• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BESARNYA TINGKAT INVESTASI TERHADAP LABA PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BESARNYA TINGKAT INVESTASI TERHADAP LABA PT JASA MARGA (PERSERO) TBK."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BESARNYA TINGKAT INVESTASI TERHADAP

LABA PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.

Oleh : Maya Puspitasari

Program Magister Manajemen

Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan maya.puspitasari88@gmail.com

Abstract

Construction of the toll road is very important for the development and progress of the country of Indonesia. With the toll road, it will be very helpful, implementation of the economic wheel as well as evidence of equitable regional development are being developed. Development of freeway by PT Jasa Marga has always been based on the investment framework that has financial feasibility. The research objective was to determine the effect of investment to the profits of PT Jasa Marga (Persero), Tbk. To handle a significant decline in profits for investment, PT Jasa Marga (Persero), Tbk continues to increase revenues from other sectors.

Keywords: Investment, PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Profit

A. PENDAHULUAN

Pada awal berdirinya, PT Jasa Marga berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Tonggak sejarah jalan tol di Indonesia dimulai pada tahun 1987 dengan dioperasikannya jalan tol Jagorawi dengan panjang 59 km (termasuk jalan akses), yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi. Pembangunan jalan tol yang dimulai tahun 1975 ini, dilakukan oleh pemerintah dengan dana dari anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri yang diserahkan kepada PT. Jasa Marga (persero) Tbk sebagai penyertaan modal. Selanjutnya PT. Jasa Marga ditugasi oleh pemerintah untuk membangun jalan tol dengan tanah yang dibiayai oleh pemerintah. Saat ini kondisi infrastruktur di Indonesia merupakan faktor yang masih menjadi

(2)

hambatan dalam mendorong investasi di wilayah-wilayah yang sebenarnya mempunyai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan. Pengalaman dan kapasitas Jasa Marga dalam mewujudkan pembangunan jalan tol di Indonesia merupakan kapital untuk meraih kesempatan tersebut.

Tujuan Penyelenggaraan Jalan Tol

1. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang.

2. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi.

3. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.

4. Meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan.

Manfaat Jalan Tol

1. Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan wilayah & peningkatan ekonomi.

2. Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang.

3. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu dibanding apabila melewati jalan non tol. 4. Badan Usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui pendapatan tol

yang tergantung pada kepastian tarif tol.

Pengembangan jalan tol yang dilakukan PT Jasa Marga selalu didasarkan pada kerangka investasi yang mempunyai kelayakan secara finansial. PT jasa Marga berusaha agar ruas-ruas jalan tol baru yang dibangun terkoneksi dengan jalan yang telah beroperasi sehingga volume lalu lintas pada proyek jalan tol baru tersebut dapat mendukung target pengembalian investasi yang telah ditetapkan. Selain itu, PT Jasa Marga berupaya untuk menjadi mayoritas pada kepemilikan porsi saham di anak perusahaan agar dapat menjadi pengendali dalam mengintegrasikan bisnis Perusahaan secara keseluruhan.

Pada tahun 2014, di tengah investasi yang dilakukan PT Jasa Marga menyebabkan beban bunga mencapai Rp 1,22 triliun atau meningkat 28,71% dari tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2016 PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali menggenjot investasi untuk anak perseroan menjadi Rp 11,34 triliun. Investasi terbesar dialokasikan untuk anak usaha Jasa Marga yang menggarap ruas tol

(3)

Solo-Ngawi yaitu PT Solo Solo-Ngawi Jaya senilai Rp 2,86 triliun, diikuti oleh PT Trans Marga Jateng Rp 1,54 triliun, PT Ngawi Kertosono Rp 1,6 triliun, PT Jasamarga Kualanamu Tol Rp 1,44 triliun, PT Marga Trans Nusantara Rp 1,4 triliun.

Selain itu, investasi lainnya untuk PT Jasamarga Bali Tol senilai Rp 37,35 miliar, PT Marga Lingkar Jakarta Rp 20,97 miliar, PT Jasamarga Pandaan Tol Rp 930 juta, PT Marga Sarana Jabar Rp 106,45 miliar, PT Marga Nujyasumo Agung Rp 810 miliar, PT Marga Kunciran Cengkareng Rp 299 miliar dan PT Cinere Serpong Rp 164,67 miliar.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana pengaruh investasi terhadap laba PT. Jasa Marga (persero) Tbk?

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap laba PT. Jasa Marga (persero) Tbk.

3. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan suatu pengetahuan sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan data sekunder yaitu data yang didapat melalui studi literatur dan studi pustaka berupa buku, website dan jurnal.

B. TINAUAN PUASTAKA

Menurut Sunariyah (2010 : 4), “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”

(4)

Berdasarkan beberapa definisi dari ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa investasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menempatkan dana kepada suatu aset dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang selama periode waktu tertentu.

Dalam melakukan investasi setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda, tapi pada dasarnya tujuan investasi adalah untuk memberikan keuntungan dari uang yang diinvestasikan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan investor itu sendiri. Tujuan investor menurut Tandelin (2010 : 8) adalah:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa yang akan datang. Seorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pegaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak

melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berikut pengertian laba menurut beberapa ahli.

Menurut Harahap (2009:113) “Laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sedangkan menurut Suwardjono (2008:464) “Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan di atas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang/jasa)”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:12) “Penghasilan bersih (laba) sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau dasar bagi ukuran yang lain seperti imbal hasil investasi (Return On Investment) atau laba per saham (Earning Per

(5)

Share)”. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Pada umumnya kinerja manajer perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh.

C. PEMBAHASAN

1. Sejarah PT Jasa Marga (Persero) Tbk

Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol. Dari hal tersebut perusahaan memiliki visi dan misi serta tata nilai sebagai berikut:

 Visi 2017

Menjadi Perusahaan Pengembang dan Operator Jalan Tol Terkemuka di Indonesia .

Visi 2022

Menjadi Salah Satu Perusahaan Terkemuka di Indonesia  Misi

1. Mewujudkan Percepatan Pembangunan Jalan Tol. 2. Menyediakan Jalan Tol yang Efisien dan Andal. 3. Meningkatkan kelancaran Distribusi Barang dan Jasa.

 Tata Nilai merupakan nilai-nilai yang telah ada dalam setiap Insan Jasa Marga. Tata nilai ini merupakan perwujudan dari sikap dan perilaku seluruh karyawan Jasa Marga yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara baik dan benar. Tata Nilai tersebut adalah:

(6)

Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu JUJUR, adil, transparan dan Bebas dari benturan kepentingan.

 SIGAP

Jasa Marga SIGAP melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan bertindak peduli dan proaktif serta mengedepankan kehati-hatian.

 MUMPUNI

Jasa Marga MUMPUNI dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten dan inovatif.

 RESPEK

Jasa Marga RESPEK terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai prestasi.

 Bidang usaha Jasa Marga adalah membangun dan menyediakan jasa pelayanan jalan tol. Untuk itu Jasa Marga melakukan aktifitas usaha sebagai berikut:

1. Melakukan investasi dengan membangun jalan tol baru. 2. Mengoperasikan dan memelihara jalan tol.

3. Mengembangkan usaha lain, seperti tempat istirahat, iklan, jaringan serat optik dan lain-lain, untuk meningkatkan pelayanan kepada pemakai jalan dan meningkatkan hasil usaha perusahaan.

4. Mengembangkan usaha lain dalam koridor jalan tol.

2. Proses Investasi

Pada dasawarsa tahun 1990-an PT Jasa Marga lebih berperan sebagai lembaga otoritas yang memfasilitasi investor-investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal mewujudkan proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih PT Jasa Marga Tbk antara lain adalah JORR (Jakarta Outer Ring Road) dan Cipularang. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 yang mengatur tentang jalan tol, peran otorisator dikembalikan dari PT Jasa Marga kepada Pemerintah. Sebagai konsekuensinya, PT Jasa Marga menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan pengembang dan

(7)

operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari Pemerintah. Pembangunan dan pengoperasian jalan tol sejak saat itu didasarkan kepada konsep investasi dimana PT Jasa Marga sebagai investor akan berinvestasi pada jalan-jalan tol yang mempunyai tingkat kelayakan pengembalian secara finansial sesuai dengan masa konsesi.

Proses untuk mendapatkan konsesi jalan tol baru juga harus melalui pembentukan entitas bisnis usaha tersendiri. Perolehan konsesi jalan tol didapatkan melalui tiga cara yaitu;

1. Berpartisipasi dalam tender ruas jalan tol yang diselenggarakan oleh pemerintah,

2. Akuisisi dengan menambah kepemilikan saham pada ruas-ruas tol potensial, dan

3. Unsolicited way dimana Perseroan mengajukan kepada pemerintah untuk membangun suatu ruas jalan tol yang tidak terdapat dalam rencana pemerintah.

