• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITEKNIK CALTEX RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLITEKNIK CALTEX RIAU"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STATUTA

POLITEKNIK CALTEX RIAU

2012

(2)

STATUTA POLITEKNIK CALTEX RIAU

TAHUN 2012

Mukadimah

Bahwa perguruan tinggi merupakan pusat penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu masyarakat ilmiah yang penuh cita-cita luhur dan mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Bahwa Politeknik Caltex Riau adalah salah satu bentuk perguruan tinggi yang mengemban tugas dan fungsi perguruan tinggi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengutamakan peningkatan kemampuan penerapannya. Dalam kedudukannya sebagai perguruan tinggi mandiri, Politeknik Caltex Riau merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, mahasiswa perlu memiliki kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan kesejahteraan umat manusia serta memperkaya kebudayaan nasional.

Bahwa Politeknik Caltex Riau dalam fungsinya membentuk aliansi strategis dengan berbagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan pembangunan daerah dan nasional, dengan mengingat pula kedudukannya sebagai bagian dari masyarakat ilmiah yang bersifat universal.

Bahwa Politeknik Caltex Riau sebagai perguruan tinggi yang mandiri, dalam menyelenggarakan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya, berpedoman pada Statuta Politeknik Caltex Riau.

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Statuta Politeknik Caltex Riau ini, yang dimaksud dengan:

1. Statuta Politeknik Caltex Riau, selanjutnya disebut Statuta, adalah peraturan dasar yang digunakan sebagai dasar penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan, mengembangkan program, dan menyelenggarakan kegiatan fungsional sesuai dengan tujuan PCR.

2. Yayasan Politeknik Caltex Riau, selanjutnya disebut disingkat YPCR, adalah Badan Penyelenggaran PCR

3. Politeknik Caltex Riau, selanjutnya disebut PCR, adalah perguruan tinggi swasta di bidang pendidikan vokasi yang diselenggarakan oleh YPCR .

4. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

5. Pendidikan Tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.

6. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki keahlian terapan tertentu.

7. Senat PCR selanjutnya disebut Senat adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di lingkungan PCR.

8. Direktur adalah Direktur PCR.

9. Program Studi adalah Program Studi-Program Studi di lingkungan PCR.

10. Sivitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen, instruktur, dan mahasiswa di lingkungan PCR. 11. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

12. Tenaga kependidikan adalah tenaga penunjang akademik yang diangkat oleh YPCR atau Direktur PCR dan ditempatkan di lingkungan PCR.

13. Pelaksana administrasi adalah satuan yang memiliki keahlian di bidang administrasi dan ditugaskan untuk mendukung sistem operasional di PCR.

14. Mahasiswa adalah mahasiswa PCR. 15. Alumni adalah alumni PCR.

16. Kurikulum adalah kurikulum yang ditetapkan oleh PCR sesuai dengan sasaran suatu program studi dengan berpedoman kepada kurikulum berbasis kompetensi dan standar nasional pendidikan.

(4)

17. Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab dan mandiri.

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

Pasal 2

1. Visi: Diakui sebagai Politeknik Unggul yang Mampu Bersaing Secara Global. 2. Misi:

a. Menyelenggarakan Sistem Pendidikan Vokasi yang berkualitas;

b. Menghasilkan lulusan yang profesional/terampil dan ahli di bidangnya, memiliki softskill yang baik, berpikir terbuka, serta mampu bersaing berdasarkan kompetensi dunia Industri pada tingkat Nasional maupun Internasional;

c. Mengembangkan penelitian terapan dan pengabdian masyarakat untuk melayani kebutuhan industri dan masyarakat yang meliputi kebutuhan sumber daya manusia, barang, dan jasa.

3. Tujuan PCR adalah:

a. Membuka dan menyelenggarakan program studi berkualitas yang berbasis kepada kebutuhan tenaga ahli pada industri Nasional dan Internasional;

b. Mempersiapkan lulusan Politeknik yang mampu menghadapi persaingan di era global, bekerja sesuai dengan kompetensi program studinya baik secara mandiri maupun di bawah pengawasan dan bimbingan, serta mempunyai kemampuan manajerial.

c. Menjadi politeknik yang memiliki penelitian terapan dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

BAB III

IDENTITAS

Pasal 3

1. PCR berkedudukan di Jalan Umbansari, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

2. PCR didirikan atas prakarsa bapak Saleh Djasit, S.H. selaku Gubernur Provinsi Riau dan bapak Baihaki Hakim selaku Presiden Direktur PT. Caltex Pacific Indonesia saat itu.

