• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan dalam Perancangan Komik Strip Tematik Sahabat Alam Pancoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kebutuhan dalam Perancangan Komik Strip Tematik Sahabat Alam Pancoh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kebutuhan Dalam Perancangan Komik Strip Tematik

Sahabat Alam Pancoh

Shanta Rezkita1 dan Trio Ardhian2

1Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa E-mail: shanta.rezkita@ustjogja.ac.id;

2Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa E-mail: trio.ardhian@ustjogja.ac.id

ABSTRAK

Sekolah Adiwiyata mengintegrasikan muatan lingkungan hidup dalam pembelajarannya. Namun media pembelajaran belum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa, potensi daerah, dan potensi sekolah. Penelitian ini bertujuan menganalisis kebutuhan siswa sekolah dasar Adiwiyata dalam perancangan komik strip tematik sahabat alam Pancoh. Data diperoleh melalui observasi, diskusi kelompok terarah, wawancara guru kelas dan siswa serta kajian literatur. Hasil menunjukkan siswa sekolah dasar adiwiyata lebih menyukai ilustrasi gambar komik yang menarik dengan tokoh sebaya seperti usia mereka dan berkaitan dengan lingkungan sesuai agenda program adiwiyata. Pengintegrasian beberapa mata pelajaran dalam komik dan pemanfaatan potensi lokal ekowisata Pancoh akan membantu siswa berbuat nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian disimpulkan rancangan komik yang dibuat untuk tema lingkungan sahabat kita dengan jenis komik strip dan berorientasi pada ekowisata Pancoh dan tripusat pendidikan.

Kata Kunci: Kebutuhan; Komik Strip; Tematik; Ekowisata.

ABSTRACT

Adiwiyata School integrates environmental content in its learning. But learning media has not been developed according to the needs of students, regional potential, and school potential. This study aims to analyze the needs of Adiwiyata elementary school students in the design of thematic strip comics friends of the natural Pancoh. Data were obtained through observation, focus group discussions, classroom teacher interviews and students and literature review. The results show adiwiyata elementary school students prefer illustrations of comic drawings that are interesting with peers such as their age and related to the environment according to the adiwiyata program agenda. The integration of several subjects in comics and the utilization of the local potential of Pancoh ecotourism will help students do the real to preserve the environment. Thus, it was concluded that the comic design was made for the environmental theme of our friends with the comic strip type and was oriented to Pancoh ecotourism and education center.

Keywords:needs, strip comics, thematic, ecotourism.

PENDAHULUAN

Permasalahan ekologi saat ini semakin kompleks, yang berimplikasi terhadap ketidakseimbangan lingkungan. Peran dunia pendidikan sangat diharapkan dalam membentuk siswa yang berkarakter dan berbudaya terhadap lingkungan. Proses ini tentunya dapat dimulai sejak usia Sekolah Dasar (SD) melalui program-program Adiwiyata. Alasannya Sekolah Adiwiyata melaksanakan kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan

(2)

Kebudayaan serta standar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Proses Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang dilakukan dalam program adiwiyata secara berkelanjutan akan membentuk ekoliterasi (melek lingkungan) siswa. Namun demikian, Desfandi (2015) mengungkapkan pelaksanaan program sekolah Adiwiyata berbasis PLH belum memberikan hasil yang maksimal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu strategi lain agar tercapai maksimal.

Akhir-akhir ini banyak objek wisata yang menawarkan edukasi bagi masyarakat, salah satunya ekowisata Pancoh. Ekowisata ini terletak di desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Aswita (2017) ekowisata dapat menjadi sumber belajar bagi setiap orang. Hal ini dikarenakan dasar pengembangan sebuah ekowisata adalah pendidikan lingkungan. Oleh karena itu, ekowisata dan pendidikan lingkungan dapat saling mendukung.

