STATUTA
POLITEKNIK ACEH
LEMBAR PENGESAHAN
STATUTA POLITEKNIK ACEH
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
... i
DAFTAR ISI ... ii
MUKADDIMAH ... 1
BAB I
KETENTUAN UMUM ... 1
Pasal 1
PENGERTIAN ATAU DEFINISI ... 1
BAB II IDENTITAS ... 2
Pasal 2
NAMA DAN KEDUDUKAN ... 2
Pasal 3
LAMBANG DAN BENDERA ... 2
Pasal 4
HYMNE DAN MARS ... 2
BAB III VISI, MISI DAN RENCANA STRATEGIS ... 3
Pasal 5
VISI ... 3
Pasal 6
MISI ... 3
Pasal 7
TUJUAN ... 3
Pasal 8
TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 3
Pasal 9
RENCANA STRATEGIS ... 3
BAB IV SUSUNAN ORGANISASI ... 4
Pasal 10
STRUKTUR ORGANISASI ... 4
Pasal 11
DIREKTUR ... 4
Pasal 12
WAKIL DIREKTUR ... 5
Pasal 13
DEWAN PERTIMBANGAN ... 5
Pasal 14
SENAT AKADEMIK ... 5
Pasal 15
UNIT PENJAMINAN MUTU ... 6
Pasal 16
JURUSAN ... 6
Pasal 17
PROGRAM STUDI ... 6
Pasal 18
PEMBUKAAN JURUSAN/PRODI BARU ... 6
Pasal 19
LABORATORIUM/WORKSHOP ... 6
Pasal 20
BAGIAN ADMINISTRASI UMUM, KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN ... 7
Pasal 21
UNIT PENELITIAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT ... 7
Pasal 22
UNIT PELAYANAN INSTITUSI ... 8
Pasal 23
UNIT PELAKSANA MATA KULIAH UMUM ... 8
Pasal 24
UNIT PELAKSANA TEKNIS ... 8
BAB V TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PIMPINAN ORGAN POLITEKNIK ... 9
Pasal 27
MEKANISME PENGANGKATAN ORGAN PENGELOLA ... 9
Pasal 28
MEKANISME PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERTIMBANGAN ... 9
Pasal 29
MEKANISME PEMILIHAN ANGGOTA SENAT AKADEMIK ... 9
Pasal 30
PEMBERHENTIAN PIMPINAN ORGAN PENGELOLA ... 10
BAB VI SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN INTERNAL ... 10
Pasal 31
SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN INTERNAL ... 10
BAB VII SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL ... 10
Pasal 32
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL ... 10
BAB VIII PENYELENGGARAAN TRI-DHARMA ... 11
Pasal 33
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN... 11
Pasal 34
PROGRAM PENDIDIKAN DAN JENIS PROGRAM STUDI ... 11
Pasal 35
KURIKULUM ... 11
Pasal 36
KALENDER AKADEMIK ... 11
Pasal 37
PENERIMAAN MAHASISWA ... 11
Pasal 38
TATA CARA PENYELENGGARAAN PERKULIAHAN ... 12
Pasal 39
BAHASA ... 12
Pasal 40
PENILAIAN HASIL BELAJAR ... 12
Pasal 41
PENELITIAN ... 12
Pasal 42
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... 12
BAB IX KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN ... 13
Pasal 43
KEBEBASAN AKADEMIK... 13
Pasal 44
KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK ... 13
Pasal 45
OTONOMI KEILMUAN ... 13
Pasal 46 KODE ETIK ... 13
BAB X GELAR DAN PENGHARGAAN ... 14
Pasal 47
PEMBERIAN IJAZAH DAN SERTIFIKAT ... 14
Pasal 48
PENGHARGAAN ... 14
Pasal 49
UPACARA WISUDA DAN DIES NATALIS ... 14
BAB XI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... 14
Pasal 50
DOSEN ... 14
BAB XII MAHASISWA DAN ALUMNI ... 15
Pasal 52
MAHASISWA ... 15
Pasal 53
KEWAJIBAN MAHASISWA ... 15
Pasal 54
HAK MAHASISWA ... 15
Pasal 55
ORGANISASI MAHASISWA ... 16
Pasal 56
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MAHASISWA ... 16
Pasal 57
PEMBIAYAAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN ... 16
Pasal 58
SANKSI ... 16
Pasal 59
ALUMNI ... 16
BAB XIII KERJASAMA ... 17
Pasal 60
KERJA SAMA ... 17
Pasal 61
BENTUK KERJA SAMA ... 17
BAB XIV
SARANA DAN PRASARANA ... 17
Pasal 62
SARANA DAN PRASARANA ... 17
Pasal 63
PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA ... 17
BAB XV PEMBIAYAAN ... 18
Pasal 64
PEMBIAYAAN ... 18
Pasal 65
PENGELOLAAN DANA MASYARAKAT ... 18
Pasal 66
OTONOMI KEUANGAN ... 18
Pasal 67
RENCANA ANGGARAN ... 18
BAB XVI
PENGAWASAN DAN AKREDITASI ... 19
Pasal 68
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN ... 19
Pasal 69
AKREDITASI DAN SERTIFIKASI ... 19
BAB XVII
PENUTUP ... 19
Pasal 70
PERUBAHAN STATUTA ... 19
Pasal 71
ATURAN TAMBAHAN ... 19
MUKADDIMAH
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang berupa karsa yang kuat, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, merupakan unsur pokok yang menentukan bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa;
bahwa Politeknik Aceh adalah salah satu bentuk perguruan tinggi yang mengemban tugas dan fungsi perguruan tinggi, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, dengan mengutamakan peningkatan kemampuan penerapannya. Dalam kedudukannya sebagai perguruan tinggi mandiri, Politeknik Aceh merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang perlu memiliki kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan kesejahteraan umat manusia;
bahwa Politeknik Aceh berdiri pada tanggal 08 Agustus 2008, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan pembangunan daerah dan nasional, serta menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat Aceh , bangsa Indonesia, dan umat manusia;
maka oleh karena itu dengan tetap bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa dan disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan tekad tersebut diatas, disusunlah Statuta Politeknik Aceh sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN ATAU DEFINISI
Dalam Statuta Politeknik Aceh ini, yang dimaksud dengan; 1. Politeknik adalah Politeknik Aceh.
