• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN AKSI SOSIAL DI GEREJA KRISTEN JAWA WISMA NUGRAHA DI DESA TEGOWANU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN AKSI SOSIAL DI GEREJA KRISTEN JAWA WISMA NUGRAHA DI DESA TEGOWANU"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

27

WISMA NUGRAHA DI DESA TEGOWANU

Sebelum penulis membahas mengenai pelaksanaan aksi sosial di Gereja Kristen Jawa Wisma Nugraha di desa Tegowanu, penulis akan membahas terlebih dulu tentang kondisi desa Tegowanu, baik itu kondisi geografis, demografis, ekonomi maupun kondisi social keagamaan dan juga sejarah berdirinya Gereja.

A. Kondisi Umum Desa Tegowanu

1. Kondisi Geografis

Desa Tegowanu terletak di daerah timur termasuk salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Tegowanu, Grobogan. Desa Tegowanu luas wilayah 361,615 ha. Sebagian merupakan tanah kering yang luas wilayahnya 193 ha, yang terdiri dari pekarangan atau bangunan 107 ha, tegalan atau kebunan 86 ha, kemudian tanah sawah 162 ha terdiri dari irigasi ½ tehnis 103 ha, irigasi sederhana 21 ha, tadah hujan 38 ha dan sisanya seluas 6,616 ha merupakan tanah lain-lain yang tediri dari sungai, jalan, kuburan, saluran dan lain-lain.1

Daerah persawahan lebih sedikit dari daerah pekarangan atau tegalan, ini dikarenakan daerah desa Tegowanu tidak jauh dari daerah perkotaan bahkan jalan yang menuju Gereja Jawa Kristen Wisma Nugraha merupakan jalan yang digunakan para pengemudi untuk menuju kedaerah jepara. Bagi sebagian penduduk yang bercocok tanam di sawah hanya mengandalkan sawah tadah hujan. Bahkan apabila air sulit untuk mengairi sawah, area persawahan sering ditanami tanaman seperti yang umumnya ditanam di ladang, seperti singkong, kacang tanah dan jagung.

1

(2)

Wilayah desa Tegowanu terbagi menjadi 3 dusun yaitu dusun Krajan, dusun Mendung, dusun Gambreng. Sedangkan batas-batas wilayah desa Tegowanu adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara Karang Pasar 2. Sebelah Selatan Medani

3. Sebelah Barat Tegowanu Kulon 4. Sebelah Timur Kejawen dan Gebangan

Pembatas desa ini berdasarkan batas sungai besar dan jalan raya utama yang biasanya sudah diaspal, sedangkan jalan masuk kedesa biasanya jalan bebatuan yang sudah tertata dengan baik.

2. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk 5.178 jiwa, terdiri dari 2.562 laki-laki dan 2.616 perempuan. Jumlah total penduduk tersebut bernaung dalam 1604 kepala keluarga.

Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh tani. Sebagian sebagai petani, karyawan kantor (sipil/ ABRI), pertukangan, pensiunan dan jasa lainnya. Meskipun masyarakat desa sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani tapi tingkat pendidikan dari tahun ke tahun meningkat, karena adanya kesadaran dari orang tua mereka yang menginginkan anak-anaknya dapat bekerja di kantoran sehingga tidak seperti orang tuanya yang hanya bekerja sebagai buruh tani.

Hal ini dapat kita lihat dari penduduk yang tidak sedikit dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke tingkat SMP bahkan ke SMA dan juga ada yang sampai ke tingkat Perguruan Tinggi dan sedikitnya penduduk yang buta huruf, meskipun banyak yang menjadi buruh tani dan tidak lulus SD, tapi mereka dapat membaca.

(3)

TABEL I

MONOGRAFI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 Buta huruf

Tidak tamat SD/ Sederajat Tamat SD/ Sederajat Tamat SMP/ Sederajat Tamat SMA/ Sederajat Tamat D-1 Tamat D-2 Tamat D-3 Tamat S-1 40 502 950 1.250 1.852 50 5 - 15 1.64% 11% 20% 26% 38,8% 2% 0,15% - 0,365 Jumlah 4.864 100%

Sumber data : Hasil observasi di Balai Desa Tegowanu tanggal 27 Juli 2005

Kesadaran masyarakat betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka semua itu didukung dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Terbukti dengan adanya lembaga formal kelompok bermain 1, Taman kanak-kanak 3, Sekolah Dasar 4, SMP ada 4 dan SMA ada 1. Bagi masyarakat yang ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai ketahap Perguruan Tinggai harus ke kota.2

3. Kondisi Ekonomi

Di desa Tegowanu dalam hal perekonomian, sebagian besar penduduk sudah berkecukupan, semua ini didukung dengan adanya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Sebagian penduduk bergantung dari tanah pertanian, namun ada juga yang bekerja lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut :

2

(4)

TABEL II

JENIS PEKERJAAN PENDUDUK

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Petani Buru Tani Pertukangan Pensiunan Nelayan

Karyawan (Sipil/ ABRI) Wiraswasta Pemulung Jasa Lainnya 360 orang 720 orang 87 orang 19 orang - 137 orang - - 324 orang JUMLAH 1.647 orang

