SUSTAINABLE CONSUMPTION AND
PRODUCTION (SCP)
DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
Disampaikan dalam Rapat Kerja KADIN Indonesia
Endah Murniningtyas
Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. SCP DAN RENCANA
PEMBANGUNAN NASIONAL
III.KERJASAMA PEMERINTAH DAN
KADIN DALAM SCP
MENGAPA PERLU SAAT INI?
1. Indonesia sudah menganut pembangunan berkelanjutan: a. Misi pembangunan jangka panjang
b. Pengarusutamaan di dalam pembangunan jangka menengah c. Berbagai kegiatan dilakukan – parsial dan terpisah-pisah 2. Pendekatan lebih sistematis:
a. Pembangunan berkelanjutan dijabarkan secara konkrit – tahap dan milestone
b. Keterkaitan tiap tahap dan kriteria/karaketristik/ukuran untuk mengetahui kemajuan tahp demi tahap
3. Sejalan dengan:
a. Pertumbuhan penduduk
b. Perlunya pemenuhan kesejahteraan: produksi-konsumsi dan pertumbuhan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan
MENGAPA PERLU SAAT INI?
4. Limbah kegiatan manusia sudah melebihi daya serap,
daya pelihara alam
5. Sumberdaya tidak terbarukan semakin relatif sedikit
dibanding dengan kebutuhan, sejalan dengan
berkembangnya populasi manusia dan pemenuhan
konsumsi mereka.
6. Daya dukung alam sudah sulit memenuhi kebutuhan
hidup dan konsumsi yang terus meningkat
kuantitas
dan kualitas ruang/alam serta ketersediaan
sumberdaya terbarukan terbatas.
Pola pemenuhan kebutuhan (produksi dan
SEJALAN DENGAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH DI BERBAGAI NEGARA
1. Negara-negara sudah menerapkan berbagai kontrol
kualitas lingkungan
2. Menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati
aset kehidupan saat ini dan masa depan
Bentuk:
a. Pengendalian limbah pencemar
b. Pengendalian perubahan iklim: mitigasi dan
adaptasi
c. Pemanfaatan teknologi: efisien sumberdaya dan
minimum limbah
d. Pola hidup lebih ramah lingkungan.
RESPON BISNIS
• Mematuhi peraturan seoptimal mungkin
• May not do if more free rider or violators
MELAKUKAN
KARENA DIATUR
• Melakukan sebagai tanggung jawab terhadap sosial dan alam • Memanfaatkan perilaku sebagai
trade mark, peluang untuk berdaya saing
TANGGUNG
JAWAB
TERHADAP
LINGKUNGAN
DAN ALAM
Pengertian SCP :
1. Pemanfaatan penyediaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
memberikan kualitas hidup yang lebih
baik.
2. Meminimalisasi pemanfaatan sumber
daya alam, material beracun, dan emisi
tidak membahayakan kebutuhan generasi
selanjutnya.
II. SCP DAN RENCANA
PILAR SOSIAL 1. Pemerataan 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. Keamanan 5. Perumahan 6. Kependudukan PILAR EKONOMI 1. Struktur Ekonomi 2. Pola Konsumsi dan Produksi PILAR LINGKUNGAN 1. Atmosfir 2. Tanah 3. Pesisir dan Laut 4. Air Bersih 5. Keanekaragam an Hayati PILAR TATA KELOLA 1. Kerangka Kelembagaan 2. Kapasitas
Framework for Construction of Sustainable Development Indicators, September, 2001
MDG Tata Kelola Ekonomi Hijau Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Posisi SCP dalam Pembangunan Berkelanjutan
Kelemahan 1: aspek
lingkungan belum berkembang seperti pilar sosial dan
ekonomi ukuran dan indikator
Kelemahan 2: valuasi aspek lingkungan dan internalisasi ke dalam pilar ekonomi dan
Indonesia telah melakukan mainstreaming pembangunan berkelanjutan ke dalam perencanaan pembangunan
1. Pembangunan berkelanjutan telah ada dalam Misi RPJPN 2005-2025 yaitu Indonesia Asri dan Lestari.
2. Mainstreaming MDG sudah dilakukan dalam RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2005-2009.
3. Dalam RPJMN 2010-2014:
a. Pembangunan berkelanjutan telah menjadi program
mainstreaming
prinsip berkelanjutan harus telah dianut dalam setiap program.b. Perubahan iklim telah menjadi program lintas bidang
setiap bidang/sektor terkait, memiliki kegiatan yang terkait dengan perubahan iklim (ini merupakan cikal bakal RAN GRK).