2. Statuta Politeknik Aceh adalah anggaran dasar dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi sebagai pedoman untuk merencanakan, mengembangkan, dan menyelenggarakan program dan kegiatan sesuai dengan visi dan misi Politeknik Aceh.
3. Direktur adalah Direktur Politeknik Aceh.
4. Senat Akademik adalah Senat Akademik Politeknik Aceh. 5. Pimpinan Politeknik adalah Direktur dan Wakil Direktur.
6. Dosen adalah tenaga akademik di Politeknik yang diangkat berdasarkan pendidikan dan keahliannya dengan tugas utama mengajar.
7. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar resmi dan belajar di Politeknik.
8. Tenaga administrasi adalah pelaksana administrasi Politeknik yang meliputi administrasi akademik, administrasi keuangan dan administrasi umum.
9. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
10. Pendidikan Tinggi Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian tertentu.
12. Civitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan mahasiswa di lingkungan Politeknik. 13. Dewan Pertimbangan adalah Dewan Pertimbangan Politeknik.
14. Yayasan adalah Yayasan Politeknik Aceh.
BAB II
IDENTITAS
Pasal 2
NAMA DAN KEDUDUKAN
(1) Politeknik bernama Politeknik Aceh, berkedudukan di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. (2) Politeknik didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor:
78/D/O/2008 tertanggal 22 Mei 2008 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program-Program Studi dan Pendirian Politeknik Aceh di Banda Aceh Diselenggarakan Oleh Yayasan Politeknik Aceh di Banda Aceh.
(3) Politeknik adalah unit mandiri pada bidang pendidikan tinggi, dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Yayasan Politeknik Aceh.
(4) Pembinaan Politeknik secara fungsional dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pasal 3
LAMBANG DAN BENDERA
(1) Politeknik memiliki lambang berbentuk lingkaran yang terdiri dari 3 warna menunjukkan adanya tiga pihak yang berkolaborasi untuk Politeknik Aceh, yaitu Pemerintah (mulai dari Pemerintah Kota Banda Aceh, Pemerintah Prov Aceh dan Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pendidikan Nasional), Masyarakat (USAID), dan Industri (Chevron).
(2) Arti dari lambang berbentuk lingkaran merupakan gambaran sebagai sebuah Electro Motor
Stator yang menginduksi dan menggerakkan sebuah motor. Electro motor di Politeknik Aceh
disinergikan dalam program studi. Ini berarti Politeknik Aceh mendorong seluruh komunitas dan masyarakat Aceh menuju masa depan yang lebih baik.
(3) Lambang Politeknik Sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:
1 2 Ket:
(1) Warna Biru
3 (2) Warna Kuning
(3) Warna Merah
(4) Politeknik memiliki Bendera Politeknik berbentuk persegi panjang dengan perbandingan lebar dan panjang sebesar 2:3, berwarna putih dengan logo/lambang Politeknik Aceh terletak di tengah bendera dalam ukuran yang proporsional.
(5) Bendera Politeknik adalah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah sebagai berikut:
(6) Tatacara penggunaan lambang dan bendera politeknik diatur dengan Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat.
Pasal 4 HYMNE DAN MARS
(1) Politeknik Aceh memiliki hymne dan mars yang berjudul Hymne Politeknik Aceh dan Mars Politeknik Aceh.
(2) Hymne dan Mars Politeknik Aceh adalah lagu-lagu resmi yang diperdengarkan pada upacara resmi di Politeknik Aceh.
(3) Hymne dan Mars Politeknik Aceh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta tata cara penggunaannya ditetapkan dengan Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat.
BAB III
VISI, MISI DAN RENCANA STRATEGIS
Pasal 5 VISI
Visi Politeknik Aceh adalah menjadi institusi pendidikan terkemuka yang menghasilkan sumber daya yang produktif, inovatif dan mampu bersaing di tingkat global.
Pasal 6 MISI
Misi Politeknik adalah:
a. Membangun insan cendekia yang berakhlak mulia dan mampu bersaing dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan
b. Menciptakan inovasi yang produktif dan kreatif yang sesuai dengan kompetensi. c. Berperan aktif untuk meningkatkan kualitas masyarakat sekitar
Pasal 7 TUJUAN
Tujuan Politeknik adalah:
a. Meningkatkan kualitas SDM lokal maupun nasional yang siap menjawab tuntutan kebutuhan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi yang berkualitas;
b. Memproduksi karya-karya cipta yang inovatif dan kreatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat; c. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pelayanan.
Pasal 8
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
a. Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan khusus, penelitian terapan dan pengabdian pada masyarakat.
b. Pendidikan vokasi menekankan pada penerapan keahlian tertentu dan pembentukan kompetensi untuk menangani pekerjaaan berdasarkan standar kaidah tertentu.
c. Penelitian terapan bertujan untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi, pengalaman nyata dan daya nalar sivitas akademika serta untuk turut berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan industri dan masyarakat.
d. Pengabdian pada masyarakat bertujuan menjalin hubungan antar Politeknik dengan masyarakat dan industri melalui kerjasama saling menguntungkan dan merupakan media belajar yang lebih baik bagi dosen dan mahasiswa.
Pasal 9 RENCANA STRATEGIS
(1) Rencana pengembangan jangka panjang memuat rencana dan program pengembangan 20 (dua puluh lima) tahun Politeknik dengan pentahapan setiap 5 (lima) tahun, yaitu:
a. Periode I (2008-2012) : Eksistensi dan pengokohan
b. Periode II (2013-2017) : Peningkatan kapasitas dan pengembangan c. Periode III (2018-2022) : Daya saing regional
(2) Rencana strategis memuat rencana dan program pengembangan 5 (lima) tahun pertama Politeknik, yaitu eksistensi dan pengokohan dengan program sebagai berikut:
a. Pengenalan Politeknik kepada masyarakat luas. b. Pendidikan Politeknik yang berkualitas.
c. Penyiapan untuk peningkatan kapasitas dan pengembangan
(3) Rencana operasional merupakan penjabaran dari rencana strategis yang memuat program dan kegiatan Politeknik dalam rencana tahunan.
