• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Take Me Out musim ketiga. Take Me Out Indonesia adalah acara realitas yang ditayangkan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Take Me Out musim ketiga. Take Me Out Indonesia adalah acara realitas yang ditayangkan oleh"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

50 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Take Me Out musim ketiga

Take Me Out Indonesia adalah acara realitas yang ditayangkan oleh Indosiar sejak tanggal 19 Juni 2009 sampai sekarang. Take Me Out Indonesia merupakan acara yang bertemakan pencarian pasangan dan mengudara selama 3 jam (90 menit saja sejak musim ke-3). Dalam acara ini, 30 orang wanita lajang berdiri di belakang podium untuk memilih 4 orang pria lajang yang akan diperkenalkan satu persatu.

Di tahun 2012, Indosiar dan FremantleMedia, kembali hadir dengan Take Me Out Indonesia season 3 dengan konsep yang lebih segar dan fun, dimana tak akan ada lagi podium kosong untuk wanita cantik. Bersama “The Dynamic Duo“ Choky Sitohang & Yuanita Christiani, dapat membuat program ini lebih hidup, dengan pengalaman mereka membawakan acara Take Me Out Indonesia sejak dua season sebelumnya. Pada season terbaru ini, pemirsa akan disuguhkan dengan beragam 30 wanita menarik dan cantik di podium, pria-pria single berkualitas dalam kepribadian, profesi dan karakter. Mereka tentunya hadir dengan kejutan-kejutan yang tak terduga, (http://www.takemeoutindonesia.com/aboutus.php).

Perbedaan yang menonjol antara Take Me Out dulu deng Take Me Out season 3 ini terletak pada presenternya. Kalau dulu presenter Take Me Out hanya Choky Sitohang, namun di Take Me Out season ke-3 ini tampil lebih menarik dengan hadirnya Yuanita Christiani sebagai presenter menemani Choky Sitohang.

(2)

51 Selain itu, Pada season terbaru ini, pemirsa akan disuguhkan dengan beragam 30 wanita menarik dan cantik di podium, pria-pria single berkualitas dalam kepribadian, profesi dan karakter. Mereka tentunya hadir dengan kejutan-kejutan yang tak terduga. Empat Pria single akan berhadapan dengan 30 wanita single untuk menemukan cinta sejatinya. Kualifikasi untuk mengikuti kontes ini adalah Pria / Wanita Single (Tidak terikat hubungan pernikahan) dengan rentangan Usia 21-40 tahun, harus Ekspresif dan komunikatif dan memiliki bakat (Menjadi nilai lebih).

4.1.1 Perencanaan Acara

a. Proses Penyeleksian Peserta atau Kontestan

Untuk kelancaran jalannya program ini, maka panitia memiliki beberapa kriteria penyeleksian yang harus dimiliki oleh setiap kontestan yang ingin mengikuti program ini, kriteria-kriteria tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. Peserta atau kontestan yang ingin mengikuti program ini haruslah seseorang yang memiliki daya tarik tersendiri. Misalnya saja orang tersebut cantik atau tampan, memiliki finansial yang cukup, memiliki keahlian di bidang tertentudan lain sebagainya.

2. Setiap peserta atau kontestan dalam program ini haruslah seseorang yang mempunyai sifat maskulin. Artinya setiap peserta harus memiliki sifat kelaki-lakian atau kontestan harus memiliki sifat tegas, terbuka, berani, dan cepat bertindak.

4. Setiap peserta atau kontestan dalam program ini harus memiliki karakter yang kuat. Artinya setiap peserta atau kontestan haruslah memilki cara

(3)

52 berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama. Karena seseorang dengan karakter yang baik mampu membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dia buat.

5. Setiap peserta atau kontestan yang ingin mengikuti program ini, haruslah seseorang dengan kemampuan finansial yang cukup baik atau mapan. Hal ini menjadi salah satu prioritas utama karena dalam program ini menekankan pada ajang pencarian jodoh, jadi apabila kemampuan finansialnya bagus maka proses pencarian jodoh tersebut akan berjalan dengan lancar.

6. Setiap peserta atau kontestan yang ingin mengikuti program ini haruslah memimiliki keadaan fisik yang good looking karena itu menjadi salah satu factor yang menentukan peserta tersebut memperoleh jodoh.

7. Setiap peserta atau kontestan yang akan mengikuti program ini haruslah peserta atau kontestan yang memiliki latar belakang kehidupan yang jelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui status peserta atau kontestan yang single. Karena syarat utama mengikuti program ini adalah harus single.

b. Skenario Acara

Program ini merupakan program yang akan ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta dan akan menjadi konsumsi public, oleh karena itu penyusunan scenario sangat penting agar program berjalan dengan yang diinginkan dan bisa membuat penonton menyukainya. Penyusunan scenario tersebut terkait dengan

(4)

53 layak tidaknya program tersebut menjadi konsumsi public dan banyak tidaknya penonton yang melihat tayangan tersebut. Selain itu scenario acara dibuat agar terlihat bagus, lebih dramatis, tidak kaku dan daya jualnya semakin tinggi.

1) Penataan panggung

Setting panggung dalam tayangan Take Me Out menunjukkan kesan yang mewah, berada dalam gedung bertingkat dan berada di tengah kota. Terdapat 30 podium yang mana di setiap belakang podium tersebut ada seorang wanita-wanita yang cantik, seksi, daan single. Nantinya dari balik panggung akan ada seorang pria yang keluar dengan segala pesona yang akan ditunjukkan kepada 30 wanita yang sedang menunggunnya di balik podium. Panggung tersebut terkesan sangat mewah, unsure kemewahan ini disesuaikan dengan target, dan peserta yang mengikuti acara ini. Dengan konteks “ajang pencarian jodoh”.

Penjelasan acara kepada kontestan

Secara keseluruhan acara ini murni acara reality show yang dikemas dalam bentuk baru, yakni biro jodoh. Sebelum kontestan mengikuti rangkaian acara yang sudah tersusun skenarionya, tugas dari seorang kru kreatif adalah menjelaskan alur pelaksanaan acara. Penjelasan tersebut meliputi, cara kontestan berpakaian, cara kontestan memperkenalkan diri dan menunjukkan talentanya (perform) dan masih banyak yang lainnya.

2) Training dan pelatihan

Pada point ini peserta atau kontestan wajib diberikan training atau pelatihan untuk melaksanakan segala macam kegiatan yang akan dilakukan di atas

(5)

54 panggung yang sudah tertulis dalam scenario. Hal tersebut dilakukan agar peserta atau kontestan tidak kaku dan malu saat berada di atas panggung. Pertanyaan-pertanyaan dan perform yang akan ditunjukkan diatas panggung akan dilatih pada saat kegiatan training ini berlangsung.