Sumber : Hasil Observasi di Balai Desa Tegowanu tanggal 28 Juli 2005

Walaupun penduduk bermata pencaharian sebagi buruh tani namun kehidupan mayoritas penduduk berkecukupan. Hal ini di dukung dari anak-anak mereka yang dapat menyelesaikan pendidikannya sampai ke Perguruan tinggi di perkotaan dan mereka juga pergi keluar dari desa untuk mencari pekerjaan di kota.sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Sehingga tidak heran dari 1604 keluarga hanya 39 keluarga yang tergolong keluarga pra-sejahtera. Sedangkan 515 keluarga tergolong sejahtera 1, 705 keluarga tergolong keluarga sejahtera 2, 311 keluarga tergolong keluarga sejahtera 3 dan 34 keluarga tergolong keluarga sejahtera plus 3.3

4. Kondisi Sosial Keagamaan

Seperti desa-desa lain dalam masyarakat Jawa pada umumnya, kehidupan social masyarakat desa Tegowanu terjaga dengan baik. Kehidupan penuh kekeluarga dan kegotongroyongan melekat erat dalam

(5)

tiap diri penduduk. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah kelompok arisan 23 kelompok, juga adanya kegiatan gotong royong dalam hal pegolahan tanah, pembangunan rumah, kebersihan desa dan dalam membangun jalan atau jembatan.

Kerukuan dan hubungan social antar warga sangat jelas terbina dengan baik. Hal ini dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2005, tidak ada konflik dan perkelahian serius yang terjadi. Semua itu tetap terjaga karena kepercayaan dan keagamaan masyarakat yang baik.

Masyarakat desa Tegowanu menganut beberapa agama yaitu Islam, Krisaten, Khatolik dan Budha. Agama Islam dianut oleh 4.924 orang (95,3%), agama Kristen 178 orang (3%), Agama Khatolik 27 orang (0,5%) dan Agama Budha 49 orang (1,2%). Warisan kepercayaan pra Islam sudah mengakar kuat dalam tiap sendi kehidupan masyarakat desa Tegowanu, tetapi kondisi keislaman masyarakat sudah dikatakan maju yaitu terbukti dengan adanya 4 masjid dan 15 musholla, 2 TPA.

Selain masjid dan musolla juga sudah terdapat 1 gereja, 1 Vihara yang juga berkembang secara pesat terbukti dengan banyaknya penganut dari Gereja dan Vihara. Untuk saat ini Vihara di desa Tegowanu menjadi Vihara Induk.

Meskipun berbagai penganut agama tetapi kehidupan keagamaan berjalan dengan lancar yaitu terbukti dengan adanya banyak kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing agama, contohnya; Kegiatan aksi social. Setiap agama dalam desa Tegowanu pasti ada aksi sosialnya walaupun itu bersifat intern dan ekstern, adanya perwakilan atau undangan dari pihak pemeluk agama yang lain ketika melakukan syukuran hari besar mereka.

Sedangkan untuk kegiatan bersama biasanya mereka melakukan gotong royong, kerja bakti bersama-sama. Kerukunan antar agama sudah

(6)

menjadi akar bagi desa ini, karena dengan kerukunan desa ini menjadi tenang, damai dalam menjalani kehidupan bersama.4

B. Berbagai kegiatan Gereja Jawa Kristen Wisma Nugraha

Desa Tegowanu sebelum tahun 1960 merupakan desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan banyak pula yang tidak beragama. Desa Tegowanu pada saat itu merupakan tahun yang berat , tahun yang mahal pangan karena setiap panen dipastikan gagal, sehingga harga tanah sangat murah. Penduduk yang mempunyai tanah ditukar dengan 2 sak gabah hanya untuk makan, gagal panen bukan berarti tanahnya jelek atau kurang pemeliharaan, gagal panen karena setiap akan panen hasil pertanian tersebut sudah hilang dicuri orang.

Dahulu desa Tegowanu tekenal dengan daerah berat, desa ini merupakan desa pelarian bagi preman-preman dan perampok kemudian mereka menetap di desa Tegowanu ada juga kelompok pemberontak, sehingga penduduk asli tidak berani keluar rumah setelah menjelang malam atau sesudah maghrib. Warga memilih berdiam diri di rumah. Setiap malam preman-preman tersebut merampok rumah-rumah penduduk, meskipun itu tetangganya sendiri, sehingga desa ini disebut desa Tegowanu artinya tegel atau tega sama saudaranya sendiri. 5

1. Sejarah Berdirinya Gereja Jawa Wisma Nugraha

Pertama kali agama Kristen dibawa oleh Pak Ngadiman sebagai mantri, kemudian sebagai mantri dia melayani pengobaataan sambil mangabarkan injil yaitu sekitar tahun 1960, dia dibantu oleh Pak Rasdi, Pak Samsi sebagai pegawai Puskesmas yang bergabung di desa Tempurung (induk). Pak Ngadiman dan temannya mendirikan sekolahan dulu yaitu SMP (Sekolah Menengah Pertama). Dahulu namanya SMEP. Sekolah ini dibangun karena sekolahan untuk murid SMP belum ada, yang ada hanya SD. SMEP merupakan SMP yang pertama di dirikan di

4

Wawancara dengan Kepala Desa Tegowanu (Bp.Waryoto), 29 Juli 2005

5

Wawancara dengan Pendeta Gereja Jawa Kristen Wisma Nugraha (Widiarso Eko Hadi Nugaha), 28 Juli 2005

(7)

desa Tegowanu. SMEP menjadi induk dari beberapa desa, dari sekolah menengah pertama inilah penambahan umat Kristen di desa Tegowanu, biasanya mereka belajar dan akhirnya tertarik untuk memeluk agama Kristen.

