• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERHASILAN PROGRAM GRAMEEN BANK DI BANGLADESH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBERHASILAN PROGRAM GRAMEEN BANK DI BANGLADESH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 KEBERHASILAN PROGRAM GRAMEEN BANK DI BANGLADESH

Pengantar

Perekonomian suatu negara, tidak lepas dari yang namanya pembangunan. Pembangunan merupakan salah satu upaya suatu negara untuk menyejahterakan warganya. Di negara berkembang dikenal teori pembangunan dunia ketiga, yaitu teori pembangunan yang berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara-negara miskin atau negara berkembang yang identik dengan kemiskinan dan realtif sering terjadi kelaparan.Pada prinsipnya teori pembangunan antara negara maju dan berkembang sama, namun yang menjadi persoalan di negara berkembang adalah bagaimana bisa bertahan hidup atau bagaimana meletakkan dasar-dasar ekonominya supaya dapat bersaing di pasar internasional (Budiman: 2000).

Pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan suatu negara di bidang ekonomi. Untuk mengukur indikator keberhasilan pembangunan, di antaranya melalui indikator kekayaan rata-rata, pemerataan, kualitas kehidupan, kualitas lingkungan, keadilan sosial dan kesinambungan. Dapat dikatakan bahwa masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan jika pertumbuhan ekonomi masyarakatnya tinggi.

Untuk mengentaskan kemiskinan, seringkali Bank Dunia atau IMF menawarkan pinjaman lunak bagi negara-negara miskin. Tak tanggung-tanggung mereka menawarkan pinjaman yang cukup banyak kepada negara-negara dunia ketiga tersebut. Namun demikian, negara peminjam tetap harus mengembalikan uang tersebut plus dengan bunganya. Tentunya prosedurnya juga cukup panjang untuk mendapatkan pinjaman tersebut. Jika dalam jangka waktu yang ditentukan tidak bisa mengembalikan, maka ada konsekuensi tersendiri bahkan menambah pelik kemiskinan karena anak cucu yang harus menanggung hutang negara tersebut.

Begitu juga dengan pinjaman bank konvensional, dengan persyaratan yang cukup banyak, tidak begitu mudahnya rakyat jelata mengakses kredit di bank konvensional. Tentunya pihak bank akan lebih mudah meminjamkan uangnya

(2)

2 kepada orang kaya dan pengusaha besar jika dibandingkan kepada rakyat miskin dan pedagang eceran serta pedagang kali lima. Selain itu ada persyaratan agunan, hal inilah yang mempersulit rakyat miskin meminjam di bank konvensional. Kalau mereka tidak punya apa-apa, apa yang akan menjadi jaminan? Tentunya pihak bank akan berfikir dua kali jika akan menyalurkan kredit ke rakyat miskin.Isu dominan yang muncul dalam proses pembiayaan usaha mikro dan kecil, antara lain:perusahaan dianggap tidak layak secara bisnis, kurang informasi, tidak memiliki agunandan/atau agunan yang ada tidak mencukupi, serta berbagai permasalahan legalitas.

Tak terkecuali negara Bangladesh, rakyatnya juga mengalami kemiskinan dan kelaparan. Kemiskinan yang tak berkesudahan itulah yang membuat Profesor Muhammad Yunus memutar otak, terjun langsung ke lapangan, mengamati dan mendata, akhirnya menganalisis untuk mengatasi kemiskinan di negaranya tersebut. Akhirnya muncullah lembaga keuangan mikro yang berbasis kerakyatan yang nasabahnya adalah rakyat miskin dan kini lembaga keuangan yang bernama “Grameen Bank” atau Bank Desa tersebut terbukti mengurangi angka kemiskinan dan menginspirasi negara-negara di dunia untuk mengadopsi konsep Grameen Bank.