3. Peletakan batu pertama pembangunan PCR dilakukan pada tanggal 25 November 2000 sebagaimana tercantum pada prasasti yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, ibu Megawati Soekarnoputri.

(5)

4. Pendirian PCR dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 40/D/O/2001 tertanggal 5 Juni 2001 tentang Pendirian Politeknik Caltex Riau yang terdiri atas program studi D-III Teknik Komputer, program studi D-III Teknik Elektronika, dan program studi D-III Teknik Telekomunikasi.

5. Tanggal 31 Agustus 2001 merupakan hari pertama pelaksanaan kegiatan akademik di PCR yang ditandai dengan pembukaan orientasi studi mahasiswa angkatan pertama. Tanggal tersebut diperingati sebagai hari lahir PCR.

Pasal 4

1. Lambang PCR adalah sebagai berikut:

2. Lambang sebagaimana dimaksud Ayat 1 adalah:

a. Warna (hijau) pada tulisan Politeknik Caltex Riau melambangkan kehormatan, kejujuran, kecerdasan, dan keunggulan;

b. Lintasan orbit berwarna merah melambangkan kesiapan bersaing secara global.

3. Bentuk, ukuran, dan penggunaan lambang PCR sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan PCR.

Pasal 5

1. Bendera PCR berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan 3 (tiga) banding 2 (dua) berwarna dasar putih dan ditengah-tengahnya terdapat lambang PCR.

2. Bentuk, ukuran, dan penggunaan bendera PCR sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan PCR.

Pasal 6

1. PCR mempunyai dan menggunakan Mars PCR.

2. Lagu, syair, tata cara penggunaan Mars PCR sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan PCR.

Pasal 7

1. PCR mempunyai Tata Busana Akademik.

2. Bentuk, corak, warna, dan pemakaian Tata Busana Akademik sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

(6)

Pasal 8

1. Pola Ilmiah Pokok sebagai jati diri keilmuan PCR adalah teknologi dan bisnis 2. Motto PCR adalah Empowers You for Global Competition

Pasal 9

1. Dalam menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan, PCR berpedoman pada: a. Tujuan pendidikan nasional;

b. Kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan;

c. Kepentingan masyarakat, serta memperhatikan minat dan prakarsa pribadi; d. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan PCR adalah: a. nirlaba,

b. akuntabilitas, c. penjaminan mutu, d. transparansi, e. akses berkeadilan.

BAB IV

KEBEBASAN AKADEMIK,

KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN

Pasal 10

Kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan ilmiah di Iingkungan PCR terkait dengan bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pasal 11

1. Kebebasan akademik merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk secara bertanggungjawab dan mandiri melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Dalam melaksanakan kebebasan akademik sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 setiap anggota sivitas akademika wajib bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan beserta hasilnya sesuai dengan norma dan etika keilmuan.

(7)

Pasal 12

1. Kebebasan mimbar akademik adalah bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapatnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan yang berlaku. 2. Pelaksanaan kebebasan mimbar akademik diarahkan untuk memantapkan terwujudnya pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 13

1. Otonomi keilmuan adalah kewenangan sivitas akademika atau lembaga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tertentu secara mandiri sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu tertentu.

2. Otonomi keilmuan memberikan kesempatan kepada dosen dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan serta kemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan norma serta kaidah keilmuan yang berlaku.

BAB V

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

Pasal 14

1. Penjaminan mutu merupakan tugas dan tanggung jawab pimpinan program studi dan pimpinan unit kerja di PCR.

2. Unit Pelaksana Teknis Sistem Penjaminan Mutu (UPT SPM) mempunyai tugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi implementasi sistem penjaminan mutu dalam pengelolaan kegiatan kependidikan dan hal-hal yang berkaitan dengan kependidikan.

3. Audit mutu akademik internal dilakukan secara periodik dalam satu siklus penjaminan mutu. 4. Ketentuan lebih lanjut tentang sistem penjaminan mutu ditetapkan oleh Direktur.