3) Gladi bersih

Layaknya sebuah acara-acara penting, gladi bersih dilakukan untuk mematangkan penampilan saat di panggung. Hal tersebut dilakukan agar peserta atau kontestan benar-benar siap saat berada di atas panggung, tanpa ada perasaan grogi dan gugup lagi.

4) Pembacaan peraturan permaianan

Pada rangkaian kegiatan ini, peserta atau kontestan akan mendapat arahan dari kreatif tentang peraturan-peraturan permainan yang akan dilaksanakan. Setelah berada dia atas panggung pun host yang memandu acara ini juga akan mengingatkan kembali peraturan permainan yang dibuat, terkait dengan cara pemilihan kandidat dan sebagainya.

5) Make up dan costum yang disesuaikan karakter

Pemilihan make up dan costum ini akan disesuaikan dengan karakter masing-masing peserta atau kontestan. Hal tersebut dilakukan agar setiap peserta atau kontestan berpenampilan yang bagus, baik, good looking dan agar membuat para wanita-wanita yang memilihnya tertarik dan mempertahankan lampu agar tetap menyala.

(6)

55 4.1.2 Rangkaian Acara Pada Saat Show

Pada awal acara dimulai riuh penonton meneriakkan jagoannya masing-masing begitu menggemparkan studio. Secara umum rangkaian acara yang diperoleh dari salah satu peserta atau kontestan yang mengikuti acara ini meliputi:

Saat babak pertama dimulai, Ketiga puluh lampu di meja para wanita dihidupkan. Seorang pria tegap mengenakan setelan jas muncul dari belakang panggung. Setelah musik berhenti, pria tersebut memperkenalkan diri, “Halo. Selamat malam, cewek-cewek cantik. Nama saya Fikar, saya dari Jakarta.” Dari sini—dan hanya ini saja—para wanita bisa memilih untuk mematikan atau tetap membiarkan lampu menyala. Lampu yang dimatikan menandakan bahwa si wanita tidak berminat dengan laki-laki tersebut. Dengan beberapa lampu yang dimatikan tersebut membuat kesempatan pria tersebut untuk memilih wanita jadi semakin berkurang.

Setelah menunggu selama beberap detik, ternyata tidak ada yang mematikan lampu. Artinya seluruh wanita yang berada di belakang podium menyukai sosok Fikar. Inilah beberapa kesan pertama yang disampaikan para wanita yang mempertahankan Fikar. “Halo Fikar. Kayaknya badannya tuh kalo dibuka kayaknya atletis deh. Kayaknya sih ya…” kata Anggi dengan nada mendayu-dayu. Sedangkan Lioni berpendapat, “Kalau menurut aku, he looks perfect, dari fisik”.

Babak kedua berisi pemutaran video. Video ini biasanya berisi tentang pekerjaan, hobi atau kegiatan keseharian si pria. Inti dari video profil Fikar adalah

(7)

56 menggambarkan bahwa dia bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan pertambangan di Jakarta. Tampak juga dari video itu Fikar yang tengah bersiap-siap di sebuah rumah yang cukup besar dan akan pergi bekerja dengan mobil BMW. Fikar menutup video ini dengan adegan memainkan sebuah lagu dengan piano. Pada babak ini, merupakan bagian terpenting bagi kontestan, karena dari sinilah kontestan berusaha menarik perhatian wanita-wanita yang berada di beakang podium untuk tidak mematikan lampu, dan ingin mengenal kontestan lebih jauh lagi. Selain itu pada babak inilah kontestan mengeluarkan talenta yang dimiliki dan menunjukkan rangkaian kegiatan yang membuat wanita tertarik yang dirangkainya dalam bentuk yang apik.

Selanjutnya menuju ke babak ketiga, babak ini merupakan saat di mana si pria menunjukkan talentanya (perform) menampilkan keahliannya atau bakatnya dalam bidang apapun. Fikar ternyata memilih laga panco dengan Agung Hercules. Hasilnya? Fikar menang setelah bolak-balik hampir dikalahkan Agung. Choky bertanya kepada yang masih mempertahankan Fikar. Ini alasan Winda, “Choky, gede ya! Badannya… dompetnya juga gede. Lihat kan liputannya tuh, per-tam-bang-an, coba! Kayaknya, itu udah cocok banget. Ya enggak Nindy? Duitnya, kayaknya ngaliiiir terus kalau pertambangan. Selain itu gagah juga ya Choky?”

Pada saat sesi terakhir Fikar diminta untuk menentukan siapa yang akan dieliminasi, dan akhirnya Fikar memilih dua orang untuk diberi pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan adalah apa film favorit mereka dan apa artinya? Dua orang wanita yang dipilih Fikar dari 13 yang masih menyalakan lampunya adalah

(8)

57 Maya dan Nathalie. Maya menjawab komedi seperti Warkop. Sedangkan Nathalie suka film horor seperti The Grudge. Dari pertanyaan ini kemudian Fikar memilih Maya sebagai pasangan.

Deskripsi di atas merupakan intisari dari proses Fikar mencari pasangan. Dalam episode ini masih ada beberapa kontestan yang juga ingin mencoba peruntungannya untuk mendapatkan jodoh dalam acara ini. Salah kontestan tersebut adalah Fajri dari Jakarta. Dibandingkan penampilan Fikar, Fajri memperoleh hasil sedikit sedikit meleset dan lebih apes. Baru memperkenakan diri, sudah ada tujuh orang yang mematikan lampu. Alasannya dari wanita-wanita tersebut bermacam-macam, misalnya: “Aduh, dia badannya.., terlalu… terlalu kayak lembek-lembek gimanaaa gitu.”

Kamera seketika langsung menyorot Fajri dari kaki hingga kepala. Dibanding Fikar yang tegap dalam balutan jas, Fajri hanya mengenakan kemeja hitam yang cukup longgar, hal tersebut juga sangat mempengaruhi penilaian dari wanita-wanita yang berada dibalik podium. Dia pun terlihat kurus dan kurang stylis. Ada juga wanita lain yang secara tidak langsung berkata Fajri pendek dengan mengatakan dia suka pakai sepatu hak tinggi, dan Fajri akan terlihat seperti keponakannya. Bagi wanita-wanita ini, penampilan fisik sangat berpengaruh untuk memikat daya tarik si, jadi semakin kontestan menunjukkan penampilan yang good look semakin banyak waanita yang tertarik untuk mengenalnya lebih jauh lagi.

