• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir 1 4 .docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Akhir 1 4 .docx"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata yang ada di Indonesia sekarang tidak hanya sebagai salah satu

motor penggerak perekonomian saja namun juga sebagai kunci untuk

memperlihatkan keindahan dari budaya dan alam Indonesia terhadap seluruh

masyarakat yang ada Indonesia dan masyarakat internasional di dunia. Menurut

Damanik (2006:4) “Pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain”. Maka tidak salah

bilamana pemerintah berusaha untuk menunjang segala pertumbuhan dan

perkembangan yang ada di sektor pariwisata ini, layaknya pengadaan untuk

akomodasi, kendaraan dalam transportasi, media untuk informasi daerah wisata

yang ada, promosi besar besar terhadap pariwisata dan pengembangan dari

sumber daya manusia dalam hal pengetahuan dan yang lainnya yang bekerja

dalam sektor pariwisata.

Sebagaimana kita ketahui bahwa hotel merupakan salah satu akomodasi

yang menyediakan jasa pelayanan layaknya penginapan, makanan dan minuman,

rekreasi dan juga jasa pelayanan penunjang lainnya yang dikelola secara

komersial dan professional. Adapun pengertian hotel menurut Stutts (2001:26)

: “Hotel (Full service)-Usually high rise establishment, offering a full range of on-premise food and beverage service, cocktail lounge, entertainment, conference facilities, bussiness facilities, shops, and recreational activities.” Berdasarkan

(2)

pengertian diatas bahwa hotel tidak hanya menyiapkan pelayan penginapan,

makanan dan minuman tetapi juga jasa pelayanan lainnya.

Room Division Departement adalah salah satu departemen yang ada dalam hotel yang umumnya memiliki 3 seksi yaitu Kantor Depan (Front Office), Tata Graha (Housekeeping) dan juga Linen & Laundry, dimana 3 seksi ini bekerja sama satu sama lainnya. Dalam 3 seksi ini, semua memiliki tanggung jawab dan

peranannya masing masing, namun dalam perkembangannya beberapa hotel

menjadi 3 seksi ini departemen yang berdiri sendiri.

Diantara bagian-bagian yang disebutkan diatas, salah satunya adalah Bagian

Tata Graha yang merupakan bagian penting dalam penyediaan penginapan.

Rumekso (2004:2) yaitu : “ Housekeeping Department adalah bagian yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, kerapihan, keindahan

dan kenyamanan diseluruh area hotel, baik di luar gedung maupun di dalam

gedung, termasuk kamar-kamar maupun ruangan-ruangan yang disewa oleh para

tamu, restaurant, office, serta toilet“. Berdasarkan penjelasan diatas, Housekeeping Department bertugas menjaga area hotel agar selalu bersih, rapih, indah dan nyaman.

Pengertian Housekeeping atau Tata Graha menurut Orbani (2003:4) yaitu : “ Housekeeping bertanggung jawab atas kebersihan dan keindahan kamar dan area umum dihotel dan juga area di luar kamar dan lingkungan hotel seperti taman,

kolam renang, koridor dan lain sebagainya “. Pernyataan di atas menjelaskan

(3)

Di dalam usahanya menyediakan jasa penginapan yang memuaskan,

peranan dari housekeeping itu sendiri adalah sebagai salah satu departemen yang di dalamnya memberikan pelayanan yang akan memuaskan kebutuhan dan

keinginan tamu di dalam hal penyediaan kamar. Dalam hal pemberian jasa

pelayan yang memuaskan ini membutuhkan sumber daya manusia yang harus

mempunyai kemampuan profesional.

Untuk menciptakan pelayanan yang memuaskan bagi tamu, diperlukan

sumber daya manusia yang handal dan mempunyai kemampuan untuk

menciptakan suatu bentuk pelayanan yang memuaskan. Dalam upaya

meningkatkan sumber daya manusia dibutuhkan suatu sistem manajemen yang

dapat mengatur semua itu ialah manajemen sumber daya manusia dimana

manajemen sumber daya manusia ini melakukan tugasnya contohnya adalah

training, seperti dikemukakan Sikula oleh Mangkunegara (2009:98) “ Training is Short term educational process utilizing a systematic and organized procedures by which non managerial personal learn technical knowledge and skills for a definite purpose”. Manajemen sumber daya manusia ini juga meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skill) dari pramugraha tersebut.

Seorang pramugraha yang bertugas melayani dan memuaskan kebutuhan

para tamu di dalam penyediaan kamar, dituntut untuk mempunyai kemampuan

yang maksimal dalam rangka meningkatkan kualitas kebersihan dan kerapihan

kamar hotel, yang sesuai dengan standar yang diharapkan oleh hotel. Oleh sebab

(4)
(5)

oleh Ruky (2001:15) “performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity a specified time period”. Hal ini disebabkan karena kualitas kebersihan kamar dan pelayanan yang diberikan pramugraha akan

berdampak langsung pada kepuasan tamu, sehingga dapat dikatakan tamu merasa

puas atas pelayanan yang diberikan.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja

karyawan. Motivasi yang diberikan pihak manajemen terhadap pramugraha, juga

berpengaruh terhadap kinerja pramugraha. Pengertian motivasi yang dikemukakan

oleh Terry dalam Notoatmojo (2009:114) “ Motivasi adalah keinginan yang

terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan – perbuatan (perilaku).” dimana pernyataan ini dipertegas kembali oleh

Stoner dalam Notoatmojo (2009:115) “ Motivasi adalah sesuatu hal yang

menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang”.

Berdasarkan pendapat Stoner diatas bahwa motivasi mendukung tindakan atau

perilaku seseorang. Maka bilamana motivasi yang ada besar atau tinggi, maka

tindakan dan perilaku seseorang dapat menuju ke hal yang positif atau lebih baik.

Agar dapat memotivasi karyawannya, pihak manajemen harus mengetahui

dan memahami harapan dan kebutuhan dalam bekerja dari setiap pramugraha dan

memberikan kompensasi sesuai hasil kerja yang telah mereka kerjakan. Arti dari

kompensasi menurut Hasibuan (2002:135) “Kompensasi atau balas jasa umumnya

bertujuan untuk kepentingan perusahaan dan karyawan”. Kepentingan perusahaan

dengan pemberian kompensasi yaitu memperoleh imbalan prestasi kerja yang

(6)

yang diterima, yaitu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dan

menjadi keamanan ekonomi rumah tangganya. Bagi perusahaan, kompensasi

merupakan faktor utama dalam kepegawaian. Kebijakan sumber daya manusia

banyak berhubungan dengan pertimbangan untuk menentukan kompensasi

karyawan. Tingkat besar-kecilnya kompensasi sangat berkaitan dengan tingkat

pendidikan, tingkat jabatan, dan masa kerja karyawan.

