• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALKITAB DASAR PENGAJARAN (

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALKITAB DASAR PENGAJARAN ("

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ALKITAB DASAR PENGAJARAN (email: richardbastian3@gmail.com)

"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" 2Timotius 3:16.

Abstrak

Alkitab adalah Firman Tuhan. Kita sangat prihatin melihat orang Kristen yang jarang membaca dan menelaah Alkitab. Allkitab merupakan dasar dalam pengajaran dan pembelajaran. Alkitab memiliki banyak keistimewaan. Firman Tuhan itu mengajarkan tentang pribadi Allah yang Esa dan mengasihi Allah dan sesama. Menurut tradisi Yahudi, pengakuan iman (credo) harus diajarkan berulang-ulang kepada semua orang. Firman Tuhan ini mengingatkan dan mengajarkan kepada kita bahwa iman orang-orang percaya bertumbuh melalui pendengaran dan pembacaan firman Tuhan (Rom.10:17). Alkitab sendiri menyatakan bahwa ia adalah Firman Tuhan. Orang Kristen perlu diikutsertakan untuk mencintai membaca Alkitab sebagai Firman Tuhan yang tertulis. Alkitab sebagai sumber pengajaran sangat perlu dipelajari.

I. Pendahuluan

Banyak orang Kristen (baca: orang percaya), kurang memahami isi Firman Tuhan dalam Alkitab, bahkan untuk membaca Alkitab mereka kurang tertarik. Alkitab menjadi pajangan/simbol di dalam rumah mereka. Alkitab jarang sekali dibuka, dibaca dan mereka membaca Alkitab ketika menghadiri kebaktian Minggu dan kebaktian lingkungan.

Ada dua pertanyaan yang diajukan dalam tulisan ini, yakni:

1. Apakah Alkitab itu Firman Tuhan?

2. Apakah isi Alkitab itu pernah ditelaah?

Kedua pertanyaan di atas pernah peneliti sampaikan kepada beberapa orang Kristen. Ternyata untuk pertanyaan pertama mereka setuju mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan. Tetapi untuk pertanyaan kedua mereka kurang membaca dan menelaah Firman Tuhan.

Ini membuktikan bahwa orang-orang Kristen hanya sebatas mengerti bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan tetapi mereka sama sekali tidak memahami isi dan tidak

(2)

menelaah Alkitab. Kita sangat prihatin melihat orang Kristen yang jarang membaca dan menelaah Alkitab. Bagaimana Allah mau berbicara kepada pribadinya kalau mereka sendiri tidak pernah menelaah (menyelidiki) Alkitab padahal mereka adalah anak-anak Tuhan yang harus diberi pengajaran akan Firman Tuhan. Orang Kristen disebut juga anak-anak Tuhan yang harus dapat melaksanakan tugasnya untuk membawa keluarga dan sesamanya kepada pengenalan akan Tuhan melalui pembacaan Alkitab. Jika ada ibadah persekutuan dalam suatu rumah maka Allah pasti memberkati keluarga itu.

Pengajaran Alkitab (Kitab Suci) dimulai dari Perjanjian Lama, yakni Keluaran 20 dan Ulangan 5 tentang Kesepuluh Firman. Dan Ulangan 6 : 4 - 9 tentang Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama. Allah memakai Musa sebagai alat-Nya menjadi pemimpin umat Allah – Israel, dalam pembebasan bangsa Isarel dari perbudakan Mesir. Sebagai pemimpin Musa senantiasa menyampaikan dan mengajarkan firman kepada umat Allah agar mereka mengenal, memahami dan percaya kepada Allah. Bangsa Israel, umat pilihan Allah memiliki pengakuan iman (credo) yang tertulis dalam Ulangan 6:4-5, yaitu: “Dengarlah hai Israel Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.

Firman Tuhan itu mengajarkan tentang pribadi Allah yang Esa dan mengasihi Allah dan sesama. Menurut tradisi Yahudi, pengakuan iman (credo) harus diajarkan berulang-ulang kepada semua orang. Salah satu nabi yang memberikan pengajaran Firman Tuhan kepada bangsa Israel adalah Nabi Hosea dari kerajaan Utara yang pengajarannya menekankan kemenangan kasih dan belas kasihan Allah (Hosea 11:1-4). Diantara semua nabi, Hosealah yang paling banyak dan paling tepat menerjemahkan dalam hidupnya kasih dan anugerah ilahi dan juga yang paling lemah lembut dalam pengajarannya.

