• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Depresi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Depresi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PROPOSAL

SA

SATUAN ACARA PEN

TUAN ACARA PENYULUHAN

YULUHAN

DEPRESI

DEPRESI

DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH:

LA

LARA RA MEMEIZA IZA ANANININDIADIA (20(201212730730056056)) M.

M. ILHILHAM AM ROMROMADHADHONON (201(20127302730138)138)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KESEHATAN I!A

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KESEHATAN I!A

RUMAH SAKIT I!A ISLAM KLENDER 

RUMAH SAKIT I!A ISLAM KLENDER 

"AKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

"AKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNI#ERSITAS

UNI#ERSITAS MUHAMMADIYAH AKART

MUHAMMADIYAH AKARTA

A

PERIODE 05 UNI $ 08 ULI 2017

(2)

KATA PEN%ANTAR  KATA PEN%ANTAR 

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya Proposal Depresi ini dapat terselesaikan dengan baik. Proposal ini disusun sebagai hidayah-Nya Proposal Depresi ini dapat terselesaikan dengan baik. Proposal ini disusun sebagai sal

salah ah satsatu u tugtugas as kepkepanitanitraaraan n kliklinik nik stastase se IlmIlmu u esesehaehatan tan !i"!i"a a #ak#akultultas as ededoktokteraeran n dandan esehatan $ni%ersitas &uhammadiyah !akarta di 'umah Sakit !i"a

esehatan $ni%ersitas &uhammadiyah !akarta di 'umah Sakit !i"a Islam lenderIslam lender..

Dalam penulisan proposal ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang diberikan Dalam penulisan proposal ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. (leh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang secara tulus dari berbagai pihak. (leh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh dokter pembimbing.

sebesar-besarnya kepada seluruh dokter pembimbing.

Da

Dalalam m pepenulnulisisan an prpropopososal al inini i tetentntu u sasa)a )a mamasisih h banbanyayak k kekekukurarangangan n dan dan )a)auh uh dardarii sem

sempurpurna, na, oleoleh h karkarena ena itu itu dendengan gan segsegala ala kerkerendendahan ahan hathati, i, krikritik tik dan dan sarsaran an yanyang g berbersisi*at*at membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

Akhir

Akhirnya, nya, dengan dengan mengucamengucapkan Alhamdulpkan Alhamdulillahillahirobbiirobbil l +alam+alamin in proposproposal al ini ini telah selesaitelah selesai dan semoga berman*aat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan semoga berman*aat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan balasan

dengan balasan yang terbaik, Aamiin yang terbaik, Aamiin a 'obbal Alamin.a 'obbal Alamin.

!akarta,

!akarta, !uni !uni /0/0

Penyusun Penyusun

(3)

KATA PEN%ANTAR  KATA PEN%ANTAR 

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya Proposal Depresi ini dapat terselesaikan dengan baik. Proposal ini disusun sebagai hidayah-Nya Proposal Depresi ini dapat terselesaikan dengan baik. Proposal ini disusun sebagai sal

salah ah satsatu u tugtugas as kepkepanitanitraaraan n kliklinik nik stastase se IlmIlmu u esesehaehatan tan !i"!i"a a #ak#akultultas as ededoktokteraeran n dandan esehatan $ni%ersitas &uhammadiyah !akarta di 'umah Sakit !i"a

esehatan $ni%ersitas &uhammadiyah !akarta di 'umah Sakit !i"a Islam lenderIslam lender..

Dalam penulisan proposal ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang diberikan Dalam penulisan proposal ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. (leh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang secara tulus dari berbagai pihak. (leh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh dokter pembimbing.

sebesar-besarnya kepada seluruh dokter pembimbing.

Da

Dalalam m pepenulnulisisan an prpropopososal al inini i tetentntu u sasa)a )a mamasisih h banbanyayak k kekekukurarangangan n dan dan )a)auh uh dardarii sem

sempurpurna, na, oleoleh h karkarena ena itu itu dendengan gan segsegala ala kerkerendendahan ahan hathati, i, krikritik tik dan dan sarsaran an yanyang g berbersisi*at*at membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

Akhir

Akhirnya, nya, dengan dengan mengucamengucapkan Alhamdulpkan Alhamdulillahillahirobbiirobbil l +alam+alamin in proposproposal al ini ini telah selesaitelah selesai dan semoga berman*aat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan semoga berman*aat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan balasan

dengan balasan yang terbaik, Aamiin yang terbaik, Aamiin a 'obbal Alamin.a 'obbal Alamin.

!akarta,

!akarta, !uni !uni /0/0

Penyusun Penyusun

(4)

DA"TAR ISI DA"TAR ISI

KA

KATTA PEN%ANTAR&&&&&&&&&&&&&&&&&&A PEN%ANTAR&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.&&&&&&&&&&...''..''

DA"TAR ISI&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&...''' DA"TAR ISI&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&...'''

A I PENDAHULUAN A I PENDAHULUAN

A.

A. 1A1ATTA' A' 231AAN4...231AAN4... .../.../ 2.

2. SASAT$AN A5A'A T$AN A5A'A P3N$1P3N$1$6AN77$6AN77777777777777777777777777777777777...7...8.8

A II TINAUAN

A II TINAUAN PUSTPUSTAKAAKA

A.

A. De*inDe*inisi7isi77777777777....77...777.77777777777777777777777777777777777777777777979 2.

2. 3pidem3pidemiologiiologi77777777777777777777777777777777777777777777777777777777...99 5.

5. 3tiol3tiologi77ogi7777777777777777777777777777777777777777777777777777777777...:.: D.

D. lasilasi*ikasi*ikasi777777777777777777777777777777777777777777777777777777777...7..././ 3.

3. #aktor 'esiko#aktor 'esiko77777777777777777777777777777777777777777777777777777777.../.../ #

#.. lasilasi*ikasi*ikasi...77...77..777..7777777777777777777777777777777777777777777777..777.../8.../8 4.

4. &ani*&ani*estasestasi i linilinis...7s...7.7777.77777777777777777777777777777777777777777777.../.../:: 6.

6. DiagnoDiagnosis sis 2andin2anding777g7777777777777777777777777777777777777777777777..777.../:.../: I.

I. PenatalPenatalaksanaaaksanaan..77n..77...777...77777777777777777777777777777777777777777777....7.... !.

!. PencegahPencegahan an dan dan PrognPrognosis.osis...0..0 .

. erangka erangka onsep...onsep... ...9...9

A III PENUTUP A III PENUTUP

A.

A. esimesimpulan7pulan777777777777777777777777777777777777777777777777777777777....:....:

DA"TAR PUSTAKA&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&...31 DA"TAR PUSTAKA&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&...31

LAMPIRAN LEA"LET LAMPIRAN LEA"LET

(5)

A I

PENDAHULUAN

A.

LATAR ELAKAN%

Depresi adalah gangguan a*ekti* yang ditandai dengan suasana perasaan yang murung, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi untuk akti%itas sehari ; hari. ondisi tersebut dapat memengaruhi pikiran, tingkah laku, dan keadaan *isik seseorang. Depresi adalah gangguan )i"a yang dapat kita temui dimana ; mana. Akan tetapi, banyak  dan beragamnya ge)ala *isik dan kogniti* menun)ukkan bah"a tidak semua orang yang menderita depresi akan mengeluhkan ge)ala emosional.

Satu dari tu)uh orang penderita depresi memang mudah dikenali karena mengalami  penurunan *ungsi psikososial yang khas. Namun, demikian, masih banyak orang lain dengan episode depresi yang tidak terdiagnosis kecuali mereka mengun)ungi layanan kesehatan secara rutin. 6al ini berarti bah"a tidak hanya dokter keluarga, psikiater, dan klinisi kesehatan )i"a sa)a yang perlu mendeteksi ge)ala depresi. Internis, onkolog, kardiolog, dokter bedah, neruolog, ataupun spesialis lainnya harus menyadari dan mengatasi depresi  pada pasien mereka.

Pemerintah dan penyedia layanan kesehatan kini mengerti atas beban ekonomi tersembunyi yang diakibatkan oleh depresi mayor. Depresi benar ; benar dapat menguras kapasitas ekonomi karena disabilitas dan penurunan produkti%itas ker)a. W6( memperkirakan bah"a depresi adalah penyebab medis kedua terbanyak yang mengakibatkan disabilitas global pada tahun 8, setelah 6I<=AIDS. Permasalahan memori dan konsentrasi yang berhubungan dengan depresi menurunkan kapasitas ker)a pada lapangan ker)a berbasis pengetahuan.