BAB VI

TATA KELOLA

Pasal 15

1. Organ pokok YPCR adalah Pengurus YPCR. 2. Organ pokok PCR terdiri atas:

a. Direktur; b. Senat.

3. Organ lain PCR dapat terdiri atas: a. Pembantu Direktur;

(8)

c. Unsur Pelaksana Administrasi; d. Unsur Penunjang.

4. Direktur ditetapkan oleh Pengurus YPCR setelah mendapatkan pertimbangan dari Senat PCR. 5. Masa jabatan Direktur adalah 2 (dua) tahun.

6. Direktur yang telah menyelesaikan masa jabatannya dapat diangkat kembali dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali masa jabatan berturut turut.

7. Senat merupakan badan normative yang anggotanya terdiri atas anggota tetap, yaitu Guru Besar, anggota Ex officio, yaitu Direktur, Pembantu Direktur, dan Ketua Jurusan, serta Ketua Program Studi yang ditetapkan Direktur.

8. Keanggotaan senat disahkan dengan Keputusan Direktur.

9. Jumlah, jenis, dan Pimpinan/kepala organ lain PCR ditetapkan oleh Direktur setelah mendapatkan pertimbangan dari Senat PCR dan Pengurus YPCR.

10. Masa jabatan pimpinan/kepala organ lain adalah 1 (satu) tahun.

11. Pimpinan/kepala organ lain yang telah menyelesaikan masa jabatannya dapat diangkat kembali dengan ketentuan paling lama 4 (empat) tahun masa jabatan berturut turut.

Pasal 16

1. Pengelolaan tugas dan wewenang serta hubungan antar organ pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 didasarkan pada 4 (empat) macam aras tugas dan wewenang yaitu:

a. Tugas dan wewenang mengusulkan dengan keluaran berupa naskah usulan, studi kelayakan, atau proposal;

b. Tugas dan wewenang mempertimbangkan dengan keluaran berupa dokumen/berita acara pemberian pertimbangan, saran, atau rekomendasi atas suatu usul;

c. Tugas dan wewenang memutuskan/menetapkan dengan keluaran berupa surat keputusan atau peraturan;

d. Tugas dan wewenang melaksanakan dengan keluaran berupa laporan pelaksanaan.

2. Tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tugas dan wewenang untuk mengelola urusan PCR yang terdiri atas:

a. Identitas b. Kurikulum c. Dosen

d. Tenaga Kependidikan e. Proses Pembelajaran

(9)

g. Penelitian Ilmiah h. Kalender Akademik i. Penjaminan Mutu j. Mahasiswa

k. Prasarana dan Sarana l. Asset

m. Pembiayaan n. Kepegawaian

o. Sistem Informasi dan Komunikasi p. Alumni

q. Pengabdian Kepada Masyarakat r. Kerjasama dengan Pihak Lain

Pasal 17

1. Tugas dan wewenang Pengurus YPCR:

a. Memutuskan/menetapkan identitas PCR;

b. Memutuskan/menetapkan dosen, tenaga kependidikan, prasarana dan sarana, asset, pembiayaan dan kepegawaian;

c. Mempertimbangkan usulan kerjasama dengan pihak lain dari Direktur. 2. Tugas dan wewenang Direktur:

a. Mengusulkan identitas kepada Senat PCR dan Pengurus YPCR;

b. Melaksanakan identitas PCR yang telah diputuskan/ditetapkan oleh Pengurus YPCR; c. Mengusulkan kurikulum dan penilaian pendidikan kepada Senat PCR;

d. Memutuskan/menetapkan dan melaksanakan kurikulum dan penilaian pendidikan setelah mendapatkan pertimbangan Senat PCR;

e. Mengusulkan dosen, tenaga kependidikan, prasarana dan sarana, asset, pembiayaan dan kepegawaian kepada Pengurus YPCR;

f. Mengusulkan kerjasama dengan pihak lain kepada Pengurus YPCR;

g. Memutuskan/menetapkan dan melaksanakan kerjasama dengan pihak lain setelah mendapatkan pertimbangan dari Pengurus YPCR;

h. Mengusulkan, memutuskan/menetapkan, dan melaksanakan proses pembelajaran, penelitian ilmiah, kalender akademik, penjaminan mutu, mahasiswa, sistem informasi dan komunikasi, alumni, dan pengabdian kepada masyarakat.