Sejarah dan Konsep Grameen Bank

Grameen Bank merupakan sebuah bank yang mengedepankan mikro kredit bagi masyarakat miskin di Bangladesh. Bank ini di pelopori oleh seorang dosen di Universitas Chittagong Bangladesh, beliau adalah Profesor Muhammad Yunus. Pendirian bank ini diawali atas kegelisahannya melihat kemiskinan yang tiada terselesaikan padanegaranya tersebut, sehingga beliau berinisiatif untuk membuat sebuah langkah kongkrit dalam penyelesaian permasalah kemiskinan di negaranya. Pada tahun 1974 terjadi bencana kelaparan di Bangladesh, melihat permasalahan yang kian parah Profesor Muhammad Yunus langsung terjun kelapangan dan mencari solusi. Desa yang pertama kali beliau observasi adalah desa Jobra, beliau pergi dan meneliti disana yang selanjutnya mencari keluarga yang memiliki lahan yang dapat digarap seberapa banyak, mencari tahu

(3)

3 keterampilan apa yang dimiliki warga tersebut dan menghitung jumlah warga miskin, setelah itu beliau melakukan analisis.

Berawal dari permasalahan tersebutlah muncul ide untuk menerapakan mikro kredit bagi masyarakat miskin, karena pada desa tersebut terdapat banyak pengrajin kecil yang sulit berkembang karena minimnya dana untuk mengembangkan usahanya, jika ada kredit yang ditawarkan oleh bank dan rentenir itupun harus mengembalikan dengan bunga yang relatif besar, sehingga masyarakat enggan untuk meminjamnya.

Tepat pada tahun 1976 Muhammad Yunus meluncurkan mikro kreditnya kepada masyarakat yang ada di Bangladesh, mikro kredit inilah yang juga merupakan asal usul terbentuknya Grameen Bank di Bangladesh. Grameen Bank Sendiri memiliki arti “Bank Desa” dalam bahasa Banla.

Mikro kredit yang ditawarkan adalah mikro kredit yang diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak memiliki penghasilan tetap, tanpa angunan atau bunga. Adapun tujuan dibentuknya program mikro kredit ini diantaranya adalah :

1. mengeluarkan masyarakat dari lingkaran setan (kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran);

2. memberikan pinjaman kepada masyarakat miskin (pengemis, masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan lengkap);

3. menghapuskan eksploitasi orang kaya dalam memberi pinjaman kepada masyarakat miskin dengan bunga yang besar (lintah darat);

4. menciptakan peluang kerja mandiri bagi masyarakat Bangladesh karena tingginya angka pengangguran disana;

5. memberikan fasilitas perbankan kepada para perempuan; 6. menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Secara garis besar beberapa prinsip operasional Grameen Bank dapat di jelaskan sebagai berikut :

1) untuk lebih memudahkan masyarakat miskin prosedur dan persyaratan pembiayaan dibuat sesederhana mungkin. Grameen Bank menggunakan strategi jemput bola, mulai dari proses pengajuan, pencairan serta pembayaran angsuran bisa dilakukan di tempat si nasabah.

(4)

4 2) skema dan plafond pembiayaan serta jadwal angsuran dibuat sefleksibel mungkin, disesuaikan dengan kemampuan bayar nasabah. bisadiangsur secara harian, mingguan atau bulanan.

3) menerapkan konsep pembiayaan kelompok (group lending). Para calon nasabah yang mengajukan pembiayaan, akan digabungkan kedalam sebuah kelompok. Kelompok ini mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana pembelajaran bersama para anggota, tempat untuk memperkuat rasa kekeluargaan dan kerjasama, serta memperkuat posisi tawar kelompok terhadap pihak lain. Sedangkan bagi pihak Grameen Bank sendiri, dengan terbentuknya kelompok, akan lebih memudahkan mereka dalam melakukan pengawasan dan pembinaan.

4) sebagai salah satu instrumen pengamanan dalam pembiayaan, maka pihak Grameen Bank menerapkan aturan tanggung renteng di dalam kelompok. Misalkan saja kalau dalam satu kelompok yang mengajukan pembiayaan terdiri dari 5 (lima) orang anggota, maka dalam proses pencairannya tidak akan langsung dilakukan secara sekaligus, tapi memakai mekanisme 2-2-1. Pada tahap pertama dua orang anggota kelompok dulu yang akan dicairkan, kemudian tahap berikutnya dua orang lagi, dan tahap terakhir satu orang. Biasanya penunjukan siapa yang akan mendapatkan pencairan tahap pertama dan tahap berikutnya merupakan hasil kesepakatan dari semua anggota kelompok. Biasanya ketua kelompok sebagai pemimpin akan mendapatkan jadwal terakhir pencairan pembiayaan. Kalau misalkan terdapat kemacetan pembayaran cicilan, maka proses pencairan pada tahap berikutnya akan ditunda terlebih dahulu, sampai kemudian kelompok bisa menyelesaikan permasalahan kemacetan anggotanya.

