). Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid dalam BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta : EGC.

Sutiko. A, Ahyudi. A. (2007). Anatomi Kepala dan Leher. Makasar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

(41)

BAB II

MIKROSKOP

Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes PENDAHULUAN

Selamat anda sudah mencapai ke tahap pembelajaran berikutnya yaitu praktikum mikroskop. Pada panduan praktikum ini. Anda akan mempelajari tentang mikroskop. Apakah anda semua tahu tentang mikroskop dan fungsinya ?

Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Untuk mengetahui mikroskop maka perlu diketahui komponen mikroskop, macam mikroskop, penggunaan dan pemeliharaannya.

Deskripsi cakupan materi bahan ajar mata kuliah ini menguraikan tentang jaringan serta fisiologi tubuh manusia yang meliputi gambaran histologis, anatomis serta fisiologis leher dan kepala serta rongga mulut beserta sistem mastikasi dan persarafannya. Aktivitas belajar meliputi kuliah, diskusi, penugasan, demonstrasi dan simulasi di kelas dan praktikum di laboratorium institusi.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM DAN KHUSUS 1. Fungsi dan penggunaan alat dan bahan yang digunakan.

2. Membaca, menginterpretasikan, membahas, dan menyimpulkan hasil praktikum. 3. Membandingkan hasil praktikum dan teori yang bersangkutan.

4. Menerangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi praktikum. 5. Mengaplikasikan praktikum di klinik.

6. Mampu menyebutkan bagian-bagian dari mikroskope

7. Mampu mengoperasikan mikroskope 8. Mengenal bagian-bagian dari mikroskope 9. Mengoperasikan mikroskope

(42)

TATA TERTIB PRAKTIKUM SANGSI PELANGGARAN TATA TERTIB PETUNJUK UMUM

1. Tata-tertib Praktikum

1.1 Mahasiswa wajib :

1. Mempelajari teori dan praktikum yang akan dikerjakan, paling sedikit satu hari sebelum praktikum dimulai.

2. Memiliki Buku Petunjuk Praktikum secara pribadi. 3. Memiliki kartu status praktikum dengan pas foto.

4. Memiliki dan memakai jas praktikum yang diberi nama (dipasang pada jas di dada kiri).

5. Setiap kelompok memiliki map warna biru tua untuk menyimpan kartu status (tidak boleh di bawa pulang).

1.2 Masuk ke dalam ruang praktikum setelah persiapan pada butir 2.1 lengkap. 1.3 Menandatangani daftar hadir yang telah disediakan.

1.4 Mengambil dan memeriksa alat dan bahan praktikum serta mengisi buku pinjaman alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum yang bersangkutan.

1.5 Menyiapkan alat dan bahan pada butir 1.4 di meja praktikum yang bersangkutan untuk siap memulai praktikum.

1.6 Mahasiswa melapor kepada Dosen Pembimbing praktikum bahwa kuis awal dan praktikum siap untuk dimulai.

1.7 Selama praktikum mahasiswa hendaknya tenang dan berkonsentrasi pada praktikum yang bersangkutan serta tidak melakukan tindakan di luar kegiatan praktikum.

1.8 Praktikum dikerjakan secara sistematik sesuai dengan petunjuk.

1.9 Setelah praktikum selesai, mahasiswa mencatat hasil praktikum dan mengerjakan tugas di lembar laporan praktikum. Untuk mempersingkat waktu, maka tugas menjawab pertanyaan teori yang bersangkutan dengan praktikum harus dikerjakan di rumah sebelum praktikum dilaksanakan. Selanjutnya lapor kepada Dosen Pembimbing untuk kuis akhir.

1.10 Akhirnya mahasiswa mengembalikan alat-alat dalam keadaan utuh (tidak rusak). Bersih dan lengkap. Dalam hal kerusakan alat akibat kecerobohan mahasiswa. Maka mahasiswa yang bersangkutan wajib menggantinya.

2. Sangsi Pelanggaran Tata Tertib

2.1 Mahasiswa yang melanggar tata tertib praktikum akan dikenakan sangsi sesuai dengan macam dan sifat pelanggarannya.

2.2 Bentuk sangsi dapat berupa : a. Peringatan

b. Tidak diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya c. Tidak diperkenankan mengikuti ujian

(43)

d. Bentuk pelanggaran dapat berupa :

 Melanggar tata tertib seperti tercantum pada Bab II  Terlambat tanpa alasan yang sah

 Tidak mengikuti salah satu praktikumtanpa alasan yang sah

3. Petunjuk Umum

Untuk melaksanakan praktikum ini, diperlukan persiapan yang matang, baik pada mahasiswanya maupun materi alat-alat dan bahan-bahannya.

