• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Nur Rohman MTS Negeri Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Nur Rohman MTS Negeri Bandung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI MERAJUT MANUSIA

DAN MASYARAKAT BERDASARKAN PANCASILA MELALUI METODE

GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS VIII-B SEMESTER I TAHUN

2015/2016 MTS NEGERI BANDUNG

Oleh: Nur Rohman MTS Negeri Bandung

Abstrak. Pembelajaran PKN di kelas VIII-B diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKN di kelas VIII-B mengalami penurunan. Penyebab merosotnya prestasi belajar siswa adalah guru dalam pembelajaran hanya menggunakan model pembelajaran dan pemberian tugas, yaitu setelah guru menjelaskan siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal yang terdapat pada buku paket maupun LKS. Praktis kegiatan pembelajaran pasif. Untuk itu peneliti tertarik untuk menggunakan model pembelajaran lain dengan menggunakan model belajar group investigation. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran obyektif tentang Peningkatan Prestasi Belajar PKN Materi Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila Melalui Metode Group investigation Pada Siswa Kelas VIII-B MTs Negeri Bandung Semester I Tahun 2015/2016. Prestasi Belajar PKn Materi Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila Melalui Metode Group investigation Pada Siswa Kelas VIII-B MTs Negeri Bandung Semester I Tahun 2015/2016 mengalami Peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata rata dan ketuntasan belajar siswa yang terus mengalami peningkatan ditiap siklusnya. Nilai rata rata siswa prasiklus sebesar 71,47 dengan persentase ketuntasan sebesar 51,43%. Sedangkan pada siklus I nilai rata ratanya menjadi 77,14 dengan persentase ketuntasan sebesar 74,29%. Meningkat pada siklus II dengan nilai rata rata sebesar 88,57 dan persentase ketuntasan sebesar 97,14%. Dengan demikian hipotesis Jika dalam Pembelajaran Mata Pelajaran PKn pokok bahasan Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila menerapkan metode group investigation, maka prestasi belajar siswa kelas VIII-B semester I MTs Negeri Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun pelajaran 2015/2016 akan meningkat secara optimal telah terbukti kebenarannya.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Mata Pelajaran PKN, Group investigation

Pembelajaran PKN di kelas VIII-B diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKN di kelas VIII-B meng-alami penurunan. Penyebab merosotnya pr-estasi belajar siswa adalah guru dalam belajaran hanya menggunakan model pem-belajaran dan pemberian tugas, yaitu setelah guru menjelaskan siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal yang terdapat pada buku paket maupun LKS (Trianto, 2007). Praktis kegiatan pembelajaran pasif, untuk itu peneliti tertarik untuk menggunakan model pembelajaran lain dengan menggunakan

metode group investigation (Maesaroh, 2005).

Metode Group investigation adalah metode pembelajaran kooperatif yang mene-kankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet (Trianawati, 2007).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti perlu mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul: “Peningkatan

(2)

Prestasi Belajar PKN Materi Merajut Manu-sia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila Melalui Metode Group investigation Pada Siswa Kelas VIII-B MTs Negeri Bandung Semester I Tahun 2015/2016”.

Penelitian ini bertujuan untuk mening-katkan prestasi belajar siswa Mata Pelajaran PKN materi Merajut Manusia dan Masya-rakat. Berdasarkan Pancasila melalui metode

group investigation. Bagi guru diharapkan penelitian ini lebih jauh mendorong untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam hal memilih metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi kondisi serta dinamika siswa. Manfaat bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan andil dalam meningkatkan prestasi belajar dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kualitas sekolah.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Menurut Waseso (1994) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang.

Penelitian tindakan bertujuan mengem-bangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia faktual (Zuriah, 2003).

Carr dan Kemmis (1986), mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu ben-tuk penelaahan inquiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pen-didikan tertentu dalam situasi sosial, untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan. Alokasi waktu dalam penelitian ini setiap pertemuan beralokasi waktu 3x35 menit.

