• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum TDS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum TDS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I. Nomor Percobaan : 2

II. Nama Percobaan : Analisa Zat Padat Tersuspensi (TSS) dan Zat Padat Terlarut (TDS)

III. Tujuan Percobaan : Mengetahui jumlah zat padat yang tersuspensi dan yang terlarut dalam air

IV. Dasar Teori :

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusiaa dalam berbagai aktivitas. Mutu atau xcb yang baik sangat baik bagi kelangsungan hidup manusia. Air yang bersih dan sehat diperlukan manusia untuk dikonsumsi sebagai air minum dan kebutuhan sehari – hari. (Sudarmo. 2013)

Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari – hari dapat menyebabkan kualitas air (mutu) menurun sehingga air tersebut tidak dapat dibagi lagi seperti yang diharapkan. Kondisi air yang demikian disebut dengan air yang tercemar. Proses pencemaran air terjadi akibaat masuknya zat asing (misalnya: limbah rumah tangga, limbah pabrik) ke dalam perairan yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan sehingga air tersebut tidak dapat digunakan lagi sesuai peruntukannya. Nilai ambang batas (jumlah maksimum atau minimum) yang boleh berada dalam perairan dapat dilihat pada kriteria kualitas air yang diterapkan oleh pemerintah ataau badan yang ditugasi pemerintah, misalnya Departemen Kesehatan RI.. (Sudarmo. 2013)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Kualitas air PAM yang memenuhi standar kualitas air minum adalah air yang sudah sesuai dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Apabila air PAM memenuhi standar air yang dapat diminum menurut peraturan permenkes tersebut, maka air PAM dapat dijadikan sumber air bersih dan dapat diminum. Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 syarat pH air bersih adalah berkisar antara 6,5 – 8,5.

Rawa merupakan genangan air di daratan sebagai akibat letaknya yang lebih rendah dari daerah sekitarnya. Hal ini menyebabkan airnya tidak dapat mengalir ke luar dan akan terakumulasi di tempat tersebut dan tanah di dasar

(2)

rawa akan jenuh air. Air rawa adalah air yang sumber airnya yang tidak dipengaruhi oleh air sungai tapi hanya berasal dari curahan hujan atau presipitasi saja. Air daerah bergambut atau daerah rawa memiliki intensitas warna yang tinggi, pH berkisar antara 3-5, dan berikatan kuat dengan ion logam (Elvina dan Zulfikar, 2013)

Total zat padat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek padatan terlarut ataupun padatan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (Slamet, 1994).

Umumnya ion kalsium dan magnesium di dalam air yang akan menyebabkan sifat kesadahan air. Bila air yang mempunyai tingkat kesadahan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan korosi pada benda-benda yang terbuat dari logam, dan dapat menimbulkan endapan (Sunu,2001).

Total padatan terlarut merupakan konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut menyediakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut, tapi tabel berikut dapat digunakan sebagai generalisasi dari hubungan TDS untuk masalah kualitas air (Oram, B.,2010).

Pengukuran zat padat terlarut dapat dilakukan dengan menggunakan Alat Water Quality Testing GPS.Water Quality Testing GPS merupakan instrument pengukuran kualitas air yang mampu mengukur beberapa parameter sekaligus (Multiparameter) meliputi parameter fisik dan kimia dalam air. Water Quality Testing dilengkapi dengan software computer Aqualink yang berfungsi memindahkan dan mengakses data yang tersimpan dan dilenngkapi dengan GPS internal untuk mengetahui letak posisi dari tempat pengukuran dalam bentuk koordinat.

Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid

(3)

di dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah turun hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh yang disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi di dalam air, sedangkan pada musim kemarau, air kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang di dalam air. Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat rendah, sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang (Situmorang, 2007).

Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Standar kualitas air minum yang telah ditentukan oleh Amerika Serikat sebesar 500 mg / l (Anonymous2, 2010).

TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalamPart Per Million(PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2,10-6meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dll. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan, dll) (Insan, 2007).

Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri pencucian (Anonim, 2010).

(4)

Total padatan terlarut (Total Dissolved Solid) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10 -6 mm) dan koloid (diameter < 10 -6 mm - < 10 -3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 m (Vanho, 2010).

Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tariganet al, 2003).

Zat Padat Tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS) merupakan segala sesuatu zat, termasuk organik dan anorganik, yang tersuspensi dalam air. Termsuk di dalamnya lumpur, plankton dan limbah industri. Konsentrasi yang tinggi dari zat padat tersuspensi dapat menurunkan kualitas air dengan mengabsorpsi cahaya. Air kemudian menjadi lebih hangat dan mengurangi kemampuan air untuk menahan oksigen yang dibutuhkan dalam kehidupan air. Oleh karena tumbuhan air juga kurang menerima cahaya, fotosintesis menjadi berkurang sehingga hanya sedikit oksigen yang diproduksi. Kombinasi air hangat, kurangnya cahaya dan kurang oksigen menyebabkan ketidak- mungkinan adanya kehidupan dalam air tersebut (Depkes North Dakota, 2015). Zat padat tersuspensi berpengaruh pada kehidupan dalam berbagai bentuk, salah satunya dapat menyumbat insang ikan, menurunkan kecepatan pertumbuhan, menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, dan mencegah telur dan larva berkembang. Zat padat tersuspensi ini dapat berasal dari aliran erosi perkotaan dan lahan pertanian, limbah industri, pusat erosi, pertumbuhan alga atau pembuangan air limbah.

