• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Jangka Sorong Mikrometer Sekrup dan Kalorimeter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Jangka Sorong Mikrometer Sekrup dan Kalorimeter"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PHYSICS LAB REPORT

PHYSICS LAB REPORT

SHOVE, MICROMETER SCREWS,

SHOVE, MICROMETER SCREWS,

CALORIMETER

CALORIMETER

Prepared by :

Prepared by :

Ayu Desedtia

Ayu Desedtia

XII A 3

XII A 3

ACADEMIC YEAR

ACADEMIC YEAR

2010/2011

2010/2011

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atasyang atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “

rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “ Jangka Jangka Sorong, Mikrometer Sekrup, Kalorimeter

Sorong, Mikrometer Sekrup, Kalorimeter”. Penulisan laporan ini adalah salah”. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk ujian

satu tugas dan persyaratan untuk ujian mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Bontang.

Bontang.

Dalam penulisan laporan praktikum ini saya merasa masih banyak Dalam penulisan laporan praktikum ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekur

kekurangan-kekurangan baik angan baik pada teknis penulisan maupun materi, pada teknis penulisan maupun materi, mengingatmengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan

akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihaksaran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.ini. Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yangterima kasih yang tak terhingga kepada

tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikanpihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Ibu Dra. Yuliana W

penelitian ini, khususnya kepada Ibu Dra. Yuliana W dan Bapak Agus Hariyanto,dan Bapak Agus Hariyanto, S,Si yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan ini.

S,Si yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan ini. Semoga materi ini dapat

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagibermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang

pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

diharapkan dapat tercapai.

Bontang, Februari 2010 Bontang, Februari 2010

Penulis Penulis

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atasyang atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “

rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “ Jangka Jangka Sorong, Mikrometer Sekrup, Kalorimeter

Sorong, Mikrometer Sekrup, Kalorimeter”. Penulisan laporan ini adalah salah”. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk ujian

satu tugas dan persyaratan untuk ujian mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Bontang.

Bontang.

Dalam penulisan laporan praktikum ini saya merasa masih banyak Dalam penulisan laporan praktikum ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekur

kekurangan-kekurangan baik angan baik pada teknis penulisan maupun materi, pada teknis penulisan maupun materi, mengingatmengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan

akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihaksaran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.ini. Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yangterima kasih yang tak terhingga kepada

tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikanpihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Ibu Dra. Yuliana W

penelitian ini, khususnya kepada Ibu Dra. Yuliana W dan Bapak Agus Hariyanto,dan Bapak Agus Hariyanto, S,Si yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan ini.

S,Si yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan ini. Semoga materi ini dapat

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagibermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang

pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

diharapkan dapat tercapai.

Bontang, Februari 2010 Bontang, Februari 2010

Penulis Penulis

(6)
(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

K

Kaattaa PPeennggaannttaarr ii

D

Daaffttaarr IIssii iiii

 JANGKA SORONG & MIKROMETER SEKRUP  JANGKA SORONG & MIKROMETER SEKRUP

Pendahuluan Pendahuluan A. A. LLaattaarr BBeellaakkaanngg 11 B. B. TTuujjuuaann 11 Dasar Teori Dasar Teori A. A. PPeennggkkuurraann 22 B. B. PPeennggkkuurraan n PPaannjjaanng g BBeennddaa 33 1. 1. DDeennggaan n MMeenngguunnaakkaan n JJaannggkka a SSoorroonngg 33 2.

2. DDeennggaan n MMeenngggguunnaakkaan n MMiikkrroommeetteer r SSeekkrruupp 44 A.

A. KKeettiiddaakkppaassttiiaan n DDaallaam m PPeenngguukkuurraann 55 B. B. AAnnggkkaa PPeennttiinngg 66 Metode Praktikum Metode Praktikum A. A. AAllaatt ddaann BBaahhaann 77 B.

B. PPrroosseedduurr PPrraakkttiikkuumm 77 Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan A.

A. HHaassiill PPeennggaammaattaann 99 1.

1.PPeenngguukkuurraan n MMeenngggguunnaakkaan n JJaannggkka a SSoorroonngg 99 2.

2.PPeenngguukkuurraan n MMeenngggguunnaakkaan n MMiikkrroommeetteer r SSeekkrruupp 99 A.

A.TTaabbeell AAnnaalliissaa DDaattaa 99 1.

1.DDiiaammeetteerr LLuuaarr TTaabbuunngg 99 2.

2.DDiiaammeetteer r DDaallaam m TTaabbuunngg 1100 3.

3.KKeeddaallaammaann TTaabbuunngg 1111 4.

4.KKeetteebbaallaann KKooiinn 1122 Penutup Penutup A. A. KKeessiimmppuullaann 1133 B. B. SSaarraann 1133 Kalorimeter Kalorimeter Pendahuluan Pendahuluan A. A. LLaattaarr BBeellaakkaanngg 1144 B. B. TTuujjuuaann 1155 Dasar Teori Dasar Teori A. A. PPeennggeerrttiiaann 1166 Metode Praktikum Metode Praktikum A A.. AAllaatt ddaann BBaahhaann 1199 B

B.. PPrroosseedduurr PrraP akkttiikkuumm 1199 Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan A

(8)
(9)

B. Tabel Analisa Data 21 Penutup A. Kesimpulan 26 B. Saran 26 Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

(10)
(11)

PRAKTIKUM WAJIB

COMPULSORY 

(12)
(13)

PENDAHULUAN

PRELIMINARY 

A. Latar Belakang A. Background

Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar. Dalam penggunaan ilmu fisika, memang berbagai aspek dalam ilmu ini tak dapat terpisah dari pengukuran dan besaran-besaran. Contohnya saja bila kita mau

menghitung volume balok, kita pasti harus mengukur dulu untuk mengetahui berapa panjang, lebar dan tinggi balok dengan menggunakan penggaris. Setelah itu baru kita dapat menghitung volumenya.

Didasari oleh betapa pentingnya besaran dan pengukuran, maka dilakukanlah praktikum fisika yang berisi materi dasar-dasar pengukuran yang dapat membantu siswa memahami hal ini.

Dan untuk melengkapi praktikum itu, maka disusunlah laporan praktikum ini, yang berisi laporan dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan beberapa tinjauan materi yang menunjang. Adapun tujuan dari disusunnya laporan ini, selain untuk melengkapi praktikum, juga untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran fisika.

