• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknik Industri dengan Menggunakan Metode Quality Function Development

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknik Industri dengan Menggunakan Metode Quality Function Development"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknik

Industri dengan Menggunakan Metode

Quality

Function Development

Ansarullah Lawi(1), Tonaas Kabul Wangkok Yohanis Marentek(2)

(1)

Program Studi Teknik Industri, Universitas Universal

Kompleks Maha Vihara Duta Maitreya, Bukit Beruntung, Sungai Panas, Batam 29456, Indonesia (1)

lawi_ansarullah@uvers.ac.id

ABSTRAK

Dinamika revolusi teknologi yang cukup pesat, seiring perubahan kebutuhan setiap perusahaan atau organisasi bisnis terkait skill tenaga kerja. Suatu fenomena yang banyak ditemui adalah meningkatnya ketimpangan lulusan Teknik Industri dalam memenuhi kualifikasi kebutuhan perusahaan saat ini. Dengan situasi seperti ini, perguruan tinggi sudah sewajibnya mengembangkan kualitas kurikulum dalam menghasilkan profil lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri modern.

Quality Function Deployment (QFD) adalah salah satu teknik dari Total Quality Management (TQM) di mana dapat diaplikasikan dalam proses pengembangan dan rancangan perbaikan berkelanjutan. Studi ini menggunakan QFD sebagai tool untuk mengembangkan kualitas profil lulusan Teknik Industri pada perguruan tinggi di Batam. Data-data yang dikumpulkan adalah rangkuman kualifikasi skill kebutuhan perusahaan untuk lulusan Teknik Industri berdasarkan iklan lowongan, dan matakuliah bidang sejenis yang ditawarkan oleh perguruan tinggi di Batam. Kedua kumpulan data ini kemudian dihubungkan dengan matriks House of Quality (HOQ).

Studi ini menghasilkan temuan di mana nilai tertinggi matakuliah yang memberi konstribusi banyak pada persyaratan kebutuhan pengguna lulusan adalah secara berturut-turut; Sistem Informasi Manajemen (8,2%), Enterprise Resource Planning (8,0%), Manajemen Teknologi (6,5%), Sistem Pengendalian Kualitas (6,2%), dan Perancangan Sistem Industri (5,9%). Usulan menambah materi pada kurikulum karena terkait kebutuhan kompetensi profil lulusan, di mana dirasakan sangat penting oleh organisasi bisnis saat ini berturut-turut adalah; Familiar with Oracle, Good command in speaking & writing English, Knowledge on plastics & molding process technology, Familiar in application of ISO 9001, ISO 14001 & ISO 26000, dan Having knowledge of TPM.

Rekomendasi pada peneitian ini selanjutnya menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan kurikulum saat ini pada Program Studi Teknik Industri Universitas Universal untuk menghasilkan profil lulusan yang sesuai dengan market signal kota Batam.

Kata kunci— Kurikulum, Profil Lulusan, Quality Function Deployment, House of Quality

I. PENDAHULUAN

Revolusi teknologi melahirkan banyak perubahan pada sosio-ekonomi, geopolitik dan demografis yang lebih luas, di mana masing-masing dimensi tersebut saling berinteraksi dan saling berketergantungan. Dengan perubahan-perubahan ini beberapa pekerjaan mengalami perubahan dari segi skill atau kompetensi yang dibutuhkan. Salah satu fenomena pada situasi ini dapat dilihat pada awal tahun 2016 yaitu sejak digulirkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di era MEA lulusan Perguruan Tinggi (PT) nasional dihadapkan situasi yang krusial dalam mengembangkan profil lulusan. Hal ini berkenan karena persaingan lulusan tidak hanya antar regional atau nasional saja, tetapi meluas ke negara-negara tetangga dalam memenuhi demand kualifikasi tenaga kerja pada organisasi bisnis di wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, banyak lulusan PT menganggur

(2)

karena adanya ketimpangan antara profil lulusan universitas dengan kualifikasi tenaga kerja siap pakai yang dibutuhkan perusahaan (Mikhael Gewati, 2016). Dengan kondisi seperti ini, PT sudah sewajibnya mengembangkan kualitas kurikulum dalam menghasilkan profil lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri modern.

Profil lulusan program studi Teknik Industri memiliki potensi area kompetensi yang kompleks dibanding program studi lainnya. Lingkup program studi ini, sangat luas dengan mencakup mulai dari lini produksi teknis (mikro) sampai ke lini manajemen strategis (makro) mengintegrasikan manusia, material, peralatan dan energi. Dengan kata kunci efektivitas, efisien, dan produktivitas, Teknik Industri mulai merambah ke area baru terkait rancangan dan implementasi dari Sistem Informasi yang mendukung proses produksi (Shtub & Cohen, 2016). Dengan dinamika kompleksitas dan pengaruh dari revolusi teknologi, maka seperti program studi lainnya, Teknik Industri dalam mengembangkan penyusunan kurikulum mengacu pada jenjang kualifikasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan SNPT (Standar Nasional Perguruan Tinggi). Namun dalam menetapkan profil lulusan Teknik Industri, ada 3 (tiga) persyaratan wajib yang harus dipertimbangkan antara lain (Arifin & Rahmawati, 2012); (1) masukan dari asosiasi program studi (dalam hal ini, BKSTI (Badan Kerjasama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri)), (2) menyesuaikan visi & misi institusi, dan (3) studi identifikasi keunggulan dan kearifan lokal yang memuat informasi mengenai kemampuan untuk menjawab persoalan dan tantangan yang berkembang atau muncul di daerah.

Poin nomor 3 di atas merupakan tujuan dari penelitian ini di mana daerah yang menjadi sasarannya adalah kota Batam, provinsi Kepulauan Riau. Metode QFD (Quality function Development) kemudian digunakan untuk menerjemahkan skill yang dibutuhkan oleh organisasi bisnis di daerah ke dalam kualitas kurikulum yang tepat sasaran. Analisa ini dapat dijadikan nilai unggul atau value-added yang bisa ditawarkan oleh program studi sebuah PT, karena kurikulum dasar setiap program studi sejenis biasanya sama saja dengan yang lainnya (Sallis, 2014).

Penelitian dengan metode QFD ini masih sangat minim digunakan dalam mengembangkan sistem pendidikan di PT. Dari jumlah yang minim tersebut, sebagian besar hanya menganalisa kualitas pelayanan pada proses pembelajaran. Suhendar & Suroto (2014) mengusulkan pengembangan pelayanan akademik universitas dengan memperhatikan urutan prioritas berdasarkan hasil pengolahan dan analisis QFD agar sesuai dengan harapan/keinginan mahasiswa. Demikian pula Nursyamsiah & Isti’adah (2008), dengan QFD, diberikan prioritas atribut proses pembelajaran yang perlu diperbaiki di lingkungan Universitas Islam Indonesia. Padahal dari hasil penelusuran peneliti, beberapa penelitian dari luar negeri telah menggunakan QFD untuk mengembangkan kualitas kurikulum yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan customer (pengguna lulusan). Salah satunya, Aytac & Deniz (2005) memberikan proposal kurikulum baru, yang disetujui untuk digunakan, pada Jurusan Tyre Technology, Kocaeli University Kosekoy Vocational School of Higher Education (KU-KVSHE) berdasarkan studi dengan metode QFD.

II. METODOLOGI

QFD (Quality function Development) adalah suatu metode terstruktur dalam mendengarkan suara

customer (pengguna) atau dikenal dengan VOC (Voice of Customer), dan mengoptimalkan rancangan, material dan proses guna memastikan harapan pengguna telah terpenuhi secara maksimal. Metode QFD tumbuh dari teknik TQM (Total Quality Management) atau manajemen mutu terpadu, yang kemudian dari istilah QFD tersebut timbul gagasan bahwa mutu berarti menghasilkan kepuasan pengguna dan tugas pengembangan mutu adalah memastikan produk tersebut tercipta sesuai dengan fungsinya (Nursyamsiah & Isti’adah, 2008).

Salah satu komponen utama dari QFD adalah HOQ (House of Quality) atau rumah mutu. Disebut demikian karena kemiripan dari strukturnya yang berbentuk sebuah rumah. HOQ adalah suatu tool grafis yang digunakan untuk menentukan hubungan antara keinginan pengguna dan kapabilitas dari produk atau jasa. Hal ini dilakukan dengan menggunakan suatu matriks korelasi antara keinginan pengguna dengan bagaimana sebuah organisasi akan mencapai keinginan-keinginan tersebut (Chen,

(3)

2007). HOQ kemudian memiliki beberapa sasaran yang diantaranya: (i) memenuhi persayaratan pengguna secara lebih efektif, (ii) meningkatkan kapabilitas dari organisasi, dan (iii) memaksimalkan tujuan dari organisasi.

A. Prioritas kebutuhan dari pengguna lulusan vs karakteristik kualitas (matakuliah)

Pada penelitian ini, stakeholder yang ditentukan adalah perusahaan-perusahaan yang membutuhkan lulusan Teknik Industri (pengguna lulusan) dan PT program studi Teknik Industri di regional kota Batam provinsi Kepulauan Riau. Kumpulan lowongan kerja pada iklan koran harian Batam Pos periode 2015-2017 dianggap sangat mewakili kebutuhan pengguna lulusan Teknik Industri di mana didapatkan sekitar 300 skill yang dibutuhkan oleh lebih dari 150 perusahaan manufaktur dan jasa. Semua kebutuhan tersebut kemudian dikumpulkan, dikategorikan, dan diurutkan rankingnya berdasarkan frekuensi permintaan pengguna lulusan dalam rentang 3 (tiga) tahun tersebut. Hasilnya dapat dijabarkan pada Tabel 5.1 di mana terdiri dari 21 item yang selanjutnya dijadikan input untuk membangun HOQ.

Tabel 2.1 Kebutuhan utama user lulusan teknik Industri dan peringkatnya

Requirements Rank of Importance

Good command in speaking & writing English 1

Computer literate 2

Able to interpret and understand drawing 3 Understand ERP System 4 Familiar with statistical tools 5 Quality/Process Improvement, Failure invest. 6 Have a good leadership and team work 7 Having knowledge of TPM is desirable. 8 Good Understanding for manpower calculation 9 Familiar with Oracle 10 Familiar in MRP or SAP system 11 Basic knowledge to make procedure (SOP) 12 Knowledge on plastics & molding process technology 13 Ability in data analysis and good in reporting 14 Have a knowledge in electronics industry 15 Knowledge of QMS & methods 16 Ability to lead projects involving cross-functional teams 17 Strong oral/written communication & interpersonal skills 18 Knowledge of supply chain practice 19 Familiar in application of ISO 9001, ISO 14001 & ISO 26000 20 Have knowledge about Machining and maintenance 21

Peneliti tidak mempertimbangkan mahasiswa sebagai salah satu stakeholder dengan alasan bahwa meskipun mahasiswa mengikuti kurikulum yang ada, biasanya mereka tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kompetensi yang diinginkan dari studinya. Selain itu, mahasiswa belum mampu menilai kualitas kurikulum berdasarkan sudut pandang pengguna lulusan. PT program studi-lah yang idealnya memiliki kompetensi untuk mengevaluasi matakuliah yang akan diambil oleh mahasiswa.

Setelah mendapatkan daftar prioritas kebutuhan skill lulusan Teknik Industri berdasarkan permintaan pengguna pada iklan lowongan kerja, berikutnya adalah menentukan karakteristik kualitas, dalam hal ini matakuliah yang diberikan oleh PT program studi Teknik Industri di Batam. Peneliti mempelajari kurikulum dan isinya dari 3 (tiga) PT di Batam yang memiliki program studi ini (Universitas Putera Batam, Universitas Riau Kepulauan, dan STT Ibnu Sina), mengelompokkan yang sejenis, dan memilih matakuliah yang mungkin mempengaruhi satu atau lebih persyaratan stakeholder atau kebutuhan prioritas dari pengguna. Matakuliah yang terpilih kemudian juga dijadikan input selanjutnya dalam membangun HOQ.

(4)

B. Membangun Struktur House of Quality (HOQ)

Atribut-atribut dari kebutuhan pengguna lulusan dihubungkan dengan karakteristik kualitas dari PT sehingga akan menghasilkan korelasi antara keinginan pengguna lulusan dengan karakteristik universitas dalam matrik hubungan, di mana selanjutnya akan ditemukan hubungan kuat, sedang, lemah, dan tidak memiliki hubungan. Setiap hubungan tersebut memiliki nilai bobot tersendiri. Apabila hubungan tersebut kuat maka nilai bobotnya 9, jika sedang nilai bobotnya 6, jika lemah nilai bobotnya 3, dan jika tidak mempunyai hubungan antara keduanya maka nilai bobotnya adalah 0 (kosong). Berhubung karena semua karakteristik mutu (matakuliah) mempunyai pengaruh positif satu sama lain, maka “atap” pada rumah mutu diabaikan. Pada ujung kanan rumah mutu di tambahkan evaluasi apakah untuk memenuhi kebutuhan pengguna lulusan perlu ditambahkan matakuliah baru atau penambahan SKS pada matakuliah yang sudah ada. Gambar 2.1 menampilkan detail rumah mutu atau HOQ yang dibangun.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada model matrik HOQ yang diterjemahkan dalam bentuk parameter teknik, sekitar 23% kurikulum prodi Teknik Industri di Batam perlu diperbaiki pada program rancangan berikutnya. Adapun pembahasan tentang hasil penerapan QFD pada Gambar 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Nilai tertinggi matakuliah yang memberi konstribusi banyak pada persyaratan kebutuhan pengguna lulusan Teknik Industri adalah secara berturut-turut; Sistem Informasi Manajemen (8,2%), Enterprise Resource Planning (8,0%), Manajemen Teknologi (6,5%), Sistem Pengendalian Kualitas (6,2%), dan Perancangan Sistem Industri (5,9%),

 Nilai terendah yang relevan dengan kebutuhan organisasi bisnis di Batam pada iklan lowongan kerja (jarang disebutkan) adalah secara berturut-turut sebagai berikut; Keselamatan dan Kesehatan Kerja (0,9%), Ekonomi Teknik(1,4%), Psikologi Industri (1,4%), Riset Operasi (1,5%), dan Manajemen Rantai Pasok (1,8%).

 Usulan menambah materi pada kurikulum (penambahan SKS atau matakuliah baru yang sejenis) karena terkait kebutuhan kompetensi profil lulusan, di mana dirasakan sangat penting oleh organisasi bisnis saat ini berturut-turut adalah sebagai berikut; Familiar with Oracle, Good command in speaking & writing english, Knowledge on plastics & molding process technology, Familiar in application of ISO 9001, ISO 14001 & ISO 26000, dan Having knowledge of TPM,

 Sedangkan materi yang dipertimbangkan sudah cukup atau bahkan over match pada kurikulum program studi Teknik Industri di Batam saat ini secara berturut-turut adalah sebagai berikut;

Quality/Process Improvement, Failure investigation, Knowledge of QMS & methods, Ability in data analysis and good in reporting, Good Understanding for manpower calculation, dan

Understand ERP System.

IV.PENUTUP

Metode QFD dapat digunakan untuk mengembangkan semua tingkatan aktivitas-aktivitas pendidikan di PT, mulai dari kualitas pelayanan, teknik pembelajaran, sampai pada perancangan kurikulum. Rekomendasi pada peneitian ini selanjutnya menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan kurikulum saat ini pada Program Studi Teknik Industri Universitas Universal untuk menghasilkan profil lulusan yang sesuai dengan market signal kota Batam.

(5)

Gambar 2.1 Penerapan QFD pada kajian kesesuaian kurikulum dan kebutuhan organisasi bisnis di Batam.

Relationship matrices symbols

Strong Relationship : - 9 Medium Relationship : - 6 Weak Relationship : - 3 R e la ti ve Im p o rt an ce Si ste m In fo rma si M an aj eme n M ate ma ti ka & Il mu A la m G amb ar T ek n ik Ek o n o mi T ek n ik P si ko lo gi In d u str i B ah as a In gg ri s O toma si S is te m P ro d u ks i M an aj eme n T ek n o lo gi Sta ti sti ka Er go n o mi d an P er an ca n ga n S is te m K er ja M an aj eme n S u mb er D ay a M an u si a K es el ama ta n d an K es eh ata n K er ja ( K 3 ) P ro se s M an u fa ktu r M an aj eme n P ro d u ks i d an O p er as io n al R is et O p er as i Si ste m M an u fa ktu r P er en ca n aa n d an p en ge n d al ia n p ro d u ks i P er an ca n ga n T ata L eta k Fa si lita s P ab ri k M an aj eme n R an ta i P as o k Si ste m P en ge n d al ia n K u al ita s P er an ca n ga n d an P en ge mb an ga n P ro d u k En te rp ri se R es o u rc e P la n n in g (E R P ) P er an ca n ga n S is te m In d u str i K ep emi mp in an M an aj eme n P ro ye k R e q . F u lf il lm e n t In d e x N e w C o u rse s N e ce ssi ty ? (Y e s/ N o ) R an ki n g 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Stakeholder Requirements

Good command in speaking & writing english 12.6 9 Y 20

Computer literate 12.5 27 N 14

Able to interpret and understand drawing 12.4 24 N 15

Understand ERP System 10.6 36 N 5

Familiar with statistical tools 8.6 33 N 8

Quality/Process Improvement, Failure invest. 7.9 87 N 1

Have a good leadership and team work 5.2 33 N 8

Having knowledge of TPM 3.9 18 Y 17

Good Understanding for manpower calculation 3.7 48 N 4

Familiar with Oracle 3.5 3 Y 21

Familiar in MRP or SAP system 2.9 24 N 15

Basic knowledge to make procedure (SOP) 2.8 33 N 8

Knowledge on plastics & molding process technology 2.3 12 Y 19

Ability in data analysis and good in reporting 1.9 57 N 3

Have a knowledge in electronics industry 1.9 33 N 8

Knowledge of QMS & methods 1.1 72 N 2

Ability to lead projects involving cross-functional teams 1.0 33 N 8

Strong oral/written communication & interpersonal skills 1.0 30 N 13

Knowledge of supply chain practice 1.0 36 N 5

Familiar in application of ISO 9001, ISO 14001 & ISO 26000 0.9 15 Y 18

Have knowledge about Machining and maintenance 0.6 36 N 5

Course Scores 254 113 124 42.3 43.2 119 129 203 104 58.8 175 29.1 145 176 47.4 158 129 128 56.4 194 58.8 249 183 95.4 91.5

Relative Importance (%) 8.2%3.6% 4.0% 1.4% 1.4% 3.8% 4.2%6.5%3.4% 1.9%5.6%0.9% 4.7%5.7%1.5%5.1% 4.2% 4.1% 1.8%6.2% 1.9%8.0% 5.9%3.1% 2.9%

Ranking 1 15 13 24 23 14 11 3 16 19 7 25 9 6 22 8 10 12 21 4 19 2 5 17 18

Stakeholders/User Needs

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z., & Rahmawati, L. E, 2012, SNPT- and KKNI-Based Curriculum Organization. In The Progressive & Fun Education Seminar (pp. 212–219).

Aytac, A., & Deniz, V, 2005, Quality Function Deployment in Education: A Curriculum Review. Quality & Quantity, 39, 507–514. https://doi.org/10.1007/s11135-004-6814-8.

Chen, S, 2007, "Using Quality Function Deployment to Plan Curricula in Higher Education". Journal of Human Resource and Adult Learning, 3(December), 39–49.

Mikhael, Gewati, 2016, Kenapa Lulusan Perguruan Tinggi Makin Susah Mendapat Pekerjaan? - Kompas.com. Retrieved December 10, 2016, http://edukasi.kompas.com/read/2016/04/23/17424071/Kenapa.Lulusan. Perguruan.Tinggi.Makin.Susah.Mendapat.Pekerjaan.

Nursyamsiah, S., & Isti’adah, T. 2008. "Implementasi Metode Quality Function Deployment (QFD) Untuk Perbaikan Proses Pembelajaran di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia". Aplikasi Bisnis, 7(9), 1198–1217.

Sallis, E, 2014, Total Quality Management in Education (Third Ed.). Routledge.

Shtub, A., & Cohen, Y, 2016, Introduction to Industrial Engineering (2nd Ed.), CRC Press.

Suhendar, E., & Suroto, 2014, Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Akademik Pada UB. Faktor Exacta, 7(4), 372–386.

Gambar

Tabel 2.1 Kebutuhan utama user lulusan teknik Industri dan peringkatnya
Gambar 2.1 Penerapan QFD pada kajian kesesuaian kurikulum dan kebutuhan organisasi bisnis di Batam

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang menjadi perhatian adalah apakah efusi pleura tersebut sebenarnya terjadi karena kanker paru atau memang bukan karena kanker paru dengan melihat kadar CEA

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data yang

Hasil riset tersebut juga mempunyai kecenderungan bahwa species yang tepat (species target) sebelum dimuliakan bila ditanam dengan teknik yang benar mampu

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah dokter umum, spesialis dan apoteker yang terlibat langsung dalam program rujuk balik di Kabupaten Kotawaringin Timur, yang

jika menggunakan pola pendekatan kelipatan modulo yang dibagi 2 dari setiap bilangan sisa, jika tidak habis dibagi 2 maka menggunakan kelipatan 13 itu sendiri

Bagi Pengusaha Kena Pajak, penghitungan kembali Pajak Masukan yang sudah dikreditkan pada Masa Pajak diperolehnya aktiva, harus dilakukan apabila aktiva tersebut

Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya, upaya itu

Berdasarkan hasil penelitian secara menyeluruh, disimpulkan bahwa sumber daya manusia penyuluh pertanian di Kabupaten Sigi memiliki potensi dalam memberikan penyuluhan