Tahapan penelitian dalam kegiatan pe-nelitian ini memuat beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan tindakan, pelak-sanaan tindakan, pengamatan dan refleksi

Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sis-wa Kelas VIII-B MTs Negeri Bandung. Jum-lah subyek penelitian sebanyak 35 siswa semester I tahun 2015/2016. Alasan peneliti melakukan penelitian diKelas VIII-B karena siswa mengalami kesulitan dalam pembela-jaran PKn. Hal ini diketahui dari nilai rata rata siswa tersebut masih banyak yang dibawah KKM.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen yang digunakan adalah instrumen tes.Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian hasil belajar siswa.

Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntas-an Minimal) yKetuntas-ang ditetapkKetuntas-an oleh sekolah yaitu sebesar 75. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai (Slameto, 2004).

(3)

%𝑲𝒆𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙𝟏𝟎𝟎% Pengumpulan Data Tes

Tes adalah pengajuan pertanyaan se-cara tertulis atau lisan untuk mengetahui kemampuan. Skor hasil tes dalam menger-jakan soal-soal yang meliputi skor hasil tes pengetahuan prasyarat yang diberikan sebe-lum tindakan, hasil tes pada setiap akhir tin-dakan, dan hasil pekerjaan siswa dalam ke-giatan pembelajaran. Hasil pekerjaan terse-but akan digunakan untuk melihat pening-katan pemahaman dan pencapaian hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini, rumus yang digu-nakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan pencapaian skor hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

Presentase ketuntasan individual

% 100 1 x T T KB dimana:

KB = presentase ketuntasan individual T = jumlah skor yang dicapai siswa T1 = jumlah skor ideal

(Sumber: Trianto, 2010: 241)

Presentase ketuntasan kelas

% 100 % 1 x N X X  dimana:

%X = persentase ketuntasan kelas X1 = jumlah siswa tuntas individual

N = jumlah seluruh siswa (Sumber: Trianto, 2010: 241 )

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran.KKM yang telah

ditetapkan pada pelajaran PKn di MTs Negeri Bandung adalah 75.

Analisis Data

Analisis data merupakan proses men-cari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemu-kan apa yang penting dan apa yang amenemu-kan pe-neliti laporkan (Bogdan dan Biklen, 1982).

Miles dan Hubermen (1984) mengata-kan analisis data perlu dilakumengata-kan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution (1988) mengatakan bahwa analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya.

Selanjutnya Miles & Hubermen (1984) menerapkan tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan, yaitu: (1) Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan, (2) Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi, dan (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek.

Mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini mengguna-kan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

(4)

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivi-tas siswa selama proses pembelajaran.

Menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya diba-gi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

N X X dimana: X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2004 (Depdiknas, 2007), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: % 100 . . . x Siswa belajar tuntas yang Siswa P

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus 1

Planning (perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajar-an dengpembelajar-an menggunakpembelajar-an metode group in-vestigation. (2) Menyiapkan alat alat yang di-perlukan selama kegiatan pembelajaran ber-langsung, misalnya gambar yang sesuai de-ngan materi. (3) Menyusun format penilaian.

Acting (pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Kegiatan pendahuluan, (a) Guru mem-berikan salam. (b) Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. (c) Guru mengecek keha-diran siswa.

Kegiatan Inti, (a) Guru menginfor-masikan tujuan dan kompetensi yang harus di capai yaitu tentang Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila. (b) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok. (c) Guru menunjukkan sumber belajar lain selain buku paket yang dimiliki siswa yang berada pada sudut baca. (d) Guru memberikan lembar tugas kelompok. (e) Sis-wa diminta untuk menggambil buku PKn lain di sudut baca. (f) Siswa diminta untuk melakukan investigasi pada materi Merajut Manusia dan Masyarakat. (g) Berdasarkan Pancasila dari buku sumber yang dimiliki oleh siswa. (h) Siswa membuat rangkuman hasil invetigasi tentang Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila. (i) Siswa mempresentasikan rangkuman hasil dari investigasi tentang pemerintahan kabupaten, dan kelompok lain memberikan tanggapan. (j) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.