Fajri pun membela diri dengan mengatakan bahwa dia dituntut agar badannya proporsional karena dia ikut kick boxing. Katanya badan besar

(9)

58 membuat dia tidak gesit. Di babak selanjutnya, Fajri keluar dengan setelan olahraganya, celana panjang longgar dan kaus singlet. Para wanita pun terkejut dan bersorak karena Fajri ternyata juga berotot di balik kemeja hitam yang sebelumnya ia kenakan.

Secara garis besar, dialog-dialog inti yang dilontarkan baik kontestan maupun wanita-wanita yang berada di balik podium sepintas tampak sama dan sering berulang di tiap episode Take Me Out Indonesia. Ajang pencarian jodoh instan ini mau pun tidak serta merta menyeleksi berdasarkan apa yang tampak di permukaan: kemolekan fisik dan kemapanan finansial. Lelaki yang tidak maskulin, tidak putih, atau pekerjaannya hanya ala kadar, umumnya langsung membuat para wanita mematikan lampu mereka. Begitu juga sebaliknya, seperti kasus Fikar, tersisa 13 dari 30 wanita yang ingin menjadi teman kencannya Fikar. Bagaimana Fikar, seorang pria yang notabene baru melihat semua wanita tersebut bisa mengeliminasi 11 wanita tanpa mendapat kesempatan untuk mengenal sedikit saja wanita-wanita tersebut.

Keadaan yang biasanya terjadi di setiap episode Take Me Out Indonesia adalah mengeliminasi para wanita yang tak sesuai dengan gambaran “wanita cantik” di televisi. Jadi kalau si wanita tersebut pendek, sedikit gemuk, atau hitam, biasanya langsung dieliminasi tanpa ba-bi-bu.

Ada beberapa hal yang mengganjal dari episode-episode tayangan ini. Pertama, bagaimana perempuan menilai laki-laki dari kemampuan finansial dan ketampanan atau maskulinitas. Misalnya dari kutipan berikut, “Aku kepo,

(10)

59 pokoknya pengen tau, kamu itu ininya (menjentikkan jari sebagai simbol uang) gimana?”

Perempuan itu pun seraya menggerakkan badannya sambil tertawa centil. Penonton pun riuh, hanya si pria yang tersenyum masam. Apa yang ada di pikiran pria tersebut ketika tahu bahwa si perempuan mengutamakan kemampuan finansial di atas segala hal yang lain.

Hal kedua adalah kedangkalan dialog yang tergambar melalui ucapan yang ditunjukkan atau dilontarkan, termasuk dari caption yang menjadi penggambaran tambahan di bawah nama perempuan. Misalnya saja “Lioni” yang membubuhkan keterangan “Tidak percaya diri tampil tanpa poni” di bawah namanya. Juga ada “Anna” dengan caption “Merasa dirinya sexy” dan Ame yang “Mencari pria berotot”. Deskripsi tentang mereka sebenarnya tidak substansial, hal tersebut justru cenderung menunjukkan sifat atau karakter dari wanita yang berfikiran tidak rasional dan sangat kekanak-kanakan dan tidak cerdas.

Ketiga, terkait dengan costum yang dikenakan, costum mereka selalu tak jauh-jauh dari pakaian ketat dan terbuka di bagian bawah. Apa pun temanya, sepertinya tak pas jika tidak menampilkan lekuk tubuh perempuan. selanjutnya berkaitan juga dengan poin keempat, yaitu adegan ketika semua perempuan harus bergoyang mengikuti irama musik setiap kali musik dihidupkan. Dimulai sejak awal ketiga puluh wanita masuk ke panggung, saat pembawa acara memberi salam pada mereka, sampai saat penyambutan pria, dan pola ini terus berulang. Mereka harus menggerakkan badan, menggoyangkan pinggul, mengangkat-angkat

(11)

60 tangan, dan pasang wajah menikmati musik. yang kelima, semua perempuan sepertinya harus berbicara dengan nada manja dan mendayu-dayu.

4.2 Konsep Perjodohan Menurut Produser Asistant dan Menurut Kontestan

1. Perjodohan Sebagai Tujuan Hidup, Mencari Kebahagiaan

Arti pasangan adalah yang menjadi padanannya (jodohnya, teman bermain, dan sebagainya) (KBBI, 2007: 833). Arti hidup adalah terus ada, tetap ada ( KBBI, 2007:400). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa arti pasangan hidup merupakan pasangan atau seseorang yang menjadi padannya yang akan terus ada dan tetap ada.

Memilih pasangan hidup yang tepat adalah awal untuk membina sebuah pernikahan yang bahagia. Menikah adalah menyempurnakan agama. Tujuan pernikahan bukan saja untuk menyatukan kebutuhan biologis, tetapi juga untuk menyambung keturunan dalam naungan rumahtangga yang penuh cinta damai dan kasih (Hariwijaya, 2007: 2).

Seperti uraian di atas dalam acara ini, konsep hidup yang ditawarkan adalah untuk mencari kebahagiaaan artinya kontestan benar-benar ingin mencari pasangan yang bisa membuatnya bahagia. Jadi dalam hal ini kontestan ingin mencari pasangan hidup tanpa ada unsur ingin terkenal atau ingin dipromosikan lewat acara ini. dalam ajang pencarian jodoh instan ini pun kontestan atau peserta diberi kesempatan selebar-lebarnya untuk memilih pasangannya berdasarkan daya tarik yang ditampilkan masing-masing. Oleh karena itu setiap kontestan harus

(12)

61 mempersiapkan diri, penampilan, dan finansial untuk menarik minat para wanita-waanita yang berada dibalik podium.

2. Perjodohan ditinjau dari sisi agama

Perjodohan adalah salah satu cara yang ditempuh masyarakat dalam menikah. Tak ada ketentuan dala syariat yang menghariskan atau sebaliknya melarang perjodohan. Di dalam agama Islam hanya menekankan bahwa hendaknya seorang muslim mencari calon istri yang shalihah dan baik agamanya, begitu pula sebaliknya. Ringkasny, perjodohan hanya salah satu cara untuk menikahkan.