Pada Tahun 1969 kemudian dengan dibukanya sekolahan itu mereka mengenal kekristenan, Pak Ngadiman juga melakukan kegiatan musik yaitu musik keroncong dengan mengajak masyarakat setempat, dari situlah orang-orang ada yang simpatik dengan agama Kristen dan kemudian masuk ke Agama Kristen. Pak Ngadiman melakukan kegiatan musik keroncong karena pada zaman itu musik yang ada hanya musik keroncong belum ada musik yang lain, seperti sekarang ini. Keroncong merupakan musik yang paling popular pada saat itu dan alat yang digunakan sangat mudah didapat.

Kemudian banyaknya pendatang dari daerah lain yang menetap sebagai penduduk beragama Kristen dan sampai sekarang gereja ini menjadi Gereja yang mandiri pada tahun 1970, semua kegiatan Gereja sudah bisa dilaksanakan di Gereja ini. Bertambahnya warga Gereja, ada beberapa factor yaitu kelahiran, adanya pendatang dari daerah lain dan simpatik oleh agama Kristen.6

Nama Gereja Kristen Jawa diambil dari sebutan oaring=orang Jawa atau tinggal ditanah Jawa khusussnya di wilayah Jawa Tengah dan Gereja ini berpusat di Salatiga. Kalaupun ada gereja Kristen Jawa di daerah lain, taoi namanya tetap Gereja Kristen Jawa, karena warga yang membangun atau jemaatnya berasal dari Jawa, dan biasanya nama belakangnya ditambah dengan daerah dimana Gereja itu di dirikan.

Sedangkan Wisma Nugraha dulunya bernama Tegowanu, kemudian berganti menjadi Wisma Nugraha pada tahun 1996 atas gagasan para pendeta sedangkan arti dari Wisma Nugraha adalah, Wisma: rumah dan Nugraha: berkat atau anugrah, jadi dapat disimpulkan bahwa

6

Wawancara dengan Pendeta Gereja Jawa Kristen Wisma Nugraha (Widiarso Eko Hadi Nugaha), 29 Juli 2005.

(8)

Wisma Nugraha adalah Gereja yang berisi harapan yang diberkati sehingga umatnya diberkati oleh Tuhan dan untuk menjadikan berkat bagi orang lain.

• Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa Wisma Nugraha

Sejak tahun 1984, dalam keputusan sidang sinode XVII Gereja Kristen Jawa, yang tertuang dalm artikel 131, Gereja menghendaki menyusun ajaran Gereja, ajaran yang selama ini diberlakukan adalah warisan dari Gereja Kristen Nasional, Gereja yang menugtus penginjil yang mewartakan Injil ketanah Jawa sehingga lahirlah Gereja Jawa Kristen, namun sebagai Gereja yang mandiri, Gereja Kristen Jawa merasa perlu untuk menyususn ajaran Gereja yang mandiri, Gereja merasa perlu untuk menyususn ajaran Gereja sendiri, sebab pertama: sebagai Gereja yqng mandiri.

Gereja ini harus menentukan sendiri ajarannya, kedua, sesuai dengan statusnya dan sifat mandiri atau dewasanya, warisan yang diterima harus ditanggapi dengan sikap kristis, ketiga, kekritisan itu dilakukan dengan cara mempertanyakan warisan itu berdasarkan Al-Kitab. Keempat, Gereja menyadari bahwa tantangan yang dihadapi adalah konkrit, sehingga ajaran itu harus dapat menjadi pegangan yang relevan dalam menjawab atau menyaiasti tantangan konkrit itu.

Gereja melalui sidang sinode terbatas tah 1996, telah memutuskan poko-pokok ajaran Gereja Kristen Jawa. Pokok ajaran Gereja ini dibuat bersumber pada Al-Kitab, sebagaiman semboyan reformasi “Sola Scriptura” (hanya bersumber Al-Kitab), ajaran reformasi yang bersumber dari Al-Kiab yaitu karena kasiNya Allah menyelamatkan manusia, ajaran yang kemudia melahirkan semboyan “keselamatan itu hanya karena anugrah (Sola Gratia) dan keselamtan itu diterima dengan iman (Solo Fide). Adapaun pemanfaatn Al-Kitab sebagai sumber utama. Ajaran Gereja ini adalah dengan cara menafsirkan Al-Kitab itu penuh pertanggung jawaban.

(9)

1. Ajaran Gereja

Setiap Gereja pasti mempunyai ajaran Gereja karna ajaran Gereja dibutuhkab oleh Gereja maupun warganya, sedangkan makna ajaran Gereja bagi Gereja dan warganya adalah

Merupakan pengakuan Gereja mengenai apa yang diimani Ajaran yang diajarkan kepada warga untuk diimani

Merupakan pedoman bagi Gereja di dalam kehidupannya dan dalam merealisasikan fungsinya

Merupakan tameng agar imannya tidak goyang atau hilangkarena berbagai masalah dan gidaan, sehingga ia dapat mencapai penyempurnaan keselamatan di dalam kemuliaam Tuhan.