In physics, measurements and scale are things that are basic. In the use of  physics, indeed the various aspects of this science can not be separated from the measurements and quantities. For instance if we want to calculate the volume of the beam, we would have to measure the first to find out how much length, width and depth of the beam by using a ruler. After that we can calculate its volume.

Based on the importance of scale and measurement, we perform the physics lab that contains the material basis of measurement that can help students understand this.

And to complete the lab, then drafted this lab report, which contains the report of the results of lab work has been done and some review material support. The purpose of drafting this report, in addition to completing lab work, also to fulfill the task of physics subjects

B. Tujuan B. Goal

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari penggunan alat-alat ukur dasar.

2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran/perhitungan.

3. Menghitung besaran-besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.

 The goals to be achieved from the implementation of this practice are as follows : 1. Studying the use of basic measuring tools.

2. Correctly write the numbers mean, and the results of measurements / calculations. 3. Calculate other quantities based on measures of basic.

(14)
(15)

DASAR TEORI

BASIC THEORY 

A. Pengukuran A. Measurement

Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kita biasanya melakukan pengamatan yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara

umum tidaklah lengkap bila tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat

mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.

Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1 meter. Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang, sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang.

Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang, massa dan waktu termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan

dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita nyatakan dengan angka-angka.

Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan. Beberapa besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan antara lain adalah indek bias, koefisien gesekan, dan massa jenis relatif.

 To achieve a certain goal, in physics, we usually observed followed by a

measurement. The observation of a phenomenon in general is not complete if not equipped with quantitative data obtained from the measurement results. Lord Kelvin, a physicist said, if we can measure what we are talking about and express it in

numbers, means we know what we are talking about it.

Whilethe meaning the measurement itself is comparing something that is being measured with similar quantities defined as a unit , such aswhen we get the data of  measuring the length of 5 meters , which means that the object is its length 5 times the length of the bar which has a length of 1 meter . In this case, figure 5 shows the value of length scale, while the meter states the amount of unit length.

And in general, something that can be measured has units. Something that can be measured and expressed as the number we call the magnitude. Length, mass and time, including the scale because we can measure and can we stated with numbers. However, kindness and honesty, for example. We can not measure and we can not reveal the figures.

(16)
(17)

quantities exist which has no units include refractive index, coefficient of friction, and relative density.

B. Pengukuran Panjang Benda A. Length Measurement Objects

1. Dengan Menggunakan Jangka Sorong 1. By Using the Shove

Untuk melakukan pengukuran yang mempunyai ketelitian 0,1 mm diperlukan  jangka sorong. Jangka sorong mempunyai fungsi-fungsi pengukuran, yaitu :

1. Pengukuran panjang bagian luar benda.

2. Pengukuran panjang rongga bagian dalam benda. 3. Pengukuran kedalaman lubang dalam benda.

Jangka sorong sendiri mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :

1. Rahang yang tetap (biasa disebut rahang tetap), memiliki skala panjang yang disebut skala utama.

2. Rahang yang dapat digeser-geser (disebut rahang geser), yang memiliki skala pendek yang disebut

nonius atau vernier.

Rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm dan mm. Sedangkan pada rahang geser terdapat skala pendek yang terbagi menjadi 10 bagian yang sama besar. Skala inilah yang disebut sebagai nonius atau vernier. Panjang 10 skala nonius itu adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm. Jadi selisih antara skala nonius dan skala utama adalah 0,1 mm.atau 0,01 cm. Sehingga dapat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm.

Contoh pengukuran dari jangka sorong adalah sebagai berikut. Bila diukur

sebuah benda didapat hasil bahwa skala pada jangka sorong terletak antara skala 5,2 cm dan 5,3 cm. Sedangkan skala nonius yang keempat berimpit dengan salah satu skala utama. Mulai dari skala keempat ini ini kekiri, selisih antara skala utama dan skala nonius bertambah 0,1 mm atau 0,01 cm setiap melewati satu skala. Karena terdapat 4 skala, maka selisih antara skala utama dan skala nonius adalah 0,4 mm atau 0,04 cm. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan kalau panjang benda yang diukur tersebut adalah 5,2 cm+0,04 cm=5,24 cm.

(18)
(19)

 To make a measurement accuracy of 0.1 mm have needed shove. Shove has measurement functions, namely :

1. Measuring the length of the outside of the object. 2. Measuring the length of the inside body cavity. 3. Measurement of the depth of the hole in the body.

Shove themselves have the parts as follows:

1. A fixed jaw (commonly called the jaw fixed), has a length scale called the major scale.

2. Jaw that slides-shear (called the sliding jaw), which has a short scale is called Nonius or Vernier.

 Jaw still have major scales in units of cm and mm. While on the sliding jaw there is a short scale which is divided into 10 equal parts. Scale is called an Nonius or Vernier. Nonius scale length 10 it is 9 mm, so long a Nonius scale is 0.9 mm. So the difference between Nonius scale and major scale is 0.1 mm.atau 0.01 cm. So it can shove accuracy is 0.1 mm.

Examples of shove measurements are as follows. When an object is measured the result that the sliding scale in term of scale lies between 5.2 cm and 5.3 cm. Meanwhile, a fourth-Nonius scale coincides with one of the major scale. Starting from the fourth scale is left, the difference between the main scale and the scale Nonius increased 0.1 mm or 0.01 cm per pass through a single scale. Because there are 4 scale, the difference between the main scale and the scale of Nonius is 0.4 mm or 0.04 cm. Thus, it can be deduced that the length of the measured object is 5.2 cm +0.04 cm = 5.24 cm.

1. Dengan Menggunakan Mikrometer Sekrup 2. By Using Micrometer Screws

Untuk mengukur benda-benda yang sangat kecil sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan alat bernama mikrometer sekrup. Bagian utama dari

mikrometer sekrup adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar yang disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama. Jika bidal digerakan satu putaran penuh, maka poros akan maju (atau mundur) sejauh 0,5 mm. Karena silinder pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya, maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser sebesar 0,5 mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm.

Sangat perlu diketahui, pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer sekrup, bidal diputar sehingga benda dapat diletakan diantara landasan dan poros. Ketika poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan

menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.

(20)
(21)

 To measure objects that are very small until the accuracy of 0.01 mm or 0.001 cm used a tool called the micrometer screw. The main part of the micrometer screw is a threaded shaft mounted on the cylinder player called a thimble. At the end of the cylinder player have the lines that divide the scale of 50 equal parts. If  the thimble is moved one full rotation, the shaft will forward (or backwards) as far as 0.5 mm. Because the cylinder surrounding the player has a 50 scale, so if a player moves one scale cylinder, the axis will be shifted by 0.5 mm/50 = 0.01 mm or 0.001 cm.