&engenali ge)ala depresi sa)a tidaklah cukup. abar baiknya adalah bah"a depresi dapat ditangani dengan sangat e*ekti* dengan berbagai macam cara. Ada begitu banyak  antidepresan yang dapat digunakan. Dengan penangan yang adekuat, sebagian besar pasien akan pulih dari depresi dan mampu melan)utkan akti%itas seperti biasanya. ini pun sudah  banyak penelitian yang dikerahkan untuk memperluas pengetahuan kita tentang pato*isiologi

(6)

depresi sehingga nantinya dapat men)an)ikan suatu pengobatan baru yang lebih e*ekti* dan dapat ditoleransi.

abar buruknya adalah bah"a masih banyak penderita depresi yang tidak bisa mendapatkan akses terhadap pengobatan yang adekuat tersebut, baik psikoterapi, medikasi  baru, ataupun teknologi yang mumpuni. &eskipun tersedia, sistem kesehatan sekarang ini  belum memiliki pelayanan kesehatan rutin yang baik untuk depresi. $ntuk pasien ; pasien dengan depresi kronis atau persisten, pelayanan kesehatan kolaborati* yang berpusat pada kemandirian pasien dalam menghadapi penyakitnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.

(7)

.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

&ateri > Depresi

Sasaran > Pasien dan keluarga

Tempat> Instalasi 'a"at !alan 'umah Sakit !i"a Islam lender  6ari=Tanggal > Selasa, /8 !uni /0

Waktu > / ? pertemuan @B menitC

T*+, I,-'-'/,+ (TI)

&eningkatkan pengetahuan mengenai pera"atan pasien depresi di rumah.

T*+, I,--'/,+ U (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta dapat memahami mengenai depresi.

K++4'-'P+-++ P4-4+ D'' 

Peserta didik adalah pasien dan keluarga pasien yang berkun)ung di Instalasi 'a"at !alan 'umah Sakit !i"a Islam lender.

A,+'-+

T+- K,/9

 &enyebutkan pengertian depresi

 &enyebutkan penyebab ter)adinya depresi  &enyebutkan *aktor resiko ter)adinya depresi  &enyebutkan tanda dan ge)ala dari depresi

 &enyebutkan cara penatalaksanaan pasien dengan depresi

(8)

 D/

 &ampu men)elaskan isi materi dengan baik 

S/9

 &enun)ukan perhatian pada materi  &endengarkan materi dengan baik 

T*+, I,--'/,+ K-- (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta didik mampu > /. &enyebutkan pengertian depresi

. &enyebutkan penyebab ter)adinya depresi 8. &enyebutkan *aktor resiko ter)adinya depresi . &enyebutkan tanda dan ge)ala dari depresi

B. &enyebutkan cara penatalaksanaan pasien dengan depresi

. &enyebutkan cara pencegahan dan prognosis pasien dengan depresi

P// ++-+,

Depresi

S; P// ++-+,

/. Pengertian depresi

. Penyebab ter)adinya depresi 8. #aktor resiko ter)adinya depresi . Tanda dan ge)ala dari depresi

B. Penatalaksanaan pasien dengan depresi

. Pencegahan dan prognosis pasien dengan depresi

A/+-' !+

(9)

 Pen)elasan=uraian materi > B menit  3%aluasi > / menit  'angkuman akhir=penutup @closureC > B menit

S+4' I,--'/,+

 &en)elaskan materi-materi penyuluhan

 &enggunakan media penga)aran untuk mempermudah pemahaman peserta didik   &emberikan kesempatan bertanya

 &engadakan tanya )a"ab  &emberikan e%aluasi M+4' P4,+, @DilampirkanC K4'++, 4+*+ M4,+*+ T++< K4'++, P4,'' K4'++, P4-4+ D''  M4/4 M4'+ !+

Pra √ &enyiapkan sarana dan  perlengkapan

Set ruangan

= = - =

Pembukaan √ &emberi salam dan melakukan perkenalan

&en)elaskan tu)uan  penyuluhan

&en)elaskan cakupan materi yang akan dibahas √ &enyimak &enyimak &enyimak  5eramah / menit  menit  menit $raian &ateri  2rainstorming =menggali  pemahaman √ &engutarakan ide dan  pendapat Tanya !a"ab B menit

(10)

T++< K4'++, P4,'' K4'++, P4-4+ D''  M4/4 M4'+ !+  peserta didik tentang depresi  &enyimpulkan  pendapat peserta didik tentang depresi  &en)elaskan mengenai depresi o Pengertian depresi o Penyebab ter)adinya depresi o #aktor resiko ter)adinya depresi

o Tanda dan ge)ala

dari depresi o Penatalaksanaan  pasien dengan depresi &emberikan kesempatan kepada peserta didik untuk  bertanya √ &enyimak &enyimak 2ertanya pada  pemberi materi 5eramah 5eramah Tanya !a"ab Po"er Point dan 1ea*let 8 menit / menit B menit

3%aluasi √ &elakukan e%aluasi lisan

&engikuti e%aluasi

3%aluasi /

(11)

T++< K4'++, P4,'' K4'++, P4-4+ D'' 

M4/4 M4'+ !+

Penutup √ &emberikan

kesempatan pada salah satu peserta didik untuk  merangkum dan

menyimpulkan materi yang telah diberikan √ &enyimpulkan kembali materi  penyuluhan secara singkat √ &enutup pertemuanSalah satu  peserta merangkum dan menyimpulka n materi √ &enyimak &enyimak  Tanya !a"ab 5eramah 1ea*let  menit / menit / menit M4/4 P4,+*++,  5eramah  Tanya )a"ab M4'+ P4,+*++, Po"er Point 1ea*let E>++-'

/. Sebutkan pengertian depresi

. Sebutkan penyebab ter)adinya depresi 8. Sebutkan *aktor resiko ter)adinya depresi . Sebutkan tanda dan ge)ala dari depresi

B. !elaskan cara penatalaksanaan pasien dengan depresi

(12)

A 2

TINAUAN PUSTAKA

DEPRESI

A. D4?','-'

Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. 4angguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat )uga  berkelan)utan yang dapat mempengaruhi akti%itas sehari-hari @National Institute o* &ental

6ealth, /C.

&enurut W6(, depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya ge)ala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur atau na*su makan, kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi @World 6ealth (rganiEation, /C.

. E<'4'//'

Gangguan depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresi pada populasi dunia adalah 3-8% dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 0-50 tahun. World Health Organization !"#$ menyatakan &ahwa gangguan depresi &erada pada urutan ke empat penyakit di dunia dan mengenai sekitar 0% wanita dan '% laki- laki pada suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 00 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresi semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia !(u)hid et al.* 00+.

(enurut ,iset esehatan asar !,iskesdas tahun 00+* diperkirakan ada '/ juta penderita gangguan jiwa di ndonesia. Prevalensi masalah

(13)

mental emosional yakni depresi dan ansietas ada se&anyak ''*10% dari  jumlah penduduk ndonesia atau sekitar 2.+08.000 jiwa. emudian prevalensi gangguan jiwa &erat yakni psikosis ada sekitar 0*21% dari  jumlah penduduk ndonesia atau sekitar '.015.000 juta jiwa. eter&atasan fasilitas dan rendahnya kesadaran masyarakat mengaki&atkan le&ih dari '/ juta penduduk ndonesia penderita gangguan jiwa tidak mendapat akses ke layanan kesehatan yang maksimal !adilah* 0''.

C. E'//'

Penyebab spesi*ik dari gangguan depresi mayor belum diketahui. Pato*isiologi gangguan depresi mayor )uga belum dimengerti secara tepat. Sebagai gangguan ke)i"aan yang paling sering ditemukan, gangguan depresi mayor tampaknya memiliki penyebab multi*aktorial dan heterogen. #aktor biologi, psikologi, dan sosial memiliki peranan penting dalam patogenesis gangguan depresi mayor. 4angguan depresi mayor melibatkan baik aspek genetik maupun *aktor lingkungan. 2ukti dari studi keluarga dan anak kembar menun)ukkan bah"a depresi yang berkembang pada anak usia dini lebih dipengaruhi oleh pengaruh psikososial daripada genetik. (nset depresi pada rema)a atau de"asa, meskipun lebih bersi*at herediter daripada depresi prepubertas, tetaplah mencerminkan interaksi antara *aktor genetik dan stresor  lingkungan.