(10)

a. Mempertimbangkan usulan kurikulum dari Direktur;

b. Mempertimbangkan usulan penilaian pendidikan dari Direktur

BAB VII

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 18

1. PCR menyelenggarakan pendidikan vokasi sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Penyelenggaraan pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 meliputi pendidikan program

Diploma Tiga dan program Sarjana Terapan.

3. Pendidikan vokasi menekankan penerapan keahlian tertentu dan pembentukan kompetensi untuk menangani pekerjaan menurut praktek-praktek yang diakui dengan baik dalam bidang tertentu.

Pasal 19

1. Kurikulum pendidikan dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pengembangan kurikulum disesuaikan dengan Standar Nasional Pendidikan.

3. Evaluasi kurikulum dilakukan paling sedikit 4 (empat) tahun sekali dengan mengikutsertakan dan memperhatikan masukan dan berbagai pihak pemangku kepentingan (stakeholders).

Pasal 20

Metode pembelajaran ditekankan kepada pencapaian kompetensi mahasiswa dalam suatu bidang keahlian/pekerjaan tertentu dan sedapat mungkin mengutamakan pembelajaran berpusat pada mahasiswa (student centered learning).

Pasal 21

1. PCR menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

2. Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh yang diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau pelatihan keterampilan tertentu.

Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut tentang proses pembelajaran, materi pembelajaran, dan bahasa pengantar ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 23

1. Kegiatan penelitian di PCR merupakan kegiatan terpadu untuk menunjang dan mengembangkan kegiatan pendidikan, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.

(11)

3. Hasil penelitian dipublikasikan dalam majalah ilmiah dan/atau media elektronik yang mudah diakses oleh masyarakat.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan penelitian diatur dalam Pedoman Penelitian dan Rencana Induk Penelitian yang ditetapkan oleh Direktur.

5. Ketentuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) diatur dalam Peraturan PCR.

Pasal 24

1. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara kelembagaan dalam rangka memanfaatkan, mendayagunakan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masyarakat.

2. Pengabdian kepada masyarakat melibatkan sivitas akademika dan pihak lain terkait baik secara berkelompok maupun perorangan.

3. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dipublikasikan dalam media yang mudah diakses oleh masyarakat.

4. Ketentuan Iebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Pasal 25

Dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, PCR dapat mengadakan kerjasama dengan pihak dari dalam maupun luar negeri.

Pasal 26

1. PCR memberikan gelar kepada mahasiswa yang telah ditetapkan lulus dengan tata cara yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. PCR memberikan gelar, ijazah, dan/atau sertifikat kompetensi serta penggunaan gelar sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 27

Syarat pemberian gelar, ijazah, dan/atau sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 meliputi:

1. Penyelesaian semua kewajiban pendidikan yang harus dipenuhi dalam mengikuti suatu program studi. 2. Penyelesaian semua kewajiban administrasi dan keuangan berkenaan dengan program studi yang

(12)

BAB VIII

DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Pasal 28

1. Dosen PCR terdiri atas dosen tetap, dosen tidak tetap, dosen DPK (diperbantukan), dan dosen tamu. 2. Dosen tetap adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PCR.

3. Dosen tidak tetap adalah seseorang yang diundang untuk menjadi dosen di PCR selama jangka waktu tertentu.

4. Dosen DPK adalah seseorang yang ditugaskan oleh Kopertis untuk menjadi dosen di PCR selama jangka waktu tertentu.

5. Dosen tamu adalah seseorang yang diundang untuk memberikan materi tertentu di PCR.

Pasal 29

1. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan di PCR antara lain, pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata teknik informasi.

2. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga kependidikan tetap dan tenaga kependidikan tidak tetap.

Pasal 30

1. Penerimaan, pengangkatan, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan didasarkan pada kebutuhan PCR dan kompetensi calon dosen dan tenaga kependidikan.

2. Penerimaan, pengangkatan, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan tetap dilakukan oleh Pengurus YPCR atas usulan Direktur dan pertimbangan Senat PCR.

3. Pengangkatan dosen dan tenaga kependidikan tidak tetap dilakukan oleh Direktur dengan berdasarkan perjanjian kerja dalam waktu tertentu.

