• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Yuridis Dalam Studi Kelayakan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aspek Yuridis Dalam Studi Kelayakan Bisnis"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK YURIDIS

DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Oleh :

1. Angger Subagus Utama

12020045

2. Maimanah

3. Putra Pranata Utama

12020008

Fakultas Ekonomi

Universitas Al – Azhar Medan

T.A 2014 / 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Yuridis Dalam Studi Kelayakan

Bisnis”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 12 November 2014

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Studi Kelayakan Bisnis ( SKB ) adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek

baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.

Didalam Studi Kelayakan Bisnis terdapat berbagai aspek yang bisa diteliti, namun pada makalah ini, kami khusus membahas tentang Aspek Yuridis yang ada pada Studi Kelayakan Bisnis sehingga kita mampu mengetahui rencana bisnis itu layak dari sisi Yuridis atau tidak.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

Aspek Yuridis adalah Aspek Hukum yang mengkaji tentang legalitas usulan proyek

yang akan dibangun dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data dan cara menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum.

Didalam Aspek Yuridis hal yang perlu dipelajari adalah :

1. Siapa Pelaksana Bisnis

Untuk menganalisis siapa pelaksana bisnis, pembahasannya dibagi menjadi dua macam, yaitu badan usahanya dan orang-orang yang terlibat sebagai decision makers. Hal ini penting agar bisnis berjalan sesuai koridor yang berlaku.

1.a Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha di Indonesia dari segi yuridisnya adalah sebagai berikut :

- Perusahaan Perseorangan

Jenis Perusahaan ini merupakan perusahaan yang diawasi dan dikelola oleh seseorang atau dengan kata lain dia yang akan memperoleh semua keuntungan perusahaan namun dilain sisi dia juga yang akan menanggung semua kerugian yang timbul.

- Firma

Firma adalah suatu perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan menggunakan nama bersama. Didalam firma semua anggota mempunyai tanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap utang-utang perusahaan pada pihak lain. Bila terjadi kerugian maka kaerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi, jika salah satu anggota keluar dari firma, maka firma tersebut akan otomatis bubar.

- Perseroan Komanditer ( CV )

Perseroan Komanditer ( CV ) merupakan suatu persekutuab yang didirikan oleh beberapa orang yang masing-masing menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah

(5)

yang tidak perlu atau tidak harus sama. Sekutu dalam CV dapat dibagi dua yaitu : Sekutu Komplementer yaitu sekutu yang selain menyerahkan uangnya untuk modal namun dia bersedia juga untuk mengatur perusahaan dan sekutu komanditer yaitu sekutu yang hanya mempercayakan uangnya untuk dikelola dan bertanggung jawab hanya sebatas uang yang disetorkan.

- Perseroan Terbatas ( PT )

Badan jenis adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak, dan kewajiban yang terpisah dari yang mendirikan dan yang memiliki. Tanda keikutsertaan seseorang yang memiliki perusahaan jenis ini adalah dengan memiliki saham perusahaan, makin banyak saham yang dimiliki maka makin besar pula andil dan kedudukannya dalam perusahaan tersebut. Jika terjadi hutang, maka harta milik pribadi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas hutang perusahaan tersebut, tetapi hanya sebatas pada sahamnya saja.

- Perusahaan Negara ( PN )

Perusahaan Negara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang modalnya secara keseluruhan dimiliki oleh negara, kecuali jika ada hal-hal khusus berdasarkan undang-undang. Tujuan dari pendirian perusahaan negara ini adalah untuk membangun ekonomi nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur.

- Perusahaan Pemerintah yang Lain.

Bentuk Perusahaan Pemerintah yang lain di Indonesia adalah Persero, Perusahaan Umum, Perusahaan Jawatan, dan Perusahaan Daerah. Persero dan Perusahaan Daerah merupakan perusahaan yang mencari keuntungan bagi negara, sedangkan untuk Perum dan Perjan bukanlah semata-mata mencari keuntungan finansial.

- Koperasi

Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang bergerak dibidang ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang bersifat murni, pribadi, dan tidak dapat dialihkan.

Berkaitan dengan aspek yuridis dalam studi kelayakan bisnis ini, jenis perusahaan yang akan mengelola dan bertanggung jawab terhadap proyek yang akan dibangun dan perlu ditentukan karena masing-masing jenis perusahaan memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri.