Very important to know, when measuring the length of objects with micrometer screws, thimbles rotated so that the object may be positioned between the base and shaft. When the shaft is almost touching the object, the playback is done by using a toothed wheel shaft for not pressing the matter. By turning the toothed wheel, the rotation axis will stop immediately after touching the object. When it comes to touching objects that are measured, the measurement becomes

inaccurate.

A. Ketidakpastian dalam Pengukuran C. Uncertainty in Measurement

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai fenomena yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan pada pengamatan dan percobaan.

Pengamatan merupakan pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya saja, sayangnya suatu gejala alam yang muncul secara alamiah belum tentu terjadi dalam waktu tertentu, sehingga menyulitkan pengamatan. Untuk mensiasati ini, maka

dilakukan percobaan yang menyerupai gejala alamiah itu di bawah kendali dan pengawasan khusus. Tanpa percobaan ini, ilmu fisika tak mungkin berkembang seperti saat sekarang ini.

Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita hrus berusaha menelaah dan mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan yang kita lakukan. Sanada dengan pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan kalau kita belum belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data kuantitatif. Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah pengukuran yang akurat. Akan tetapi, ternyata tak ada pengukuran yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti

memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu dibagi dalam 2 garis besar, yaitu: ketidakpastian bersistem dan ketidakpastian acak.

Physics is the science related to various phenomena that occur in nature. This science is based on observation and experiment. Observation is an appraisal of a phenomenon that occurs in nature. Only, unfortunately a natural phenomenon that comes naturally is not necessarily occur within a certain time, making it difficult observation. To anticipate this, then conducted an experiment that resembles a natural phenomenon that under control and supervision of special. Without this experiment, the science of physics can not be developed as today.

And then, in an experiment we tried to examine and learn hrus. How, we must have quantitative data on the experiments we do. Sanada with Lord Kelvin that expresses an opinion if we have not learned anything if we can not obtain a quantitative data.

(22)
(23)

accurate absolute measurement. Every measurement must have led to an

uncertainty of measurement, ie the difference between the two measurements. Uncertainty also called a mistake, because the difference between the measured value and actual value. This can be caused by several factors. Factors were divided into 2 major lines, namely: uncertainty and the uncertainty of a random collection system.

1. Ketidakpastian Bersistem - Kesalahan kalibrasi

Kesalahan dalam memberi skala pada waktu alat ukur sedang dibuat sehingga tiap kali alat itu digunakan,

ketidakpastian selalu muncul dalam tiap pengukuran. - Kesalahan titik nol

Titik nol skala alat ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur. - Kesalahan Komponen Alat

Sering terjadi pada pegas. Biasanya terjadi bila pegas sudah sering dipakai. - Gesekan

Kesalahan yangtimbul akibat gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak. - Paralaks

Kesalahan posisi dalam membaca skala alat ukur. 2. Ketidakpastian Acak 

- Gerak Brown molekul udara

Menyebabkan jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruh. 3. Adanya Nilai Skala Terkecil dari Alat Ukur

4. Keterbatasan dari Pengamat Sendiri 1. Uncertainty system

- Error Calibration

Errors in scaling the time measuring instruments are being created so that each time the device is used,

uncertainties always occur in every measurement. - Zero Point Error

Zero-point scale measuring instrument does not coincide with zero gauge needle. - Error Component Tools

Often occurs in spring. It usually occurs when the spring is often used. - Friction

Errors that arise due to friction on the parts of a tool that moves. - Parallax

Position errors in reading the meter scale. 2. Random Uncertainty

- Brownian motion of air molecules Cause the scale needle gauge affected.

3. The existence value of the Smallest Scale Measure Tool 4. Limitations of the Observer Self 

D. Angka Penting

D. Important Figures

Angka penting adalah angka yang diperhitungkan di dalam pengukuran dan pengamatan.

Aturan angka penting :

(24)
(25)

2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, angka nol yang terletak

disebelah kiri maupun di sebelah kanan tanda koma, tidak termasuk angka penting. Deretan angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting, kecuali ada penjelasan lain.

Important figure is the number that are included in the measurement and observation.

Rules of significant figures:

1. All nonzero digits are significant figures.

2. Zeros are located between nonzero digits including significant figures.

For decimal numbers smaller than one, zeros are located on the left or the right of  a comma, not including significant figures. Rows of zeros located on the right of non-zero digits are significant figures, unless there is another explanation.

METODE PRAKTIKUM

METHOD PRACTICUM

A. Alat dan Bahan

A. Tools and Materials

1. Jangka Sorong 2. Mikometer Sekrup 3. Tabung 4. Lempengan Koin 5. Kaca Pembesar 1. Duration Sorong 2. Micrometer screws 3. Tube 4. Coin Slabs 5. Magnifying glass A. Prosedur Praktikum B. Practical Procedures

(26)
(27)

1. Siapkan Jangka Sorong dan Tabung, serta Mikrometer Sekrup dan Lempengan Koin yang akan diukur.

2. Perhatikan ketelitian pengukuran Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup yang kamu gunakan.

3. Ukur diameter dalam tabung, baca hasil pengukurannya, dan catatlah dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur diameter dalam tabung

sebanyak 5 kali, hingga mendapat 5 data hasil pengukuran diameter dalam tabung.

4. Ukur diameter luar tabung, baca hasil pengukurannya, dan catatlah dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur diameter luar tabung sebanyak 5 kali, hingga mendapat 5 data hasil pengukuran diameter luar tabung.

5. Ukur kedalaman dalam tabung, baca hasil pengukurannya, dan catatlah dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur kedalaman tabung

sebanyak 5 kali, hingga mendapat 5 data hasil pengukuran kedalaman tabung. 6. Ukur ketebalan plat lempengan koin, baca hasil pengukurannya, dan catatlah

dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur tebal plat

lempengan koin sebanyak 5 kali, hingga mendapat 5 data hasil pengukuran tebal plat lempengan koin.

7. Hitung nilai rata-rata hasil pengukuran untuk masing-masing diameter dalam, diameter luar, kedalaman tabung, dan ketebalan plat lempengan koin. Tuliskan dalam tabel pengolahan data. Hitung ketidakpastian pengukuran masing-masing diameter dalam, luar, kedalaman, dan tebal plat.