(4) Rencana pengembangan jangka panjang, rencana strategis, dan rencana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) dibuat oleh Direktur.
BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 10
STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi Politeknik terdiri atas: 1. Direktur dan Wakil Direktur; 2. Dewan Pertimbangan; 3. Senat Akademik; 4. Unit Penjaminan Mutu; 5. Jurusan/Program Studi;
6. Laboratorium, Kelompok Bidang Keahlian, Workshop; 7. Bagian Administrasi;
8. Unit Pelaksana:
a. Unit Penelitian dan Pelayanan Masyarakat; b. Unit Pelayanan Institusi;
c. Unit Mata Kuliah Umum; 9. Unit Pelaksana Teknis:
a. UPT Perpustakaan; b. UPT Teknologi Informasi;
10. Unsur lainnya yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Politeknik.
Pasal 11 DIREKTUR
(1) Direktur memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga pendidikan, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Politeknik. (2) Direktur mempunyai tugas:
a. Memimpin Politeknik sesuai dengan tugas pokok yang telah digariskan oleh Yayasan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan serta membina sivitas akademika agar berdayaguna dan berhasilguna;
b. Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Politeknik yang secara fungsional menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan kebijaksanaan Yayasan;
c. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta dan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan yang timbul, terutama yang menyangkut bidang tanggungjawabnya.
Pasal 12 WAKIL DIREKTUR
(1) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Direktur dibantu oleh seorang atau lebih Wakil Direktur yang bertanggungjawab kepada Direktur.
(2) Wakil Direktur mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan administrasi umum.
Pasal 13
DEWAN PERTIMBANGAN
(1) Dewan Pertimbangan diadakan untuk ikut mengasuh dan membantu menyelesaikan permasalahan Politeknik, serta diharapkan berperan aktif baik sendiri maupun dengan menggerakkan dan mengarahkan sumber daya masyarakat.
(2) Dewan Pertimbangan terdiri atas tokoh-tokoh industri, pendidikan dan masyarakat serta unsur alumni dan wakil orang tua mahasiswa.
(3) Tugas Dewan Pertimbangan:
a. melakukan telaahan terhadap kebijakan Direktur di bidang non akademik;
b. merumuskan saran/pendapat terhadap kebijakan Direktur di bidang non akademik; dan c. memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam mengelola Politeknik.
(4) Anggota Dewan Pertimbangan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur setelah mendapat persetujuan Yayasan.
(5) Pengurus Dewan Pertimbangan dipilih oleh dan diantara para anggota Dewan Pertimbangan. (6) Masa kerja Dewan Pertimbangan disesuaikan dengan masa kerja Direktur.
(7) Hal-hal yang menyangkut keanggotaan, fungsi dan wewenang Dewan Pertimbangan ditetapkan Direktur.
Pasal 14 SENAT AKADEMIK
(1) Senat merupakan badan normatif akademik di lingkungan Politeknik.
(2) Senat terdiri atas Direktur, Wakil Direktur, para Ketua Jurusan/Prodi dan Wakil Dosen dari setiap jurusan serta anggota lain yang dinilai perlu dan diputuskan oleh Senat.
(3) Senat mempunyai tugas memberikan pertimbangan dan usulan kepada Direktur dalam hal: a. Merumuskan tata nilai dan norma yang mendasari kebijakan akademik dan pengembangan
Politeknik;
b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian sivitas akademika;
c. Merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan akademik di Politeknik;
d. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di lingkungan Politeknik;
e. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi civitas akademika.
(4) Senat Politeknik membentuk komisi-komisi yang sesuai dengan kebutuhan.
(5) Sidang Senat diselenggarakan secara teratur dan terjadwal sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.
(6) Sidang Senat biasa atau luar biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Senat. Pengambilan keputusan rapat Senat dilaksanakan berdasarkan musyawarah dan mufakat.
Pasal 15
UNIT PENJAMINAN MUTU
(1) Unit Penjaminan Mutu merupakan organ Politeknik yang bertugas merancang, mengkoordinasikan, menjamin dan mengawasi implementasi manajemen mutu seluruh kegiatan di lingkungan Politeknik.
(2) Unit Penjaminan Mutu dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.
(3) Ketentuan lain mengenai Unit Penjaminan Mutu diatur oleh Direktur.
Pasal 16 JURUSAN
(1) Jurusan merupakan unsur pelaksana akademik yang melaksanakan pendidikan profesional dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Jurusan mempunyai fungsi pelaksana pendidikan, penelitian terapan, pengabdian kepada masyarakat dalam sebagian atau satu cabang ilmu, dan pembinaan sivitas akademika, sesuai dengan program pendidikan yang ada dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. (3) Dalam Jurusan dapat dibentuk Program Studi, Kelompok Bidang Keahlian (KBK), Laboratorium. (4) Program Studi merupakan unsur pelaksana akademik di bawah naungan jurusan.
(5) Jurusan dapat menyelenggarakan 1(satu) atau lebih program studi. (6) Program studi diselenggarakan dalam bentuk program Diploma.
(7) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, jurusan mempunyai tugas: a. Melakukan pendidikan dalam sebagian atau satu cabang ilmu bagi program pendidikan yang
ada;
b. Melakukan penelitian terapan dan pengembangan pendidikan di bidang profesional; c. Melakukan pengabdian kepada masyarakat;
d. Melakukan pembinaan sivitas akademika.
Pasal 17 PROGRAM STUDI
(1) Program studi dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi yang ditunjuk oleh Direktur dan bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Bidang akademik.
(2) Ketua Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Direktur dengan masa jabatan 4 (empat) tahun.
Pasal 18
PEMBUKAAN JURUSAN/PRODI BARU
(1) Jurusan dan/atau program studi dikembangkan atau ditutup sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan masyarakat, dan perkembangan kemampuan penyeleng-garaan.
