• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU BIOLOGI SMP NEGERI DI KOTA BINJAI. Rini Puji Lestina Br sitepu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU BIOLOGI SMP NEGERI DI KOTA BINJAI. Rini Puji Lestina Br sitepu"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 13 HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN

BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU BIOLOGI SMP NEGERI DI KOTA BINJAI

Rini Puji Lestina Br sitepu Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship between : 1) the professional competence with performance of teachers, 2) the organizational culture with performance of teachers, 3) the professional competence and cultural organizations together with teacher performance . This research is correlational deskiptif . The population was biology teacher of junior high school in Binjai , with sample of 48 people. Data analysis techniques used were correlation analysis and simple and multiple regression. Results of data analysis showed that: 1) there is a positive and significant relationship between the professional competence with performance of teachers; 2 ) there is a positive and significant relationship between organizational culture with teacher performance, 3) there is a positive and significant relationship between professional competence and organizational culture together with the performance of biology teacher’s. Conclusions of this study is that there are positive and significant relationship between professional competence and organizational culture, alone or together with the performance of biology teacher’s of junior high school in Binjai.

Keywords: Professional Competence, Organizational Culture, Performance Teachers

A. Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang berlangsung di sekolah maupun diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal,

(2)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 14

non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Pendidikan nasional saat ini mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni cerdas sektor politik, ekonomi, keamanan, kesehatan dan sebagainya kemudian mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan jasmani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Redja Mudyahardjo,1998:11).

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan pendidikan formal lanjutan untuk mengembangkan potensi dasar yang ada pada diri anak baik perkembangan afektif, kognitif, maupun motorik setelah sekolah dasar. Oleh karena itu pengembangan kelembagaan pendidikan dasar ini hendaknya benar-benar mendapatkan perhatian serius dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun warga sekolah dalam penyelenggaannya.

Guru merupakan salah satu komponen yang dapat menentukan keberhasilan pendidikan. Oleh sebab itu menurut PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal, yakni kompetensi; (1) pedagogik; (2) kepribadian; (3) sosial dan (4) profesional. Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang guru diharapkan mampu meningkatkan kompetensi diri sehingga dapat melaksanakan kinerja dengan baik. Dengan adanya kinerja yang baik maka akan diperoleh keberhasilan, keinginan dan semangat kerja yang baik dalam melaksanakan tugas. Guru yang memiliki kinerja yang baik akan cendrung melaksanakan tugas semaksimal mungkin. Oleh karena itu tuntutan terhadap guru yang profesional dan berkinerja tinggi merupakan sebuah kebutuhan, mengingat guru sebagai pelaksana pendidikan memegang peranan penting dan strategis dalam penentuan tercapainya tujuan pembelajaran.

Saat ini sedang dilaksanakan beberapa cara untuk dapat meningkatkan kinerja guru dengan maksud dapat terlaksananya tujuan pendidikan nasional secara maksimal. salah satunya adalah pelaksanaan sertifikasi guru yang bertujuan untuk menjadikan guru lebih profesional atau dengan kata lain agar guru dapat lebih

(3)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 15

meningkatkan kompetensinya dibidang masing - masing. Namun pada kenyataannya terdapat berbagai permasalahan dilapangan yang masih ditemukan dan menjadi alasan rendahnya kualitas kinerja guru.

Berdasarkan observasi awal di beberapa sekolah di Binjai bahwa rendahnya kinerja guru dapat dilihat dari segi kehadiran dan data pengumpulan perangkat pembelajaran. Masih terdapat beberapa guru yang tingkat kehadirannya dalam sebulan dibawah 90% dan sekitar 5% guru yang tidak membuat perangkat pembelajaran tepat waktu. Selain itu rendahnya kinerja guru juga dapat dilihat dari pernyataan Syawal Gultom sebagai kepala BPSDMP dan PMP, bahwa program sertifikasi sudah dimulai sejak tahun 2005 dan selama ini guru yang lolos proses sertifikasi melalui penilaian portofolio mendapat tunjangan satu kali gaji pokok, namun kenyataannya sertifikasi tersebut tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil penelitian Kemdiknas, pasca program pemberian sertifikasi guru melalui penilaian portofolio sejak tahun 2005 tidak memberikan dampak besar terhadap perubahan kultur sekolah menjadi lebih baik, kinerja guru dalam mengajar dikelas, dan peningkatan kemampuan siswa (Burhani, 201:35). Surya Dharma sebagai ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) juga turut mengatakan, mutu dan profesionalitas guru merupakan tantangan utama pendidikan nasional. Sertifikasi dan peningkatan kesejahteraan guru belum meningkatkan mutu dan profesionalitas mereka (Nky/Deb, 2010).