Selain itu, menurut Handoko (2003:155) “Pemberian kompensasi untuk

meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan”. Maka bisa disimpulkan pemberian kompensasi meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawan dimana

kompensasi ini sesuai dengan apa yang dilakukan karyawan.

Di dalam penerapannya, apabila karyawan telah terpuaskan akan

kebutuhannya maka mereka akan berusaha melakukan pekerjaan dengan baik.

Menurut Aldeferdalam Mangkunegara (2009:98)

“Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan yaitu;

a. Existence Needs, kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti, makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamanan kondisi kerja.

b. Relatedness Needs, kebutuhan interpersonal yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja.

c. Growth Needs, kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kecakapan pegawai.”

Dari penelitian awal di Topas Galeria Hotel Bandung, penulis melihat

bahwa kinerja pramugraha yang rendah dan tidak optimal. Hal ini dapat terlihat

(7)

beberapa pekerjaan yang tidak terselesaikan oleh pramugraha dalam satu shift, kondisi lingkungan kerja yang kurang nyaman dan hubungan antar karyawan yang

kurang baik. Penulis juga melakukan wawancara singkat dengan Executive Housekeeper bahwa adanya keluhan tamu terhadap kamar yang kondisi kebersihannya kurang baik. Berdasarkan masalah yang ditemukan, penulis

menduga tidak optimalnya kualitas hasil kerja pegawai disebabkan oleh

kurangnya motivasi dalam kerja pramugraha.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka penulis

tertarik untuk meneliti, menyusun dan menuangkan hasilnya dalam Tugas Akhir

ini dengan judul “MOTIVASI KERJA PRAMUGRAHA DI TOPAS GALERIA

HOTEL BANDUNG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka

penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Kebutuhan Eksistensi (Existence Needs) pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung ?

2. Bagaimana Kebutuhan Keterhubungan (Relatedness Needs) pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung?

3. Bagaimana Kebutuhan Perkembangan (Growth Needs) pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung?

(8)

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Diploma III Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi

Manajemen Divisi Kamar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Tujuan Operasional

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui Existence Needs yang diharapkan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung.

b. Untuk mengetahui Relatedness Needs yang diharapkan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung.

c. Untuk mengetahui Growth Needs yang diharapkan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung.

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan

Tugas Akhir ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Wirartha

(2006:68) “Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau

mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi

kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai

menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara

ilmiah”

Penelitian ini lebih ditujukan kepada masalah-masalah yang sedang

(9)

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma

III Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi Manajemen Divisi

Kamar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Tujuan Operasional

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.

d. Untuk mengetahui Existence Needs yang diharapkan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung.

e. Untuk mengetahui Relatedness Needs yang diharapkan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung.

f. Untuk mengetahui Growth Needs yang diharapkan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung.

E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan

Tugas Akhir ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Wirartha

(2006:68) “Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau

mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi

kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai

menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara

ilmiah”

Penelitian ini lebih ditujukan kepada masalah-masalah yang sedang

(10)

Galeria Hotel Bandung. Analisis yang dilakukan akan didasarkan kepada

identifikasi masalah, penjabaran terhadap data-data yang dikumpulkan

serta berpedoman pada tinjauan teori sebagai kondisi ideal sehingga

menghasilkan kesimpulan dari permasalahan yang ada serta rekomendasi

yang disusun dari kesimpulan hasil analisis.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan Tugas

Akhir ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut.

a. Wawancara

Pengertian wawancara sendiri menurut Esterberg dalam Sugiyono

(2013:231) “Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan

makna dalam satu topik tertentu”.

Penulis mengadakan wawancara dengan Human Relation Coordinator Topas Galeria Hotel Bandung, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang telah disusun sebelumnya dalam suatu pedoman wawancara.

b. Kuesioner

Menurut Suharsimi (2006:151) “Angket adalah pernyataan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut

Sugiyono (2008:199) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik

(11)

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.

Jumlah kuesioner yang akan dibagikan kepada pramugraha berjumlah 5

orang.

c. Studi Kepustakaan

Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan perbandingan dan

landasan teoritis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai

konsep-konsep, data-data Human Resources Department, data-data Housekeeping Department, teori dan penulisan ilmiah dari sumber acuan tertentu yang berkaitan langsung dengan obyek yang diteliti. Menurut

Sukmadinata (2008:1) yaitu: “Studi kepustakaan adalah kegiatan untuk

mengkaji teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenan

dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metodologi”.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian dalam Tugas Akhir ini di Topas Galeria Hotel

Bandung yang berlokasi di Jalan Dr. Djundjunan No. 153, Bandung.

2. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada bulan Agustus sampai dengan

(12)

A. Sejarah Singkat Berdirinya Topas Galeria Hotel Bandung

Topas Galeria Hotel Bandung terletak di Jl. Dr Djunjujnan No. 153 Pasteur

Bandung, Hotel ini didirikan pada tanggal 14 september 1994. Pada awalnya

bernama Topas Galeria Hotel dan hotel ini dimiliki oleh putra daerah, yaitu

keluarga Soemali dengan badan hukumnya yaitu PT. Mustika Sangkuriang

Wisata. Kata TOPAS itu sendiri memiliki arti yang berasal dari istilah sunda yaitu

“Totogan Pasteur”. Arti Hotel yang terletak di akhir jalan Dr.Djunjunan (Terusan

Pasteur). Hotel ini memiliki nuansa seni, yaitu untuk memudahkan konsep antara

Bisnis dengan Galeria, sehingga para tamu pun tidak hanya menginap tetapi juga

dapat menikmati galeri yang bernuansa “Bandung Tempoe Doloe”.

Pada bulan April tahun 1996, Management Topas Galeria Hotel Bandung

bergabung dengan Sahid International Management dan Konsultan (SHIM & C),

Dimana Group Sahid hanya sebagai operatornya saja atau dapat dikatakan sebagai

Pengelola tanpa menanamkan modalnya. Namun Hotel pun berubah nama

menjadi Sahid Topas Galeria Hotel.

Pada bulan agustus tahun 1996 PT. Mustika Sangkuriang Wisata sebagai

pemilik Hotel melepas sebagian sahamnya kepada dana Pensiun Telkom, Untuk

meningkatkan dan memperkuat struktur modalnya. Sehingga sejak saat itu

kepemilikan dari PT. Mustika Sangkuriang Wisata selain keluarga Soemali

(13)

(Krishnadi Soemali) juga Dana Pensiun Telkom yang sampai saat ini sebagai

saham mayoritas.