1.b Identitas Pelaksana Bisnis

Beberapa sisi dari identitas pelaksana yang perlu diteliti yang berkaitan dengan peraturan pemerintah adalah :

(6)

Kewarganegaraan sponsor proyek perlu diketahui, hal ini ada hubungannya dengan oeraturan-peraturan yang berbeda antara warga negara dengan warga negara asing.

b. Informasi Bank

Ketahui apakah sponsor proyek adalah debitur pada bank lain. Jika ya, perlu diketahui apakah ada keterlibatan lain misalnya terdapat kemacetan pembayaran kredit, cek kosong, maupun jaminannya.

c. Keterlibatan Pidana atau Perdata

Perlu diketahui apakah pelaksana proyek tengah terlibat dalam suatu tindakan yang dapat menimbulkan gugatan ataupun tuntutan.

d. Hubungan Keluarga

Jika terdapat hubungan suami-istri atau orangtua-anak sebagai individu-individu yang terlibat dalam rencana proyek bisnis, perlu diselidiki bagaimana mereka mengatur kebijakan hartanya.

2. Bisnis Yang Akan Dilaksanakan

Perlu dikaji mengenai bisnis apa yang akan dilaksanakan, apakah bisnis itu dilarang atau tidak. Beberapa sisi yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut.

- Bidang Usaha

Paling tidak bidang usaha dari proyek yang akan dibangun harus sesuai dengan anggaran dasar perusahaan atau telah sesuai dengan corporate philosophy-nya.

- Fasilitas

Apabila proyek akan mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu, selidiki apakah pengurusannya telah diselesaikan secara sah.

.

- Gangguan Lingkungan

Proyek yang akan dibuat perlu memperhatikan lingkungan sekitar tempat proyek berada. Pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek akan berdampak negatif pada proyek itu sendiri, seperti pencemaran udara, air, suara, dan moral masyarakat.

- Pengupahan

Proyek yang membutuhkan tenaga kerja dengan skill yang rendah biasanya tidak kesulitan memperolehnya dan mereka pun mau dibayar dengan rendah. Sistem pengupahan perlu memperhatikan standar upah minimum yang ditetapkan pemerintah setempat karena jika dilanggat, keresahan buruh akan berdampak negatif pada proyek.

(7)

Lokasi dimana bisnis akan dibangun tidak akan terlepas dari pengaruh-pengaruh yang mungkin saja dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, hendaknya lokasi bisnis dipersiapkan dengan baik. Perhatikan misalnya masalah perencanaan wilayah dan status tanah.

Perencanaan Wilayah

Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana wilayah yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar mudah mendapatkan izin-izin yang diperlukan. Disamping itu, juga perlu diperhatikan prakiraan situasi dan kondisi lokasi proyek dalam waktu yang akan datang. Peneliti dapat mencari informasi tentang perencanaan wilayah ini, misalnya dengan menghubungi kantor Pemda setempat yang mengurusi perencanaan wilayah dimana proyek bisnis akan berada.

Status Tanah

Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai menjadi masalah dikemudian hari. Peneliti dapat mencari informasi tentang status tanah ini, misalnya dengan menghubungi kantor Badan Pertanahan Nasional ( BPN ) setempat.

4. Waktu Pelaksanaan Bisnis

Dalam kaitannya dengan wajtu pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis terhadap izin pelaksanaan proyek bisnis menjadi penting diteliti. Semua izin harus masih berlaku dan izin-izin yang belum siap haruslah dilengkapi telebih dahulu ( minimal izin-izin prinsip ).

5.Bagaimana Cara Pelaksanaan Bisnis

Misalnya perusahaan kekurangan modal untuk menyelesaikan proyek, meminjam uang dari perorangan atau lembaga keuangan adalah beberapa alternatif untuk mengatasi kesulitan itu. Lembaga keuangan sebagai peminjam telah menentukan syarat-syarat dalam rangka

pengamanan secara yuridis, baik yang bersifat pencegahan maupun penanggulangan. Syarat-syarat yang ditetapkannya harus dipenuhi oleh pelaksana proyek.

(8)

Setiap usaha yang legal sudah tentu harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan lain sebagai penjabaran dari Undang- Undang tersebut, seperti Keputusan Menteri ( Kepmen ), Surat Keputusan ( SK ) Dirjen dan Peraturan Daerah ( Perda ). Dengan mengikuti aturan-aturan yang ada, maka secara yuridis formal bisnis/usaha yang akan dijalankan menjadi layak.