4. Penerimaan, pengangkatan dan pemberhentian dosen DPK ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Penentuan dosen tamu dilakukan oleh Direktur sesuai dengan kebutuhan kegiatan PCR.

Pasal 31

1. Kewajiban dosen:

a. Melaksanakan tridharma pendidikan tinggi sesuai peraturan yang berlaku dan tugas lain sesuai dengan deskripsi kerja yang ditetapkan oleh Direktur.

b. Menaati peraturan yang berlaku di PCR. 2. Kewajiban tenaga kependidikan:

(13)

b. Menaati peraturan yang berlaku di PCR 3. Hak dosen dan tenaga kependidikan tetap:

a. Mendapatkan penghasilan yang layak sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Mendapatkan bimbingan dan pembinaan karier;

c. Mendapatkan promosi sesuai dengan prestasi kerja;

d. Memperoleh penghargaan dan/atau dukungan dalam melaksanakan tugas. e. Mendapatkan tunjangan kesejahteraan sesuai dengan peraturan yang berlaku. f. Mendapatkan bantuan hukum dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi. 4. Hak dosen dan tenaga kependidikan tetap:

a. Mendapatkan penghasilan yang layak sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Mendapatkan tunjangan kesejahteraan sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Mendapatkan bantuan hukum dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi.

5. Dosen dan tenaga kependidikan yang melakukan pelanggaran diberikan sangsi sesuai peraturan yang berlaku di PCR.

6. Ketentuan lebih lanjut tentang kewajiban dan hak dosen dan tenaga kependidikan ditetapkan oleh Pengurus YPCR dalam peraturan kepegawaian PCR.

BAB IX

KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI

Bagian Pertama

Kemahasiswaan

Pasal 32

1. Mahasiswa adalah mereka yang memenuhi persyaratan dan diterima untuk menjadi mahasiswa. 2. Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan lain yang dipersyaratkan oleh PCR.

3. Pembinaan kemahasiswaan dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di bawah tanggung jawab Direktur.

4. Mahasiswa menggunakan atribut mahasiswa.

5. Ketentuan yang dimaksud pada Ayat 1, Ayat 2, dan Ayat 4 serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kemahasiswaan diatur dengan Keputusan Direktur.

Pasal 33

(14)

a. Memperoleh pendidikan dan pengajaran serta pelayanan bidang akademik dengan sebaik-baiknya; b. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab;

c. Memanfaatkan fasilitas yang ada dalam rangka proses belajar; d. Mendapat bimbingan dari dosen;

e. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studinya;

f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan ketentuan pendidikan dan pembelajaran serta ketentuan batas waktu yang telah ditetapkan;

g. Pindah Program Studi di lingkungan PCR atau ke perguruan tinggi lain sesuai dengan persyaratan yang berlaku;

h. Turut serta dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan;

i. Memperoleh pelayanan khusus bagi penyandang cacat sesuai dengan kemampuan PCR; j. Mendapat cuti akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

2. Kewajiban mahasiswa:

a. Membayar biaya pendidikan, kecuali bagi mereka yang dibebaskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. Mematuhi semua peraturan yang berlaku di PCR; c. Menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi; d. Menjaga kewibawaan dan nama baik PCR; e. Ikut menjaga keamanan dan ketertiban kampus; f. Memelihara sarana dan prasarana;

g. Menjunjung tinggi kebudayaan Daerah dan Nasional.

3. Ketentuan Iebih lanjut mengenai hak dan kewajiban mahasiswa sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dan Ayat 2 diatur dengan Peraturan PCR.

Pasal 34

1. Organisasi kemahasiswaan dibentuk sebagai sarana pengembangan diri yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk mahasaswa dalam rangka peningkatan kepemimpinan, penalaran, minat, bakat, kegemaran, dan kesejahteraan dalam kehidupan kemahasiswaan.

2. Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 bersifat nonstruktural.

3. Ketentuan Iebih lanjut mengenai organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 diatur dengan Keputusan Direktur.

Pasal 35

(15)

a. Penalaran dan kegiatan peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. Minat, bakat, dan kegemaran mahasiswa;

c. Kesejahteraan mahasiswa;

d. Kerohanian dan bakti sosial mahasiswa;

e. Kegiatan Iainnya yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa di dalam dan di luar kampus serta antar kampus harus dengan izin Direktur.