Gereja masih memerlukan ajaran Gereja walau sudah ada kitab suci, karena di dalam Al-Kitab masih luas cakupannya dan sangat kaya kandungan isinya namun tersebar-sebar, sehingga orang tidak cepat dan mudah menemukan pedoman dari dalamnya, jika sewaktu-waktu membutuhkan. Itulah sebabnya ajaran Gereja dibuat sebagai upaya untuk menata secara sistematis apa yang diajarkan oleh Al-Kitab mengenai hal-hal paling asasi yang harus diimani oeleh Gereja dan warganya.

Ajaran Gereja disusun bersumber pada Allah sebab Al-Kitab adalah kitab suci yang dipercayai dan diimani sebagai firman Allah yang menuntut manusia kepada penyelamatan oran percaya harus menjalani hidup di dunia agar dapat mencapai penyempurnaan keselamatan di dalam kemuliaanNya.7

2. Al-Kitab

Al-Kitab adalah firman Allah artinya bahwa Al-Kitab adalah suatu kumpulan tulisan yang dipakai oleh Allah untuk difungsikan di dalam karya penyelamatan Allah sebagaimana telah yang terjadi di dalam sejarah Gereja dalam rangka sejarah karya penyelamaatan Allah atas

7

Pdt. P. Pudjaprijatma, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa, (Salatiga, Sinode GKJ, 1998) hlm. 7

(10)

manusia. Yang diterima dalam Gereja sebagai firman Allah hanya 66 kitab seperti yang ada dalam kitab sekarang, sebab 66 kitab seperti yang ada dalam sejarahnya diterima sebagai tulisan yang kanonik

Tulisan-tulisan yang diakui penerimaan dan pengakuan Gereja terhadap kitab-kitab tersebut terjadi begitu saja di dalam perjalanan hidupnya tanpa melalui suatu keputusan sidang Gereja terhadap kitab-kitab tersebut terjadi begitu saja di dalam perjalannya hidupnya tanpa melalui suatu keputusan sidang Gereja.

Perjanjian lama, berisikan firman dalam bentuk-bentuk manusiawinya yang berhubungan denan penyelamatan Allah di dalam periode Yesus dan periode Roh Kudus

Firman didalam perjanjian lama dan perjanjian baaru, keduanya berhubungan dengan penyelamatan Allah yang sama, didalam sejarah penyelmtan Allah yang satu dan sama, dengan periode-periode historis yang berbneda. Oleh karena itu perjanjian lama dan perjanjian baru saling menjelaskan. Sedang tujuan memfungsikan Al-Kitab adalah

1. Memerintahkan penyelamatan Allah ke atas manusia

2. Menunjukkan bagaimana manusia harus bersikap terhadap penyelamatan Allah agar selamat

3. Mengajarkan mereka yang sudah diselamatkan untuk menjalani kehidupannya di dunia ini agar bisa mencapai penyemurnaan, keselamtan mereka di dalam kemuliaan Allah. 3. Penyelamatan Allah dan Gereja

Isi keyakinan akan peyelamatan Allah mengandung 3 unsur adalah 1. Keyakinan bahwa manusia berada dalam kondisi tidak

.selamat

2. Keyakinan bahwa kekuatan dan usahanya sendiri manusia tidak mampu melepaskan diri dari kondisi tidak selamat itu, sehingga secara mutlak membutuhkan pertolongan dari pihak lain untuk lepas dari kondisi tidak selamat itu.

(11)

3. Keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya yang berkuasa dan berkenan melepaskan manusia dari kondisi tidak selamat dan tindakan Allah melepaskan manusia dari kondisi itulah yang disaat penyelamatan Allah untuk manusia.

Penyelamatan Allah untuk semua orang Allah menghendaki semua orang diselamatkan. Tetapi untuk diselamatkan manusia harus menentukan sikapnya terhadap penyelamatan Allah. Jadi tidak dengan sendirinya semua orang diselamatkan. Sikap yang membuat orang diselamatkan oleh Allah, yaitu orang-oran yang bersikap percaya dan beriman kepada Allah, seadngkan unsur-unsur yang terkandung di dalam sikap percaya itu mengandung 4 unsur yaitu :

1. Kesadaran brsama religius yang diciptakan dan dijalani oleh orang-orang percaya untuk meyatakan sikap percaya terhadap penyelamatan Allah, ditata sebagai suatu sistem dengan empat sub sistem dasar yaitu :

-sub sistem pengakuan, disebut juga ajaran atau dogma. -sub sistem ibadat

-sub sistem hukum

-sub sistem keumatan yang didalam bahasa Gereja disebut persekutuan.

Kehidupan yang religius itu disebut dengan Gereja sedangkan Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius merupakan buah pekerjaan peyelamatan Allah untuk manusia. Roh Kudus didalamnya bekerja dalam rangka pekerjaan penyelamatan Allah.