Mencermati fakta diatas, berbagai masalah mutu pendidikan dilihat dari kinerja seorang guru yang kurang memadai. Rendahnya kualitas kinerja guru dimungkinkan oleh beberapa variabel seperti kompetensi guru dan budaya organisasi yang masih rendah. Maka dari itu untuk meningkatkan kinerja seorang guru haruslah terlebih dahulu ditingkatkan kompetensi guru terutama kompetensi profesional dan budaya organisasi. Dengan demikian jelaslah bahwa kinerja guru Biologi khususnya SMP Negeri di kota Binjai juga perlu mendapatkan perhatian serius. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kompetensi profesional dan budaya organisasi serta hubungannya dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai.

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMP Kota Binjai, dengan guru biologi sebagai subjek penelitian. Metode penelitian adalah metode

(4)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 16

deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru biologi SMP di Kota Binjai, yaitu sebanyak 60 orang. Sampel yang diambil menggunakan

Nomogram Herry King, diperoleh sebanyak 48 orang. Tehnik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes untuk menjaring data. Angket yang digunakan model skala Likert. Instrumen kinerja guru berbentuk observasi yang diadopsi dari Instrumen penilaian kinerja Guru (IPKG) yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan.

C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Variabel kompetensi profesional (X1) terdiri dari 30 butir tes. skor yang terendah yang diperoleh 47 dan skor yang tertinggi 100. Rata-rata 84,33 simpangan baku 10,07 median 87,85 dan modus 89,47. Budaya organisasi (X2) terdiri dari 30 butir pernyataan, skor minimal yang mungkin diperoleh adalah 30 dan skor maksimal adalah 120. Kenyataan dari data yang diperoleh skor yang terendah 70 dan skor tertinggi 107. Rata-rata 91,25, simpangan baku 10,62, median 93,50 dan modus 95,55. Kinerja Guru (Y) terdiri dari 30 butir butir-butir pernyataan, skor minimal yang mungkin diperoleh adalah 30 dan skor maksimal adalah 120.

Uji kenormalan dilakukan dengan uji Liliefors. Hasil uji untuk data kompetensi profesional diperoleh nilai Lo sebesar 0,064 dan nilai Lt, n = 48 pada taraf α = 0,05 sebesar 0,128, Jadi nilai Lo < Lt sehingga dapat disimpulkan bahwa data kompetensi profesional berdistribusi normal. Kemudian data budaya organisasi nilai Lo sebesar 0,06 dan nilai Lt sebesar 0,13. Jadi nilai Lo < Lt sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel budaya organisasi berdistribusi normal. Sedangkan variabel kinerja guru nilai Lo sebesar 0,03 dan nilai Lt sebesar 0,13. Jadi nilai Lo < Lt sehingga disimpulkan bahwa data variabel kinerja guru berdistribusi normal.

Hasil uji hipotesis diperoleh yakni: 1) terdapat hubungan positif dan signifikan antar kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi SMP di kota Binjai, dengan persamaan regresi Ý = 64,78 + 0,41X1. 2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri di kota Binjai dengan persamaan regresi Ý = 63,08 + 0,40 X2. 3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru Biologi SMP

(5)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 17

Negeri di kota Binjaidengan persamaan. Y = 59,46 + 0,35 X1 + 0.33X2. Berdasarkan hasil temuan dapat dijelaskan bahwa dengan peningkatan kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama akan semakin baik pula kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai.

2. Pembahasan

Temuan pertama penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi parsial r = 0,42 yang menunjukkan hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru, sedangkan sumbangan efektifnya 17,19%. Berdasarkan temuan di atas terlihat secara empiris terbukti bahwa kompetensi profesional yang ditunjukkan oleh guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja guru. Guru merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Kegagalan guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar di kelas, akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. Oleh sebab itu guru diharapkan memiliki kompetensi profesional dalam proses pembelajaran, sehingga dapat terlaksana pembelajaran yang variatif dan konstruktif. Dalam mengembangkan kinerja guru, seorang guru membutuhkan kemampuan mengembangkan keilmuannnya untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam proses belajarar mengajar yang akan membawa perbaikan pada kualitas pembelajaran. Guru yang sudah memiliki kompetensi profesional dalam melaksanakan tugasnya sudah tentu akan memiliki kinerja yang baik pula. Dengan demikian maka seorang guru dengan kompetensi profesional yang baik maka akan dapat meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas, sehingga mutu pendidikan juga akan semakin meningkat.