Pada bulan September tahun 1999, Topas Galeria Hotel Bandung telah

melepas kerjasamanya dengan Sahid International & Consultan, dan nama Hotel

pun kembali menjadi Topas Galeria Hotel. Pada bulan September tahun 2000

Bank BNI masuk pula sebagai pemegang saham sehingga kepemilikan PT.

Mustika Sangkuriang Wisata sebagai Pemilik Hotel Topas kembali berubah

menjadi tiga pihak, Yaitu : Dana Pensiun Telkom sebagai mayoritas, Bank BNI

dan Krishnadi Soemali.

Pada bulan September tahun 2003 BNI melepas kembali sahamnya kepada

Bapak Djohan Teguh, sehingga komposisi kepemilikan saham kembali berubah

menjadi Dana Pensiun Telkom, Bapak Djohan Teguh dan Bapak Krishnadi

Soemali namun pemegang saham mayoritas di pegang oleh Dana Pensiun

Telkom.

Pada bulan Agustus tahun 2008 Bapak Krishnadi Soemali melepas sahamnya

kepada Bapak Chandra Tambayong, sehingga komposisi pemilik saham berubah

kembali menjadi Dana Pensiun Telkom, Bapak Djohan Teguh, Bapak Chandra

Tambayong dan Dana Pensiun Telkom mayoritas pemegang saham. Kemudian

pada bulan Januari tahun 2011 Bapak Djohan Teguh melepas sahamnya kepada

Bapak Jahja Lumanto, Sehingga komposisi kepemilikan saham berubah kembali

menjadi Dana Pensiun Telkom, Bapak Jahja Lumanto, Bapak Chandra

Tambayong dan tetap mayoritas pemegang saham Dana Pensiun Telkom. Topas

(14)

sehingga tamu akan merasakan suasana yang tenang dan nyaman di tengah-tengah

Kota Bandung. Topas Galeria Hotel Bandung yang di potong oleh sungai ini

merupakan Hotel yang ramah dengan lingkungan karena mempertahankan

kehijauan taman disekitar hotel. Topas Galeria Hotel Bandung pun mulai

beroperasi pada tanggal 14 September tahun 1994 dan sampai saat ini sudah

dilakukan renovasi baik kamar maupun di area Hotel lainnya.

(Sumber Human Resources Department Topas Galeria Hotel Bandung)

B. Klasifikasi Topas Galeria Hotel Bandung 1. Berdasarkan Plan

Berdasarkan Hotel Plan Topas Galeria Hotel Bandung dikategorikan ke dalam Continental Plan, yang merupakan harga kamar termasuk dengan sarapan pagi.

2. Berdasarkan jumlah kamar

Topas Galeria Hotel Bandung dikategorikan ke dalam hotel menengah, melihat jumlah kamar yang tersedia sebanyak 135 kamar.

3. Berdasarkan jenis tamu yang menginap

Dilihat dari dari tingkat huni kamar yang tinggi di akhir pekan maka tamu yang menginap di Topas Galeria Hotel Bandung merupakan tamu yang hendak menginap di waktu weekend, dan juga dapat di klasifikasikan sebagai Family Hotel, karena tamu yang menginap mempunyai tujuan berlibur bersama keluarga.

4. Berdasarkan lama tamu menginap

(15)

5. Berdasarkan lokasi

Topas Galeria Hotel Bandung berlokasi di Jalan Dr. Djunjunan no 153 Bandung – Indonesia. Topas Galeria Hotel Bandung adalah hotel berbintang tiga, dengan lokasi strategis di Kota Bandung. Dekat dengan gerbang tol Pasteur dan Bandara Husein Sastranegara. Hotel ini merupakan lokasi yang ideal untuk liburan, bisnis, pertemuan, konferensi dan kebutuhan lainnya. Maka Topas Galeria Hotel Bandung dapat dikategorikan sebagai City Hotel.

C. Fa s ilitas yang Dimiliki Topas Galeria Hotel Bandung

Topas Galeria Hotel Bandung yang termasuk bintang 3 memiliki

fasilitas-fasilitas penunjang untuk tamu selama menginap di hotel guna memberikan

kenyamanan dan kemudahan tamu. Berikut adalah fasilitas-fasilitas yang dimiliki

oleh Topas Galeria Hotel Bandung :

1. Fasilitas kamar tamu

Topas Galeria Hotel Bandung memiliki 135 kamar tamu dan 4 jenis kamar dan dibagi lagi menjadi beberapa tipe kamar, adapun jumlah kamar, jenis kamar, dan harga kamar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 2.1

JENIS, HARGA DAN JUMLAH KAMAR TAMU TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG N

O JENIS KAMAR

JUMLAH

KAMAR HARGA KAMAR

1 Executive Suite 2 Kamar Rp. 1.400.000++ 2 Junior Suite 3 Kamar Rp. 1.250.000++

(16)
(17)

Adapun fasilitas-fasilitas standar yang tersedia pada setiap kamarnya

yaitu:

 Fasilitas-Fasilitas yang ada didalam kamar a. Televisi

b. Lemari es c. Mini bar d. Telephone

e. Kamar mandi dengan air panas dan dingin f. AC (Air Conditioner)

g. Alarm Clock G. Restaurant dan Bar

Restaurant ini terletak di belakang hotel yang merupakan Restaurant di Topas Galeria Hotel Bandung yang menyediakan berbagai macam pilihan hidangan parasmanan dan ala carte. Baik masakan indonesia maupun masakan barat. Restaurant ini buka 24jam, lokasinya yang menghadap langsung ke arah Kolam Renang menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu dan mampu menampung sekitar 150 orang. Fasilitas lainnya yaitu para tamu dapat menikmati Live Music setiap hari Selasa, Jumat dan sabtu malam.

H. Room Service

Pelayanan Room Service dapat dilakukan melalui telepon di setiap kamarnya ataupun pada telepon yang tersedia di Restaurant dan buka selama 24 jam. Room Service ini juga menyediakan macam-macam makanan yang sama dengan tersedianya di Restaurant.

(18)

Terletak di sebelah Restaurant, Swimming Pool digunakan untuk setiap tamu yang ingin berenang maupun berekreasi bersama keluarga.

J. Laundry dan Dry Cleaning

Laundry dan Dry Cleaning di Topas Galeria Hotel Bandung terletak dilantai satu. Fasilitas ini digunakan untuk memudahkan tamu dalam mencuci pakaian dan buka selama 16 jam dalam sehari.

K. Fasilitas Hotel Lainnya

Topas Galeria Hotel Bandung memiliki tiga jenis Ruangan yang dapat digunakan untuk tamu yang akan mengadakan acara seperti pernikahan, meeting, seminar table maners dan acara ulang tahun.

Dan nama-nama ruangan tersebut:

a. Kemuning Room yang dapat menampung 100 orang. b. Grand Kiara Room yang dapat menampung 90 orang. c. Cempaka Room yang dapat menampung 200 orang.

D. Struktur Organisasi Bagian Tata Graha di Topas Galeria Hotel Bandung Di dalam sebuah organisasi perlu adanya struktur yang disebut dengan

struktur organisasi, yang dimaksudkan untuk menyusun antar setiap bagian dan

posisi dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi dapat terlihat

hubungan antara fungsi-fungsi dalam suatu organisasi, wewenang, posisi jabatan

dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap individunya.

Malayu Hasibuan (2011 : 128) menuturkan bahwa : “Struktur organisasi

(19)

dan jenis wewenang pejabat, bidang dan pekerjaan, garis perintah dan

tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi”. Dapat

(20)

karena dengan adanya struktur organisasi dapat terlihat tanggung jawab,

wewenang yang dimiliki oleh setiap individu atau departemen.

Pada bagian tata graha di Topas Galeria Hotel Bandung, memiliki struktur

organisasi sendiri yang berisikan susunan dan hubungan diantara setiap individu

dalam proses pembersihan area ataupun kamar tamu yang sudah tersusun.

Berikut lebih jelasnya struktur organisasi bagian tata graha di Topas

(21)

Executive Housekeeper

Housekeeping Supervisor

Housekeeping Secretary Public Area

Junior Supervisor

Floor Junior Supervisor

Gardener

Supervisor Roomboy RoomboyNight

HK ADM/ Order Taker

Houseman

Gardener Florist

Pool

Attendant 18

(22)

E. Tinjauan Umum Mengenai Bagian Tata Graha di Topas Galeria Hotel Bandung

Operasional hotel tidak dapat lepas dari adanya departemen-departemen

yang berperan penting salah satunya adalah departemen tata graha, yang memiliki

tugas untuk selalu menjaga kebersihan area hotel dan kamar tamu agar merasa

nyaman, karena, faktor kebersihan adalah satu satu faktor penting untuk menilai

baik buruknya hotel tersebut karena tamu banyak menghabiskan waktunya untuk

beristirahat dikamar.

Departemen tata graha memiliki area yang luas dalam proses pembersihan

karena semua area kamar dan hotel adalah tanggung jawab dari departemen tata

graha. Sehingga, terbentuklah suatu struktur organisasi yang membagi bagian

kerja dari setiap pramugraha dalam melakukan proses pembersihan sehingga

terlihat jelas setiap pekerjaan serta tanggungjawabnya.

Semakin besar nya ruang lingkup yang ditanggung oleh tata graha maka

akan semakin besar pula struktur organisasi dan karyawan yang dibutuhkan, agar

kegiatan operasional dapat dilakukan dengan baik dan melakukan tugasnya

masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya. Struktur organisasi juga

dipengaruhi oleh besar kecilnya dari sebuah hotel. Semakin hotel besar, maka

akan semakin besar pula ruang lingkupnya, sehingga yang membutuhkan struktur

organisasi yang besar begitu pula sebaliknya.

Dan salah satu sumber daya yang penting dalam departemen tata graha

adalah sumber daya manusia dalam menunjang kegiatan operasional tersebut.

(23)

hotel tidak akan berjalan dengan seharusnya. Karena pramugrahalah yang

memiliki tugas untuk membersihkan kamar tamu maupun area hotel, maka dari itu

hotel haruslah menghasilkan dan mempertahankan pramugraha yang profesional

agar operasional hotel selalu berjalan dengan baik. Seperti pernyataan yang

menjelaskan bahwa pramugraha merupakan faktor penting dalam hotel yang

sudah dipaparkan oleh Agustinus (2011 : 2) : “keberadaan petugas tata graha

dalam hotel sangat penting bagi tamu hotel maupun manajemen hotel. Dengan

adanya petugas tata graha hotel maka tamu bisa betah tinggal di hotel karena

ruangan selalu dijaga kebersihannya”. Dari paparan di atas jelas bahwa

pramugraha sangat penting bagi hotel bahkan bagi tamu yang akan menginap di

hotel tersebut. Karena semakin lama tamu menginap di hotel tersebut karena

nyaman akan kebersihanya kamar tamu maka akan semakin besar pula pendapat

yang didapatkan oleh hotel.

Pembagian jam kerja pramugraha bagian tata graha dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

TABEL 2.2

PEMBAGIAN JAM KERJA BAGIAN TATA GRAHA DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG

SHIFT JAM KERJA

Pagi 07.00-15.00

Siang 15.00-23.00 Malam 23.00-07.00

(24)

Berikut merupakan tabel jumlah karyawan yang ada di departemen

housekeeping :

TABEL 2.3

JUMLAH KARYAWAN BAGIAN TATA GRAHA DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG N

O JABATAN JUMLAH

1 Department Head 1

2 Administrasi/Order Taker 1

3 Supervisor 3

4 Room Boy 5

5 Public Area 1

6 Gardener 1

7 Linen Attendant 1

TOTAL 13

Sumber: Housekeeping Department Topas Galeria Hotel Bandung, 2016

Dalam membersihkan kamar dan melayani para tamu keterampilan

petugas Pramugraha sangat dibutuhkan, maka dari itu latar belakang pendidikan

dari Petugas Pramugraha juga merupakan hal yang paling penting untuk mencapai

tujuan organisasi. Di bawah ini adalah tabel data mengenai latar belakang

pendidikan, masa kerja, dan usia petugas Pramugraha di Topas Galeria Hotel

(25)

TABEL 2.4

3 Diploma I/II Perhotelan -

-4 Diploma III Perhotelan -

-TOTAL 5 100

Sumber: Housekeeping Department Topas Galeria Hotel Bandung, 2016

Dapat dilihat dari tabel 2.4 di atas bahwa semua pramugraha di Topas

Galeria Hotel Bandung berasal dari lulusan SMK/SMA/Sederajat yang dapat

dikatakan sudah cukup baik.

TABEL 2.5

MASA KERJA PRAMUGRAHA DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG N

O MASA KERJA JUMLAH PERSENTASE (%)

1 1-5 tahun 2 40

2 >5 tahun 3 60

TOTAL 5 100

Sumber: Housekeeping Department Topas Galeria Hotel Bandung, 2016

Dari tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pramugraha yang bekerja

di Topas Galeria Hotel Bandung sudah bekerja lebih dari 5 tahun atau dikatakan

(26)

TABEL 2.6 USIA PRAMUGRAHA

DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG

NO USIA JUMLAH PERSENTASE (%)

1 20-28 tahun 1 20

2 > 28 tahun 4 80

TOTAL 5 100

Sumber: Housekeeping Department, 2016

F. Tinjauan Kebutuhan Eksistensi Pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung

Perusahaan harus memahami bahwa pegawai harus ditunjang dari segi

kebutuhannya dalam hal fisik eksistensi pegawainya. Dalam hal ini, yang

dimaksud dengan pegawai adalah pramugraha. Menurut Hasibuan (2011 : 128)

menuturkan bahwa : “Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi,

pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan

pekerjaan, garis perintah dan tangungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan

organisasi”. Dalam pemberian kebutuhan eksistensi pegawai haruslah sesuai

dengan kebutuhan pegawai. Kesesuaian dalam pemberian kebutuhan ini mengacu

kepada indikasi pegawai dalam bekerja, seperti makan dan minum, gaji dan juga

(27)

Pemberian penjadwalan waktu makan dan minum pegawai juga harus

diperhatikan. Dalam Pasal 79 UU 13/2003 disebutkan: “ dalam waktu istirahat

antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam

terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja”. Bilaman

waktu istirahat tersebut lebih dari 7 jam akan mengakibatkan kelelahan dari

pegawai pramugraha tersebut. Kualitas dari makanan dan minuman juga penting

di berikan agar pegawai dapat diperhatikan kebutuhan fisiknya. Dalam

pelaksanaannya, terlihat adanya jadwal dan kualitan makan dan minum yang

belum baik, terlihat dari tabel tanggapan pramugraha atas makan dan minum yang

diberikan oleh manajemen Topas Galeria Hotel Bandung berikut :

TABEL 2.7

Penjadwalan break yang diberikan kepada

(28)

Di Topas Galeria Hotel Bandung menurut Bapak Imam selaku Manajer

Personalia mengatakan bahwa kompensasi yang diberikan kepada pramugraha

yaitu berupa gaji pokok yang dibayarkan setiap bulannya, program tabungan dan

uang servis yang tergantung pada tingkat occupancy hotel. Pemberian gaji harus mempunyai perhitungan sendiri atas karyawan yang bekerja diperusahaan.

Menurut Hasibuan (2011:124), : “ Dalam system waktu besarnya kompensasi

(gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, bulan.”.

Dalam pemberian kebutuhan eksistensi dalam hal gaji, system dan juga

kesesuaian waktu dalam pemberian gaji kepada pegawai juga haruslah tepat.

Menurut Hasibuan (2011 : 127) : ” Kompensasi harus dibayar tepat pada

waktunya, jangan sampai terjadi penundaan, supaya kepercayaan karyawan

terhadap bonafiditas perusahaan semakin besar, ketenangan dan konsistensi kerja

akan lebih baik.” Pembayaran gaji yang tepat sesuai dengan waktunya akan

memberikan dampak yang positif kepada karyawan yang akan menimbulkan

kinerja karyawan semakin optimal.

Dalam hal ini, terlihat adanya kekurangan dalam pemberian gaji kepada

pegawai oleh manajemen. Berikut ini adalah tanggapan pramugraha atas gaji yang

(29)

TABEL 2.8

Sumber: Hasil Kuesioner Kepada Pramugraha, 2016

Penyediaan kebutuhan eksistensi atas pegawai dalam hal kondisi kerja

juga perlu diperhatikan. Kondisi kerja menurut Sedarmayanti (2000:21) : “ Semua

keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai

baik secara langsung dan tidak langsung terhadap pekerjaannya”. Kondisi kerja

yang baik dapat berdampak baik pula untuk pegawai dalam proses ia melakukan

pekerjaannya.

Persiapan dan pemberian perlatan kerja yang cukup dan lengkap dapat

memberikan kemudahan untuk pegawai dalam kecepatan dan penyelesaian

pekerjaan. Chief Housekeeping bertanggung jawab atas kelengkapan peralatan pada bagian tata graha untuk menunjang operasional. Hal ini dijelaskan oleh

(30)

responsible for seeing that members of Housekeeping department have the proper tools to carry out their assigned task. These tools include major pieces of machinery and machines and equipment must be maintained in proper working order, so employees may use them safely and effectively”. Pemberian peralatan yang dijaga secara baik juga dapat membuat pegawai bekerja secara efektif dan

aman. Kurangnya peralatan yang disediakan akan memberikan dampak yang

kurang baik atas pekerjaan dari pegawai tersebut.

Berikut ini adalah tanggapan pramugraha atas kondisi kerja yang diberikan

oleh manajemen Topas Galeria Hotel Bandung.

TABEL 2.9

3 Keadaan pantry yang digunakan oleh pramugraha. 20% 1 60% 3 20% 1 100% 5

4

(31)

G. Tinjauan Kebutuhan Keterhubungan Diberikan kepada Pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung

Perlu adanya interaksi yang baik dalam suatu area kerja. Dalam hal ini,

pegawai pramugraha harus memiliki interaksi yang baik dengan pihak sekitar

tempat kerjanya. Menurut Bonner dalam Ali (2004 : 87) : “ Interaksi merupakan

suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu

mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya”.

Hubungan ini dapat membantu proses kerja menjadi lebih baik.

Di dalam interaksi yang dilakukan oleh pegawai pramugraha, pasti ada

hubungan komunikasi yang terjadi. Komunikasi ini bisa terjadi atas adanya

hubungan antara pramugraha dengan orang - orang sekitar yang ada di lingkungan

kerja. Menurut Muhammad (2009:4-5), mengemukakan “ Komunikasi adalah

pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara pengirim dengan penerima

pesan untuk mnengubah tingklah laku”.

Komunikasi terjadi atas dasar pemahaman dan tujuan dari seseorang dalam

memberikan pemahaman. Menurut Marwansyah (2010:321) mengemukakan

bahwa : “ Komunikasi adalah petukaran pesan antar manusia dengan tujuan

pemahaman yang sama”. Atas pemahaman yang sama pula itu akan muncul

komunikasi yang baik pula.

Adanya interaksi yang kurang baik antara pegawai dengan lingkungan

(32)

yang kurang baik akan mengakibatkan komunikasi yang buruk. Hal ini

jgua mengakibatkan adanya turn over yang terjadi beberapa bulan berikut : TABEL 2.10

TURN OVER DAN PEGAWAI YANG MASUK DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG

(33)

TABEL 2.11

3 Komunikasi kerja yang terjalin di pramugraha. 40% 2 60% 3 0% - 100% 5

4

Sumber: Hasil Kuesioner Kepada Pramugraha, 2016

H. Tinjauan Kebutuhan Perkembangan Diberikan kepada Pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung

Adanya kebutuhan perkembangan yang harus dimiliki oleh pegawai perlu

dilihat sebagai salah satu hal penting untuk seorang pegawai pramugraha.

Pengembangan yang dilakukan manajemen terhadap pegawai dapat menjadi

acuan pegawai dalam bekerja lebih baik. Menurut Sunyoto (2012: 145)

(34)

memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi di dalam

(35)

memaksimalkan kemampuan intelektual atau emosional guna melaksanakan

pekerjaan dengan baik dari sebelumnya.

Dalam menyelesaikan pekerjaannya, seorang pegawai pramugraha harus

dapat memiliki kemampuan yang baik agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan waktu dan prosedur yang ada. Menurut Robins (2006 : 46) :“ Kemampuan

adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan

tertentu”. Bilamana individu tersebut memiliki kemampuan yang baik, maka

individu tersebut dapat melaksanakan tugasnya dan pekerjaannya dengan baik.

Sebelum mengerjakan pekerjaannya, seorang pegawai pramugraha dituntut

memiliki kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang ia hadapi. Tentu harus

diiringi dengan pelatihan yang diberikan oleh manajemen agar pegawai dapat

dengan mudah menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Robbins (2001:282) : “

Training meant formal training that’s planned in advanced and has a structured format”. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format

pelatihan yang terstruktur.

Menurut Gomes (2003:197) : “ Pelatihan adalah setiap usaha untuk

memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang

menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan

pekerjaannya”. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan dapat membantu

(36)

Setelah penulis melakukan wawancara dengan Bapak Imam selaku Manajer

Personalia mengatakan bahwa bentuk pelatihan yang diberikan yang baik untuk

diterima oleh pramugraha adalah praktek langsung, atau dengan cara

mencontohkan suatu pekerjaan lalu diikuti oleh pramugraha tersebut. Pelatihan ini

dilakukan oleh Manajer Personalia dibantu oleh instrukturnya yaitu Roomboy

Supervisor.

Kurangnya kemampuan dari seorang pegawai pramugraha mengakibatkan

kurangnya kualitas kerja dari pegawai pramugraha juga adanya keterlambatan

waktu pengerjaan dari pegawai pramugraha tersebut. Juga kurangnya pelatihan

akan menimbulkan kurangnya motivasi pramugraha atas pekerjaan yang ia jalani.

Berikut ini adalah tanggapan dari pegawai atas keckapan pegawai di Topas

1 Kecakapan yang dimiliki pramugraha. 20% 1 60% 3 20% 1 100% 5

2 Dampak training terhadap performa pramugraha 20% 1 40% 2 40% 2 100% 5

3

(37)

Setelah pembahasan data pada bab sebelumnya, penulis akan mencoba

untuk melakukan analisa terhadap data tersebut menggunakan skala likert yang

dimana metode ini biasa digunakan untuk mengukur tanggapan dari beberapang

orang. Menurut Sugiyono (2013:132) yaitu “Skala likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial”.

Berikut kriteria dari jawaban serta bobot penilaian dari hasil tanggapan

kuesioner yang telah disebar kepada karyawan kantor depan di Topas Galeria

Hotel Bandungmengenai komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Baik : 3 2. Cukup : 2 3. Kurang : 1

Di bawah ini merupakan rumus untuk mencari sebuah interval: a. Untuk Nilai Tertinggi

Nilai Tertinggi x Jumlah reponden x Jumlah butir

b. Untuk Nilai Terendah

Nilai terendah x Jumlah responden x Jumlah butir

Rumus yang digunakan untuk mencari batas interval range: R = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Kelas Interval

(38)

Dengan menggunakan skala likert, rumus yang akan digunakan untuk

memperoleh jumlah dari poin adalah sebagai berikut :

a. Pilihan untuk jawaban baik

Total responden yang berpendapat x bobot nilai baik = poin butir

b. Pilihan untuk jawaban cukup

Total responden yang berpendapat x bobot nilai cukup = poin butir

c. Pilihan untuk jawaban kurang

Total responden yang berpendapat x bobot nilai kurang = poin butir +

Jumlah = poin butir

A. Analisis Mengenai Kebutuhan Eksistensi Pramugraha Di Topas Galeria Hotel Bandung

Kebutuhan eksistensi yang berhubungan dengan fisik dari eksistensi

pegawai yang meiliki unsur dasar disini adalah makan dan minum, gaji dan

kondisi kerja. Kebutuhan eksistensi penting untuk diberikan oleh manajemen agar

karyawan mendapatkan haknya sebagai pegawai.

Melalu perhitungan skala likert kebutuhan eksistensi ini, penulis akan

menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap kebutuhan eksistensi

terhadap makan dan minum dengan uraian sebagai berikut:

Penilaian: 3 = Jawaban baik

(39)

1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala

Untuk nilai tertinggi kategori baik : 3x5x2 = 30

Untuk nilai terendah kategori kurang : 1x5x2 = 10 Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah : 30 – 10 = 6.7

Nilai tertinggi pilihan 3

Perhitungan untuk mengetahui interval skala

Total responden Baik 3x2 = 6

Cukup 2x5 = 10

Kurang 1x3 = 3 +

19

Kurang Cukup Baik

10 16,7 23,4 30

Berdasarkan table 2.7, penulis menganalisi berikut:

1. Penjadwalan break yang diberikan kepada pramugraha, dari 5 responden 1 responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup dan 2

(40)

2. Kualitas makanan dan minuman yang diberikan pada pramugraha, dari 5

responden 1 berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup dan 1

responden berpendapat kurang.

Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.7 yaitu didapat responden

yang berpendapat baik adalah 2 , responden yang berpendapat cukup adalah 5 dan

responden yang berpendapat kurang adalah 3.

Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan eksistensi dalam makan dan minum berada pada nilai 19. Dengan

begitu dapat termasuk pada kategori Kurang.

Kebutuhan eksistensi dalam makan dan minum termasuk dalam kategori

kurang dikarenakan penjadwalan yang kurang baik mengakibatkan terlambatnya

waktu makan dari pegawai pramugraha. Kualitas makanan dan minuman yang

disediakan didapatkan cukup, tidak kurang dan tidak baik.

Penulis akan menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap

kebutuhan eksistensi terhadap gaji dengan uraian sebagai berikut:

Penilaian: 3 = Jawaban baik

2 = Jawaban cukup

1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala

Untuk nilai tertinggi kategori baik : 3x5x2 = 30

Untuk nilai terendah kategori kurang : 1x5x2 = 10

(41)

Nilai tertinggi pilihan

(42)

Perhitungan untuk mengetahui interval skala

Total responden Baik 3x3 = 9

Cukup 2x5 = 10

Kurang 1x2 = 2 +

21

Kurang Cukup Baik

10 16,7 23,4 30

Berdasarkan table 2.8, penulis menganalisi berikut:

1. Sistem pemberian gaji yang diberikan kepada pramugraha, dari 5

responden 2 responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup

dan 1 responden berpendapat kurang.

2. Kesesuaian waktu pemberian gaji kepada pramugraha, dari 5 responden 1

responden berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup dan 1

(43)

Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.8 yaitu didapat responden

yang berpendapat baik adalah 3, responden yang berpendapat cukup adalah 5 dan

responden yang berpendapat kurang adalah 2 .

Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan eksistensi dalam gaji berada pada nilai 21. Dengan begitu

dapat termasuk pada kategori Kurang.

Kebutuhan Eksistensi dalam gaji termasuk ke kategori kurang

dikarenakan adanya keterlambatan pemberian gaji ditiap bulannya dan

sistem pemberian gaji yang tidak terpaku atas waktu kerja pegawai

pramugraha.

.

Penulis akan menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap

kebutuhan eksistensi terhadap kondisi kerja dengan uraian sebagai berikut:

Penilaian: 3 = Jawaban baik

2 = Jawaban cukup

1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala

Untuk nilai tertinggi kategori baik : 3x5x4 = 60

Untuk nilai terendah kategori kurang : 1x5x4 = 20

(44)

Nilai tertinggi pilihan

(45)

Perhitungan untuk mengetahui interval skala

Total responden Baik 3x6 = 18

Cukup 2x9 = 18

Kurang 1x5 = 5 +

41

Kurang Cukup Baik

20 33,33 46,66 60

Berdasarkan table 2.9, penulis menganalisi berikut:

1. Area trolly sekitar pramugraha, dari 5 responden 2 responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup dan 1 responden berpendapat

kurang.

2. Kerapihan seragam kerja yang digunakan oleh pramugraha, dari 5

responden 1 responden berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup

dan 1 responden berpendapat kurang.

3. Keadaan pantry yang digunakan oleh pramugraha, dari 5 responden 1

responden berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup dan 1

(46)

4. Keadaan peralatan pendukung yang digunakan oleh

pramugraha, dari 5 responden 2 responden berpendapat baik, 1

responden berpendapat cukup dan 2 responden berpendapat

kurang.

Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.9 yaitu didapat responden

yang berpendapat baik adalah 6, responden yang berpendapat cukup adalah 9 dan

responden yang berpendapat kurang adalah 5.

Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan eksistensi dalam kondisi kerja berada pada nilai 41. Dengan

begitu dapat termasuk pada kategori Kurang.

Hal ini dikarenakan perlatan pendukung juga keadaan pantry yang

sudah tidak baik, dan trolly yang sudah kurang baik untuk digunakan. Secara keselurang, aspek kebutuhan eksistensi dari pegawai

pramugraha dapat dilihat di tabel berikut:

TABEL 3.1

NILAI DAN KRITERIA DARI ASPEK KEBUTUHAN EKSITENSI

PEGAWAI

PRAMUGRAHA DI TOPAS GALERIA HOTEL BANDUNG

No Aspek Nilai Kriteria

1 Makan dan minum 19 Kurang

2 Gaji 21 Kurang

3 Kondisi Kerja 41 Kurang

Total 81

(47)

Tabel di atas dapat dihitung dengan uraian seperti berikut:

Penilaian: 3 = Jawaban baik

2 = Jawaban cukup

1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala

Untuk nilai tertinggi kategori baik : 3x5x8 = 120

Untuk nilai terendah kategori kurang : 1x5x8 = 40

Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah : 120 – 40 = 26,66

Nilai tertinggi pilihan 3

Perhitungan untuk mengetahui interval skala

Total responden Baik 3x11 = 33

Cukup 2x16 = 32

Kurang 1x9 = 9 +

74

Kurang Cukup Baik

40 66,66

(48)

Dapat disimpulkan dari keseluruhan aspek dalam kebutuhan eksistensi

masih dikategorikan kurang. Hal ini didapat dari perhitungan seluruh aspek dalam

kebutuhan eksistensi.

B. Analisis Mengenai Kebutuhan Keterhubungan Pramugraha Di Topas Galeria Hotel Bandung

Kebutuhan keterhubungan ini mengacu pada interaksi yang terjadi pada

pegawai pramugraha terhadap lingkungan sekitar. Interaksi ini memicu adanya

komunikasi yang saling terjalin dalam suatu hubungan kerja.

Melalu perhitungan skala likert kebutuhan keterhubungan ini, penulis akan

menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap kebutuhan

keterhubungan dalam kepuasan berinteraksi dengan lingkungan dengan uraian

sebagai berikut:

Penilaian: 3 = Jawaban baik

2 = Jawaban cukup

1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala

Untuk nilai tertinggi kategori baik : 3x5x4 = 60

Untuk nilai terendah kategori kurang : 1x5x4 = 20

(49)

Nilai tertinggi pilihan

3

(50)

Perhitungan untuk mengetahui interval skala

Total responden Baik 3x7 = 21

Cukup 2x10 = 20

Kurang 1x3 = 5 +

46

Kurang Cukup Baik

20 33,33 46,66 60

Berdasarkan table 2.10, penulis menganalisi berikut:

1. Interaksi yang terjadi antara pramugraha dengan atasannya., dari 5

responden 2 responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup

dan 1 responden berpendapat kurang.

2. Interaksi yang terjadi antara pramugraha dengan karyawan dari

departemen lain, dari 5 responden 1 responden berpendapat baik, 3

responden berpendapat cukup dan 1 responden berpendapat kurang.

3. Komunikasi kerja yang terjalin di pramugraha, dari 5 responden 2

responden berpendapat baik,dan 3 responden berpendapat cukup. Tidak

(51)

4. Dampak komunikasi terhadap proses kerja pramugraha, dari 5 responden 2

responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup dan 1

responden berpendapat kurang.

Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.10 yaitu didapat responden

yang berpendapat baik adalah 7, responden yang berpendapat cukup adalah 10

dan responden yang berpendapat kurang adalah 3.

Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

keterhubungan berada pada nilai 46. Dengan begitu dapat termasuk pada kategori

Kurang.

Ini dikarenakan adanya interaksi yang kurang baik antar para pramugraha

dan atasan juga dengan pegawai dari departemen lain sehingga membuat adanya

hubungan dan komunikasi yang kurang efektif dan kurang baik.

C. Analisis Mengenai Kebutuhan Perkembangan Pramugraha Di Topas Galeria Hotel Bandung

Kebutuhan perkembangan sangat berpengaruh pada kinerja dari pegawai

pramugraha tersebut. Terlihat bahwa kebutuhan perkembangan ini bisa dilakukan

dengan cara pelatihan yang diberikan kepada pramugraha agar mereka lebih cakap

dalam pekerjaannya.

Melalu perhitungan skala likert kebutuhan perkembangan ini, penulis akan

menghitung data tanggapan karyawan kantor depan terhadap kebutuhan

(52)

Penilaian: 3 = Jawaban baik

2 = Jawaban cukup

1 = Jawaban kurang

Perhitungan untuk mengetahui rentang skala

Untuk nilai tertinggi kategori baik : 3x5x3 = 45

Untuk nilai terendah kategori kurang : 1x5x3 = 15

Rentang Skala = Nilai tertinggi – nilai terendah : 45 – 15 = 10

Nilai tertinggi pilihan 3

Perhitungan untuk mengetahui interval skala

Total responden Baik 3x5 = 15

Cukup 2x6 = 12

Kurang 1x4 = 4 +

31

Kurang Cukup Baik

15 25

35

(53)

Berdasarkan table 2.10, penulis menganalisi berikut:

1. Kecakapan yang dimiliki pramugaraha, dari 5 responden 1 responden

berpendapat baik, 3 responden berpendapat cukup dan 1 responden

berpendapat kurang.

2. Dampak training terhadap performa pramugraha, dari 5 responden 1

responden berpendapat baik, 2 responden berpendapat cukup dan 1

responden berpendapat kurang.

3. Sikap pramugraha dalam menyikapi training yang diberikan, dari 5

responden 2 responden berpendapat baik,dan 3 responden berpendapat

cukup. Tidak ada yang berpendapat kurang dalam poin ini.

Total dari tanggapan yang didapat dari tabel 2.11 yaitu didapat responden

yang berpendapat baik adalah 5, responden yang berpendapat cukup adalah 10

dan responden yang berpendapat kurang adalah 3.

Berdasarkan analisis yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

eksistensi dalam gaji berada pada nilai 31. Dengan begitu dapat termasuk pada

kategori Kurang.

Hal ini dikarenakan salahnya pemberian pelatihan terhadap pegawai

pramugraha dimana mengakibatkan adanya kurangnya dampak yang didapat oleh

pegawai pramugraha. Pegawai yang kurang cakap akan kurang memahami isi dari

(54)

Berdasarkan data – data yang dikumpulkan dan alisis yang lakukan dalam

bab – bab sebelumnya, di bab IV ini penulis akan memberikan kesimpulan dan

saran atas motivasi pegawai pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung agar

motivasi pegawai pramugraha dapat meningkat dan mencapai tujuan pekerjaan.

Adanya uraian kesimpulan yang penulis uraikan sebagai berikut :

1. Pemenuhan atas kebutuhan eksistensi pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung dapat disimpulkan kurang. Kesimpulan ini penulis ambil dari

hasil analisis pada aspek makan dan minum didapat dengan interval skala

likert yang menunjukkan angka di 19 dari range interval 30 sampai 10.

Dalam aspek gaji, didapat angka 21 dari range interval 30 sampai 10.

Kondisi kerja juga masih belum terbilang baik, terlihat dari kategori

analisis yang memiliki nilai 41 dari interval 60 sampai 20 yang termasuk

kategori kurang. Secara keseluruhan, kebutuhan eksistensi didapati nilai

74 dari range interval 40 sampai 120.

2. Pemenuhan atas kebutuhan keterhubungan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung dapat disimpulkan kurang. Ini dikarenakan hasil dari

analisis yang penulis lakukan menggunakan skala likert pada bab

sebelumnya, yang memiliki nilai 46 dari interval 60 sampai 20

(55)

3. Pemenuhan atas kebutuhan perkembangan pramugraha di Topas Galeria Hotel Bandung dapat disimpulkan kurang. Ini juga didapatkan dari hasil

analisis yang penulis lakukan menggunakan skala likert pada bab

sebelumnya, yang mencapai nilai 31 pada skala 45 – 10.

4. Saran

Berdasarkan analisis yang telah penulis buat di bab sebelumnya, penulis

mencoba memberikan masukan dan saran untuk Topas Galeria Hotel Bandung

agar mencapai tujuan pekerjaannya, hal itu sebagai berikut :

1. Saran untuk kebutuhan eksistensi adalah sebaiknya pemberian segala

macam kebutuhan dasar selalu diprioritaskan agar tidak adanya pegawai

yang tidak terpenuhi kebutuhannya. Dengan kebutuhan dasar yang

terpenuhi, diharapkan pegawai pramugraha dapat bekerja dengan

maksimal.

2. Saran untuk kebutuhan keterhubungan adalah adanya acara bersama antar

para pegawai pramugraha dengan pegawai dari departemen lainnya juga

para atasan. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan interaksi yang baik

dan sehat serta komunikasi yang lancar dan tidak adanya miss communication yang terjadi ketika bekerja.

3. Saran untuk kebutuhan perkembangan adalah terciptanya jadwal dan

pelatihan rutin yang dilakukan oleh manajemen agar para pegawai

pramugraha dapat senantiasa bekerja dengan kemampuan yang lebih baik,

kemampuan baru yang bisa diaplikasikan ke pekerjaannya, juga

Gambar

TABEL 2.1JENIS, HARGA DAN JUMLAH KAMAR TAMU
GAMBAR 2.1STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN TATA GRAHA
TABEL 2.2PEMBAGIAN JAM KERJA BAGIAN TATA GRAHA
TABEL 2.3JUMLAH KARYAWAN BAGIAN TATA GRAHA
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Beberapa kelemahan dapat dilihat dari beberapa faktor seperti waktu pelayanan relatif lama dikarenakan masih menggunakan sistem antrian dan tidak memungkinkan warga mendapatkan

Di Indonesia teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu 5 tahunan , yang te

materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh- sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Menyampaikan

Akibatnya, fungsi dari material yang bioresorbable adalah berperan dalam proses dinamis pembentukan dan reabsorbsi yang terjadi di dalam jaringan tulang; dengan demikian,

Oleh karena itu pada penelitian ini di desain sistem kontrol kecepatan motor BLDC berbasis Fuzzy Logic Controller untuk mengetahui bagaimana respon kecepatan dari motor

Internet dapat memotong berbagai perantara (disintermediation) yang dapat menciptakan efisiensi bagi perusahaan, dan lebih dari itu Internet “memanjakan” pelanggan. Dengan

Nama sediaan : Kapsul Piroksikam.. Zat berkhasiat : 20 mg Piroksikam

Dari permasalahan di atas, timbul gagasan untuk merancang sebuah sistem peramalan dengan menggunakan jaringan saraf tiruan jumlah penumpang kereta api dan menganalisis parameter –