Peraturan Perundangan terkait dengan SCP
No SCP CYCLE LAWS UU 5/1990 Biodiversity and Ecosystem UU 32/2009 Environ-ment Manage-ment UU 7/2004 Water Resources UU 18/2008 Waste Manage-ment UU 30/2007 Energy UU 22/2009 Transporta-tion 1 Sustainable resource management Ö Ö Ö Ö Ö Ö 2 Design for sustainability D4S Ö Ö Ö Ö Ö Ö 3 Cleaner production & resource efficiency Ö Ö Ö Ö Ö Ö 4 Sustainable transport - - Ö - - Ö 5 Eco-labelling & certification - Ö - Ö Ö Ö 6 Sustainable procurement - Ö - Ö Ö - 7 Sustainable marketing Ö Ö Ö Ö Ö - 8 Sustainable lifestyles Ö Ö Ö Ö Ö Ö 9 Waste management - Ö Ö Ö Ö ÖTahapan Pembangunan Berkelanjutan
Penurunan emisi GRK (pembangunan rendah karbon) Sustainable Consumption & Production (SCP) Ekonomihijau ...Pembangunan berkelanjutan
Penurunan polusi air dan lahan • Resource efficiency • Sustainable production • Sustainable consumption Green procurement Green standard • SCP • Struktur ekonomi Green financing Green banking Green jobs 1. Perpres 61/2011 tentang RAN-GRK 2. Perpres 71/2011 tentang Inventarisasi Penurunan Emisi Adaptasi Perubahan Iklim 1. KLH meluncurkan 10 Y Framework of SCP
2. Kerangka akan diisi dengan berbagai inisiatif K/L yang menjadi komponennya
1. Instrumen Fiskal untuk Ekonomi Hijau
III. KERJASAMA
PEMERINTAH DAN KADIN
DALAM SCP
PENTING
1. RPJMN 2015-2019
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN SECARA KONKRIT
DIDEFINISIKAN DI SETIAP
BIDANG/SEKTOR
2. PENERAPAN SECARA SISTEMATIS DAN
KONKRIT
3. UKURAN KEMAJUAN
REFLEKSI NYATA
DARI AGENDA PEMBANGUNAN PASKA
2015
SDG
TIPE
GREEN BUSINESS
productions
Responsible waste
management (1)
lingkungan (3)
Bisnis jasa
Membayar jasa
lingkungan dan
ekosistem yang
digunakan (2)
Bisnis berbasis
sumberdaya kehati (4)
HOLISTIC APPROACH (5)
16GREEN BUSINESS 1:
Responsible waste management
1. Menerapkan recycle
menarik
bungkus/kemasan ke dalam perusahaan
dan mengelolanya
2. Memperpanjang rantai penggunaan bahan
dan menerapkan ragam utilisasi bahan
3. Mengelola limbah dan mengeluarkan/
membuang setelah memenuhi tingkat
keamanan
menjaga pencemaran lahan,
air, udara.
GREEN BUSINESS 2:
Membayar jasa lingkungan dan ekosistem yang
digunakan
1. Memelihara kemampuan lingkungan untuk
menghasilkan sumberdaya berkelanjutan
a. Perusahaan air mineral
memelihara hutan di
tempat menambang air? ... Untuk menjaga supply
dan akses air masyarakat sekitar (dan
downstream)
b. Reklamasi perusahaan tambang
mengembalikan fungsi lingkungan
GREEN BUSINESS 3:
Bisnis Jasa Lingkungan
1. Eco-tourism
2. Waste management: biofertilizer, bioenergy
GREEN BUSINESS 4:
Bisnis berbasis sumberdaya kehati
Industri pemanfaatan keanekaragaman hayati:
1. Jamu
2. Obat2an herbal
3. Kosmetik alam
Holistic approach (5)
Menerapkan: pro-growth, pro job, pro poor dan pro
environment ( Profit, People and Planet) di segala aspek
(business and linkages, manajemen kantor dan karyawan)
1. Bisnis/usaha: a. Green resources; b. Green partners; c.
Green profit (pajak); d. Sustainable waste (R3); e. Hak
karyawan dan masyarakat sekitar.
2. Management:
a. Tata kelola kantor: bahan ramah lingkungan, efisien
bahan, energi dan air dan limbah kantor
b. Perilaku karyawan: di dalam dan diluar kantor
(limbah, efisiensi sumberdaya/bahan, bahan ramah
lingkungan, R3)
3. Humas-people oriented: CSR
green campaign, green
SR activities, capacity building, business link CSR
Komponen dan Strategi Pendekatan SCP
Indonesia
Sustainable Consumption and Production
PRODUKSI: 1. Pertanian
2. Energi dan Pertambangan 3. Industri
4. Transportasi
5. Jasa: keuangan; pariwisata, lingkungan, expertise
KONSUMSI:
1. Rumah Tangga
2. Korporasi (B,M,K,SK)
3. Living: City,
Style/living
Law-regulations: Procurement, Standar, sertifikasi, label
Iptek: Green technologi dan knowledge SDM: kapasitas yg diperlukan untuk penerapan
PENDEKATAN
PERTANIAN KEHUTANAN PERIKANAN
PENGO-LAHAN 1,2,3
PERTAM-BAGAN ENERGI MANUFACTURING 1, 2, 3 KONSTRUKSI
PACKING INPUTS PROCURE MENT PROSES PRODUKS I EFISIEN SI ENERGI ....
??? ISPO SVLK building Green
SEKTOR/BIDANG USAHA B U S I N E S S P R O C E S S
ASOSIASI BERPERAN DALAM MENDEFINISIKAN BUSINESS PROCESS DAN KRITERIA DI MASING-MASING BIDANG USAHA
APA YANG PERLU KITA LAKUKAN BERSAMA
1. Menyusun kerangka untuk sistem SCP
2. Menyepakati kriteria untuk kasifikasi
3. Kerjasama Pengembangan dengan Kadin untuk memfasilitasi
(kapasitas, insentif/disinsentif dll) 4. Penerapan kriteria yang disepakati
dan sistem monitoring (self compliance)
5. Regulasi
6. Conformity – dengan sistem global
1. Bersama asosiasi mengidentifikasi business process dan kriteria 2. Kriteria digunakan sebagai dasar
untuk klasifikasi green productions
3. Mengidentifikasi fasilitasi dan dukungan yang diperlukan
4. Menciptakan sistem self compliance 5. Masukan untuk standard - regulasi