• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alat Penampung dan Penimbang Teh di Mesin Sortasi Guna Memudahkan Proses Penampungan dan Penimbangan (Studi Kasus di PT. Melania Indonesia).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Alat Penampung dan Penimbang Teh di Mesin Sortasi Guna Memudahkan Proses Penampungan dan Penimbangan (Studi Kasus di PT. Melania Indonesia)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PT Melania Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan teh hitam khususnya jenis teh CTC. Salah satu departemen pengolahan teh hitam di perusahaan tersebut yakni departemen Sortasi dan Grading memiliki suatu permasalahan, metode pekerjaan yang dilakukan pada departemen tersebut kurang baik. Dalam memasang karung untuk menampung teh yang keluar dari corong-corong mesin sortasi, karung dipasang dengan meletakannya di lantai, dibawah corong mesin sortasi hal ini karena tidak ada tempat/ alat bantu yang tersedia untuk meletakan karung tersebut. Akibatnya pekerja harus melakukan penataan terhadap karung tersebut agar teh tidak tumpah dan tercecer di lantai, penataan karung dilakukan antara dua sampai empat kali tiap karung. Permasalahan selanjutnya yang diamati penulis yaitu sering ditemukan teh yang tercecer dilantai sehingga teh terbuang dan membuat kondisi departemen Sortasi dan Grading menjadi kotor, hal ini dikarenakan pekerja yang lalai dalam mengawasi karung tersebut ketika melakukan pemindahan karung. Setelah ditampung teh harus ditimbang untuk mengetahui jumlah hasil produksi pada hari tersebut. Penimbangan dilakukan dua kali dalam satu hari. Pada saat proses penimbangan banyak hal yang dirasa kurang nyaman dan pada saat penimbangan mesin-mesin sortasi dimatikan seluruhnya karena seluruh pekerja akan mengerjakan penimbangan dan penyimpanan teh. Penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada dan membuat suatu penelitian dan melakukan perancangan yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan tersebut.

Penelitian ini diawali dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi stasiun kerja aktual, lalu dilakukan identifikasi permasalahan untuk merumuskan permasalahannya dan menetapkan tujuan penelitian. Dari tujuan penelitian yang telah disusun maka penulis melakukan pengumpulan data. Data-data yang dibutuhkan untuk perancangan dikumpulkan dan diolah. Data yang diperlukan yakni data dimensi mesin sortasi, dimensi karung, data berat teh dalam karung, data tinggi dan berat teh, dan lainnya yang menjadikan alat lebih spesifik untuk dirancang. Penulis menggunakan bantuan Software SPSS 20 dan Ergoplus untuk pengolahan data. Setelah data diolah maka penulis dapat melakukan perancangan alat tampung teh otomatis.

(2)

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-4 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-4 1.4 Perumusan Masalah ... 1-5 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-5 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(3)

2.6 Pengertian Display ... 2-5 2.7 Push Button Switch ... 2-6 2.8 Relay ... 2-8 2.8.1 Gambar Bentuk dan Simbol Relay ... 2-8 2.8.2 Prinsip Kerja Relay ... 2-9 2.8.2 Arti Pole dan Throw pada Relay ... 2-9

2.8.2 Saklar Toggle, SPST, dan SPDT ... 2-9 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Penelitian ... 3-1 3.2 Penjelasan Flowchart Penelitian ... 3-3 3.2.1 Penelitian Pendahuluan ... 3-3 3.2.2 Studi Literatur ... 3-3 3.2.3 Identifikasi Masalah ... 3-4 3.2.4 Batasan dan Asumsi ... 3-4 3.2.5 Perumusan Masalah ... 3-5 3.2.6 Tujuan Penelitian ... 3-5 3.2.7 Pengumpulan Data ... 3-6 3.2.8 Pengolahan Data ... 3-6 3.2.9 Perancangan dan Analisis ... 3-8 3.2.10 Kesimpulan dan Saran ... 3-8

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.1.1 Profil Perusahaan ... 4-1 4.1.2 Estate Characteristics ... 4-1

4.1.3 Sejarah Perusahaan ... 4-2 4.1.4 Struktur Organisasi ... 4-4

(4)