Secara umum menurut ajaran agama apapun, perjodohan yang dipaksakan atau dikenal dengan istilah “kawin paksa” artinya fenomena yang timbul akibat tidak adanya kerelaan diantara pasangan untuk menjalankan perkawinan. Dalam hal ini, acara Take Me Out ini bukan merupakan paksaan atau tekanan. karena konsep “perjodohan” dalam acara ini adalah mempertemukan dua orang laki-laki dan perempuan untuk diperkenalkan dan diberi ruang seluas-luasnya untuk memperoleh informasi tentang masing-masing individu. Jika kedua belah pihak merasa cocok silahkan dilanjutkan, jika tidak ada kecocokan silahkan ditinggalan. Hal semacam ini bukan merupakan paksaan, namun acara ini memberi wadah bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam hal mencari jodoh, sehingga acara ini mempermudah perkenalan mereka. Walaupun ada step-step disetiap segmen acara dan sudah tersekenario.

Dalam acara ini, konsep perjodohan yang dimaksud adalah memeperkenalkan dua individu tanpa adanya paksaan. Kontestan atau peserta pun

(13)

62 dimintai beberapa pertanyaan tentang konsep perjodohan berikut adalah kutipan wawancara kepada kontestan atau peserta:

P : Apakah anda sudah mengetahui bahwa ini merupakan ajang pencarian jodoh?

I : Iya, saya mengetahuinya

P : Adakah unsur paksaan yang menuntut anda mengikuti acara ini? I : Tidak, saya mengikuti acara ini sendiri tanpa ada paksaan dan tekanan dari siapapun

P : Apa konsep perjodohan menurut anda?

I : Menurut saya, konsep perjodohan adalah mempertemukan dan memperkenalkan dua orang agar mereka bisa saling mengenal dan memahami satu sama lain.

P : Apakah anda akan mengikuti segala peraturan dalam acara ini? I : Ya.. saya bersedia

Berdasarkan kutipan wawancara yang dilakukan kepada peserta atau kontestan diperoleh hasil bahwa kontestas atau peserta tidak ada yang merasa keberatan atau terpaksa mengikuti acara ini, dan kontestan juga menganggap acara ini bukan perjodohan yang dipaksakan.

3. Perjodohan sebagai suatu entertaining

Televisi sebagai media massa memiliki batasan yang ‘blur’ terkait konsepprivat dan publik, terutama melalui reality show. Karena dalam reality show kitadapat melihat orang – orang biasa yang seakan-akan memiliki kesamaan dengan penonton, namun mereka berada di ranah publik juga karena setiap gerak – geriknya disaksikan oleh pemirsa (McGuigan, 1996, p.34 dalam Kartikasari: 2009).

Definisi kata privat dan publik sendiri sangat luas dan dapat ditinjau dari beragam konsep, dalam penelitian ini privat dan publik akan ditinjau dari keterbukaan informasi dan keintiman yang ditampilkan. Perjodohan dalam budaya masyarakat Indonesia, merupakan hal yang dianggap pribadi, karena sebagian norma dan

(14)

63 agama mengatur perjodohan sebagai proses yang tidak perlu dipertunjukkan. Melainkan sebagai proses yang hanya diketahui oleh pasangan dan keluarga atau kerabat dekat mereka. Masyarakat masih memegang tradisi bahwa perjodohan adalah prosesi yang sakral, karena belum terdapat ikatan secara legal, maka tidak dianggap perlu untuk mempublikasikan perjodohan. Meskipun ada tradisi ngarot dan gredoan di masyarakat Indramayu dan Banyuwangi, dimana laki - laki dan perempuan yang sudah cukup umur dipertemukan secara beramai – ramai di suatu tempat. Akan tetapi, tetap saja jika seorang laki – laki menyukai perempuan yang ia temui dalam ‘pesta’ tersebut, secepatnya ia bertandang ke rumahnya untuk meminta restu orangtua si perempuan agar mereka dijodohkan (www.kompas.com, diakses tanggal 8 Agustus 2014).

Dating show dalam acara Take Me Out Indonesia menampilkan perjodohan sebagai proses yang layak untuk diketahui publik beserta persaingan para peserta memperebutkan jodoh, usaha mereka menarik pasangan serta keintiman yang terjadi. Dalam penelitian mengenai courtship, Bailey (1988 dalam Owens, 2006, p.268) mengemukakan bahwa proses perjodohan identik dengan kerahasiaan serta seringkali belangsung di lingkungan privat seperti rumah, tempat ibadah atau adat sehingga membatasi terjadinya keintiman secara seksual. Program acara TMO Indonesia memberikan gambaran bahwa courthsip bukan lagi sesuatu yang sifatnya ‘rahasia’ tapi bisa langsung dipublikasikan bahkan sejak nmemilih jodoh. Hal ini digambarkan melalui penataan setting panggung dan juga dilibatkannya penonton dalam studio. GStage Take Me Out Indonesia Penonton acara TMO yang menyaksikan di studio dengan duduk rapi di bawah panggung juga otomatis

(15)

64 menjadi saksi perjodohan yang terjadi di stage. Tak hanya itu saat pria memilih pasangan, mereka juga akan berkomentar untuk mendukung wanita mana yang seharusnya dipilih. Posisi penonton dibawah dan peserta diatas panggung, ketidaksejajaran posisi ini menekankan peserta dan host sebagai subjek yang menjadi pusat perhatian. Sedangkan penonton tidak dapat berinteraksi secara langsung, mereka hanya meneriakkan pendapatnya sembari mencoba mempengaruhi siapa yang seharusnya menjadi pilihan si pria.

Realita di masyarakat, keputusan perjodohan apakah kedua belah pihak setuju untuk dijodohkan atau tidak merupakan informasi privat yang hanya diketahui beberapa orang. Namun dalam Take Me Out Indonesia, sebagai tayangan yang memfasilitasi para lajang menemukan jodoh, bisa dilihat secara gamblang siapa yang dipilih dan tidak dipilih, persaingan para wanita untuk menjawab pertanyaan dari peserta pria sebaik mungkin juga ditayangkan. Bahkan dibumbui dengan penonton di studio yang senantiasa ekspresif, baik secara verbal dan non-verbal. Kedekatan dan kejauhan jarak antara pria dan wanita dalam penataan stage TMO Indonesia diatur sedemikian rupa, menggabungkan suasana publik dan privat. Misalnya saat pria berada di tengah stage memperlihatkan area jarak publik, seakan menjaga kesopanan dengan para wanita dimana mereka tidak dapat bersentuhan. Pada saat ini laki – laki juga diposisikan sebagai seseorang yang penting dan pusat perhatian, terlebih posisi berdirinya bersebelahan dengan host, yang merupakan tokoh utama dalam sebuah acara. Sedangkan ketika puncak pemilihan pasangan, untuk menonjolkan kesakralan dan privasi peristiwa tersbut,

(16)

65 maka untuk menolak maupun menerima dilakukan dengan cara pria beranjak dari tengah ke podium wanita yang menyalakan lampu.

