• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan penerimaan luar negeri, yang termasuk penerimaan luar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan penerimaan luar negeri, yang termasuk penerimaan luar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam melaksanakan pembangunan Nasional, Negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya, Negara membutuhkan dana yang cukup besar, dimana dana tersebut di ambil dari anggaran penerimaan -dalam negeri dan penerimaan luar negeri, yang termasuk penerimaan luar negeri adalah pinjaman luar negeri hal ini berfungsi sebagai pelengkap dana pembangunan Nasional, dan penerimaan dalam negeri adalah penerimaan yang berasal dari penerimaan minyak dan gas, serta penerimaan pajak dan bukan pajak.

Demi suksesnya pelaksanaan program tersebut, Pemerintah memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat secara aktif, salah satunya dengan pembayaran pajak, peran pajak sangat mempengaruhi pembangunan di indonesia. Pada tahun 2012 jumlah pajak yang terkumpul mencapai Rp 976 triliun mengalami pertumbuhan sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak dari tahun 2009–2012 mencapai 17 persen. Dengan target pajak sekarang, maka pada tahun 2013 pemerintah mengupayakan adanya pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 22 persen. Untuk merealisasikan angka pertumbuhan tersebut, pemerintah menginginkan adanya peningkatan persentase kepatuhan wajib pajak.

(2)

Persentase tingkat kepatuhan wajib pajak pada tahun 2012 masih tergolong sangat rendah, tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Menteri Keuangan (Agus Martowardojo dalam Surya Manurung PDJP 2014). mengatakan bahwa Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar pajaknya/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang dengan rasio SPT sekitar 14,7 persen. Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, yang mau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayar pajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen. (www.pajak.go.id).

Disamping peran dari pemerintah, peran wajib pajak merupakan suatu poin penting. Faktor yang menyebabkan kurangnya keinginan wajib pajak dalam membayar pajak adalah hasil pemungutan pajak tidak dapat langsung dirasakan oleh para wajib pajak. Sehingga pemerintah membuat strategi untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak dengan meningkatkan pelayanan, dengan cara membentuk Account Representative, Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3), Drop Box dan Budaya.

(3)

Account Repesentative adalah petugas yang bertugas di Kantor Pelayanan Pajak Pratama, yang sudah menerapkan sistem administrasi modern. Account Repesentative merupakan faktor penentu dari keberhasilan pelayanan di Direktorat Jendral Pajak yang menghubungkan antara wajib pajak dengan DJP.

Saat ini Direktorat Jendral Pajak tengah Ramai disorot karena salah satu pegawainya memiliki rekening yang sangat besar dan dicurigai melakukan penyelewengan yaitu Dhana Widyatmika yang merupakan pegawai pajak yang menjabat sebagai Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam golongan III/c diberitakan mempunyai rekening senilai Rp 60 miliar. Namun Dhana melaporkan harta kekayaannya Rp1,2 miliar ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sedangkan gaji dhana saat menjabat sebagai pegawai pajak adalah Rp 10 juta perbulan.

Menyadari tingkat pelayanan belum optimal, DJP mengambil langkah pembaharuan sistem administrasi perpajakan yang lebih moderen. Salah satu langkah yang dilakukan dalam pembaharuan sistem administrasi perpajakan adalah dengan penerapan sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) dalam bentuk e-Payment.

Tujuan utama dibentuknya sistem informasi DJP ini terutama adalah dapat menghasilkan profil wajib pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data wajib pajak yang akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring terhadap data wajib pajak.

(4)

Namun demikian, pada implementasi sistem informasi terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) antara lain:

1. Sistem informasi belum terintegrasi.

2. Pengembangan Sistem Informasi oleh vendor Jatis hanya fokus untuk menggatikan SIP (Sistem Informasi Perpajakan).

3. Terdapat masalah pada migrasi data dari Sistem Informasi Perpajakan SIP (Sistem Informarsi Perpajakan)/SIPMod (Sistem Informasi Perpajakan dan Modifikasi) ke SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak).

4. Inefisiensi pemrosesan data dan data redundancy.

5. Transfer of knowledge dan source code SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak ) tidak dilakukan dengan baik oleh Jatis.

Direktorat Jendral Pajak selalu melakukan inovasi dalam peningkatan pelayanan perpajakan selain penerapan Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) DJP juga menyelenggarakan Drop Box pajak Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 15/PJ/2009. Drop Box pertama kali dikenalkan pada tahun 2009 sebagai inovasi pelayanan dalam penerimaan SPT/ e-SPT Tahunan. Dengan adanya drop box ini maka wajib pajak lebih mudah dapat menyampaikan surat pemberitahuaannya diberbagai pusat-pusat perbelanjaan, pusat bisnis, maupun tempat lainnya dimana layanan Pojok Pajak/ Mobil Pajak/Drop Box dibuka. Ditjen Pajak telah menyediakan 563 lokasi drop box Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) di seluruh Indonesia.

(5)

Penyerahan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pada tahun 2012 sudah dimulai. Drop Box pajak mulai disebar di tempat- tempat ramai seperti Kantor Pelayanan Pajak, mal - mal, dan tempat umum lainnya, untuk menjaring Penerimaan pajak dari para wajib pajak. Akan tetapi di pusat pembelanjaan di sarinah tidak tersedia satupun drop box pajak dikawasan pembelanjaan tersebut. Menurut Achmad Umar salah satu security disarinah beberapa pengujung menanyakan keberadaan Drop Box pajak akan tetapi Drop Box pajak memang tidak ditempatkan disarinah karena para Karyawan di pusat pembelanjaan sarinah langsung membayar pajak di Kantor Pajak. Sedangkan Drop Box merupakan inovasi Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk mempermudah wajib pajak dalam penyampaian SPT (surat pemeberithuan tahunan), pada akhirnya pengunjung terpaksa menyerahkan SPT langsung di Kantor Pelayanan Pajak. (Liputan6.com 2013 ).

DJP melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat umum untuk menggelitik masyarakat indonesia agar memiliki budaya sadar pajak dan masyarakat juga memahami arti pentingnya pajak bagi kemajuan dan kemakmuran Bangsa, maka pembangunan Negara dapat terus berlangsung demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyaknya Penyalahgunaan pajak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab menyebabkan tergerogotinya anggaran pembangunan yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat.

(6)

Seperti halnya yang dikatakan Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pendapatan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang C.R Inton mengatakan hampir 100 persen dari 480 wajib pajak tidak jujur. Hal ini terungkap setelah tim pemeriksa terhadap wajib pajak dilakukan enam bulan terakhir ini. Seperti yang dicontohkan oleh Iton sebuah restoran cepat saji di kawasan Citra Raya, Cikupa, hanya menyetor Rp 9 juta per tahun. Setelah dilakukan pemeriksaan data penjualan, restoran itu seharusnya membayar Rp 64 juta per tahun. Begitu juga dengan perusahaan di bidang hiburan di kawasan itu yang hanya menyetor Rp 16 juta per tahun, tapi setelah diperiksa mereka membayar Rp 145 juta per tahun. (www.tempo.com, 30 Juni 2014).

Kesadaran pajak dalam masyarakat tidak lupa peran pemerintah dalam membangun sistem yang penuh motivasi untuk menumbuhkan budaya akan pajak tersebut. Faktanya Budaya Pajak di indonesia memperlihatkan bahwa aspek peraturan perpajakan yang lebih dominan adalah publikasi yang dilakukan kantor pajak, dari aspek hubungan antara pegawai pajak dan Wajib Pajak. (Widi Widodo. 2012).

Adapun yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa hal diantaranya :

1. Penelitian ini diambil dari penelitian Ida Ayu Putu Nomi (2014) yaitu berupa variabel indenpenden Drop box, melakukan penambahan variabel independen yaitu Account Representative yang diambil dari penelitian Choiriyah, Siti, Maria (2012), Sistem Monitoring Pelaporan

(7)

Pembayaran Pajak yang diambil dari penelitian Lisa Adha (2008) dan Budaya yang diambil dari penelitian Ronald G (2005).

2. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Lisa Adha (2008) mengambil sampel pada KPP Jakarta Barat sedangkan penelitian ini mengambil sampel pada KPP Tigaraksa.

3. Penelitian sebelumnya kuisioner ditujukan kepada petugas pajak sedangkan penelitian ini kuisioner ditujukan kepada Wajib Pajak.

Berdasarkan latar belakang yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Account Representative (AR), Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3), Drop Box, Budaya terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka Penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Account Representative (AR) berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak?

2. Apakah Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) berpengaruh signifikan tehadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak?

3. Apakah Drop Box berpengaruh signifikan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak?

(8)

4. Apakah Budaya berpengaruh signifikan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak?

5. Apakah Account Representative (AR), Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3), Drop Box dan Budaya berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak ?

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan

Sesuai rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui besarnya pengaruh Account Representative (AR) terhadap

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

b. Mengetahui besarnya pengaruh Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. c. Mengetahui besarnya pengaruh Drop Box terhadap Tingkat Kepatuhan

Wajib Pajak.

d. Mengetahui besarnya pengaruh Budaya terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

e. Mengetahui besarnya pengaruh Account Representative (AR), Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3), Drop Box dan Budaya terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

(9)

D. Kontribusi Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapakan dari hasil yang didapat mempunyai kontribusi bagi:

a. Kontribusi Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu akuntansi, khususnya perpajakan yang telah diperoleh dan dipelajari selama masa perkuliahan. Dan juga diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pemahaman tentang Account Representative (AR), Sistem Monitoring Pelaporan Pajak, Drop Box, Budaya terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.

b. Kontribusi Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Direktorat Jendral Pajak dalam mengembangkan sistem perpajakan yang lebih baik dan dapat berguna bagi Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Dengan cara memperbaiki sistem admnistrasi pembayaran dan pelaporan pajak.

Referensi

Dokumen terkait

Hubungi segera sales marketing rumah cluster Alloggio Summarecon Serpong untuk membeli rumah baru 3 lantai di Gading Serpong. Cocok untuk dibuat kos2xan

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan inkonsistensi RTRW Kota Bogor 1999-2009 dengan penggunaan lahan di lapang berdasarkan hasil analisis citra satelit Ikonos tahun

Conditional grant adalah transfer khusus yang diberikan kepada pemerintah daerah untuk tujuan khusus, misalnya untuk Biaya Operasional Sekolah (BOS), Jaring

Penelitian ini bertujuan (1) menghitung nilai ekonomi total hutan kota (nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai pilihan, nilai warisan, dan nilai

Tabel item-total statistik menunjukan hasil perhitungan reabilitas untuk 10 pernyataan.Menentukan besarnya r tabel dengan ketentuan tingkat kepercayaan (degree of

Telekomunikasi pada sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunication) dan UMTS (Universal mobile Telecommunication System) pada wilayah Denpasar Selatan masih

Dengan referensi penelitian-penelitian tersebut, serta melihat fenomena manajemen laba di sekitar IPO dan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, oleh

Interaksi adalah juga ruang untuk melakukan sosialisasi dalam mengenal pola-pola pewarisan tradisi kitab kuning dan proses belajar untuk mengembangkan intelektual