/. #aktor 4enetik  

Studi keluarga menun)ukkan bah"a risiko kerabat dekat dalam keturunan pertama meningkat sebanyak dua hingga tiga kali, yaitu sekitar /B-F. 6al tersebut dimungkinkan karena adanya %ariasi genetik yang ter)adi pada beberapa endo*enotip depresi. 3ndo*enotip N&DA' dan B-6TT1P' @transporter serotoninC akan memengaruhi  peningkatan atau penurunan %olume amigdala ketika seorang indi%idu terpapar stres. 6al

ini berpengaruh terhadap munculnya a*ek depresi* dan terganggunya *ungsi bela)ar dan memori.

4en 2DN# @brain-derived neurotrophic factor C, &' @reseptor mineralokortikoidC, dan bcl- @ B-cell lymphoma-2C memengaruhi %olume hipokampus. 6al tersebut akan menyebabkan gangguan dalam bela)ar dan memori, serta meningkatkan sensiti%itas

(14)

terhadap stres. 4en bcl- )uga menyebabkan berkurangnya %olume korteks cinguli anterior yang dapat mengakibatkan ge)ala anhedonia.

Dis*ungsi serotonergik yang dipengaruhi oleh gen transporter, reseptor, dan  promoter serotonin akan mengakibatkan peningkatan sensiti%itas indi%idu terhadap stres. 4en-gen yang sama )uga dapat memunculkan a*ek depresi*. Dis*ungsi pada sistem 5'6 @corticotropin-releasing hormoneC dan aksis 6PA @6ipotalamus-Pituitari-AdrenalC akan menimbulkan gangguan *ungsi kognisi eksekuti* dan perubahan psikomotor, baik  retardasi maupun agitasi.

Dis*ungsi pada sistem katekolaminergik @deplesi katekolaminC akan menyebabkan  perubahan psikomotor, gangguan *ungsi kogniti*, d an ge)ala anhedonia. &utasi pada gen-gen lain seperti 56A&, 5'32, dan B-6TA' akan menyebabkan abnormalitas *ase tidur '3&. Terganggunya *ungsi tidur tersebut akan menyebabkan berkurangnya *ungsi memori dan pembela)aran.

Abnormalitas gen pada gangguan depresi mayor ditengarai tak mungkin disebabkan karena satu lokus gen sa)a. Diperlukan interaksi dari beberapa )enis gen yang  berbeda untuk memunculkan ge)ala depresi pada satu indi%idu. Pemindaian genom adalah

cara baru yang sangat baik untuk mendeteksi pengaruh genetik, tetapi pemindai genom rentan memberikan hasil positi* palsu dan diperlukan sampel yang lebih besar untuk  mendapatkan hasil yang pasti.

. #aktor Neurobiologi

#aktor neurobiologi yang memengaruhi depresi, antara lain> @/C hipotesis monoamin, @C aksis 6PA, serta @8C tidur dan ritme sirkadian.

G 6ipotesis monoamin

6ipotesis monoamin telah men)adi *ondasi teori neurobiologis terhadap depresi dalam B tahun terakhir. 2erdasarkan obser%asi terhadap ker)a antidepresan, dapat diketahui  bah"a depresi disebabkan oleh de*isit serotonin atau noradrenalin pada celah sinaps pada  beberapa sirkuit yang penting dalam pato*isiologi depresi. Antidepresan diketahui beker)a dengan memblok transporter serotonin sehingga meningkatkan ketersediaan neurotransmiter tersebut pada celah sinaps. Sebaliknya, peningkatan glutamat pada celah

(15)

sinaps dapat mencetuskan ge)ala depresi. etidakseimbangan antara glutamat dan dopamin akan menyebabkan ge)ala psikosis.

Pengetahuan tentang *ungsi normal bagian-bagian otak tertentu dapat men)elaskan mani*estasi klinis depresi. 4angguan pada neokorteks dan hipokampus dapat memediasi timbulnya ge)ala kogniti* depresi, seperti gangguan memori, perasaan tidak berharga, rasa  bersalah, pikiran yang dipenuhi malapetaka, dan tendensi untuk bunuh diri. Striatum @terutama striatum %entral atau nucleus accumbensC, amigdala, dan area otak terkait yang  penting dalam memori emosional, dapat memediasi timbulnya ge)ala anhedonia @menurunnya ketertarikan terhadap kegiatan yang menyenangkanC, kecemasan, dan  berkurangnya moti%asi yang sebelumnya mendominasi dalam diri pasien.

Depresi neuro%egetati* dengan ge)ala-ge)ala seperti terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur, perubahan na*su makan, berkurangnya energi, berkurangnya minat terhadap seks, dan )uga akti%itas menyenangkan lainnya, tampaknya diperantarai oleh hipotalamus. Tentu sa)a, berbagai daerah otak beroperasi dalam serangkaian sirkuit paralel yang saling  berinteraksi. 6al ini dapat memungkinan kita untuk mengetahui berbagai sirkuit sara* 

yang terlibat dalam depresi.

1esi %askular )uga dapat berkontribusi terhadap depresi dengan mengganggu  )aringan sara* yang terlibat dalam regulasi emosi, terutama )alur *rontostriatal yang

menghubungkan korteks pre*rontal dorsolateral, korteks orbito*rontal, cinguli anterior, dan cinguli posterior. omponen lain dari sirkuit limbik, khususnya hipokampus dan amigdala, telah terbukti terlibat dalam depresi.

G Aksis 6PA

Alterasi pada aksis 6PA telah lama diketahui berhubungan dengan gangguan depresi mayor. 3*ek biologis dari paparan stres akan memediasi sekresi 5'6 @corticotropin-releasing hormoneC. Sekresi 5'6 tersebut )uga akan meningkatkan  pelepasan A5T6 @adrenocorticotrophic hormoneC dan glukokortikoid. 4lukokortikoid menyebabkan perubahan sensiti%itas reseptor adrenergik melalui regulasi sistem adenilat siklase adrenoreseptor beta.

Stres kronik akan menghasilkan hipersensiti%itas terhadap aksis 6PA. 4angguan depresi mayor berhubungan dengan meningkatnya konsentrasi 5'# pada cairan serebrospinal, meningkatnya imunoreakti%itas terhadap 5'#, ekspresi gen 5'# pada

(16)

nukleus para%entrikular hipotalamik, dan regulasi turun reseptor 5'#-'/ di korteks *rontal. Sekresi glukokortikoid memiliki e*ek neurotoksik, terutama terhadap neurogenesis pada hipokampus.

G Tidur dan ritme sirkadian

eluhan tidur @insomnia, hipersomniaC telah lama diketahui sebagai salah satu ge)ala utama gangguan depresi. Polisomnogra*i telah banyak digunakan dalam studi  biologis untuk mengetahui disregulasi tidur pada pasien dengan gangguan depresi mayor. 2eberapa ilmu"an beranggapan bah"a depresi dapat mencetuskan gangguan pola tidur, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk hal yang sebaliknya.

Sistem sirkadian manusia dikontrol oleh pacemaker  biologis yang berlokasi pada nukleus suprakiasmatik di hipotalamus. !am biologis ini diregulasi oleh  zeitgeber  eksternal, termasuk siklus gelap=terang, paparan sinar terang dari lingkungan, maupun kegiatan sosial. 2anyak ritme sirkadian, seperti kortisol, melatonin, dan thyroid   stimulating hormone @TS6C terganggu pada depresi.

4angguan a*ekti* musiman adalah bentuk penyakit depresi yang biasanya muncul selama musim gugur dan musim dingin. Depresi tersebut akan berakhir setelah musim semi dan musim panas. Studi menun)ukkan bah"a gangguan a*ekti* musiman )uga dimediasi oleh perubahan kadar serotonin dalam sistem sara* pusat. 6al ini )uga dipengaruhi oleh ritme sirkadian dan paparan sinar matahari.

8. Neuropsikologi

Depresi biasa mengikuti suatu stresor psikososial yang berat, terutama pada episode depresi pertama atau kedua. Pengalaman masa kecil seperti perlakuan yang tidak  seharusnya, penelantaran, kehilangan orang tua, dan dukungan sosial yang tidak adekuat seringkali dialami oleh pasien depresi. 2ukti dari studi ini menun)ukkan bah"a stres dan trauma dapat memengaruhi sistem biologis pada depresi.

Sebagai contoh, kehilangan ibu pada he"an percobaan akan menyebabkan hipersensiti%itas aksis 6PA pada indi%idu tersebut. Pada he"an percobaan tersebut ditemukan %olume hipokampus yang berkurang. 6al ini sesuai dengan yang ter)adi pada  pasien depresi dan yang mengalami trauma masa kecil. Pasien depresi yang disebabkan

(17)

oleh trauma masa kecil pun ternyata lebih responsi* terhadap psikoterapi dibandingkan dengan terapi antidepresan sa)a.

D. "+/ R4-'/

/. !enis elamin

Penelitian di Amerika Serikat dan 3ropa 2arat menun)ukkan bah"a pre%alensi depresi lebih sering ter)adi pada "anita hingga /,-8,/ kali. Perbedaan pre%alensi antara kedua  )enis kelamin mulai terlihat pada usia pubertas. 6ipotesis lain mengemukakan bah"a ge)ala depresi memburuk pada periode menstruasi. 6al ini mungkin ter)adi karena *aktor  hormonal, stresor psikososial, dan kelahiran anak. Perbedaan pre%alensi antara kedua  )enis kelamin menurun ketika "anita mulai memasuki masa menopause @B-BB tahunC.

. $mur 

Pada populasi dunia dengan sampel usia /9- tahun, usia onset depresi ber%ariasi antara usia -8B tahun, dengan rata-rata 0 tahun. Ada suatu kecenderungan bah"a depresi kini menyerang penduduk berusia rema)a, F penderita depresi mengalami episode pertama mereka pada usia  tahun. BF penderita depresi mengalami episode pertama mereka  pada usia -B tahun.

4e)ala depresi pun ber%ariasi berdasarkan penggolongan usia. Depresi pada masa anak-anak lebih melibatkan ge)ala somatik, iritabilitas, dan penarikan diri secara sosial. De"asa muda mengalami depresi yang lebih atipikal seperti terlalu banyak makan atau tidur terlalu lama @hipersomniaC. Depresi pada orang lan)ut usia sering menimbulkan  perasaan melankolis @hilangnya minat dan kegembiraan, penurunan a*ek, dan lain

sebagainyaC.

8. #aktor Sosio ; 3konomi dan 2udaya

Tidak ada suatu hubungan antara *aktor sosial-ekonomi dan gangguan depresi mayor, tetapi insiden dari gangguan 2ipolar I lebih tinggi ditemukan pada kelompok

(18)

sosial-ekonomi yang rendah @aplan, et al, /C. Dari *aktor budaya tidak ada seorang pun mengetahui mengapa depresi telah mengalami peningkatan di banyak budaya, namun spekulasinya ber*okus pada perubahan sosial dan lingkungan, seperti meningkatnya disintegrasi keluarga karena relokasi, pemaparan terhadap perang, dan kon*lik internal, serta meningkatnya angka kriminal yang disertai kekerasan, seiring dengan kemungkinan  pemaparan terhadap racun atau %irus di lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan

mental maupun *isik @5ross National 5olaborati%e 4roup, @/::C dalam Ne%id et al, @8CC.

E. K+-'?'+-'

&enurut DS&-I<-T', terdapat tiga subklasi*ikasi depresi, yaitu gangguan depresi mayor, distimia, dan gangguan depresi yang tidak tergolongkan. riteria diagnosis depresi mayor  menurut DS&-< adalah sebagai berikut>

/. 1ima atau lebih ge)ala berikut terdapat paling sedikit dalam dua minggu, dan

&emperlihatkan ter)adinya perubahan *ungsi. Paling sedikit satu dari ge)ala ini harus ada, yaitu, @/C a*ek depresi atau @C hilangnya minat atau rasa senang. Tidak boleh

memasukkan ge)ala yang )elas ; )elas disebabkan oleh kondisi medis umum atau halusinasi atau "aham yang tidak serasi dengan mood.

 &ood depresi yang ter)adi hamper sepan)ang hari, hampir setiap hari, yang ditun)ukan

 baik oleh laporan sub)ekti* @misalnya rasa sedih atau hampaC, atau yang dapat diobser%asi oleh orang lain @misalnya, terlihat menangisC. Pada anak ; anak atau rema)a, mood bisa bersi*at iritabel.

 2erkurangnya minat atau rasa senang yang sangat )elas pada semua, atau hamper 

semua akti%itas sepan)ang hari, hamper setiap hari @ yang diindikasikan oleh laporan sub)ekti* atau diobser%asi oleh orang lainC.

 Penurunan berat badan yang bermakna ketika tidak sedang diet atau peningkatan berat

 badan @misalnya perubahan berat badan lebih dari BF dalam satu bulanC atau  penurunan atau peningkatan na*su makan hamper setiap hari.

(19)

 Agitasi atau retardasi psikomotor hamper setiap hari @dapat diobser%asi oleh orang

lain, tidak hanya perasaan sub)ekti* tentang adanya kegelisahan atau perasaan men)adi lambanC.

 1etih atau tidak bertenaga hamper setiap hari.

 'asa tidak berharga atau berlebihan atau rasa bersalah yang tidak pantas atau sesuai

@mungkin bertara* "ahamC hamper setiap hari @tidak hanya rasa bersalah karena  berada dalam keadaan sakitC.

 2erkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, ragu ; ragu, hamper setiap

hari @baik dilaporkan secara sub)ekti* atau dapat diobser%asi oleh orang lainC.

 2erulangnya pemikiran tentang kematian @tidak hanya takut matiC, berulangnya ide ; 

ide bunuh diri tanpa rencana spesi*ik, atau tindakan ; tindakan bunuh diri atau rencana spesi*ik untuk melakukan bunuh diri.

. 4e)ala ; ge)ala yang ada tidak memenuhi kriteria untuk episode campuran.

8. 4e)ala ; ge)ala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau ter)adinya hendaya sosial, peker)aan, atau *ungsi penting lainnya.

. 4e)ala tidak disebabkan oleh e*ek *isiologik langsung dari Eat @misalnya, penyalahgunaan Eat atau obatC atau kondisi medis umum @misalnya, hipotiroidC.

B. 4e)ala bukan disebabkan oleh berkabung, misalnya kehilangan orang yang dicintai, ge)ala menetap lebih dari dua bulan, atau ditandai oleh hendaya *ungsi yang )elas,  preokupasi dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, ge)ala psikotik, atau retardasi  psikomotor.

2erbeda dengan depresi, distimia adalah penyakit kronis, gangguan a*ekti* tingkat rendah selama kriteria pada episode depresi mayor tidak ditemukan. 4e)ala-ge)ala distimia berkembang perlahan, seringkali tidak dikenali oleh pasien, dan menetap untuk  "aktu minimum  tahun @rata-rata B tahunC. Indi%idu dengan distimia sering berkembang men)adi episode depresi mayor @dalam bentuk Hdepresi gandaC, hal inilah yang akan mendorong pasien untuk pergi berobat.

riteria diagnosis untuk gangguan distimia adalah sebagai berikut>

G &ood depresi hampir sepan)ang hari, hampir setiap hari, yang ditun)ukkan baik oleh laporan sub)ekti* atau dapat diobser%asi oleh orang lain, paling tidak selama  tahun. Pada anak dan rema)a, mood sangat iritabel dan durasinya minimal / tahun.

(20)

G ondisi yang dapat ditemukan saat depresi, dua atau lebih > - Na*su makan yang buruk atau makan berlebih

- Insomnia atau hypersomnia - Sedikit tenaga atau kelelahan - 6arga diri yang rendah

- Sulit berkonsentrasi atau kesulitan dalam membuat suatu keputusan - Putus asa

G Selama  tahun @ / tahun untuk anak C terdapat gangguan, tidak pernah tanpa ge)ala ;  ge)aa pada kriteria A dan 2 lebih dari  bulan pada satu "aktu.

G Tidak terdapat episode depresi mayor selama  tahun a"al gangguan @ / tahun untuk  anak dan rema)aC, gangguan ini lebih baik tidak dihitung sebagai gangguan depresi mayor kronik atau gangguan depresi mayor yang sembuh sebagian.

G Tidak pernah ada episode mania, episode campuran, atau hipomania, dan tidak  termasuk dalam gangguan siklotimik.

G 4angguan tidak ter)adi saat terdapatnya gangguan psikotik kronis, seperti skiEo*renia atau gangguan "aham.

G 4e)ala bukan karena e*ek *isiologis dari suatu Eat @penyalahgunaan obat ; obatan terlarang, pengobatanC atau kondisi medis umum @hipotiroidC.

G 4e)ala menun)ukkan dengan )elas distress dan gangguan pada kehidupan social,  peker)aan atau *ungsi penting lainnya.

Subklasi*ikasi ketiga dari gangguan depresi adalah gangguan depresi yang tidak dapat dispesi*ikasikan. Depresi yang tidak dapat dispesi*ikasikan adalah depresi yang memiliki ge)ala yang tidak ditemui pada kriteria gangguan depresi utama. 2eberapa kondisi seperti depresi minor dan depresi kambuhan yang berlangsung tidak lama, masih dalam penelitan untuk masuk dalam klasi*ikasi diagnosis dimasa yang akan datang. 5ontoh-contoh depresi yang tidak dapat dispesi*ikasikan tersebut, antara lain>

 4angguan dis*orik premenstrual > pada kebanyakan siklus menstruasi yang sudah  berlangsung selama satu tahun, ge)aa biasanya ter)adi pada minggu akhir *ase luteal dan

membaik beberapa hari setelah onset menstruasi.

 4angguan depresi minor > episode ter)adi selama  minggu dari ge)ala depresi, tetapi tidak lebih sedikit dari B kategori untuk gangguan depresi mayor.

(21)

 4angguan depresi singkat berulang > episode depresi yang berlangsung  hari sampai  minggu, paling tidak satu kali dalam satu bulan dalam "aktu / bulan dan tidak   berhubungan dengan siklus menstruasi.

 4angguan depresi post psikotik skiEo*renia > pada episode depresi mayor yang ter)adi saat *ase skiEo*renia residual.

 3pisode derpresi mayor ikutan > gangguan "aham, gangguan psikotik yang tidak  tergolongkan, atau *ase akti* skiEo*renia.

 eadaan saat dokter sudah menyimpulkan adanya depresi, tetapi tidak dapat dipastikan sebagai depresi primer, depresi karena suatu kondisi medis, atau depresi karena Eat.

Subtipe gangguan depresi mayor dikelompokkan berdasarkan ge)ala klinis yang muncul dan pola dari episode depresi. DS&-I<-T' memberikan spesi*ikasi depresi dengan maksud agar pemilihan terapi yang diberikan lebih baik dan dapat memprediksi  prognosis. Tabel ./ memperlihatkan kriteria-kriteria depresi dengan beberapa

mani*estasi khasnya.

Walaupun tidak teridenti*ikasi dengan DS&-I<-T', Hdepresi cemas dapat ter)adi  pada pasien depresi @-:FC bila terdapat ge)ala ansietas @kekha"atiran yang berlebihan, tegang, dan ge)ala somatik yang berhubungan dengan kecemasanC. Pasien dengan depresi cemas memperlihatkan disabilitas *ungsi dan psikososial yang lebih hebat. 'isiko bunuh diri pada depresi cemas )uga lebih besar dan prognosis lebih buruk, "alaupun hanya dengan tingkat kecemasan yang rendah.

(22)

DS&-I<-T' dan I5D-/, keduanya mengkategorikan tingkat keparahan gangguan depresi mayor men)adi tiga, yaitu ringan, sedang, dan berat @Tabel .C. DS&-I<-T' membagi tingkat keparahannya berdasarkan pengaruh depresi dalam hal sosial atau peker)aan dan

S; '<4 S<4-'?'+-' DSM=I#=TR C''

K+-Depresi melankolis Dengan gambaran melankolis &ood nonreakti*, anhedonia, kehilangan berat badan, rasa  bersalah, agitasi dan retardasi  psikomotor, mood yang memburuk pada pagi hari, terbangun di pagi buta.

Depresi atipikal Dengan gambaran atipikal &ood reakti*, terlalu banyak   tidur, makan berlebihan, paralisis yang dibuat, sensiti%e pada  penolakan interpersonal

Depresi psikotik   @"ahamC

Dengan gambaran psikotik 6alusinasi atau "aham

Depresi katatonik Dengan gambaran katatonik atalepsia,katatonik,negati%isme, mutisme, manerisme, ekolalia, ekopraksia @tidak laEim pada klinis sehari ; hariC

Depresi kronik 4ambaran kronis  tahun atau lebih dengan kriteria gangguan depresi mayor 

4angguan a*ekti*   musiman

&usiman (nset yang teratur dan kambuh  pada saat musim tertentu

@biasanya musim gugur=dinginC Depresi postpartum Postpartum (nset depresi selama  minggu

(23)

tanggung )a"ab indi%idu dan ada atau tidaknya ge)ala psikotik. I5D-/, sebaliknya, membedakan tingkat keparahan depresi berdasarkan )umlah dan )enis ge)ala yang diperlihatkan saat seseorang menderita depresi. Penggunaan skala depresi sangat dian)urkan untuk menentukan dera)at keparahan.

eparahan depresi menentukan pemilihan terapi yang diberikan. Sebagai contoh,  psikoterapi adalah terapi yang sama e*ekti*nya dengan *armakoterapi untuk depresi ringan dan sedang, tetapi depresi berat memperlihatkan respons yang baik terhadap terapi kombinasi. 2ukti terbaru menyatakan bah"a antidepresan akan lebih e*ekti* dibandingkan yang lainnya untuk  depresi berat.

T+;4 2.2 D4+*+ K4<+++, D4<4-'

eparahan Depresi riteria DS&-I<-T' riteria I5D-/ 'ingan - &ood depresi atau kehilangan

minat J ge)ala depresi lainnya

- 4angguan minor sosial atau  peker)aan lainnya

-  ge)ala tipikal

-  ge)ala inti

Sedang - &ood depresi atau kehilangan minat J atau lebih ge)ala depresi lainnya

- 4angguan psikosial atau  peker)aan yang ber%ariasi

-  ge)ala tipikal

- 8 atau lebih ge)ala inti lainnya

2erat - &ood depresi atau kehilangan minat

- 4angguan social atau peker)aan yang berat atau ada gambaran  psikotik 

- 8 ge)ala tipikal

-  atau lebih ge)ala inti lainnya

- !uga dapat dengan aau tanpa ge)ala

(24)

". M+,'?4-+-'

K','-4e)ala ; ge)ala dari gangguan depresi sangat ber%ariasi, ge)ala ; ge)ala tersebut adalah >

/. &erasa sedih K bersalah . &erasa tidak berguna dan gelisah

. &erasa cemas K kosong B. &erasa mudah tersinggung

8. &erasa tidak ada harapan . &erasa tidak ada yang perduli

Selain ge)ala ; ge)ala diatas, ge)ala ; ge)ala lain yang dikeluhkan adalah >

/. 6ilangnya ketertarikan terhadap sesuatu atau akti%itas yang di)alani

. ekurangan energy dan adanya pikiran untuk bunuh diri

8. 4angguan berkonsentrasi, mengingat in*ormasi, dan membuat keputusan

. 4angguan tidur, tidak dapat tidur atau tidur terlalu sering

B. ehilangan na*su makan atau makan terlalu banyak 

. Nyeri kepala, sakit kepala, keram perut, dan gangguan pencernaan

%. D'+,/-'- +,',

 2erea%ement

 Bereavement  atau rasa kesedihan yang mendalam karena hilangnya suatu hubungan dapat memperlihatkan ge)ala yang sama dengan episode depresi mayor. Tingkat keparahan, durasi ge)ala, dan dampaknya pada *ungsi sosial dapat membantu dalam menyingkirkan antara kesedihan yang mendalam dan gangguan depresi mayor.

(25)

T+;4 2.3 P4;4++, +,++ Bereavement+, E<'-/4 D4<4-' M+/

4e)ala  Bereavement  3pisode Depresi &ayor  Waktu urang dari  bulan 1ebih dari  bulan Perasaan tidak berguna atau

tidak pantas

Tidak ada ada

Ide bunuh diri Tidak ada ebanyakan ada 'asa bersalah dan lain-lain Tidak ada &ungkin ada Perubahan psikomotor Agitasi ringan &elambat 4angguan *ungsi 'ingan Sedang - 2erat

 4angguan a*ekti* yang disebabkan oleh kondisi medis umum

4e)ala depresi dapat men)adi e*ek *isiologis suatu kondisi medis yang ter)adi sebelumnya. Sebaliknya, ge)ala *isik dari suatu penyakit medis utama sulit untuk dapat didiagnosis karena adanya gangguan depresi mayor komorbid ini. The Hospital Anxiety and   Depression cale @6ADSC sangat berguna sebagai alat pendeteksi pasien dengan penyakit

medis. Dalam skala tersebut digunakan pertanyaan yang ber*okus pada ge)ala kogniti*  dibandingkan dengan ge)ala somatik. 4angguan depresi berat sering ter)adi pada pasien  penyakit kronis @Tabel .C, terutama pada diabetes, penyakit tiroid, dan gangguan

neurologis @penyakit Parkinson, multiple sklerosisC.

T+;4 2.@ K/,'-' M4'- U +, 4;,+, 4,+, %4*++ D4<4-' %+,+, N4//'-- Penyakit AlEheimer  - Penyakit serebro%askular  - Neoplasma serebral - Trauma serebral - In*eksi SSP %+,+, E,/', - Adrenal o 5ushing o Addison o 6iperaldosteronisme

(26)

- Demensia - 3pilepsy - Penyakit ekstrapiramidal - Penyakit 6untington - 6idrose*alus - &igraine - &ultiple sclerosis - Narkolepsi - Penyakit Parkinson

- Supranuclear palsy progresi* 

- Sleep apnea - Penyakit "ilson - Penyakit paratiroid - Penyakit tiroid - De*isiensi %itamin o 2/=*olat o <itamin 5 o  Niasin o Tiamin %+,+, S'-4' 

- in*eksi %irus dan bakteri

%+,+, L+',,+ - AIDS - anker   - Sinrom line*elter  - In*ark miokard - Por*iria - Sebelum operasi

(27)

- Neoplasma sistemik 

I,?++-'

- 'heumatoid arthritis

- Sindrom s)orgen

- Sistemic lupus erythematous

- Arteritis temporal

 4angguan a*ekti* yang disebabkan oleh Eat

3*ek samping obat @baik yang diresepkan atau tidakC dapat menimbulkan ge)ala depresi. &aka itulah, gangguan a*ekti* yang disebabkan oleh Eat harus dipertimbangkan dalam mendiagnosis gangguan depresi mayor. 2ukti dari ri"ayat, pemeriksaan *isik, atau temuan laboratorium dapat digunakan untuk menentukan adanya suatu penyalahgunaan, ketergantungan, intoksikasi atau keracunan, atau kondisi putus obat yang secara *isoilogis akan menyebabkan suatu episode depresi.

4e)ala depresi karena pengaruh obat dapat disembuhkan dengan menghentikan  penggunaan obat tersebut. 4e)ala putus obat ini dapat berlangsung selama beberapa bulan. (bat yang umum disalahgunakan tersebut antara lain alkohol, am*etamin, ansiolitik, kokain, Eat-Eat halusinogen, hipnotik, inhalan, opioid, *ensiklidin, dan sedati*.

 4angguan 2ipolar 

Adanya ri"ayat mania atau hipomania mengidenti*ikasikan adanya gangguan bipolar, tetapi karena @/C gangguan bipolar sering bera"al dengan episode depresi, dan @C pasien  bipolar mengalami episode depresi lebih lama dibandingkan dengan hipomania=mania, hal ini penting untuk untuk mempertimbangkan diagnosis bipolar ketika hendak mendiagnosis gangguan depresi mayor. Pada kenyataannya, B-/F indi%idu yang mengalami episode depresi mayor akan memiliki episode hipomanik atau manik di dalam kehidupannya.

(28)

4e)ala depresi yang mengindikasikan adanya suatu gangguan bipolar, antara lain  pemikiran yang kacau, ge)ala psikotik, gambaran atipikal @hipersomnia, makan  berlebihanC, onset usia dini, dan episode kekambuhan. 4angguan bipolar II @dengan hipomaniaC sulit untuk dikenali karena pasien tidak mengenali hipomania sebagai suatu kondisi yang abnormal. &ereka menganggap itu sebagai perasaan senang semata. In*ormasi yang mendukung dari pasangan hidup, teman terdekat, dan keluarga sering men)adi hal yang penting untuk dapat mendiagnosis. Pertanyaan-pertanyaan yang %alid, seperti kuesioner gangguan a*ekti*, dapat membantu dalam mengidenti*ikasi hipomania.

H. P4,+++-+,++,

2erbagai macam pengobatan yang e*ekti* telah tersedia untuk gangguan depresi mayor. Antidepresan dapat meringankan ge)ala. Psikoterapi singkat @misalnya, terapi kogniti*- perilaku, terapi interpersonalC, baik sebagai pengobatan tunggal atau dikombinasi dengan obat-obatan, )uga telah terbukti e*ekti* untuk pengobatan akut depresi ringan sampai sedang, serta untuk mencegah kekambuhan.

Pada anak-anak dan rema)a, bagaimana pun, *armakoterapi sa)a tidak cukup. Selain itu, dalam semua populasi pasien, kombinasi obat dan psikoterapi umumnya memberikan respons yang paling cepat dan paling lama bertahan. Terapi kombinasi )uga diasosiasikan dengan  perbaikan ge)ala depresi secara signi*ikan. 6al ini ditun)ukkan dengan peningkatan kualitas

hidup, kepatuhan pengobatan yang lebih baik, terutama apabila pera"atan diperlukan selama lebih dari 8 bulan.

2iasanya setelah -/ minggu dalam dosis terapi, respons klinis sudah dapat dinilai. Pemilihan pengobatan haruslah berdasarkan keselamatan dan toleransi pasien agar dapat meningkatkan kepatuhan mereka terhadap pengobatan. eakraban dokter )uga diperlukan untuk mendidik pasien dalam mengatasi e*ek samping yang mungkin ter)adi. Seringkali kegagalan pengobatan disebabkan oleh ketidakpatuhan, durasi terapi yang tidak memadai, atau dosis yang tidak memadai.

2erdasarkan pedoman A5P, pengobatan untuk gangguan depresi mayor harus diubah )ika  pasien tidak memiliki respons yang memadai untuk *armakoterapi dalam "aktu -9 minggu. Setelah respons yang memuaskan tercapai, pengobatan harus dilan)utkan selama -: bulan

(29)

 pada pasien episode depresi berat pertama yang tidak berhubungan dengan ide bunuh diri ataupun akibat bencana. Pada mereka yang memiliki dua atau lebih episode depresi, diperlukan "aktu pera"atan yang lebih lama untuk mendapatkan bukti man*aat.

Pengobatan haruslah memaksimalkan *ungsi pasien dalam tu)uan spesi*ik dan realistis. &odalitas a"al harus dipilih atas dasar berikut>

G Penilaian klinis

G Adanya gangguan lain

G Stresor  

G einginan pasien

G 'eaksi terhadap pengobatan sebelumnya

 "++/4+<'

T+;4 2.5 4,'- O;+ A,'4<4-+, D/-'- +, E?4 S+<',

 Nama (bat Dosis 6arian @mgC 3*ek Samping

SSRI

3scitalopram / -  Semua SS'I dapat menimbulkan insomnia, agitasi, sedasi, gangguan saluran cerna, dan dis*ungsi seksual

#luoksetin / ;  Setralin B ; /B #lu%oksamin /B - 8

T'-''T4+-'' 

Amitriptilin 0B ; 8 Antikolinergik @mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, dan lain ; lainC

&aprotilin / ; B Imipramin 0B - 8

(30)

Duloksetin  ;  &engantuk, kenaikan berat badan, hipertensi, gangguan saluran cerna <enla*aksin /B - 80B

RIMA

&oklobemid /B - 8 Pusing, sakit kepala, mual,  berkeringat, mulut kering,  penglihatan kabur 

N+SS+

&irtaEapin /B - B Somnolen, mual

SSRE

Tianeptin /,B ; 80,B Somnolen, mual, gangguan kardio%askular 

A/,'- M4+/,',

Agomelatin B ; B Sakit kepala

 P-'/4+<'

!enis psikoterapi yang telah digunakan untuk pengobatan penyakit depresi, terutama pada populasi anak, adalah sebagai berikut>

G Terapi perilaku

G Terapi kogniti*-perilaku @cognitive-behavioral therapy @52TCC

Terapi kogniti*-perilaku adalah pengobatan lini pertama untuk depresi. 6al ini  bersi*at terarah dan dalam "aktu yang terbatas, biasanya melibatkan antara / dan  kali  pera"atan. Terapi kogniti*-perilaku secara khusus dirancang untuk mengobati depresi. Penggunaannya dalam mengobati gangguan depresi mayor didasarkan pada premis bah"a  pasien yang mengalami depresi memiliki pandangan yang menyimpang atas diri mereka sendiri, dunia, dan masa depan. Distorsi kogniti* ini berkontribusi terhadap depresi dan dapat diidenti*ikasi dan dinetralkan dengan terapi kog niti*-perilaku.

(31)

Terapi kogniti*-perilaku e*ekti* pada pasien dari segala usia. 6al ini penting terutama untuk pasien usia lan)ut, yang mungkin lebih rentan terhadap masalah atau e*ek  samping obat. Pada anak-anak dan rema)a, beberapa penelitian telah menun)ukkan bah"a kelompok yang mendapat terapi kogniti*-perilaku menampakkan kema)uan yang lebih baik  daripada kelompok yang tidak mendapat terapi tersebut. ema)uan tersebut dapat dinilai dalam hal pengurangan ge)ala depresi dan peningkatan harga diri.

2ahkan pada sebagian besar sampel klinis pediatrik, terapi kogniti*-perilaku tampak  lebih unggul dibandingkan dengan pera"atan manual lainnya, termasuk pelatihan relaksasi, keluarga, dan terapi suporti*. Namun, semua studi klinis atas terapi kogniti*-perilaku menemukan bah"a dapat ter)adi kekambuhan pada saat tindak lan)ut. 6al ini menun)ukkan  bah"a pengobatan harus tetap berlan)ut. &engingat tingginya tingkat relaps dan kekambuhan depresi, terapi lan)utan direkomendasikan bagi semua pasien untuk setidaknya -/ bulan.

G Terapi keluarga

G Psikoterapi kelompok  G Psikoterapi interpersonal G Terapi interpersonal

Terapi interpersonal ber*okus pada penyebab kesedihan, peran interpersonal,  perselisihan, transisi peran, dan kesulitan interpersonal. &u*son dan #airbanks

menemukan bah"a terapi interpersonal mungkin berguna dalam pengobatan *ase akut  pada rema)a dengan gangguan depresi mayor. Tingkat kekambuhan relati* rendah setelah

terapi interpersonal pada *ase akut.

G Terapi kogniti* berbasis kesadaran @ !indfulness-based cognitive therapy @&25TCC G Psikoterapi psikodinamik 

2anyak dokter percaya psikoterapi psikodinamik berguna dalam pengobatan depresi. Psikoterapi psikodinamik dapat membantu melakukan hal berikut> @/C mengubah  pola perilaku maladapti*, @C mengatasi kon*lik yang sedang berlangsung dan )uga kon*lik 

masa lalu, @8C mengenali perasaan, @C meningkatkan "a"asan, @BC meningkatkan harga diri, @C meningkatkan kekuatan ego, @0C berinteraksi lebih e*ekti* dengan orang lain, dan @9C memahami diri sendiri.

(32)

 T4+<' E4//,>-'? 

Terapi elektrokon%ulsi* adalah pengobatan yang sangat e*ekti* untuk depresi. (nset aksi mungkin lebih cepat daripada pera"atan dengan obat, dengan keuntungan yang sering sudah dapat terlihat dalam "aktu / minggu se)ak a"al pengobatan. Satu seri terapi elektrokon%ulsi* @biasanya sampai / sesiC adalah pengobatan pilihan untuk pasien yang tidak merespons terhadap terapi obat, pada pasien dengan ge)ala psikotik, ide bunuh diri, atau membahayakan diri mereka sendiri.

Dengan demikian, indikasi untuk penggunaan terapi elektrokon%ulsi* adalah sebagai berikut>

G Perlu respons cepat terhadap antidepresan G egagalan terapi obat

G 'i"ayat respons yang baik terhadap terapi elektrokon%ulsi*  G einginan pasien

G 'isiko tinggi bunuh diri

G 'isiko tinggi morbiditas dan mortalitas

&eskipun kema)uan dalam anestesi singkat dan kelumpuhan neuromuskuler telah meningkatkan keamanan dan toleransi terhadap terapi elektrokon%ulsi*, tindakan ini tetap menimbulkan banyak risiko, termasuk yang berhubungan dengan anestesi umum, kebingungan postiktal, dan yang lebih )arang, kesulitan memori )angka pendek. Terutama  pada pasien usia lan)ut, hasil pemeriksaan sebelum tindakan prosedural ini harus dilakukan dan harus diperiksa ada tidaknya risiko )antung dan pembuluh darah. Prosedur  elektrokon%ulsi* ini berisiko tinggi terhadap *ungsi kardio%askular pasien lan)ut usia.

I. PENCE%AHAN DAN PRO%NOSIS

(33)

Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan membangun suasana perasaan yang  baik, nyaman, dan menyenangkan bagi pasien. 2eberapa macam kegiatan yang dapat

dilakukan sebagai pencegahan, antara lain>

G &embangun hubungan yang mendukung @keluarga, saudara, temanC G Ikut kegiatan sosial atau komunitas atau organisasi

G 2erpikir positi*  

G &elakukan hal-hal yang disukai

G &engembangkan hobi yang disenangi seperti bermain musik dan menulis G (lahraga

G &akan makanan sehat G 2ersyukur  

P/,/-'-2agi banyak pasien, gangguan depresi mayor dapat men)adi penyakit yang kronis dan dapat relaps. 'elaps dalam  bulan masa penyembuhan ter)adi pada BF pasien. 'elaps depresi dalam "aktu B tahun ter)adi pada B9F pasien. 'elaps depresi dalam "aktu /B tahun ter)adi pada 9BF pasien.

Dalam sebuah studi terhadap pasien yang telah / tahun terdiagnosis depresi, F mengalami kesembuhan tanpa ge)ala. Sebanyak F pasien akan terus mengalami ge)ala depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan depresi mayor. Sebanyak F  pasien sisanya tetap mengalami episode depresi mayor 

2eberapa indikator untuk prognosis yang kurang baik, antara lain>

G 3pisode depresi berat

G Durasi episode depresi yang pan)ang @lebih dari  bulanC G Adanya penyakit komorbid

G Adanya ge)ala psikotik   G (nset usia muda

(34)

G Adanya ri"ayat gangguan ke)i"aan sebelumnya @misalnya ri"ayat depresi atau gangguan cemasC

G Pernah dira"at di rumah sakit selama lebih dari 8 kali

G Dukungan sosial yang kurang, *ungsi keluarga yang buruk, dan lemahnya keadaan ekonomi keluarga

G urangnya kemampuan ker)a selama B tahun sebelum terserang depresi

. K4+,+ K/,-4<

A 3

KESIMPULAN

Pasien poliklinik psikiatri Pasien Depresi Faktor sosiodemografik:  !sia  "enis kelamin 

#asala$ psikososial dan lingk%ngan

&osio'konomi dan (%da)a

(35)

Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. 4angguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat )uga  berkelan)utan yang dapat mempengaruhi akti%itas sehari-hari. &enurut W6(, depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya ge)ala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur atau na*su makan, kehilangan energi, dan  penurunan konsentrasi.

Penyebab spesi*ik dari gangguan depresi mayor belum diketahui. Pato*isiologi gangguan depresi mayor )uga belum dimengerti secara tepat. Sebagai gangguan ke)i"aan yang paling sering ditemukan, gangguan depresi mayor tampaknya memiliki penyebab multi*aktorial dan heterogen. #aktor biologi, psikologi, dan sosial memiliki peranan penting dalam patogenesis gangguan depresi mayor. 4angguan depresi mayor melibatkan baik aspek genetik maupun *aktor  lingkungan. 2ukti dari studi keluarga dan anak kembar menun)ukkan bah"a depresi yang  berkembang pada anak usia dini lebih dipengaruhi oleh pengaruh psikososial daripada genetik. (nset depresi pada rema)a atau de"asa, meskipun lebih bersi*at herediter daripada depresi  prepubertas, tetaplah mencerminkan interaksi antara *aktor genetik dan stresor lingkungan.

Subtipe gangguan depresi mayor dikelompokkan berdasarkan ge)ala klinis yang muncul dan pola dari episode depresi. DS&-I<-T' memberikan spesi*ikasi depresi dengan maksud agar   pemilihan terapi yang diberikan lebih baik dan dapat memprediksi prognosis. Tabel ./

memperlihatkan kriteria-kriteria depresi dengan beberapa mani*estasi khasnya.

Walaupun tidak teridenti*ikasi dengan DS&-I<-T', Hdepresi cemas dapat ter)adi pada  pasien depresi @-:FC bila terdapat ge)ala ansietas @kekha"atiran yang berlebihan, tegang, dan

ge)ala somatik yang berhubungan dengan kecemasanC. Pasien dengan depresi cemas memperlihatkan disabilitas *ungsi dan psikososial yang lebih hebat. 'isiko bunuh diri pada depresi cemas )uga lebih besar dan prognosis lebih buruk, "alaupun hanya dengan tingkat kecemasan yang rendah.

2erbagai macam pengobatan yang e*ekti* telah tersedia untuk gangguan depresi mayor. Antidepresan dapat meringankan ge)ala. Psikoterapi singkat @misalnya, terapi kogniti*- perilaku, terapi interpersonalC, baik sebagai pengobatan tunggal atau dikombinasi dengan obat-obatan, )uga telah terbukti e*ekti* untuk pengobatan akut depresi ringan sampai sedang,

(36)

serta untuk mencegah kekambuhan.

Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan membangun suasana perasaan yang baik, nyaman, dan menyenangkan bagi pasien.

2agi banyak pasien, gangguan depresi mayor dapat men)adi penyakit yang kronis dan dapat relaps. 'elaps dalam  bulan masa penyembuhan ter)adi pada BF pasien. 'elaps depresi dalam "aktu B tahun ter)adi pada B9F pasien. 'elaps depresi dalam "aktu /B tahun ter)adi pada 9BF pasien.

Dalam sebuah studi terhadap pasien yang telah / tahun terdiagnosis depresi, F mengalami kesembuhan tanpa ge)ala. Sebanyak F pasien akan terus mengalami ge)ala depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan depresi mayor. Sebanyak F  pasien sisanya tetap mengalami episode depresi mayor 

DA"TAR PUSTAKA

G Adli &, 2auer &, 'ush A! @C Algorithms and collaborati%e-care system *or depression> are they e**ecti%e and "hyL A systematic re%ie". Biol "sychiatry B:> /:-89

(37)

G ennedy S6, 1am 'W, Parikh S<, et al . @:C 5anadian Net"ork *or &ood and An?iety Treatments @5AN&ATC clinical guidelines *or the management o* ma)or  depressi%e disorders in adult. # Affect Disord  //0@Suppl /C> S/-S.

G Prince &, Patel <, Sa?ena S, et al . @0C No health "ithout mental health. $ancet  80> 9B:-00.

G Schulberg 65, 2lock &', &adonia &!, et al . @/::0C The +usual careM o* ma)or depression in primary care. Arch %am !ed  > 88-:

G Wells 2, Sherbourne 5, Schoenbaum &, et al . @C #i%e-year impact o* uality  impro%ement *or depression> results o* a group-le%elrandomiEed controlled trial. Arch  &en "sychiatry /> 809-9.

G Alonso !, Angermeyer &5, 2ernert S, et al . @C /-month comorbidity patterns and associated *actors in 3urope> 'esults *rom the 3uropean Study o* The 3pidemiology o*  &ental Disorders @3S3&eDC pro)ect. Acta "sychiatr cand uppl  > 9-80.

G essler '5, 2erglund P, Demier (, et al . @8C The epidemiology o* ma)or depressi%e disorder> 'esults *rom National 5omorbidity Sur%ey 'eplication @N5S-'C. #A!A 9:> 8:B-/B.

G 1epine !-P, 2riley & @//C The increasing burden o* depression. 'europsychiatr Dis Treat  0@/C> 8-0.

G Armitage ' @0C Sleep and circadian rhythms in mood disorders. Acta "sychiatr cand  //B@88C> /-/.

G 4oldberg D @C The aetiology o* depression. "sychol !ed  8> /8/-0.

G 6asler 4, Notho** 4 @//C Disco%ering imaging endophenotypes *or ma)or depression.  !ol "sychiatry /> -/:.

G American Psychiatric Association @C Diagnostic and Statistical &anual o* &ental Disorders, th edition, Te?t 'e%ision. Washington, D5> American Psychiatric Press.

G Patten S2, ennedy S6, 1am 'W, et al . @:C 5anadian Net"ork *or &ood and

An?iety Treatments @5AN&ATC clinical guidelines *or the management o* ma)or  depressi%e disorders in adults. I. 5lassi*ication, burden, and principles o* management. #   Affect Disord  //0> SB-S/.

G World 6ealth (rganiEation @BC International Statistical 5lassi*ication o* Diseases and 6ealth 'elated Problems @TheC I5D-/ Second 3dition. 4ene%a> World 6ealth

(38)

(rganiEation.

G 5hiesa A, Serretti A @//C &ind*ullness based cogniti%e therapy *or psychiatric disorders> a systematic re%ie" and meta-analysis. "sychiatry (es /90> /-B8.

G #rank 3, 4rochocinski <!, Spanier 5A, et al . @C Interpersonal psychotherapy and antidepressant medication> e%aluation o* a seuential treatment strategy in "omen "ith recurrent ma)or depression. # )lin "sychiatry /> B/-0.

G 1am 'W, ennedy S6, 4rigoriadis S, et al . @:C 5anadian Net"ork *or &ood and An?iety Treatments @5AN&ATC clinical guidelines *or the management o* ma)or  depressi%e disorder in adults. II. Pharmacotherapy. # Affect Disord  //0> S-S8. G Parikh S<, Segal O<, 4rigoriadis S, et al . @:C 5anadian Net"ork *or &ood and

An?iety Treatments @5AN&ATC clinical guidelines *or the management o* ma)or  depressi%e disorder in adults. II. Psychotherapy alone and in combination "ith antidepressant medications. # Affect Disord  //0> S/B-SB.

G Stahl S& @9C tahl*s +ssential "sychopharmacology, Depression and Bipolar   Disorder . 5ambridge> 5ambridge $ni%ersity Press.

G 5uipers P, Smit # @C 3?cess mortality in depression> A meta-analysis o* community studies. # Affect Disord  0> 0-8.

G ennedy S6, 1am 'W, Parikh S<, et al . @:C 5anadian Net"ork *or &ood and

An?iety Treatments @5AN&ATC clinical guidelines *or the management o* ma)or  depressi%e disorders in adult. # Affect Disord  //0@Suppl /C> SB-S/.

Referensi

Dokumen terkait

Diameter zona hambat yang terbentuk pada aktivitas antibakteri dengan metode difusi Kirby Bauer menunjukkan adanya pengaruh ekstrak etanol daun tumbuhan sala terhadap

Hal ini disebabkan karena pada lapisan yang tebal jumlah molekul ZnPcSn lebih banyak sehingga nukleasi lapisan sehingga ukuran pori lebih homogen selain itu pada proses

Hubungan antara rentenir dengan nasabah juga merupakan hubungan timbal balik yang saling memberi keuntungan, bunga yang ditetapkan akan memberi keuntungan pada

Teknologi pada unit Pembibitan Padi ini merupakan teknologi yang terintegrasi terdiri atas: (a) Mesin perendam dan pemeram benih; (b) Penghalus tanah ( Hammer Mill) ; (c)

Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga terhadap Kejadian Diare pada Balita 12-60 Bulan di Desa Kedung

HASIL PENILAIAN SEJA WAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : BUKU.. Judul Buku Jumlah Penulis Status Pengusul

Kitab itu dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa Sri Kameswara yang dalam Smaradahana dianggap sebagai titisan Dewa Kama.. istriSri kameswara yang bernama Sri Kirana yang sangat

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah hubungan perilaku penjamah makanan dengan penerapan higiene sanitasi makanan pada tahap pengolahan di rumah makan di