Temuan kedua dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi parsial r = 0,87 yang menunjukkan hubungan di antara keduanya, sedangkan sumbangan efektifnya 14.05%. Berdasarkan temuan di atas terlihat secara empiris terbukti bahwa budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting dan turut menentukan bagi kinerja guru. Budaya organisasi adalah kebiasaan–

(6)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 18

kebiasaan yang biasa dilakukan dalam sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengarahkan tingkah laku seseorang dengan titik berat bagaimana sebuah tujuan bersama dapat tercapai. Orang-orang bekerja cepat dan lebih baik, apabila mereka dibiasakan dengan norma atau aturan bahkan dengan kebiasaan - kebiasaan yang dibuat untuk mencapai tujuan bersama. Budaya organisasi sebagai suatu acuan untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai sebuah tujuan dengan predikat terbaik, serta mampu menciptakan suasana dan pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi kurikulum yang disiapkan. Dengan demikian, melalui penerapan budaya organisasi yang tinggi oleh guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai, akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai.

Temuan penelitian yang ketiga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dengan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai. Hubungan yang kuat antara kompetensi profesional dengan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru ditunjukkan dengan koefisien sebesar 0,56. hal ini menunjukkan semakin tinggi kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru. Besarnya sumbangan efektif variabel kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru sebesar 31%. Sedangkan 69% lagi disumbang oleh faktor lainnya yang tidak turut diungkapkan dalam penelitian ini. Dari temuan penelitian di atas, variabel kompetensi profesional dan budaya organisasi sangat berperan untuk meningkatkan kinerja guru secara bersama-sama.

Dari hasil diatas juga ditemukan budaya organisasi memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan kompetensi profesional terhadap peningkatan kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi haruslah berjalan dengan dengan baik kemudian dususul pengembangan kompetensi profesional sehingga kinerja guru yang baik akan semakin meningkat. Guru yang memiliki budaya organisasi yang tinggi dan didukung oleh kompetensi profesional yang tinggi pula, tentu akan memiliki tingkat kinerja yang tinggi bila dibandingkan dengan guru yang memiliki budaya

(7)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 19

organisasi yang tinggi namun tidak didukung oleh kompetensi profesional yang tinggi.

D. Penutup

Setelah menguraikan hasil penelitian selanjutnya dikemukakan simpulan penelitian ini sebagai berikut : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi sebesar r = 0,42. Hal ini berarti semakin tinggi kompetensi profesional maka akan semakin tinggi kinerja guru. Besaran koefisien korelasi di atas menunjukkan hubungan yang bernilai sedang diantara kedua variabel tersebut dan sumbangan efektifnya 17,19%. 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi sebesar r = 0,87. Hal ini berarti semakin tinggi budaya organisasi maka akan semakin tinggi kinerja guru. Besaran koefisien di atas menunjukkan hubungan yang tinggi diantara kedua variabel tersebut dan sumbangan efektifnya mencapai 14,05%, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai dengan besar koefisien korelasi sebesar r = 0,56. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama, maka akan semakin tinggi kinerja guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai. Besar koefisien korelasi di atas menunjukkan hubungan yang kuat antara kompetensi profesional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru. Besarnya sumbangan yang ditunjukkan dengan besaran koefisien determinasi mencapai 31%.

Dari hasil temuan diatas maka diperoleh hasil korelasi variabel budaya organisasi lebih besar dibandingkan dengan variabel kompetensi profesional. Hal ini menyatakan bahwa budaya organisasi dapat lebih mendorong seorang guru untuk meningkatkan kinerjanya. Setelah budaya organisasi yang baik telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik maka kompetensi profesional haruslah ditingkatkan agar kinerja guru menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa saran yang dikemukakan, sebagai berikut : 1) Guru- guru biologi SMP Negeri di Kota Binjai, kiranya menjalankan budaya yang baik disekolah masing-masing dan mengembangkan