Persiapan mahasiswa berupa kemampuan pengetahuan teori dan pengetahuan mengenai langkah-langkah yang akan dikerjakan pada praktikum yang bersangkutan, agar tujuan praktikum dapat tercapai dengan akurat. Di lain pihak alat dan bahan juga harus dipersiapkan dengan baik agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan lancar.

3.1 Persiapan Mahasiwa

Kesiapan mahasiswa seperti diuraikan di atas dibuktikan dalam : a. Kuis awal yang dapat dilalui dengan baik

b. Kelancaran pelaksanaan praktikum

c. Kuis akhir yang dapat dilalui dengan baik dari hasil, pembahasan, dan kesimpulan hasil praktikum

3.2 Persiapan Alat dan Bahan

a. Subjek praktikum (naracoba) adalah mahasiswa praktikan :

Segala sesuatu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebagai subjek praktikum, harus diperhatikan dengan mempelajari materi praktikum, paling sedikit sudah diketahui pagi hari sebelum berangkat ke kampus.

b. Bahan dan alat praktikum tercantum pada uraian setiap praktikum :

1. Alat yang akan digunakan dalam setiap praktikum diperiksa jenisnya, jumlahnya, keutuhannya (tidak rusak),dan dapat digunakan dengan baik. 2. Alat yang berisi air raksa diperiksa sampai ke nilai 0.

3. Alat yang menggunakan batere dites melalui indicator (lampu) yang menyala.

4. Bahan praktikum yang terdiri dari senyawa kimia, air panas, dan air es hendaknya dipersiapkan sebelum praktikum dimulai.

MATERI PRASYARAT MATA KULIAH

(44)

KEGUNAAN BAB BAGI MAHASISWA

Dalam bab ini mahasiswa dapat mempelajari mengenai Mikroskop. Yang mana mikroskop dapat digunakan untuk penelitian oleh mahasiswa, mikroskop dapat melakukan pembesaran 500x dari ukuran normal. Sebelum praktikum menggunakan mikroskop, mahasiswa harus paham bagian-bagian dan fungsi mikroskop, serta mengenal bagian-bagian mikroskop dan fungsinya. Dalam bab ini materi mengenai mikroskop akan kita pelajari.

Pada buku ini kita akan membahas materi mengenai praktikum, yang mana artinya anda akan mulai mengaplikasikan ilmu yang anda dapat.

Adapun materi yang akan dipraktikan adalah sebagai berikut : Topik 1: Pengenalan Mikroskop

Topik 2: Pengoperasian Alat Mikroskop

Selamat belajar semoga anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dan terampil dalam melakukan praktikum mikroskop.

(45)

Topik 1

Pengenalan Mikroskop

Selamat anda sudah masuk pada tahap pembelajaran praktikum pengenalan mikroskop.

Mari kita mempelajari lebih lanjut mengenai mikroskop. A. PENDAHULUAN

Unit terkecil dari makhluk hidup yang mempunyai fungsi tertentu adalah sel, sedangkan jaringan merupakan sekumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka struktur atau matriks (Bevelander dan Ramaley, 1988). Susunan sel-sel, hubungan antara mereka sendiri, hubungan mereka dengan matriks ekstra seluler, dan sifat matriks itu harus kita pahami untuk dapat mengembangkan pengertian tentang bagaimana jaringan itu melakukan fungsinya yang khas (Junquiera dan Carneiro, 1980).

Secara praktikal, struktur seluler dapat dipelajari dengan bantuan salah satu peralatan optis yang kita kenal sebagai mikroskop. Untuk tujuan pengamatan ini pula, perlu tersedianya suatu media untuk meningkatkan komunikasi edukatif dalam proses penghantaran materi praktikum, khususnya mengenai sel dan jaringan; media tersebut adalah sediaan/preparat histologis/preparat mikroskopis. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengamati bersama-sama antara instruktur dan praktikan terhadap sediaan mikroskopis/histologis tersebut, sehingga sifat-sifat verbalistis sebanyak mungkin dikurangi, akhirnya diharapkan Anda akan mendapat kesempatan belajar secara aktif.

Bila tersedia (Anda memiliki sendiri) yakni buku Atlas Histologi, yang berisi foto berwarna/gambar-gambar asli dari jenis jaringan penyusun organ tubuh/gambar-gambar asli dari jenis jaringan penyusun organ tubuh manusia sebagai pembanding hasil pengamatan mikroskopis tersebut, akan sangat membantu.