4. Tata Kehidupan Gereja

Kehidupan Gereja berisi 3 unsur dasariahnya yaitu 1. Menyatakan sikap percaya

2. Menghayati dan mengungkapkan hubungannya dengan Allah berdasarkan penyelamatanNya.

3. Melaksanakan fungsinya di dalam pekerjaan penyelamatan Allah.

(12)

Ketiga unsur diatas kehidupan Gereja dilaksanaakan di dalam kehidupan Gereja dituangkan dalam suatu tata kehidupan Gereja yang lazim disebut Gereja atau oeraturan Gereja. Asas yang menjadi pegangan dalam membuat tata Gereja antara lain :

1. Al-Kitab

2. Harus merupakan saran yang membuat Gereja di dalam dan dengan kehidupannya mampu :

a. menyatakan percaya terhadap penyelamatan Allah

b. menghayati dan mengungkapkan hubungan Allah berdasarkan peyelamatanNya.

c. Melaksanaakan fungsinya dalam pekerjaan peyelamatan Allah.

Sebagai suatu kehidupan bersama religius dalam lingkup peyelamatan Allah. Gereja memakai alat-alat imaniah yang bisa dan memang dipakai oleh Gereja, tetapi yang tetap dan utama anya 2 yaitu ibadah dan sakramen. Ibadah jemaat adalah cara orang-orang percaya bersama-sama mengungkapkan dan menukmati hubungan dengan Allah.

Berdasarkan penyelamatan yang telah mereka alami dalam bentuk dramatis-simbolis, yang terjadi dalam ibaadah jemaay adalah pertemuan dialogis antara jemaat dan Allah. Ole karena itu unsur-unsur dasarnya ialah sembah sujud, puji, pengakuan iman dari pihak jemat dan pengampunan firman, serta berkat dari pihak Allah.

Sakramen adalah sesuatu yang dikuduskan untuk dipersembahkan kepada Allah, berfungsi dalam pekerjaan peyelamatan Allah khususunya aspek pemeliharan iman, ada 2 sakramen yaitu ;

1. Sakramen baptis : merupakan tindakan simbolis dramatis, dengan air sebagai unsur dasarianya, air itu melambangkan darah kristus. Sebagai alat imaniah sakramen babtis menunjukkan 4 hal :

a. Dengan air, yang melambangkan darah kristus, sakramen babtis menunjukkan pembasuhan manusia dari dosany oleh darh kristus.

(13)

b. Dengan pembasuhan itu, sakramen baptis menunjukkan pengampunan dosa

c. Dengan pembasuhan dan pengampunan dosa itu, sakramen baptis menunjukkan pembeenaran atas manusia oleh Allah. d. Dengan ketiga hal tersebut, sakramen baptis menunjukkan

kelahiran baru manusia dari hidup lama yang dijalaninya . 2. Sakramen perjamuan adalah tindakan simbolis dramatis dengan roti

dan anggur sebagai unsur dasarnta. Roti dan anggur melambangkan tubuh dan darah kristus. Sebagai alat imaniah, sakarmen peramuan hendak menunjukkan 3 hal yaitu :

1. Dengan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah kristus, sakramen perjamuan menunjukkan bahwa peyaliban dan kematian Yesus adalah dasar peyelamatan bagi manusia.

2. Melalui maakan bersama yang melambangkan kehidupan keluarga.

3. Dengan menunjukkan bahwa orang percaya adalah anggota keluarga Allah. Sakramen perjamuan mengacu ke depan, kepercamuan yang sempurna di surga, mengacu ke penyempurnaan keselamatan.

Sakramen perjamuan mempunyai 3 makna yaitu :

1. Mengingatkan orang-orang percaya kepada peyaliban dan kematian kristus yang menjadi dasar keselamatan mereka dengan mengingat hal itu, iman mereka dan gaira mereka untuk melaksanakan panggilan berfungsi dalam pekerjaan penyelamatan Allah terpelihara.

2. Mengingat orang-orang percaya kepada kedudukan mereka sebagai anggota keluarga Allah, sehingga mereka digerakkan untuk mengokohkan persekutuan orang-orang yang percaya di dalam roh kasih.

3. Mengingatkan orang-orang percaya pada penyempurnaan keselamatan yang dijanjikan oleh Allah. Sehingga mereka memilki

(14)

kekuatan untuk menghadapi segala godan dan penderitaan yang selalu ada didalam kehidupan di dunia sekarang ini.8

5. Orang percaya dan kehidupan manusia di dunia

Secara asasi sikap orang percaya terhaadap kehidupan di dunia ini didasrkan pada penyelamatan Allah yang berlangsung dalam anyaman bersama dengan kehidupan manusia di dunia. Sementara itu keselamatan sudaj diterima sebagai orang percaya masih hidup di dunia, manusia adalah satu-satunya makhluk yang dituntut tanggung jawab atas kehidupannya karena memilki kebebasan dan dilengkapi dengan akal budi. Secara asasi kehidupan orang percaya di dunia ini mengandung 2 tanggung jaawab :

1. Tanggung jawab mengenai alam, yang didalamnyaa oleh sang khalik i. manusia ditempatkan sedemikian sehingga baginyaalam

adalah satu-satunya tempat untuk menjalani kehidupannya bersam mahkluk yang lain.