Daya tarik ekowisata Pancoh tidak hanya sekedar dari kenampakan alam tetapi semangat masyarakat pasca erupsi Merapi untuk menata kembali kehidupan sehingga berimbas pada perekonomian mereka. Alam Pancoh juga memiliki potensi lain seperti outbond, perkebunan salak, sayuran, peternakan, dan berbagai kerajinan, serta pelestarian budaya masyarakat sekitar. Tujuan menarik dari ekowisata Pancoh diantaranya memperkenalkan kekayaan ekologi Dusun Pancoh dan sekitarnya, menggerakkan perputaran roda perekonomian masyarakat khususnya Dusun Pancoh dan sekitarnya, menjaga, merawat dan mengembangkan SDA untuk tujuan yang baik dan benar, meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat, menciptakan kebersamaan, kerukunan dan gotong royong dengan sesama, dan terbangunnya sikap budaya peduli terhadap lingkungan. Bahkan beberapa prestasi diraih ekowisata Pancoh, diantaranya juara 1 se Kabupaten Sleman pada tahun 2016 kemudian juara 3 desa ekowisata se DIY, dari 144 desa wisata pada tahun 2017. Tidak hanya itu, pada 31 Oktober 2017 sampai 1 Nopember 2017, ekowisata Pancoh berkesempatan mengikuti pameran pada ajang International Conference on Sustainable Tourism, di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta (Profil Pancoh Ekowisata, 2017).

Pemanfaatan potensi yang ada di ekowisata Pancoh dalam pembelajaran di SD dapat memberikan gambaran yang kontekstual tentang ekoliterasi. Boehnert (2013: 2) menjelaskan “Ecological literacy is a philosophical and educational programme that recognises human kind’s essential relationship with the Earth and revisions educational, social, political and economic priorities for the design of sustainable ways of living”. Ekoliterasi sangat diperlukan dalam program pendidikan yang menggambarkan bahwa

(3)

antara kehidupan manusia dan bumi memiliki hubungan yang kuat. Bahkan di bidang politik, sosial dan ekonomi dalam mendesain gaya hidup yang berkelanjutan. Asas dalam ekoliterasi dapat ditumbuhkan melalui pendidikan sekolah dan luar sekolah, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dengan demikian, setiap orang muncul kesadarannya untuk melestarikan lingkungan.

Ekoliterasi siswa SD mengarah pada pemahaman siswa tentang hubungan dalam sistem kehidupan yang berintegrasi seperti sistem alam, sosial, teknologi dan lingkungan. Dalam hal ini, guru dapat mengangkat potensi lokal daerah sebagai sumber belajar. Penggunaan sumber belajar yang tepat akan menjadikan pembelajaran tematik menarik sehingga dapat mengoptimalkan hasil yang dicapai (Musfiqon, 2012: 36).

Pengembangan media dan sumber belajar perlu ditingkatkan karena berrdasarkan hasil observasi penelitian di SD Adiwiyata, sebagian besar guru belum mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, potensi daerah, dan potensi sekolah. Padahal media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu sebagai pembelajaran yang efektif (Widodo, 2017; Widodo, Darhim, & Ikhwanudin, 2018; Widodo, Prahmana, Purnami, & Turmudi, 2017; Widodo & Wahyudin, 2018). Sebagian guru telah menggunakan media dalam pembelajaran namun belum maksimal dalam menumbuhkan kepedulian lingkungan siswa. Guru juga masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik terpadu sesuai dengan yang diamanatkan Kurikulum 2013. Dari sisi siswa, kesadaran untuk menjaga lingkungan masih didikte oleh kepala sekolah dan guru. Jelas terlihat pada pembuangan jenis sampah yang belum sesuai dengan tempatnya, sampah organik dan anorganik masih bercampur jadi satu.

Hasil belajar segi afektif akan tercapai apabila siswa memiliki pengetahuan lingkungan yang baik. Penggunaan media yang tepat dan bervariasi akan meningkatkan pengetahuan siswa, misalnya komik strip dalam pembelajaran tematik. Penelitian Buchori & Setyawati (2015) menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan nilai karakter antara sebelum dan sesudah diimplementasikan model pembelajaran melalui e-komik.