Zat pada tersuspensi normal berkisar dibawah angka 10 mg/l. air dengan kadar TSS antara 40–80 mg/l cenderung keruh, semsntara air dengan kandungan TSS lebih dari 150 mg/l biasanya kotor. Sifat-sifat partikel dalam padatan tersuspensi menyebabkan bervariasinya angka-angka tersebut (Depkes North Dakota, 2015).

(5)

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989-26 Tahun 2005, untuk menganalisis zat padat tersuspensi menggunakan metode yaitu Kertas saring 934-AHTM circle 90mm dibilas terlebih dahulu dengan air aquades dan dipanaskan dalam oven selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan kemudian ditimbang dengan cepat. Sampel yang telah dikocok merata, sebanyak 100mL dipindahkan dengan menggunakan pipet, ke dalam alat penyaring yang sudah ada kertas saring didalamnya dan disaring dengan sistem vakum. Kertas saring diambil dari alat penyaring secara hati-hati kemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam di desikator selama 15 menit dan timbang.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya zat padat tersuspensi pada air di permukaan, yaitu pemeliharaan lahan dari erosi dengan menggunakan konservasi dan menambahkan adsorben karbon aktif pada sungai yang tercemar (Anantatur, 2001).

V. Alat dan Bahan : Alat : 1. Gelas Ukur 50ml 2. Pipet Ukur 1ml 3. Buret 4. Botol BOD 5. Erlenmeyer 250 ml

6. Water Quality Testing GPS Bahan :

Air Rawa Sarjana VI. Prosedur Kerja :

1. Isi botol BOD ukuran 100 ml dengan air sampel hingga penuh.

2. Masukkan probe Water Quality Testing GPS ke dalam air sampel, celupkan hingga ¾ tinggi probe (garis batas warna biru)

3. Akan terlihat tampilan parameter dan nilai pengukurannya, gunakan tombol kanan dan kiri untuk melihat parameter. Jika nilai berada di luar rentang ukur akan muncul tanda ‘-‘

4. Jika pembacaan sudah stabil, tekan tombol “ M+ “ untuk menyimpan nilai pengukuran dimemori

VII.Data Hasil Pengamatan : Waktu : 09.00 – 13.00 WIB

Tempat : Lab Praktikum FKM UNSRI

(6)

Perhitungan : Didapatkan hasil dari perhitungan sebesar 0000 mg/L VIII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita membahas tentang analisa zat padat terlarut (TDS). Dengan melakukan praktikum ini kita bisa mengetahui jumlah zat padat yang tersuspensi dan yang terlarut dalam air. Alat portable yang digunakan yaitu Water Quality Testing GPS dengan beberapa sampel seperti air rawa, air bumper, air sumur, dan air danau ditempat yang berbeda.

Zat Padat Terlarut (TDS) merupakan konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut menyediakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida.

TDS yang digunakan adalah alat portable yaitu Water Quality Testing GPS yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen terlarut di dalam air dengan satuan ppm atau mgO2/L. Hasil yang ditunjukkan oleh alat portable lebih akurat dari pada metode Winkler karena alat portable dapat menunjukkan hasil pengukuran sampai beberapa digit angka di belakang koma. Kelemahan dari alat portable ini adalah harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. (Hariyanto, 2008)

Data hasil pengamatan dengan alat portable : NO Bahan Percobaan

( Kelompok )

Hasil Pengukuran

1 Air Rawa Sarjana ( 1 ) 0,000 mg/L 2 Air Rawa Gang Buntu ( 2 ) 0,000 mg /L 3 Air Danau Unsri ( 3 ) 0,000 mg /L 4 Air Rawa Bukit (4 ) 0,000 mg /L 5 Air Bumper dan Air danau

Retensi ( 5 )

0,001 mg / L dan 0,002 mg /L

6 Air Sumur FKM ( 6) 0,003 mg / L 7 Air Bumper Unsri ( 7) 0,000 mg / L

Berdasarkan tabel ditas, hasil pengukuran TDS pada kelompok kami yaitu kelompok 1 dengan sampel air rawa sarjana sebesar 0,000mg/L. Hasil

(7)

tersebut kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 416/MENKES/PER/IX/1990, yang menegaskan bahwa batas maksimum zat padat terlarut (TDS) yang diperbolehkan terdapat dalam air dan dinyatakan cukup baik adalah tidak lebih dari 1.500 mg/l. Saat angka penunjukan TDS mencapai 1000mg/L maka sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi manusia. Kebanyakan, tingginya level TDS disebabkan oleh adanya kandungan potassium, khlorida, dan sodium. Jadi, dapat disimpulkan bahwa TDS pada air rawa sarjana masih tergolong baik, karena tidak melebihi kadar sesuai dengan literatur.