Pasal 36

1. Mahasiswa yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Error! Reference source not found. Ayat 2 dapat dikenakan sanksi berupa teguran Iisan, teguran tertulis, skorsing, dan pemberhentian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Pemberhentian mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan akademik ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Bagian Kedua

Alumni

Pasal 37

1. Alumni PCR adalah semua lulusan PCR.

2. Alumni memiliki kewajiban moral/etika menjaga nama baik PCR.

3. Alumni dapat membentuk organisasi alumni untuk membina hubungan dengan almamater dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan tinggi.

4. Organisasi Alumni PCR disebut Ikatan Alumni Politeknik Caltex Riau dengan singkatan IA-PCR. 5. Struktur dan tata kerja IA-PCR diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB X

KERJASAMA

Pasal 38

1. Direktur dapat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau pihak lain, baik dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan mutu dan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Dalam melakukan kerjasama dengan pihak luar, Direktur harus mendapatkan pertimbangan dari Pengurus YPCR.

3. Tata cara pelaksanaan kerjasama yang dimaksud pada Ayat 1 diselenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(16)

Pasal 39

1. Bentuk kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Error! Reference source not found., dapat berbentuk:

a. Pertukaran dosen dan mahasiswa dalam menyelenggarakan kegiatan akademik;

b. Pemanfaatan bersama sumber daya dalam pelaksanaan pendidikan dan kegiatan akademik, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat;

c. Penerbitan karya ilmiah bersama;

d. Penyelenggaraan seminar bersama atau kegiatan ilmiah lainnya; e. Kerjasama lain yang dipandang perlu.

2. Pelaksanaan kerjasama antar PCR dengan pihak lain dapat dilakukan oleh Jurusan, Program Studi, Laboratorium, dan unit penunjang lainnya dengan koordinasi Pembantu Direktur yang menangani kerjasama.

3. Kerjasama dengan pihak luar harus dengan Keputusan Direktur.

Pasal 40

Kerjasama PCR dituangkan dalam suatu naskah perjanjian kerjasama yang memuat hak dan kewajiban masing-masing, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XI

KESEJAHTERAAN

Pasal 41

1. Kesejahteraan bagi dosen dan tenaga kependidikan, seperti gaji, tunjangan, fasilitas kerja, penghargaan, dan lain sebagainya ditetapkan oleh Pengurus YPCR.

2. Ketetapan pengurus YPCR tentang kesejahteraan dituangkan dalam Peraturan Pegawai PCR.

BAB XII

SARANA DAN PRASARANA

Pasal 42

1. Sarana dan Prasarana adalah semua fasilitas utama dan penunjang untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

2. Sarana dan Prasarana diperoleh dari pengadaan oleh YPCR, dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat baik kelompok maupun perseorangan.

3. Sarana dan Prasarana dapat diperoleh dari pihak asing atau masyarakat sepanjang tidak mengikat dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(17)

5. Keputusan pengadaan Sarana dan Prasarana ditetapkan oleh Pengurus YPCR dalam Rencana Kerja dan Anggaran PCR atau melalui ketetapan lain yang dianggap perlu.

6. Direktur dapat mengusulkan pengadaan Sarana dan Prasarana kepada Pengurus YPCR.

7. Pengelolaan dan pemanfaatan Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilaksanakan oleh Direktur sesuai ketentuan pengelolaan dari Pengurus YPCR.

8. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 ditujukan bagi penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

9. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana diatur dengan Keputusan Direktur.

Pasal 43

Setiap anggota sivitas akademika memiliki kewajiban untuk memelihara dan berhak menggunakan sarana serta prasarana secara bertanggung jawab, berdaya guna, dan berhasil guna.

BAB XIII

KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 44

1. Keuangan dan kekayaan PCR diperoleh dari YPCR yang bersumber dari: a. Masyarakat;

b. Pemerintah; c. Perusahaan; d. Pihak lain.