5) Pihak Grameen Bank akan memberikan pendampingan secara terstruktur kepada kelompok nasabah dan secara periodik akan diberikan materi-materi yang bisa memperkuat karakter dan rasa kepercayaandiri, pemberian bimbingan teknis & keterampilan manajemen bisnis.

6) untuk membantu masyarakat miskin agar suatu saat bisa mempunyai aset sendiri, maka pihak Grameen Bank akan mewajibkan kepada nasabahnya

(5)

5 menabung. Bahkan bagi para yang usahanya terus berkembang diberikan kesempatan untuk membeli sebagian saham Grameen Bank.

Pada akhir tahun 2006, Grameen Bank membuktikan pada dunia, bahwa usaha yang mereka rintis dengan modal sendiri dengan menggerakkan sumber daya yang mereka miliki diakui dunia sebagai sebuah proyek memberantas kemiskinan. Atas prestasi tersebut, Muhammad Yunus memperoleh Nobel Perdamaian. Grameen Bank telah membantu tujuh juta orang miskin di 73 ribu desa Bangladesh menjadi pelaku usaha melalui pembiayaan mikro senilai empat milyar dolar dan membangun 640 ribu rumah bagi mereka. Di samping itu, dengan 1.181 cabang yang dimilikinya, Grameen Bank dapat membuka lapangan kerja bagi hampir 12 ribu staf mereka. Meskipun dengan bangkitnya rakyat miskin menjadi pelaku usaha di Bangladesh tidak serta-merta menjadikan Bangladesh sebagai negara kaya dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi mampu mengubah kualitas hidup 50 persen populasi terbawah sebagai hakikat pembangunan.

Analisis dan Pembahasan

Bertolak belakang dengan sebagian besar badan dan lembaga dari negara berkembang yang dengan suka cita menerima bantuan luar negeri dan ternyata kemudian menyeret mereka ke dalam masalah keuangan yang lebih pelik, Grameen Bank dari Bangladesh di bawah pimpinan Muhammad Yunus pernah berani menolak “bantuan” Bank Dunia (“ekonom penjajah”) sebesar USD 200juta pada tahun 1986. Beliau menolak karena tidak ingin seorang pun turut campur dalam sistem atau memerintah Grameen Bank bagaimana harus bertindak. Dari awal, beliau tidak suka dengan cara para pakar dan konsultan Bank Dunia yang seringkali mengambil alih proyek-proyek yang mereka danai, dan tidak akan berhenti sampai sesuatu terbentuk sesuai keinginan mereka.

Keberanian menolak tawaran pinjaman asing tersebut sesuai dengan prinsip ekonomi mikro dan ekonomi kerakyatan. Azas kekeluargaan yang diterapkan dalam Grameen Bank menjadikan solidaritas antar anggota kelompok maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya kian kuat. Secara tidak langsung para nasabah Grameen Bank telah berhasil mengamalkan ajaran ekonomi rakyat. Menurut Baswir ekonomi rakyat adalah sebuah kategori dari

(6)

6 sekelompok pelaku ekonomi tertentu yang tergolong sebagai pelaku ekonomi lemah atau pelaku ekonomi terpinggirkan. (Baswir, 2009 : 163).

Pemerintah mempunyai otoritas sesungguhnya tidak berdiri sendiri dan terpisah dari masyarakat, bukan civil society kontra state. Oleh karena itu kebijakan negara hendaknya mewakili kepentingan publik. (Hastuti Nur, 2003: 100). Secara ideal kebijakan publik yang diambil Pemerintah Banglasdesh tersebut berlandaskan atau merespon dari isu yang berkembang luas di publik sebagai sebuah isu yang memang dapat mewakili kepentingan publik. Dalam kebijakan Pemerintah Bangladesh tersebut dapat ditemukan relevansinya dengan good governance yang menyaratkan keterlibatan 3 elemen penting dalam kehidupan bernegara, yakni antara lain kebijakan publik (dalam kasus ini menolak tawaran kredit Bank Dunia) dibuat dan diputuskan oleh pemerintah, namun pada prosesnya harus selalu memperhatikan aspirasi-aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.

Jika tidak ada keberanian dan kemandirian, bisa jadi negara tersebut masuk jerat ekonom penjajah. Para ekonom bisa sangat terpesona dengan pemikiran ekonomi yang dikembangkan oleh kaum penjajah. Karena sangat terpesona dengan pemikiran ekonomi kaum penjajah, tanpa disadari, kebijakan ekonomi yang mereka kembangkan cenderung mengabdi pada kepentingan ekonomi negara penjajah (Baswir,2009 : 45).

Sistem mikro kredit ini menggunakan pola pendekatan kelompok. Hal ini terlihat dari persyaratan para calon kreditur di Grameen Bank yang diharuskan membentuk kelompok. Nilai kekeluargaan terjalin dengan mekanisme tanggung renteng, artinya jika ada anggota yang belum bisa melunasi kredit pada tanggal jatuh tempo, maka anggota yang lain dalam kelompok tersebut harus membantu bagaimana caranya agar kredit bisa lunas. Tentunya sistem kepercayaan tingkat tinggi harus terbangun di sini dan para nasabah Grameen Bank membuktikannya yang terbukti dari presentase pengembalian kredit mencapai 99%.

Sasaran nasabah diprioritaskan untuk perempuan adalah karena perempuan selama ini dinilai hanya menjalankan kodratnya sebagai perempuan untuk mengasuh anak, mengurus suami dan anak, mengurus keluarga, urusan

(7)

7 dapur, dan sebagainya. Emansipasi dan partisipasi perempuan dalam membangun ekonomi keluarga kala itu dinilai tidak menjadi kewajiban karena budaya yang ada dimasyarakat menilai bahwa pihak laki-laki lah yang pantas dan harus bekerja. Namun, nasabah Grameen Bank yang mayoritas perempuan membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan berhasil dan perempuan juga bisa berkiprah membangun bisnis sebagai wiraswasta dengan kelompok yang dibentuknya. Sehingga mereka punya tambahan penghasilan ekonomi untuk lebih menyejahterakan keluarganya dan pada akhirnya mulai beranjak dari garis kemiskinan.

Fokus Muhammad Yunus yang memprioritaskan dalam pemberdayaan kelompok masyarakat dan program pelatihan pengelolaan usaha ini tak lain adalah implementasi dari langkah-langkah pembangunan. Pembangunan tidak hanya sekedar membangun fisik.Fokus pembangunan manusia ini sejalan dengan Teori Pertumbuhan Ekonomi yang digagas oleh W. W. Rostow. Teori Rostow tentang pertumbuhan pada dasarnya merupakan sebuah versi dari teori modernisasi dan pembangunan, yakni suatu teori yang meyakini bahwa faktor manusia (bukan struktur dan sistem) menjadi fokus utama perhatian mereka.

Manfaat lain yang lahir dari suksesnya Bank tersebut yakni berhasil menciptakan lapangan pekerjaan seperti yang telah diuraikan di atas.Studi membuktikan bahwa pertumbuhan tidak serta merta menyelesaikan masalah pengangguran. Oleh karena itu disarankan agar kebijakan pertumbuhan haruslah diorientasikan pada penyerapan tenaga kerja. Konsep ini sejalan dengan Teori Penciptaan Tenaga Kerja sebagai reaksi atas kritik terhadap teori pertumbuhan yang merupakan hasil dari kunjungan dan studi Badan PBB ILO ke beberapa negara berkembang. Pelaksanaan teori penciptaan tenaga kerja di negara-negara tesebut ditujukan pada proyek-proyek pengembangan sektor informal, yakni pengembangan pedagang kecil, pedagang kaki lima, atau pengusaha lemah lainnya. Selain itu juga dilakukan pembinaan bagi pengusaha kecil tersebut.

(8)

8 Kesimpulan dan Penutup

Grameen Bank telah mampu membuktikan bahwa masyarakat miskin mampu mandiri mengubah nasibnya dengan memberdayakan kemampuan artistik dan kreatif yang mereka miliki dalam merealisasikan kesejahteraan masing-masing. Bahkan sebagai negara yang sering dilanda bencana alam, para anggota Grameen Bank tetap mampu bangkit kembali setiap bencana berlalu dan dapat melunasi semua pembiayaan yang mereka terima setelah recovery

Sebuah pembangunan yang berhasil memang membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak. Tak hanya pemerintah, namun sektor swasta maupun privat dan individu juga harus dilibatkan. Kebijakan pengentasan kemiskinan memang tidak hanya sekedar pemberian dana saja, terus pihak bank atau pemerintah lepas tangan. Namun, juga harus ada program tindaklanjut yang berupa pembinaan dan pemberdayaan agar usaha yang dirintis semakin berkembang dan lahirlah lapangan kerja baru, sehingga pengangguran dapat terkurangi.

Jika selama ini bank konvensional masih pilih kasih memberikan kucuran dananya hanya bagi pengusaha atau pemilik modal besar, sudah saatnya mengubah kebiasaan tersebut untuk tidak pilih kasih. Program mikro kredit yang digagas Muhammad Yunus tersebut juga sudah diadopsi oleh Indonesia melalui Bank Perkreditan Rakyat, Bank Desa, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan/Pedesaan, serta telah diadopsi pula oleh bank-bank konvensional milik pemerintah seperti program Kredit Usaha Rakyat, UMKM, Kredit Angkringan yang diprioritaskan bagi mereka yang berkecimpung di sektor usaha mikro kecil dan menengah.

(9)

9 DAFTAR PUSTAKA

Baswir, Revrisond. 2009. Bahaya Neoliberalisme.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Cet. 4. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan Dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lukman, Syukri, dkk. 2008. “ Executive Summary : Kajian Upaya Penguatan Peran Microbanking dan Pendekatan Pembiayaan Kelompok dalam Rangka Pengembangan UMK di Sumatera Barat”. (Penelitian ini terselenggara atas kerjasama antara Bank Indonesia dan Center for Banking Research

Universitas Andalas, Desember 2008 ).

Nur, Tri Hastuti. 2003. “Partisipasi Politik Perempuan Dalam Kebijakan Publik”. Jurnal Demokrasi. Vol. 1 No. 1, November 2003.

Media online :

Budi Irawan. 2012.“Grameen Bank (Mikro Kredit Sukses Mengentas Kemiskinan)” (dalam http://bangbudi.blog.ugm.ac.id/2012/02/01/grameen-bank-mikro-kredit-sukses-mengentas-kemiskinan/). diakses 20 Oktober 2014. Merza Gamal. 2013. “ KeberhasilanGrameen Bank& Bantuan Menyengsarakan”.

(dalamhttp://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/01/31/keberhasilan-grameen-bank-bantuan-menyengsarakan-524391.html). diakses 20 Oktober 2014.

Muhammad Asep Zaelani. 2011. “Mengenal Konsep Grameen Bank”.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kasus ini dikaitkan dengan tindakan seseorang yang melakukan tindak pidana pornoaksi yang kemudian diliput atau diabadikan oleh pers untuk dipublikasikan

[r]

7961 MUHAMMAD FUAD BIN ANUAR L SM SAINS KUALA SELANGOR 7961 MUHAMMAD SYAHIR BIN YEM L SM SAINS SULTAN HJ AHMAD SHAH 7961 SYERIL NORSYUHADA BINTI SUHAIMI P SBP INTEGRASI TUN ABDUL

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan burnout pada relawan PMI DKI Jakarta yang berusia dewasa madya jika dikaitkan dengan faktor lingkungan kerja, lingkungan kerja

Di antara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapilah yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan beberapa manfaat yaitu

Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa self-regulated learning dan persepsi siswa terhadap kompetensi guru dapat digunakan sebagai variabel bebas terhadap pembolosan

Pada hekekatnya perjudian adalah bertentangan dengan agama, kesusilaan dan moral Pancasila serta membahayakan masyarakat, bangsa dan negara dan ditinjau dari kepentingan

Berkaitan dengan penelitian ini akan diduga parameter pada model intervensi serta meramalkan data deret waktu dengan mempertimbangkan faktor intervensi terhadap data