Penelitian Ferris (2007 dalam Reynolds, 2005, p.24) menemukan bahwa dalam perjodohan yang dikemas berupa dating show perilaku dominan yang sering ditunjukkan (berdasarkan urutan) adalah mencium, memeluk, berkenalan dengan pasangan, minum alkohol, pergi ke bar, mentraktir kencan, bergandengan tangan maupun pergi spa bersama. Perilaku tersebut dinilai dapat diterima secara sosial, jika seorang wanita dan pria lajang saling mencium, memeluk, bergandengan tangan, spa bersama atau minum berdua. Budaya untuk mencium pasangan atau minum –minuman keras adalah hal yang dilarang oleh agama Islam, seperti yang diketahui mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Maka tidak heran jika, dalam TMO versi negara aslinya dipertunjukkan ketika pasangan minum whisky atau berciuman, tapi kedua hal tersebut tidak diadaptasi oleh TMO Indonesia. Sampel penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini, tidak menunjukkan adanya adegan ciuman maupun minum – minuman keras.

Perjodohan acapkali ditampilkan sebagai proses privat yang hanya diketahui diri sendiri atau keluarga dekat, karena mereka yang menjalani prosesini dianggap susah untuk mendapatkan jodoh. Proses yang aman dan membatasi terjadinya keintiman atau peluang berhubungan seksual juga melekat dalam label perjodohan di Indonesia. Namun pada TMO Indonesia, peserta bisa leluasa membagikan informasi privat tentang dirinya, mengekspresikan baik kegagalannya dalam menjalin hubungan atau mengenai keluarga.

(17)

66 Umumnya perjodohan di Indonesia dianggap sebagai proses familial, yang tujuannya diharapkan sesuai aturan, baik dalam keluarga, termasuk adat, nilai - nilai maupun agama yang menjadi bagian dari keluarga tersebut. Berbeda dengan budaya di Eropa atau Amerika yang memandang perjodohan sebagai hak individu sepenuhnya, baik dalam menentukan pasangan dan prosesnya. TMO Indonesia mengakomodir kedua perbedaan tersebut, disatu sisi keluarga, agama atau budaya masih ditampilkan. Beberapa peserta ada yang dihadirkan anggota keluarganya di studio, juga ada sekilas dialog tentang agama, keluarga dan budaya. Tetapi pengambilan keputusan tetap secara individu, karena di setiap babak peserta memutuskan sendiri siapa yang dipilihnya sebagai pasangan. Terlebih ketika peserta pria yang hadir adalah pria berkewarganegaraan asing yang secara fisik sudah nampak perbedaannya dengan peserta wanita, mereka memutuskan untuk tetap menerima perbedaan tersebut tanpa memperhitungkan bagaimana reaksi dari kelompoknya.

Berdasarkan uraian tersebut, perjodohan dalam acara ini menjadi suatu entertanig dan menjadi konsumsi publik, serta menjadi sebuah acara yang disetting untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena dalam acara ini peserta, dan wanita-wanita yang berada dibalik podium berasaal dari lingkungan masyarakat biasa, jadi secara tidak langsung penonton yang melihatnya akan ikut merasakan luapan emosinya dan ikut berbaur dengan kondisi yang ditampilkan. 4.3 Pembahasan

(18)

67 Penampilan merupakan sesuatu yang sangat penting terkait dengan suatu keputusan dalam memilih jodoh. Dengan penampilan maka untuk mengambil keputusan akan semakin mudah. Dewasa ini, banyak orang yang mengatakan bahwa penampilan adalah kunci pokok dalam mencari jodoh dengan penampilan yang menarik maka jodoh akan semakin mendekat. Dalam teori secara satu pihak hal tersebut akan sangat mendukung sekali, namun pada kenyataannya kita sebagai manusia sendiri tidak bisa menentukan apa yang kita harapkan apalagi terkait jodoh.

Dalam reality Show dengan rating tertinggi di Indosiar yaitu Take Me out Indonesia adalah dramaturgi tersukses di Indonesia. Persiapan skenario dan acaranya menjadi sorotan utama publik melalui penampilan kontestan yang sudah disiapkan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil perolehan data peneliti melalui berbagai observasi dan wawancara yang sudah dilaksanakan.

4.3.1 Penampilan Kontestan di belakang Panggung 1) Penentuan Skenario penampilan atau presentasi

Dalam suatu penampilan pasti akan selalu ada persiapan. Persiapan yang matang ini akan menjadi titik tempuh kesuksesan acara yang akan ditayangkan. Dalam program Take Me out Indonesia para kontestan sudah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Persiapan yang pertama adalah terkait skenario penampilan atau presentasi. Skenario penampilan disini merupakan skenario atau naskah yang dibuat untuk memberikan kesan terbaik untuk penampilan para kontestan. Kontestan yang dihadirkan di setiap episode berjumlah 30 orang dan ketika dilakukan pengamatan secara mendalam di setiap episodenya 30 peserta tersebut

(19)

68 memiliki rata-rata pekerjaan yang berbeda pula. Dari pekerjaan yang berbeda pula tersebut maka skenario sudah disiapkan sebelumnya. Wanita cantik yang berbicara dan mematikan lampu atau memilih para single man sudah di setting sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan dramaturgi yang ada dalam reality show tersebut.

Beberapa set perkenalan diatur dengan sedemikian rupa, awal adalah tahap untuk perkenalan, tahap kedua peserta perempuan memperlihatkan berbagai performance atau bakat yang dimiliki oleh masing-masing peserta, tahap ketiga peserta perempuan mengutarakan berbagai pengalaman hidupnya. Dalam setiap tahap pria di balik podium dipersilahkan untuk menentukan pilihan untuk tetap menyalakan lampu ataupun mematikan lampu.

Merupakan suatu hal yang menarik ketika diketahui semuanya merupakan skenario dramaturgi semata. Hal ini menjadi hal yang biasa bagi orang yang suka menonton reality show yang ditayangkan sebagai acara hiburan saja.. Peneliti dalam penelitian ini berusaha mencari tahu seperti apa persiapan skenario penampilan peserta atau kontestan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan salah satu mantan kontestan take me out indonesia, Natasha Zein yang berprofesi sebagai mahasiswi dan model majalah.

