• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN REDAKSI. Pelindung : Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung. Penanggung Jawab: Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN REDAKSI. Pelindung : Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung. Penanggung Jawab: Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN REDAKSI

JURNAL KEPERAWATAN 'AISYIYAH (JKA) Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014

Pelindung :

Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung Penanggung Jawab: Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid

Ketua Dewan Redaksi : Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO

Sekretaris : Perla Yualita, S.Pd., M.Pd

Bendahara: Riza Garini, A.Md.

Mitra Bastari: Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D.

DR.Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yosef, S.Kp., MSi., MN. Irma Nursanti, M.Kep., Sp. Mat.

Penyunting/Editor:

Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. (Editor Bahasa) Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep. (Editor Keperawatan)

Setting/Layout: F. Mugia Mukti, S.Sn.

Pemasaran dan Sirkulasi:

Nandang JN., S.Kp., M.Kep., Ns., Sp.Kep.Kom.

Alamat Redaksi:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269

email: mwac.aisyiyah_bdg@yahoo.com jurnal_aisyiyahbdg@yahoo.co.id

(2)

DAFTAR ISI

1-6 7-17 19-27 29-46 47-55 57-67 69-76 77-85 87-92 93-101 1. Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik terhadap Penurunan Tekanan Darah

pada Lansia dengan Hipertensi

Popy Irawati, Salami, Irma Halimatus Sadiah ... 2. Efektivitas Akupuntur terhadap Mual pada Pasien yang sedang Menjalani

Pengobatan TB

Yayat Hidayat ... 3. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Manajemen Waktu Perawat

Dengan Pendokumentasian Keperawatan

Inggriane Puspita Dewi ... 4. Pengaruh Biblioterapi Versi Islam Terhadap Kesejahteraan Spiritual pada

Pasien Penyakit Jantung Koroner

Triana Dewi Safariah ... 5. Pengaruh Supervisi Klinik Ketua Tim Model 4S terhadap Kinerja Perawat

Pelaksana dalam Metode Asuhan Keperawatan Tim

Dewi Mustikaningsih ... 6. Pengaruh Pemberian Edukasi Batuk Efektif Terhadap Kemampuan

Pengeluaran Sekret Paska Narkose Umum

Elizabeth Ari, Yustina Suparni ... 7. Perilaku Seksual Mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi

Kebidanan ‘Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2011-2012

Angga Wilandika, Popy Siti Aisyiyah, Yulianti ... 8. Manajemen Pemberdayaan Kader dengan Pendekatan Intervensi

Berjenjang dalam Pelayanan Keperawatan Komunitas pada Lansia dengan Gangguan Mobilisasi

Nandang Jamiat ... 9. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan tentang

Pengaruh Seks Dini terhadap Kesehatan Reproduksi

Sajodin ... 10. Pengetahuan Jargon Proses Keperawatan HIV-AIDS pada Mahasiswa

Tingkat I Tahun Akademik 2013/2014 STIKes ‘Aisyiyah Bandung

(3)

ARTIKEL PENELITIAN

JKA. 2014;1(1): 69-76

69

PERILAKU SEKSUAL MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN

DAN AKADEMI KEBIDANAN 'AISYIYAH BANDUNG

TAHUN AKADEMIK 2011-2012

Angga Wilandika, Popy Siti Aisyiyah, Yulianti STIKes ‘Aisyiyah Bandung

wiland.angga@gmail.com ABSTRAK

Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan 'Aisyiyah Bandung merupakan satu-satunya perguruan tinggi kesehatan yang berbasis Islami di kota Bandung. Mengemban Visi menjadi satu-satunya perguruan tinggi kesehatan yang unggul dengan menjunjung nilai-nilai islami. Melalui salah satu misinya mengembangkan Ilmu untuk kepentingan pembangunan kesehatan untuk mendukung pencapaian MDGs. Salah satunya indikator MDGs yang ke-6 yaitu memerangi HIV AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya. Terutama dalam meningkatkan persentase pengetahuan yang komprehensif mengenai HIV–AIDS pada usia 15 -24 tahun. Berkaitan dengan pencapaian tujuan indikator tersebut, tentunya masih mendapatkan permasalahan terutama masih adanya kejadian perilaku yang menyimpang dari mahasiswa stikes setiap tahunnya. Berdasarkan laporan dari PUDIR kemahasiswaan kejadian hamil di luar nikah setiap tahunnya sekitar 1.7%.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku seksual yang diorientasikan pada lawan jenis (heteroseksual) mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan 'Aisyiyah Bandung tahun akademik 2011-2012. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan deskriptif non-experiment dengan menggunakan cross sectional design pada subjek penelitian mahasiswa Akper 'Aisyiyah Bandung. Subjek penelitian berjumlah 104 orang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku seksual yang paling banyak dilakukan mahasiswa Akper dan Akbid 'Aisyiyah Bandung adalah berpegangan tangan dan berpelukan dalam bentuk menyentuh, menggenggam, menggandeng tangan, merangkul, menggandeng tangan dengan intensitas jarang (90%). Perilaku necking, petting, oral seks, dan hubungan seksual berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil mahasiswa yaitu kurang dari 35%. Meskipun demikian, peneilitian ini merupakan salah satu langkah untuk memahami pergeseran perilaku yang ada guna membuat suatu tindakan baik preventif, kuratif, ataupun promotif. Dalam bidang keperawatan, hal ini akan sangat berhubungan sekali dengan proses pengkajian dan perencanaan asuhan keperawatan.