Sejak dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal komik sebagai media komunikasi. Cerita yang disajikan dalam bentuk gambar yang berurutan akan memberi pesan moral dan mengembangkan imajinasi anak-anak. Namun seiring perkembangannya, komik lokal seolah tidak mampu bersaing dengan komik luar negeri (Soedarso, 2015: 496). Komik dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh Pusat Bahasa (2008: 794) diartikan sebagai (1) cerita bergambar dan (2) pelawak atau badut. Lebih lanjut McCloud (2008: 129) memaparkan bahwa komik adalah sebuah media yang berupa kepingan-kepingan teks dan potongan

(4)

gambar yang ketika bergabung akan menjadi cerita yang utuh dan berkesinambungan. Oleh karena itu, komik terkesan hidup ketika dibaca. Tidak heran jika komik dapat membangkitkan minat, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca serta meningkatkan minat baca siswa. Komik dalam pembelajaran akan mengubah pandangan negatif masyarakat selama ini menjadi bacaan yang bermanfaat bagi pembelajaran (Sudjana & Rivai, 2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk melestarikan komik lokal di Indonesia, misalnya dengan mengaitkan antara cerita komik dengan potensi lokal seperti fenomena lingkungan siswa.

Apabila dilihat dari taraf berpikir, siswa SD berada pada fase tahap operasional konkret. Oleh karena itu, sebaiknya pembelajaran dilaksanakan secara terpadu dengan menggunakan tema tertentu. Dengan demikian, siswa menjadi lebih fokus, dan memahami materi lebih mendalam. Selain itu lebih kontekstual karena mengaitkan pengalaman pribadi siswa. Senada dengan uraian tersebut, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (2016), pembelajaran tematik di Indonesia secara filosofi dilandasi oleh aliran progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Ketiga aliran ini saling melengkapi sehingga mengarahkan siswa untuk aktif, kreatif, dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Karena semua siswa memiliki pribadi yang khas. Sedangkan secara psikologis, pembelajaran tematik dilandasi oleh perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komik strip tematik bagi siswa SD merupakan sebuah media pembelajaran berbentuk cerita bergambar sederhana dengan tema tertentu dan memuat sejumlah konsep dari berbagai mata pelajaran yang terkait dengan potensi lingkungan ekowisata Pancoh sehingga menambah pengetahuan lingkungan siswa kemudian dapat menumbuhkan kepedulian lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis kebutuhan terhadap siswa SD untuk merencanakan strategi yang tepat dalam merancang komik strip tematik sahabat alam Pancoh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, Diskusi Kelompok Terarah (DKT), wawancara dan kajian literatur. Sebagai informan DKT adalah perwakilan siswa kelas 5 SD negeri Adiwiyata yang berada di Kota Yogyakarta. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas dan siswa. Kajian literatur diperoleh dari bahan kajian pustaka, berupa buku-buku dan jurnal tentang pengembangan komik. Hasil pengumpulan data dianalisis menggunakan content analysis. Hasil analisis tersebut digunakan untuk merencanakan strategi yang tepat dalam perancangan komik strip tematik.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi menggambarkan beberapa potensi ekowisata Pancoh seperti keberadaan aliran sungai yang bersih, pemanfaatan embung bagi masyarakat, keragaman budaya masyarakat, kerjasama masyarakat untuk memperbaiki ekonomi pasca erupsi Merapi tahun 2006. Potensi ini kemudian disesuaikan dengan kurikulum SD sebagai dasar dalam pembuatan komik strip tematik. Sementara itu berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa SD dalam perancangan komik tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Kebutuhan Siswa Kelas V SD