J.D. Douglas menjelaskan bahwa: “Kata khesed (6:6) membawa kita kepada inti berita Hosea. Bagi dia agama berarti hubungan dengan Allah. Sifat khas agama mewarnai segi agama”.1

Lebih lanjut J.D. Douglas menjelaskan bahwa:

1

(3)

Pasal 6:1-4 sangat menarik. (i). Pasal ini dapat dilihat sebagai pernyataan pertobatan sejati. (ii). Juga dapat dilihat sebagai pernyataan pertobatan murahan dan dangkal, pada bibir orang yang tidak percaya bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan … Bagi Hosea pertobatan adalah sangat sukar. Yang menjadi kendalanya ialah penyembahan berhala, amoral dan kegiatan kebaktian yang hanya formalitas dan sembarangan … Pertobatan haruslah rasional dan diucapkan dengan jelas.2 Pemahaman akan Firman Tuhan masih terus dilanjutkan para nabi Perjanjian Lama kepada bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain sehingga wibawa Firman Tuhan itu tetap dijaga dan dihormati.

Pengajaran tentang pemahaman akan Firman Tuhan (Alkitab) dalam Perjanjian Baru dimulai dari masa Tuhan Yesus, para murid, Paulus dan anak-anak rohaninya, seperti surat Paulus kepada Timotius. Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya sering sekali mengutip ayat-ayat Kitab Suci dari Perjanjian Lama (Mat.21:42; Mrk.12:10). Paulus belajar Firman Tuhan dari gurunya, Gamaliel dan ia menjadikan Firman Tuhan (Injil) menjadi dasar pemberitaan Injil kepada bangsa Israel dan Yunani. Surat Paulus kepada Timotius (2 Tim. 3:16) sebagai berikut: “Segala sesuatu tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Petrus juga menulis “… sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Ptr. 1:21). Firman Tuhan ini menjelaskan bahwa Alkitab merupakan Firman (perkataan) Allah yang dapat memberikan kedamaian dan mengubah kehidupan manusia. Allah melalui Roh Kudus menuntun para Rasul menulis Firman Tuhan untuk bisa dibaca dan dipahami orang banyak.

II Timotius 3:16 merupakan dasar pemberitaan Injil dan orang-orang percaya memakai Firman ini dalam pembelajaran tentang Alkitab karena mengandung pengertian yang sangat luas. Alkitab sendiri mengatakan bahwa ia adalah Firman Tuhan. Salah satu doktrin Alkitab yang utama ialah bahwa Alkitab itu sendiri, secara keseluruhan adalah Firman Tuhan. Alkitab merupakan buku kehidupan yang berisikan karya Allah dalam sejarah kehidupan manusia. Alkitab sangat perlu dibaca dan dipelajari oleh semua kalangan. Alkitab menuntun orang percaya untuk mengenal Allah

2

(4)

dan karya-Nya. Ketika mempelajari Alkitab maka timbul iman atau keyakinan bahwa Tuhan ada dan benar ada dalam pribadi Tuhan Yesus. Oleh karena itu pembelajaran tentang pemahaman Alkitab secara pribadi dan kelompok persekutuan penting sekali untuk pertumbuhan rohani (iman). Kalau Firman adalah Allah sendiri yang menyapa manusia, maka Alkitab juga harus ditempatkan dalam rangka itu, yaitu hubungan Allah dengan manusia. Dengan membaca Alkitab tidak terutama bertujuan mencari informasi melainkan membina hubungan yang harmonis diantara Allah (Firman) dengan manusia.

Pentingnya renungan dan tanggapan iman dari penelaahan Alkitab dalam persekutuan/kebaktian, terhadap pelayanan dan persekutuan pribadi setiap hari. Di sini siswa Kristen mengkoreksi diri sendiri, kemudian orang Kristen membawakan dalam doa, nyanyian dan janji kepada Tuhan dan semua manusia. Timbullah kesadaran yang berdasarkan iman, pembaharuan hidup, sifat melayani dan kesaksian Kristen.

II. Dapatkah kita membuktikan bahwa Alkitab itu benar?

Dalam hal ini terlihat dengan jelas beberapa kenyataan tentang pertanyaan apakah Alkitab itu?

1. Alkitab adalah hakim yang mengoreksi (2 Tim 3:16).

2. Alkitab adalah pelita dan terang (Maz 119:105). Yesus adalah terang (Yoh 8:12).

3. Alkitab adalah api yang menghanguskan bagi yang melalaikan kewajibannya (Yer 20:9), bagi yang fasik (Yer 23:25-29).

4. Alkitab adalah palu yang menghancurkan hati yang keras seperti batu (Yer 23:29).

5. Alkitab adalah pedang yang memisahkan (Ef 6:17; Ibr 4:12).

Lihatlah empat alasan mengapa kita percaya bahwa Alkitab itu benar.

1. Kita percaya bahwa Alkitab itu benar karena menceritakan satu cerita. Misalnya kita harus memilih kira-kira empat puluh orang dan memberikan kepada mereka enam puluh enam lembar kertas. Beberapa dari mereka akan menerima satu lembar sementara yang lainnya akan menerima lebih. Sekarang kita bayangkan bahwa mereka diharuskan menggambar bagian dari suatu gambar di atas kertas mereka masing-masing. Kemudian mereka dikirim ke tempat-tempat yang berbeda supaya mereka tidak bisa bercakap-cakap satu dengan yang lain. Kemudian kita mengumpulkan lembaran-lembaran kertas tersebut. Akan menjadi sesuatu yang aneh bila lembaran-lembaran tersebut akan cocok

(5)

dan menjadi satu bentuk gambar yang lengkap. Kita akan mengatakan bahwa hal ini tidak akan terjadi, kecuali jika seseorang telah membuat gambar itu dan mengatakan pada yang lain apa yang akan mereka gambar. Demikianlah cara penulisan Alkitab. Allah berfirman kepada orang-orang apa yang harus mereka tulis, dan Alkitab membentuk gambar yang luar biasa akan Allah dan kasih-Nya pada kita.

2. Kita percaya akan kebenaran Alkitab karena Alkitab sudah membuktikan bahwa dirinya benar. Kita baca dalam sejarah bahwa sesuatu hal terjadi, tetapi saat kita kembali pada Alkitab, kita menemukan bahwa kejadian tersebut sudah dinubuatkan banyak tahun kejadian. Kita tahu bahwa Alkitab adalah benar saat kita mencoba mengetahui kebenarannya. Alkitab mengatakan kepada kita untuk melakukan hal tertentu, dan pada saat kita mencobanya kita menemukan Alkitab berbicara tentang kebenaran.

3. Allah sudah membuat hati kita supaya dapat mengetahui kebenaran-kebenaran rohani, seperti Dia sudah membuat tangan dan mata kita untuk mengenal hal-hal yang bersifat jasmaniah. Ketika hujan, tangan kita akan merasakan hujan dan mata kita akan melihatnya. Dengan cara yang sama Allah sudah membuat hati kita agar kita dapat merasakan dan melihat kebenaran firman-Nya.

4. Allah akan menolong kita untuk mengetahui bahwa Alkitab itu benar. Jika kita sungguh-sungguh ingin mengetahui Jalan Tuhan, agar kita bisa mengikutinya, ada janji yang luar biasa yang diberikan dalam Yohanes 7:16-17. Dengan kata lain, apabila kita benar-benar mencari tentang kebenaran, Allah akan menunjukkan kepada kita.3

III. Aturan Dalam Memahami Alkitab

Ichwei G.Indra menjelaskan ada 5 aturan umum yang perlu diperhatikan dalam memahami Alkitab yaitu :

Pertama, pahamilah Alkitab secara harfiah. Terimalah arti isi Alkitab sebagaimana adanya. Misalnya dalam Why. 20:10.

Kedua, jangan menyimpang dari konteks. Yang dimaksud dengan konteks adalah lingkungan ayat yang diselediki yaitu ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya. Misalnya kita sedang menyelidiki Yohanes 3:16.

Ketiga, hati-hati dengan penggunaan ragam bahasa (gaya bahasa) Metafora, Ibarat, Hiperbola dan Antropomorfisme.

Keempat, hati-hati dengan cerita perumpamaan. Perumpaan dapat diartikan sebagai kisah duniawi yang mempunyai arti surgawi untuk mengajarkan satu pesan penting.

3

(6)

Kelima, berhati-hati dengan ungkapan-ungkapan. Kata ungkapan berarti perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan sesuatu maksud dengan arti kiasan.4

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa aturan dalam memahami Alkitab memberikan pengajaran kepada orang-orang percaya yang ingin menyelidiki Firman Allah. Roh Kudus memampukan, menerangi pikiran dan membantu orang-orang percaya dalam memahami Firman Tuhan. Fokus dan penuh kehati-hatian sangat dibutuhkan orang-orang percaya dalam memahami Alkitab agar orang-orang percaya dapat mendengar suara Tuhan dan apa yang ingin Tuhan katakan kepada orang percaya. Daryl Eldridge mengatakan: “The key components of an effective analytic study are simple but crucial to a proper understanding of scripture.

1. Observation – “What does it say?”

2. Interpretation – “What does it mean?”

3. Application – “How can I use it?”5

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa Daryl Eldrige menjelaskan kunci efektif dalam belajar analisis, yaitu Pengamatan – Apa yang dikatakan, Penafsiran – Apa artinya/maksudnya, Aplikasi – Bagaimana saya melakukannya. Alkitab harus dipahami suatu tulisan yang harus diselidiki melalui situasi pengertian tulisannya. David H. More setuju dengan pendapat Daryl Eldrige dan menjelaskan bahwa: “Dasar-dasar utama dari teori penyelidikan Alkitab … seperti berikut dibawah ini:

Pertama: Pengawasan atau pengamatan (observation) berarti memperlihatkan memiliki sebenar-benarnya isi firman Tuhan.

Kedua: Penafisiran (interpretation) ialah langkah untuk menentukan arti yang tepat dari bahagian firman Allah yang telah diawasi (diobservasi).

Ketiga: Pengenaan (Application), berarti mengaritkan serta menerapkan arti. firman Allah yang telah diperoleh / ditetapkan tersebut bagi diri serta bagi orang lain.

Keempat: Penghubungan (Correlation) ialah upaya yang dilakukan terus menerus untuk menerapkan dan merugikan arti dari kebenaran-kebenaran lain untuk memperkaya pengetahuan akan firman Allah.6

4

4Ichwei G. Indra. 8 Prinsip Tafsir Alkitab, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000), 16-17.

5

5Daryl Eldridge, 177.

6

6David H. More. Dasar-Dasar Penyelidikan Alkitab, (Jakarta: Yt. Leadrship Foundation, 1998),

(7)

Nico Gara menyatakan sikap untuk memahami Alkitab adalah:

Untuk menemukan kebenaran Alkitab kita harus lebih dahulu dibebaskan dari setiap asumsi dan prasangka bahwa kehendak Allah begini atau begitu. Mungkin itulah yang dimaksud ketika orang bedoa :

“…. kosongkanlah hati dan pikiran kami …….” Artinya, hati dan pikiran kita dikosongkan dari anggapan-anggapan kita sendiri tentang apa yang benar di hadapan Allah mungkin kosong disini harus dimengerti seperti Yesus Kristus yang mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia (Flp. 2:5-7). Bagi setiap penafsir Alkitab mengosongkan diri berarti menjadi serupa menenggelamkan diri ke dalam pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus seperti kesaksian Alkitab.7

Peneliti sangat setuju dengan pendapat di atas bahwa seluruh keberadaan orang-orang percaya (termasuk pikiran dan perasaan) ditenggelamkan ke dalam pikiran dan perasaan yang sesuai dengan kehendak Allah yang akan orang-orang percaya temukan dalam Alkitab. Dengan begitu orang-orang percaya bersikap terbuka terhadap apa yang hendak dilakukan oleh Alkitab.

IV. Metode Pemahaman Alkitab

Menurut Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah: “Cara teratur yang digunakan untuk melasanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang kehendaki; cara keja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”.8

A.A.Sitompul mengatakan bahwa:

Dalam Alkitab pengertian istilah Metode (Methodes atau Methodies) ialah ”pergi menjauh bersama dengan beberapa orang”. Dalam Ef 4:14 istilah itu diartikan sebagai kelicikan yang menyesatkan dan pada Ef 6:11 “Tipu muslihat yang kedua-duanya dinilai negatif dari nats-nats itu kita mendapati bahwa metode dari suatu kegiatan dapat menyesatkan kita.9

7

7Nico Gara. Menafsir Alkitab Secara Praktis, (Jakarta: BPK-GM, 1996), 16.

8

8Tim Penyusun, 740.

9

(8)

Lebih lanjut A.A. Sitompul menjelaskan :

Hanya Roh Kudus kita dapat mempelajari menelaah dan menggumuli Firman Allah dalam penelaahan Alkitab itu sebabnya sebaik mungkin melalui doa, hati kita memohon kehadiran Roh kudus untuk dapat memahami dan mengartikan nats-nats yang hendak kita pelajari disepanjang sejarah karya keselamatan Allah bagi manusia dan alam sekitarnya.10

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa untuk menelaah Alkitab orang-orang percaya dituntun untuk lebih dahulu berdoa menyerahkan hati dan pikiran orang-orang percaya kepada Tuhan agar Roh Kudus menguasai kehidupan orang-orang percaya dalam menelaah dan menggumuli Firman Tuhan.

Rick Warren menjelaskan 12 Metode pemahaman Alkitab (Studi Alkitab), yaitu: Metode berdoa; (2) Metode meringkaskan bagian, lalu tuliskan ikhtisar dari pusat pemikiran yang anda temukan; (3) Metode mutu karakter; (4) Metode tematik; (5) Metode Biografis; (6) Metode Topikal; (7) Metode studi kata-kata; (8) dari studi Alkitab melihat “kata” mikroskopik untuk meneliti asal defenisi, kejadian dan pemakaiaan dari “kata” itu; (9) Metode latar belakang Alkitab; (10) Metode Survey Penulisan Kitab dan Metode Analisis Pasal; (11) Metode Sintesis Kitab; (12) Metode Analisis.11

Peneliti setuju dengan pendapat di atas bahwa keduabelas metode pemahaman Alkitab menuntun orang-orang percaya untuk mengerti dan memahami Firman Tuhan yang akan orang-orang percaya telaah. Metode-metode tersebut sekaligus menambah wawasan dan ketertarikan orang-orang percaya menelaah Firman Tuhan dalam sejarah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

V. Alkitab Sebagai Sumber Pengajaran dan Pembelajaran

Peneliti menjelaskan bahwa dalam mempelajari Alkitab Firman Allah adalah segala-galanya. Alkitab memiliki banyak keistimewaan. Alkitab bisa dipelajari sebagai sastra dan diselidiki sebagai satu perangkat cerita dan ungkapan puisi atau dipandang sebagai sejarah yang memberi tahu orang-orang percaya tentang permulaan dan pertumbuhan umat Allah. Bagi beberapa orang Alkitab merupakan panduan untuk

10

1 Ibid., 24

11

(9)

arkeologi yang menunjukkan jalan kebudayaan yang terpendam. Ada tempat dan tujuan untuk masing-masing aspek ini tetapi dasar dari semuanya itu Alkitab adalah firman Allah. Alkitab adalah pesan Allah kepada dunia yang memberontak tentang bagaimana dunia bisa kembali kepada-Nya. Alkitab merupakan surat cinta dari Allah kepada kita. Pengajaran ini berdiri pada otoritas yang tidak kurang dari pada Yesus Kristus sendiri yang meneguhkan pengilhaman Perjanjian Lama dan menjanjikan Perjanjian Baru.

W.S Lasor menulis tentang proses penulisan Alkitab bahwa: “Allah menghendaki agar beberapa penyataa-Nya dituliskan sehingga karya

keselamatan-Nya terhadap generasi-generasi terdahulu dapat menjadi contoh bagi generasi-generasi terdahulu dan dapat menjadi contoh bagi generasi-generasi kemudian”.12

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa menurut ajaran Alkitab, Allah menyusun sejarah keselamatan sedemikian rupa sehingga menjadi rangkaian peristiwa yang pada akhirnya akan menggenapi kehendak-Nya yang sempurna. Alkitab memiliki Ilmu Perjanjian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kedua perjanjian tersebut merupakan penyataan Allah dalam sejarah kehidupan manusia. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru juga disebut sebagai Alkitab yang hakiki.

David L. Baker menjelaskan hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bahwa: “Tema janji dan penggenapan menyatakan suatu hubungan yang saling melengkapi antar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yakni suatu hubungan dalam saling ketergantungan”.13

Lebih lanjut David L. Baker menjelaskan :

Jadi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara bersama-sama dan hanya bersama-sama merupakan Alkitab Kristen. Perjanjaian Lama mencatat sejarah umat Allah (“Sejarah Keselamatan”) dan sejarah tersebut diteruskan dalam Perjanjian Baru. Yesus adalah warga umat Allah itu, bahkan Dialah tokoh terpenting yang muncul di dalam sejarahnya. Oleh sebab itu, Perjanjian Lama dapat dimengeti dengan tepat hanya dalam terang lanjutan serta penggenapannya dalam Perjanjian Baru; demikian juga Perjanjian Baru memiliki latar belakangnya

12

1 W.S. Lasor. Pengantar Perjanjian Lama, (Jakarta: PT. BPK-GM, 2005), 39.

13

(10)

dalam Perjanjian Lama dan mungkin sekali ditafsirkan sercara menyimpang jika dilepaskan dari latar belakang tersebut.14

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesatuan Alkitab didasarkan pada kenyataan bahwa setiap bagian Alkitab berasal dari satu persekutuan yang memiliki sejarah yang berkelanjutan.

David L. Baker mengutip pernyataan C.H. Dodd bahwa: “Sejarah tersebut mencapai puncaknuya pada kematian dan kebangkitan Kristus, walaupun tidak berakhir dengan peristiwa itu melainkan dibentuk pencipta dan penguasa semua orang arti sejarah suci ini adalah juga arti sesungguhnya dari segala sejarah.”15

Alkitab sebagai sumber pengajaran sangat perlu dipelajari. Daryl Eldridge mengutip pernyataan Richard Warren dalam kesimpulannya tentang belajar Alkitab:

Richard Warren suggests five principle for getting the most of your Bible Study:

1. The secret of dynamic Bible study is knowing how to ask the right kinds of questions.

2. Dynamic Bible study involves writing down what you have abserved and discovered.

3. The ultimate goal of dynamic Bible study is application, not just interpretation.

4. Dynamic Bible study meants that God’s Word must be studied systematically.

5. In dynamic Bible study you never exhaust the riches in any one passage of Scripture.16

Richard Warren menambahkan bahwa: “Tujuan akhir dari belajar Alkitab secara dinamis adalah penerapannya dan bukan hanya penafsirannya. Alkitab diberikan bukan untuk memperluas pengetahuan kita, tetapi untuk mengubah kehidupan kita”.17

Pendapat di atas memberikan penjelasan bahwa Alkitab diberikan untuk mengubah karakter kita dan membawanya lebih dekat dan lebih sesuai dengan Yesus

14

1 David L. Baker, 260.

15

1 Ibid., 260.

16

1 Daryl Eldridge. The Teaching Ministry of The Church, (Nashville: Broadman & Holman

Publishers, 1995), 174. 17

(11)

Kristus …”hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja” (Yak. 1:22).

VI. Membaca Alkitab dapat Menumbuhkan Iman

Firman Tuhan mengatakan dalam Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari

pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”. Firman Tuhan ini mengingatkan

dan mengajarkan kepada kita bahwa iman orang-orang percaya bertumbuh melalui pendengaran dan pembacaan firman Tuhan. Dalam hal ini, pendengaran dan pembacaan memiliki keterkaitan. Ketika orang-orang percaya mendengar firman Tuhan maka orang-orang percaya akan berusaha mencari apa yang sudah di dengarnya dalam Alkitab. Firman Tuhan yang menyadarkan hidup orang percaya. Jadi, jika kita rajin membaca Alkitab, maka firman Tuhan yang mengingatkan dan meneguhkan orang-orang percaya dalam mengahadapi permasalahan dan pergumulan hidup. Peneliti menegaskan pentingnya membaca Alkitab untuk menambah pengetahuan orang-orang percaya akan karya Tuhan dan dapat mendewasakan/ menumbuhkan iman orang percaya.

Fritz Ridenour mengatakan bahwa: “Alkitab sendiri menyatakan bahwa ia adalah Firman Tuhan”.18 Orang Kristen perlu diikutsertakan untuk mencintai membaca Alkitab sebagai Firman Tuhan yang tertulis. Namun upaya ini tidaklah mudah, hal ini karena adanya bacaan-bacaan yang sangat menarik dan kemalasannya.

Paulus Lie menjelaskan beberapa tahap untuk memacu, supaya rajin membaca firman Tuhan antara lain:

Pertama, 4 M, yaitu: Mencintai Alkitab – Membaca Alkitab – Merenungkan Alkitab – Melakukan isi Alkitab. Alkitab adalah Firman Tuhan yang sangat berguna bagi kehidupan rohani.

Kedua, Pahami dan renungkan kata pemazmur yang berkata: “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau (Maz.119:1095). Ketiga, Dipahami petunjuk Paulus yang berkata: “Segala sesuatu yang diilhamkan Allah memang bermanfaat mengajar, untuk menyatakan kesaalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim.3:16).19

18

1 Fritz Ridenour, 48.

19

1 Paulus Lie. Metode Anak Aktif Dalam Bercerita dan Membaca Alkitab, (Yogyakarta: Yayasan

(12)

Selanjutnya Lie memberikan kesimpulan:

Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah pahami pentingnya firman Tuhan bagi hidup anda, dengan memahami pentingnya Firman Tuhan, Anda akan dengan sukarela dan berusaha membaca dan merenungkan Firman Tuhan. … Dan jangan lupa, setiap memulai pembacaan Firman Tuhan, berdoalah mengundang Roh Kudus untuk memimpin dan menuntun anda supaya bisa memahami dan mengerti isinya. Dengan demikian Anda terlatih dan meningkat kerinduan Anda untuk membaca Firman Tuhan.20

Saumiman Saud menjelaskan bahwa Firman Tuhan itu adalah penting. Hal itu dapat dibaca dari tulisannya:

Pemazmur mengatakan bahwa firman Tuhan itu adalah pelita bagi kakinya. Dengan kata lai pemazmur ingin menjelaskan kepada kita bahwa melalui Firman tuhan ada suatu terang yang menyinari langkah sesorang, supaya apa yang dilakukannya tidak salah atau terperosok ke dalam jurang maut.

Kalau demikian, tentu firman Tuhan itu sangat penting dan perlu kita baca setiap hari, supaya kita tidak tersesat dalam hidup ini… Ada kerinduan tersendiri jika jemaat di gereja itu semuanya mencintai Alkitab, bahkan membacanya setiap hari.21

Dalam salah satu artikel kiat/langkah-langkah membaca Alkitab di Website

www.gotquestions.org terdapat pertanyaan sebagai berikut: Kitab mana yang bagus untuk saya mulai dalam membaca Alkitab? Di artikel tersebut memberikan jawaban sebagai berikut:

Sebagai permulaan, adalah penting untuk menyadari, bahwa Alkitab bukan kitab biasa yang dapat dibaca dengan lancar dari depan ke belakang. Alkitab sebetulnya dalah perpustakaan, atu kumpulan kitab yang ditulis oleh berbagai penulis dalam beberapa bahasa dalam kurun waktu beberapa ribu tahun. …

Karena itu membaca Alkitab sepatutnya dimulai dari kitab-kitab Injil. Kitab markus adalah kitab yang ringkas dan jalan ceritanya cepat serta merupakan tempat yang bagus untuk memulai……..22

Artikel itu kemudian memberikan kiat/langkah-langkah agar jemaat senantiasa rajin membaca Alkitab yaitu:

20

2 Ibid., 69-72.

21

2 Saaumiman Saud. Seri Metamorphe, www. groups. Yahoo. Com, 28 September 2004.

22

(13)

“Dengan membaca ... Ketika Anda memulai membaca Perjanjian Lama, bacalah kitab Kejadian. Kitab ini memberitahukan orang-orang percaya mengenai bagaimana Allah menciptakan dunia dan manusia jatuh ke dalam dosa, dan danpak dosa terhadap dunia. Keluaran, Bilangan, dan Ulangan mungkin akan sulit dimengerti karena kitab-kitab itu menyinggung mengenai semua hukum yang Allah minta untuk ditaati oleh orang-orang Yahudi…..”23.

Dalam artikel tahap (tips) membaca Alkitab tersebut diingatkan: “….. kunci untuk memahami Alkitab adalah mohon kepada Allah untuk hikmat (Yoh.1:5). Sebab Allah adalah penulis Alkitab, dan Allah mau Anda memahami Firman-Nya”.24

Dalam Buletin Indolead Bina Anak menjelaskan:

Bila rajin membaca Alkitab, konsekuensinya akan lebih mengenal Allah dan lebih mengasihi-Nya dan tentu lebih patuh pada-Nya. Kalau telah dapat membaca Alkitab dengan baik, upayakan membaca Alkitab setiap hari. Kalian dari bacaan Alkitab yang ingin dibaca untuk seminggu. Bila ada toko buku Kristen dekat rumah, kalian dapat membeli buku-buku yang berisi daftar bacaan Alkitab yang ingin dibaca untuk setiap hari, misalnya Santapan Harian Anak, Saat Teduh, dan daftar bacaan lainnya dari lembaga Alkitab.25

Alkitab menuntun atau pedoman hidup manusia ke arah perubahan yang lebih baik. Alkitab juga menjadi buku kehidupan yang dapat menjawab segala keluhan, kebutuhan, pergumulan dan masa depan hidup manusia. Orang Kristen harus mencintai Alkitab yang kita sebut Firman Tuhan untuk dibaca dan direnungkan serta melakukan apa yang dikatakan Tuhan dalam kehidupan dan berinteraksi kepada semua orang. Alkitab sumber utama bagi kita yang percaya kepada Tuhan untuk mengajar dan belajar. Kesimpulan

Orang Kristen disebut juga anak-anak Tuhan yang harus dapat melaksanakan tugasnya untuk membawa keluarga dan sesamanya kepada pengenalan akan Tuhan melalui pembacaan Alkitab. Pengajaran Alkitab (Kitab Suci) dimulai dari Perjanjian Lama, yakni Keluaran 20 dan Ulangan 5 tentang Kesepuluh Firman. Dan Ulangan 6 : 4 - 9 tentang Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama. Pengajaran tentang pemahaman akan Firman Tuhan (Alkitab) dalam Perjanjian Baru dimulai dari masa Tuhan Yesus, para murid, Paulus dan anak-anak rohaninya, seperti surat Paulus kepada Timotius. Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya sering sekali mengutip ayat-ayat Kitab Suci dari Perjanjian Lama (Mat.21:42; Mrk.12:10). Paulus belajar Firman

23

2 Tips Membaca Alkitab, (www. gotquestion. org).

24

2 Ibid.,

25

(14)

Tuhan dari gurunya, Gamaliel dan ia menjadikan Firman Tuhan (Injil) menjadi dasar pemberitaan Injil kepada bangsa Israel dan Yunani.

Alkitab adalah pesan Allah kepada dunia yang memberontak tentang bagaimana dunia bisa kembali kepada-Nya. Alkitab merupakan surat cinta dari Allah kepada kita. Pengajaran ini berdiri pada otoritas yang tidak kurang dari pada Yesus Kristus sendiri yang meneguhkan pengilhaman Perjanjian Lama dan menjanjikan Perjanjian Baru. Tujuan akhir dari belajar Alkitab secara dinamis adalah penerapannya dan bukan hanya penafsirannya. Alkitab diberikan bukan untuk memperluas pengetahuan kita, tetapi untuk mengubah kehidupan kita. Bila rajin membaca Alkitab, konsekuensinya akan lebih mengenal Allah dan lebih mengasihi-Nya dan tentu lebih patuh pada-Nya. Kalau telah dapat membaca Alkitab dengan baik, upayakan membaca Alkitab setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Alkitab

Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, (Jakarta: YKBK/OMF, 2007). Eldrige, Daryl. The Teaching Ministry of The Church. Nashville: Broadman &

Holman Publishers, 1995.

Baker, David L. Satu Alkitab Dua Perjanjian. Jakarta: BPK – Gunung Mulia, 1996. Gara, Nico. Menafsirkan Alkitab Secara Praktis. Jakarta: BPK – Gunung Mulia, 1996. Ichwei G. Indra. Dinamika Iman – Pelajaran Lengkap Tentang Iman Kristen.

Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003.

Lasor, W. S. Pengantar Perjanjian Lama. Jakarta: BPK – Gunung Mulia, 2005.

Lie, Paulus. Metode Anak Aktif Dalam Bercerita Dan Membaca Alkitab. Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2001.

More, David H. Dasar-Dasar Penyelidikan Alkitab. Jakarta: Yt, Leadership Foundation, 1998.

Ridenour, Fritz. Dapatkah Alkitab Dipercaya? Jakarta: Badan Penerbit Kristen – Gunung Mulia, 1995.

Sitompul, A.A. Persahabatan Dengan Firman. Jakarta: BPK – Gunung Mulia, 1986. Saud, Saumiman. Seri Metamorphe, www. Groups. Yahoo. Com. 28 September 2008. Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

Warren, Rick. Metode Pemahaman Alkitab Yang Dinamis. Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2009.

(15)

Http: // learning.sabda.org/baca

Tips Membaca Alkitab, (www. gotquestions. org) Buletin Indolead Bina Anak. Volume 2004, No. 190, 11-8-2004.

Referensi

Dokumen terkait

karton pembungkus botol vial tersebut diperlakukan sebagai limbah biasa r 2.3.4.6.7]. Penanganan Limbah

Pengaruh peningkatan salinitas terhadap tinggi tanaman, bobot kering tajuk dan akar, dan luas daun dari varietas kacang hijau pada fase berbunga di rumah kaca... Walet yang

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan dan corporate social responsibility (CSR) terhadap

Namun perlu dimaklumi juga bahwa pihak kepala sekolah dan guru belum memiliki pengetahuan yang lebih tentang pendidikan inklusif dan anak berkebutuhan khusus

15 Kantor senantiasa bekerja sesuai dengan mengikuti prosedur yang telah. ditetapkan

Jika kau makan buahnya, kau akan mati.” Dengan tidak memakan buah dari pohon itu, Adam dan Hawa akan menunjukkan bahwa mereka mengasihi Allah dan mau menaati Dia. Awalnya Adam

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Pada saat melakukan pengamatan yang diamati adalah sikap peserta didik dalam menerima materi pelajaran

mencapai 90,44%. Tingkat efektifitas pajak daerah mencapai angka rata-rata 103,82% , sehingga dikatakan efektif. Rata-rata tingkat efisiensi pajak daerah mencapai angka