8. Hitung prosentase kesalahan relatif pengukuran. 9. Buat kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum. 10.Tulis saran-saran, dan daftar pustaka.

11.Sertakan lampiran

1. Prepare shove and tubes, and micrometer screws and plates coins to be measured.

2. Note the precision of the measurement period Sorong and micrometer screws you use.

3. Measure the diameter of the tube, read the measurement results, and record the measurements in table data. Repeat again measure the diameter of the tube 5 times, up to get 5 data measurement in tube diameter.

4. Measure the outside diameter of the tube, read the measurement results, and record the measurements in table data. Repeat again measure the outside diameter of the tube as much as 5 times, to get 5 data measurement outside diameter tube.

5. Measure the depth of the tube, read the measurement results, and record the measurements in table data. Repeat again measure the depth of the tube 5 times, up to get 5 tubes depth measurement data.

6. Measure the thickness of the plate coin plate, read the measurement results, and record the measurements in table data. Repeat back gauge plate thickness slab coin 5 times, to get 5 plate thickness measurement data plate coin.

7. Calculate the average value measured for each diameter inside, outside diameter, tube depth, and thickness of the plate coin plate. Write in the table of data

processing. Calculate the measurement uncertainty of each diameter inside, outside, depth, and thickness of plate.

8. Calculate the percentage relative error of measurement.

9. Make a conclusion in accordance with the purpose of practical work.

(28)
(29)

11. Include attachments

HASIL PENGAMATAN

RESULTS OF OBSERVATIONS

A. Hasil Pengamatan

A. Result of Observations

1. Pengukuran Tabung Menggunakan Jangka Sorong

(30)
(31)

2. Pengukuran Lempengan Koin Menggunakan Mikrometer Sekrup 1. Measurement Using Slab Coins with Micrometer Screws

N o Ketebalan Plat (t) (mm) 1 7,35 2 7,30 3 7,28 4 7,30 5 7,30

A. Tabel Analisa Data B. Table of Data Analysis

1. Pengukuran Tabung Menggunakan Jangka Sorong 1. Tube Measurement Using Shove

a. Diameter Luar Tabung a. Outer Diameter Tube

Menghitung rata-rata dari diameter luar tabung Calculating the average of the outer tube diameter

No Diameter Luar (dluar) (d1) 2 (mm) dalam mm 1 70,8 5012,64 2 69,6 4844,16 3 69,6 4844,16 4 69,7 4858,09 5 70,5 4970,25 n =5 (∑d1) = 350,2 (∑d1)2 = 24529,3 N o Diameter Luar (dluar) Diameter Dalam (ddalam) Kedalaman (h) (mm) (mm) (mm) 1 70,8 67,9 80,4 2 69,6 68,9 80,2 3 69,6 68,5 80,2 4 69,7 68,2 80,2 5 70.5 67,6 80,4

(32)
(33)

luar  d  =

n= d i 1 1 n = 350,25 = 70,04 mm

Menghitung ketidak pastian pengukuran (∆d) diameter luar tabung Calculating measurement uncertainty (Δd) outside diameter tube

 ∆d = 1n n

n= di 1 2 1

-(

)

2 1 1

n= di n-1

=

15 5 x 24529,3 -122640,04 5-1

=

0,2

5 x 122646,5 -122640,04 4

=

0,254

mm

Menghitung prosentase Kesalahan Relatif pengukuran (KR) Calculating relative percentage error of measurement (KR)

KR

 ∆d

x

100 % =

0,25470,04 x

100 % = 0,36 %

Prosentase ketelitian pengukuran Percentage accuracy of measurement

100 % - 0,36 % = 99,64 %

a. Diameter Dalam Tabung

a. Diameter of the tube

Menghitung rata-rata dari diameter dalam tabung Calculating the average of diameter in the tube

No Diameter Dalam (ddalam) (d2) 2 (mm) dalam mm 1 67,9 4610,41 2 68,9 4747,21 3 68,5 4692,25 4 68,2 4651,24 5 67,6 4569,76 n =5 (∑d2) = 341,1 (∑d2)2 = 23270,87 dalam d  =

n= d i 1 1 n = 341,15 = 68,22 mm

Menghitung ketidak pastian pengukuran (∆d) diameter dalam tabung Calculating measurement uncertainty (Δd) in diameter tube

(34)
(35)

 ∆d = 1n n

n= di 1 2 1

-(

)

2 1 1

n= di n-1

=

155 x 23270,87 -116349,21 5-1

=

0,2

116354,35 -116349,214

=

0,22 mm

Menghitung prosentase Kesalahan Relatif pengukuran (KR)

Calculating relative percentage error of measurement (KR)

KR

 ∆d

x

100 % =

0,2268,22 x

100 % = 0,32 %

Prosentase ketelitian pengukuran Percentage accuracy of measurement

100 % - 0,32 % = 99,68 %

a. Kedalaman Tabung

a. Diameter of the tube

Menghitung rata-rata dari kedalaman tabung Calculating the average of the tube depth

No Kedalaman (h) (d3)2 (mm) dalam mm 1 80,4 6464,16 2 80,2 6432,04 3 80,2 6432,04 4 80,2 6432,04 5 80,4 6464,16 n =5 (∑d5) = 401,4 (∑d3)2 = 32224,44 d  =

n= d i 1 1 n = 401,45 = 80,28 mm

Menghitung ketidak pastian pengukuran (∆d) kedalaman tabung Calculating measurement uncertainty (Δd) tube depth

 ∆d = 1n n

n= di 1 2 1

-(

)

2 1 1

n= di n-1

=

15 5 x 32224,44 -161121,96 5-1

=

0,2

161122,2 -161121,964

=

0,048

mm

Menghitung prosentase Kesalahan Relatif pengukuran (KR) Calculating relative percentage error of measurement (KR)

(36)
(37)

KR

 ∆d

x

100 % =

0,04880,28 x

100 % = 0,059 %

Prosentase ketelitian pengukuran Percentage accuracy of measurement

100 % - 0,059 % = 99,94 %

1. Pengukuran Lempengan Koin Menggunakan Mikrometer Sekrup 1. Measurement Using the Micrometer Screws Coin Slabs

a. Ketebalan Koin a. Coin Thickness

Menghitung rata-rata dari ketebalan koin Calculating the average of the coin thickness