Langkah awal untuk proses investasi pembangunan jalan tol yaitu persiapan pengusahaan rangka menyusun prioritas proyek jalan tol yang dilelang. Persiapan pengusahaan mencakup pelaksanaan sebagai berikut:

1. Prastudi kelayakan finansial

Prastudi kelayakan finansial adalah mencakup kegiatan analisa sosial ekonomi, analisa proyeksi lalu lintas, dan analisa perkiraan biaya konstruksi serta analisa kelayakan finansial termasuk rekomendasi bentuk pengusahaan, skema pendanaan dan upaya yang dibutuhkan untuk membuat proyek layak secara finansial. Hasil kegiatan prastudi kelayakan finansial digunakan sebagai dasar penyusunan studi kelayakan.

2. Studi kelayakan

Studi kelayakan sebagaimana mecakup analisa sosial ekonomi daerah, analisa proyeksi lalu lintas, penyusuan desain awal, analisa perkiraan biaya konstruksi, analisa kelayakan teknik, ekonomi, dan finansial.

(8)

Analisis mengenai dampak lingkungan mencakup kegiatan pengkajian dampak-dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat adanya rencana kegiatan pembangunan jalan tol.

Studi kelayakan dan analisis mengenai dampak lingkungan tersebut dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan proyek dari aspek teknis, ekonomi dan finansial serta lingkungan. Kemudian hasil kegiatan studi kelayakan dan analisis mengenai dampak lingkungan tersebut dijadikan dasar dalam proses pelelangan.

3 Langkah proses investasi yang harus dilalui, secara singkat tersaji dalam skema berikut. 

 

Gambar 1. Skema Investasi

Tahap selanjutnya dari Proses Investasi ini adalah pelelangan pengusahaan jalan tol yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap prakualifikasi dan tahap pelelangan terbatas bagi yang lulus prakualifikasi. Tahap prakualifikasi dilakukan untuk menilai kemampuan calon peserta pelelangan pengusahaan jalan tol yang menyangkut terutama aspek kemampuan keuangan dan kemampuan teknis yang dapat mengakomodasi kegiatan yang akan dilaksanakan, panitia pelelangan wajib melakukan evaluasi penawaran berdasarkan kriteria evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen lelang, dalam hal jumlah penawaran yang memenuhi persyaratan hanya 1 (satu), panitia pelelangan dapat mengadakan pelelangan ulang atau panitia pelelangan dapat melakukan negosiasi dengan penawar tersebut setelah mendapat persetujuan Menteri.

(9)

a. Hambatan Investasi

Karakteristik Investasi

Beberapa karakteristik investasi infrastruktur yang perlu menjadi perhatian dalam penyiapan kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol diantaranya :  Memerlukan dana investasi yang relatif besar;

 Merupakan investasi jangka panjang, umumnya lebih dari 30 tahun yang memerlukan pendanaan jangka panjang;

 Sumber pendanaan yang tersedia umumnya jangka pendek (8 – 10 tahun) padahal titik impas (Break Event Point) pada umumnya tercapai sekitar 12 – 16 tahun;

 Pendapatan dalam bentuk rupiah, sehingga sumber pendanaannya pun sebaiknya dalam rupiah;

 Cash flow pada awal masa konstruksi umumnya defisit;

 Kenaikan tarif jalan tol didasarkan pada nilai inflasi tahun sebelumnya. Sementara itu, kenaikan tarif air minum didasarkan pada indeks yang diterbitkan Pemerintah;

 Investasi infrastruktur memiliki dua risiko, yaitu risiko masa konstruksi dan risiko masa operasi;

 Cost of fund (bunga) sangat menentukan kelayakan proyek KPS;

 Memerlukan dukungan industri konstruksi yang kokoh dan handal, baik dalam bentuk badan usaha penyedia jasa konstruksi, SDM maupun ketersediaan material dan peralatan konstruksi sebagai bagian dari sumber daya investasi. Pembebasan tanah

Sebagaimana dikemukakan oleh Frans S. Sunito (Dirut Jasa Marga), kendala yang paling besar dihadapi oleh investor jalan tol di Indonesia adalah karena hambatan dalam pembebasan tanah. Seringkali tanah yang akan dijadikan jalan tol meningkat pesat. Oleh karenanya Sunito (2009) memberikan masukan yang pada intinya pemerintah berkewajiban mengambil alih usaha pembebasan tanah ketika harga tanah melebihi 110% dari nilai dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Selain itu investor juga diberikan keleluasan untuk melakukan negosiasi

(10)

ulang tentang kontrak ketika pembebasan tanah berlarut‐larut atau bahkan boleh mengundurkan diri tanpa ada penalti.