“Sebenarnya acara ini hanaya acara hiburan semata untuk mendongkrak popularitas sasiun tv dengan memberikan hadiah iming-iming sejumlah 100 juta saya ya tidak habis pikir langsung ikut acara ini. Ya memang sebelum tampil selalu ada briefing kontestan terlebih dahulu”

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat terbukti bahwa adanya skenario penampilan saja sudah disiapkan sebelumnya. Skeario tersebut berkaitan dengan baju peserta, cara berbicara dan cara pandang peserta terutama adalah terkait

(20)

69 biodata peserta sendiri terkadang ada yang dilebih-lebihkan supaya terlihat begitu istimewa. Sehingga sungguh tidak mengherankan bahwa drama yang dilabeli reality show tersebutb mampu secara sempurna melakukan dramaturgi di depan panggung untuk dipublikasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

2). Pengumpulan bahan presentasi kontestan (hobi, pekerjaan, usaha/finansial, sesuatu yang menonjol dari diri kontestan)

Setelah membahas mengenai skenario penampilan yang sudah disiapkan sebelumnya. Selanjutnya persiapan yang dilakukan adalah pengumpulan bahan presentasi kontestan yang mengikuti dan lolos audisi kontestan take me out Indonesia. Bahan presentasi yang perlu disiapkan adalah terkait hobi, pekerjaan, usaha atau finansial serta sesuatu lain yang dapat diberikan tempat istimewa bagi kontestan lain.

Pengumpulan bahan presentasi ini bertujuan untuk menumbuhkan ketertarikan secara pribadi dalam acara tersebut. Bahan presentasi yang dikumpulkan adalah berupa bahan yang sudah siap tampil dan tayang dengan editing tambahan yang dilakukan oleh tim editor acara.

Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan salah satu tim acara yaitu Desi Amalia selaku Producer Assistant:

“Ya jadi para kontestan yang mengikuti diberi keleluasaan menyiapakan cv serta bahan presentasi terkait keistimewaan dirinya, setalah itu dikumpulkan pada pihak menejemen kemudian pihak menejemen mengeditnya. Sehingga tayangan presentasi terkait hobi, pekerjaan dan sebagainya itu terlihat sempurna.”

Sesuai hasil wawancara tersebut di atas maka dapat disimpulkan bawa bahan presentasi sudah harus disiapkan para kontestan terlebih dahulu lalu diserahkan ke

(21)

70 pihak manajemen baru kemudian dilakukan editing supaya tayangan terlihat sangat sempurna.

3). Penentuan Kostum (kostum berdasarkan karakter. Hobi, menunjukkan sifat maskulin, gentelman, nature dan kedewasaan)

Reality show merupakan tayangan televisi yang makin hari semakin digandrungi masyarakat kita. Hampir setiap stasiun televisi memiliki acara reality show. Tayangan televisi tersebut telah lama memasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat. Biasanya waktu tayangnya berkisar pada sore dan malam hari.

Acara reality show di Indonesia diramaikan dengan program acara biro perjodohan bernama Take Me Out Indonesia. Acara ini tentang 30 perempuan berusia 20-40 tahun berstatus single. Mereka mencari pasangan. Bisa untuk suami, pacar, atau sekedar coba-coba. Di setiap episodenya, ada 4 pria single yang keluar satu demi satu untuk dipilih dan memilih para perempuan itu.

Suksesnya acara Take Me Out, memunculkan acara serupa dengan judul Take Him Out yang berisi kebalikannya. Take Him Out berisi 30 pria single dan 4 perempuan single di setiap episodenya.

Dalam reality show ini, para peserta yang terdiri dari 30 orang “jomblowati” berdiri di atas podium dan akan ditawarkan 4 jomblowan dari karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Biasanya yang dilihat dan dipertimbangkan seorang peserta wanita terhadap para calon pasangan prianya adalah penampilan sang pria, usia, dan yang lebih sering dijadikan topik utama yaitu penghasilan.

Dari segi penampilan, jelas sekali sebagian peserta wanita menyukai seorang pria yang bertubuh atletis tampan dan macho walau tidak semuanya, tapi hampir

(22)

71 dikatakan sebagian besar walau terkadang dibalik semua itu sepertinya peserta lupa bila terkadang penampilan seseorang bisa mengelabui kondisi sebenarnya pria tersebut.

Dari segi penghasilan, ternyata dari pria yang ditampilkan memang tidak semua peserta wanita berpatokan kepada penghasilan gede, karena ada juga peserta yang berprinsip untuk apa penghasilannnya besar namun usianya malah ketuaan.

Sedangkan kalau dari segi usia, ada yang memang cocok ternyata dari segi penghasilan dan penampilan tidak cocok untuk para peserta wanitanya. Dari uraian diatas bisa dilihat bahwa sebagian besar wanita yang ikut acara Take Me Out Indonesia bisa dikatakan membutuhkan pria yang sempurna padahal mereka lupa kondisi mereka sendiri, karena menurut pandangan saya seharusnya (jika usia sudah diatas 27 tahun) sudah tidak membuat kriteria “tertentu” pria apa yang dia suka alasannya mengingat faktor usia bagi wanitu itu penting.

Melihat kriteria di atas di antaranya, para wanita peserta Take Me Out ini dipersilahkan untuk tetap menyalakan lampunya atau mematikan lampu jika ia tidak tertarik pada 4 pria yang ditawarkan pada setiap season-nya. Tentu setelah melihat sekilas profil tentang calon pasangannya itu. Untuk masalah tetap menyala atau tidak, ukuran bagi masing-masing peserta tidaklah sama, ada yang menjadikan penampilan atau usia sebagai tolak ukur.

Dengan adanya berbagai macam karakter konsestan yang berbeda-beda maka untuk pemilihan kostum juga selalu disesuaiakan dengan hobi, karakter dan tingkat kedewasaan setiap konsestan. Hal tersebut sudah direncanakan di setiap

(23)

72 episodenya supaya lebih menarik, meskipun kostum yang ditentukan adalah kostum yang terlihat press body. Bagi mereka yang lebih menyukai kostum yang sedemikian tersebut, maka mereka akan sangat nyaman dalam menggunakannya. Hal yang dilakukan oleh pihak management adalah perencanaan kostum yang sudah diberi ema pada setiap episodenya sehingga mampu menimbulkan ketertarikan sendiri bagi penonton serta para kontestan pencari jodoh. Kostum yang digunakan disesuaiakan dengan sifat dan pribadi masing-masingnya dalam masih dalam rangkaiana satu tema. Dalam hal ini masih ada juga yang menggunakan kostum unik yang bertujuan menarik jodoh supaya dapat dipih. 4). Pertunjukkan penampilan atau keahlian (menyanyi, menari, main musik dan lainnya yang bisa menarik hati). Pertunjukkan keahlian adalah salah satu cara yang lain untuk memberi tahu kepada orang terkait kelebihan yang kita miliki. Acara Reality Show yang merupakan acara stasiun TV dan dijadikan acara unggulan adalah salah satu ajang menunjukkan keahlian para kontestan yang mengikuti Take Me Out Indonesia.

Para Kontestan yang dipilih dan lolos melalui proses audisi untuk mengikuti tahap selanjutnya harus menunjukkan keahlian yang dimilikinyanya. Selain kostum sebagai daya tarik, keahlian menjadi daya tarik tambahan untuk mencari jodoh dalam acara ini.

Dramaturgi yang diperankan oleh para kontestan merupakan drama yang yang sudah dirancang dengan sebaik-baiknya dan persiapan yang matang sehingga pelaksanaannya pun mampu membuat ketertarikan masyarakat sendiri. Acara Take Me Out ini adalah salah satu acara yang menjadi ajang pertunjukkan

(24)

73 keahlian masing-masing kontestan. Keahlian yang ditunjukkannya bermacam-macam antara lain adalah menyanyi, menari, bermain musik dan masih banyak lagi sesuai dengan keahlian para kontestan masing-masing. Sehingga program ini bisa dilihat dari teori dramaturgi sudah relevan. Dilihat dari panggung belakang. 4.3.2 Penampilan di depan panggung

Dengan menjamurnya televisi-televisi swasta di tanah air pasti akan membuat persaingan semakin kuat diantara mereka satu sama lainnya. Setiap televisi akan menghadirkan program-program acara andalan mereka untuk merebut rating sebanyak-sebanyaknya dan mendapatkan iklan sebagai suntikan dana bagi penyiaran mereka. Apabila suatu televisi menayangkan beberapa sinetron dan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, maka stasiun TV lain pasti akan berlomba-lomba mehadirkan hal serupa untuk mendapatkan perhatian dan rating dari masyarakat, sehingga sering ditemui penjamuran acara yang dengan sendirinya membentuk sebuah musim seperti musim sinetron, musim acara-acara yang berbau horor, dan musim reality show.

Reality show merupakan tayangan televisi yang makin hari semakin digandrungi masyarakat kita. Hampir setiap stasiun televisi memiliki acara reality show. Tayangan televisi tersebut telah lama memasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat. Biasanya waktu tayangnya berkisar pada sore dan malam hari. Reality Show menayangkan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam masyarakat dengan kemasan dan penggarapan yang berbeda-beda, diantaranya terdapat reality show yang mengangkat kemiskinan di tanah air dan reality show yang berisikan pencarian jodoh oleh laki-laki dan perempuan yang menyandang status single.

(25)

74 Salah satu program acara reality show yang mengangkat pencarian jodoh ini adalah acara “Take Me Out Indonesia” yang ditayangkan di stasiun TV INDOSIAR pada hari Sabtu pukul 18.00 WIB. Acara ini diikuti oleh 30 orang perempuan berusia 20-40 tahun yang berstatus single yang nantinya akan memilih 4 orang pria single yang akan dikeluarkan pada setiap episodenya. Suksesnya dalam acara Take Me Out, memunculkan acara serupa dengan judul “Take Him Out Indonesia” yang berisikan 30 orang yang akan memilih oleh 4 orang wanita, dan terakhir hadir 2 acara yang diikuti artis-artis lokal yaitu “Take Me Out Celebrity” dan “Take Him out Celebrity”.

Acara Take Me Out Indonesia pertama kali ditayangkan pada tanggal 19 Juni 2009 dengan dipandu oleh MC Choky Sitohang dan Yuanita Chistiani. Acara Take Me Out merupakan acara adopsi dari luar negeri. Lisensi dari Take Me Out di pegang oleh FremantleMedia. Hingga saat ini Take Me out telah ditayangkan di tiga negara yaitu Spanyol, Netherland, dan Denmark. Untuk menjadi peserta dari Take Me Out Indonesia ini, tidak ada syarat dan ketentuan yang memberatkan, yang penting hanya merupakan Warga Indonesia yang berusia 20-40 tahun dan sedang tidak terikat hubungan pernikahan. Sehingga dalam acara ini, selain yang masih lajang, duda dan janda pun tetap diperbolehkan mengikuti program ini. Para wanita berhak untuk memberi kesempatan sang Pria untuk lebih mengenal mereka lebih dalam ataukah tidak, lewat kode lampu yang mereka nyalakan di atas podium. Dari lampu yang masih menyala itulah, Sang Pria akan memilih Gadis Idaman yang sesuai dengan pilihan hatinya, tentunya lewat beberapa pertanyaan yang ia berikan kepada wanita-wanita tersebut.

(26)

75 Dalam reality show ini, para peserta yang terdiri dari 30 orang “jomblowati” berdiri di atas podium dan akan ditawarkan 4 jomblowan dari karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Biasanya yang dilihat dan dipertimbangkan seorang peserta wanita terhadap para calon pasangan prianya adalah penampilan sang pria, usia, dan yang lebih sering dijadikan topik utama yaitu penghasilan.

Acara reality show dengan jenis serupa, yaitu ajang pencarian jodoh pernah ditayangkan di beberapa stasiun TV swasta lain seperti stasiun TV SCTV dengan programnya yang berjudul “Kontak Jodoh”. Antara program Take Me Out Indonesia dengan Kontak Jodoh terjadi perbedaan yang kontras pada desain/kemasan acaranya. Acara Kontak Jodoh dilakukan di outdoor (atau luar rungan). Pada awal acara semua peserta dikumpulkan yang terdiri dari lima orang perempuan dan lima orang laki-laki. Setelah diperkenalkan masing-masingnya, mereka diberi waktu seharian penuh untuk saling mengenal pasangan masing-masing yang telah ditentukan dan dalam pertengahan acara, pasangan tersebut masih dibolehkan untuk menukar pasangannya dengan yang lain atas persetujuan kedua pihak. Acara berakhir pada malamnya, para peserta diundang untuk makan makam di sebuah restoran dengan puncak acaranya adalah mencari pasangan-pasangan dari para peserta yang akan mungkin terjadi. Setiap peserta diberi tombol masing-masing, setiap peserta akan bebas menentukan pasangan yang akan dibawanya dalam parameter cinta. Apabila dalam satu pasangan saling menekan tombolnya, berarti mereka sudah saling menyukai dan bisa menjadi satu pasangan yang utuh, sedangkan apabila hanya satu tombol yang ditekan dalam satu pasangan, berarti hanya satu diantara mereka yang menyetujui pasangannya.