Berikut ini adalah contoh undang-undang yang mengatur tentang Perusahaan atau Badan Usaha :

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Dasar Hukum Perseroan Terbatas Undang-Undang ini mengatur segala dasar hukum sebuah pendirian PT. 2. Akta Pendirian Sebuah Perseorang Terbatas ; memuat :

- Nama Perusahaan

- Tempat Kedudukan Perusahaan - Maksud dan Tujuan Berusaha - Modal

- Surat Saham - Rapat Direksi

- Tugas dan Wewenang - Rapat Dewan Komisaris

- Rapat Umum Pemegang Saham - Pemungutan Suara dalam RUPS

- Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan - Langkah Dalam Likuidasi

3. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 : Tentang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang menjelaskan tentang Hak Konsumen, Kewajiban Konsumen, Hak Pelaku Usaha, serta Kewajiban Para Pelaku Usaha.

Larangan & Sanksi Hukum Bagi Para Pelaku Usaha

Pada dasarnya undang-undang ini tidak memberikan perlakuan yang berbeda kepada masing-masing penyelenggara kegiatan usaha, sepanjang para pelaku usaha tersebut menjalankannya secara benar dan bertanggung jawab.

Larangan Bagi Para Pelaku Usaha :

1. Larangan mengenai produk itu sendiri untuk dimanfaatkan konsumen

2. Larangan mengenai ketersediaan informasi yang tidak benar dan tidak akurat, sehingga dapat menyesatkan konsumen.

(9)

1. Sanksi Administratif, adalah penyelesaian sengketa konumen diluar pengadila yang dikelola oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ( BPSK )

2. Sanksi Pidana Pokok, sanksi ini merupakan sanksi yang dapat dikenakan dan

dijatuhkan oleh pengadilan atas tuntutan jaksa penuntut umum terhadap pelanggaran yang dikenakan oleh pelaku usaha.

3. Sanksi Pidana Tambahan, bahwa undang-undang ini memungkinkan diberikannya sanksi pidana pokok yang dapat dijatuhkan. Sanksi-sanksi tambahan yang dimaksud adalah :

a. Perampasan barang tertentu b. Pengumuman keputusan hakim c. Pembayaran ganti rugi

d. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan kerugian pada konsumen

e. Kewajiban penarikan barang dari peredaran f. Pencabutan izin usaha.

4. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 : Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang ini menjelaskan tentang kewenangan daerah dalam berbagai hal yang menyangkut perusahaan.

(10)

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Aspek Yuridis adalah aspek hukum yang harus dituruti dalam studi kelayakan bisnis. Banyak sekali peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kegiatan usaha dan sudah menjadi barang tentu para pelaku usaha untuk menurutinya dikarenakan negara Indonesia ini adalah negara yang menjunjung tinggi Hukum. Jika sebuah bisnis sudah mengikuti peraturan hukum yang berlaku, maka para pelaku usaha tidak usaha takut akan terkena sanksi.

SARAN

Hasil Studi Kelayakan Bisnis untuk Aspek Yuridis hendaknya memberikan hasil kajian berupa informasi perihal :

- Bentuk jenis perusahaan, identitas pelaksana, bisnis apa yang dikejakan, waktu pelaksanaan, dan tempat dimana proyek bisnis berlokasi, sehingga dikasi secara seksama akan tampak jelas layak atau tidaknya rencana bisnis tersebut.

- Kajian Yuridis terhadap rencana bisnis tersebut hendaknya menggunakan peraturan-peraturan yang berlaku, seperti undang-undang dan turunannya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Mata Kuliah ini mengkaji mengenai proyek dan manfaatnya, identifikasi peluang usaha, disain studi kelayakan proyek, aspek pasar dan pemasaran dalam proyek, aspek teknis

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan studi kelayakan bisnis berdasarkan aspek-aspek kelayakan yang ada, diantaranya adalah aspek pasar, aspek teknis,

Di dalam studi kelayakan suatu usaha atau proyek, Aspek pasar adalah inti dari penyusunan Studi Kelayakan Proyek, karena permintan pasar terhadap produk

pengertian studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar

• Evaluasi Kelayakan Proyek (P roject Feasibility Study) Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek: (1) aspek pasar dan

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan studi kelayakan bisnis berdasarkan aspek-aspek kelayakan yang ada, diantaranya adalah aspek pasar, aspek teknis,

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis/proyek adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang

Hasil Analisis Aspek Finansial Hasil analisis studi kelayakan bisnis aspek keuangan untuk pengembangan usaha penggemukan lembu potong ini dikatakan layak karena nilai NPV yang