N o Ketebalan Plat (t) (t2) (mm) dalam mm 1 7,35 54,0225 2 7,30 53,29 3 7,28 52,99 4 7,30 53,29 5 7,30 53,29 ∑t = 36,53 ∑t2 = 266,88 t  =

n= t i 1 1 n = 36,535 = 7,306 mm

Menghitung ketidak pastian pengukuran (∆t) ketebalan koin Calculating measurement uncertainty (Δt) coin thickness  ∆t = 1n n

n= t  1 2 1

-(

)

2 1 1

n= t  n-1

=

15 5 x 266,89 -1334,44 5-1

=

0,2

1334,45 -1328,60254

=

0,011 mm

Menghitung prosentase Kesalahan Relatif pengukuran (KR)

Calculating relative percentage error of measurement (KR)

KR

 ∆t

x

100 % =

0,0117,306 x

100 % = 0,15 %

Prosentase ketelitian pengukuran Percentage accuracy of measurement

(38)
(39)

PENUTUP

CLOSING

A. Kesimpulan

A. Conclusion

Dari hasil pengukuran dan pengolahan data di atas didapat kesimpulan :

• Diameter Luar Tabung

( d 

± ∆d) = ( 70,04 ± 0,254 ) mm, dengan kesalahan relatif = 0,36%

• Diameter Dalam Tabung

( d 

± ∆d) = ( 68,22 ± 0,22 ) mm, dengan kesalahan relatif = 0,32%

• Kedalaman Tabung

( d 

± ∆d) = ( 80,28 ± 0,048 ) mm, dengan kesalahan relatif = 0,059%

• Ketebalan Plat

(

± ∆t) = ( 7,306 ± 0,011 ) mm, dengan kesalahan relatif = 0,15%

From the results of measurement and data processing in the above could be concluded :

• Outer Diameter Tubing

(± Δd) = (70.04 ± 0.254) mm, with a relative error = 0.36%

•  The diameter of the tube

(± Δd) = (68.22 ± 0.22) mm, with a relative error = 0.32%

•  Tube Depth

(± Δd) = (80.28 ± 0.048) mm, with a relative error = 0.059%

• Plate thickness

(± Δt) = (7.306 ± 0.011) mm, with a relative error = 0.15%

A. Saran

B. Suggestion

Disarankan kepada siswa/siswi supaya dapat menguasai alat-alat pengukur dan bisa menggunakannya dengan benar sehingga dapat memperkecil kemungkinan

ketidakpastian dalam pengukuran.

Suggested to students in order to control the measuring instruments and can use them properly so as to minimize the possibility of uncertainty in measurement.

(40)
(41)

PRAKTIKUM

PILIHAN

(42)
(43)

PENDAHULUAN

PRELIMINARY 

A. Latar Belakang

A. Background

Mudahlah bagi kita sekarang menerima gagasan bahwa kalor itu energi. Tidak demikianlah halnya dua abad yang lampau. Pada waktu itu para cendekiawan masih mengira bahwa kalor itu suatu “zat” yang dapat mengalir dan data disimpan oleh benda. Pendapat ini menerangkan berbagai gejala perpindahan kalor dan penyerapan kalor. Berdasarkan pengamatannya waktu mengawasi permbuatan meriam, Count Rumford memperoleh kesimpulan bahwa tidak benar kalor itu “zat”.

Anda telah mengetahui bahwa jika gelas berisi air ledeng dicelupkan sebagian ke dalam bak berisi air panas, air ledeng mengalami kenaikan suhu dan air panas

mengalami penurunan suhu. Ini menunjukkan terjadinya perpindahan energi dari benda bersuhu tinggi (air panas) ke benda bersuhu rendah (air ledeng). Untuk lebih meyakinkan, Anda dapat mencelup gelas air ledeng yang sama ke dalam bak berisi air es. Anda akan amati sekarang air ledeng mengalami penurunan suhu dan air es mengalami kenaikan suhu. Uraian tersebut dengan jelas mempertegas kesimpulan bahwa perpindahan energi secara alami selalu terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah.

 Joseph Black pada tahun 1760 merupakan orang pertama yang menyatakan perbedaan antara suhu dan kalor. Suhu adalah derajad panasnya atau dinginnya suatu benda yang diukur oleh termometer, sedangkan kalor adalah suatu yang mengalir dari benda panas ke benda lebih dingin untuk menyamakan suhunya.

It is easy for us now accept the idea that heat is energy. Not the case the past two centuries. At that time, the scholars still thought that heat was a "substance" that can flow and data stored by the body. This opinion explains the various symptoms of heat transfer and absorption of heat. Based on observations of time watching permbuatan cannon, Count Rumford obtained a conclusion that does not really heat it

"substance".

 You already know that if a glass of tap water dipped partially into a bath of hot water, piped water has increased temperature and hot water temperature decreased.  This suggests the occurrence of energy transfer from high-temperature objects (hot

(44)
(45)

glass of tap water into a tub of ice water. You will observe now decreasing

temperature tap water and ice water temperature increases. The description is clearly reinforce the conclusion that natural energy transfer always occurs from objects at high temperature to lower temperature object.

 Joseph Black in 1760 was the first to express the difference between the

temperature and heat. Temperature is the degree of heat or coldness of an object measured by the thermometer, while the heat is flowing from a hot object to a colder body to equalize the temperature.

B. Tujuan

A. Goal

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan besarnya harga air (kapasitas) calorimeter. 2. Menentukan kapasitas kalor dari calorimeter.

3. Menentukan kalor jenis suatu zat.

4. Menentukan energi kalor yang diterima kalorimeter.

 The goals to be achieved from the implementation of this practice are as follows : 1. Determining the price of water (capacity) calorimeter.

2. Determining the heat capacity of calorimeter. 3. Determining the kind of heat a substance.

(46)
(47)

DASAR TEORI

BASIC THEORY 

A. Pengertian

A. Definition

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. Perkataan “kapasitas” dapat memberikan pengertian yang menyesatkan karena perkataan tersebut menyarankan pernyataan “ banyaknya kalor yang dapat dipegang oleh sebuah benda” yang merupakan pernyataan yang pada pokoknya tidak berarti, sedangkan yang artinya sebenarnya dengan perkataan tersebut hanyalah tenaga yang harus ditambahkan sebagai kalor untuk menaikkan temperatur benda sebanyak satu derajat.

Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia disebut kalorimeter . Kalorimeter yang biasa digunakan

di laboraturium fisika sekolah berbentuk bejana biasanya silinder dan terbuat dari logam misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75 mm x 50 mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk dan diletakkan di dalam bejana yang lebih besar yang disebut mantel. Mantel tersebut berguna untuk mengurangi

hilangnya kalor karena konveksi dan konduksi.

Kalor Jenis kalor adalah satu bentuk energi. Kalor dapat mengubah suhu atau wujud benda. Satuan kalor adalah kalori disingkat dengan kal. Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik 10C. Karena kalor merupakan bentuk energi, masa dalam SI satuan kalor sama

dengan satuan energi yaitu Joule/ J. Dalam pengukuran menunjukkkan adanya kesetaraan antara kalor dengan energi yaitu : 1 kalori setara dengan 4,18 J atau 1 J setara dengan 0,24 kalori. Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan 1 kg zat untuk menaikkan suhunya 10C.

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan : Q lepas = Q terima

(48)
(49)

  Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa panas jenis air jauh lebih besar daripada panas jenis zat lain. Karena kapasitas panasnya yang sangat besar, air adalah bahan yang baik sekali untuk menyimpan energi termis. Air juga merupakan pendingin yang baik. Air dalam jumlah yang banyak, seperti danau atau lautan cenderung membuat variasi temperatur tidak berlebihan didekatnya karena air dapat menyerap atau melepas energi termis dalam jumlah yang besar sementara mengalami perubahan temperatur yang sangat kecil.

Karena panas jenis air praktis konstan meliputi jangkauan temperatur yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur tertentu yang mudah diukur, dengan menempatkannya dalam bejana air yang massa dan temperaturnya diketahui, dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan akhir. Jika seluruh sistem terisolasi dari sekitarnya maka panas yang keluar dari benda sama dengan panas yang masuk ke air dan wadahnya. Prosedur ini disebut kalorimetri, dan wadah air yang terisolasi dinamakan kalorimeter. Misalkan m adalah massa benda, c adalah panas jenis, dan Tio adalah temperatur

awal. Jika Tf  adalah temperatur akhir benda dalam bejana air, maka panas yang

keluar dari benda adalah :

)` ( io  f  

keluar  mc T  T 

Q = −

Dengan cara yang sama, jika Tio adalah temperatur awal air dan wadahnya, dan Tf 

adala temperatur akhirnya (temperatur akhir benda dan air adalah sama, karena keduanya segera setimbang), maka panas yang diserap oleh air dan wadahnya adalah : ) ( ) (  f   io w w  f   io a a masuk  m c T  T  m c T  T  Q = − + −

Dengan ma dan ca = 4,18 kJ/kg.K adalah massa dan panas jenis air, dan mw dan cw

adalah massa dan panas jenis wadah. Perhatikan bahwa dalam persamaan ini kita telah memilih untuk menuliskan beda temperatur agar panas yang masuk dan panas yang keluar merupakan besaran yang positif. Karena jumlah panas ini sama, panas  jenis c benda dapat dihitung dengan menuliskan panas yang keluar dari benda sama

dengan panas yang masuk dari air dan wadah :

masuk  keluar  Q Q = ) ( ) ( ) (T ib f   maca f  io mwcw f  ia mc − = − + −

Karena hanya beda temperatur yang ada dalam persamaan di atas dan karena Kelvin dan derajat Celcius berukuran sama, maka semua temperatur dapat diukur dalam skala Kelvin dan derajat Celcius tanpa mempengaruhi hasilnya.

  Jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur suatu zat dengan   jumlah tertentu bergantung pada apakah zat dibolehkan mengembang sementara dipanaskan. Jika zat tidak dibiarkan berekspansi, semua panas akan menyebabkan

Q lepas = Q terima m1.c1.(t1 - ta) = m2.c2.(ta-t2)

(50)
(51)

kenaikan temperatur. Namun jika zat dibiarkan memuai, zat akan melakukan usaha disekitarnya pada udara, jika tidak ada benda lain. Kerena itu lebih banyak energi panas dibutuhkan untuk melakukan usaha seperti halnya untuk menaikkan temperatur. Jadi, untuk semua zat yang memuai bila dipanaskan, kapasitas panas

atau panas jenis pada volume konstan cv lebih kecil daripada kapasitas panas atau

panas jenis pada tekanan konstan cp. Adalah sangat sukar untuk menghalangi

padatan atau cairan untuk memuai jika dipanaskan. Namun, pemuaian, dan karena

itu usaha yang dilakukan , biasanya sangat kecil, sehingga perbedaan antara cv dan

cp dapat diabaikan dalam banyak hal.

Untuk gas, keadaannya cukup berbeda. Gas memuai sangat banyak jika dipanaskan pada tekanan konstan, jadi gas melakukan usaha dalam jumlah yang cukup besar. Jadi, ada perbedaan yang besar antara panas jenis dan kapasitas panas gas pada tekanan konstan dan panas jenis pada volume konstan.

Heat capacity is the amount of heat needed to raise body temperature by 1 degree Celsius. The word "capacity" to give the sense that word is misleading because it suggested that the statement "the number of heat that can be held by an object" which is a statement which in principle does not mean that, while the actual words that mean the only power that should be added as heat to raise temperature objects as much as one degree.

  The instrument used to measure the amount of heat involved in a change or a chemical reaction called a calorimeter . Calorimeter which is used in school physics

laboratories generally cylindrical-shaped vessel made of metal such as copper or aluminum with size 75 mm x 50 mm (diameter). The vessel is equipped with a mixer and placed in a larger vessel called the mantle. Mantel is useful to reduce loss of heat

due to convection and conduction.

Heat Type Heat is a form of energy. Heat can change the temperature or the shape of objects. Units of heat is the calorie abbreviated cal. One calorie is the amount of heat needed to heat 1 gram of water so that the temperature rise 1 ℃. Because heat is a form of energy, time in the SI unit of heat equal to the energy unit is Joule / J. In the measurement, indicating the existence of equality between the heat energy that is: 1 calorie is equivalent to 4.18 J or 1 J is equivalent to 0.24 calories. Heat type of a substance is the amount of heat needed to raise 1 kg of a substance its temperature 10℃.

According to the principle of Black if there are two things a different temperature then mixed together or there will be a flow of heat from high temperature objects toward the low-temperature objects. This flow will stop until there is thermal equilibrium (the temperature of the two objects same). Mathematically can be formulated : Q out = Q received.