Selanjutnya, membandingkan hasil pengukuran TDS kelompok lain dengan sampel yang sama yaitu air rawa tapi di tempat yang berbeda seperti air rawa gang buntu dan air rawa bukit. Ternyata, hasil pengukuran TDS yang didapat sama yaitu sebesar 0,000mg/L. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 416/MENKES/PER/IX/1990, yang menegaskan bahwa batas maksimum zat padat terlarut (TDS) yang diperbolehkan terdapat dalam air dan dinyatakan cukup baik adalah tidak lebih dari 1.500 mg/l. Jadi, dapat disimpulkan bahwa TDS pada air rawa sarjana masih tergolong baik, karena tidak melebihi kadar sesuai dengan literatur.

Hasil pengukuran TDS yang terbesar yaitu air sumur FKM sebesar 0,003 mg/L. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 416/MENKES/PER/IX/1990, yang menegaskan bahwa batas maksimum zat padat terlarut (TDS) yang diperbolehkan terdapat dalam air dan dinyatakan cukup baik adalah tidak lebih dari 1.500 mg/l. Jadi, TDS pada air sumur FKM masih dinyatakan baik, sesuai dengan literatur yang telah disebutkan, walaupun TDS pada air sumur FKM paling besar hasilnya dibandingkan dengan sampel yang lain.

IX. Kesimpulan :

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Alat portable untuk analisa zat padat terlarut (TDS) menggunakan alat

Water Quality Testing GPS.

2. Diketahui kadar TDS pada sampel air rawa sarjana adalah sebesar 0,000 mg/L

3. Diketahui kadar TDS terbesar yaitu pada sampel air sumur FKM sebesar 0,003 mg/L

(8)

4. Standar baku yang digunakan sebagai perbandingan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No 416/MENKES/PER/IX/1990

5. Batas maksimum zat padat terlarut (TDS) yang diperbolehkan terdapat dalam air dan dinyatakan cukup baik adalah tidak lebih dari 1.500 mg/l, X. Daftar Pustaka :

Anantatur. 2001. Pengaruh Tinggi Media Adsorbsi Karbon Aktif Batubara terhadap Kadar Warna dan Zat Padat Tersuspensi pada Limbah Cair Industri Kecil Batik Tradisional Mivika di Samarinda Fahriar. Skripsi. Samarinda: Universitas Negeri Samarinda

Anonim, 2010. Padatan Terlarut. (Online). (Http://www.blogspot.com, Anonymous2, 2010, Total Dissolved

Insan, 2007. TDS Meter. (Online).

(Http://insansainsprojects.wordpress.com/tds-meter, diakses 08

November 2010).

North Dakota Department of Health. 2015. Total Suspended Solid. https://ndhealth. gov/WQ/SW/Z6_WQ_Standards/WQ_TSS.html. Oram, B., 2010, Total Dissolved Solids,

http://www.water-research.net/totaldissolvedsolids.htm,

Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. Medan : FMIPA-UNIMED.

Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung : Gadjah Mada UniversityPress

Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989-26 Tahun 2005

Solids,http://en.wikipedia.org/wiki/Total_dissolved_solids, diakses tanggal 22 Mei 2010

Tarigan, M.S. dan Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) Di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara.MAKARA, SAINS, VOL. 7, NO. 3. LIPI.

Vanho, S. 2010. Pengujian Mutu Air dan Limbah. (Online).

(

Http://stevevanho-indblogz.blogspot.com/2010/05/pengujian-mutu-air-dan-limbah.htm, diakses 08 November 2010).

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, logam dari ketiga sumur tersebut melewati kadar maksimum Persyaratan Kualitas Air Bersih menurut MenKes RI No 416/MENKES/PER/1990 yaitu

Dengan demikian sampel nomor 82/B/AB, 131/B/AB, dan sampel nomor217/B/ABmemenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990.

Dengan ditetapkannya Keputusan ini , maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat- syarat dan Pengawasan Kualitas Air, sepanjang menyangkut air

Data tersebut sudah memasuki standar baku mutu air bersih dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 dan dioptimalkan dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 03 September 1990 No PARAMETER SATUAN Kadar Maks..

1) Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas kandungan logam Pb maksimum diperbolehkan sebesar 0,05 mg/l, jika melebihi syarat kualitas air,dampak keracunan

Sampel di ukur dengan TDS meter dan menghasilkan jumlah zat padat terlarut yang tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.1 dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah zat padatan terlarut