4.1.5.5 Pengeringan ... 4-6 4.1.5.6 Sorting dan Grading ... 4-6 4.1.5.7 Prepacking ... 4-7 4.1.5.8 Packing ... 4-7 4.1.5.9 Pengiriman ... 4-8 4.1.6 Departemen ... 4-8

4.1.7 Deskripsi Pekerjaan ... 4-10 4.2 Kondisi Kerja Aktual Penyortiran Teh ... 4-11 4.3 Kondisi Kerja Aktual Penimbangan Teh ... 4-13 4.4 Data Aktual Penelitian ... 4-13 4.4.1 Layout Departemen Sortasi dan Grading ... 4-14 4.4.2 Jadwal Kerja ... 4-15 4.4.3 Jumlah Pekerja ... 4-15 4.4.4 Berat Karung Teh Isi ... 4-15 4.4.5 Tinggi Karung Teh ... 4-16 4.4.6 Mesin Sortasi ... 4-18 4.4.6.1 Panjang dan Lebar Mesin ... 4-19 4.4.6.2 Lebar Antar Corong ... 4-19 4.4.6.3 Tinggi Corong dari Lantai ... 4-23 4.4.6.4 Output Corong (grade) ... 4-26 4.4.6.5 Dimensi Corong ... 4-30 4.4.9 Karung ... 4-31 4.4.10 Pallet ... 4-32 4.4.11 Data Antropometri... 4-32

BAB 5 PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengolahan Data ... 5-1

(5)

5.1.1.5 Dust 2 ... 5-11 5.1.2 Nilai Berat Karung (isi) yang akan digunakan ... 5-14 5.1.3 Data Tinggi dan Berat Teh dalam Karung ... 5-15 5.1.4 Data Lebar Antar Corong ... 5-16 5.1.6 Data Tinggi Corong dari Lantai ... 5-18

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

6.1 Perancangan ... 6-1 6.1.1 Perancangan Meja Timbangan Otomatis ... 6-1 6.1.1.1 Mission Statement ... 6-1 6.1.1.2 Customer Need ... 6-2 6.1.1.3 List Of Metrics ... 6-2 6.1.1.4 Arsitektur Produk ... 6-2 6.1.1.5 Target Perancangan ... 6-11 6.1.1.6 Dimensi Industrial Design ... 6-20 6.1.2 Mekanisme Meja Timbangan Otomatis ... 6-22 6.1.3 Perancangan Layout Usulan ... 6-26 6.2 Analisis Kondisi Kerja Aktual ... 6-25 6.3 Analisis Perancangan Meja Timbangan Otomatis Usulan ... 6-26 6.4 Analisis Perbaikan yang Terjadi dengan Alat Usulan ... 6-28

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.2 Saran ... 7-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4-1 Keterangan Layout 4-14

4-2 Jadwal Kerja Shift 4-15

4-3 Pekerja Sortasi dan Grading 4-15

4-4 Pengukuran Berat Karung teh Isi 4-16

4-5 Corong- corong pada mesin sortasi 4-30

4-6 Data Antropometri yang akan Digunakan 4-32

5-1 Data Berat Karung (isi) tiap Grade 5-1

5-2 Sub Grup Data Grade BP1 5-2

5-3 Sub Grup Data Grade PF1 5-5

5-4 Sub Grup Data Grade Dust 1 5-8

5-5 Sub Grup Data Grade Dust 1 5-12

5-6

Perbandingan berat karung (isi) dengan tinggi teh dalam

karung 5-16

5-7 Lebar Antar Corong tiap Mesin Sortasi 5-17

5-8 Pemilihan nilai Antropometri Tinggi Mata 5-19 5-9 Pemilihan nilai Antropometri Tinggi Siku 5-20

5-10 Data Tinggi Corong tiap Mesin Sortasi 5-20

6-1 Customer Need 6-2

6-2 List Of Metric 6-2

6-3 Pemilihan nilai Antropometri Tinggi Mata 6-19 6-4 Pemilihan nilai Antropometri Tinggi Siku 6-20

6-5 Keterangan Layout 6-28

6-6 Ongkos Pembuatan alat penampung teh otomatis 6-30

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3-1 Sistematika Penelitian 3-1

3-2 Sistematika Penelitian (Lanjutan) 3-2

3-3 Sistematika Penelitian (Lanjutan) 3-3

3-4 Diagram Alir Pengolahan Data Berat Karung Teh Isi 3-6

4-1 Struktur Organisasi 4-4

4-2 Memasang karung 4-11

4-3 Menaikan Mulut Karung 4-12

4-4 Teh tercecer (keluar dari karung) 4-12

4-5 Proses Penimbangan 4-13

4-6 Layout Departemen Sortasi dan Grading 4-14

4-7 Tinggi karung teh (25 Kg) 4-16

4-8 Tinggi karung teh (20 Kg) 4-17

4-9 Tinggi karung teh (15 Kg) 4-17

4-10 Tinggi karung teh (10 Kg) 4-17

4-11 Salah satu Mesin Sortasi 4-18

4-12 Ukuran Mesin Sortasi 4-19

4-13 Lebar Antar Corong Trinick 1 Line 1 4-13

4-20 Tinggi Corong dari Lantai Trinick 1 Line 1 4-23 4-21 Tinggi Corong dari Lantai Trinick 2 Line 1 4-24 4-22 Tinggi Corong dari Lantai Trinick 3 Line 1 4-24 4-23 Tinggi Corong dari Lantai Trinick 4 Line 1 4-24 4-24 Tinggi Corong dari Lantai Trinick 3 Line 2 4-25 4-25 Tinggi Corong dari Lantai Trinick 4 Line 2 4-25 4-26 Tinggi Corong dari Lantai Trinick 5 Line 2 4-26

(8)

4-34 Corong Mesin Sortasi 4-31

4-35 Dimensi Corong Mesin Sortasi 4-31

4-36 Ukuran Karung Teh 4-32

4-37 Pallet 4-32

5-1 Hasil Pengujian Uji Normal Data Menggunakan Software SPSS

5-2

5-2 Grafik Keseragaman Berat Karung (isi) Grade BP1 dengan Software Ergoplus

5-3

5-3 Hasil Pengujian Keseragaman Data Berat Karung (isi) Grade BP1 dengan Software Ergoplus

5-4

5-4 Hasil uji Kecukupan data Berat Karung (isi) Grade BP1 dengan Software Ergoplus

5-5

5-5 Grafik Keseragaman Berat Karung (isi) Grade PF1 dengan Software Ergoplus

5-7

5-6 Hasil Pengujian Keseragaman Data Berat Karung (isi) Grade PF1 dengan Software Ergoplus

5-7

5-7 Hasil uji Kecukupan data Berat Karung (isi) Grade PF1 dengan Software Ergoplus

5-8

5-8 Grafik Keseragaman Berat Karung (isi) Grade Dust 1 dengan Software Ergoplus

5-9

5-9 Hasil Pengujian Keseragaman Data Berat Karung (isi) Grade Dust 1 dengan Software Ergoplus

5-10

5-10 Hasil uji Kecukupan data Berat Karung (isi) Grade Dust1 dengan Software Ergoplus

5-11

5-11 Grafik Keseragaman Berat Karung (isi) Grade Dust 2 dengan Software Ergoplus

5-12

5-12 Hasil Pengujian Keseragaman Data Berat Karung (isi) Grade Dust 1 dengan Software Ergoplus

5-13

5-13 Hasil uji Kecukupan data Berat Karung (isi) Grade Dust 2 dengan Software Ergoplus

5-14

5-14 Antropomteri Tinggi Mata 5-18

5-15 Antropomteri Tinggi Siku 5-19

6-1 Konsep rancangan meja timbangan 6-2

6-2 Desain meja tidak diberi beban 6-3

6-3 Desain meja diberi beban 20 Kg 6-3

6-4 Bentuk rangka 3 dimensi 6-4

(9)

6-6 Gambar rangka tampak samping 6-4

6-7 Gambar alas atas 3 dimensi 6-5

6-8 Gambar alas atas tampak samping 6-5

6-9 Gambar alas atas tampak atas 6-5

6-10 Gambar alas bawah 3 dimensi 6-6

6-11 Gambar alas bawah tampak atas 6-6

6-12 Gambar alas bawah tampak samping 6-6

6-13 Kayu silang 6-7

6-14 Desain meja tidak diberi beban 6-7

6-15 Desain meja diberi beban 20 Kg 6-8

6-16 Desain meja diberi beban 20 Kg 6-8

6-17 Perhitungan kayu silang 6-8

6-18 Kayu silang tampak depan 6-9

6-19 Kayu silang tampak depan (lanjutan) 6-9

6-20 Kayu silang tampak samping 6-9

6-21 Gambar bearing 3 dimensi 6-9

6-22 Gambar bearing tampak depan 6-10

6-23 Gambar bearing tampak samping 6-10

6-24 Gambar pengait-bearing 6-10

6-25 Gambar pengait-bearing tampak depan 6-10

6-26 Gambar pengait-bearing tampak atas 6-11

6-27 Gambar pengait-bearing tampak samping 6-11

6-28 Alat penyesuai pegas 6-12

6-29 Pegas dipasang pada meja 6-13

6-30 Pengait Karung pada rangka 6-13

6-31 Komponen push-button 6-14

6-32 Komponen Solenoid 6-14

6-33 Rangkaian elektronika sistem otomasi alat 6-15

6-34 Posisi Push-Button 6-16

6-35 Corong terbuka 6-16

6-36 Corong tertutup 6-16

6-37 Display Indikator 6-17

6-38 Tinggi Display Indikator 6-17

6-39 Antropometri Tinggi Mata 6-18

6-40 Antropometri Tinggi Siku 6-19

6-41 Meja penampung otomatis 6-21

6-42 Alat penampung otomatis tampak depan 6-21 6-43 Alat penampung otomatis tampak samping 6-22

6-44 Alat penampung otomatis tampak atas 6-22

(10)

6-46 Beban ditumpu alas atas 6-23

6-47 Beban ditumpu alas atas (lanjutan) 6-24

6-48 Beban ditumpu alas atas (lanjutan) 6-24

6-49 Skema Penutup corong 6-25

6-50 Tombol pada meja 6-25

6-51 Palet dan ukuran palet 6-26

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik oleh pekerja apabila tempat kerjanya dirancang dengan baik pula, tempat kerja yang baik disini yaitu tempat kerja yang mendukung, dan telah di-desain secara ergonomis, dimana ergonomi adalah suatu ilmu disiplin yang mengidentifikasi informasi mengenai sifat, kemampuan, serta keterbatasan manusia. Dari informasi tersebut dapat dibuat suatu desain tempat kerja yang ergonomis, dengan tujuan kemudahan, keselamatan, kenyamanan, kesehatan serta kepuasan dari pekerja dan diharapkan akan menciptakan efisiensi serta menghasilkan produktivitas kerja.

PT Melania Indonesia merupakan perkebunan dan pengolahan teh hitam yang berada di kawasan Cibuni Estate terletak di Bandung Selatan. Proses pengolahan teh hitam yang dilakukan di perusahaan tersebut dibagi dalam beberapa proses yaitu proses pelayuan daun teh, penggilingan dan fermentasi, pengeringan dengan mesin Drier, sortasi dengan mesin sortasi, dan pengemasan. Departemen sortasi dan Grading adalah departemen yang melakukan proses penyortiran teh hitam hasil pengeringan yang menggunakan beberapa buah mesin sortasi. Mesin sortasi digerakan oleh

sebuah motor listrik yang dipasang untuk menggetarkan mesin sortasi tersebut. Ketika mesin dinyalakan mesin akan bergetar secara teratur sehingga teh yang dimasukan kedalam mesin (permukaanya memiliki kemiringan) akan bergerak dan terayak/tersortir oleh Mesh lalu teh akan keluar melalui mulut-mulut corong yang telah tersedia sehingga terpisahkan antara teh yang partikelnya besar dengan teh yang partikelnya kecil (menjadi grade). Teh akan keluar melalui corong-corong, pekerja akan menampung teh tersebut kedalam karung-karung yang biasa digunakan oleh para pekerja.

(13)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

sehingga mengakibatkan pekerja harus sering menata karung tersebut (agar teh tidak tumpah) hal ini dikarenakan tidak adanya tempat/ alat bantu untuk

proses penampungan teh tersebut.

Setelah ditampung teh yang sudah menjadi grade akan disimpan

(dibawa) sementara di dekat alat penimbang karena teh akan ditimbang. Proses penimbangan biasanya dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum istirahat kerja dan sebelum akhir kerja. Penimbangan yang dilakukan ini untuk menghitung jumlah produksi teh hitam masing-masing grade yang dihasilkan pada satu hari produksi.

Proses penimbangan teh aktual yang dilakukan dirasa tidak efisien dan kurang nyaman terhadap pekerja karena proses penimbangannya yang dilakukan dengan manual, penimbangan dilakukan oleh dua orang pekerja sementara pekerja lainnya memindah-mindahkan karung yang sudah selesai ditimbang ke tempat penyimpanan. Pada saat melakukan penimbangan, karung-karung teh (isi) yang berada di dekat timbangan harus diangkat kedalam timbangan setelah selesai ditimbang karung-karung tersebut (isi) akan diangkat lagi ke trolley untuk disimpan, hal ini dilakukan berulang-ulang sampai semua karung teh grade (isi) selesai ditimbang, artinya pekerja akan menimbang seluruh hasil olahan teh pada satu shift (sebelum istirahat atau setelah istirahat). Proses penimbangan berdampak pada penghentian proses sortasi (mesin-mesin dimatikan) sehingga seluruh pekerja berfokus pada proses penimbangan dan penyimpanan teh. Artinya pekerja menghabiskan beberapa lama waktu kerja untuk melakukan penimbangan.

(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Hal lain yang perlu diperhatikan ialah pada proses pengisian teh dari mesin sortasi ke karung melalui corong-corong, sering ditemukan teh yang

tercecer di lantai. Pada dasarnya pekerja bertanggungjawab untuk mengawasi karung-karung yang sedang diletakan dibawah corong mesin sortasi agar

segera mengatur/ menata (menaikan karung) atau menggantikan dengan karung yang baru apabila teh telah mencapai batas mulut karung. Namun yang sering terjadi karung yang sudah penuh tidak segera diganti/ diatur oleh pekerja karena pekerja jumlahnya terbatas dan sibuk sehingga tidak menyadari/mengetahui bahwa teh sudah keluar dari karung dan tercecer ke lantai. Hal ini terjadi karena mesin sortasi yang terus menyala akan terus mengeluarkan teh sedangkan pekerja sering meninggalkan stasiun kerjanya (mesin sortasi) untuk mengantarkan karung teh (isi) ke dekat penimbangan atau mesin sortasi lainnya serta untuk mengerjakan hal-hal lainnya. Pengantaran karung ke mesin lainnya (manual) dilakukan karena terdapat beberapa mesin sortasi yang memiliki input bukan dari konveyor melainkan dari mesin sortasi lainnya, dimana untuk mengantarkan satu karung (isi) membutuhkan waktu yang cukup lama, ini dikarenakan layout yang belum diatur dengan baik sehingga sering dijumpai teh yang tercecer di lantai. Akibatnya selain menjadi kotor, pekerja memiliki pekerjaan tambahan yakni menyapu teh yang tercecer di lantai hal ini tidak efisien dimana pekerjaan ini harusnya terjadi. Untuk itu diperlukan suatu solusi agar hal tersebut tidak terjadi.

Berdasarkan yang telah penulis sampaikan, dapat dilihat ada beberapa

(15)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan

perusahaan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tidak ada tempat/ alat bantu untuk penampungan teh pada mesin sortasi,

karung diletakan di lantai, sehingga teh berpotensi tumpah.

2. Proses penimbangan yang dilakukan (manual) dirasa kurang nyaman bagi pekerja, mengharuskan pekerja untuk memindah-mindahkan dan menumpuk karung dalam jumlah yang banyak secara berulang-ulang dan dalam waktu yang cukup lama, dimana dimungkinkan untuk melakukan perubahan metode penimbangan yang lebih baik.

3. Proses penimbangan mengakibatkan proses penyortiran harus berhenti. 4. Teh sering tercecer di lantai mengakibatkan teh terbuang karena kotor dan

pekerja harus membersihkannya.

1.3 Batasan dan Asumsi

Pada penelitian ini diberikan pembatasan masalah dan asumsi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan lingkup pembahasan. Adapun pembatasan masalah yaitu :

1. Penelitian ini hanya berfokus pada departemen sortasi

2. Dalam Perancangan yang dilakukan menggunakan data antropometri dari buku “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto.

3. Tidak dilakukan perubahan yang signifikan pada proses pekerjaan penyortiran dan sortasi begitupun untuk alat-alat yang digunakan.

4. Tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5% dan tingkat kepercayaannya sebesar 95%.

Asumsi yang dibuat yaitu:

1. Teh yang berasal dari bin yang dialirkan dengan konveyor dijalankan dengan setting-an normal.

(16)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

3. Data antropometri dari buku “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto sesuai (sama) dengan antropometri para

pekerja.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara kerja aktual penampungan teh di departemen sortasi? 2. Bagaimana cara kerja aktual proses penimbangan teh?

3. Bagaimana perancangan alat penampungan teh, serta mekanisme penimbangan usulan?

4. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan teh yang sering tercecer akibat pekerja yang telat mengganti/ menata karung?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui dan menganalisis cara kerja aktual penampungan teh di departemen sortasi.

2. Mengetahui dan menganalisis cara kerja aktual proses penimbangan teh.

3. Melakukan perancangan alat untuk proses penampungan.dan

mekanisme penimbangan usulan.

4. Dapat memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan teh yang sering tercecer akibat pekerja yang telat mengganti/ menata karung?

1.6 Sistematika Penulisan

(17)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang permasalahan, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan yang dilakukan penulis pada penelitian di PT. Melania Indonesia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan konsep-konsep yang dapat dijadikan acuan teoritis dalam menyelesaikan masalah dan konsep ergonomi yang dapat diaplikasian di PT. Melania Indonesia. Acuan teoritis tersebut berasal baik dari buku-buku dan karangan ilmiah yang dapat menunjang pemecahan masalah yang dihadapi oleh penulis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi langkah-langkah sistematis dalam melakukan penelitian yang digambarkan dalam bentuk flowchart, dimulai dari penelitian pendahuluan hingga akhir penulisan laporan Tugas Akhir.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data umum PT. Melania Indonesia, data yang didapatkan dari hasil wawancara dan pengamatan serta penelitian langsung yang dilakukan yang akan digunakan dalam pengolahan serta analisis data pada penelitian ini.

BAB 5 PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang perancangan yang dilakukan sesuai dengan kenutuhan permasalahan yang ada dan akan dianalisis untuk mendapatkan

kesimpulan dan saran untuk diaplikasikan di PT. Melania Indonesia.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Kondisi kerja aktual di departemen sortasi dan grading yang dilakukan oleh pekerja tidak memiliki tempat/ alat bantu untuk memasang karung sehingga karung dipasang dilantai. Pekerja sortasi sering lalai dalam mengawasi karung-karung tersebut apabila telah penuh, hal ini terlihat dari sering ditemukannya kasus dimana teh tercecer dilantai karena karung sudah penuh.

2. Kondisi aktual mengharuskan pekerja untuk melakukan penimbangan di akhir waktu kerja, penimbangan dilakukan 2 kali dalam satu hari kerja,

sebelum istirahat dan sebelum jam pulang kerja, akibat proses penimbangan pekerja harus melakukan pemindahan karung teh isi ke dekat penimbangan, serta harus melakukan pekerjaan menimbang dengan mengangkat karung-karung teh satu per satu, dilakukan berulang dan dalam jumlah yang banyak sampai seluruhnya selesai ditimbang.

(19)

BAB 7 Kesimpulan dan Analisis 7-2

4. Layout departemen sortasi memiliki ukuran ± 852 m2 dengan mesin sortasi sebanyak 7 buah, 1 mesin Mydlethon, 1 mesin Presorter, I buah bin besar input ke mesin sortasi, dan 10 buah bin untuk menyimpan output dari mesin sortasi, mesin Winnower 1 buah, dan 1 buah mesin Vibro extractor serta area pengemasan yang dilengkapi dengan Hopper Packing.

