• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH KAOS DAN KATUN SEBAGAI TRIMMING PADA BUSANA CASUAL WANITA DEWASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH KAOS DAN KATUN SEBAGAI TRIMMING PADA BUSANA CASUAL WANITA DEWASA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LIMBAH KAOS DAN KATUN SEBAGAI TRIMMING

PADA BUSANA CASUAL WANITA DEWASA

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang

Sarjana Seni Rupa/Desain Program Studi Kriya Tekstil dan Mode

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom

Oleh :

DEDE ANANTA KURNIAWAN. P 20910013

PROGRAM STUDI KRIYA TEKSTIL DAN MODE

SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN INDONESIA TELKOM BANDUNG

(2)

ABSTRAK

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN KAOS DAN KAIN KATUN SEBAGAI TRIMMING PADA BUSANA CASUAL WANITA DEWASA

Oleh :

Dede Ananta Kurniawan .P Nim : 20910013

Limbah merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan berharga, limbah yang tidak diolah dengan baik maka akan merusak dan mencemarkan lingkungan atau sering disebut dengan Global Warming. Pada dasarnya limbah bisa bermanfaat apabila diolah dengan baik dan benar, limbah kain kaos kan kain katun bisa diolah menjadi sebuah produk yang bernilai fungsional, estetis dan ekonomis dengan pengolahan yang baik.

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengatasi melimpahnya limbah kain kaos dan kain katun serta proses pengolahannya yang kurang baik, mengeksplorasi limbah kain kaos dan kain katun yang akan diterapkan sebagai trimming untuk busana casual wanita, memberikan inovasi yang berbeda khususnya memanfaatkan karakter bahan dari kedua jenis kain tersebut kedalam eskplorasi, membuat konsep desain yang menggunakan eksplorasi dari limbah kain kaos dan kain katun yang pada akhirnya akan divisualisasikan kedalam bentuk produk busana casual wanita dewasa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan antara kualitatif yaitu dengan studi literatur, observasi lapangan, wawancara dan lain sebagainya sedangkan kuantitatif dengan melakukan penyebaran angket kepada masyarakat umum khususnya target market wanita dewasa usia 21 – 28 tahun yang berdomisili di bandung, wawancara yang dilakukan dengan pelaku fashion serta styllist yang berkaitan dengan penelitian ini. Obervasi lapangan dilakukan untuk mengetahui situasi tempat bertumpuknya limbah kain kaos dan katun serta pemanfaatannya yang kurang baik dan studi pustaka dilakukan untuk mencari literatur serta artikel-artikel yang mendukung dalam penelitian ini.

Dari hasil penelitian pengolahan limbah katun dan kaos ini disimpulkan bahwa eksplorasi yang menggunakan limbah kain kaos dan kain katun dapat di eksplorasi menjadi trimming dengan berbagai macam bentuk seperti layering, jeratan, modul-modul kecil yang menyerupai bunga yang di rangkai sedemikian rupa untuk busana casual wanita dewasa yang mempunyai nilai estetik dan mempunyai nilai jual.

Kata Kunci :

(3)

ABSTRACT

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN KAOS DAN KAIN KATUN SEBAGAI TRIMMING PADA BUSANA CASUAL WANITA DEWASA

Oleh :

Dede Ananta Kurniawan .P Nim : 20910013

Waste is an ingredient that is meaningless and worthless, waste is not treated properly it will damage and pollute the environment or often called Globa Warming. Basically waste can be beneficial when mixed with good and right, waste cloth shirt and cotton fabrics can be processed into a product that is functional, aesthetically and economically with good processing.

The goal in this research to address the abundance of waste fabric t-shirts and cotton fabrics as well as the process of processing which is less good, explore waste cloth t-shirts and cotton fabrics that will be applied as trimming for fashion casual women, giving different innovations in particular utilizes characters both kinds of materials from the cloth into exploration, creating a design concept that uses an exploration of waste fabric t-shirts and cotton fabrics that will ultimately be visualized into the shape of fashion products casual mature woman.

The research method used is a combination of a qualitative method, i.e. with the study of literature, field observations, interviews and so on while the deployment by conducting a quantitative question form to the general public in particular target market mature lady aged 21 – 28 years old, a company based in bandung, interviews with actors as well as fashion styllist related to this research. Obervasi field is carried out to find out the situation where accumulation of waste fabric cotton t-shirts and as well as its utilization is not good and studies carried out to search for literature books as well as articles that support in this research.

From cotton waste processing research results and concluded that the exploration of these shirts that uses waste cotton fabrics and shirts fabrics can be trimming exploration in a variety of forms such as layering, bondage, small modules that resembles a flower on the sets in such a way to dress casual mature woman who has the aesthetic value and has a value of selling.

Keywords :

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN………...iii ABSTRAK...iv ABSTRACT...v KATA PENGANTAR...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR DIAGRAM...xiii DAFTAR PUSTAKA………....xiv LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Identifikasi Masalah...2 1.3 Perumusan Masalah...2 1.4 Pembatasan Masalah...3 1.5 Tujuan Penelitian...3 1.6 Manfaat Penelitian...4 1.7 Metode Perancanga...4

1.8 Teknik Pengumpulan Data...4

BAB II LANDASAN PENELITIAN...6

2.1 Tinjauan Desain Tekstil...6

2.1.1 Unsur Desain...6 2.1.2 Prinsip Desain...8 2.1.3 Tinjauan Warna...8 2.1.4 Dimensi warna ...9 2.1.5 Sifat Warna...10 2.2 Busana...10

(5)

2.2.1 Pengertian Busana...11

2.2.2 Fungsi Busana...11

2.2.3 Klasifikasi Busana...12

2.2.3.1 Busana Casual...13

2.2.4 Trimming Pada Busana...15

2.3 Kain Kaos...15

2.3.1 Jenis Bahan Kaos...16

2.3.2 Jenis Rajutan...18

2.3.3 Jenis Benang...19

2.3.4 Desain Permukaan Bahan Kaos...19

2.4 Kain Katun...20

2.4.1 Klasifikasi Kain Katun...21

2.4.2 Desain Struktur Katun...21

2.4.3 Desain Permukaan Bahan Katun...23

2.5 Limbah...24

2.6 Eco-Fashion...25

BAB III KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA...26

3.1 Konsep Perancangan...26

3.1.1 Konsep Eco-fashion Sebagai Latar Belakang Perancangan...26

3.1.2 Dasar dan Tema Perancangan...27

3.1.3 Tema...27

3.1.4 Image Board...28

3.1.5 Pemenuhan Kriteria Perancangan...28

3.2 Proses Perancangan...29

3.2.1 Pertimbangan Dalam Perancangan...29

1.2.1.1 Trend Forecasting 2013...30

3.2.2 Perancangan Mengacu Pada Beberapa Aspek...34

3.3 Eksperimen Awal dan Eksperimen Lanjutan...35

3.3.1 Eksplorasi Awal...35

3.3.2 Eksplorasi Lanjutan...48

3.3.3 Pembuatan Desain Produk...50

3.3.4 Desain Produk Terpilih...52

(6)

3.3.6 Pembuatan Pola Busana Sesuai Dengan Desain Alternatif Terpilih....53

3.3.6.1 Pembuatan Pola Busana Pada Desain ke 1...53

3.3.6.2 Pembuatan Pola Busana Pada Desain ke 2...54

3.3.6.3 Pembuatan Pola Busana Pada Desain ke 3...54

3.3.6.4 Pembuatan Pola Pada desain ke 4...55

3.3.7 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi...55

3.3.7.1 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 1...55

3.3.7.2 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 2...56

3.3.7.3 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 3...56

3.3.7.4 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 4...57

3.3.8 Finishing...57

3.4 Visualisasi Karya foto...68

3.4.1 Desain Utama I...68

3.4.2 Desain Utama II...69

3.4.3 Desain Utama III...60

3.4.4 Desain Utama IV...61

3.5 Pemasaran...62

3.5.1 Label...62

3.5.2 Care Label...62

3.5.3 Packaging...63

3.5.4 Biaya Produksi...64

3.5.5 Produk yang Dipasarkan...64

3.5.6 Wilayah Pemasaran...64

3.5.7 Posisi dan Strategi Persaingan...65

3.5.8 Lisensi Teknologi...65

3.5.9 Sumber Tenaga Kerja...65

BAB IV ANALISA DATA...66

4.1 Pengumpulan Data...66

4.1.1 Wawancara...66

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...72

5.1 Kesimpulan...72

5.2 Saran...73

Daftar Pustaka...74

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh-contoh Garis ...6

Gambar 3.1 Image Board ...27

Gambar 3.2 Trande Forcasting ...30

Gambar 3.3 Trande Forcasting The Romantic ...31

Gambar 3.4 Trande Forcasting Maniacs ...31

Gambar 3.5 Trande Forcasting Seventy Shomethings ...32

Gambar 3.6 Trande Forcasting Wiid Things ...32

Gambar 3.7 Eksplorasi Awal 1 ...34

Gambar 3.8 Eksplorasi Awal 2 ...35

Gambar 3.9 Eksplorasi Awal 3 ...35

Gambar 3.10 Eksplorasi Awal 4 ...37

Gambar 3.11 Eksplorasi Awal 5 ...38

Gambar 3.12 Eksplorasi Awal 6 ...38

Gambar 3.13 Eksplorasi Awal 7 ...39

Gambar 3.14 Eksplorasi Awal 8 ...40

Gambar 3.15 Eksplorasi Awal 9 ...41

Gambar 3.16 Eksplorasi Awal 10 ...41

Gambar 3.17 Eksplorasi Awal 11 ...42

Gambar 3.18 Eksplorasi Awal 12 ...43

Gambar 3.19 Eksplorasi Awal 13 ...44

Gambar 3.20 Eksplorasi Awal 14 ...45

Gambar 3.21 Eksplorasi Awal 15 ...46

Gambar 3.22 Eksplorasi Awal 16 ...47

Gambar 3.23 Eksplorasi Lanjutan ...48

(9)

Gambar 3.25 Desain Produk Terpilih ...51

Gambar 3.26 Pembuatan Pola Busana Pada Desain 1 ...52

Gambar 3.27 Pembuatan Pola Busana Pada Desain 2 ...53

Gambar 3.28 Pembuatan Pola Busana Pada Desain 3 ...53

Gambar 3.29 Pembuatan Pola Busana Pada Desain 4 ...54

Gambar 3.30 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 1 ...55

Gambar 3.31 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 2 ...55

Gambar 3.32 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 3 ...56

Gambar 3.33 Penjahitan Bahan Utama dan Eksplorasi Pada Desain 4 ...56

Gambar 3.34 Desain Utama 1 ...58

Gambar 3.35 Desain Utama 2 ...59

Gambar 3.36 Desain Utama 3 ...60

Gambar 3.37 Desain Utam 4 ...61

Gambar 3.38 Label ...62

Gambar 3.39 Care Label ...63

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagtam Hasil Angket

Diagram 1 Hasil angket 1 ………..66

Diagram 2 Hasil angket 2 ………..67

Diagram 3 Hasil angket 2 ………..67

Diagram 4 Hasil angket 4 ………..68

Diagram 5 Hasil angket 5 ………..68

Diagram 6 Hasil angket 6 ………..69

Diagram 7 Hasil angket 7 ………..69

Diagram 8 Hasil angket 8 ………..70

Diagram 9 Hasil angket 9 ………..70

Diagram 10 Hasil angket 10 ………71

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.9 Latar Belakang

Pada awalnya kebutuhan pakaian muncul akibat adanya kebutuhan untuk melindungi tubuhnya dari keadaan iklim, cuaca serta melindungi diri dari serangga. Namun sekarang ini pakaian tidak hanya di pandang sebagai kebutuhan dasar manusia saja melainkan status sosial pemakainya. Saat ini pakaian mulai berkembang sesuai dengan trend yang sedang banyak digemari oleh masyarakat yang selalu mengikuti perkembangan zaman baik itu dari segi material bahan pakaian yang di gunakan, warna, motif, desain dan potongan pada sebuah gaya yang banyak di gemari. Dan itu semua menimbulkan permasalahan khususnya pada pencemaran lingkungan atau bisa disebut dengan Global Warming.

Saat ini banyak statemen tentang pemanasan Global Warming dengan segala upaya penanggulangannya. Banyak orang yang berusaha untuk mengatasi Global Warming dengan berbagai cara, mulai dari penghijauan, penggunaan barang yang ramah lingkungan hingga pemanfaatan limbah. Khususnya di bidang industri fashion yang rata-rata menghasilkan limbah dari produksi pakaian yang mana limbah dari hasil produksi tidak terkelola dengan baik dan aman, baik itu limbah kain perca, benang, kertas, cat dari hasil pewarna kain dan lain sebagainya.

Dalam berbagai macam jenis produksi dapat di pastikan akan menghasilkan limbah, begitu juga dengan indusrti tekstil dan produksi tekstil. Salah satunya adalah limbah padat berupa potongan kain atau benang, sehingga hal tersebut masih jauh dari pemanfaatannya. Dengan begitu limbah tersebut akan semakin banyak terbuang tanpa ada pemanfaatan berkelanjutan.

Untuk itu perlu adanya pemanfaatan yang lebih luas dan berguna sehingga menjadi produk lain yang memiliki nilai estetik. Pada kenyataanya limbah kain perca sisa produksi belum maksimal baik dalam pengolahan maupun pengembangannya guna menghasilkan produk tekstil yang mempunyai nilai fungsional, ekonomis dan estetis.

(12)

1.10 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang timbul yaitu melimpahnya limbah hasil produksi yang berdampak buruk bagi lingkungan, bagaimana pengolahan limbah kain perca berbahan kaos dan katun yang secara pemanfaatannya masih kurang maksimal sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual tinggi.

1.11 Perumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan perancangan dalam tugas akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kenapa bisa terjadi melimpahnya limbah kain kaos dan katun.

2. Bagaimana bentuk eksplorasi yang dihasilkan dengan penerapan berbagai jenis bahan kaos dan katun sebagai trimming busana calusal wanita dewasa.

3. Bagaimana konsep dan proses rancangan busana wanita dewasa

4. Visualisasi perancangan busana casual wanita dewasa dengan eksplorasi dari limbah kaos dan katun sebagai trimming pada busana casual.

1.12 Pembatasan Masalah

Adapun penulisan ini dibatasi pada perancangan busana casual dengan penerapan pemanfaatan limbah kaos dan katun yang dieksplorasi sebagai trimming pada busana casual wanita dewasa 21 – 30 tahun yang aktif, ingin tampil beda dengan status ekonomi menengah keatas, yang mana untuk mengurangi limbah kain katun dan kaos khususnya di wilayah bandung.

1.13 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. mengeksplorasi limbah kaos dan katun sebagai trimming pada pakaian casual wanita dewasa.

(13)

2. Membuat eksplorasi bentuk dari berbagai macam jenis dan bahan kaos juga katun

dengan mempertimbangkan aspek estetika ,material dan fungsi.

3. Membuat konsep desain busana wanita dewasa dengan mengeksplorasi limbah kaos dan katun sebagai trimming.

Merancang busana casual wanita dewasa dengan memberikan eksplorasi dari limbah kaos dan katun sebagai trimming.

4. Memvisualisasikan konsep dan busana yang dimaksud dalam wujud busana casual wanita dewasa.

1.14 Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan keilmuan dibidang desain khususnya kriya tekstil dan mode 2. Merupakan dorongan kepada insan pertekstilan atau desainer dan masyarakat

untuk mengembangkan dunia tekstil dan mode.

3. Dapat memanfaatkan limbah yang bisa diolah kembali sehingga menjadikan sesuatu yang lebih bernilai guna.

4. Menambah nilai estetika dan ekonomi pada limbah kaos dan katun sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

1.15 Metode Perancangan

Pendekatan konseptual

Data yang diperoleh dapat menjadi acuan teori terkait pada pengolahan limbah kaos dan katun yang di eksplorasi sebagai trimming pada busana casual wanita dewasa

1.16 Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penulisan ini, teknik pengumpulan data yang di gunakan melalui metode deskriptif, antara lain :

(14)

1. Observasi Lapangan

Untuk pengolahan data akan dilaksanakan pada tahap ini dimana penulis akan melakukan pengamatan dan berhubungan langsung ke tempat produksi.

2. Wawancara

Melakukan wawancara langsung dengan pihak – pihak terkait yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3. Studi Pustaka

Tahap ini lebih menekankan pada pencarian dan pengumpulan data – data yang bekaitan dengan referensi kepustakaan.

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Limbah kain perca dengan kuantitas yang melimpah pada perusahaan tekstil dan rumah industri yang dibiarkan sehingga menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kelangsungan berdirinya suatu perusahaan, walaupun ada beberapa pihak yang memanfaatkan limbah tersebut menjadi sebuah produk rumah tangga seperti kesed kaki, sumbu kompor, kain pel dan lain sebagainya yang mana pemanfaatannya belum maksimal.

2. Kain katun dan kain kaos merupakan kedua jenis kain yang berbeda dalam teknik pembuatannya akan tetapi memiliki unsur pembentuk yang sama yaitu benang. Kain kaos merupakan kain yang lembut, menyerap keringat tidak panas dan lembut sehingga susah diatur, berbeda dengan kain katun yang menyerap keringat, tidak panas dan kaku sehingga mudah di atur. Kain kaos sendiri apabila di gunting membentuk layering akan memperlihatkan jenis rajutan dan pinggiran kain yang rapih dan tidak mudah terurai, berbeda dengan kain katun yang mempunyai pinggiran kain yang mudah terurai.

3. Busana casual atau santai merupakan busana yang paling banyak digemari oleh wanita dewasa dikarenakan bentuknya yang simple dan mudah untuk di kombinasikan dengan jenis pakaian lain, busana casual sendiri memberikan rasa nyaman ketika digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan meningkatkan rasa percaya diri juga menunjukan karakter sesorang dan kelas sosialnya.

4. Konsep Desain busana dengan memanfaatkan limbah kain katun dan kain kaos yang dieksplorasi untuk menjadi trimming pada busana casual wanita dewasa. Dapat memberikan inovasi yang memperlihatkan kedua jenis kain yang berbeda karakter sehingga menjadi satu eksplorasi yang akan di terapkan pada busana casual. Dari eksplorasi yang dilakukan terdapat teknik yang ditemukan dengan menggunakan bahan kaos dan kain katun seperti di lilit dengan hasil akhir terlihat seperti teknik macramé, layering dan modul-modul kecil yang berbentuk bunga.

5. Collor full of shine merupakan tema dalam perancangan desain yang disesuaikan dengan image board, pemanfaatan limbah kain kaos dan kain katun sebagai trimming pada busana casual wanita dewasa ini di rancang untuk memenuhi aspek fungsional, estetis, kenyamanan serta memanfaatkan llimbah dengan pengolahan yang baik juga menjaga kelestarian lingkungan.

(16)

5.2 Saran

Berdasarkan laporan penelitian ini , saran penulis adalah sebagai berikut: 1. Perlunya perhatian dari perusahaan industri fashion terhadap penumpukan

limbah yang dihasilkan dari sisa proses produksi pengolahannya harus lebih baik

2. Diharapkan para desainer dan pelaku fashion harus lebih memikirkan bagaimana cara mengolah limbah yang lebih baik lagi.

3. Adanya dorongan kepada insan pertekstilan dan masyarakat untuk mengembangkan dunia tekstil dan mode dalam memanfaatkan limbah kain kaos dan kain katun lebih maksimal agar menjadi sesuatu yang mempunyai nilai guna.

4. Penelitian ini membuka peluang untuk pelaksanaan penelitian lanjutan atau dikembangkan lagi.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, Arini. 2010. Optimalisasi Pengolahan Kain Brokat Dalam Konteks Produksi Eco-Fashion. Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana ITB

Dra. Anifah A. Riyanto., M. Pd. 2003 . Teori Busana

Frings Stephens Gini. 1987 .Fashion From Concept to Costumer. New Jersey

Irna Hardisurya, Ninuk Mardiana Pambudy dan herman jusuf. 2010. Kamus Mode Indonesia Jumaeri, S.Teks, Wagumun, S,Teks. 1997. Pengetahuan Tekstil, Bandung

Poespo, Goet. 2009 : 291. Tie-dye populer pada tahun 1960. Pengetahuan Teknik Merajut. 1977. ITT, Bandung

Pengantar Tugas Akhir Strata 1, Ragam Hias Batik Dalam Penerapannya Pada Busana Berteknik Rajut, Andre Bayu Saragi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, 2004

Riyanto. Arifah, 2003, Teori Busana. Bandung: Yapemdo

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988

2009. Pengertian Sablon”. www.smkgrafikadp.com

2010. Sofian Ajang. “Pengertian Teknik Printing”.http://ajangsopyan.com/p/teknik-printing.html

2011.Abatasa,Afad.“PengertianBusana.”http://afad.abatasa.com/post/detail/10410/pengertian -busana-danmacam-macamnya.html

2011.Taufik.“Jenis Anyaman Pada Kain Tenun”. http://fiktea-taufik.com/2011/07/jenis-anyaman-pada-kain-tenun.html.

2012. Copenhagen International Fashion Fair. ”Trend forcasting Tahun 2013”. http://bluebergitt.com

Referensi

Dokumen terkait

Kontur arah dan kecepatan angin tanggal 1-6 Januari 2004 (http://www.bom.gov.au) Di sekitar pusat siklon selama kejadian siklon Ken berlangsung, yaitu dari fase

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati

Master : Pada menu ini terdapat pilihan Form untuk menginput data anggota yang di mana admin bisa nambah data angota dan dapat pula menghapus data anggota

Tujuan penelitian ini juga beragam antara lain untuk mengetahui kualitas terjemahan (baik dari segi tingkat keakuratan pengalihan pesan, tingkat keterbacaan, dan tingkat

Perangkat lunak ini akan menuntun user atau pemakai untuk mengidentifikasi masalah baik itu kerusakan hardware maupun error message bios dan windows pada personal

Sebagaimana dikemukakan oleh Von Henting (Ninik Widiyanti dan Julius Waskita, 1987:133) bahwa “ternyata korbanlah yang kerap kali merangsang seseorang untuk

Pelkkien ylioppilaiden sekä pelkän ammatillisen tut- kinnon suorittaneiden lisäksi on ryhmä, jotka ovat ammatillisten opintojen jälkeen käy- neet lukion tai vaihtoehtoisesti

Dari hasil analisis maka dihasilkan bahwa tingkat aksesibilitas taman tematik Kota Bandung cukup baik, baik berupa dari faktor jarak tempuh, waktu tempuh perjalanan, moda