B. PENGENALAN MIKROSKOP

Mata manusia untuk tujuan pengamatan memiliki kemampuan daya pisah terbatas terhadap suatu objek berukuran renik/mikron, sehingga sangat diperlukan alat bantu. Sediaan histologis jaringan hewan pun dibuat dengan pertimbangan yang sesuai dengan kaidah optis. Salah satu alat bantu yang biasa digunakan dalam proses pengamatan tersebut adalah mikroskop (micro = kecil + scopium = penglihatan), dengan alat ini pengamat lebih mampu meningkatkan daya pisah objek mikroskopis, sehingga objek yang sangat halus pun

(46)

sinar matahari atau lampu listrik yang ditempatkan pada badan mikroskop tersebut sebagai sumber cahaya. Jenis ini tergolong sederhana dengan lensa okuler/lensa pengamat tunggal (mikroskop monokuler) maupun yang memiliki lensa okuler ganda (mikroskop binokuler). Mikroskop yang telah disebutkan ini hanya dapat memberikan bayangan objek yang bersifat dua dimensi, yakni hanya tampak panjang dan lebarnya saja, sehingga haruslah diperhatikan bahwa objek yang akan diamati harus berukuran kecil dan tipis, agar dapat ditembus oleh cahaya. Terdapat juga jenis mikroskop stereo (stereo microscope), di mana alat ini mampu memberikan bayangan objek yang bersifat tiga dimensi. Sebagai penyempurnaan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengamatan mikroskopis yang semakin maju, maka telah diciptakan sejenis mikroskop canggih untuk pengamatan ultrastruktur, yakni electron microscope, baik yang dikenal dengan nama Transmission Electron Microscope (TEm) maupun Scanning Elektron Microscope (SEm).

Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cekung dan lensa datar yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar ( revorver ), Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.

1. Macam-macam mikroskop: a. Mikroskop Cahaya

Merupakan mikroskop yang mempunyai bagian – bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan.

b. Mikroskop Pendar

Mikroskop ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen dalam jaringan.

c. Mikroskop Medan Gelap

Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya pisah mikroskop majemuk.

d. Mikroskop Fasekontras

Mikroskop ini digunakan untuk mengamati benda hidup dalam keadaan alaminya, tanpa menggunakan bahan pewarna.

e. Mikroskop Elektron

Banyak komponen sel seperti mitokondria, ribosom dan retikulum endoplasma yang begitu kecil tidak bisa dilihat secara detail dengan mikroskop biasa tetapi bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

Gambar

Gambar 1.1. Anatomi Rongga Mulut  (Tortorra et al., 2009)
Gambar 1.3. Penampang Lidah  (Victor P. Eroschenko, 2002)
Gambar 1.4. Gigi Susu dan Gigi Permanen   (Tortorra et al., 2009)
Gambar 1.7. Rangka manusia  (Baker., 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

peneliti menemukan cara-cara guru mengajar yang berbeda-beda, karena setiap siswa memiliki karateristik yang berbeda- beda untuk setiap sekolah. Guru berusaha untuk

Maka berdasarkan uraian tersebut, judul penelitian ini adalah “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return On Asset Terhadap

Dalam analisis perhitungan debit dan kecepatan penulis mengambil satu alat saja sebagai bahan kajian. Hal ini selain untuk mempermudah analisis juga lebih

Dari hasil penelitian terhadap hubungan tegangan dan regangan dinding uji tipe C, didapat benda uji DPC lebih kaku dari benda uji DPWC, hal ini terjadi karena

Beberapa survei dan penelitian menguatkan bahwa betapa penting kemampuan untuk bisa mendengar, bahkan banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kemampuan seseorang untuk

- BAGI PESERTA TENDER YANG BELUM TERDAFTAR SEBAGAI MITRA USAHA PT TIMAH (PERSERO) TBK DAPAT MELENGKAPI SYARAT-SYARAT YANG DAPAT DILIHAT WEBSITE ADDRESS HTTPS://EPROC.PTTIMAH.CO.ID.

Berbeda dengan media sosial seperti Twitter dan Facebook yang menggunakan lebih dari dua hashtag untuk mengurangi keterlibatan, pengguna Instagram tidak akan puas

Suasana yang ingin didapatkan dalam perancangan ruang luar adalah keakraban yaitu dengan perancangan taman-taman sebagai ruang duduk yang dapat digunakan