(2) Penambahan jurusan dan program studi di Politeknik ditetapkan oleh Yayasan berdasarkan keperluan pembangunan nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan Nasional.
Pasal 19
LABORATORIUM/WORKSHOP
(1) Laboratorium/workshop adalah perangkat penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan dan bidang studi yang bersangkutan serta unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
(2) Laboratorium/workshop mempunyai fungsi melakukan kegiatan dalam cabang ilmu pengetahuan tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok jurusan sesuai dengan ketentuan bidang bersangkutan.
(3) Laboratorium/workshop dipimpin oleh seorang Kepala yang dipilih dari antara dosen atau tenaga pengajar yang keahliannya memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu.
(4) Kepala Laboratorium/studio/workshop diangkat dan bertanggung jawab kepada Ketua Jurusan. (5) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut di atas, laboratorium/studio/workshop, mempunyai
tugas:
a. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam satu atau sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan; b. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan penelitian terapan dan
pengembangan dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan;
c. Mempersiapkan sarana penunjang demi terlaksananya kerjasama dan bisnis.
Pasal 20
BAGIAN ADMINISTRASI UMUM, KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN
(1) Bagian Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian mempunyai fungsi untuk memberikan layanan dalam bidang administrasi, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan di lingkungan Politeknik.
(2) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1), Bagian Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian mempunyai tugas:
a. Melaksanakan administrasi akademik; b. Melaksanakan administrasi kemahasiswaan; c. Melaksanakan administrasi umum dan keuangan; d. Melaksanakan administrasi kepegawaian.
(3) Urusan Akademik mempunyai tugas melaksanakan administrasi pendidikan, administrasi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama dengan pihak lain.
(4) Urusan Kemahasiswaan mempunyai tugas melaksanakan administrasi pembinaan kemahasiswaan dan registrasi mahasiswa.
(5) Urusan Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan administrasi surat menyurat, kearsipan, kerumahtanggaan, perlengkapan, ketatalaksanaan, hubungan masyarakat, dan keuangan.
(6) Urusan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan administrasi kepegawaian.
Pasal 21
UNIT PENELITIAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT
(1) Unit Penelitian dan Pelayanan Masyarakat bertugas mengkoordinasikan kegiatan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat oleh unit-unit pelaksana akademik di lingkungan Politeknik, serta ikut mengusahakan dan mengendalikan sumber daya yang diperlukan.
(2) Unit Pelayanan Masyarakat mengkoordinasikan, memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian terapan yang diselenggarakan oleh unit-unit pelaksana akademik di lingkungan Politeknik, serta ikut mengusahakan, mengendalikan sumber daya yang diperlukan.
(3) Unit Pelayanan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur atas persetujuan Senat.
(4) Unit Pengabdian kepada Masyarakat adalah unsur pelaksana akademik yang bertanggungjawab kepada Direktur.
(5) Ketentuan lain mengenai Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat diatur oleh Direktur.
Pasal 22
UNIT PELAYANAN INSTITUSI
(1) Unit Pelayanan Institusi bertugas membina dan mengkoordinasikan kegiatan akademik dan kemahasiswaan di lingkungan Politeknik.
(2) Unit Pelayanan Institusi dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.
(3) Ketentuan lain mengenai Unit Pelayanan Institusi diatur oleh Direktur.
Pasal 23
UNIT PELAKSANA MATA KULIAH UMUM
(1) Unit Pelaksana Mata Kuliah Umum (MKU) merupakan unit pelaksana akademik di bidang mata kuliah umum.
(2) Unit Pelaksana Mata Kuliah Umum yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pendidikan dan pengajaran di bidang mata kuliah umum kepada semua jurusan dan/atau program studi. (3) Unit Pelaksana Mata Kuliah Umum dipimpin oleh seorang Ketua
(4) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Ketua Unit bertanggungjawab langsung kepada Wakil Direktur Akademik.
(5) Ketua Unit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur dengan masa tugas jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai dengan aturan.
(6) Dalam Unit Pelaksana Mata Kuliah Umum dapat dibentuk satu atau lebih laboratorium untuk menunjang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
Pasal 24
UNIT PELAKSANA TEKNIS
(1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai unsur penunjang kegiatan-kegiatan di Politeknik, terdiri atas: a. UPT Perpustakaan;
b. UPT Teknologi Informasi;
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala UPT diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (3) Kepala Unit Pelaksana Teknis bertanggungjawab kepada Direktur .
(4) Sesuai dengan perkembangan, kebutuhan, dan kemampuan penyelenggaraan dapat dibentuk unit pelaksana teknis sebagai unsur penunjang selain sebagaimana dimaksud ayat (1).
(5) Ketentuan lain mengenai Unit Pelaksana Teknis diatur oleh Direktur.
Pasal 25 UPT PERPUSTAKAAN
(1) UPT Perpustakaan adalah unit pelaksana teknis di bidang perpustakaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur.
(2) UPT Perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 26
UPT TEKNOLOGI INFORMASI
(1) UPT Teknologi Informasi adalah unit pelaksana teknis di bidang pengelolahan data dan jaringan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur.
(2) UPT Teknologi Informasi mempunyai tugas memberikan layanan sistem informasi untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
BAB V
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PIMPINAN ORGAN POLITEKNIK
Pasal 27
MEKANISME PENGANGKATAN ORGAN PENGELOLA
(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan, dan dilaporkan kepada Kopertis-I.
(2) Pengangkatan Direktur dilakukan melalui usulan 3 (tiga) calon oleh Pengurus Yayasan kepada Pembina Yayasan untuk dipilih dan ditetapkan. Pengangkatan Direktur dilakukan oleh Pengurus yayasan.
(3) Masa Jabatan Direktur adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali selama dinilai berprestasi baik sesuai dengan aturan yang berlaku.
(4) Wakil Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan atas usulan Direktur. (5) Masa jabatan Wakil Direktur adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali.
(6) Ketua Jurusan dipilih dari dosen di jurusan tersebut dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur.
(7) Ketua Jurusan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur dengan masa jabatan 4 (empat) tahun.
(8) Kepala Laboratorium/Workshop diangkat oleh Direktur atas usulan Ketua Jurusan dengan masa jabatan 4 (empat) tahun.
(9) Pembentukan jenis dan jumlah laboratorium/studi pada setiap jurusan ditetapkan oleh Direktur berdasarkan pertimbangan Ketua Jurusan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
(10) Kepala Bagian/Unit/UPT diangkat oleh Direktur dengan masa jabatan 4 (empat) tahun berdasarkan pertimbangan Wakil Direktur sesuai bidangnya.
(11) Pembentukan jenis dan jumlah Bagian/Unit/UPT ditetapkan oleh Direktur berdasarkan kerangka acuan, anggaran rumah tangga dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
Pasal 28
MEKANISME PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERTIMBANGAN
(1) Anggota Dewan Pertimbangan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (2) Ketua Dewan Pertimbangan dipilih di antara anggota.
(3) Pemilihan Ketua Dewan Pertimbangan dilakukan dalam rapat Dewan Pertimbangan yang diselenggarakan khusus untuk maksud tersebut.
(4) Ketua Dewan Pertimbangan terpilih menunjuk salah satu anggota Dewan Pertimbangan sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan.
(5) Ketua dan Sekretaris Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Direktur.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pemilihan Ketua, Sekretaris, dan Anggota Dewan Pertimbangan diatur dalam Peraturan Direktur.
Pasal 29
MEKANISME PEMILIHAN ANGGOTA SENAT AKADEMIK
(1) Senat terdiri atas Direktur, Wakil Direktur, para Ketua Jurusan/Prodi dan Wakil Dosen yang dipilih dari setiap jurusan serta anggota lain yang dinilai perlu dan diputuskan oleh Senat.
(2) Senat diketuai oleh Direktur, didampingi oleh seorang Sekretaris Senat.
(3) Ketua Senat menunjuk salah satu anggota Senat sebagai Sekretaris Senat yang dipilih dari anggota Senat.
(4) Wakil dosen dari tiap jurusan diajukan oleh Ketua Jurusan untuk disahkan menjadi anggota Senat.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Senat Akademik diatur dalam Peraturan Senat yang disahkan oleh Direktur.
Pasal 30
PEMBERHENTIAN PIMPINAN ORGAN PENGELOLA
(1) Direktur, Wakil Direktur, Ketua Jurusan/Program Studi, dan Kepala Bagian/Unit/Lab/Bengkel diberhentikan dari jabatannya karena masa jabatannya berakhir.
(2) Direktur, Wakil Direktur, Ketua Jurusan/Program Studi dan Kepala Bagian/Unit/Lab/Bengkel diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir karena:
a. permohonan sendiri;
b. dikenakan hukuman disiplin tingkat berat sesuai dengan peraturan; c. berhalangan tetap;
d. sedang menjalani tugas belajar atau tugas lain lebih dari 6 (enam) bulan; e. hal lain yang ditentukan dalam ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
(3) Pemberhentian Direktur dan Wakil Direktur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Pengurus Yayasan sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga Yayasan.
(4) Pemberhentian Ketua Jurusan/Program Sudi, Kepala Bagian/Unit/Lab/Bengkel dilakukan oleh Direktur sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga Yayasan.
(5) Apabila terjadi pemberhentian Direktur sebelum masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut Wakil Direktur Bidang Akademik ditetapkan sebagai pelaksana tugas Direktur.
(6) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh Pengurus Yayasan.
(7) Pengurus Yayasan paling lambat 1 (satu) bulan sejak Direktur dinyatakan berhenti, menyampaikan calon Direktur kepada Pembina Yayasan.
(8) Apabila terjadi pemberhentian wakil Direktur sebelum masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2), Direktur mengusulkan Wakil Direktur pengganti sesuai ketentuan.
BAB VI
SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN INTERNAL
Pasal 31
SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN INTERNAL
(1) Sistem pengendalian dan pengawasan internal dilakukan melalui rapat koordinasi dan mekanisme pelaporan berkala (triwulan dan tahunan)
(2) Rapat koordinasi sesuai dengan bidang dan jenjang dilakukan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan. Setiap selesai dalam sebuah rapat harus diterbitkan notulen rapat yang diberikan kepada seluruh peserta rapat untuk ditindaklanjuti.
(3) Setiap pimpinan harus melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan yang ada dalam lingkup tanggungjawabnya secara berkala.
(4) Pelaporan hasil pelaksanaan pengawasan dalam bentuk laporan berkala semseteran dan tahunan yang dibuat secara berjenjang.
BAB VII
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
Pasal 32
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
(1) Sistem penjaminan mutu internal dilakukan melalui mekanisme perancangan sasaran mutu, audit internal, pembahasan hasil audit internal dan melakukan tindakan koreksi dan atau
(2) Setiap pimpinan harus membuat rencana sasaran mutu tahunan dengan indikator pencapainannya.
(3) Setiap pimpinan harus melaporkan perkembangan pencapaian sasaran mutu tahunan yang ada dalam lingkup tanggungjawabnya secara berkala.
(4) Pemeriksaan pencapaian sasaran mutu dilakukan melalui kegiatan audit internal. Hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan audit internal dilakukan melalui keputusan Direktur.
(5) Hasil audit internal dibahas di tingkat Direktur dan Wakil Direktur untuk diambil tindakan perbaikan atau pencegahan atas temuan ketidaksesuaian.
(6) Pelaporan hasil pencapaian sasaran mutu dalam bentuk laporan berkala triwulanan, semesteran dan tahunan dibuat secara berjenjang.
BAB VIII
PENYELENGGARAAN TRI-DHARMA
Pasal 33
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(1) Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang rekayasa dan tata niaga. (2) Politeknik menyelenggarakan penelitian terapan dan pengabdian pada masyarakat yang
berorientasi pada pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Pasal 34
PROGRAM PENDIDIKAN DAN JENIS PROGRAM STUDI
(1) Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi bidang rekayasa dan tata niaga dalam bentuk Program Pendidikan Diploma III dan Program Diploma IV.
(2) Jurusan dan/atau program studi Politeknik yang diselenggarakan disesuaikan dengan kebutuhan setelah mendapat izin Direktur Jenderal.
Pasal 35 KURIKULUM
(1) Politeknik menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kurikulum yang berpedoman pada kebutuhan industri sesuai dengan sasaran jurusan/program studi.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dan dikembangkan oleh Politeknik dengan melibatkan organisasi profesi dan pengguna lulusan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dan ditetapkan dengan Peraturan Direktur.
(3) Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara berkala.
Pasal 36 KALENDER AKADEMIK
(1) Satu tahun akademik dibagi dalam 2 (dua) semester.
(2) Tiap semester terdiri atas 18 (delapan belas) minggu pertemuan, tidak termasuk evaluasi akhir semester.
(3) Program akademik diselenggarakan berdasarkan paket dengan Sistem Kredit Semester (SKS). (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (3) diatur dengan
Keputusan Direktur.
Pasal 37
PENERIMAAN MAHASISWA
(1) Penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, ras, suku, agama, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi.
(2) Penerimaan mahasiswa baru dilakukan dengan sistem seleksi.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) diatur dengan Keputusan Direktur.
Pasal 38
TATA CARA PENYELENGGARAAN PERKULIAHAN
(1) Penyelenggaraan pendidikan berorientasi pada penerapan ilmu pengetahuan, dan teknologi. (2) Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui perkuliahan, tutorial, pemberian tugas,
praktikum, praktik kerja lapangan, dan magang.
(3) Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilengkapi melalui seminar, simposium, diskusi panel, lokakarya, dan kegiatan ilmiah lainnya.
Pasal 39 BAHASA
(1) Politeknik menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
(2) Bahasa asing digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh yang diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau pelatihan keterampilan tertentu.
Pasal 40
PENILAIAN HASIL BELAJAR
(1) Penilaian terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, kuisdan pengamatan dosen.
(2) Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian harian, tengah semester, akhir semester dan ujian akhir program studi.
(3) Penilaian hasil belajar, diatur dalam Peraturan Akademik Politeknik.
(4) Pada akhir studi, mahasiswa diwajibkan membuat laporan tugas akhir yang persyaratannya ditetapkan dengan Peraturan Direktur.
(5) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), (3) dan (4) diatur dengan Keputusan Direktur.
Pasal 41 PENELITIAN
(1) Kegiatan penelitian dapat diselenggarakan melalui jurusan dan Unit Pelayanan Masyarakat. (2) Hasil-hasil penelitian selanjutnya didokumentasikan dan dipublikasikan.
(3) Jenis dan tatacara publikasi serta perlindungan hasil penelitian diatur sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 42
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
(1) Politeknik menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada pembanguan regional dan nasional.
(2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh perseorangan atau kelompok melalui jurusan dan Unit Pelayanan Masyarakat.
(3) Ruang lingkup, jenis dan tatacara pelaksanaan pengabdian pada masyarakat diatur sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN
Pasal 43
KEBEBASAN AKADEMIK
(1) Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk secara bertanggungjawab dan mandiri melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Dalam melaksanakan kebebasan akademik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setiap anggota sivitas akademika harus mengupayakan agar kegiatan serta hasilnya dapat meningkatkan pelaksanaan kegiatan akademik Politeknik.
Pasal 44
KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK
(1) Kebebasan mimbar akademik adalah bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapatnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan yang berlaku.
(2) Pelaksanaan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik diarahkan untuk memantapkan terwujudnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(3) Sivitas akademika dapat mengundang tenaga ahli dari luar untuk menyampaikan pikiran dan pendapatnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan setelah mendapat persetujuan direktur
Pasal 45 OTONOMI KEILMUAN
(1) Otonomi keilmuan merupakan kegiatan keilmuan yang berpedoman pada norma dan kaidah yang harus ditaati oleh sivitas akademika.
(2) Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Politeknik dan sivitas akademikanya berpedoman pada otonomi keilmuan.
(3) Perwujudan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di Politeknik diatur oleh Senat sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang -undangan yang berlaku.
Pasal 46 KODE ETIK
(1) Politeknik menjunjung tinggi kaidah, moral, kesusilaan, kejujuran, dan kaidah keilmuan dan profesi.
(2) Warga Politeknik, yakni sivitas akademika, tenaga penunjang akademik dan tenaga administrasi, wajib menjunjung tinggi etika keilmuan dan profesi, berdisiplin serta memiliki integritas kepribadian dalam melaksanakan tugas.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diatur dengan keputusan Direktur.
(4) Warga Politeknik yang melakukan pelanggaran dikenai sanksi-sanksi dengan keputusan Direktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Warga Politeknik yang melakukan perbuatan tercela selain dimaksud ayat (1) pasal ini, dikenakan sanksi yang diatur dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan yang berlaku.
(6) Warga Politeknik dilarang melakukan kegiatan bisnis atas nama pribadi atau kelompok di lingkungan Politeknik.
(7) Warga Politeknik yang melakukan kegiatan mengatasnamakan Politeknik di luar kampus harus seijin Direktur.
(8) Warga Politeknik yang terkena sanksi diberi kesempatan membela diri. (9) Warga Politeknik tidak dibenarkan bekerja di tempat lain dalam jam kerja.
BAB X
GELAR DAN PENGHARGAAN
Pasal 47
PEMBERIAN IJAZAH DAN SERTIFIKAT
(1) Politeknik memberikan ijazah dan gelar vokasi sebagai bukti kelulusan dan/atau sertifikat kompetensi sebagai bukti pengakuan kompetensi di bidang keterampilan tertentu.
(2) Syarat pemberian ijazah dan/atau sertifikat kompetensi serta penggunaan gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur dan mengacu pada peraturan perundang-undangan.
Pasal 48 PENGHARGAAN
(1) Setiap sivitas akademika Politeknik berhak mendapat penghargaan atas jasa dan prestasi yang telah ditunjukkan.
(2) Politeknik dapat pula memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat (perorangan/ kelompok/lembaga) atas jasa-jasanya terhadap pengembangan Politeknik maupun masyarakat umum.
(3) Jenis, bentuk, dan tata cara pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur.
Pasal 49
UPACARA WISUDA DAN DIES NATALIS
(1) Pemberian ijazah dan penghargaan dilakukan pada upacara Wisuda, Dies Natalis dan pemberian tanda penghargaan.
(2) Politeknik menyelenggarakan upacara Wisuda bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan Program Diploma.
(3) Pada upacara Wisuda para Wisudawan mengucapkan Janji Wisudawan. (4) Naskah janji Wisudawan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
(5) Upacara Wisuda dan Dies Natalis diselenggarakan dalam suatu Sidang Senat Terbuka.
BAB XI
DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 50 DOSEN
(1) Dosen terdiri atas dosen biasa dan dosen luar biasa.
(2) Dosen biasa adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap pada Politeknik. (3) Dosen luar biasa adalah seseorang yang diundang untuk menjadi dosen di Politeknik selama
jangka waktu tertentu.
(4) Dosen Politeknik harus memenuhi syarat-syarat berikut: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Berwawasan Pancasila dan UUD 1945;
c. Memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar; d. Memiliki moral dan integritas yang tinggi;
e. Memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara; f. Lulusan perguruan tinggi;
g. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan profesional yang diasuhnya; h. Memiliki jiwa membimbing dan melayani mahasiswa.
Pasal 51 TUGAS DOSEN
Dosen mempunyai tugas melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya/ilmunya serta memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan minat mahasiswa di dalam proses pendidikannya.
BAB XII
MAHASISWA DAN ALUMNI
Pasal 52 MAHASISWA
(1) Mahasiswa adalah peserta didik Program Diploma.
(2) Persyaratan untuk menjadi mahasiswa adalah memiliki ijazah Sekolah Menengah Umum atau yang sederajat dan lulus seleksi penerimaan mahasiswa Politeknik, serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
(3) Politeknik mengatur dan meyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru.
(4) Tiap mahasiswa diperlakukan sama di Politeknik dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi.
(5) Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa Politeknik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (3) diatur dengan Keputusan Direktur.
Pasal 53
KEWAJIBAN MAHASISWA
(1) Setiap mahasiswa Politeknik Aceh berkewajiban untuk:
a. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
b. Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada Politeknik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban, dan keamanan Politeknik; d. Menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi ;
e. Menjaga kewibawaan dan nama baik Politeknik; f. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Keputusan Direktur.
Pasal 54 HAK MAHASISWA
(1) Mahasiswa Politeknik mempunyai hak:
a. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggungjawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik;
b. Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran, dan kemampuan dalam bidang studinya;
c. Memanfaatkan fasilitas Politeknik dalam rangka kelancaran proses belajar sesuai dengan peraturan Politeknik yang berlaku;
d. Mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggungjawab atas program studi dan penyelesaian studinya;
e. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang diikuti serta hasil belajarnya;
f. Memanfaatkan sumber daya Politeknik melalui perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat dan tata kehidupan bermasyarakat sesuai dengan peraturan Politeknik yang berlaku;
g. Ikut serta dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan Politeknik; h. Memperoleh layanan khusus bagi penyandang cacat;
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) diatur oleh Direktur.
Pasal 55
ORGANISASI MAHASISWA
(1) Organisasi kemahasiswaan di Politeknik adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian.
(2) Organisasi kemahasiswaan ditingkat Politeknik terdiri atas:
a. Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Aceh yang disingkat BEM Politeknik Aceh; b. Unit Kegiatan Mahasiswa Politeknik Aceh yang disingkat UKM Politeknik Aceh;
(3) Organisasi kemahasiswaan di tingkat Program Studi adalah Himpunan Mahasiswa yang disingkat HIMA.
(4) Pembentukan organisasi kemahasiswaan di Politeknik diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Kedudukan organisasi kemahasiswaan seperti BEM, UKM, HIMA merupakan kelengkapan non-struktural dalam organisasi Politeknik.
(6) Kedudukan, tugas pokok, dan fungsi organisasi kemahasiswaan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh Direktur.
Pasal 56
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MAHASISWA
(1) Kegiatan ekstrakurikuler meliputi: a. Penalaran dan keilmuan; b. Minat dan kegemaran; c. Kegiatan-kegiatan penunjang. d. Olah Raga
(2) Kegiatan mahasiswa antar kampus dan di luar kampus harus seijin Direktur, dan seijin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi bila kegiatan itu dilakukan antar negara.
Pasal 57
PEMBIAYAAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN
(1) Sebahagian pembiayaan kegiatan kemahasiswaan dibebankan pada anggaran Politeknik dan hasil usaha lain yang dilakukan seizin Direktur.
(2) Dana yang diterima dari sumber lain yang tidak mengikat digunakan secara taat azas.
Pasal 58 SANKSI
(1) Mahasiswa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis, sampai dengan pemecatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pemberhentian atas dasar tidak memenuhi persyaratan akademik yang berlaku hanya dapat dilakukan oleh Direktur setelah diusulkan oleh Kepala Program Studi.
Pasal 59 ALUMNI
(1) Alumni Politeknik adalah mereka yang telah menyelesaikan program Diploma atau pendidikan Spesialis di Politeknik.
(2) Alumni Politeknik dapat membentuk organisasi alumni sebagai wadah kegiatan yang disebut Ikatan Alumni Politeknik.