2. Tanggung jawab mengenai sesama manusia yang dengannya ia terkait di dalam keharusan kreasional. Keharusan yang berasal dari penciptaan untyk menjalani kehidupan bersama, dua-duanya dipertanggung jaawabkan kepada allh sebagai pencipta dan penyelamatnya.

Ada beberapa sikap yang harus dilakukan oleh setiap Kristen yaitu : 1. Sikap hidup ber-etika

2. Sikap terhadap alam

3. Sikap terhadap ilmu pengetahuan teknologi dan Tehnik 4. Sikap terhadap sekularisme

5. Sikap terhadap Negara

6. Sikap terhaadaap kekuasaan negara 7. Sikap terhadap agama-agama

8. Sikap terhadap agama sebaagai suatu sistem.8

8

Ibid., hlm. 47-55

8

(15)

Gereja ini mengalami perkembangan secara besar-besaran pada tahun 1965-1970, setelah adanya peistiwa G 30 S PKI karena dengan adanya anjuran dari pemerintah agar warga Indonesis memiliki agama atau memeluk agama dan memilih 5 agama yang ada di Indonesia. Dahulu daerah ini terkenal dengan daerah merah (G 30 S PKI), sehingga banyak penduduk yang tidak mempunyai agama, mereka bingung untuk memilihi agama mana, akhirnya mereka ada yang masuk Islam dan Kristen dari peristiwa itu maka banyak juga yang masuk Agama Kristen, dari sinilah terjadi eksodus besar-besaran dalam gereja, karena dari peristiwa inilah gereja mendapat umat cukup banyak, tetapi setelah tahun 1970 pertambahannya tidak terlalu banyak setiap tahun 10 orang, yaitu dari kelahiran, pendatang dan simpatik.

2. Kegiatan Gereja Jawa Kristen Wisma Nugraha

Sebagai Gereja yang sudah mandiri (sebagai Gereja Induk) tentunya banyak kegiatan yan dilakukan Gereja, diantaranya :

1. Pemeliharaan Iman

Maksudnya dari pemeliharaan iman adalaah kegiatan yang dilakukan dalam lingkungan Gereja untuk mempertebal keimanan mereka pada Yesus Kristus. Gereja bertugas untuk memelihara iman orang yang telah menerima keselamatan agar dapaat mencapai kesempurnaan.

a. Kebaktian minggu dan khusus

Setiap hari minggu sebagai hari Tuhan, Gereja melakukan kebaktian selain kebaktian hari minggu, Gereja juga melakukan kebaktian khusus yaitu kebaktian hari raya Kristen atau kebaktian yang berkaitan dengan peristiwa penting lainnya.

Kebaktian yang dilayangkan Gereja harus menggunakan tata kebaktian. Isi pokok tata kebaktian itu adalah auditorium/ vatum, salam, puji-pujian. Penyampaian hokum Allah, penyesalan dosa, doa, berita anugrah, petunjuk hidup baru, persembahan, pelayaanan firman Allah, pengakuan iman dan penyamparan berkat.

(16)

Dalam kebaktian khusus baik hari minggu maupun hari yang lain, dimungkinkan menggunakan tata kebaktian khusus dan kebaktian dipimpin oleh orang yang ditunjuk majelis.

b. Kebaktian rumah tangga

Kebaktian ini dilakukan selain hari minggu, dilakukan oleh kelompok-kelompok Gereja keliling dari rumah-kerumah. Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat hubungan denan jemaat Gereja sendiri. Pembinaan warga Gereja untuk melaksanakan fungsi.

Pemeliharaan atau pengembalaan Gereja, tujuannya adalah agar warga Gereja sebagai orang yang telah diselamatkan, mampu menjalani kehidupan di dunia dengan layak dan wajar dengan iman yang benar dan teguh. Katekisasi adalah kelas belajar tentang iman Kristen khususnya remaja (sebelum pengakuan iman secara pribadi).

Setelah Gereja mengalami perkembangan yang pesat dan sudah mengalami pertambahan umatnya maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan bukan hanya untuk intern saja, misalnya; kegiatan ibadah spiritual, kebaktian, pemahaman al-Kitab peresektuan dan sifatnya untuk pembinaan warga Gereja, tapi Gereja mulai mengadakan kegiatan untuk kemanusiaan dan semua itu bukan untuk yang beragama Kristen saja tapi untuk masyarakat disekitar Gereja.

Misalnya dengan adanya kegiatan aksi social yang dilakukan oleh Gereja, yaitu adanya pelayanan Posyandu untuk lansia, dan semua itu tidak diperuntukkan oleh yang beragama Kristen saja tapi untuk warga sekitar desa Tegowanu. Pada tahun 2000 kegiatan ini mulai teratur dan dilaksanakan setiap bulan.

Aksi sosial yang lain dilakukan pada tahun 1992 dan 1993, pada saat itu di desa Tegowanu terjadi bencana banjir besar, warga Gereja membantu semampunya masyarakat desa yang mengalami musibah tersebut, Gereja membantu dengan memberikan beras dan kebutuhan sehai-hari, Gereja Wisma Nugraha melakukan semua ini

(17)

tidak sendirian tetapi bekerjasama dengan Gereja lain karena gereja tegowanu tidak mampu.