Kata kunci: perilaku seksual, lawan jenis dan mahasiswa

ABSTRACT

’Aisyiyah Nursing Academy Bandung and 'Aisyiyah Midwifery Academy Bandung is the only school of health based in Islamic principle in Bandung. One of its mission to develop health sciences that can assist to reach the MGDs goals especially in combating HIV-AIDS through a comprehensive education in HIV-AIDS for students aged 15 – 24 years. To achieve that goals, there has found the problem regarding seksual behavior in students. According to the report of Vice Director of Studdent Affairs, the incident of pregnant by accident about 1.7% annualy.

(4)

PENDAHULUAN

Permasalahan dibidang kesehatan provinsi Jawa Barat yaitu perkembangan penyakit AIDS terus menunjukan peningkatan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra ekonomi di Indonesia, meningkatnya prilaku seksual yang tidak aman, meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntik secara simultan memperbesar tingkat resiko penyebaran AIDS, dan tercatat sebagai provinsi Jawa Barat ditingkat nasional sebagai provinsi tertinggi penderita penyakit AIDS. (Pro il Dinkes Jabar 2009).

Kondisi penyebaran kasus HIV/AIDS dan perilaku seks bebas di Jawa Barat, khususnya di kalangan remaja masih menempati posisi diatas. Berdasarkan laporan perkembangan HIV AIDS triwulan I tahun 2012 Dirjen Pengendalian Penyakit dan penyehatan lingkungan melaporkan bahwa Jawa Barat jumlah kasus HIV-AIDS dalam lima tahun terakhir cenderung meningkat. Pada 2009, jumlah penderita HIV mencapai 9.793 dan AIDS 3863. Angka ini meningkat pada 2010

dengan penderita HIV 21.591 dan AIDS 5.744. Kemudian pada 2011 menjadi HIV 21.031 dan AIDS 4.162. Hingga Mei 2012, jumlah penderita HIV tercatat 5.991 dan AIDS 5510.

Dalam laporan triwulan I tersebut dilaporkan bahwa resentasi kasus HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 15-29 tahun sebanyak 75,4% sementara kasus AIDS pada usia 30-39 tahun sebanyak 35.9%. Faktor resiko tertinggi pula dilaporkan adalah pada hubungan seks tidak aman pada heteroseksual 77 %, pengguna jarum suntik 8.5 %, Penularan ibu positif HIV pada anaknya 5,1 % dan laki seks laki 2.7 %. Kejadian Hiv positif menjadi penyakit AIDS berlangsung selama 5-10 tahun, maka apabila dikaitkan dengan usia yang terkena AIDS dengan faktor resikonya maka hal ini dapat disebabkan karena perilaku seks di masa remaja terdahulu yang tidak aman.

Komisi Penanggulangan AIDS melaporkan bahwa kota Bandung menempati peringkat tertinggi dalam penularan HIV-AIDS di Jawa Barat. Bandung merupakan kota pilihan masyarakat yang strategis baik sebagai

70 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014

The purpose of this study is to describe sexual behaviors that oriented in the opposite sex (heterosexual) in students at 'Aisyiyah Nursing Academy Bandung and 'Aisyiyah Midwifery Academy Bandung, academic year 2011 - 2012. This study was designed with non-descriptive approach using a cross-sectional design. The sample included 104 persons.

The results showed that sexual behavior is the most widely performed are holding hands and touching, holding, embracing, holding hands with a rare intensity (90%). Based on the result behaviors such as necking, petting, oral sex, and sexual intercourse showed less than 35%. Nonetheless, this study is one step to understand the shift of behavior in order to make a good preventive, curative, promotive actions. In the ield of nursing, it would be highly correlated at all with the nursing process.

(5)

pariwisata, perhotelan, pendidikan serta perdagangan. Kemajuan peradaban yang maju selain memberikan dampak positif pasti disertakan pula dengan dampak negatif dari suatu liberalisme berupa seks bebas, serta narkoba. Berdasarkan data BKKBN bahwa sekitar 47 % remaja di kota bandung telah melakukan seks bebas. Selain itu hasil polling lembaga Swadaya Masyarakat Sahabat Anak dan Remaja Indonesia mengungkapkan bahwa 44.8 % mahasiswa sering melakukan hubungan intim di kamar kos.

Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan 'Aisyiyah Bandung merupakan satu-satunya perguruan tinggi kesehatan yang berbasis Islami di kota Bandung. Mengemban Visi menjadi satu-satunya perguruan tinggi kesehatan yang unggul dengan menjunjung nilai-nilai islami. Melalui salah satu misinya mengembangkan Ilmu untuk kepentingan pembangunan kesehatan untuk mendukung pencapaian MDGs. Salah satunya indikator MDGs yang ke-6 yaitu memerangi HIV AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya. Terutama dalam meningkatkan persentase pengetahuan yang komprehensif mengenai HIV –AIDS pada usia 15 -24 tahun. Berkaitan dengan pencapaian tujuan indikator tersebut, tentunya masih mendapatkan permasalahan terutama masih adanya kejadian perilaku yang menyimpang dari mahasiswa stikes setiap tahunnya. Berdasarkan laporan dari PUDIR kemahasiswaan kejadian hamil di luar nikah setiap tahunnya sekitar 1.7%. Hal ini bertentangan dengan penelitian dari Miftah Aulia bahwa seseorang dengan religiusitas

tinggi cenderung beresiko rendah melakukan perilaku seksual bebas. Walaupun angka kejadian kecil namun tetap harus mendapat perhatian penuh. Karena fenomena pengakuan seseorang pernah melakukan hubungan seksual pada mahasiswa adalah sepertri fenomena gunung es. Hanya bisa terlihat di area permukaan saja yaitu pada saat mahasiswi tersebut diketahui hamil. Sementara sebetulnya perlu ditelusuri lagi bagaimana gambaran perilaku seksual yang sebenarnya dilakukan di kalangan mahasiswa Akper 'Aisyiyah Bandung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual yang diorientasikan pada lawan jenis (heteroseksual) mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan 'Aisyiyah Bandung tahun akademik 2011-2012.

METODOLOGI

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif non experiment dengan menggunakan cross sectional design. Subjek penelitian berjumlah 104 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampel. Adapun kriteria mahasiswa yang dapat dijadikan sampel adalah berusia 18-24 tahun, mempunyai pasangan atau pacar, dan belum menikah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan Skala Likert. Kuesioner penelitian merupakan kuesioner yang telah dilakukan uji reliabilitas dan validitas oleh

71

JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014

Perilaku Seksual Mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan 'Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2011-2012

(6)

Wanti Mutiara Sari (2009), dengan nilai uji realibilitas 0.89 dan uji validitas 0.479-0.83. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil gambaran perilaku seksual mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan Aisyiyah Bandung dapat dilihat pada tabel 1.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku seksual yang paling banyak dilakukan mahasiswa Akper dan Akbid 'Aisyiyah

Bandung adalah berpegangan tangan dan berpelukan dalam bentuk menyentuh, menggenggam, menggandeng tangan, merangkul, menggandeng tangan. Berpegangan tangan dan berpelukan walaupun secara agama islam merupakan hal yang dilarang namun tampaknya saat ini telah dianggap hal yang wajar dilakukan dalam proses interaksi heteroseksual, sehingga 90% mahasiswa melakukannya dengan intensitas jarang. Tingginya frekuensi mahasiswa dalam

Indikator Melakukan Intensitas perilaku melakukan

Ya Tidak Jarang Kadang Selalu Sering Tdk Pernah

Perilaku Berpelukan Memeluk Merangkul Perilaku Necking Mencium Kening Mencium pipi Mencium bibir Mencium Leher Mencium Buah dada

Perilaku Meraba bagian tubuh yang sensitif

Meraba buah dada Meraba alat kelamin (terhalang pakaian) Meraba alat kelamin (tanpa pakaian)

Menempelkan alat kelamin (tanpa pakaian)

Menempelkan alat kelamin (dengan perantara pakaian)

Perilaku Oral Seks

Oral seks

Perilaku seksual Intercourse

Seksual intercourse (dengan kondom) Tanpa kondom

1. Perilaku Berpegangan Tangan

Menyentuh tangan Menggenggam Menggandeng 90.4% 85.6% 85% 9.6% 14.4% 85% 22.1% 28,8% 29% 28,8% 26.9% 29% 18,3% 14.4% 14% 21,2% 15.4% 13% 9.6% 14.4% 19% 60.6% 51.9% 39.4% 48.1% 25% 26.9% 17.3% 11.5% 4,3% 1.9% 13.5% 11.5% 39.4% 48.1% 39.4% 39.4% 30.8% 12.5% 5% 60.6% 60.6% 69.2% 87.5% 95.2% 21% 21.2% 20.2% 8.7% 3.8% 20.2% 12.5% 6.7% 2.9% 0% 0% 0% 1% 0% 1% 7% 5.8% 2.9% 1% 0% 63% 60.6% 69.2% 87.5% 95.2% 3.8% 2.9% 2.9% 3.8% 3.8% 96.2% 97.1% 97.1% 96.2% 96.2% 5% 3% 2.9% 3.8% 2.9% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1% 1% 0% 0% 0% 98% 96.2% 97.1% 96.2% 97.1% 3.8% 96.2% 3.8% 0% 0% 0% 96.2% 1% 1% 99% 99% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 99% 99% 2. 3. 4. 5. 6.

Tabel 1. Hasil gambaran perilaku seksual mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Bandung

72 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

(7)

melakukan perilaku tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya berpegangan merupakan ekspresi perasaan sayang yang dapat menimbulkan perasaan aman dan nyaman (Irawati, 1999 dalam Komalasari, 2008). Walaupun demikian pada mahasiswa Akper melakukannya dengan intensitas jarang hal ini membuktikan bahwa mahasiswa masih mempunyai ketakutan atau memang pada kondisi tertentu melakukan perilaku tersebut. Namun hal ini tidak bisa dianggap sepele di kalangan mahasiswa dikarenakan perilaku berpegangan tangan dapat menimbulkan keinginan untuk mencoba perilaku seksual lainnya hingga kepuasan seksual tercapai (sarwono, 2000).

Pola hubungan berpacaran setiap generasi selalu mengalami perubahan. Sejalan dengan Hurlock (1980) bahwa pola hubungan berpacaran jaman dulu cenderung masih mempunyai moral positif seperti bertemu hanya di rumah orang tua, pulang pada waktunya, menganggap berciuman dan bercumbu sebagai perbuatan yang kurang baik dan salah, sekalipun sudah bertunangan. Sementara pada masa modern , sikap-sikap moral itu mulai memudar, baik di pedesaan terlebih lagi di perkotaan. Hal tersebut juga yang terjadi dalam perilaku seksual mahasiswa Akper dan Akbid terhadap pasangannya yang ditunjukan bahwa berpelukan dan berpegangan tangan dianggap sebagai hal yang wajar.

Perilaku necking, petting, oral seks, dan hubungan seksual berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil mahasiswa yaitu

kurang dari 35 %. Hal ini dikarenakan mungkin masih adanya norma yang mengikat para individu untuk menjaga hubungan pacaran dalam batas wajar. Menurut Arianto (2008) bahwa individu yang memilki ikatan norma yang kuat cenderung melakukan hubungan seksual setelah ada ikatan pernikahan yang sah. Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan Aisyiyah Bandung merupakan perguruan tinggi islam, maka norma dan aturan yang ditegakkan adalah norma agama islam. Jika kita tinjau dari norma agama, menyentuh seseorang yang bukan muhrimnya merupakan zina. Zina adalah suatu perbuatan yang diangggap dosa besar dalam agama islam karena melakukan hubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan. Namun adanya pranata sosial yang mendorong terhadap pelarangan perilaku seksual tetap saja ada mahasiswa yang melanggar norma tersebut. Hal ini dikarenakan adanya energi yang besar pada masa remaja cenderung mempunyai hawa nafsu yang besar pula. Selain itu perilaku seksual seseorang secara individu dipengaruhi oleh tingkat intelektual mahasiswa.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seks rmahasiswa, yaitu : 1) mahasiswa sebagai remaja mengalami perubahan hormonal yang dapat meningkatkan hasrat seksual remaja, 2) penundaan usia perkawinan yang dialami mahasiswa karena sedang menempuh pendidikan sehingga penyaluran hasrat seksual itu tidak dapat segera dilakukan pada orang yang tepat, 3) Norma agama yang melarang hubungan seks sebelum menikah

73

JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014

Perilaku Seksual Mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan 'Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2011-2012

(8)

namun remaja yang tidak dapat menahan hawa nafsu akan cenderung melanggar norma agama, 4) Dengan semakin canggihnya tekhnologi (seperti internet) menyebabkan penyebaran informasi secara cepat dan mudah, baik informasi yang bersifat positif maupun negatif. Informasi yang diterima tersebut dapat mempengaruhi perilaku seksual seseorang, 5) adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat, seperti banyak tempat kos campur, batas jam malam yang longgar, dan kebebasan ruang untuk berkunjung (Sarwono, 2004).

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan remaja untuk mengendalikan dorongan seksnya (Purwoko, 2001), diantaranya seperti : a) Menjauhkan diri dari semua yang dapat merangsanMeskipun banyak hal yang dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan perilaku seksual namun sebagai manusia yang beragama dan tinggal dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu memperhatikan bagaimana tuntunan dan nilai-nilai agama serta pranata sosial yang ada di sekelilingnya. Terutama yang erat hubungannya dengan penyaluran dan pengendalian dorongan seks yang sedang melanda diri remaja. Tanpa memperhatikan hal tersebut berarti remaja tersebut telah mengabaikan tuntutan nilai dan moral yang terdapat dalam lingkungannya. Keadaan ini merupakan suatu hal yang sangat tercela bagi masyarakat yang sehat dan masih memegang teguh nilai-nilai luhur. Sebenarnya adg seks secara tidak alami, b) Menyiapkan program-program untuk mengisi waktu luang,

c) Membimbing dan menguatkan keinginan, d) Tindakan preventif secara total, e) Dukungan iman.

Pakar psikologi Suherman (2009), menyatakan bahwa maraknya perilaku seksual di kalangan mahasiswa salah satunya karena pengetahuan tentang seks sangat minim (www.pikiranrakyat.com). Pendidikan seksual menurut Sarwono (2004) adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi dan mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual, depresi dan perasaan berdosa. Pendidikan seks ini akan melibatkan peran perawat sebagai penyuluh

Penelitian-penelitian mengenai perilaku seksual merupakan salah satu langkah untuk memahami pergeseran perilaku yang ada guna membuat suatu tindakan baik preventif, kuratif, ataupun promotif. Dalam bidang keperawatan, hal ini akan sangat berhubungan sekali dengan proses pengkajian dan perencanaan asuhan keperawatan. Data-data yang didapat akan menjadi hasil kajian yang selanjutnya membantu dalam proses perencanaan asuhan keperawatan. Tidak semua asuhan keperawatan dapat dilakukan mandiri oleh perawat, sungguh implementasinya sangat dimungkinkan adanya kolaborasi yang baik dengan petugas kesehatan lainnya atau pihak dari luar bidang kesehatan. Asuhan keperawatan yang sudah dibuat dijadikan acuan dalam pelaksanakan intervensi terhadap permasalahan ini.

74 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

(9)

SIMPULAN

Pengawasan dan bimbingan terhadap penyaluran kebutuhan seksual pada mahasiswa harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Adanya pranata sosial seperti lingkungan kampus yang Islami tidak menjamin mahasiswa terbebas dari perilaku seksual yang menyimpang. Oleh karena itu peran dosen pembimbing akademik serta bagian kemahasiswaan harus mampu menjembatani hal-hal yang dapat meningkatkan pengendalian perilaku seksual. DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia

Al Rasyid, H. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Azwar, S. 2004. Reliabilitas dan Validitas.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baumer E.P. and S.J. South. 2001. Community Effects on Youth Sexual Activity. Journal of Marriage and Family; May 2001; 63, 2; Academic Research Library pg. 540. Available online at: http://www.proquest.com

Cahyaning Tyas. 2011. Gambaran Sikap terhadap perilaku seksual remaja pada remaja putri yang diberikanpendidikan seks oleh ayah sebagai orang tua tunggal. Skripsi Universitas Paradamina.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Availabel online at: www.kbbi. com

Dinas Kesehatan. 2002. Semiloka Upaya

Pencegahan PMS dan HIV/AIDS di Jawa Barat. Available online at : www.bkkbn.com Fadillah, H. 2004. Waspadai Seks Bebas Kalangan Remaja. Available online at: http://www.solusisehat.net

Halpern, C.T., et.al. 1997. Testosterone Predicts Initiation of Coitus in Adolescent Females. Journal of Psychosomatic Medicine 59:161-171. Available online at : http://www. proquest.com

Kozier & Erb's. 2008. Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice. Eight Edition. New Jersey: Pearson Education HMS, Masngudin. 2004. Kenakalan Remaja

Sebagai Perilaku Menyimpang Hubungannya dengan Keberfungsian Keluarga. Available online at: http//:www.depsos.go.id/ Balatbang/Puslitbang%20UKS/2004/ Masngudin.html-95k

Hurlock, B.E. 1976. Adolesenct development, Fourth Edition. Tokyo: Mc Graw-Hill

________ 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Mochtar, Agus. 2009. 51,5% Mahasiswi Bandung Melakukan Hubungan Seks di Rumah Kost. Majalah Konseling bacaan online khusus pria. Available at: http://www.konseling.net/info_hot/ bandung_seks_kos.htm (diakses tangga 8 April 2009)

Monks, F.J., dkk. 1999. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Mu'tadin, Z. 2004. Pendidikan Seks Pada Remaja. Available online at : http://www.

75

JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014

Perilaku Seksual Mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan 'Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2011-2012

(10)

psikologiums.net

Nugraha, B.D. 2004. Waspadai Seks Bebas Kalangan Remaja. Available online at: http://www.solusisehat.net

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Vol 1. Jakarta: EGC

Purwoko, Y. 2001. Memecahkan Masalah Remaja. Bandung: Nuansa

RAND Publication. 2002. Understanding the Sexual Behavior of Adolescents. Available online at: http://www.rand.org/ publication Rogi, Susan. 2007. Realitas Seks Bebas Anak Muda. Di ambil dari artikel Realitas SeKs Bebas AnaK Muda. Available online at : http://www.bahana-magazine.com

Santrock, J.W. 2005. A Topical Approach to Life-Span Development. New York: McGraw-Hill

Sarwono, S.W. 2004. Psikologi Remaja - Ed. Rev.,Cet.8. Jakarta: PT Raja Gra indo Persada

Small, Stephen A. And Tom L. 1994. Adolescent Sexual Activity: An Ecological, Risk-Factor Approach. Journal of Marriage and the Family; Feb 1994; 56, 1; Academic Research Library pg. 181. Available online at: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ e_journal_rasmen.pdf

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung: ALFABETA

________. 2007. Statiatika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA

Sukatno, O. 2002. Seks Para Pangeran. Yogyakarta: Bentang Budaya

Wahyudi. 2000. Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogyakarta: Lab Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM

Wahyudinata, M. 2007. Televisi Dan Pergeseran Konsep Seks Normatif : Pengaruh Tayangan Pornomedia Televisi Dan Agama Terhadap Sikap Seks Mahasiswa S1 Kota Surabaya. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA ISSN 1978-385X Vol. I No.1. Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk

Profesi Perawat. Jakarta: EGC

Zechmeister, J.S., Zechmeister, E.B, & Shaughnessy, J.J. 2001. Essential of Research Methods in Psychology. Singapore: McGraw Hill

76 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 (Studi Kasus Di Dprd Provinsi Jawa Tengah)1. Penata

Bedak kompak harus dapat menempel dengan mudah pada spons bedak dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak mudah pecah atau patah dengan penggunaan normal (Butler, 2000)..

Penambahan glutathione pada medium maturasi ataupun medium kultur dengan konsentrasi yang tepat untuk melindungi embrio dari serangan radikal bebas yang mungkin terjadi saat gamet

Berdasar potensi di atas, fokus yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mengakaji Membran Elektrolit dari Komposit Polimer PVA-LiOH dengan Nanopartikel Silika

ini didu2un3 oleh pe0nyataan P0esiden Asosiasi Pilot a0uda' Stephanus e00a0dus$. Stehanus membantah keterlambatan itu akibat ilot Garuda

Salah satu perhitungan alokasi unit penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang dilakukan dengan mempertimbangkan luas wilayah perairan Pandeglang, jumlah inputan, serta nilai

Pada model dengan menggunakan variabel dependen Indeks Gini, IPM juga merupakan sumber ketimpangan pembangunan yang sangat signifikan, dengan probabilitas sebesar

Keadaan preeklampsia berat dengan dan tanpa sindrom HELLP merupakan keadaan yang memerlukan penanganan yang serius, di tambah lagi dengan komplikasi lain yang memperberat