BAB XIII
KERJASAMA
Pasal 60 KERJA SAMA
(1)
Untuk meningkatkan mutu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Direktur dapat menjalin kerja sama dengan pihak lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri.(2)
Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) didasarkan pada azas saling menguntungkan dan tidak mengganggu pelaksanaan tugas-tugas pokok atau tugas-tugas penting lainnya.Pasal 61 BENTUK KERJA SAMA
(1) Kerjasama sebagaimana dimaksud Pasal 61 dapat berbentuk:
a. Tukar menukar dosen dan mahasiswa dalam penyelenggaraan kegiatan akademik.
b. Pemanfaatan bersama sumber daya dalam pelaksanaan pendidikan, pengabdian kepada masyarakat;
c. Penerbitan bersama karya ilmiah;
d. Penyelenggaraan bersama seminar atau kegiatan ilmiah lainnya; e. Magang mahasiswa dan dosen
f. Jasa Konsultasi;
g. Bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang dianggap perlu; h. Penyelengaraan program Sertifikasi dan Spesialis; i. Pengembangan Hardware/Software;
j. Pengelolahan Tenaga Kerja Profesional.
(2) Pelaksanaan kerjasama Politeknik dengan pihak lain dapat dilakukan oleh Unit Penelitian dan Pelayanan Masyarakat.
(3) Bentuk kerjasama dituangkan dalam suatu naskah kerjasama yang memuat hak dan kewajiban tiap-tiap pihak dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kerjasama tersebut.
(4) Bila terjadi perselisihan dalam hubungan kerjasama itu, masing-masing pihak berupaya menyelesaikannya secara musyawarah mufakat. Bila hal ini tidak tercapai, penyelesaian diserahkan kepada yang berwenang.
BAB XIV
SARANA DAN PRASARANA
Pasal 62
SARANA DAN PRASARANA
(1) Sarana dan prasarana Politeknik diperoleh melalui dana:
a. Yang bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah b. Yang bersumber dari masyarakat, industri dan pihak-pihak lain c. Yang bersumber dari kerjasama dengan pihak industri
(2) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal dari Pemerintah diselenggarakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pengelolaan kekayaan milik negara.
(3) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal dari masyarakat dan pihak lain diatur oleh Direktur.
(4) Tata cara pendayagunaan sarana dan prasarana Politeknik diatur oleh Direktur.
Pasal 63
PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA
Setiap anggota civitas akademika dan tenaga adminstratif memiliki kewajiban untuk memelihara dan menggunakan sarana dan prasarana secara bertanggungjawab, berdayaguna, dan berhasilguna.
BAB XV
PEMBIAYAAN
Pasal 64 PEMBIAYAAN
(1) Pembiayaan Politeknik diperoleh dari sumber : a. Pemerintah;
b. Masyarakat; c. Pihak lain.
(2) Penggunaan dana yang berasal dari sumber pemerintah, baik dikelola dalam bentuk anggaran rutin maupun anggaran pembangunan, dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Biaya yang diperoleh dari masyarakat, pihak industri dan pihak lain berasal dari: a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP);
b. Sumbangan perawatan; c. Biaya ujian masuk Politeknik;
d. Hasil kontrak kerja antara Politeknik dengan industri dan pihak lain sesuai dengan peran dan fungsinya;
e. Hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan
f. Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah, atau pihak lain dari dalam maupun luar negeri;
g. Penerimaan dari masyarakat lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Penggunaan dana yang diperoleh dari masyarakat diatur dan dikelola oleh Direktur dengan persetujuan Yayasan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5) Direktur dapat meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat atas dasar kepentingan
Politeknik dan masyarakat.
Pasal 65
PENGELOLAAN DANA MASYARAKAT
Direktur menyusun struktur tarif dan tata cara pengelolaan dan pengalokasian dana yang berasal dari masyarakat atas persetujuan Yayasan.
Pasal 66 OTONOMI KEUANGAN
(1) Otonomi dalam bidang keuangan mencakup kewenangan Politeknik untuk menerima, menyimpan, dan menggunakan dana yang berasal dari masyarakat.
(2) Untuk mengelola dana yang berasal dari masyarakat, Direktur, menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan administrasi .
(3) Pembukuan keuangan Politeknik bersifat terbuka bagi aparat pengawas fungsional pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Kelebihan dana yang diperoleh dari masyarakat dalam satu tahun anggaran dialokasikan ke tahun anggaran berikutnya.
Pasal 67
RENCANA ANGGARAN
(1) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Politeknik setelah mendapat persetujuan Yayasan, disahkan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Politeknik.
(2) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Politeknik disusun setiap tahun oleh Direktur dibantu oleh Wakil Direktur serta suatu tim yang ditetapkan oleh Direktur.
(4) Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Politeknik diawasi oleh Satuan Pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XVI
PENGAWASAN DAN AKREDITASI
Pasal 68
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
(1) Pengendalian penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Politeknik dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi: a. Kurikulum;
b. Mutu dan jumlah tenaga kependidikan; c. Keadaan kegiatan mahasiswa;
d. Pelaksanaan pendidikan; e. Sarana dan prasarana;
f. Tatalaksana administrasi akademik; g. Kepegawaian;
h. Keuangan dan kerumahtanggaan;
i. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk dilakukan secara terus menerus. (3) Direktur menetapkan tata cara pengendalian penyelenggaraaan kegiatan di lingkungan
Politeknik.
Pasal 69
AKREDITASI DAN SERTIFIKASI
Untuk meningkatkan mutu dan tingkat kepercayaan masyarakat, Politeknik mengupayakan akreditasi dan sertifikasi dari badan independen atau badan/lembaga yang berwenang untuk itu.
BAB XVII
PENUTUP
Pasal 70 PERUBAHAN STATUTA
(1) Perubahan Statuta dilakukan dalam suatu sidang Senat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari seluruh anggota Senat.
(2) Keputusan dianggap sah, bila disetujui oleh 3/4 (tiga per empat) dari seluruh jumlah anggota Senat yang hadir.
(3) Perubahan Statuta yang sudah disetujui oleh Senat, disampaikan kepada Yayasan Politeknik Aceh untuk disahkan sebagai bagian Statuta Politeknik Aceh.
(4) Perubahan Statuta ini sebagaimana dimaksud ayat (3) mulai berlaku sejak disahkan oleh Yayasan Politeknik Aceh.
Pasal 71 ATURAN TAMBAHAN
(1) Di luar ketentuan yang tercantum dalam Statuta ini, berlaku pula peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Jika dikemudian hari Statuta ini tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, maka Statuta ini akan diubah.
Pasal 72 PENETAPAN