Kegiatan yang dilakukan oleh Gereja adalah dengan dibukanya pos-pos penjagaan yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menolong jika terjadi lagi bencana alam, karena hampir setiap tahun terancam banjir yang bentuknya bermacam-macam. Misalnya; pada tahun 1998 terjadi banjir besar beberapa tanggul jebol di desa Talem, daerah Karang Pasar tergenang air sekitar 3 bulan, kemudian Gereja bergerak dan bekerjasama dengan LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) dan LSM tersebut bekerjasama dengan kecamatan setempat serta LSM Civil Development Baithesda dari Yogyakarta dan beberapa Gereja lainnya.

C. Aksi Sosial yang dilakukan Gereja Kristen Jawa Wisma Nugraha di desa Tegowanu

1. Aksi social Gereja dibagi menjadi 2 yaitu ; a. Aksi social yang bersifat rutin

Kegiatan aksi social yang rutin dilaksanakan biasanya pada hari-hari tertentu misalnya; pada hari raya Paskah dan Natal, pada hari tersebut memberikan bingkisan kepada warga Gereja dan sekitarnya yang dianggap membutuhkan baik itu beragama Kristen maupun agama lain, bantuan itu berupa sembako dan pakaian.

Setiap bulan atau selapan, Gereja memberikan santunan untuk mereka yang tidak mampu (untuk warga gereja saja). Untuk usia lanjut Gereja memberikan pelayanan kesehatan gratis dan semua itu diberikan di Puskesmas dilayani dengan memberikan beberapa vitamin yang mereka butuhkan, kemudian ditimbang badannya dan juga Gereja menyediakan makanan.

Dana yang diperoleh Gereja dari sumbangan pihak jemaat Gereja dan semua itu ada pos namanya Diakonia (pelayanan untuk orang yang membutuhkan dalam Islam disebut kotak Sodaqoh).

(18)

Kemudian dikumpulkan menjadi satu dan setiap bulan diberikan kepada mereka yang tidak mampu, kemudian ditambah beras dan kebutuhan lainnya.

b. Bantuan yang bersifat insidental dilakukan

1. Memberikan bantuan pangan, bekerja sama dengan kecamatan setempat dan LSM. Jadi pemberian bantuan bergilir jika kecamatan memberi sementara Gereja tidak memberikan.

2. Memberikan modal usaha

Memberikan modal usaha kepada orang yang memang mempunyai usaha kecil-kecilan dan usaha mereka bisa berkembang dan mereka berhasil mengembalikan uang modal dengan cara diangsur, dengan adanya usaha ini banyak penduduk yang tidak mempunyai usaha iri dan juga ikut meminjam modal usaha tersebut, akhirnya warga tidak bisa menggunakan uang modal tersebut dengan benar, uang tersebut justru digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Awalnya usaha ini lancar, karena gereja tidak mempunyai pengalaman dalam hal ini, lama-lama usaha ini berhenti.

Usaha meminjamkan modal usaha ini sangat berarti bagi warga yang sudah mempunyai usaha, akena setiap warga yang sudah pernah mapan, bisa bangkit kembali untuk memulai usahanya, dengan adanya usah ini dapat memberikan motivasi pada penduduk bahwa mereka diperhatikan dan tidak sendirian kesadaran akan kebersamaan dan saling membantu adalah sangat penting untuk membangun desa kembali secara bersama-sama.

Gereja mendapatkan dana untuk membantu masyarakat desa dengan memberikan modal usaha dari bantuan-bantuan Gereja yang ada di Semarang dan dari para jemaatnya dengan cara memberikan sumbangan yang seikhlasnya dan juga dari para dermawan-dermawan yang telah menjadi donatur Gereja-gereja tersebut.

(19)

3. Dengan adanya banjir maka lahan penduduk untuk mencari nafkah jadi terhambat, jadi Gereja membantu dengan memberikan modal untuk usaha, misalnya; Gereja memberikan hewan ternak berupa kambing. Setiap penduduk yang kekurangan diberi 2 ekor kambing, setiap 6 bulan dijual kemudian dibelikan yang kecil-kecil dan dipelihara sampai menjadi gemuk, lama kelamaan rencana yang sudah diberikan oleh Gereja tidak berhasil, setelah kambing itu gemuk malah tidak mau menjualnya karena eman-eman atau kasihan, tapi warga justru malah semakin rugi dan kambing tersebut banyak yang penyakitan akhirnya dijual dengan harga murah dan warga rugi.

2. Tujuan dan manfaat adanya aksi social

Aksi social yang dilakukan pasti mempunyai tujuan dan manfaat agar dapat berjalan sesuai dengan rencana, sedangkan aksi social yang dilakuakan oleh Gereja yang berada di desa Tegowanu juga mempunyai beberapa tujuan dan manfaat yaitu:

1. Untuk membantu kesejahteraan umat dalam arti umat Gereja sendiri maupun umat di sekitar Gereja, menurut pendeta Widiarso semua ini Gereja lakukan untuk meneladani Tuhan Yesus sebagai Tuhan mereka.

Al-Kitab yang menjelaskan tentang ini terdapat pada Injil Markus 10 ayat 45 yang berbunyi:

Karena anak manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya, mejadi tebusan bagi banyak orang.4

Selain ayat diatas juga ada Injil-Injil yang lain yang membahas tentang ajaran Yesus untuk melayani orang lain yaitu Injil Matius 14 ayat 13-21, Injil Markus 6 ayat 44, Injil Lukas 9 ayat 10-17, Injil Yohanes 6 ayat 1-13.