2. Penggunaan dana yang berasal dari sumber pemerintah, baik dikelola dalam bentuk anggaran rutin maupun anggaran pembangunan, dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Biaya yang diperoleh dari masyarakat, pihak industri, dan pihak lain berasal dari: a. Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP);

b. Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI); c. Biaya ujian masuk PCR;

d. Hasil kontrak kerja antara PCR dengan industri dan pihak lain sesuai dengan peran dan fungsinya; e. Hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan;

f. Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah, atau pihak lain;

g. Penerimaan dari masyarakat lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(18)

4. Penggunaan dana yang diperoleh dari masyarakat diatur dan dikelola oleh Direktur dengan persetujuan Pengurus YPCR, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Atas persetujuan Pengurus YPCR, Direktur dapat meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat atas dasar kepentingan PCR dan masyarakat.

Pasal 45

Direktur menyusun usulan struktur tarif dan tata cara pengelolaan dan pengalokasian dana yang berasal dari masyarakat setelah disetujui oleh Pengurus YPCR.

Pasal 46

1. Untuk mengelola dana yang berasal dari masyarakat, Direktur menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan administrasi.

2. Pembukuan keuangan PCR bersifat terbuka bagi aparat pengawas fungsional pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 47

1. Usulan Rencana Kerja dan Anggaran tahunan PCR disusun oleh Direktur dibantu oleh Pembantu Direktur serta suatu tim yang ditunjuk oleh Direktur.

2. Usulan Rencana Kerja dan Anggaran PCR setelah mendapat persetujuan Pengurus YPCR, disahkan menjadi Rencana Kerja dan Anggaran PCR.

3. Rencana Kerja dan Anggaran PCR dimulai pada awal tahun anggaran dan berakhir pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.

4. Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran PCR diatur oleh Direktur dan dipertanggungjawabkan setiap akhir tahun anggaran kepada Pengurus YPCR.

5. Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran PCR diawasi oleh Dewan Pengawas YPCR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

1. Perubahan Statuta dapat diusulkan apabila diajukan oleh sekurang kurangnya 1/4 (satu perempat) dari anggota Senat.

2. Tata cara pengusulan perubahan Statuta diatur Iebih lanjut dengan Keputusan Direktur.

3. Perubahan Statuta dilakukan dalam rapat Senat yang dihadiri oleh sekurang kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Senat.

(19)

4. Keputusan tentang usulan perubahan Statuta dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota Senat yang hadir.

5. Usulan perubahan Statuta yang sudah disetujui oleh Senat disampaikan kepada YPCR untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

Pasal 49

1. Dengan berlakunya Statuta ini, Statuta PCR Tahun 2004 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

2. Semua peraturan dan keputusan yang telah dikeluarkan untuk rnelaksanakan Statuta Tahun 2004, masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Statuta ini.

3. Semua kegiatan dan jabatan akan menyesuaikan diri sesuai dengan batas waktu dan proses berakhir kegiatan dan jabatan yang bersangkutan.

Pasal 50

Hal lain yang belum diatur dalam Statuta ini, akan diatur oleh Direktur dengan persetujuan Senat.

Pasal 51

Statuta ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Pekanbaru Pada tanggal : .... Oktober 2012 Pengurus Yayasan Politeknik Chevron Riau Ketua,

_________________________ Robinar Djajadisastra, S.H. LLM

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi merkuri pada media tanam tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah

tentang syarat-syarat Penyerahan sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan lain mengatakan “Setiap perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh wajib membuat perjanjian

Terdapat perbezaan yang signifikan secara statistik peningkatan pencapaian min skor dalam ujian pencapaian topik Kesan Kegiatan Manusia Terhadap Cuaca dan Iklim untuk jangka

Dari hasil wawancara dengan 2 orang perawat yang bertugas di ruang IGD RSUD Toto Kabila Ztr I,Ztr E mengatakan beban kerja yang dirasakan berat apabila berhadapan dengan

Setiap anak yang dilahirkan pun memiliki golongan darah yang diwarisi dari hasil perkawinan kedua orang tuanya.Rule Based Expert System(RBES) merupakan suatu sistem pakar

Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan komunikasi terapeutik (SP 1-4) pada 50 responden penderita defisit perawatan diri yang dirawat inap di RSJD Dr.Amino

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf perta$a unsur na$a jabatan dan pangkat ang diikuti na$a )rang atau ang dipakai sebagai pengganti na$a )rang tertentu# na$a instansi# atau

Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang..