• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KINERJA GURU INDONESIA SEBUAH REFLEKSI 5 TAHUN PERJALANAN TEQIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KINERJA GURU INDONESIA SEBUAH REFLEKSI 5 TAHUN PERJALANAN TEQIP"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

97 Subanji

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang subanji.fmipa@um.ac.id

Abstrak: Tulisan ini memaparkan hasil refleksi lima tahun perjalanan TEQIP dalam mewujudkan guru yang kreatif dan inovatif. Kajian ini dilakukan dengan meng-analisis perkembangan kinerja guru TEQIP dalam berkarya dari hasil kerjasama antara PT Pertamina (Persero) dan Universitas Negeri Malang (UM). Subjek penelitian ini adalah guru trainers TEQIP sebanyak 482 orang dan telah men-diseminasikan kepada 3.744 guru di daerahnya yang tersebar di 21 provinsi. Analisis dilakukan terhadap kinerja subjek setelah mengikuti kegiatan TEQIP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan: (1) kinerja dalam melaksanakan tugas sekolah, (2) kinerja dalam persiapan pembelajaran, (3) kinerja pembelajaran, (4) kinerja dalam melaksanakan penilaian, (5) kinerja produktifitas, (6) kinerja profesionalitas dan aktualisasi diri.

Kata Kunci: Kinerja Guru, Refleksi, TEQIP

Peningkatan kualitas guru menjadi suatu kebutuhan yang vital untuk kema-juan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan gu-ru menjadi salah satu faktor yang dominan dalam membentuk pola pikir siswa, meng-inspirasi siswa, dan membangun kreativi-tas siswa. Pada akhirnya siswa mampu membangun peradaban baru yang mampu membawa kemajuan suatu bangsa.

Peran guru dalam peningkatan kuali-tas pendidikan akan bisa menjadi maksi-mal jika guru mampu melaksanakan pem-belajaran bermakna (Subanji, 2013). Pem-belajaran bermakna menjadi suatu tuntutan yang harus dilakukan seiring dengan per-kembangan paradigma dari behaviorisme ke konstruktivisme. Lebih jauh Subanji (2013) menjelaskan bahwa peran guru ber-ubah dari “memindahkan penge-tahuan da-lam proses pembelajaran” ke arah “pembe-rian pengalaman, dan pengembangan ber-pikir (kognisi) siswa”. Peran guru berubah

dari “memberi/mengajar” menjadi “fasili-tator/ membelajarkan” yang memfasilitasi siswa agar mampu belajar secara mandiri. Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Ticha dan Hospesova (dalam Subanji 2013:688).

This means, in a very simplified way, that education should move from the mere transmission of information, ins-tructions and algorithms in the tea-ching/learning process to cognizing, experiencing, acting, communicating, and developing a thirst for self-edu-cation. This approach requires changes in the teacher’s role that promote new dimensions and become more deman-ding. The teacher becomes a facilitator, diagnostician, promoter, guide to knowledge and initiator.

Beberapa penelitian merekomen-dasikan perlunya perubahan perilaku guru dari pemberi pengetahuan ke pembangkit

(2)

belajar (Mason, 1998; Spilkova´, 2001; Sandt, 2007; Skot, 2009). Peran guru dalam proses pembelajaran perlu lebih me-nekankan pada proses membangkitkan sis-wa untuk belajar. Guru berperan mengon-disikan dan memfasilitasi siswa agar mam-pu belajar, selalu berpikir, mammam-pu meng-hadapi tantangan, dan mampu memecah-kan masalah dalam kehidupannya. Agar bi-sa menjadi pembangkit belajar yang baik, guru perlu selalu ditingkatkan kompeten-sinya.

TEQIP (Teachers Quality Imvement Program) sebagai salah satu pro-gram peningkatan kualitas guru kerjasama PT Pertamina (Persero) dengan Universitas Negeri Malang (UM) telah mengembang-kan pembelajaran bermakna bagi guru. Kegiatan TEQIP diarahkan pada pening-katan kompetensi pedagogik (pedagogical) dan penguasaan materi (content). Karena itu sangat penting untuk meningkatkan PCK guru agar terjadi peningkatan kualitas pendidikan.

Subanji (2013) menjelaskan bahwa TEQIP sebagai program in-service training yang didesain untuk membentuk guru kreatif, inovatif, inspiratif dan profesional dalam pedagogic, content, serta kompeten dalam menghasilkan karya ilmiah. Akhir dari kegiatan TEQIP adalah menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah atau prosiding seminar nasio-nal. Selanjutnya proses menulis karya ilmi-ah bisa menggerakkan potensi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. Kreati-vitas guru terus berkembang seiring pelak-sanaan praktik pembelajaran di kelas. Pro-ses tersebut berlangsung secara terus me-nerus dan secara otomatis membentuk guru yang kreatif dan inovatif.

Penguasaan guru terhadap materi (content) dan pembelajaran (pedagogical) menjadi modal untuk berkreasi dan mela-kukan inovasi pembelajaran. Pentingnya penguasaan guru terhadap pedagogik dan

content telah diungkap oleh beberapa ahli (Carpenter dkk, 1988; Niess, 2005; Turnuklu & Yesildere, 2007; Lannin dkk, 2013; Hill, Ball, & Schilling, 2008). Para ahli tersebut menggunakan istilah pedago-gical content knowledge (PCK) untuk me-nyatakan pemahaman guru terhadap materi dan pedagogi (Subanji, 2013). PCK men-jadi hal utama untuk pengembangan kom-petensi guru. Dengan menguasai pedago-gical sekaligus content, guru akan mudah untuk mebelajarkan siswa secara maksi-mal. Hal ini dapat terjadi karena guru akan memahami bagaimana proses konstruksi pengetahuan oleh siswa. Dengan memaha-mi proses “konstruksi oleh siswa” akan membantu guru untuk bisa menyiapkan rencana pembelajaran, lembar aktivitas, dan media pembelajaran secara baik. Ini berarti bahwa pedagogical content know-ledge (PCK) perlu senantiasa ditingkatkan. Salah satu strategi meningkatkan PCK gu-ru adalah dengan melakukan in-service training (pelatihan). TEQIP sebagai bentuk peningkatan kualitas guru berbentuk in-service training dengan mengambil tema pembelajaran bermakna.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kegiatan TEQIP dalam me-ngembangkan keprofesionalan guru yang telah berlangsung selama 5 tahun. Fokus penelitian ini adalah peningkatan kinerja guru sebelum mengikuti TEQIP dan pasca mengikuti TEQIP. Kinerja guru dibagi dalam 6 (enam) bentuk kinerja: (1) melak-sanakan tugas sekolah, (2) mempersiapkan pembelajaran, (3) melaksanakan pembela-jaran, (4) melak-sanakan penilaian, (5) produktifitas, dan (6) profesionalisme dan aktualisasi diri.

Kinerja dalam melaksanakan tugas sekolah dinilai oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa kepala sekolah dan

(3)

pengawas sebagai atasan guru trainer di tempat tugasnya, sehingga bisa memban-dingkan kinerja Trainer sebelum dan di-akhir kegiatan TEQIP. Lima kinerja yang lain (mempersiapkan pembelajaran, melak-sanakan pembelajaran, melak-melak-sanakan pe-nilaian, produktifitas, profesionalisme dan aktualisasi diri) dinilai oleh trainers (self-asessment), kepala sekolah, dan pengawas. Ditetapkannya tiga model penilaian

terse-but dengan maksud bisa mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan lebih valid.

Subjek penelitian ini adalah guru-guru “trainers” yang telah mengikuti TOT1, TOT2, dan TOT3, serta telah mendiseminasikan kepada guru-guru di daerah. Subjek penelitian tersebar di 21 provinsi seperti berikut.

No Tahun Jml prov Jml Kab Jml Trainers Jml guru diseminasi 1 2010-SD 5 15 126 972 2 2011-SD 2 4 56 432 3 2012-SD 3 6 84 648 4 2013-SD 6 12 84 648 5 2013-SMP 6 10 90 720 6 2015-SD 5 6 42 324 Jumlah 482 3.744

Provinsi TEQIP-SMP merupakan provinsi daerah sasaran TEQIP-SD sebe-lumnya. Sehingga jumlah provinsi sasaran-nya adalah 21 provinsi. Subjek yang diam-bil tidak termasuk peserta diseminasi atau peserta imbas di KKG/MGMP.

Kriteria penilaian kinerja trainer dilakukan dengan menggunakan acuan: skor 1: tidak pernah atau sangat rendah Skor 2: jarang / rendah

Skor 3: kadang-kadang/sedang Skor 4: sering / tinggi

Skor 5: selalu / sangat tinggi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kinerja dalam Melaksanakan Tugas Sekolah

Komponen penilaian kinerja melak-sanakan tugas sekolah mencakup: ke-mauan kerja keras, kemampuan me-ngembangkan gagasan, kreatifitas da-lam melaksanakan tugas, tanggung-jawab dan kerjasama. Hasil penilaian berikut merupakan rata-rata penilaian terhadap 482 trainers TEQIP. Adapun rata-rata skor kinerja trainer dalam melaksanakan tugas sekolah disajikan pada Tabel 1 dan Diagram 1 berikut.

(4)

Tabel 1: Rata-rata Skor Kinerja Melaksanakan Tugas Sekolah

KINERJA MELAKSANAKAN TUGAS SEKOLAH

Penilain oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas Sebelum Akhir

Keg. Sebelum

Akhir Keg.

Kemauan Kerja Keras 3,5 4,5 3,7 5,0

Kemampuan Mengembangkan

Gagasan 3,4 4,6 3,4 4,5

Kreatifitas Dalam Tugas 3,5 4,4 4,0 4,8

Tanggung Jawab 3,8 4,8 4,1 5,0

Kerjasama 4,0 4,7 4,1 5,0

Rata-rata 3,64 4,6 3,86 4,86

Diagram 1: Perbandingan Kinerja Melaksanakan Tugas Sekolah Sebelum dan di Akhir Kegiatan TEQIP

Dari Tabel 1 dan Diagram 1 terlihat bahwa masing-masing indikator me-laksanakan tugas sekolah ada pening-katan kinerja trainers antara sebelum dan di akhir mengikuti kegiatan TEQIP. Sebelum mengikuti TEQIP kinerja melaksanakan tugas sekolah berada pada kriteria cukup tinggi me-ningkat menjadi sangat tinggi. Rata-rata peningkatannya adalah 1,00 poin.

B. Kinerja Persiapan Pembelajaran

Kinerja persiapan pembelajaran men-cakup indikator: membaca literatur untuk persiapan pembelajaran, me-nyusun rencana pelaksanaan pem-belajaran (RPP) kolaboratif, menyu-sun RPP kreatif, menggunakan meto-de kreatif dan inovatif, dan menyusun alat penilaian. Adapun hasil penilaian kinerja persiapan pembelajaran sebe-lum dan di akhir kegiatan TEQIP disajikan pada Tabel 2 dan Diagram 2 berikut. 0 1 2 3 4 5

Penilaian oleh Kepsek Sebelum TEQIP Penilaian oleh Kepsek Akhir Keg. TEQIP Penilaian oleh Pengawas Sebelum TEQIP

Penilaian oleh Pengawas Akhir Keg. TEQIP

(5)

Tabel 2: Perbandingan Kinerja Persiapan Pembelajaran Sebelum dan Akhir Kegiatan KINERJA

PERSIAPAN PEMBELAJARAN

Penilaian oleh diri sendiri

Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. Literatur Persiapan Materi Pembelajaran 3,0 4,2 3,0 4,0 3,0 4,2 RPP Kolaboratif 2,6 4,3 2,6 4,0 3,1 4,4 RPP Kreatif 2,4 4,2 2,6 4,2 3,0 4,2

Metode Kreatif dan

Inovatif 2,8 4,8 2,8 4,6 3,0 4,6

Alat Penilaian 2,3 3,8 2,8 3,9 3,2 4,4

Rata-rata 2,62 4,26 2,76 4,14 3,06 4,36

Diagram 2: Perbandingan Kinerja Persiapan Pembelajaran Sebelum dan di Akhir Kegiatan

Berdasarkan Tabel 2 dan Diagram 2 terlihat bahwa terjadi peningkatan ki-nerja persiapan pembelajaran un-tuk semua indikator. Trainer menilai diri sendiri dengan ada peningkatan 1,64 poin; Kepala Sekolah menilai trainers ada peningkatan 1,38 poin; dan Pengawas menilai trainers ada peningkatan 1,3 poin. Kriteria pening-katan kinerja persiapan pembelajaran dari sedang menjadi tinggi.

Pening-katan kinerja persiapan pembelajaran yang dirasakan oleh trainers sangat tinggi. Peneliti mengonfirmasi penila-ian tersebut dengan mengadakan dia-log seperti berikut.

P: apa yang paling Anda rasakan perubahan dalam kinerja persia-pan pembelajaran sebelum dan se-sudah mengikuti TEQIP?

G: kalau dulu sebelum mengajar saya sangat jarang membaca literatur

0 0,51 1,52 2,53 3,54 4,55 SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G. TE Q IP SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G. TE Q IP SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G. TE Q IP Penilaian oleh Diri Sendiri Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas

Literatur Persiapan Materi Pembelajaran

RPP Kolaboratif RPP Kreatif

Metode Kreatif dan Inovatif Alat Penilaian

(6)

pendukung pembelajaran dan se-karang saya berusaha membaca untuk persiapan pembelajaran. P: masih ada lagi yang Anda rasakan

berubah?

G: saya dulu kalau mempersiapkan pembelajaran langsung saja meng-gunakan buku yang ada dan lang-sung mengajar berdasarkan pada buku itu dan sekarang saya selalu berusaha untuk membuat cara baru dalam pembelajaran.

Dari dialog tersebut terlihat bahwa persepsi guru dalam mempersiapkan pembelajaran “hanya mengalir” me-ngikuti apa yang ada di buku, tanpa berpikir dan berusaha untuk mencari cara mudah membelajarkan siswa.

C. Kinerja Pelaksanaan Pembelajaran

Indikator kinerja pelaksanaan pembel-ajaran meliputi: (1) pemanfaatan me-dia; (2) melaksanakan pembelajaran bermakna; (3) melaksanakan pembe-lajaran aktif, kreatif, efektif, dan me-nyenangkan; (4) sering menggunakan metode yang bervariasi; (5) dapat menjadikan siswa aktif belajar, aktif berpikir, berani bertanya, aktif berdis-kusi, dan kreatif; (6) meningkatkan keterampilan motorik siswa; dan (7) membangun karakter siswa. Penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran di-lakukan oleh Trainer sendiri (Self-eva-luation), oleh Kepala Sekolah, dan oleh Pengawas. Trainer perlu menilai diri sendiri karena yang mengalami secara langsung pelaksanaan pembe-lajaran adalah tariner. Adapun hasil penilaian kinerja pelaksanaan pembe-lajaran sebelum dan di akhir kegiatan TEQIP disajikan pada Tabel 3 dan Diagram 3 berikut.

Tabel 3: Perbandingan Kinerja Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum dan Akhir Kegiatan

KINERJA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Penilaian oleh diri sendiri Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. Pemanfaatan Media 2,6 4,8 2,8 4,4 3,0 4,6 Pembelajaran Bermakna 3,0 4,4 2,6 4,5 3,2 4,9

Pembelajarn Aktif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan 3,0 4,2 3,2 4,6 3,0 4,5

Variasi Metode Pembelajaran 2,9 4,6 2,8 4,4 3,2 4,4

Siswa Aktif Belajar 4,0 4,6 3,8 4,4 3,0 4,8

Siswa Berpikir 3,5 4,4 3,6 4,6 3,0 4,4

Siswa Berani Bertanya 3,6 4,8 3,8 4,6 3,2 4,6

Siswa Berdiskusi 3,5 4,7 3,7 4,8 3,0 4,9

Siswa Kreatif 2,6 4,4 3,4 4,8 2,8 4,4

Optimalkan Kinerja motorik 2,4 4,0 2,9 4,4 3,0 4,9

Character Building 3,2 4,4 3,4 4,2 2,8 4,6

(7)

Diagram 3. Perbandingan Kinerja Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum dan di Akhir Kegiatan

Berdasarkan Tabel 3 dan Diagram 3 terlihat bahwa terjadi peningkatan ki-nerja pelaksanaan pembelajaran

untuk semua indikator. Trainer meni-lai ada peningkatan 1,36 poin; Kepala Sekolah menilai ada peningkatan 1,25 poin; dan Pengawas menilai ada pe-ningkatan 1,62 poin. Kriteria pening-katan kinerja pelaksanaan pembela-jaran dari sedang menjadi sangat ting-gi. Guru merasakan adanya peningka-tan kinerja pembelajaran yang paling optimal pada indikator: pemanfaatan media, pembelajaran bermakna, dan variasi dalam metode pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa ada pe-ningkatan pedagogical guru dalam praktik pembelajaran (Turnuklu & Yesildere, 2007; Lannin dkk, 2013; Hill, Ball, & Schilling, 2008). Selain itu guru juga merasa ada tantangan untuk selalu mengembangkan diri da-lam melaksanakan pembelajaran, se-perti wawancara berikut.

P: menurut Anda, apa yang paling berubah dalam melaksanakan pembelajaran dari sebelum

mengi-kuti TEQIP dan setelah mengimengi-kuti TEQIP?

G: saya menjadi selalu berpikir, ba-gaimana cara membelajarkan se-cara bermakna kepada siswa dan bagaimana mengembangkan dia pembelajaran yang dapat me-ngaktifkan siswa

Guru sudah mampu melaksanakan pembelajaran bermakna dengan nyusun materi yang bermakna, me-ngembangkan media yang bermakna, dan mengembangan pola pikir siswa secara maksimal (Subanji, 2014) dan akhirnya mampu membentuk karakter siswa.

D. Kinerja Penilaian Pembelajaran

Kinerja penilaian pembelajaran meng-gunakan indikator: (1) penilaian di-rencanakan dan pelaksanaannya sesu-ai dengan rencana; (2) kalau melak-sanakan tes selalu dikoreksi dan hasil-nya disampaikan kepada siswa; (3) melakukan tindaklanjut dari hasil pe-nilaian; (4) melakukan remidi untuk siswa yang belum memenuhi KKM;

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5

Penilaian oleh diri sendiri SEBELUM TEQIP

Penilaian oleh diri sendiri AKHIR KEG. TEQIP

Penilaian oleh Kepsek SEBELUM TEQIP

Penilaian oleh Kepsek AKHIR KEG. TEQIP

Penilaian oleh Pengawas SEBELUM TEQIP

Penilaian oleh Pengawas AKHIR KEG. TEQIP

(8)

(5) membuat laporan berkala; dan (6) melakukan penilaian sikap. Adapun kinerja “penilaian pembelajaran”

se-belum dan di akhir kegiatan TEQIP disajikan pada Tabel 4 dan Diagram 4 berikut.

Tabel 4: Perbandingan Kinerja Penilaian Pembelajaran Sebelum dan Akhir Keg. TEQIP KINERJA

PENILAIAN PEMBELAJARAN

Penilaian oleh diri sendiri Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELU M TEQIP AKHIR KEG. SEBELU M TEQIP AKHIR KEG. Penilaian Sesuai dengan Rencana 3,3 4,4 3,2 4,4 3,2 4,6 Hasil Penilaian 3,6 4,8 3,3 4,6 3,0 4,8

Tindak Lanjut Hasil

Penilaian 3,5 4,6 3,6 4,6 3,3 4,8 Melaksanakan Remidi 3,2 4,4 3,3 4,5 3,2 4,5 Laporan berkala 2,9 4,2 2,8 4,4 3,1 4,4 Penilaian Sikap 3,4 4,6 3,5 4,6 2,8 4,2 Rata-rata 3,32 4,50 3,28 4,52 3,10 4,55

Diagram 4: Perbandingan Kinerja Penilaian Pembj. Sebelum dan di Akhir Keg TEQIP

Berdasarkan Tabel 4 dan Diagram 4 terlihat bahwa terjadi peningkatan

kinerja penilaian pembelajaran

untuk semua indikator. Trainer me-nilai ada peningkatan 1,18 poin; Kepala Sekolah menilai ada

pening-katan 1,23 poin; dan Pengawas me-nilai ada peningkatan 1,45 poin. Peningkatan pemahaman guru da-lam kinerja penilaian pembelajaran nampak pada indikator: perencana-an penilaiperencana-an, pemperencana-anfaatperencana-an hasil

pe-0 1 2 3 4 5 SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. TEQIP SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. TEQIP SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. TEQIP Penilaian oleh diri

sendiri

Penilaian oleh Kepsek

Penilaian oleh Pengawas

Penilaian Sesuai dengan Rencana

Hasil Penilaian

Tindak Lanjut Hasil Penilaian Melaksanakan Remidi Laporan berkala Penilaian Sikap

(9)

nilaian, dan pemberian remidi. Se-lama ini instrumen penilaian lang-sung diambilkan dari buku dengan “kurang” mempertimbangkan kese-suaiannya dengan indikator yang ditetapkan dalam RPP. Pemanfa-atan hasil penilaian juga belum di-lakukan secara baik. Sebagian guru belum memahami bahwa hasil pe-nilaian seharusnya digunakan untuk perbaikan pembelajaran. Masalah remidial teaching masih banyak gu-ru yang salah dalam memahaminya. Remidial teaching dipahami seba-gai “tes ulang”, padahal semestinya ada pemberian materi lagi dan baru

dilakukan tes. Kesalahan dalam memahami masalah penilaian ber-dampak dalam praktik pembela-jaran.

E. Kinerja Produktivitas

Kinerja produktifitas diukur dengan indikator: (1) membuat media pem-belajaran, (2) melakukan penelitian tindakan kelas, (3) menulis artikel ilmiah, (4) menyusun lembar kerja siswa, dan (5) menyusun bahan ajar. Adapun hasil penilaian kinerja produktivitas sebelum dan di akhir kegiatan TEQIP disajikan pada Tabel 5 dan Diagram 5 berikut.

Tabel 18. Perbandingan Kinerja Produktivitas Sebelum dan Akhir Keg. TEQIP

KINERJA PRODUKTIVITAS

Penilaian oleh diri sendiri Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG.

Membuat Media Pembelj 2,4 4,6 2,5 4,4 3,3 4,8

Melakukan PTK 1,8 4,0 2,0 4,2 3,0 4,2

Menulis Artikel Ilmiah 1,8 4,4 2,1 4,2 3,1 4,6

Menyusun LKS 2,8 4,5 3,0 4,1 3,1 4,4

Menyusun bahan ajar siswa 2,6 4,6 2,9 4,5 3,2 4,5

Rata-rata 2,28 4,42 2,5 4,28 3,14 4,5

Diagram 5: Perbandingan Kinerja Produktivitas Sebelum dan di Akhir Kegiatan TEQIP 0 5 SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G . T EQIP SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G . T EQIP SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G . T EQIP Penilaian oleh diri sendiri Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas Membuat Media Pembelajaran Melakukan Penelitian Tindakan Kelas

Menulis Karya/Artikel Ilmiah Menyusun lembar

aktifitas/kerja siswa Menyusun bahan ajar siswa

(10)

Berdasarkan Tabel 5 dan Diagram 5 terlihat bahwa terjadi peningkatan

kinerja produktivitas untuk semua indikator. Trainer menilai ada pe-ningkatan 2,14 poin. Kepala Seko-lah menilai ada peningkatan 1,78 indikator. Pengawas menilai ada peningkatan 1,36 poin. Kriteria pe-ningkatan dari “rendah” ke “tinggi” menunjukkan adanya perubahan yang signifikan kinerja produk-tifitas guru. Sebelum mengikuti TEQIP sangat jarang guru menulis karya ilmiah (penelitian atau artikel ilmiah). Peneliti menelusuri peru-bahan kinerja produktifitas dengan mengadakan wawancara dengan guru.

P: Apa yang paling berbeda dalam kinerja produktifitas Anda sete-lah mengikuti TEQIP?

G: jujur saja, saya tidak pernah menulis artikel ilmiah, bahkan tahu cara membuat artikel il-miah baru dari TEQIP. Saya juga sangat kaget dengan diri saya sendiri, eh.. ternyata bisa menulis artikel ilmiah.

P: kalau Anda sudah membuat artikel ilmiah, apa ada berpe-ngaruhnya untuk kinerja Anda? G: kan proses membuat artikel saya

harus merancang pembelajaran yang baik, itupun setelah pem-belajaran masih direfleksikan

lagi. Sehingga saya mendapat-kan banyak manfaat dari menu-lis artikel ini, saya harus selalu belajar dan selalu memperbaiki pembelajaran.

Dari wawancara tersebut terlihat bahwa guru mendapatkan pengala-man baru “membuat artikel ilmiah”, sekaligus pengalaman untuk senan-tiasa berinovasi dan memperbaiki diri dalam proses pembelajaran

F. Kinerja Profesional dan Aktualisasi Diri

Kinerja profesional dan aktualisasi diri diukur dengan indikator: (1) Menjadi pemateri pelatihan kepada guru-guru SD melalui KKG, Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi atau lembaga lain; (2) Menyajikan ma-kalah dalam seminar: (a) local, (b) regional, atau (c) nasional; (3) Membimbing siswa untuk kegiatan olympaide, lomba karya ilmiah, lomba bidang studi, atau siswa berprestasi; (4) Mengikuti lomba guru berprestasi, lomba karya il-miah, lomba kreatifitas guru, dan sebagainya; dan (5) Melaksanakan lesson study. Adapun hasil penila-ian kinerja profesional dan aktua-lisasi diri sebelum dan di akhir kegiatan TEQIP disajikan pada Ta-bel 6 dan Diagram 6 berikut.

(11)

Tabel 6: Perbandingan Kinerja Profesional dan Aktualisasi Diri Sebelum dan Akhir Keg. TEQIP KINERJA

PROFESIONAL DAN AKTUALISASI DIRI

Penilaian oleh diri sendiri Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG. SEBELUM TEQIP AKHIR KEG.

Menjadi pemateri pelatihan kepada guru-guru SD melalui KKG, Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi atau lembaga lain

2,2 4,0 1,9 3,4 1,3 4,4

Menyajikan makalah dalam seminar: (a) local, (b) regional, atau (c) nasional

1,5 3,8 1,6 3,8 1,3 4,2

Membimbing siswa untuk kegiatan olympaide, lomba karya ilmiah, lomba bidang studi, atau siswa berprestasi

2,6 3,4 2,7 3,8 3,2 4,0

Mengikuti lomba guru berprestasi, lomba karya ilmiah, lomba kreatifitas guru, dan sebagainya

1,8 1,8 1,5 1,8 1,5 1,8

Melaksanakan lesson study 1,3 4,6 1,7 4,6 1,0 5,0

Rata-rata 1,88 3,52 1,88 3,48 1,66 3,88

Diagram 6: Perbandingan Kinerja Profesional dan Aktualisasi diri Sebelum dan di Akhir Kegiatan 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 SEBE LU M T EQIP AK H IR KE G . T EQIP SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G . T EQIP SE BE LU M TE QIP AK H IR KE G . T EQIP Penilaian oleh diri sendiri Penilaian oleh Kepsek Penilaian oleh Pengawas Pemateri pelatihan Menyajikan makalah

Membimbing siswa olympiade Mengikuti lomba guru berprestasi

(12)

Berdasarkan Tabel 6 dan Diagram 6 terlihat bahwa terjadi peningkatan

kinerja profesional dan aktualisasi diri untuk semua indikator. Trainer menilai ada peningkatan 1,64 poin; Kepala Sekolah menilai ada pening-katan 1,60 poin; dan Pengawas meni-lai ada peningkatan 2,22 poin. Kriteria peningkatan kinerja profesional dan aktualisasi diri meningkat dari “ren-dah” menjadi “tinggi”. Perubahan yang sangat signifikan adalah aktua-lisasi diri dalam menyajikan seminar nasional. Mereka selama ini tidak pernah bisa membayangkan bagai-mana menjadi penyaji dalam seminar nasional, dan akhirnya akhirnya mam-pu menjadi penyaji seminar nasional. Peningkatan kinerja profesional dan aktualisasi diri menunjukkan adanya upaya berkelanjutan dari guru untuk meningkatkan profesionalisme diri-nya. Hal ini sesuai dengan tugas dan kewajiban diri guru dalam pening-katan keprofesian berkelanjutan

(Subanji, 2015). Pengalaman baru dari guru benar-benar merubah pola pikir guru untuk menulis apa yang sudah dilakukan dan melakukan apa yang sudah direncanakan. Dengan penga-laman baru tersebut, mampu mendo-rong guru untuk selalu berkarya dan selalu berkomunikasi ilmiah dengan guru lain di seluruh nusantara.

KESIMPULAN

Kegiatan TEQIP telah membawa dampak pada peningkatan kinerja guru dalam (1) melaksanakan tugas sekolah dari kriteria baik menjadi sangat baik, (2) mempersiapkan pembelajaran dari kriteria baik menjadi sangat baik, (3) melaksa-nakan pembelajaran dari kriteria baik menjadi sangat baik, (4) mengembangkan dan melaksanakan penilaian dari kriteria cukup menjadi baik, (5) produktifitas dari kriteria cukup menjadi baik, dan (6) profe-sionalitas dan aktualisasi diri dari kriteria cukup menjadi baik.

DAFTAR RUJUKAN

Bingolbali, E., Akkoç, H., Ozmantar, M.F., & Demir, S., 2010. Pre-Service and In-Service Teachers‟ Views of the Sources of Students‟

Mathematical Difficulties.

International Electronic Journal of Mathematics Education. Vol 6 no 1, pp. 41-59

Bray, W.S., 2011. A Collective Case Study of the Influence of Teachers' Beliefs and Knowledge on Error-Handling Practices During Class Discussion of Mathematics. Jour-nal for Research in Mathematics Education. Number 1 Vol 42, pp. 2 - 38

Bercowitz & Bier, 2005. Research Based Character Education. ANNALS AAPSS, 591

Hill, Ball & Schilling, 2008. Unpacking PCK: Conceptualizing and Mea-suring Teachers’ Topic Specific Knowledge of Students. Journal for Research of Mathematics Education. Vol. 39 No 4, pp. 372-400.

Lannin, J.K., Webb, M., Chval, K., Arbaugh, F., Hicks, S., Taylor, C., & Bruton, R., 2013.The develop-ment of beginning mathematics teacher pedagogical content know-ledge. Journal Math Teacher Educ, 16, pp. 46-63

Mason, J., 1998. Enabling teachers to be real teacher: Necessary levels of awareness and structure of atten-tion. Journal of Mathematics Teacher Education, 1, 243–267.

(13)

Narvaez & Lapsley, 2006. Teaching Moral Character: Two Strategies for Teacher Education. Teaching for Moral Character. Vol 1.

Niess, 2005. Preparing teachers to teach science and mathematics with technology: Developing a techno-logy pedagogical content know-ledge. Teaching and Teacher Edu-cation. Vol 21 (2005) 509–523. Sandt, S., 2007. Research Framework on

Mathematics Teacher Behaviour: Koehler and Grouws’ Framework Revisited. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Techno-logy Education,, 3(4), 343-350 Shein, 2012. Seeing With Two Eyes: A

Teacher’s Use f Gestures in Questioning and Revoicing to Engage English Language Learner in Reapir of Mathematical Errors. Journal for Research in Mathe-matics Education. Vol 43 no 2 Spilkova, V. 2001. Professional

develop-ment of teachers and student teacher through reflection of prac-tice. The New Hampshire Journal of Education, 4, 9–14.

Subanji, 2013. Revitalisasi Pembelajaran Bermakna dan Penerapannya da-lam Pembelajaran Matematika Sekolah. Makalah disajikan di Seminar Nasional TEQIP 9 November 2013 di Universitas Negeri Malang.

Subanji, 2014. TEQIP sebagai Wahana Mewujudkan Pembelajaran Ber-makna dan Membangun Karakter Bangsa Makalah disajikan di Se-minar Nasional TEQIP 2 Desem-ber 2014 di Universitas Negeri Malang

Subanji, 2015. Peningkatan Pedagogical Content Knowledge Guru Mate-matika dan Praktiknya dalam Pem-belajaran melalui Model Pelatihan TEQIP. Jurnal Ilmu Pendidikan. Edisi 21 Nomor 1

Turnuklu, S. Yesildere, 2007. The Pedago-gical Content Knowledge in Ma-thematics: Preservice primary mathematics Teachers’ Perspecti-ves in Turkey. IUMPST Journal. Vol 1. 1 - 13

Gambar

Tabel 1: Rata-rata Skor Kinerja Melaksanakan Tugas Sekolah
Diagram 2: Perbandingan Kinerja Persiapan Pembelajaran Sebelum dan di Akhir Kegiatan
Tabel 3: Perbandingan Kinerja Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum dan Akhir Kegiatan  KINERJA
Diagram 3. Perbandingan Kinerja Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum dan di Akhir Kegiatan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kelangkaan air pada dataran tinggi dan pada saat musim kemarau serta potensi kabut pada wilayah Sentul yang dapat dimanfaatkan, mendorong penulis untuk membuat kajian

Tabel 7a dan 7b pada H3 menunjukkan bahwa jenis kelamin telah terbukti sebagai variabel moderasi untuk hubungan antara etika kerja Islam dan etika penggunaan komputer dengan

Harga diri lansia diukur dengan menggunakan instrumen Rosenberg self esteem scale dan dianalisis dengan analisis univariat ,bivariat.Hasil penelitian Hasil penelitian ini

demikian H1a dan H2a tidak dapat diterima, hal ini menjelaskan bahwa mahasiswa akuntansi dan manajemen memiliki tingkat narsisme yang sama dalam

Bahwa memperhatikan kronologis pencalonan Bakal Pasangan Calon yang diusung oleh PKP Indonesia di Kabupaten Dogiyai sebagai Laporan KPU Provinsi Papua, serta mencermati proses

Kuliah Kerja Dakwah atau disingkat KKD merupakan suatu upaya Universitas Muhammadiyah Gorontalo untuk memberikan dakwah dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi