• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Lupus Nefritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Lupus Nefritis"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENULISAN

PENULISAN REFERA

REFERAT

T

LUPUS NEFRITIS

LUPUS NEFRITIS

Disusun oleh Disusun oleh  Asher Juniar   Asher Juniar  112014288 112014288

(2)

Pembimbing : dr. Sugiarto, SpPD Pembimbing : dr. Sugiarto, SpPD

FA!"

FA!"#A#AS $D%S $D%#$&A' #$&A' !&(DA!&(DA

$PA'(#$&AA' D$PA&#$)$' P$'*A(# DA"A) $PA'(#$&AA' D$PA&#$)$' P$'*A(# DA"A)

&!)A+

&!)A+ SA(# SA(# P!SA# A'AP!SA# A'A#A#A' DA&A# A#%# S%$-&%#' DA&A# A#%# S%$-&%#%%

14 )aret  21 )ei 201/ 14 )aret  21 )ei 201/

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Pu

Pui i ssuuuur r ehehadadirairat t #u#uhahan n **aang ng )a)aha ha $sa $sa ataatas s segsegala ala berberahah, , rahrahmamat t dandan arunia'a sehingga penusun dapat menelesaian presentasi tentang "upus 'e3ritis. arunia'a sehingga penusun dapat menelesaian presentasi tentang "upus 'e3ritis.

#u

#uuuan an dadari ri pepenunulilisasan n rere3e3erarat t inini i ununtutu  memememenunuhi hi sasalalah h sasatu tu ssararat at dadalalamm mene

menempuh uian mpuh uian epaepaniteniteraan lini raan lini di di bagibagian an DepaDepartemertemen n (lmu (lmu PenPenait ait DalaDalamm &SPAD atot Soebroto Jaarta. Disamping itu, presentasi asus ini dituuan untu &SPAD atot Soebroto Jaarta. Disamping itu, presentasi asus ini dituuan untu menambah pengetahuan tentang lupus ne3ritis.

menambah pengetahuan tentang lupus ne3ritis.

Pada

Pada esempatan esempatan ini ini penusun penusun ingin ingin menguapamenguapan terin terima ama asih sih ang ang sebesar5sebesar5 besarna epada dr 

besarna epada dr . Sugiarto, SpPD. Sugiarto, SpPDatas bantuan dan bimbingan ang telah diberianatas bantuan dan bimbingan ang telah diberian epada penusun selama penusunan presentasi asus ini.

(3)

%leh arena itu penusun mengharapan riti dan saran ang membangun untu perbaian dalam penulisan laporan asus di 6atu mendatang.

Jaarta, )ei 201/

(4)

DAFTAR ISI A#A P$'A'#A&... ii DAF#A& (S(... iii -A- ( P$'DA+!"!A' ... 1 -A- (( P$)-A+ASA'... 2 2.1 $pidemiologi... 2

2.2 $tiologi dan Patogenesis...2

2.7 +istopatologi inal...4

2.4 Pembuluh Darah (ntrarenal... 2.9 ambaran linis ...  2.9 Pemerisaan "abotarium...8

2.9.1 Antibodi Antinulear ... 8

2.9.2 Pemerisaan Darah ... 2.9.7 Antibodi Anti3os3olipid dan Antioagulan "upus ... 2.9.4 -iopsi inal ... 10

2./ Diagnosis ...10

2. #erapi ...12

2..1 #erapi Fase (ndusi ... 17

2..2 #erapi Fase Pemeliharaan ...14

2.8 Prognosis ...19

-A- ((( $S()P!"A'... 1/

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

"upus $ritematosus Sistemi ;"$S< merupaan penait aringan iat, etiologina tida elas dietahui dan termasu soluble immune omple=es disease, dimana gambaran linisna uup luas dapat melibatan bana organ tubuh, serta peralanan penaitna ditandai dengan remisi dan esaserbasi.;1<

Dari pengamatan "$S di seluruh dunia, penderitana lebih dari 0> merupaan perempuan. Dan pada umumna ebanaan teradi pada masa sebelum pubertas dan setelah menopause, ang menunuan bah6a metabolisme estrogen dan hubunganna dengan sistem eebalan tubuh mungin memainan peranan dalam patogenesis dari penait ini. )esipun meanisme patoetiologi seara tepat belum dapat dielasan, tetapi diaini bah6a teradina "$S dipiu oleh 3ator lingungan ang tida elas pada indi?idu ang rentan seara geneti.;2,7<

Penait ginal aitu lupus ne3ritis adalah salah satu mani3estasi ang paling umum dan paling serius dari "$S. eterlibatan ginal pada "$S berdampa buru pada prognosis utamana dalam hal tingat elangsungan hidup pasien dan etahanan ginal ;elangsungan hidup tanpa perlu terapi pengganti ginal<, serta ualitas hidup, termasu aat era. lomerulus adalah bagian dari ginal ang paling umum terena aibat penait lupus. #etapi, interstitium ginal dan tubulus, serta pembuluh darah, mungin uga terena e3ena. Pengenalan dini pada penait lupus ne3ritis dan pemantauan etat untu emauan setelah dilauanna pengobatan merupaan bagian penting dari manaemen terapi. #anda serologi on?ensional dan parameter linis dari ginal untu lupus ne3ritis ati3, tida sensiti3  atau uup spesi3i.;2<

BAB II PEMBAHASAN EPIDEMIOLOGI

Fator geneti memegang peranan penting pada lupus ne3ritis, dimana lupus ne3ritis sering teradi pada ras ang uat. )isalna, pre?alensi dan mortalitas lupus

(6)

ne3ritis teradi sepuluh ali lebih tinggi pada 6anita ulit hitam ;Ameria< dibandingan pada 6anita ulit putih, namun relati3 lebih arang teradi pada nene moang A3ro5Ameria di A3ria -arat. Selain itu, pasien dengan lupus ne3ritis mungin memilii anggota eluarga ang sehat.;7<

@anita adalah 3ator risio utama bagi perembangan penait lupus ne3ritis. Perbandingan antara perempuan : lai5lai nai dari 2:1 pada saat sebelum pubertas meningat menadi 4.9:1 pada masa remaa dan main meningat sampai 12:1 pada orang de6asa, dan menurun embali menadi 2:1 pada pasien dengan usia lebih dari /0 tahun. Data5data ini sesuai dengan model murine lupus ne3ritis, dimana estrogen memperepat 3ator dalam munulna penait lupus ne3ritis, sedangan androgen melindungi seseorang dari penait lupus ne3ritis. Penait lupus ne3ritis arang teradi pada saat sebelum pubertas. Seara eseluruhan eadian penait lupus ne3ritis ini auh lebih rendah pada ana5ana dibandingan pada orang de6asa.;7<

(nsiden lupus ne3ritis lebih tinggi pada orang dari Asia ;99><, A3ria ;91><, dan +ispani ;47>< dibandingan dengan eturunan auasia ;14><. +ampir 29> dari pasien ini berembang menadi gagal ginal stadium ahir 10 tahun setelah terdapatna mani3estasi pada ginal. Pada enataanna, 9  10 tahun tingat elangsungan hidup pada pasien dengan lupus ne3ritis pada tahun 10an berisar  antara 8757> dan 4584>. 'amun, dari seitar 9> asus, lupus ne3ritis dapat munul beberapa tahun setelah teradi "$S ;disebut, lupus ne3ritis tertunda<. elompo dengan lupus ne3ritis tertunda itu seara positi3 berhubungan dengan Sogren sndrome ;SS<, adana eterlibatan penait paru, dan sindrom anti3os3olipid dibandingan dengan lupus ne3ritis a6al ;aitu, pasien "$S ang berembang menadi lupus ne3ritis setelah 9 tahun terena penait tersebut<.;1,7<

PATOGENESIS

Patogenesis timbulna "$S dia6ali oleh interasi antara 3ator predisposisi geneti dengan 3ator lingungan, 3ator hormon ses, dan 3ator sistem neuroendorin. (nterasi 3ator53ator ini aan mempengaruhi dan mengaibatan teradina respon imun ang menimbulan peningatan ati?itas sel5# dan sel5-, sehingga teradi peningatan auto5antibodi ;D'A5anti5D'A<. Sebagian dari auto5

(7)

antibodi ini aan membentu omples imun bersama dengan nuleosom ;D'A5 histon<, romatin, 1B, laminin, &o ;SS5A<, ubiuitin, dan ribosomC ang emudian aan membuat deposit ;endapan< sehingga teradi erusaan aringan. Pada sebagian eil lupus ne3ritis tida ditemuan deposit omple imun dengan sediaan imuno3luoresen atau mirosop eletron. elompo ini disebut sebagai Pauci-immune necrotizing glomerulonephritis.;1<

"$S ;Soluble immune omple= disease<

omples imun pada glomeruli

 Ati?asi sistem pembeuan Ati?asi sistem

omplemen

 Agregasi trombosit erusaan ne3ron )A ; membrane atta

inin dan 3ibrin omple= o3 omplement

<

Sindrom linis ; gambaran linis <

Gambar .Pato3isiologi ne3ritis lupus;1<

$ndapan a6al dari omples imun ;(< termasu nuleosom, D'A5e=tratable nulear antigen antibodies ;$'AS<, dan antibodi terhadap omples 1B dari sistem omplemen sebagai produ sampingan dari tida e3isienna proses 3agositosis dari badan apoptosis. +asil ini merupaan respon autoimun melalui espansi epitop. omples imun ini memilii dominasi atas imunoglobulin  ;(g< 2 dan 7. $ndapan dari omples imun ang a6alna terleta di mesangium glomerulus dan aringan interstitial dalam sel epitel tubulus prosimal ;P#$s<. $ndapan omples imun ini memulai pelepasan sitoin proin3lamasi dan emoin seperti monosit hemoattratant protein51 ;)P51< dan sel moleul adhesi ;A)S< sehingga membentu sebuah proses in3lamasi ronis. elebihan beban ang dihasilan dari sistem 3agositosis mesangial mengaibatan endapan omples imun subendothelial menadi sasaran empu untu migrasi monosit dan in3iltrasi. )igrasi

(8)

dan in3iltrasi ini adalah arena respon umum sistem eebalan tubuh alami ang melepasan protease in3lamasi sehingga menebaban erusaan endotel dan proli3erasi. Selanutna, respon sistem eebalan tubuh alami mempromosian ati?asi sistem eebalan seunder ang adapti3 untu ehadiran omples imun dan sel dendriti ;D<, ang emudian memiu pelepasan inter3eron tipe 1 dan mengindusi pematangan dan ati?asi dari in3iltrasi sel #. Ati?asi ini menebaban ampli3iasi berurutan dari lim3osit # helper 2 ;#h2<, # helper 1 ;#h1<, dan # helper 1 ;#h1<. )asing5masing memperuat respon sel lim3osit -, dan mengati3an maro3ag. (ni menghasilan respon umum edua, ang meningatan pererutan sel e3etor ang tida bisa lagi dimodulasi oleh sel # regulator, dan pada ahirna menghasilan proli3erasi epitel glomerulus dan 3ibrosis.;4,9<

ambaran lini erusaan glomerulus dihubungan dengan leta loasi terbentuna deposit omple imun. Deposit pada mesangium dan subendotel terleta prosimal terhadap membran basalis glomerulus sehingga mempunai ases e pembuluh darah. Deposit pada daerah ini aan mengati3an omplemen, ang emudian membentu emoatratan 7a dan 9a. Selanutna teradina in3lus sel netro3il dan sel mononulear. Deposit pada mesangium dan subendotel seara histopatologis memberian gambaran mesangial, proli3erati3 3oal, dan proli3erati3 di3usC seara linis memberian gambaran sedimen urin ang ati3  ;ditemuan eritrosit, leosit, silinder sel dan granula<, proteinuria, dan sering disertai penurunan 3ungsi ginal. Sedangan deposit pada subepitel tida mempunai hubungan dengan pembuluh darah arena dipisahan oleh membran basalis glomerulus sehingga tida teradi in3lus netro3il dan sel mononulear. Seara histopatologis memberian gambaran ne3ropati membranosa dan seara linis hana memberian geala proteinuria.;1<

HISTOPATOLOGI GIN!AL

%rganisasi esehatan Dunia ;@+%< menglasi3iasian lupus ne3ritis berdasaran mirosop ahaa dan sudah diterima seara luas. elas ((( ;ne3ritis proli3erati3 3oal< adalah elas atau lasi3iasi dari lupus nephritis ang memilii esulitan tertentu, arena lasi3iasi tersebut hampir menaup berbagai gambaran.

(9)

'amun demiian, terdapat esamaan ang luar biasa terhadap lasi3iasi5lasi3iasi ang dibuat selain oleh @+% di seluruh dunia untu setiap elas5elasna.;9<

Tab"# . lasi3iasi "upus 'e3ritis ;@+%, 2007<;9<

elas Desripsi

( lomerulus normal ; dengan pemerisaan mirosop ahaa, imuno3luoresen, mirosop eletron <

(( Perubahan pada mesangial

a. 'ormal dengan mirosop ahaa, deposit pada mesangial dengan imuno3luoresen dan atau mirosop eletron.

b. +iperseluleritas mesangial dan terdapat deposit pada imuno3luoresen dan atau mirosop eletron.

((( Foal segmental glomerulonephritis a. "esi neroti ati3 

b. "esi sleroti ati3  . "esi sleroti

( lomerulone3ritis di3us ;proli3erasi luas pada mesangial, endoapiler  atau mesangioapiler dan atau deposit luas sub endotel<

a. #anpa lesi segmental b. Dengan lesi neroti ati3  . Dengan lesi ati3 dan sleroti d. Dengan lesi sleroti

 lomerulone3ritis membranosa di3us :

a. lomerulone3ritis membranosa murni

b. -erhubungan dengan lesi elas (( ;a atau b< ( lomerulone3ritis sleroti lanut

Tab"# $. ambaran Patologi untu Penilaian "upus 'e3ritis Ati3 atau ronis;9< (ndes ati?itas E lesi ati3 (ndes ronisitas E lesi

ronis lomerulus - Proli3erasi endoapiler 

- (n3iltrasi leosit - Deposit hialin subendotel - 'erosis 3ibrinoidEarioresis - Slerosis glomerulus ;glomeruloslerosis< - -entu resent 3ibrosis ;3ibrosis resent<

#ubulo interstisial (n3lamasi interstisial Fibrosis interstisialis dan tubulus atro3i

(nterntional Soiet 'ephrolog E &enal Patholog Soiet ;(S'E&PS< membuat lasi3iasi baru lupus ne3ritis. lasi3iasi baru ini uga terutama

(10)

berdasaran pada perubahan glomerulus serta elas ((( dan ( lebih rini perubahan mor3ologisna. Dengan pemerisaan imuno3luoresen dapat ditemuan deposit imun pada semua ompartemen ginal ;glomerulus, tubulus, interstisium dan pembuluh darah<. -iasana ditemuan lebih dari satu elas immunoglobulin. #erbana ditemuan deposit (g dengan o5deposit (g) dan (gA pada sebagian besar  sediaan. Juga bisa diidenti3iasi omplemen 7 dan 1B. Pe6arnaan untu 3ibrin5

3ibrinogen dieraan bila didapatan lesi resent dan lesi neroti segmental.;1<

Tab"# %. lasi3iasi "upus ne3ritis ;(S' E &PS<;9<

Pada immunohistologi, (g hampir selalu mendominasi diantara

imunoglobulin lainna bersama dengan (g1 dan (g7. 'amun, pada beberapa pasien ada ang menunuan alau (gA atau (g) ang lebih dominan. omponen a6al omplemen seperti 4 dan terutama 1B biasana uga munul bersama dengan 7. #emuan positi3 untu etiga isotpes dari (g, bersama dengan 7, 4, dan 1B, biasana terdapat pada seperempat pasien dengan lupus ne3ritis, dan hampir tida pernah dalam penait nonlupus. &eatan imun lainna seperti omponen omplemen -, 9b5, properdin, dan b1+ uga biasana terdapat pada bana pasien dengan lupus ne3ritis. Fibrin, ang adang5adang disertai dengan ross5lined 3ibrin, sering terdapat pada elas ( dari lasi3iasi lupus ne3ritis tetapi

 arang teradi di elas lain.;/<

(11)

elompo imun, hialin dan lesi neroti non5in3lamasi, dan ?asulitis dengan in3iltrasi lim3ositi dan monosit dari dinding pembuluh darah emunginan dapat terlihat, sedangan trombus arteriolar intrarenal arang terlihat. Semua perubahan dari pembuluh darah ini merupaan tanda5tanda prognosis ang semain ele, dan dengan demiian sangatlah penting untu mengenalina seara dini. Pasien adang5adang menunuan tromboti miroangiopath ang sangat elas pada riteria histologis dan hematologi. )ungin ini ada hubunganna dengan adana

anti3os3olipid.;9<

GAMBARAN KLINIS

'ephrologists E ahli ginal sering lupa bah6a hana 29>590> pasien dengan lupus ne3ritis memilii elainan urin atau gangguan 3ungsi ginal pada a6al peralananna penaitna, dan emudian dapat berembang menadi elainan ginal ang sangat nata seitar hingga /0> pada orang de6asa dan 80> pada ana5ana. Pada pasien dengan usia diatas 90 tahun, urang dari 9> saa ang memilii geala ne3ritis. ambaran tersering dari lupus ne3ritis adalah terdapatna proteinuria, dimana hampir terdapat pada setiap pasien dan umumna menebaban sindrom ne3roti. +ampir selalu terdapat hematuria pada pemerisaan mirosopis, tetapi tida pernah terdapat dalam isolasi, dan arang teradi pada pemerisaan marosopi. Anehna, tida semua pasien dengan lupus ne3ritis selalu terena hipertensi, tetapi merea ang terena lupus ne3ritis ang lebih berat hampir seluruhna terena hipertensi. Seitar setengah dari merea aan menampilan penurunan F&, dan pasien teradang hadir dengan gagal ginal aut. #erdapat gangguan dari 3ungsi tubulus ginal, ang diaibatan oleh adana elompo imun di dasar membran tubulus serta adana ne3ritis interstisial. Pada sebagian besar pasien, terdapat peningatan rantai ringan dan b25miroglobulin pada pengeluaran urin. -aru5baru ini asidosis tubulus ginal hperalemi telah

diteanan sebagai mani3estasi dari lupus.;9<

(12)

ambaran linis dari penait ginal pada "$S sangat ber?ariasi, mulai dari tida adana geala ;didetesi oleh biopsi ginal rutin atau silent lupus ne3ritis<, proteinuria atau sedimen urin ang ati3 ;hematuria mirosopi, piuria atau sel asts<, dan proteinuria ang lebih serius ;sindrom ne3roti< dan sindrom nephriti aut dengan perembangan epat e gagal ginal aut. adang5adang, ada pasien ang disertai dengan gagal ginal ronis, insu3isiensi ginal terisolasi, dan hipertensi

sebagai mani3estasi a6al.;2<

-erbagai gambaran linis dari lupus ne3ritis belum tentu berorelasi dengan temuan histologis ginal. Sebuah penelitian dari 21 pasien "$S dengan rendahna tingat proteinuria ; 1 g E hari< ang menalani biopsi ginal menunuan bah6a terdapat lupus ne3ritis proli3erati3 pada 9> pasien. +al ini meneanan pentingna biopsi ginal, terutama untu onset penait ginal ang baru dengan serologi lupus

ne3ritis ang ati3.;2<

PEMERIKSAAN LABORATORIUM  Antibodi Antinuclear 

 Antibodi antinulear, terutama terhadap dsD'A dan antigen Smith ;Sm<, sangat beraitan erat dengan adana lupus ne3ritis. Antibodi Smith ;anti5Sm< sangat spesi3i, tetapi antibodi ini hana munul seitar 19> 5 90> pada pasien dengan lupus ne3ritis, dan lebih bana munul pada pasien eturunan A3ro5aribia daripada pasien eturunan auasia. Antibodi anti5dsD'A epat hilang dari sirulasi tubuh

(13)

setelah dilauan pengobatan, dan aan tetap menghasilan nilai positi3 pada pemerisaan 3luoresent antinulear antibodi ;FA'A<. -erbagai bentu dari FA'A ;di3us, speled, dll< tida dapat diadian uuran untu membedaan lupus ne3ritis

dari penait antinulear lainna.;/<

Pemeriksaan Darah

Pada umumna sering ditemuan adana pasien dengan anemia sedang, tetapi tes ang menunuan hasil ang positi3 pada pemerisaan antibodi anti sel darah merah ;oombsG tes< hana terdapat pada sebagian eil pasien dengan lupus ne3ritis, dan pasien dengan anemia hemoliti berat sangat arang terlihat. "euopenia uga sering terdapat pada pasien ini, sebesar 90> pasien memilii  umlah sel darah putih di ba6ah 9000Eml, sedangan trombositopenia ditemuan pada seperempat pasien. )eanisme teradina trombositopenia sangat sulit untu dielasan, emunginan besar diaibatan oleh epatna penghanuran trombosit setelah beriatan dengan antibodi, penerapan trombosit di dalam ginal, dan teradina lisis dan E atau 3agositosis dari sirulasi trombosit ang diaibatan oleh adana reasi antara antibodi anti3os3olipid dan omples imun ;termasu dsD'A5

anti5dsD'A omples< dengan sirulasi trombosit.;/<

 Antibodi Antifosfolipid dan Antikoagulant Lupus

Disebut  antioagulan lupus  adalah berdasaran adana antibodi anti3os3olipid, ang diarahan terutama terhadap protein pemba6a b25globulin dan buan terhadap 3os3olipid itu sendiri. Pada studi in ?itro antibodi ini memperpanang oagulasi phospholipid5dependent, tetapi pada studi in ?i?o antibodi ini berhubungan dengan trombosis. )eanisme ang teradi pada studi in ?itro sangat elas, tetapi meanisme bagaimana teradina trombosis pada studi in ?i?o sampai saat ini masih belum elas. Antibodi anti3os3olipid dapat didetesi pada sepertiga sampai setengah pasien dengan lupus ne3ritis, dan telah diaitan dengan arteri ginal, ?ena, dan trombosis apiler glomerular, serta "ibman5Sahs endoarditis dan trombosis ota. Penting untu diatat bah6a mesipun seara in ?itro teradi perpanangan 6atu pembeuan, tetapi tetap aman untu melauan biopsi arum dengan adana antibodi anti3os3olipid, sebalina, pada pemanangan @atu ephalin aslin ang merupaan era dari antioagulan lupus, aan memerluan bantuan Fresh FroHen Plasma. (ni mungin disebaban arena adana antibodi ang diarahan terhadap

(14)

3ator pembentuan 3ibrin, seperti 3ator ((( dan (I, tetapi uga sebagian eil pada 3ator I( dan I((. Fator53ator risio protromboti lainna termasu penghambat pelepasan ati?ator plasminogen dan mungin uga antagonis dari plasmin, mengurangi onsentrasi plasma protein S bebas, dan meningatan onsentrasi 3ator ?on @illebrand.;/<

BIOPSI GIN!AL

-iopsi ginal adalah standar emas untu mengon3irmasi suatu diagnosis dan eambuhan dari glomerulone3ritis lupus. #emuan pe6arnaan positi3 untu immunoglobulin , A, dan ) dengan 1B, 7, dan 4 merupaan pola pe6arnaan untu lupus ne3ritis. Selain itu, untu menuntun eputusan terapi, biopsi ginal memberian in3ormasi tentang elas histologis dari lupus ne3ritis, selain deraat peradangan dan erusaan pada ginal. -iopsi ginal perlu dipertimbangan pada pasien "$S dengan onset baru dengan proteinuria lebih dari 1 g E hari dengan atau tanpa sedimen urin ang ati3, terutama terhadap pasien lupus ne3ritis dengan serologi ati3 atau adana gangguan 3ungsi ginal. -eberapa ahli mereomendasian dilauanna biopsi ginal pada pasien dengan proteinuria batas minimal ;misalna,  900 mg E hari<.;2<

DIAGNOSIS

-iasana sangat mudah untu mendiagnosis seorang pasien terena penait lupus ne3ritis, tetapi seitar setengah dari pasien dengan lupus ne3ritis pada a6alna diduga menderita penait selain lupus ne3ritis, paling sering pasien di diagnosis terena penait demam remati, radang sendi, dan anemia hemoliti. Sebuah indes eurigaan telah membantu dalam memperelas suatu asus, terutama dalam ondisi ang tida biasa seperti pada pasien pria setengah baa ang terena ne3roti, atau ternata terena membran idiopati ne3ropati pada 6anita muda. +arus rutin dalam menaring semua pasien dengan proteinuria untu menemuan adana antibodi antinulear. "upus ne3ritis uga telah dilaporan teradi pada sebagian eil pasien dengan mi=ed onneti?e tissue disease ;)#D<, tetapi analisis terhadap antibodi antinulear untu antibodi anti5&o dan anti5"a has )#D dan tida adana antibodi anti5dsD'A membuat diagnosis ang elas. &heumatoid arthritis biasana tida menunuan gambaran sistemi, tetapi bisa saa timbul proteinuria ang diaibatan oleh salah satu obat ang digunaan dalam

(15)

pengobatan dan menebaban tambahan masalah dalam membuat diagnosis. -eberapa dari pasien ini ada ang terus menampaan geala linis dan imunologi dari penait lupus ne3ritis ang sangat elas. +enoh5Shonlein purpura dapat meniruan ruam ang diaibatan oleh penait lupus ne3ritis, dan hana dapat mempengaruhi anggota tubuh bagian ba6ah saa, dan beberapa pasien dengan lupus ne3ritis mungin memilii (gA ang dominan pada pemerisaan biopsi ginal merea dengan disertai peningatan onsentrasi serum (gA. "upus ne3ritis dapat

diperberat oleh ?asulitis, terutama bila terdapat sitoplasma antibodi p5antinetro3il.;<

-eberapa doter senang untu membuat diagnosis lupus ne3ritis tanpa menertai adana antibodi antinulear dalam serum ang bereasi dengan dsD'A. Pasien lupus ne3ritis dengan hasil tes antibodi antinulear ang negati3 biasana menunuan sediit atau tida adana penait di ginal, mesipun ada beberapa pengeualian dan lebih dari 80> pasien tersebut memilii antibodi anti3os3olipid. -anana hasil A'A ang positi3 tida hana bergantung pada populasi ang dipelaari, tetapi uga pada teni ang digunaan. !i Farr lasi hana mendetesi antibodi anti5dsD'A ang memilii a?iditas tinggiC sedangan ui enHme5lined immunosorbent dapat mendetesi antibodi dengan a?iditas ang rendah, seperti halna tes slide rithidia luilae inetoplast. orelasi antara eberadaan dan tingat eparahan dari lupus ne3ritis bisa didetesi dengan bai dengan memerisa antibodi a?iditas tinggi menggunaan ui Farr, tetapi untu diagnosis srining ui enHme5 lined immunosorbent memilii elebihan arena dapat mendetesi seara positi3  terhadap pasien dengan FA'A positi3 dimana ia melalui ui Farr hasilna adalah negati3, sedangan merea sebenarna memilii penait lupus ne3ritis. Antibodi anti5Sm sangat spesi3i untu penait lupus ne3ritis, tetapi hana ditemuan di

seitar 70> pasien, sehingga memilii epeaan ang sangat rendah.;8<

omples imun dapat didetesi di dalam serum pada sebagian besar pasien ang menderita lupus, terutama merea ang disertai dengan ne3ritis, dan titerna pada umumna bisa nai dan turun. 'amun, egunaan omples imun tersebut untu eperluan diagnosis sangat eil arena begitu bana ondisi lain ang menunuan omples imun dari berbagai ati?itas biologis, sehingga pemerisaan

omples imun sudah tida lagi rutin dilauan.;8<

Diagnosis lupus ne3ritis baru dapat ditegaan bila pasien sudah tega

(16)

aitu harus memenuhi 4 dari 11 riteria ang didasaran dari riteria linis dan laboratorium dari Amrian &heumatolog Assoiation ;A&A< antara lain: ;1<

1. &uam malar 

2. &uam bera5bera ;disoid< 7. Fotosensiti?itas

4. !lus oral ;saria6an di rongga mulut dan tenggoroan< 9. Arthritis ;radang sendi non5erosi3 pada 2 sendi atau lebih< /. &adang selaput dalaman, pleuritis dan E atau periarditis . angguan renal ;proteinuria melebihi 900mgE24am< 8. elainan neurologis ;eang atau elainan i6a<

. elainan hematologis ;anemia hemoliti, leuopenia,lim3ositopenia, trombositopenia<

10. elainan imunologis ;anti ds5D'A positi3, antibod smith positi3, atau tes si3ilis palsu atau tes "$ positi3<

11. adar antibodi antinulear abnormal Dan ditambah dengan 2 riteria lagi, aitu:

1. Proteinuria persisten, hematuri disertai elainan sedimen ati3 

2. enaian titer anti nuleus dan D'A5binding antibod atau eduana

TERAPI

#erapi lupus ne3ritis bertuuan untu mengontrolEmengobati geala ang timbul, menaga 3ungsi ginal, mengurangi eambuhan teradina gangguan ginal, penegahan terait ompliasi dari pengobatan, dan pada ahirna mengurangi anga ematian. #erapi imunosupresi3 untu lupus ne3ritis dibagi menadi dua 3ase : ;1<. 3ase indusi dengan target mengurangi peradangan dan erusaan glomerulus, dan ;2<. 3ase pemeliharaan bertuuan untu mengurangi risio anga panang dari eambuhan gangguan ginal dan penurunan 3ungsi ginal.;2,<

#erapi au?an, seperti untu mengontrol teanan darah seara rutin, 120E80 mm+g, dapat menghambat memburuna 3ungsi ginal. Penggunaan a6al agen perlindungan ginal, seperti angiotensin on?erting enHme inhibitors ;A$(s< dan antagonis reseptor angiotensin ((, adalah 6aib diberian. +iperlipidemia uga harus diontrol untu memberian perlindungan terhadap penait ?asular, terutama pada lupus ne3ritis tipe membran. alsium dan ?itamin D harus uup diberian untu mengurangi risio bertambah buruna ati?itas penait ang berhubungan dengan de3isiensi ?itamin D, dan untu melindungi terhadap osteoporosis. Dosis rendah aspirin dapat dipertimbangan pada pasien dengan buti histologis sindrom ne3ropati anti3os3olipid, mesipun tida ada buti penelitian ang dipubliasian untu

(17)

menduung pengobatan ini. Antioagulasi dapat dipertimbangan pada pasien dengan proteinuria persisten dan adana antibodi anti3os3olipid.;2,<

TERAPI FASE IND!SI 

-entu ringan lupus ne3ritis ;(S' E &PS elas (, ((< biasana dielola dengan gluoortioid. AHathioprine ;AKA< dengan dosis perhari 257 mg E g-- dapat ditambahan sebagai agen ombinasi dengan gluoortioid dan untu pengobatan tambahan pada pasien dengan mani3estasi gangguan ginal. elas  ang ringan dapat diobati dengan A$(s. "upus ne3ritis proli3erasi ;elas ((( dan ( atau ampuran ((( E  dan ( E < dan elas  ang lebih parah ;proteinuria atau 3ungsi ginal ang memburu< memerluan indusi reimen ang lebih agresi3 dengan menggabungan agen imunosupresi3 gluoortioid dan non5gluoortioid. #erapi standar untu indusi lupus ne3ritis ang parah adalah dengan mengombinasian gluoortioid dan lophosphamide ;*< dosis tinggi. Serangaian ui oba terontrol seara aa ang dilauan oleh the 'ational (nstitute o3 +ealth ;'(+< menunuan bah6a gabungan prednison dengan * intra?ena memberian perlindungan anga panang ang bai terhadap ginal dibandingan ia diterapi dengan prednison saa. 'amun, penggunaan * diaitan dengan seumlah e3e samping ang ta diinginan, meliputi in3esi, tosisitas pada o?arium dan andung emih, leuopenia, peningatan risio neoplasia intraepitel ser?is, dan eganasan. Deraat tosisitas ini bergantung pada dosis ang diberian, semain tinggi dosis ang diberian semain tinggi pula tosisitas ang aan teradi. * intra?ena lebih popularitas digunaan dibandingan dengan * oral harian arena terait dengan urangna tosisitas dalam andung emih dan gonad. Sebuah penelitian ohort baru5baru ini pasien dengan lupus ne3ritis proli3erati3 di3us menunuan eenderungan eberhasilan ang lebih bai dengan pemberian * oral ;152 mg E g-- E hari< dibandingan dengan * intra?ena ;0,951 g E mL< dalam menaga 3ungsi ginal setelah rata5rata ditinda lanuti selama 8,8 tahun. 'amun, tosisitas o?arium menebaban menopause dini lebih sering teradi pada pengguna * oral.;10<

TERAPI FASE PE"ELI#ARAAN 

-uti tida langsung menunuan bah6a terapi pemeliharaan berman3aat pada lupus ne3ritis ang parah. Dalam 3ollo6 up anga panang dari 149 pasien

(18)

ang berpartisipasi dalam studi lupus ne3ritis the 'ational (nstitute o3 +ealth ;'(+<, eambuhan gangguan ginal teradi pada 49> dari pasien etia agen imunosupresi benar5benar dihentian. Sebuah penelitian retrospeti3 baru5baru ini mengamati 72 pasien dengan lupus ne3ritis proli3erasi di3us menggambaran eambuhan lupus ne3ritis pada 97> pasien setelah agen imunosupresi dihentian. #erapi pemeliharaan ang dilauan M 7 tahun aan menebaban peningatan serum reatinin dua ali lipat, gagal ginal stadium ahir, atau ematian. %leh sebab itu terapi pemeliharaan dengan imunosupresi harus dilanutan setidana selama 7 tahun setelah diapai respon linis ang bai.;10<

Pada pengamatan anga panang menunuan bah6a ))F ;mophenolate mo3etil< dengan dosis ;2 gE24 am< atau AKA lebih bai dari * dalam hal menegah teradina gagal ginal dan ematian. ))F lebih e3eti3  dibandingan dengan * inesi dalam penegahan eambuhan gangguan ginal. Selain itu, pengobatan pemeliharaan dengan * diaitan dengan banana e3e samping ang ditimbulan seperti mual, muntah, dan in3esi. (n3esi ringan dan leuopenia lebih sering dilaporan dengan pengobatan AKA, sedangan arthralgia dan geala gastrointestinal lebih umum pada pasien ang diobati dengan SA ;losporin A<.;10<

Singatna, bah6a ))F adalah obat ang disuai untu terapi pemeliharaan  anga panang pada lupus ne3ritis. 'amun, e3eti?itas biaa harus die?aluasi lebih lanut. AKA dan SA merupaan pilihan alternati3 bagi pasien ang tida toleran terhadap ))F atau berenana untu hamil. Penggunaan anga panang inhibitor  alsineurin, seperti #a dan SA ;9mg E g-- E hari<, harus hati5hati arena peningatan risio ne3rotosisitas, hiperlipidemia, dan ateroslerosis.;10<

PROGNOSIS

"upus ne3ritis memba6a morbiditas dan mortalitas ang signi3ian. Di tahun 105an, tingat etahanan ginal ;sur?i?al tanpa dialisis< dari lupus ne3ritis berisar  antara 87> sampai 2> dalam 9 tahun dan 4> menadi 84> dalam 10 tahun. &isio gagal ginal stadium ahir ang sangat tinggi pada pasien dengan proli3erati3  di3us glomerulone3ritis, berisar antara 11> sampai 77> dalam 9 tahun. Prognosis lupus ne3ritis sebagian besar tergantung pada demogra3i, ras, geneti, 3ator  histopatologi, imunologi, dan 3ator 6atu. Penait ginal ang gagal diterapi

(19)

dengan terapi imunosupresi3 merupaan 3ator risio utama untu timbulna erusaan 3ungsi ginal beriutna dan membuat prognosisna menadi buru. Fator lain ang membuat prognosisna menadi buru adalah usia ang masih muda, enis elamin lai5lai, gambaran sel resent pada pemerisaan histologis, nerosis 3ibrinoid, endapan subendothelial, aringan parut glomerular, atro3i tubulus dan 3ibrosis interstisial, adana gangguan 3ungsi ginal, hipertensi, hpoomplementemia, hematorit ang rendah, selain itu uga bisa disebaban oleh eterlambatan pengobatan arena eterbatasan mendapatan ases e tempat pengobatan dan urangna epatuhan terhadap terapi.;2,9<

BAB III KESIMPULAN

Penait ginal aitu lupus ne3ritis adalah salah satu mani3estasi ang paling umum dan paling serius dari "$S dan aan berdampa buru pada prognosis utamana.

@anita adalah 3ator risio utama bagi perembangan penait lupus ne3ritis. Penait lupus ne3ritis arang teradi pada saat sebelum pubertas. (nsiden lupus

(20)

ne3ritis lebih tinggi pada orang dari Asia ;99><, A3ria ;91><, dan +ispani ;47>< dibandingan dengan eturunan auasia ;14><.

Patogenesis timbulna "$S dia6ali oleh interasi antara 3ator predisposisi geneti dengan 3ator lingungan, 3ator hormon ses, dan 3ator sistem neuroendorin.

%rganisasi esehatan Dunia ;@+%< menglasi3iasian lupus ne3ritis menadi ( elas berdasaran mirosop ahaa. Sedangan lasi3iasi terbaru dibuat oleh (nterntional Soiet 'ephrolog E &enal Patholog Soiet ;(S'E&PS< dimana lasi3iasi ini berdasaran pada perubahan glomerulus serta elas ((( dan ( lebih rini perubahan mor3ologisna.

ambaran tersering dari lupus ne3ritis adalah terdapatna proteinuria, terdapat hematuria pada pemerisaan mirosopis. adang5adang, ada pasien ang disertai dengan gagal ginal ronis, insu3isiensi ginal terisolasi, dan hipertensi sebagai mani3estasi a6al.

 Ada beberapa hal ang diperisa dalam upaa untu membantu menegaan diagnosis lupus ne3ritis. *aitu pemerisaan laboratorium, dimana pada pemerisaan laboratorium ini ada 7 hal ang diperisa : ;1<. Antibodi antinulear, ;2<. Pemerisaan darah, ;7<. Antibodi anti3os3olipid dan antioagulant lupus. Pemerisaan lain ang berguna untu menegaan diagnosis aitu pemerisaan biopsi ginal.

#erapi lupus ne3ritis bertuuan untu mengontrolEmengobati geala ang timbul, menaga 3ungsi ginal, mengurangi eambuhan teradina gangguan ginal, penegahan terait ompliasi dari pengobatan, dan pada ahirna mengurangi anga ematian. #erapi imunosupresi3 untu lupus ne3ritis dibagi menadi dua 3ase : ;1<. 3ase indusi dengan target mengurangi peradangan dan erusaan glomerulus, dan ;2<. 3ase pemeliharaan bertuuan untu mengurangi risio anga panang dari eambuhan gangguan ginal dan penurunan 3ungsi ginal.

DAFTAR PUSTAKA

1. -a6aHier "A, DharmeiHar. -uu aar (lmu Penait Dalam. $d e5/. Jaarta. Pusat Penerbitan (PD F !(. 2019. +lm 778587.

2. )o . !nderstanding lupus nephritis: diagnosis, management, and treatment options. (nternational Journal o3 @omenGs +ealth. 2012C 4: 217522.  A?ailable 3rom: !&": http:EE666.do?epress.omEget3ile.phpN3ile(DO1284.pd3.  Aessed April 10, 201/.

(21)

7. ross J, Jane D. Diagnosis and treatment o3 idne disease. Best Pract Res Clin Rheumatol . 2009C 1:898.

4. )o . -iomarers 3or lupus nephritis: a ritial appraisal. J Biomed  Biotechnol . $pub April 1, 2010.

9. Salgado AK, atalina +D. "upus 'ephritis: An %?er?ie6 o3 &eent Findings. +inda6i Publishing orporation. 2012C 1521. A?ailable 3rom: !&": http:EEdo6nloads.hinda6i.omEournalsEadE2012E84/84.pd3. Aessed April 10, 201/.

/. ".). %rtega,D.&. ShultH,%. "enH, . Pardo, and.'.ontreras, "upus nephritis: pathologi 3eatures, epidemiolog and a guide to therapeuti deisions,Q Lupus, ?ol. 1, no. 9, pp. 9994, 2010.

. J.5). Anaa, . aRnas, &. D. )antilla et al., "upus nephritis in olombians: ontrasts and omparisons 6ith other populations,Q Clinical Reviews in Allergy  and Immunology , ?ol. 40, no. 7, pp. 120, 2011.

8.

D. . arela, . uintana, $. . Somers et al., Delaed lupus nephritis,Q Annals o the Rheumatic !iseases, ?ol. /, no. , pp.1044104/, 2008.

. $. J. "e6is and ). ). Sh6artH, Patholog o3 lupus nephritis,Q Lupus, ?ol. 14, no. 1, pp. 7178, 2009.

10. )o , -irmingham DJ, "eung +@, +ebert "A, Song +, &o?in -+. itamin D le?els in hinese patients 6ith sstemi lupus erthematosus: relationship 6ith disease ati?it, ?asular ris 3ators and atheroslerosis. Rheumatology "#$ord%. 2012C 91:/44/92.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat diidentifikasi bahwa penggunaan batik berbasis pemakai berdasarkan inventaris variabel yang sesuai dengan usia dan warna kulit pemakai

Distribusi temperatur menunjukkan bahwa situs yang menarik untuk pemanfaatan sumber daya panas bumi di lapangan terletak di arah NW, W, dan SW dari baik pad LHD-4 dan W dan SW

Bila pembangunan sosial lebih berorientasi pada peningkatan kualitas hidup manusia dalam arti luas, maka pembangunan manusia memfokuskan perhatiannya

Cara menghitungnya adalah sbb: misalnya desain rumah yang dibuat adalah luasnya 50 m2 maka biaya jasa gambar kerja (sudah termasuk gambar untuk kelengkapan IMB) : 50 x Rp 20.000 =

Data-data dikumpulkan dari latar yang alami (natural setting) sebagai sumber data langsung. pemaknaan terhadap data tersebut hanya dapat dilakukan apabila diperoleh

Kalau dilihat dari antusias masyarakat yang sangat besar dalam melakukan kegiatan olahraga, maka dirasakan sangat penting untuk diberikan suatu dukungan sehingga

Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya pergaulan tidak sehat, remaja perlu diberi pendidikan mengenai dampak pergaulan tidak sehat dan memberi pendidikan

dampak positif terhadap perkembangan minat mahasiswa dalam menggeluti dunia wirausaha. Adanya peningkatan minat mahasiswa dalam pengembangan dunia wirausaha mengurangai