• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan Metode Inkuiri terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas IV SD Negeri Condongcatur Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh penerapan Metode Inkuiri terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas IV SD Negeri Condongcatur Yogyakarta"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI CONDONGCATUR YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Jeanne Ullendara Gerischariti NIM: 161134176. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ilmiah ini peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melindungi, mendengarkan dan menolongku di setiap waktu. 2. Kedua orang tuaku, Antonius Widi Nugroho dan Yuliana Giyatmi yang selalu mendukung, mendoakan, serta memberikan segala yang terbaik untukku. 3. Kakakku Richardus Yudistira, serta kedua adikku Geralda Ken Sadhani T dan Lourdes Nadine M.L yang selalu menjadi penyemangatku untuk segera menyelesaikan pendidikan. 4. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dan penghiburan. 5. Almamater kebanggaanku, Universitas Sanata Dharma.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Engkau Berharga di mataKu.” (Yesaya 43:4) “Bertindak, dan Tuhan akan bertindak.” (Jeanne d’Arc) “Ingatlah selalu bahwa Anda lebih berani dari yang Anda yakini, lebih kuat dari yang Anda lihat, dan lebih cerdas dari yang Anda pikirkan.” (Christopher Robin) “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 20 Januari 2020. Peneliti. Jeanne Ullendara Gerischariti. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Jeanne Ullendara Gerischariti. Nomor Mahasiswa. : 161134176. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “PENGARUH. PENERAPAN. METODE. INKUIRI. TERHADAP. KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI CONDONGCATUR YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 20 Januari 2020 Yang menyatakan. Jeanne Ullendara Gerischariti. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI CONDONGCATUR YOGYAKARTA Jeanne Ullendara Gerischariti Universitas Sanata Dharma 2020 Latar belakang penelitian ini adalah adanya keprihatian terhadap rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi pada mata pelajaran IPA siswa Indonesia yang ditunjukkan pada penelitian PISA tahun 2012, 2015, dan 2018 yang masih berada pada peringkat 10 terendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada siswa kelas IV Sekolah Dasar pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experimental tipe pretest-posttest non-equivalent group design. Pengambilan data ini dilakukan di SD Negeri Condongcatur Yogyakarta pada tanggal 19 s.d. 31 Agustus 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 48 siswa. Sampel dalam penelitian terdiri atas 26 siswa untuk kelompok eksperimen dan 22 siswa untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Metode inkuri berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi. Rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,5254; SE = 0,08896) lebih tinggi daripada rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,1200; SE = 0,14629). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (46) = -2,448; p = 0,018 (p < 0,05). Besar pengaruh sebesar r = 0,33 atau setara dengan 10,89% yang masuk dalam kategori efek menengah. 2) Metode inkuri berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri. Rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M= 0,2685; SE= 0,12677) lebih tinggi daripada rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M= 0,1205; SE= 0,12888). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (46) = -2,139; p= 0,038 (p < 0,05). Besar pengaruh sebesar r = 0,30 atau setara dengan 9% yang masuk kategori efek menengah. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, kemampuan eksplanasi, kemampuan regulasi diri.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE EFFECT OF INQUIRY METHOD IMPLEMENTATION ON EXPLANATION AND SELF-REGULATION ABILITIES OF FOURTH GRADE STUDENTS OF CONDONGCATUR PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL IN YOGYAKARTA Jeanne Ullendara Gerischariti Sanata Dharma University 2020 Background of this study is started with an apprehension about the low ability of higher order thinking skills in Science subject amongst Indonesian elementary students, at the lowest 10 according to PISA researches in 2009, 2012, and 2015. This study intention is to measure the influence of inquiry method implementation to explanation and self-regulation abilities of 4th grader at the first semester of 2019/2020 school year. This quasi-experimental study type pretest-post test non-equivalent group design was conducted during August 19, 2019 to August 31, 2019. Total 48 4th grade students of Condongcatur Public Elementary School, Yogyakarta (SD Negeri Condongcatur, Yogyakarta) were included as the population group, which divided into two study group: A group of 26 students were given inquiry method as a special treatment – defined as experiment group, and other 22 students were given lecture method as control group. Results showed that 1) inquiry method affects the explanation ability. Higher average score was achieved by experiment group (M = 0,5254; SE = 0,08896) compared with the control group (M = 0,1200; SE = 0,14629). The difference is significant with t (46)= -2,448; p = 0,018 (p < 0,05). The effect categorized as medium with r = 0,33 or equivalent to 10,89%. 2) Inquiry method affects the self-regulation ability. Higher average score was achieved by experiment group (M= 0,2685; SE= 0,12677) compared with the control group (M= -0,1205; SE= 0,12888). The difference is significant with t (46) = -2,139; p= 0,038 (p < 0,05). The effect categorized as medium with r = 0,30 or equivalent to 9%. Keywords : Inquiry method, critical thinking ability, explanation ability, selfregulation ability.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi dengan judul “PENGARUH PENERAPAN METODE INKURI TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI CONDONGCATUR YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, mendukung, dan memberi perhatian dengan sabar dan bijaksana. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mendukung dengan penuh kesabaran. 6. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan masukan pada penelitian ini. 7. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mendukung dan memberikan nasehat selama perkuliahan. 8. Drs. Tri Suhadi selaku Kepala Sekolah SD Negeri Condongcatur Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 9. Ferry Setyawan, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Ana Rahayu, S.Pd. selaku wali kelas IV B yang telah memberi ijin melakukan penelitian di kelas tersebut. 11. Siswa kelas IV A dan IV B SD Negeri Condongcatur Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian. 12. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 13. Kedua orang tua saya, Antonius Widi Nugroho dan Yuliana Giyatmi yang selalu memberikan motivasi, mendoakan, mendukung, serta menjadi tempat untuk berbagi cerita bagi penulis. 14. Kakak saya Richardus Yudistira, serta kedua adik saya Geralda Ken Sadhani T dan Lourdes Nadine yang selalu menghibur serta menjadi penyemangatku untuk segera menyelesaikan pendidikan. 15. Sahabat penulis, Cantika Chandra, Febriani Terra, Odilia Maretta, Marlina Natalia Ira, Arni Theresia, dan Mukti Tri P yang selalu sabar serta memberikan semangat dan penghiburan. 16. Teman-teman organisasi dan kepanitiaan yang mengisi hari-hari saya selama di bangku kuliah. 17. Teman-teman PPL, Andre, Alisa, Maya, dan Bian yang selalu memberi dukungan dan kerja sama di sekolah. 18. Teman-teman penelitian kolaboratif yang telah memberikan bantuan selama melakukan penelitian dan penyelesaian skripsi ini. 19. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, karena keterbatasan kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini, akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.. Peneliti. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv MHALAMAN MOTTO ................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xvii DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 7 1.5 Definisi Operasional.................................................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 9 2.1 Kajian Pustaka .............................................................................................................. 9 2.1.1 Teori-teori yang mendukung ...................................................................................... 9 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak...................................................................................... 9 1. Teori Perkembangan Kognitif......................................................................................... 9 2. Teori Pembelajaran Sosial ............................................................................................ 12 2.1.1.2 Metode Inkuiri....................................................................................................... 15 2.1.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis .................................................................................. 20 2.1.1.4 Kemampuan Eksplanasi ........................................................................................ 22 2.1.1.5 Kemampuan Regulasi Diri .................................................................................... 23 2.1.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam ........................................................................................ 25 2.1.1.7 Materi Pembelajaran ............................................................................................. 25 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan................................................................................... 26. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2.1 Penelitian – penelitian Mengenai Inkuiri ................................................................ 26 2.2.2 Penelitian – penelitian Mengenai Berpikir Kritis ................................................... 28 2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 31 2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 34 3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................................... 34 3.2 Setting Penelitian ....................................................................................................... 36 3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 36 3.2.2 Waktu Penelitian..................................................................................................... 36 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................................. 37 3.3.1 Populasi .................................................................................................................. 37 3.3.2 Sampel .................................................................................................................... 37 3.4 Variabel Penelitian .................................................................................................... 38 3.4.1 Variabel Independen ............................................................................................... 38 3.4.2 Variabel Dependen ................................................................................................. 39 3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 39 3.6 Instrumen Penelitian.................................................................................................. 40 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ..................................................................................... 41 3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................................ 42 3.7.1.1 Validitas Muka (Permukaan) ................................................................................ 42 3.7.1.2 Validitas Isi ........................................................................................................... 42 3.7.1.3 Validitas Konstruk ................................................................................................ 43 3.7.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................................ 44 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................................. 45 3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan .......................................................................................... 45 3.8.1.1 Uji Asumsi ............................................................................................................ 46 3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................................... 47 3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................................... 48 3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................................. 49 3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................................. 51 3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ......................................... 51 3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ........................................ 52 3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest ............................................................... 53 3.9 Ancaman Terhadap Validitas Internal Penelitian ...................................................... 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 61 4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................................... 61 4.1.1 Hasil Implementasi .................................................................................................. 61 4.1.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian ................................................................................. 61. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran .................................................................. 62 4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ............................................................................................ 70 4.1.2.1 Kemampuan Eksplanasi ........................................................................................ 70 4.1.2.2 Kemampuan Regulasi Diri .................................................................................... 71 4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian I ......................................................................................... 73 4.1.3.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................................... 73 4.1.3.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................................... 76 4.1.3.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................................. 79 4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................................ 80 4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian II ........................................................................................ 88 4.1.4.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................................... 89 4.1.4.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................................... 91 4.1.4.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................................. 95 4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................................ 96 4.2 Pembahasan............................................................................................................... 103 4.2.1 Analisis Pengaruh Kemampuan Eksplanasi ........................................................... 107 4.2.2 Analisis Pengaruh Kemampuan Regulasi Diri....................................................... 111 4.2.3 Analisis terhadap Ancaman Validitas Internal ....................................................... 114 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 119 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 119 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................................... 120 5.3 Saran ......................................................................................................................... 120 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 121 LAMPIRAN................................................................................................................... 126 CURRICULUM VITAE ................................................................................................. 248. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kemampuan Berpikir Kritis Facione pada Kategori Kognitif .............. 21 Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 37 Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ............................................................. 40 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen ....................................................... 41 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen .............................................................. 44 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 45 Tabel 3.6 Kriteria Besar Efek................................................................................ 51 Tabel 4.1 Frekuensi Sebaran Data Kelompok Kontrol Kemampuan Eksplanasi . 70 Tabel 4.2 Frekuensi Sebaran Data Kelompok Eksperimen Kemampuan Eksplanasi ............................................................................................. 71 Tabel 4.3 Frekuensi Sebaran Data Kelompok Kontrol Kemampuan Regulasi Diri ........................................................................................................ 71 Tabel 4.4 Frekuensi Sebaran Data Kelompok Eksperimen Kemampuan Regulasi Diri ........................................................................................................ 72 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................... 73 Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varian ................................................. 74 Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal pada Kemampuan Eksplanasi ............................................................................................. 75 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisish Skor Pretest – Posttest . 76 Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varian Selisih Skor Pretest- Posttest .............. 77 Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................................... 78 Tabel 4.11 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) .............................. 80 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Skor Pretest dan Posttest ......... 80 Tabel 4.13 Peningkatan Rerata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ..... 81 Tabel 4.14 Peningkatan Rerata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ......................................................................................... 82 Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Skor Pretest dan Posttest ......... 83 Tabel 4.16 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest ...................................... 84 Tabel 4.17 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Pretest ke Posttest Kemampuan Eksplanasi ..................................................................... 87 Tabel 4.18 Hasil Uji Korelasi Rerata Skor Pretest ke Posttest ............................. 88 Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................. 90 Tabel 4.20 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varian .............................................. 90 Tabel 4.21 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal pada Kemampuan Regulasi Diri ...................................................................................... 91 Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Pretest – Posttest 92 Tabel 4.23 Hasil Uji Homogenitas Varian Selisih Skor Pretest – Posttest .......... 93 Tabel 4.24 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................................... 93 Tabel 4.25 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) .............................. 95 Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Skor Pretest dan Posttest ......... 96 Tabel 4.27 Peningkatan Rerata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol .... 97 Tabel 4.28 Peningkatan Rerata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ......................................................................................... 97 Tabel 4.29 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Skor Pretest dan Posttest ......... 99 Tabel 4.30 Peningkatan Rerata Skor Pretest dan Posttest .................................... 100. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.31 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Peningkatan Pretest ke Posttest Kemampuan Regulasi Diri ................................................................. 102 Tabel 4.32 Hasil Uji Korelasi Rerata Skor Pretest ke Posttest ............................. 103 Tabel 4.33 Pengendalian Ancaman Terhadap Validitas Internal .......................... 114. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Tahapan Belajar Menurut Jean Piaget ............................................... 10 Gambar 2.2 Zona Perkembangan Proksimal ........................................................ 14 Gambar 2.3 Literature Map ................................................................................. 30 Gambar 3.1 Rumus Perhitungan Pengaruh Perlakuan ......................................... 35 Gambar 3.2 Desain Penelitian .............................................................................. 35 Gambar 3.3 Desain Variabel Penelitian ............................................................... 40 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Distribusi Data Normal ........................... 50 Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Distribusi Data Tidak Normal ................. 50 Gambar 3.6 Rumus Persentase Pengaruh Perlakuan ............................................ 51 Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor Pretest – Posttest ............ 52 Gambar 3.8 Rumus Gain Score ........................................................................... 52 Gambar 3.9 Rumus Besar Efek untuk Distribusi Data Normal ........................... 53 Gambar 3.10 Rumus Besar Efek untuk Distribusi Data Tidak Normal ............... 53 Gambar 3.11 Persentase Pengaruh Perlakuan Effect Size .................................... 54. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GRAFIK. Grafik 4.1 Signifikansi Pengaruh Perlakuan Pretest dan Posttest Kemampuan Eksplansi............................................................................................... 78 Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Eksplanasi ............................................................................................. 79 Grafik 4.3 Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol .. 82 Grafik 4.4 Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ........................................................................................... 83 Grafik 4.5 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ............................................... 85 Grafik 4.6 Gain Score ........................................................................................... 86 Grafik 4.7 Signifikansi Pengaruh Perlakuan Pretest dan Posttest Kemampuan Regulasi Diri ......................................................................................... 94 Grafik 4.8 Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest – Posttest Kemampuan Regulasi Diri ......................................................................................... 95 Grafik 4.9 Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol .. 98 Grafik 4.10 Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ........................................................................................... 98 Grafik 4.11 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ............................................. 100 Grafik 4.12 Gain Score ......................................................................................... 101. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 127 Lampiran 1.2 Surat Ijin Keterangan Validasi Soal ........................................ 128 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen ............................................... 129 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ...................................................... 133 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .. 136 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol......... 148 Lampiran 2.5 Lembar Kerja Peserta Didik .................................................... 158 Lampiran 3.1 Soal Uraian ............................................................................. 172 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ........................................................................ 177 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ..................................................................... 180 Lampiran 3.4 Hasil Pekerjaan Peserta Didik ................................................. 184 Lampiran 3.5 Hasil Rekap Expert Judgement................................................ 190 Lampiran 3.6 Hasil Uji Validasi Oleh Expert Judgement ............................. 192 Lampiran 3.6.1 Hasil Uji Validasi Oleh Dosen ............................................. 192 Lampiran 3.6.2 Hasil Uji Validasi Oleh Guru ............................................... 200 Lampiran 3.7 Tabulasi Data Uji Validitas dan Reliabilitas ........................... 216 Lampiran 3.8 Hasil SPSS Uji Validitas ......................................................... 218 Lampiran 3.8.1 Hasil Uji Validitas Setiap Item Soal ..................................... 218 Lampiran 3.9 Hasil SPSS Uji Reliabilitas...................................................... 220 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Eksplanasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................... 221 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Regulasi Diri Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................... 222 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data ............................. 223 Lampiran 4.3.1 Kemampuan Eksplanasi ....................................................... 223 Lampiran 4.3.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................... 225 Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Homogenitas Varian Kemampuan Awal ....... 227 Lampiran 4.4.1 Kemampuan Eksplanasi ....................................................... 227 Lampiran 4.4.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................... 227 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................ 228 Lampiran 4.5.1 Kemampuan Eksplanasi ....................................................... 228 Lampiran 4.5.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................... 229 Lampiran 4.6 Hasil SPSS Uji Homogenitas Varian Selisih Pretest ke Posttest ................................................................................... 230 Lampiran 4.6.1 Kemampuan Eksplanasi ....................................................... 230 Lampiran 4.6.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................... 230 Lampiran 4.7 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................. 231 Lampiran 4.7.1 Kemampuan Eksplanasi ....................................................... 231 Lampiran 4.7.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................... 232 Lampiran 4.8 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan ..................... 233 Lampiran 4.9 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest .................................................................................. 234 Lampiran 4.9.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ............ 234 Lampiran 4.9.2 Hasil SPSS Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ............. 235 Lampiran 4.9.2.1 Kemampuan Eksplanasi ................................................... 235 Lampiran 4.9.2.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................ 237 xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 4.9.3 Perhitungan Persentase Gain Score ...................................... 239 Lampiran 4.9.3.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Eksplanasi................... 239 Lampiran 4.9.3.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,33 Kemampuan Eksplanasi ............................................................................... 239 Lampiran 4.9.3.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Regulasi Diri ............. 240 Lampiran 4.9.3.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,00 Kemampuan Regulasi Diri ........................................................................... 240 Lampiran 4.10 Hasil Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ................................................................................... 241 Lampiran 4.10.1 Kemampuan Eksplanasi ..................................................... 241 Lampian 4.10.1.1 Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ................................................................................... 241 Lampiran 4.10.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................. 242 Lampiran 4.10.2.1 Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ................................................................................... 242 Lampiran 4.11 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest ke Posttest .. 243 Lampiran 4.11.1 Kemampuan Eksplanasi .................................................... 243 Lampiran 4.11.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ...................................... 243 Lampiran 4.11.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen................................ 243 Lampirna 4.11.2 Kemampuan Regulasi Diri ................................................. 244 Lampiran 4.11.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ...................................... 244 Lampiran 4.11.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen ............................... 244 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ............................................ 245 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ........................... 246. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.. 1.1 Latar Belakang Masalah Berpikir kritis merupakan pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang secara lisan atau tulisan, dan berpikir secara reflektif maupun evaluatif (Desmita, 2007: 161). Metode inkuiri mampu melatih peserta didik berpikir kritis yang dapat dipergunakan untuk lebih mendalami sains dan melatih berpikir tingkat tinggi (Gilles dalam Rositawati & Nugrahanta, 2018: 86). Meskipun demikian, setiap anak memiliki kemampuan berpikir kritis yang berbeda-beda tergantung stimulasi orang tua serta interaksi dengan lingkungan sekitarnya (Dewi, Hapidin & Akbar, 2019: 26). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di SD Negeri Condongcatur Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada siswa kelas IV Sekolah Dasar yang sedang berada pada tahap operasional konkret. Salah satu kemampuan yang dapat dibentuk sejak dini yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) mencangkup berpikir kritis, berpikir kreatif, problem solving, dan membuat keputusan (Lewis & Smith dalam Sani, 2019: 3). Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk membuat penilaian dengan tujuan tertentu yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan menarik kesimpulan atas dasar bukti, konsep, metode, kriteria, atau konteks tertentu yang digunakan untuk menilai (Facione, 2015: 4). Berpikir kritis meliputi dua dimensi yaitu dimensi afektif dan dimensi kognitif. Dimensi disposisi afektif merupakan sebuah sikap dari seseorang yang telah memiliki kecakapan dalam berpikir kritis.. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sedangkan dimensi kognitif pada kecakapan berpikir kritis meliputi enam subkemampuan yaitu kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi, menarik kesimpulan, eksplanasi dan regulasi diri (Facione, 2015: 5). Kemampuan menjelaskan dan kemampuan merefleksikan tindakan sangat diperlukan oleh setiap anak agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan pada abad 21. Kemampuan menjelaskan dikenal dengan kemampuan eksplanasi. Kemampuan eksplanasi merupakan kemampuan untuk menguraikan dasar-dasar suatu penalaran dengan bukti, konseptual, metodologis, kriteria, dan pertimbangan kontekstual serta menyajikan penalaran seseorang dalam bentuk argumen yang meyakinkan (Facione, 2015: 6). Kemampuan eksplanasi akan muncul apabila siswa telah mencapai tiga unsur, yaitu menjelaskan hasil penalaran, membesarkan prosedur yang digunakan, dan memaparkan argumen- argumen yang digunakan. Kemampuan merefleksikan tindakan diri sendiri dikenal dengan kemampuan refleksi diri. Kemampuan regulasi diri adalah kemampuan secara sadar untuk memantau kegiatan kognitif sendiri, dengan menganalisis, dan mengevaluasi proses kognitif yang terjadi sehingga dapat mempertanyaan, menegaskan, atau mengoreksi cara berpikirnya sendiri (Facione, 2015: 7). Kemampuan refleksi diri akan muncul apabila siswa sudah mencapai dua unsur, yaitu refleksi diri, dan koreksi diri. Kemampuan eksplanasi dan regulasi diri penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis seseorang. Setiap individu mampu menguraikan suatu penalaran serta secara alamiah mampu mengetahui mengoreksi tindakannya sendiri berdasarkan pengalaman nyata dalam proses belajar (Rositawati & Nugrahanta, 2018: 80). Proses pembelajaran membutuhkan kemampuan berpikir yang tinggi dan logis karena menggabungkan beberapa kegiatan belajar secara beriringan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk salah satu mata pelajaran yang menuntut kemampuan berpikir siswa secara logis serta mata pelajaran yang wajib ada dalam pendidikan di Indonesia terutama Sekolah Dasar. IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui suatu metode tertentu (Wonorahardjo, 2010: 12). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011: 3). Unsur-unsur sains terdiri dari tiga macam, yaitu 1) Proses,. 2.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. atau metode yang meliputi pengamatan, membuat hipotesis, merancang dan melakukan percobaan, mengukur dan proses-proses pemahaman kealaman lainnya, 2) Produk, meliputi prinsip-prinsip, hukum-hukum, teori-teori, kaidah-kaidah, postulat-postulat dan sebagainya, 3) Sikap, misalnya mempercayai, menghargai, menanggapi, menerima, dan sebagainya (Carin dan Sund dalam Samatowa, 2011: 10). Data dari World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa untuk mengembangkan kualitas ekonomi pada abad ke 21 tidak hanya membutuhkan tenaga fisik saja namun kompetensi seperti kolaborasi, kreativitas, kemampuan berpikir kritis atau memecahkan masalah, dan kemampuan komunikasi pada kualitas karakter seperti ketekunan, rasa ingin tahu, ataupun inisiatif juga sangat diperlukan pada abad 21 (WEF, 2015: 2-3). Hasil penilaian Programme for the International Assessment of Adult Competencies (PIAAC) menyatakan orang dewasa yang memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah rata-rata sebanyak 6% (WEF, 2015: 2). Data tersebut menyatakan bahwa rendahnya kesadaran warga dunia dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, beberapa diantaranya adalah kemampuan dalam menjelaskan dan kemampuan untuk merefleksikan tindakan diri sendiri. Kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah dapat terjadi secara bersamaan. Siswa diminta untuk berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah yang ada. Mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan mutu pendidikan di negara lain. Sebuah survei mengenai sistem pendidikan dan kemampuan siswa yang dilakukan setiap tiga tahun sekali oleh organisasi yang bernama Organization Economic Cooperation Development (OECD) dengan program yang disebut Program for International Student Assesment (PISA). Program ini menguji siswa melalui soal PISA yang memiliki karakteristik tentang berpikir tingkat tinggi pada beberapa bidang yang berfokus pada sains, matematika, membaca dan pemecahan masalah (OECD, 2016: 6). Hasil pada penelitian PISA yang dilakukan di tahun 2012, 2015, dan 2018 pada tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara di dunia dengan skor 382 bidang sains (OECD, 2013: 232). Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 negara di dunia dengan skor 403 bidang sains (OECD, 2016: 8). Pada tahun 2018,. 3.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Indonesia menduduki peringkat 74 dari 79 negara di dunia dengan skor 396 bidang sains (OECD, 2019: 18). Data pada PISA menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor dari tahun 2012 ke 2018. Indonesia masih berada dalam peringkat 10 terendah atau sama dengan posisi ke-6 dari bawah. Siswa di Indonesia masih mengalami kesulitan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kesulitan tersebut dapat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang kurang sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Permasalahan pendidikan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat disebabkan karena kurangnya inovasi dalam melakukan metode pembelajaran (Rubi, 2015: 3). Metode pembelajaran tersebut mengarah pada pembelajaran yang terlalu didominasi oleh guru menyebabkan peserta didik kurang aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran (Mulyatiningsih, 2010: 3). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada pembelajaran IPA adalah dengan menerapkan metode inkuiri. Metode inkuiri adalah metode yang mempersiapkan peserta didik pada suatu situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari jawabannya sendiri, dan menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, serta membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan oleh siswa lain (Piaget dalam Mulyasa, 2007: 108). Metode pembelajaran berbasis inkuiri memiliki proses pembelajaran yang mendorong siswa bukan saja untuk mengerti materi pelajaran, tetapi juga mampu menciptakan penemuan (Anam, 2015: 9). Berdasarkan berbagai pendapat para ahli mengenai langkah metode inkuiri diketahui bahwa terdapat tujuh langkah pada metode inkuiri yaitu, 1) orientasi, 2) menyusun rumusan masalah, 3) menyusun hipotesis, 4) melakukan eksperimen, 5) menarik kesimpulan, 6) presentasi hasil, dan 7) evaluasi. Manfaat dari metode inkuiri yaitu pembelajaran akan lebih bermakna karena menekankan pada perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, terdapat proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman, dan siswa yang memiliki kemampuan belajar diatas rata-rata tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar (Sanjaya, 2006: 206). Alasan peneliti menggunakan metode. 4.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. inkuiri karena metode ini memiliki langkah yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak yang memasuki tahap operasional konkret yang sudah dapat berpikir secara operasional yang berkaitan dengan objek nyata atau konkret. Tujuh langkah yang terdapat pada metode inkuiri mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan serta melakukan regulasi diri berdasarkan pengalaman nyata yang telah mereka lakukan selama kegiatan eksperimen. Penelitian terdahulu yang relevan mengenai metode inkuiri, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Gianjar (2015) yang menunjukkan bahwa terdapat motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngamprah antara kelompok siswa yang diajar melalui metode pembelajaran inkuiri lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui metode pembelajaran langsung secara keseluruhan. Motivasi belajar siswa kelompok siswa yang diajar melalui metode pembelajaran inkuiri lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang dibuktikan memiliki nilai tinggi. Siswa yang belajar menggunakan metode inkuiri mendapatkan skor lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode tradisional (Abdi, 2014). Penelitian lain yang dilakukan oleh Megawati, Suripto, dan Suryandari (2015) menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri terbimbing yang telah diterapkan di kelas IV SDN I Kabekelan tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA. Penelitian terdahulu yang relevan mengenai kemampuan berpikir kritis. Susanti, dkk (2019) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA terhadap keampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada hasil kemampuan berpikir kritis siswa di kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah dan kelompok eksperimen dengan model pembelajaran jingsaw. Mahmuzah (2015) menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan problem posing lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian lain yang dilakukan oleh Yang dan Wu (2012) menunjukkan bahwa proyek DST membantu siswa berkembang secara keseluruhan dalam berpikir kritis, terutama pada kegiatan yang meminta siswa untuk melakukan interpretasi dan evaluasi.. 5.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa. Penelitian ini belum banyak melakukan penelitan terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri menurut Facione dengan subyek penelitian siswa Sekolah Dasar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini lebih difokuskan pada pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis khususnya dalam kemampuan eksplanasi dan kemampuan regulasi diri. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimental dengan tipe pretest posttest non-equivalent group design. Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada materi sumber energi siswa kelas IV di SD Negeri Condongcatur Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini difokuskan khususnya mata pelajaran IPA, pada tema 2, kompetensi dasar 3.5 mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif. Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat mengetahui adanya pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada siswa kelas IV SD Negeri Condongcatur Yogyakarta.. 1.2. Rumusan Masalah. 1.2.1. Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi siswa kelas IV SD Negeri Condongcatur Yogyakarta?. 1.2.2. Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri siswa kelas IV SD Negeri Condongcatur Yogyakarta?. 1.3. Tujuan Penelitian. 1.3.1. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan eksplanasi siswa kelas IV SD Negeri Condongcatur Yogyakarta.. 1.3.2. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan regulasi diri siswa kelas IV SD Negeri Condongcatur Yogyakarta.. 6.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4. Manfaat Penelitian. 1.4.1. Bagi siswa Siswa memperoleh pengalaman baru yang bermakna dalam belajar dengan menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA sehingga dapat mengetahui pengaruh terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.. 1.4.2. Bagi guru Guru memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran yang berbasis metode inkuiri. Guru dapat mengetahui perkembangan kognitif siswa dan dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa khususnya pada kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.. 1.4.3. Bagi sekolah Sekolah memperoleh wawasan mengenai pengaruh penerapan metode inkuiri untuk mkemampuan eksplanasi dan regulasi diri. Sekolah dapat memperbaiki mutu pendidikan dan dapat memperbaiki prestasi sekolah dengan menciptakan suasana belajar yang efektif sehingga siswa dapat belajar secara baik.. 1.4.4. Bagi peneliti Peneliti memperoleh pengalaman baru tentang penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa sehingga dapat menjadi bekal peneliti untuk mengajar di masa yang akan datang.. 1.5. Definisi Operasional. 1.5.1. Metode inkuiri adalah prinsip pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam mencari jawaban terhadap sebuah permasalahan yang dihadapi melalui tujuh langkah, yaitu orientasi, menyusun rumusan masalah, menyusun hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, presentasi hasil, dan evaluasi.. 1.5.2. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir tingkat tinggi yang ditandai dengan meninjau kembali isu-isu yang ada dengan 6. 7.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. indikator, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, menarik kesimpulan, eksplanasi, dan regulasi diri. 1.5.3. Kemampuan eksplanasi adalah kemampuan menguraikan dasar-dasar suatu penalaran yang berdasarkan tiga indikator, yaitu menjelaskan hasil penalaran, membenarkan prosedur yang digunakan, dan memaparkan argumen-argumen yang digunakan.. 1.5.4. Kemampuan regulasi diri adalah kemampuan yang secara sadar memonitor dan mengoreksi aktivitas kognitif secara mandiri yang berdasarkan dua indikator, yaitu refleksi diri dan koreksi diri.. 8.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II ini berisi kajian pustaka, penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian terdahulu berisi hasil penelitian yang pernah ada yang dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung Teori-teori yang mendukung merupakan teori yang melandasi penelitian ini. Teori dalam penelitian ini adalah teori perkembangan anak, berpikir kritis, kemampuan mengeksplanasi dan meregulasi diri, metode inkuiri, dan materi kelas IV Sekolah Dasar.. 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak 1. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (1896-1980) adalah seorang filsuf, ilmuan, psikolog dan pendidik berkebangsaan Swiss yang dikenal karena teori perkembangan kognitif dan hasil penelitiannya mengenai anak-anak. Piaget merupakan anak tertua dari pasangan suami istri Arthur Piaget dan Rebecca Jackson (Rahyubi, 2014: 119). Pada awalnya, Piaget bukan merupakan seorang psikolog, melainkan ahli zoologi. Semasa mudanya, Piaget sangat tertarik pada alam dibuktikan dengan ia sering mengamati binatang-binatang di alam bebas. Pada umur 10 tahun, ia menerbitkan hasil karangan perdananya mengenai burung pipit albino dalam majalah ilmu pengetahuan alam. Pada umur 15 tahun, ia menolak tawaran sebagai kurator moluska dikarenakan harus menyelesaikan pendidikan sekolah menengah terlebih dahulu (Suparno, 2005: 11). Setiap siklus baru yang dimiliki oleh anak disebut sebagai tingkat perkembangan, sedangkan siklus perkembangan otak sering disebut perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif merupakan sebuah proses yang mendorong. 9.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. siswa untuk berperan secara aktif dalam membangun sistem makna dan pemahaman nyata (Trianto, 2010: 14). Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile Simon di Laboratorium Binet di Paris dengan tugas mengembangkan tes penalaran (Suparno, 2001: 13). Ketertarikannya dimulai pada saat ia mengamati anak-anak dan cara berpikir mereka, khususnya pada jawaban yang keliru (Crain, 2007: 168). Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan proses pemikiran antara anak dan orang dewasa. Pada tahun 1920 sampai 1930, Piaget bersama dengan istrinya meneliti ketiga anaknya yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931 (Suparno, 2001: 15). Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa kecerdasan dan kemampuan kognitif anak akan mengalami kemajuan melalui empat tahap yang jelas dan berjalan berurutan (Piaget dalam Slavin, 2011: 42). Perkembangan tidak diatur oleh pendewasaan internal ataupun pengajaran dari luar, namun ditandai dengan adanya proses konstruktif yang aktif mendorong anak untuk membangun struktur-struktur kognitif yang semakin berbeda dan komprehensif melalui aktivitas-aktivitas mereka sendiri (Crain, 2007: 173). Piaget berpendapat bahwa, setiap anak yang lahir kedunia akan membawa skema. Skema adalah struktur mental yang dimiliki seseorang di mana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungannya dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang (Piaget dalam Suparno, 2001: 21). Setiap organisme yang ingin mengadakan penyesuaian (adaptasi) dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi (Piaget dalam Desmita, 2009: 103).. (Sumber: http://m-edukasi.blogspot.com/2014/09/teori-konstruktivisme-jean-piaget.html) Gambar 2.1 Tahapan Belajar Menurut Jean Piaget. Asimilasi adalah proses memahami objek atau pengalaman baru berdasarkan skema yang telah ada (Piaget dalam Slavin, 2011: 43). Asimilasi. 10.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dipandang. sebagai. suatu. proses. kognitif. untuk. menempatkan. dan. mengklasifikasikan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan awal yang telah dimiliki (Suparno, 2001: 22). Akomodasi adalah proses mengubah skema yang ada berdasarkan informasi baru atau pengalaman baru (Piaget dalam Slavin, 2011: 43). Akomodasi dapat digunakan apabila anak merasa cara lama yang digunakannya tidak cocok (Crain, 2007: 172). Selama proses perkembangan kognitif, diperlukan adanya keseimbangan asimilasi dan akomodasi. Proses pengaturan keseimbangan asimilasi dan akomodasi disebut ekuilibrium. Sedangkan disekuilibrium adalah keadaan ketidakseimbangan asimilasi dan akomodasi. Proses dari keadaan disekuilibrium menuju keadaan ekuilibrium disebut ekuilibrasi (Suparno, 2001: 23). Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap meliputi tahap sensori-motor, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal (Piaget dalam Suparno, 2001: 26-88). Penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. a. Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun) Tahap sensorimotor terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Pada tahap ini, inteligensi anak didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, mendengar, membau, dan lainlain. Dalam tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa, anak belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya. b. Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun) Tahap ini terjadi pada anak usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini, dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. Tahap ini juga dicirikan dengan sulit menerima pendapat orang lain (egosentris) dan. memberikan perhatian hanya pada satu aspek situasi. (keterpusatan). c. Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun) Tahap ini terjadi pada anak usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan. 11.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tertentu yang logis. Dalam tahap ini tetap ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata atau konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, belum bersifat abstrak. Anakanak dapat menalar secara logis sejauh penalaran itu dapat diaplikasikan pada contoh-contoh yang spesifik atau konkret sehingga memungkinkan anak memikirkan beberapa karakteristik dan bukan berfokus pada suatu properti tunggal pada suatu objek. d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa) Tahap ini terjadi pada anak usia 11 tahun sampai dengan dewasa. Tahap operasional formal merupakan tahap akhir dalam perkembangan kognitif. Pada tahap ini seorang individu dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati saat itu. Anak dapat berpikir secara efektif karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada. Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Jean Piaget, anak kelas IV SD berusia sekitar 10-11 tahun masuk ke tahap operasional konkret. Pada tahap ini, anak sudah dapat berpikir secara menyeluruh dengan melihat banyak unsur dalam waktu yang sama sehingga membuat anak tidak egosentris dalam pemikirannya. Meskipun demikian, anak masih memiliki kesulitan untuk memecahkan persoalan diterapkan pada benda-benda yang konkret (Suparno, 2001: 70). Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang tidak terlepas dari keadaan secara nyata/konkret sesuai dengan tahap perkembangan anak. 2. Teori Pembelajaran Sosial Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934) adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia. Ia mempelajari berbagai bidang studi di sekolah, termasuk psikologi, filsafat, dan sastra. Saat mencapai usia remaja, ia dikenal oleh temantemannya sebagai professor kecil. Hal ini disebabkan karena ia selalu mengarahkan percakapan kepada diskusi, perbantahan, dan perdebatan (Wertsch dalam Santrock, 2009: 334). Pada tahun 1917, ia menerima gelar hukum dari Moscow Imperial University dan kembali ke rumahnya di Gomel. Antara tahun 1917 hingga 1924, ia mengajar dibidang psikologi dan sastra, menulis kritik sastra, mengedit sebuah. 12.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. jurnal, bekerja di institusi pelatihan guru di tempat ia mendirikan laboratorium psikologi, dan menulis sebuah buku psikologi pendidikan (Schunk, 2012: 337). Vygotsky menekankan perkembangan manusia khususnya pada aspek sosial. Anak-anak secara aktif membangun pengetahuan dan pemahamannya. Teori ini anak-anak lebih dideskripsikan sebagai makhluk sosial yang ditandai dengan menyusun pemikiran dan pemahamannya terutama melalui interaksi sosial (Vygotsky dalam Santrock, 2014: 251). Pendekatan Vygotsky dikenal sebagai teori sosiokultural (sociocultural theory), artinya penekanan utama diberikan kepada pengaruh interaksi sosial dan kultural dalam perkembangan (Salkind, 2009: 273). Perkembangan kognitif anak-anak tergantung pada perangkat yang disediakan oleh lingkungan, dan pikiran mereka dibentuk oleh konteks kultural di mana mereka tinggal (Gredler & Holzman dalam Santrock, 2014: 251). Vygotsky menyatakan terdapat empat ide pokok yang menjadi dasar teori yaitu 1) anak-anak membangun pengetahuan mereka sendiri, artinya anak-anak adalah peserta aktif dalam perkembangan mereka dalam kehidupan sehari-hari, 2) perkembangan tidak bisa dipisahkan dari konteks sosialnya, artinya hubungan antara kultur dan pemikiran sangat penting dalam mempengaruhi pikiran anak, 3) pembelajaran bisa mengarahkan perkembangan, artinya guru membimbing anak ke arah tingkatan perkembangan yang semakin kompleks, 4) bahasa memainkan peranan sentral dalam perkembangan mental, artinya bahasa dapat memberikan label untuk ide-ide baru yang terpampang pada anak serta memungkinkan anak untuk memperluas ide-ide yang ada ke dalam wilayah baru (Salkind, 2009: 374375). Vygotsky menyebutkan konsep Zona Perkembangan Proksimal (Zone of proximal development/ ZPD) merupakan jarak antara level perkembangan aktual yang ditentukan melalui pemecahan masalah secara mandiri, namun dapat dilakukan dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Schunk, 2012: 341). Zona Perkembangan Proksimal berawal dari keyakinan Vygotsky mengenai pentingnya pengaruh-pengaruh sosial khususnya instruksi dalam perkembangan kognitif anak. Teori Vygotsky seringkali disebut sebagai teori konstruktivisme, dengan kata lain individu sebagai pembelajar juga didukung oleh. 13.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. lingkungan sekitar mereka dan tidak hanya berdasarkan pada perkembangan kognitif (Suparno, 2012: 122).. (Sumber: https://i2.wp.com/www.forestschoolportfolio.com/wp-content/uploads/2015/08/Zone-of-ProximalDevelopment.png?resize=300%2C222&ssl=1). Gambar 2.2 Zona Perkembangan Proksimal. Zona ini terdiri dari batas bawah yakni level keterampilan yang mampu diraih anak dengan bekerja sendiri dan batas atas yakni level tanggung jawab tambahan yang dapat diterima anak dengan dibantu oleh instruktur yang mampu (Vygotsky dalam Santrock, 2014: 251-252). Zona yang terletak di antara kedua tingkat tersebut dinamakan dengan zona perkembangan proksimal (Zone of Proximal Development). Zona perkembangan proksimal bisa digambarkan sebagai perbedaan antara kemampuan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri dan kemampuan anak untuk memecahkan masalah dengan dibantu orang dewasa atau teman sebaya (Salkind, 2009: 376). Konsep yang berkaitan erat dengan Zona Perkembangan Proksimal adalah konsep mengenai scaffolding yang artinya mengubah level dukungan sementara yang diberikan oleh orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya terhadap anak sampai anak itu bisa melakukannya sendiri (Papalia, Olds & Feldman, 2009: 359). Memberikan bantuan selama tahap-tahap awal belajar dan kemudian sedikit demi sedikit menghilangkan bantuan dan memberikan anak kesempatan untuk meningkatkan tanggung jawabnya (Vygotsky dalam Yanto, 2009: 86). Scaffolding dapat membantu orang tua dan guru secara efisien memandu kemajuan kognitif anak. Semakin anak tidak mampu mengerjakan sesuatu, maka semakin banyak arahan yang harus diberikan oleh orang dewasa. Ketika anak sudah bisa melakukan. 14.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. lebih banyak, orang dewasa membantu lebih sedikit (Papalia, Olds & Feldman, 2009: 359). Penggunaan dialog sebagai alat scaffolding merupakan salah satu contoh penting peran bahasa di dalam perkembangan anak. Tujuan dari percakapan yang dilakukan anak-anak sebetulnya tidak hanya untuk melakukan komunikasi sosial namun juga untuk membantu mereka dalam menyelesaikan tugas (Vygotsky dalam Santrock, 2014: 252). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Vygotsky, siswa SD masih membutuhkan orang lain untuk memberikan suatu perancah (scaffolding) yang terstruktur namun tidak terlalu jauh. Siswa kelas IV masih memerlukan bantuan untuk memecahkan masalah. Pemilihan metode inkuiri merupakan salah satu solusi yang diterapkan oleh guru untuk memberikan scaffolding kepada siswa, dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya dibantu oleh guru namun juga belajar melalui teman sebayanya. Selain itu metode inkuiri juga membantu siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang terdapat pada materi pelajaran maupun di kehidupan sehari-hari.. 2.1.1.2 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri Inkuiri berasal dari kata “inquiry” yang berarti penyelidikan/meminta keterangan (Anam, 2015: 7). Inkuiri adalah the process of investigating a problem atau suatu proses menginvestigasi suatu masalah (Carin dan Sund dalam Mulyasa, 2006: 108). Strategi pembelajaran ini menekankan siswa kepada proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar (Sanjaya, 2006: 193). Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik untuk melakukan eksperimen dengan luas secara mandiri (Piaget dalam Mulyasa, 2006: 108). Pembelajaran inkuiri dapat diterapkan untuk belajar menyelesaikan masalah yang perlu diselesaikan melalui penyelidikan, misalnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Sani, 2019: 193). Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach) (Sanjaya, 2006: 195).. 15.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada suatu situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar dapat melihat apa yang terjadi, melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendirim serta membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan oleh siswa lain (Piaget dalam Mulyasa, 2006: 195). Efektivitas inkuiri dalam proses pembelajaran dapat dilihat melalui beberapa ciri-ciri yaitu, 1) Menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meminta siswa untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang disampaikan; 2) Aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri pada siswa; 3) Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Hal ini digunakan dengan tujuan agar siswa dapat menggunakan potensi yang dimilikinya (Anam, 2015: 13). Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan, peneliti menarik benang merah bahwa metode inkuiri memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yang meminta siswa untuk aktif dalam sebuah penelitian. Metode inkuiri merupakan prinsip pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam mencari jawaban terhadap sebuah permasalahan yang dihadapi. 2.. Macam-Macam Metode Inkuiri Ada beberapa macam metode inkuiri. Sund dan Trowbridge (dalam. Mulyasa, 2006: 109) mengemukakan tiga macam metode inkuiri yaitu, 1) Inkuiri terbimbing (Guided inquiry), pendekatan ini digunakan bagi peserta didik yang belum memiliki pengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri sehingga guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas pada materi yang diberikan; 2) Inkuiri bebas (free inquiry), pendekatan ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki; 3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry), pendekatan ini siswa memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Anam (2015: 17-20) mengemukakan empat macam metode inkuiri yaitu, sebagai berikut. 1. Inkuri Terkontrol. 16.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Inkuiri terkontrol merupakan kegiatan inkuiri berasal dari guru. Dalam hal ini, guru memegang kontrol penuh atas seluruh proses pembelajaran. 2. Inkuiri Terbimbing Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru. Dalam hal ini guru bertugas untuk membimbing siswa untuk menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah yang diberikan. 3. Inkuiri Terencana Pada tahap ini, siswa fasilitasi untuk dapat mengidentifikasikan masalah serta merancang suatu proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. 4. Inkuiri Bebas Pada tahap ini, siswa diberi kebebasan untuk menentukan masalah, kemudian siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa didorong untuk belajar secara mandiri dan tidak hanya mengandalkan instruksi dari guru. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan berperan pasif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan macam metode inkuiri yang telah dipaparkan, peneliti memilih menggunakan metode inkuiri terbimbing dikarenakan metode inkuiri terbimbing sangat cocok diterapkan pada anak usia Sekolah Dasar kelas IV yang tidak dapat melakukan kegiatan eksperimen secara mandiri, melainkan membutuhkan bimbingan dari guru (scaffolding) dalam memahami konsep-konsep yang diberikan saat melakukan kegiatan eksperimen. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah pembelajaran yang meminta siswa untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang diberikan dengan bimbingan yang intensif dari guru (Anam, 2015: 17). Temuan terbimbing mampu mendorong keterlibatan dan motivasi siswa sehingga membantu mereka untuk mendapatkan pemahaman tentang topik-topik yang jelas (Eggen, 2012: 177). Metode pembelajaran ini pada umumnya diterapkan pada siswa sekolah dasar atau pada siswa sekolah menengah yang belum terbiasa belajar secara inkuiri (Sani, 2019: 206).. 17.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.. Langkah-langkah Metode Inkuiri Proses pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah yaitu (Sanjaya,. 2006: 199-203). a.. Orientasi, merupakan langkah untuk membina suasana pembelajaran yang responsif.. b.. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.. c.. Mengajukan hipotesis, merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang sedang dikaji.. d.. Mengumpulkan data, merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.. e.. Menguji hipotesis, merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau infromasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.. f.. Merumuskan kesimpulan, merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Anam (2015: 91-101) menyebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan. guru untuk mengaplikasikan metode inkuiri dalam proses pembelajaran yang melibatkan dirinya berupa. a.. Perencanaan, meliputi menyusun ide-ide terbaru, membuat daftar kesepakatan, dan mengubah tampilan ruang belajar.. b.. Mendorong siswa untuk memberi respons, meliputi membangun suasana, memberi pertanyaan-pertanyaan spontan, dan jangan terburu-buru memberi jawaban.. c.. Memproses seluruh informasi yang terkumpul, meliputi mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat dan melakukan pengujian atau uji coba.. d.. Menciptakan penemuan baru.. e.. Berbagi, meliputi memberikan informasi yang berjalan satu arah dari guru ke siswa.. f.. Evaluasi, meliputi menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap poin-poin penting yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.. 18.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Anak usia sekolah dasar tentu saja masih membutuhkan guru sebagai fasilitator dikarenakan mereka belum terbiasa belajar secara mandiri sehingga pada penelitian ini menggunakan metode inkuiri terbimbing. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, langkah-langkah metode inkuri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) orientasi, 2) menyusun rumusan masalah, 3) menyusun hipotesis, 4) melakukan eksperimen, 5) menarik kesimpulan, 6) presentasi hasil, 7) evaluasi. Langkah-langkah tersebut dipilih oleh peneliti karena dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak sesuai dengan usianya serta dapat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada siswa kelas IV pada pembelajaran IPA.. 4.. Manfaat Metode Inkuri Metode inkuiri memiliki beberapa kelebihan yaitu, 1) siswa akan. memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, 2) membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, 3) mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dalam merumuskan hipotesisnya sendiri, 4) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, 5) memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik, dan 6) situasi proses belajar menjadi lebih terangsang (Bruner dalam Anam, 2015: 16). Keuntungan lain dalam menggunakan strategi ini adalah 1) pembelajaran akan lebih bermakna karena menekankan pada perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, 2) memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, 3) terdapat proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman, dan 4) siswa yang memiliki kemampuan belajar diatas rata-rata tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar (Sanjaya, 2006: 206). Berbagai manfaat dapat diperoleh saat menggunakan metode inkuiri, peneliti menarik benang merah bahwa metode inkuiri dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan, memperoleh pengetahuan peserta didik dalam mengkonstruksi pikirannya, serta mampu membuat siswa menjadi pembelajar aktif dengan membangkitkan motivasi dan gairah peserta didik melalui kegiatan penemuan.. 19.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam kehidupan sehari- hari dalam menyelesaikan suatu masalah. Proses berpikir sebagai rantai proses produktif yang bergerak dari refleksi ke inkuiri, kemudian menuju ke proses berpikir kritis (John Dewey dalam Sani, 2019: 3). Berpikir kritis terkait dengan penggunaan keterampilan kognitif untuk meningkatkan dampak yang diinginkan (Halpern dalam Sani, 2019: 14). Santrock (dalam Desmita, 2007: 161- 162) mengemukakan critical thinking involves grasping the deeper meaning of problems, keeping an open mind about different approaches and perspectives, not accepting on faith what other people and books tell you, and thinking reflectively rather than accepting the first idea that comes to mind. Pada bagian lain, ia menjelaskan bahwa untuk mampu berpikir secara kritis, anak harus mengambil peran aktif dalam proses belajar. Sejalan dengan pendapat Santrock, Desmita (2009: 153) mendefinisikan kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik. Sedangkan Facione (1990) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan membuat penilaian untuk tujuan tertentu yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan atas dasar bukti, konsep, metode, kriteria, atau konteks tertentu yang digunakan untuk menilai. Berpikir kritis adalah proses untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan (Facione dalam Sani, 2019: 15). Kemampuan berpikir kritis mencakup dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan disposisi afektif (Facione, 2010: 5). Dimensi kognitif dianggap sebagai pusat kecakapan mental paling penting. Dimensi kognitif tersebut dibagi menjadi 6 (enam) kemampuan berpikir kritis, yakni interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan regulasi diri (Facione dalam Tawil & Liliasari, 2013: 9). Keenam kemampuan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.. 20.

Gambar

Grafik 4.1 Signifikansi Pengaruh Perlakuan Pretest dan Posttest Kemampuan  Eksplansi ..............................................................................................
Gambar 2.3. Literature Map
Gambar 3.1. Rumus Perhitungan Pengaruh Perlakuan
Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

analisis kelayakan yang terdiri dari aspek pasar, aspek. teknis, aspek organisasi, dan aspek

K[ltrrAlAN UJr

atau tes akhir setelah mendapatkan materi dalam penelitian, hasil posstest pada kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 86,3 dan kelas kontrol mempunyai nilai

[r]

Jawaban Responden 1: “ Ya, tentu saja ada kerja sama karena pada umumnya yang paling tahu siswa itu adalah guru mata pelajaran dan wali kelas dibandingkan dengan guru BK yang

Untuk mencapai maksud tersebut akan dikaji secara mendasar (tinjauan instruksional khusus: TIK) tiga pokok bahasan (PB) yang menyangkut : pertama manajemen Iingkungan

ANALISIS TOKOH UTAMA MIYAMOTO MUSASHI DALAM KOMIK VAGABOND KARYA INOUE TAKEHIKO DILIHAT DARI

Pada penelitian ini, jaringan saraf tiruan akan digunakan untuk mengenali pola Aksara Pegon Jawa yang memiliki keunikan dalam bentuk, dan masing-masing huruf terkadang hampir