4

The Gideons Internasional, Perjanjian Baru Mazmur dan Amsa Terjemahan Baru, (Jakarta: Lembaga Al-Kitab Indonesia, 2001), hlm. 67

(20)

Inti dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam melakukan perjalanan Yesus mengalami kejadian yaitu kekurangan makanan untuk pengikutnya yang sekitar 5000 orang dan persediaan Yesus dalam hal makanan sangat kurang tapi dengan rasa kasih sayang Yesus, maka Yesus dapat melipatgandakan Roti dan ikan tersebut menjadi 5000. Dengan adanya peristiwa tersebut warga gereja hidup di dunia ini tidak sendirian dan tidak untuk dilayani tapi semampunya dapat melayani orang lain.

Secara iman Gereja dipanggil untuk meneladani panutan kami Tuhan Yesus, dia datang di dunia ini bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani umatnya, itu yang kemudian menjadi motto Gereja yang setiap saat dilakukan semampunya.5

2. Untuk melaksanakan apa yang sudah menjadi tugas manusia sebagai manusia sosial di dunia, karena Gereja merasa terpanggil untuk membantu sesama yang membutuhkan. Aksi socsial yang dilakukan sudah menjadi dasar bagi Gereja tidak hanya rohani saja yang dibutuhkan untuk beribadah, tapi membantu sesamanya dengan cara memberikan kebutuhan pokok sehari-hari itu yang mendasari Gereja melakukan pelayanan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Hubungan Gereja Kristen Jawa Kristen Wisma Nugraha dengan masyarakat di desa Tegowanu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di desa Tegowanu, misalnya; dengan adanya bencana alam yaitu banjir justru memperkuat hubungan antara warga gereja dengan masyarakat desa Tegowanu, karena dengan adanya bencana itu warga Gereja dapat membantu mereka yang membutuhkan dan dengan aparat pemerintah juga semakin erat karena mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu mensejahterakan masyarakat desa Tegowanu dan sekaligus dapat menolong sesama manusia,

5

(21)

kerjasama yang baik dari umat Islam menambah hubungan yang penuh dengan kekeluargaan dan saling menghormati serta menghargai antar agama.

Untuk menambah kerukunan antar agama agar terjalin dengan erat, warga Gereja berusaha mengundang warga sekitar untuk dapat mengadiri perayaan hari besar umat Kristen, misalnya; waktu Natalan atau Paskah, umat Gereja mengundang Bapak lurah berserta staffnya dan warga sekitar terutama RW dan RT. Warga desa Tegowanu diajak untuk merayakan hari besar Natalan atau Paskah bersama, dalam kebersamaan tersebut mereka sudah melebur menjadi manusia yang sama, tidak ada perbedaan dalam kebersamaan mereka, “Kamu kaum Islam dan saya kaum Kristen” hal seperti itu sudah lebur menjadi satu saudara dalam perayaan hari raya.

Warga Gereja dalam kesehariannya berusaha untuk bertoleransi, misalnya; setiap minggu kegiatan ini dilakukan Gereja rutin setiap minggunya dan pemahaman al-Kitab ini dilaksanakan secara bergilir dari rumah-kerumah (jemaat Gereja), apabila ada penduduk muslim yang kebetulan mempunyai hajatan, misalnya syukuran untuk membangun rumah, maka kegiatan pemahaman Injil yang dilakukan siang hari ini ditunda dulu untuk minggu depan. Kemudian jemaat Gereja bersama datang untuk membantu tenaga sekedarnya.

Kegiatan yang dapat mempersatukan antar umat Islam dengan warga Gereja yaitu kegiatan memberikan bantuan kepada lanjut usia di Karang pasar, warga Gereja bekerja sama dengan musolla setempat dan mereka mau membantu untuk melancarkan kegiatan tersebut.6

6

(22)
(23)

Gambar

TABEL II

Referensi

Dokumen terkait

obat penekan imun (lain daripada methotrexate) umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan penyakit yang sangat agresif atau mereka yang dengan komplikasi-komplikasi

tahanan listrik pada area kontak antara elektroda dengan baja galvanis sehingga total energi listrik untuk tujuan pengelasan berkurang dan akibatnya diameter nugget yang

Orientasi dakwah yang Allah perintahkan adalah menyeru dan mengajak manusia kepada jalan Tuhan yaitu menjadi hamba-hamba Allah yang tunduk dan patuh kepadaNya

Melalui penilaian hasil belajar guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok, penilaian hasil belajar dapat

Guru diharapkan mampu mengelola motivasi dengan menerapkan aktivitas anak didik, yaitu belajar sambil melakukan (learning by doing), salah satunya dengan menerapkan metode team

Fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,

Pre-test akan dibandingkan dengan hasil Post- test sehingga dapat diketahui apakah kegiatan belajar mengajar berhasil baik atau tidak dan diharapkan pemahaman

Sentuhan-sentuhan informasi bernilai pen- didikan yang diterima anak melalui berbagai keg- iatan permainan yang menyenangkan haruslah terpolakan dengan baik oleh seorang