Which releases heat is a thing that high temperature and heat is the object that receives a low temperature. When these equations are converted it will be obtained

From the above table can be seen that the specific heat of water is much greater than the heat of other substances. Due to a very large heat capacity, water is an

excellent material to store thermal energy. Water is also a good cooler. Water in large amounts, such as lakes or oceans tend to make the temperature variation is not

Q lepas = Q terima m1.c1.(t1 - ta) = m2.c2.(ta-t2)

(52)
(53)

excessive because the water nearby to absorb or release thermal energy in large quantities while experiencing a very small temperature changes.

 Top of Form

Since practically constant hot water types include a wide range of temperatures, heat type of an object can easily be measured by heating the object up to a certain temperature is easily measured, by placing it in a vessel of water mass and its

temperature is known, and by measuring the temperature of the final equilibrium. If  the whole system is isolated from its surroundings, the heat coming out of the same thing with the heat that goes into the water and wadahnya.Prosedur is called

calorimetry, and an insulated water container dinamaka calorimeter. Suppose m is the mass of the object, c is specific heat, and Tio is the initial temperature. If Tf is final temperature of objects in the water vessel, then the heat out of objects are :

)` ( io  f  

keluar  mc T  T 

Q = −

In the same way, if Tio is the initial temperature of the water and container, and Tf  is the temperature of the end (the end of the body and water temperatures are the same, since both immediately equilibrium), then the heat absorbed by water and container are : ) ( ) (  f   io w w  f   io a a masuk  m c T  T  m c T  T  Q = − + −

With ma and ca = 4.18 kJ / kg.K is the mass and specific heat of water, and mw and cw is the mass and specific heat of the container. Note that in this equation we have chosen to write the temperature difference for heat input and heat that comes out is a positive quantity. Because the same amount of this heat, hot type c object can be calculated by writing the heat that comes out of the same object with the incoming heat from water and container :

masuk  keluar  Q Q = ) ( ) ( ) (T ib f   maca f  io mwcw f  ia mc − = − + −

Since only the temperature difference that exists in the equation above and because of Kelvin and degrees Celsius the same size, then all temperature can be measured in Kelvin and degrees Celsius scales without affecting the results.

METODE PRAKTIKUM

METHOD PRACTICUM

A. Alat dan Bahan

A. Tools and Materials

1. Kalorimeter

2. Termometer 100℃ 3. Air panas dan air dingin 4. Neraca

(54)
(55)

1. Calorimeter

2.  The thermometer 100 ℃ 3. Hot and cold water

4. Balance 5. Glass

A. Prosedur Praktikum

A. Practical Procedures

1. Siapkan Kalorimeter

2. Timbang massa kalorimeter kosong (tanpa air dan termometer) = mka

3. Isi tabung dengan air panas

4. Timbang kalorimeter berisi air panas, catat selisih massanya sebagai massa air panas = map

5. Ukur suhu air panas dalam kalorimeter dengan termometer, catat suhu air panas (tap)

6. Ambil gelas kosong kemudian timbanglah, catat massa gelas kosong

7. Isi gelas kosong dengan air dingin, kemudian timbang kembali gelas berisi air dingin, catat selisih massanya sebagai massa air dingin (mad)

8. Ukur suhu air dingin dan catat suhu air dingin (tap)

9. Tuang air dingin ke dalam kalorimeter, aduk-aduk selama 20 kali. Ukur suhu akhir campuran air panas dengan air dingin tersebut (tA), catat suhu akhirnya

10.Ulangi langkah 1 hingga 9 untuk 5 x percobaan, sehingga mendapatkan 5 data percobaan. Catat data tersebut ke dalam tabel data hasil pengamatan

11.Buatlah analisa data (pengolahan data), dengan menghitung dan melengkapi isian tabel pengolahan data/

12.Hitung rata-rata kalor jenis kalorimeter 13.Hitung ketidakpastian pengukurannya

14.Hitung prosentase Kesalahan relatif pengukurannya 1. Prepare Calorimeter

2. Weigh the mass of empty calorimeter (without water and a thermometer) = mka

(56)
(57)

4. Weigh the calorimeter containing hot water, note the difference in mass as the mass of hot water = map

5. Measure the temperature of hot water in the calorimeter with the thermometer, record the temperature of hot water (tap)

6. Take an empty cup and then weigh, record the mass of an empty glass

7. Fill the empty glass with cold water, then weigh again the glass of cold water, note the difference in mass as a mass of cold water (mad)

8. Measure the temperature of cold water and record the temperature of cold water (tap)

9. Pour cold water into the calorimeter, stir for 20 times. Measure the final

temperature of hot water mixed with cold water (tA), record the temperature finally

10. Repeat steps 1 to 9 to 5 x trial, so get 5 experimental data. Write down the data into a data table observations

11. Make an analysis of data (data processing), with counting and complete field of  data processing table

12. Calculate the average calorific calorimeter type 13. Calculate the measurement uncertainty

14. Calculate the percentage relative error of measurement

HASIL PENGAMATAN

RESULTS OF OBSERVATIONS

A. Hasil Pengamatan

A. Result of Observations

Kalor Jenis Air = 1 Kal/gr℃

(58)
(59)

Ke (gr) (gr) (gr) (⁰C) (⁰C) (⁰C) 1 62 87 122 58 26 43 2 158 75 122 59 27 50 3 133 115 122 80 26 57 4 121 55 122 71 27 64 5 100 93 122 80 27 63

B. Tabel Analisa Data

A. Table of Data Analysis

No map (gr) mad (gr) mka (gr) tap (⁰C) tad (⁰C) tA (⁰C) (tap -tA) (⁰C) (tA -tad) (⁰C) Cka (kal/⁰ C) Cka (kal/gr⁰ C) 1 62 87 122 58 26 43 15 17 36,6 0,30 2 158 75 122 59 27 50 9 23 391,4 3,20 3 133 115 122 80 26 57 23 31 163,5 1,34 4 121 55 122 71 27 64 7 37 1311, 4 10,74 5 100 93 122 80 27 63 17 36 289,6 2,37 Hasil Analisa Analysis Percobaan 1 Experiment 1 Diketahui : map = 62 gr mad = 87 gr mka = 122 gr tap = 58 ⁰C tad = 26 ⁰C tA = 43 ⁰C Ditanya : a) Cka = ... ? b) cka = ... ?  Jawab : a) Q lepas = Qserap