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa semua siswa suka piket kelas dan suka belajar ke tempat ekowisata dengan perolehan persentase masing-masing 100%. Siswa juga suka menghemat air, merawat tanaman kelas, kerjabakti di sekolah, meskipun masih ada beberapa anak yang tidak suka melakukan kegiatan tersebut. Pada aspek lain, siswa masih bingung membedakan sampah berdasarkan jenisnya. Hal ini berarti perlu adanya penggunaan media agar membekali siswa tentang pengetahuan lingkungan. Sebenarnya guru telah berusaha menggunakan media misalnya video script ketika membelajarkan materi daur air. Namun terkait dengan pemilahan sampah akan lebih lama dalam ingatan siswa apabila diajarkan dengan metode pembiasaan. Guru juga pernah menggunakan komik dan sekolah juga telah memfasilitasi agar siswa suka membaca. Beberapa siswa ada yang tidak suka membaca

100 93 80 90 17 27 63 43 80 73 40 73 100 0 7 20 10 83 73 37 57 20 27 60 27 0 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% suka piket kelas

suka kerja bakti di sekolah suka merawat tanaman kelas suka menghemat air suka membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membedakan sampah berdasarkan jenisnya tergolong sampah anorganik tergolong sampah organik suka membaca komik komik tersedia di perpustakaan sekolah guru sering menggunakan komik dalam kegiatan…

komik pernah digunakan dalam mata pelajaran… suka belajar ke tempat ekowisata

Ya Tidak

A

SPE

(6)

komik karena alasan tidak tahu tentang komik. Hal yang wajar atas ketidaksukaan tersebut karena memang siswa kelas V baru akan diajarkan tentang memahami gambar cerita pada semester pertama tahun ajaran 2018/2019. Siswa-siswa ini juga di rumah difasilitasi oleh orangtua. Oleh karena itu peran keluarga sangat penting dalam membiasakan siswa berliterasi bahkan melek terhadap lingkungan.

Seluruh siswa yang diwawancara menjawab suka belajar di tempat ekowisata. Alasannya adalah tempat tersebut membuat siswa lebih mengenal alam dan dapat bermain, Ekowisata yang disukai adalah tempat dengan berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan. Selain itu tempat yang memiliki sungai sehinga siswa dapat melakukan susur sungai. Hal ini sesuai dengan kondisi alam Pancoh yang memiliki sumber mata air mengalir dari Kali Adem. Letaknya di sekitar lereng Gunung Merapi menjadikan lahan sangat subur, sehingga banyak tanaman pertanian yang memanfaatkan aliran sungai untuk irigasi. Bahkan ketika musim kemarau ekowisata Pancoh tidak mengalami kekurangan air.

Aspek pemanfaatan komik dalam pembelajaran, Sekitar 80 % siswa suka membaca komik. Menurut mereka komik yang disukai adalah komik yang memiliki karakteristik tokoh sebaya dan bervariasi. Sebanyak 73 % siswa menjawab komik pernah digunakan dalam proses pembelajaran. Sementara itu 40 % siswa menjawab komik sering digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini juga sesuai yang disampaikan beberapa guru yang menyatakan bahwa tidak setiap tema pembelajaran menggunakan komik. Guru juga menyatakan bahwa ketersediaan komik di perpustakaan terbatas. Belum banyak komik yang dapat digunakan untuk setiap mata pelajaran. Ketersediaan komik yang mendukung tema pembelajaran juga belum banyak. Sementara komik yang bertema tentang lingkungan tidak sepenuhnya memenuhi cakupan kompetensi. Guru berharap ada komik yang bertema wisata yang dapat menggabungkan beberapa materi, misalnya dengan topik budaya dan narasi tentang petualangan.

Berdasarkan analisis konten kurikulum dan wawancara guru, media komik dapat digunakan pada pempelajaran di kelas V SD, terutama pada tema lingkungan sahabat kita. Adapun kompetensi dasar beberapa mata pelajaran yang memungkinkan dikembangkan dalam komik adalah tersaji pada Tabel 1.

Ketika proses DKT dan wawancara dengan informan penelitian, beberapa contoh komik telah ditunjukkan untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa seperti tersaji pada Gambar 2. Pertama, komik Bippo dan kawan-kawan yang diterbitkan oleh Mizan tahun 2017 dengan cerita tentang petualang seorang anak bersama teman-temannya di Desa Bunga.