(8)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 20

kompetensi profesional sebagai upaya meningkatkan kinerja sehingga mutu pendidikan yang baik dapat tercapai. 2) Kepala sekolah SMP Negeri di Kota Binjai agar membuat dan menjalankan budaya yang baik disekolah masing-masing dan lebih memperbanyak pelatihan– pelatihan yang mendukung penigkatan kompetensi profesional. 3) Kepala sekolah dan guru Biologi SMP Negeri di kota Binjai, hasil penelitian ini setidaknya menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk selanjutnya melakukan perbaikan pada masa yang akan datang. 4) Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai beserta unsur terkait lainnya, agar lebih proaktif dan senantiasa memberikan peluang kepada guru-guru dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan guna meningkatakan kinerjanya yang akan berpengaruh pada mutu pendidikan di Kota Binjai pada masa yang akan mendatang. 5) Penelitian lain, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru. Memperhatikan hal tersebut masih terbuka kemungkinan untuk menggunakan variabel lain selain variabel dalam penelitian ini untuk diteliti pada masa yang akan datang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Admin. (2010). Program Reformasi Mutu Guru Melalui Penilai

Kinerja Guru (PKG). Jakarta. (www.gurupembaharuan.com.

Diakses 28 Juni 2010)

Armstrong, M. (1986). The Art HRD Managing People. Jakarta : Gramedia.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Aritonang, Keke. (2005). Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan

Kinerja Guru. Jakarta : Jurnal Pendidikan Penabur Pers.

Buhari, Ruslan. (2011). Kemdiknas Laksanakan Penilaian Kinerja

Guru Tahun Depan.( m.Antaranews.com diakses 23

September 2011).

Gibson, James L, dkk. (1985). Organisasi jilid 2. Diterjemahkan oleh Safitri, S dan Agus, D. (1994) Jakarta : Erlangga.

(9)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 21

Griffin, R, dkk. (2004). Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.

Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo. Persada.

Kristianto, Septian. (2010). Pengaruh Kompetensi Profesional dan

Fasilitas Belajar Terhadap Kinerja Guru.

Digilib.fkip.uns.ac.id.

Mudyahardjo, Redja. (1998). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Mulyasa, (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Impelementasi. Bandung : Rosda Karya.

Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetisi Guru Melalui

Pelatihan dan sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Nky. Deb. (2012). Mutu Guru Tantangan Utama Pendidikan

Nasional. (www.wartapedia.com)

Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu

Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Rivai, V, dkk. (2005). Performance Appraisal Sistem yang Tepat

untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Edisi Kedua Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilakuku Organisasi. Jakarta : INDEKS Kelompok Gramedia.

Sagala, Sayaiful, (2009). Manajemen Strategik dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan. Alfabeta : Bandung.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profsional Guru dan Tenaga

Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno, Edy. (2007). Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Budaya Organisasi Di Sekolah. (http// Akhmad Sudrajat word press.com. Diakses 27 Januari 2008)

(10)

Hubungan Kompetensi … (Rini P.L., 13:22) 22

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian. Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006. Jakarta : CV. Eka Jaya

Wibowo. (2007). Manajemen Kerja. Edisi Ketiga. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Wibowo. (2010). Budaya Organisasi Sebuah Kebutuhan untuk

Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang. Edisi Pertama.

Referensi

Dokumen terkait

Digunakan pelat dua arah.Tebal plat untuk lantai gedung, tebal 130 mm dengan tulangan pokok P10-200 untuk daerah tumpuan dan lapangan arah x maupun arah y serta P8-200 untuk

Dalam konteks penelitian ini, yang menjadi landasan pemikiran terhadap pembahasan relasi teologi inklusif dan Pluralitas di Indonesia adalah dengan menampilkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan model pembelajaran two stay two stray dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia peserta didik kelas

Penelitian ini menggunakan Teori Herzberg karena telah dijelaskan dalam buku Hasibuan(2008:110-111) Teori Herzberg apabila dibandingkan dengan teori Maslow, teori ini tidak

Bimbingan kelompok dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang telah di buat peneliti terlebih dahulu. Layanan bimbingan kelompok yang

Tujuan penelitian adalah: (1) mempelajari karakteristik dan perbedaan alami sifat fisik dan kimia tanah serta vegetasi alami pada empat tingkat umur tailing setelah penambangan;

l6 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan

Uji coba dilaku kan dengan dua tahap yaitu uji coba terbatas dan uji coba luas. Tahap Uji coba terbatas buku suplemen dila ksanakan sebanyak dua kali yaitu uji coba terbatas