5. Alat penampung yang dirancang memberikan kemudahan bagi pekerja

dalam pekerjaannya, hal ini terjadi ketika memasang karung dan penataan karung yang tadinya dilakukan berulang ulang menjadi lebih minimal. Teh tercecer di lantai dapat dicegah karena pada meja timbangan otomatis ini telah diberikan satu sistem otomasi yang membuat corong dapat ditutup ketika berat teh mencapai 20 Kg dalam meja timbangan, dan pekerja tidak perlu melakukan penimbangan pada akhir waktu kerja, sehinggs diperoleh efisiensi waktu dan efisiensi jumlah kegiatan kerja yang harus dilakukan, dimana dalam efisiensi waktu menghasilkan ± 2 jam yang dapat dipakai untuk menambah jumlah produksi dan efisiensi usaha kerja menjadi menurun karena kegiatan transportasi karung ke alat timbang tidak dilakukan lagi

6. Layout usulan dirancang berdasar dari meja timbangan otomatis. Meja tersebut dipasang pada tiap corong mesin sortasi yang menghasilkan grade (BP1, PF11, Dust1, Dust2). Selain itu dibuat tempat WIP untuk menyimpan karung teh yang berisi grade pada pallet yang diletakan di tengah area sortasi yang tidak jauh dari mesin-mesin sortasi, sehingga setelah karung penuh di mesin sortasi, maka pekerja menyimpannya sementara di area WIP tersebut, untuk menghitung jumlah produksi

dilakukan dengan menghitung jumlah karung yang telah ada dikalikan dengan berat teh per karung sebanyak 20 Kg, baru setelah proses sortasi

(20)

BAB 7 Kesimpulan dan Analisis 7-3

7.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada departemen sortasi, penulis dapat memberikan saran antara lain :

1. Manajemen pabrik teh PT. Melania Indonesia disarankan untuk merubah dan menginovasi proses kerja yang ada di departemen sortasi, disini penulis telah merancang meja timbangan otomatis yang dapat

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Francis, Richard. L dkk.; “Facility Layout and Location: An Analytical Approach”, Prentice Hall, 1992.

2. Sofyan, Diana Khairani; “Perencanaan & Pengendalian Produksi”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013.

3. Tompkins dkk.; “Facilities Planning”, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc, United States of America, 2003.

4. Warman, John; “Manajemen Pergudangan”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,

1995.

5. Wignjosoebroto, Sritomo; “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”,Edisi

3, Guna Widya, Surabaya, 2003.

6. Yamit, Zulian; “Manajemen Persediaan”, EKONISIA Fakultas Ekonomi UII,

Gambar

Tabel Judul Keterangan Layout
Gambar Judul Sistematika Penelitian
Grafik Keseragaman Berat Karung (isi) dengan Software Ergoplus Hasil Pengujian Keseragaman Data Berat Karung (isi)

Referensi

Dokumen terkait

porposive yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu, peemilihan kelas yang menurut peneliti sesuai dan yang pas untuk menjadi sampel untuk mewakili

Asas- asas yang berkenaan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan dan konseling sama dengan azas BK pada Pendidikan formal pada umumnya, Prayitno, dan Erman Amti

melakukan di rumah masing-masing dengan memakai Tata Ibadah yang dibuat.. Persembahan tetap dapat Bapak/Ibu berikan pada saat melakukan Ibadah Hari Minggu. Persembahan itu adalah :

Semakin lama pengangkutan atau semakin panjang jalan maka semakin tinggi tingkat kerusakan mekanis yang terjadi, sehingga perlu diperhatikan penggunaan jenis kemasan

Kemampuan seorang individu untuk melakukan pekerjaan seberat apapun dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga masih memiliki

Tipe administratif kepemimpinan ini mampu menyelengarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pimpinannya biasanya terdiri dari teknokrat dan

Nilai peluang F-Stat dari uji overall F-test yang berada pada angka 0,000 mempunyai arti bahwa dengan tingkat signifikansi α=5%, variabel pertumbuhan ekonomi,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan jenis reaktan asam dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh dalam pemurnian eugenol dari minyak daun