(7)

Kedua, komik dengan tema pelestarian lingkungan yang diterbitkan oleh PT. Kuark Internasional tahun 2018 tentang petualang dalam menyelamatkan anak Bekantan.

Tabel 1. Pemetaan Kompetensi Dasar Tema Lingkungan Sahabat Kita

Mata Pelajaran Pengetahuan Keterampilan

Bahasa Indonesia 3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi

4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi

Ilmu Pengetahuan Alam

3.8 Menganalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan mahluk hidup

4.8 Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi dari berbagai sumber

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

3.3 Menelaah keberagaman sosial budaya masyarakat

4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung

keberagaman sosial budaya masyarakat

Ilmu Pengetahuan Sosial

3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan

kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

Seni Budaya dan Prakarya

3.1 Memahami gambar cerita

4.1 Membuat gambar cerita

Daya tarik siswa terhadap komik tidak terbatas pada warna, namun lebih ke tokoh atau karakter yang lucu. Siswa lebih tertarik pada desain komik pertama karena lebih santai disertai ilustrasi gambar yang lucu karena bagi siswa komik sebagai hiburan, sedangkan komik kedua terlalu banyak bacaan materi pembelajaran. Guru juga berpendapat biasanya siswa lebih dulu melihat ilustrasi gambar baru kemudian membaca cerita. Oleh karena itu, desain komik termasuk ilustrasi gambar sebaiknya dibuat semenarik mungkin dengan memanfaatkan potensi ekowisata. Lebih lanjut disampaikan, sekolah adiwiyata memiliki agenda kunjungan ke tempat-tempat ekowisata. Pengalaman yang menarik pada setiap ekowisata dapat dikemas dalam bentuk media sehingga dapat menumbuhkan ekoliterasi

(8)

siswa SD. Tentu desain komik disesuaikan dengan kurikulum 2013 di SD, dengan pola pembelajaran tematik integratif kelas V. Satu tema terdiri dari beberapa subtema dan satu tema memuat enam pola pembelajaran. Dengan demikian, jenis komik strip dapat menjadi pilihan rancangan karena menurut Suwasono dan Cahyadi (2016:3) komik strip mengandung pesan tertentu dengan cerita kecil yang dapat berkelanjutan dari cerita komik strip sebelumnya.

Gambar 2. Contoh Komik

Sementara itu berdasarkan hasil wawancara siswa berkaitan dengan sikap kepedulian terhadap lingkungan menggambarkan bahwa mereka memiliki sikap yang beragam. Sebagian siswa sudah dapat membedakan sampah organik dan anorganik. Sebagai contoh, siswa dapat mengelompokkan sampah dari daun maupun kertas dalam kategori organik. Sedangkan sampah plastik dikategorikan anorganik. Kepahaman siswa tentang jenis sampah ternyata tidak didukung dengan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Hanya 17% siswa yang suka membuah sampah di tempatnya, padahal di sekolah sudah tersedia bak sampah dengan kategori, yaitu sampah organik dan anorganik. Pembiasaan ini seharusnya dilakukan terus menerus, tidak hanya di lingkungan sekolah. Akan tetapi, diterapkan juga dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

KESIMPULAN

Rancangan komik strip tematik dibuat berdasarkan analisis konten dengan judul Sahabat Alam Pancoh. Atas pertimbangan kebutuhan siswa maka karakteristik komik yang dikembangkan mengarah pada tema lingkungan sahabat kita dengan orientasi ekowisata

(9)

Pancoh dan tripusat pendidikan (peran masyarakat pancoh, peran sekolah saat berkemah, dan peran keluarga atau forum komite sekolah).

DAFTAR PUSTAKA

Aswita, D. (2018). Environmental Education and Ecotourism for Sustainable Life: Literature Study. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 6(1), 17-30. doi: 10.26811/peuradeun.v6i1.157. Diakses pada 19 April 2018.