(27)

76 Dilihat dari kacamata positif, Take Me Out Indonesia tidak hanya merupakan sebuah reality show semata, melainkan juga merupakan ajang untuk pencarian pasangan yang mungkin saja akan menjadi pasangan sejati mereka. Namun apabila dilihat dari aspek lain, seperti aspek budaya, sangat terlihat fenomena negatif dalam acara ini, seperti kostum yang dipakai oleh para peserta wanita. Disini para peserta wanita memakai pakaian mini supaya terlihat menarik bagi peserta laki-lakinya, dan ditambah lagi dengan adegan saling rangkul, cium pipi kanan dan kiri, sehingga terlihat seperti Take Me Out Barat. Padahal para peserta Take Me Out itu sendiri para umumnya beragamakan Islam. Pemenang Take Me Out Indonesia season 3 yaitu pasangan Ayu Oktasari (27) dan Yunus alias Egi (33) yang memenangkan hadiah 100 juta rupiah, pasangan ini sempat menghebohkan publik, selain sebagai pemenang di acara Take Me Out Indonesia ini, Ayu Oktasari diduga merupakan model foto Hot dengan melihat banyaknya foto-foto Ayu beredar tanpa berpakaian sehelai benang pun atau dengan kata lain bugil. Sehingga hal ini pun sempat membuat pernikahan Ayu Oktasari dan yunus terancam.

Dalam proses pemilihan laki-laki atau perempuan yang dihadirkan sebanyak 3 perepisodenya, di sini terlihat seperti permainan dalam pemilihan komoditi (barang) saja yang bisa dilakukan seenaknya, kalau suka diambil/dipakai sedangkan kalau tidak suka, ditinggalkan dengan mengemukakan alasan dan kelemahan-kelemahan barang tersebut. Fisik, itulah umumnya kriteria yang utama pria dalam memilih perempuan idamannya. Meskipun yang perempuan cerdas, tapi kalau seandainya perempuan tersebut tidak cantik dan langsing, jarang sekali

(28)

77 akan ada yang memilihnya. Sedangkan kriteria utama yang umumnya sangat dipertimbangkan oleh perempuan dalam memilih laki-laki idamannya adalah Jabatan/penghasilan dan wajah yang tampan. Kalau seandainya laki-laki yang muncul tersebut adalah seorang direktur atau pemilik perusahaan yang berwajah tampan, maka dipastikan hampir semua perempuan menyalakan lampunya agar dipilih oleh pria tersebut.

Dalam acaranya, langkah baiknya di buat lebih kreatif dan menarik lagi, sebagai contoh disetiap selesai para peserta memaktikan lampunya, Choky akan selalu meminta Yuanita meminta pendapat dan alasan salah seorang dari yang mematikan lampunya. Ini terjadi dengan adegan dan ekspresi Yuanita yang pada umumnya hampir sama, sehingga di sepanjang acara penonton sangat mudah menebak apa-apa yang akan terjadi dan dilakukan oleh kedua presenter ini dan pesertanya. Alangkah lebih baiknya, di setiap episodenya terdapat kejutan-kejutan baik dari peserta maupun dari kreatifitas kedua presenter itu sendiri dalam menarik perhatian penonton, sehingga acara Take Me Out ini akan berlangsung lebih menarik lagi.

Namun walaupun demikian, program ini telah berperan dalam mendapatkan beberapa pasangan setiap minggunya, yang mungkin saja diantara mereka terdapat pasangan-pasangan yang sejati. Selain itu, Take Me Out Indonesia juga merupakan acara Take Me Out yang pertama di tayangkan di Asia dan berhasil menjadi Program Acara Terfavorit ABI 2009 yang beberapa minggu ini telah menggunakan tema kostm perepisodenya, sehingga menjadi lebih menarik.

(29)

78 Panggung yang sudah disiapkan oleh pihak manajeman indosiar akan dikuasai penuh oleh kontestan dimana mereka menjadi memiliki hak untuk memilih orang yang mereka inginkan dan memilih yang dirancang berdasarkan karakter atau keahlian namun pada kenyataannya setiap tampil dalam panggung para kontestan selalu mengungulkam materi terlebih dahulu yaitu terkait finansial sang “jomblowati’. Selain itu pada saat tampil di depan panggung rata-rata dari kontestan tidak menunjukkan status yang sebenarnya ada yang disamarkan sebagai mahasiswa, ada yang disamarkan sebagai model dan profesi lainnya. Penampilan di depan panggung sangat menantang para kontestan untuk berani bespekulasi dalam memilih pasangan hidup yang mereka ingini, entah dalam motif yang seperti apa kontestan mengikuti ajang pencarian jodoh tersebut, untuk memang mencari jodoh. Dan sesungguhnya yang dicari adalah popularitas, hanya ingin numpang tenar ( eksistensi ) dan hanya mengejar hadiah berupa uang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) saluran pemasaran kelapa mulai dari produsen sampai ke konsumen, (2) besarnya marjin, biaya dan keuntungan lembaga

Rendahnya kepadatan dan ukuran kelompok owa jawa di lokasi penelitian dapat disebabkan berbagai faktor antara lain kualitas habitat yang semakin menurun dan besar-kecilnya

Spektrum serapan radiasi yang terbentuk, khas untuk molekul senyawa organik yang bersangkutan dan dapat digunakan untuk analisis kualitatif, sedangkan serapan pada frekuensi

Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 2.5.. Distribusi Penggunaan Lahan Kota Tasikmalaya Tahun 2011(Ha) No

Pada LTP ini dipelajari secara mendalam mengenai pendahuluan, Tinjauan Proyek, Pendekatan Program Arsitektur, Program Arsitektur dan Kajian Teori mengenai Tema Desain

Hasil yang diharapkan pada tahap pendefenisian ini adalah untuk mencari pola menentukan nilai terbaik dalam memprediksi ekspor minyak kelapa sawit berdasarkan negara

Berdasarkan asumsi dasar yang kedua, ketiga, dan keempat, kita dapat menghitung usia atau waktu pisah bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi kalau diketahiu prosentase

Setelah mengisi lampiran A1, lampiran B1 dan formulir Surat Pernyataan Harta (SPH) Tuan Daniel juga harus melengkapi syarat dalam melaporkan tax amnesty yaitu fotokopi