(5)

Kegiatan penutup, (a) Melakukan re-fleksi hasil group investigation. (b) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.

Observation (pengamatan)

Setelah diadakannya tes evaluasi siklus I, nilai rata rata siswa disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Prestasi Belajar Siklus I

No Nama Siswa Skor Tuntas Ketuntasan Tidak Tuntas

1 Adhisvy Intania 80 T - 2 Ahmad Yoga Nur Andika 80 T - 3 Aldy Prayoga 80 T - 4 Alung Raka Wisnu M 80 T - 5 Amanda Kandung Fajar 80 T - 6 Ayuni Nihayatul F 60 - TT 7 Dean Jati Sulaksono 80 T - 8 Dymas Kusuma Adji 90 T - 9 Fahannanda Riski S 70 - TT 10 Faiz Rafi'ui Hilali 80 T - 11 Febby Ariyani 60 - TT 12 Gevin Maulana Putra 80 T - 13 Gusti Ayu Adelia R 90 T - 14 Ikfina' Ilma 60 - TT 15 Krisna Dwi Permana P 70 - TT 16 M. Dava Fatih 80 T - 17 M. Alvin d 90 T - 18 M. Ichlasul a 80 T - 19 Nabila Fiska Firnanda 60 - TT 20 Nowaf Zahril Firdaus 80 T - 21 Reyhan Fadillah Akbar 70 - TT 22 Ricky Dwi wahyudi 80 T - 23 Rifdah Ayuna R 80 T - 24 Risky Cahya Buana 80 T - 25 Risma Virgian Priyanti 90 T - 26 Riyan Wildan Alfarisi 60 - TT 27 Roy Candra Bachtiar 80 T - 28 Silvi Amalia Suroyo 80 T - 29 Sinta Tri Agustin 80 T - 30 Tia Anggraeni 80 T -

No Nama Siswa Skor

Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak

31 Triani Ayu Nurwanda 70 - TT 32 Valentino Dhava Sakti A H 80 T - 33 Williams Nasa P 80 T - 34 Zakiyatuz Inda S 80 T - 35 Yeni Fitri Lestari 80 T - Jumlah Jawaban Benar 2700 26 9

Daya Pembeda 77.14 74.29 25.71 Berdasarkan pada Tabel 1 dapat di-ketahui bahwa nilai rata rata siswa sebesar 77,14 dengan persentase ketuntasan sebesar 74,29%.

Reflection (refleksi)

Dari hasil pengamatan siklus I, maka dapat direfleksikan sebagai berikut: (1) Pem-belajaran dengan menerapkan metode group investigation sudah berjalan lancar meskipun masih ada kendala. (2) Waktu pelaksanaan pembelajaran melebihi batas waktu yang ditentukan. (3) Siswa masih ada yang ramai sendiri. (4) Ketuntasan belajar siswa masih kurang dari standar minimal yang ditentukan yaitu 85%.

Siklus II

Planning (perencanaan)

Secara garis besar perencanaannya sa-ma dengan siklus I dengan sa-materi yang sasa-ma pada siklus I. Berdasar pada temuan siklus I maka ada beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut: (1) Guru mem-bagi siswa secara heterogen, karena pada siklus I pembagian kelompok diserahkan pada siswa sendiri, pada siklus II guru yang membagi siswa dalam kelompok kecil. (2) Guru mempersipakan buku sesuai dengan jumlah siswa. (3) Guru meningkatkan pengu-asan kelas, agar semua siswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh. (4) Guru memberikan reward.

(6)

Acting (pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan group investigation.

Kegiatan pendahuluan, (a) Guru mem-berikan salam. (b) Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. (c) Guru mengecek keha-diran siswa.

Kegiatan inti, (a) Guru menginformasi-kan tujuan dan kompetensi yang harus di capai yaitu tentang Merajut Manusia dan Ma-syarakat Berdasarkan Pancasila. (b) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok. (c) Guru menunjukkan sumber belajar lain selain buku paket yang dimiliki siswa yang berada pada sudut baca. (d) Guru mem-berikan lembar tugas kelompok. (e) Siswa diminta untuk menggambil buku PKn lain di sudut baca. (f) Siswa diminta untuk mela-kukan investigasi pada materi Merajut Ma-nusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila dari buku sumber yang dimiliki oleh siswa. (g) Siswa membuat rangkuman hasil invetigasi tentang Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila. (h) Sis-wa mempresentasikan rangkuman hasil dari investigasi tentang pemerintahan kabupaten, dan kelompok lain memberikan tanggapan. (i) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.

Kegiatan penutup, (a) Melakukan re-fleksi hasil group investigation. (b) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.

Observing (pengamatan)

Setelah diadakannya tes evaluasi siklus I, nilai rata rata siswa disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Nilai Prestasi Belajar Siklus II

No Nama Siswa Skor

Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak

1 Adhisvy Intania 80 T - 2 Ahmad Yoga Nur Andika 90 T - 3 Aldy Prayoga 90 T - 4 Alung Raka Wisnu M 80 T - 5 Amanda Kandung Fajar 100 T - 6 Ayuni Nihayatul F 80 T - 7 Dean Jati Sulaksono 90 T - 8 Dymas Kusuma Adji 80 T - 9 Fahannanda Riski S 90 T - 10 Faiz Rafi'ui Hilali 90 T - 11 Febby Ariyani 80 T - 12 Gevin Maulana Putra 100 T - 13 Gusti Ayu Adelia R 80 T - 14 Ikfina' Ilma 90 T - 15 Krisna Dwi Permana P 100 T - 16 M. Dava Fatih 90 T - 17 M. Alvin d 100 T - 18 M. Ichlasul a 100 T - 19 Nabila Fiska Firnanda 80 T - 20 Nowaf Zahril Firdaus 100 T - 21 Reyhan Fadillah Akbar 80 T - 22 Ricky Dwi wahyudi 70 - TT 23 Rifdah Ayuna R 90 T - 24 Risky Cahya Buana 100 T - 25 Risma Virgian Priyanti 80 T - 26 Riyan Wildan Alfarisi 90 T - 27 Roy Candra Bachtiar 100 T - 28 Silvi Amalia Suroyo 90 T - 29 Sinta Tri Agustin 90 T - 30 Tia Anggraeni 80 T - 31 Triani Ayu Nurwanda 100 T - 32 Valentino Dhava Sakti A H 80 T - 33 Williams Nasa P 80 T - 34 Zakiyatuz Inda S 80 T - 35 Yeni Fitri Lestari 100 T - Jumlah Jawaban Benar 310 34 1 Daya Pembeda 88.5 97.14 2.86

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat dike-tahui bahwa nilai rata rata siswa siklus II

(7)

sebesar 88,57 dengan persentase ketuntasan sebesar 97,14%.

Reflection (refleksi)

Dari hasil pengamatan siklus II maka dapat direfleksikan sebagai berikut: (1) Pembelajaran sudah dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (2) Segala permasalahan yang ada pada siklus I, dapat teratasi secara optimal pada siklus II. (3) Ketuntasan kelas secara klasikal dapat tercapai.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa nilai rata rata siswa prasiklus sebesar 71,47 dengan persentase ketuntasan sebesar 51,43%. Sedangkan pada siklus I nilai rata ratanya menjadi 77,14 dengan persentase ke-tuntasan sebesar 74,29%. Meningkat pada si-klus II dengan nilai rata rata sebesar 88,57 dan persentase ketuntasan sebesar 97,14%. Untuk lebih jelasnya disajikan Gambar 1.

Gambar 1. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian selama dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pres-tasi Belajar PKn Materi Merajut Manusia dan Masyarakat. Berdasarkan Pancasila Melalui Metode Group investigation Pada Siswa Kelas VIII-B MTs Negeri Bandung Semester I Tahun 2015/2016 mengalami Peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata rata dan ketuntasan belajar siswa yang terus mengalami peningkatan ditiap siklusnya. Nilai rata rata siswa prasiklus sebesar 71,47 dengan persentase ketuntasan sebesar 51,43%. Sedangkan pada siklus I nilai rata ratanya menjadi 77,14 dengan persentase ke-tuntasan sebesar 74,29%. Meningkat pada siklus II dengan nilai rata rata sebesar 88,57 dan persentase ketuntasan sebesar 97,14%. Dengan demikian hipotesis Jika dalam Pembelajaran Mata Pelajaran PKn pokok bahasan Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila menerapkan metode

group investigation, maka prestasi belajar siswa kelas VIII-B semester I MTs Negeri Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun pelajaran 2015/2016 akan meningkat secara optimal telah terbukti kebenarannya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti mempunyai beberapa saran antara lain: (1) Siswa hendaknya mengguna-kan sumber belajar dari berbagai sumber untuk menambah pengetahuan siswa. (2) Guru hendaknya mempersiapkan bahan pem-belajaran secara lengkap dan sesuai dengan kebutuhan siswa. (3) Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana pem-belajaran yang lengkap.

(8)

Bogdan, R.C., & Biklen, S. K. 1982. Qua-litative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods.

Boston: Allyn and Bacon, Inc

Carr, W. & Kemmis, S. 1986. Becoming cri-tical: education, knowledge and action research. Brighton, Sussex: Falmer Press.

Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah No-mor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta. Dep-diknas.

Maesaroh, S. 2005. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran PPKN Melalui Metode Group investigation Di SMP Negeri 1 Sumbergempol. Tulungagung: STKIP PGRI Tulungagung.

Miles, M. B., & Hubermen, A.M. 1984.

Analisis Data Qualitatif.Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Uni-versitas Indonesia, Jakarta

Nasution, S. 1988. Metode Penelilian Natur-alistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito.

Slameto. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Trianawati. 2007. Pembelajaran Inovativ. Bandung: Bramastya.

Trianto. 2007. Tantangan Guru Masa De-pan. Jakarta: Bina Ilmu.

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pem-belajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi Pustaka.

Waseso, I. 1994. Wawasan dan konsep dasar Penelitian Tindakan Pendidikan (Materi II). Makalah disajikan pada lokakarya pelatihan tindakan di IKIP Malang. Jakarta: UP3SD Depdikbud. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalam

Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing.

Gambar

Tabel 2 Nilai Prestasi Belajar Siklus II
Gambar 1. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk mengetahui solusi yang dilakukan oleh ustadzah dalam menghadapi penghambat dari metode pembelajaran tahfidhul qur’an di pondok tahfidh putri anak-anak Y anaabii’ul Q

[r]

Ini ditentukan pada bentuk kegiatan muamalah yang termasuk kategori suka sama suka, selama bentuk muamalah tersebut dalam rangka saling tolong menolong diantara manusia

Dreamweaver 8 merupakan yang memiliki performa lebih baik dan memiliki tampilan yang memudahkan anda untuk membuat dan mengelola halaman web (MADCOMS MADIUM, 2009).

Pada tanggal 29 Juli 2002 juga dilakukan survei dengan Mobil Unit Laboratorium Polusi Udara yang pengukurannya dilakukan oleh tim Puslitbang Jalan, tetapi data ini

Kemudian, aktivitas sistem yang tepat harus disesuaikan agar produk informasi yang tepat. dihasilkan bagi para

In this paper, a novel superpixel-based approach is proposed for unsupervised and automatic change detection. A super-pixel is a set of pixels which have similar spectrum and