Boehnert, J. (2013, May). Ecological literacy in design education: A foundation for sustainable design. In Design learning for tomorrow. Design education from Kindergarten to PhD. Proceedings from the 2nd International Conference for Design Education researchers (Vol. 1, pp. 442-457). Diakses pada 18 April 2018.

Buchori, A., & Setyawati, R. D. (2015). Development Learning Model of Charactereducation Through E-Comic In Elementary School. International Journal of Education and Research, 3(9), 369-386. Diakses dari www.ijern.com pada 20 Maret 2018.

Desfandi, M. (2015). Mewujudkan masyarakat berkarakter peduli lingkungan melalui program adiwiyata. SOSIO-DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2(1), 31-37. doi:10.15408/ sd.v2i1.1661. Diakses pada 18 April 2018.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. (2016). Guru Pembelajar: Modul Pelatihan SD Kelas Awal: Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.

McCloud, Scott. (2008). Mencipta Ulang Komik (Reinventing Comics). Edisi Revisi. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Belajar. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ng, W. S. S., Suwasono, A. A., & Cahyadi, J. (2016). Perancangan Komik Strip Sebagai Media Layanan Masyarakat Untuk Bijak Dalam Bersosial Media. Jurnal DKV Adiwarna, 1(8), 11. Diakses dari http://publication.petra.ac.id pada 28 Agustus 2018.

Soedarso, Nick. (2015). Komik: Karya Sastra Bergambar. Humaniora, Vol. 6 No. 4 Oktober 2015, 496-506. Diakses dari http://journal.binus.ac.id/index.php pada 27 Agustus 2018.

Sudjana, Rivai. (2009). Media Pengajaran. Edisi Revisi. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Widodo, S. A. (2017). Development of Teaching Materials Algebraic Equation To Improve Problem Solving. Infinity Journal, 6(1), 59. https://doi.org/10.22460/infinity.v6i1.239

Widodo, S. A., Darhim, & Ikhwanudin, T. (2018). Improving mathematical problem solving skills through visual media Improving mathematical problem solving skills through

(10)

visual media. Journal of Physics: Conf. Series, 948(1), 1–6.

Widodo, S. A., Prahmana, R. C. I., Purnami, A. S., & Turmudi. (2017). Teaching materials of algebraic equation. Journal of Physics: Conf. Series, 943(1), 1–6.

Widodo, S. A., & Wahyudin. (2018). Selection of Learning Media Mathematics for Junior School Students. Turkish Online Journal of Educational Technology, 17(1), 154–160.

Gambar

Gambar 1. Diagram Kebutuhan Siswa Kelas V SD
Tabel 1. Pemetaan Kompetensi Dasar Tema Lingkungan Sahabat Kita

Referensi

Dokumen terkait

Seminar internasional ASBAM V dengan tema “Revitalisasi Nilai-nilai Arkeologi, Sejarah, Bahasa, Budaya, dan Alam Melayu Melalui Riset Multidisipliner”, didasari dengan

Pada area penerima terdapat front desk dan tempat informasi sehingga pengunjung yang atang bisa dengan mudah mendapakan informasi tantang objek. Restoran

Metode ini penulis gunakan untuk melakukan wawancara langsung dengan kepala sekolah, serta siswa didik di SD Muhammadiyah 8 & 10 Banjarmasin guna memperoleh data mengenai

Variabel Y yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengangguran terdidik, yaitu seseorang yang termasuk angkatan kerja tetapi belum mendapatkan pekerjaan dan

— Egun unibertsitateko irakasleria, oro har, ikas-irakaskuntza kon- tzepzioei dagokienez diziplinazko ezagutzaren transmisioaren on- doan kokatzeko joera atzeman daiteke.

Tugas akhir ini menjelaskan rancangan aplikasi tersebut, menampilkan objek-objek kebun binatang dalam bentuk tiga dimensi yang dapat dikombinasikan dengan teknologi

Table A.1.8 Import Data from Uploaded Data Use Case Error.. Bookmark

Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan total rata-rata tertimbang saham