Qairpans+ Qkalorimeter = Qairdingin

map•Ca•∆tap+ Cka•∆tap = mad•Ca•∆tad map•Ca•(tap – tA) + Cka•(tap – tA) = mad•Ca•(tA– tad) 62•1•(58 – 43) + Cka•(58 – 43) = 87•1•(43 – 26) 62•15 + Cka 15 = 87•17 930 + Cka 15 = 1479 Cka15 = 1479 – 930

(60)
(61)

Cka15 = 549 Cka = 36.6 b) cka=36.6122=0,30 Percobaan 2 Experiment 2 Diketahui : map = 158 gr mad = 75 gr mka = 122 gr tap = 59 ⁰C tad = 27 ⁰C tA = 50 ⁰C Ditanya : a) Cka = ... ?? b) cka = ... ??  Jawab : a) Q lepas = Qserap

Qairpans+ Qkalorimeter = Qairdingin map•Ca•∆tap+ Cka•∆tap = mad•Ca•∆tad map•Ca•(tap – tA) + Cka•(tap – tA) = mad•Ca•(tA– tad) 158•1•(59 – 50) + Cka•(59 – 50) = 75•1•(50 – 27) 158•9 + Cka 9 = 75•23 1422 + Cka 9 = 1725 Cka9 = 1725 – 1422 Cka9 = 303 Cka = 33,6 b) cka=33,6122=0,27 Percobaan 3 Experiment 3 Diketahui : map = 133 gr mad = 115 gr mka = 122 gr tap = 80 ⁰C tad = 26 ⁰C tA = 57 ⁰C Ditanya : a) Cka = ... ?? b) cka = ... ??  Jawab : a) Q lepas = Qserap

Qairpans+ Qkalorimeter = Qairdingin map•Ca•∆tap+ Cka•∆tap = mad•Ca•∆tad map•Ca•(tap – tA) + Cka•(tap – tA) = mad•Ca•(tA– tad)

133•1•(80 – 57) + Cka•(80 – 57) = 115•1•(57 – 26)

133•23 + Cka 23 = 115•31

(62)
(63)

Cka23 = 3565 – 3059 Cka23 = 506 Cka = 22 b) cka=22122=0,18 Percobaan 4 Experiment 4 Diketahui : map = 121 gr mad = 55 gr mka = 122 gr tap = 71 ⁰C tad = 27 ⁰C tA = 64 ⁰C Ditanya : a) Cka = ... ? b) cka = ... ?  Jawab : a) Qlepas = Qserap

Qairpans+ Qkalorimeter = Qairdingin

map•Ca•∆tap+ Cka•∆tap = mad•Ca•∆tad map•Ca•(tap – tA) + Cka•(tap – tA) = mad•Ca•(tA– tad) 121•1•(71 – 64) + Cka•(71 – 64) = 55•1•(64 – 27) 121•7 + Cka 7 = 55•37 847 + Cka 7 = 2035 Cka7 = 2035 – 847 Cka7 = 1188 Cka = 169,7 b) cka=169,7122=1,39 Percobaan 5 Experiment 5 Diketahui : map = 100 gr mad = 93 gr mka = 122 gr tap = 80 ⁰C tad = 27 ⁰C tA = 63 ⁰C Ditanya : a) Cka = ... ?? b) cka = ... ??  Jawab : a) Q lepas = Qaerap

Qairpans+ Qkalorimeter = Qairdingin

map•Ca•∆tap+ Cka•∆tap = mad•Ca•∆tad

map•Ca•(tap – tA) + Cka•(tap – tA) = mad•Ca•(tA– tad)

100•1•(80 – 63) + Cka•(80 – 63) = 93•1•(63 – 27)

100•17 + Cka 17 = 93•36

(64)
(65)

Cka17 = 3348 – 1700

Cka17 = 1648

Cka = 96,9

b) cka=96,9122=0,79

Menghitung rata-rata kalor jenis kalorimeter

Calculating the average calorific calorimeter type

ka c = i=1n kai c n ka c = 2,935 ka c = 0,586 kal/gr℃

Tabel Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran Kalor Jenis Kalorimeter ( ∆cka)

Measurement Uncertainty Calculation Table Heat Type Calorimeter ( ∆cka)

Percoba an ke-cka (kal/gr⁰C) cka 2 1 0,30 0,090 2 0,27 0,0729 3 0,18 0,0324 4 1,39 1,932 5 0,79 0,6241 n = 5 (i = 1ncka) = 2,93 (i = 1ncka2)= 2,7531

 ∆c

ka

=

1n(i = 1ncka2)- (i = 1ncka)2 (n-1)

 ∆c

ka

=

155 . 2,7531-(2,93)2(5-1)

 ∆c

ka

=

1513,7655-8,5849 4

 ∆c

ka

=

155,18064

 ∆c

ka

=

151,29515

 ∆c

ka

=

15

x 1,138

 ∆c

ka

= 0,2276

Menghitung Prosentase Kesalahan Relatif pengukuran (KR) Calculating relative percentage error of measurement (KR)

(66)
(67)

KR = ∆ckacka x 

100%

KR = 0,22760,586 x 

100%

KR = 3,88 %

Prosentase ketelitian pengukuran Percentage accuracy of measurement

100 % - 3,88 % = 96,12 %

PENUTUP

CLOSING

A. Kesimpulan

(68)

Gambar

Tabel Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran Kalor Jenis Kalorimeter ( ∆c ka ) Measurement Uncertainty Calculation Table Heat Type Calorimeter ( ∆c ka )

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari perancangan aplikasi penjualan online berbasis Web dilakukan dengan cara pengumpulan data yang terdiri dari data primer dan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanaka n dari bulan Juni hingga September 2018, yang berlokasi di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Sukra dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran praktik online teknik digital dan perangkat-perangkat pendukungnya, dan mengetahui kelayakan dan

untuk mendaftarkan setiap mutasi atau pembebanan hak atas tanah di kantor pendaftaran tanah, sehingga terjamin adanya kepastian hukum hak-hak atas tanah tersebut. Kepala

Berbagai upaya dilakukan banyak pihak mulai dari kampung yang berupaya mengelola sampahnya sendiri dengan mendirikan bank sampah atau kampung organik, sampai dengan

Diagram kontrol yang dibangun dengan mentransformasi bilangan crisp menjadi bilangan fuzzy dapat menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan hasil yang representatif

Proses pengayakan biasanya masih dilakukan secara manual menggunakan alat konvensional dengan 2 orang atau secara bergantian sebagai operator, hal ini tentu