Faktor Bencana

Pada bidang operasional, kendala banjir serta kemacetan khususnya di Jakarta cukup berdampak pada pencapaian target Pendapatan Tol Perseroan. Semakin meningkatnya kemacetan yang terjadi di luar jalan tol turut berdampak hingga ke dalam jalan tol khususnya di ruas-ruas jalan yang ada di Jakarta dan menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan tol sehingga pertumbuhan volume lalu lintas kendaraan tidak sebesar yang diekspektasikan.

Bangkitan Volume Lalu-lintas

Bangkitan volume lalu-lintas jalan tol sering tidak tercapai sesuai jadwal yang direncanakan yang disebabkan oleh hal-hal di luar kendali investor, diantaranya : 1. Konektifitas dengan jaringan jalan yang direncanakan (jalan tol maupun non

tol dan/atau dengan jalan kolektor) tidak terwujud sesuai jadwal yang direncanakan.

2. Dibangunnya jaringan jalan yang menjadi pesaing bagi jalan tol;

3. Tidak terwujudnya pengembangan wilayah sebagaimana diperhitungkan dalam perencanaan jalan tol.

Beban Perpajakan

Kebijakan perpajakan yang masih membebani investasi infrastruktur diantaranya disebabkan oleh :

1. Belum dimanfaatkannya peluang untuk pembebasan PPh badan usaha penyelenggara infrastruktur sebagaimana diatur dalam PP Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau Di Daerah-Daerah Tertentu;

2. Pengenaan PPh dalam periode cash flow masih negatif;

3. Pengenaan bea impor atas barang modal untuk investasi infrastruktur; 4. Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selama masa konstruksi.

Kompetitor Jasa Marga

Untuk percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol dan PT Jasa Marga Tbk tidak lagi bertindak sebagai operator jalan tol tunggal sejak tahun 1986, maka

(11)

pihak swasta maupun perusahaan lain berkompetisi untuk memenangkan tender pembangunan jalan tol ini. Hal ini sedikit banyak akan memepengaruhi pendapatan atau laba bersih PT Jasa Marga Tbk. Beberapa kompetitior PT Jasa Marga Tbk diantaranya adalah PT Waskita Karya, PT Adhi Karya, Hutama Karya, Astra, Citra Marga Nusantara dan LMS – Cipali.

b. Dampak Terhadap Laba Perusahaan

Dari Analisa yang telah di uraikan maka adapun dampak investasi tersebut bagi perusahaan adalah:

1) Dengan beroperasinya 22 km jalan tol baru pada tahun 2014, berdampak pada meningkatnya beban keuangan sebesar 19,5 persen yaitu dari Rp. 557,00 miliar menjadi Rp 665,43 miliar

2) PT Jasa Marga Tbk memperkirakan laba bersih perseroan akan terus tertekan hingga 2017. Yang membuat turun pendapatan karena membangun banyak ruas jalan tol baru, biaya investasi tinggi maka laba bersih turun.

3) Laba bersih PT Jasa Marga pada kuartal ketiga tahun 2015 turun menjadi Rp 923,6 miliar. Padahal, laba bersih perseroan pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 1,05 triliun atau turun 9,4 persen. Laba per saham juga menurun dari periode yang sama 2014 sebesar Rp 155,95 per saham menjadi Rp 147,44 per saham

4) Dampak dari kompetitor sendiri untuk jangka pendek tidak berpengaruh karena BEP tol cukup lama sekitar 10 s/d 15 tahun, jadi mempengaruhi pendapatan tol yang tidak sesuai dengan target yang akan datang karena ruas jalan tol baru yang jadi incaran Jasa marga berhasil direbut kompetitor.

5) Jika ada pembukaan ruas tol baru milik perusahaan lain dan bersinggungan dengan Jasa marga maka efeknya bisa dua; 1) mengurangi pendapatan atau 2) menambah pendapatan tergantung dari ruas atau jalurnya.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(12)

a. Di tengah tekanan meningkatnya beban usaha akibat ekspansi bisnis jalan tol, realisasi volume lalu lintas yang di bawah target (3,65% di bawah target yang ditetapkan sebesar 1.369,64 juta kendaraan), Perseroan masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 1.403,43 miliar atau sekitar 16,87% di atas target. Capaian ini merupakan dampak dari upaya-upaya efisiensi, serta upaya-upaya untuk menjaga pencapaian pendapatan usaha tol dan non tol. b. Kenaikan tarif jalan tol yang berlaku mulai 1 November 2015 tidak berdampak

signifikan pada kenaikan laba perusahaan. Hal tersebut disebabkan operator harus mengeluarkan sejumlah investasi dalam pengelolaan maupun penambahan fasilitas di jalan

c. Akibat investasi besar yang tengah dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, maka dalam 10 tahun ke depan, akan menekan besaran laba bersih. Hal ini dirasa wajar mengingat besarnya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Namun begitu setelah 10 tahun, laba bersih Jasa Marga akan naik secara signifikan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat di berikan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah:

a. PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengusahakan agar laba bersih tahun 2016 dan 2017 stabil. Pasalnya, pada tahun tersebut, investasi Jasa Marga terbilang besar. Untuk itu perusahaan menganggarkan dana senilai Rp 14 triliun sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan guna membiayai proyek-proyek jalan tol yang sedang dikembangkan.

b. Meningkatkan pendapatan usaha dari sektor lain diantaranya adalah penjualan BBM, sewa lahan (rest area), Jasa Pengoperasian Jalan Tol Pihak Lain, Pendapatan Iklan, jasa layanan pemeliharaan dan properti.

c. Menerbitkan obligasi. Penggunaan dana yang diperoleh dari penawaran umum Obligasi digunakan untuk Ekspansi, Refinancing dan Modal Kerja.

(13)

Daftar Pustaka

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. Cetakan Keempat, Buku Satu, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi ke empat. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi pertama. Yogyakarta : Kanisius

Anonim (2007). “Dualisme Pengaturan Lelang Pengusahaan Jalan Tol”,

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol17506/dualisme-pengaturan-lelang-pengusahaan-jalan-tol)

Anonim (2015). “Pemenang Tender Konstruksi Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono Telah Ditetapkan dengan Total Nilai Kontrak Sebesar Rp.6,96 Triliun”, (http://www.bumn.go.id/jasamarga/berita/689/)

BPJT (2015). Jalan Tol: Sejarah. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

Hardiayan, Yodie (2016). “Jasa Marga (JSMR) Fokus Genjot Investasi Anak Usaha” (http://finansial.bisnis.com/read/20160402/309/533852/jasa-marga-jsmr-fokus-genjot-investasi-anak-usaha)

Jasa Marga (2014). Laporan Tahunan: “Konektivitas untuk Mewujudkan Pertumbuhan”, Jakarta

Natsir, Mochamad Ir., M.Sc “Pengelolaan Sumberdaya Investasi Bagi Penyelenggaraan Infrastruktur”, Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Badan Pembinaan Kontruksi : Kementrian Pekerjaan Umum Pasopati, Giras (2015) “Bisnis Kontruksi Lesu, Laba Jasa Marga Turun Rp. 141,5

Miliar” (http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150730135544-92-69099/bisnis-konstruksi-lesu-laba-jasa-marga-turun-rp-1415-miliar/) Tofler, Alfin (2015) “Fokus Investasi, Laba Bersih Jasa Marga Akan Tertekan

Hingga 2017” (http://www.bareksa.com/id/text/2015/11/02/fokus-investasi-laba-bersih-jasa-marga-akan-tertekan-hingga

Gambar

Gambar 1.  Skema Investasi   

Referensi

Dokumen terkait

EKSTRAK TEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KANGKUNG DARAT.. ( Ipomoea reptans

Dalam sebuah penelitian tentang dampak dari perencanaan sumber daya manusia terhadap kinerja organisasi, Nkomo (1987) mengemukakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

Tujuan utama dalam proses rekrutmen adalah mendapatkan calon kepala sekolah yang kredibel bagi suatu jabatan tertentu sehingga orang tersebut mampu bekerja secara

Dari hasil wawancara di atas penulis melihat bahwa peralatan produksi pengusaha bisa dikatan sudah baik dan dapat digunakan dalam memproduksi produk kulit,

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa HAM atau hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang me- lekat pada diri manusia

Nilai-nilai kesantunan menurut masyarakat jawa Tengah dalam penelitian ini terdapat tiga nilai kesantunan dalam berbahasa yaitu: (1) Nilai Moral Bahasa, nilai tersebut

TABULASI TINGKAT KEPUASAN PADA ASPEK

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split, adanya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split dan