Kode Kompetensi Unit M 7.7A
Untuk Peserta Pendidikan dan Latihan
Bidang Keahlian Teknik Mesin
Program Keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin
Industri
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN
MESIN FRAIS
UNTUK PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMELIHARAAN MEKANIK MESIN INDUSTRI PENYUSUN TIM LPPM ITB EDITOR 1. Drs. SISJONO. 2. IWAN KOSWARA, S.Pd. 3. HARDI SUJANA 4. V.A. SUSANTO
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Industri Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
KATA PENGANTAR
Buku modul ini dimaksudkan untuk memandu peserta pendidikan dan pelatihan kompetensi untuk melaksanakan tugas kegiatan belajar di tempat masing-ma-sing. Dengan demikian diharapkan setiap peserta diklat akan berusaha untuk melatih diri dalam memecahkan berbagai persoalan sesuai dengan tuntutan kom-petensi yang akan dipilih.
Dalam buku modul ini diberikan kegiatan belajar, tugas-tugas dan tes formatif dimana seluruh kegiatan tersebut diharapkan dikerjakan/dilakukan secara mandiri/kelompok oleh setiap peserta diklat untuk melatih kemampuan dirinya dalam memecahkan berbagai persoalan.
Dalam pelaksanaannya seluruh kegiatan ini dilakukan oleh setiap peserta/peserta diklat dengan arahan pembimbing/instruktur yang ditugaskan, dan pada akhir diklat seluruh materi dari modul ini akan diujikan secara mandiri untuk memenuhi tuntutan kompetensi dan standar pekerjaan /perusahaan.
Materi pemelajaran atau bahan dari modul dan tugas-tugas ini diambil dari beberapa buku referensi yang dipilih sebagai bahan bacaan yang dianjurkan untuk memperkaya penguasaan kompetensi peserta diklat. Diharapkan setiap peserta pelatihan setelah mempelajari dan melaksanakan semua petunjuk dari modul ini secara tuntas akan mempunyai kompetensi sesuai dengan tuntutan pekerjaan sebagai tenaga pelaksana pemeliharaan mekanik mesin industri.
Penyusun DAFTAR ISI
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Industri Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
KATA PENGANTAR
………. i
DAFTAR ISI
……… ii
PETA KEDUDUKAN MODUL ….
………. iv GLOSARIUM . ………. v BAB I. PENDAHULUAN . ……… 1 A. DESKRIPSI PEMBELAJARAN . ……… 2 B. KEMAMPUAN AWAL/PRASYARAT .……. ……… 2
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
………. 2
D. TUJUAN AKHIR
………. 6
E. UNIT KOMPETENSI
………. 8
BAB II. PEMELAJARAN
………. 11
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
………. 11
B. KEGIATAN BELAJAR
……… 16
1. Kegiatan Belajar 1: Mesin Frais …..….
……… 16
Tes Formatif 1
………. 34
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Industri Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
……….. 36
2. Kegiatan Belajar 2: Pengefraisan……..
………. 37
Tugas kegiatan Belajar 2
……….. 68
Tes Formatif 2
………. 71
Kunci Jawaban Tes Formatif 2
……… 72
3. Kegiatan Belajar 3: Kepala Pembagi …….
………. 74
Tugas Kegiatan belajar 3
……… 88
Tes Formatif 3
……….. 88
Kunci Jawaban tes Formatif 3
……….. 90
4. Kegiatan Belajar 4: Pengefraisan Alur Spiral
……….. 92
Tes Formatif 4
……… 106
Kunci Jawaban Tes Formatif 4
……….. 106
5. Kegiatan Belajar 5: Roda Gigi dan Pengefraisan Roda
Gigi……. 108
Tugas kegiatan Belajar 5
……….. 137
Tes Formatif 5
………. 135
Kunci Jawaban Tes Formatif 5
………... 138
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Industri Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
6. Kegiatan Belajar 6: Pembuatan Roda Gigi dengan Generating Process ………..
……….. 139
Tugas Kegiatan belajar 6
……… 153
Tes Formatif 6
……….. 154
Kunci Jawaban tes Formatif 6
……….. 154
BAB III. EVALUASI
……….. 156
Tertulis ………. 156
1. Tes Praktik (Performance Test)
……… 162
2. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir
……… 163
BAB IV. PENUTUP
………. 167
DAFTAR PUSTAKA
……… 168
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Industri Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modull unit kompetensi yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan kemungkinan multi exit-entry yang dapat diterapkan.
Kedudukan Modul Unit kompetensi prasyarat
NAMA DAN KODE UNIT KOMPETENSI.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin
Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais iv
SMK SERTIFIKAT II SERTIFIKAT I M 18.20A 18.2M 1A OPKR 20-017-3 M. 7.8A M. 9.3A M. 7.7A M. 7.5A M.18.1A M.18.2 A M.18.3 A M.25C11 M. 9.1A
MODUL UNIT KOMPETENSI
M.9.2A M. 7.6A
M 18.6A M 18.55A
NO KODE MODUL
NAMA UNIT KOMPETENSI KODE
KOMPETEN SI 1.
1
M.18.1A Menggunakan Perkakas Tangan. M.18.1A 2. M.18.2A Menggunakan Perkakas Tangan
Bertenaga.
M.18.2A 3. M.18.3A Menggunakan Perkakas Untuk Pekerjaan
Presisi.
M.18.3A 4. M.25C11A Mengukur Menggunakan Alat Ukur. M..25C11 5. M.9.1A Menggambar dan Membaca Sketsa M. 9.1A
6. M.9.2A Membaca Gambar teknik. M. 7.5A
7. M.9.3A Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar. M. 9.3A 8. M.7.5A Bekerja dengan Mesin Umum. M. 7.5A 9. M. 7.6A Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
Bubut.
M. 7.6A 10. M. 7.7A Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais. M. 7.7A 11. M.7.8A Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
Gerinda.
M.7.8A 12. M.18.55A Membongkar, Mengganti, dan Merakit
Komponen Mesin.
M.18.55A 13. M.18.6A Membongkar/Memperbaiki/Mengganti/Mer
akit dan Memasang Komponen.
M.18.6A 14. M.18.20A Memelihara Komponen Sistem Hidrolik. M.18.20A 15. M.8.21A Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
Hidrolik.
M.18.21A 16. OPKR
20-017-3
Pemeliharaan Servis Sistim Bahan Bakar Diesel.
OPKR 20-017-3
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin
M1.2FA M18.55A M1.3FA M.18.20A M1.3FA M18.21A OPKR-20-17B M18.6A M1.4FA M7.8A M7.7A M18.1A M7.6A M2.5C11 A M7.5A M9.2A M18.2A M18.3A M9.1A
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI
M9.3A
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin
GLOSARIUM
Kompetensi: Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas penge-tahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi: Kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bi-dang pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang kemampu-an yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Unit Kompetensi: Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar Kompetensi.
Sub Kompetensi: Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit Kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati.
Kriteria unjuk kerja: Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan ter-sebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan.
Acuan penilaian: Pernyataan kondisi dan konteks sebagai acuan dalam melaksanakan pe-nilaian.
Kompetensi kunci: Kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L): Peraturan-peraturan yang berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum:
oUU Ketenagakerjaan No.13/2003 Ps.87: “Setiap perusahaan wajib menerapkan Sis-tem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan“.
oUU Keselamatan Kerja No. 1/1970.
oKepmennakertrans 05/Men/1996 tentang standar Sistem Manajemen K3 (SMK3):
“Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja 100 orang atau lebih mem-punyai bahaya yang ditimbulkan dari karateristik process produksinya, wajib mene-rapkan K3”.
oKepmennakertrans No. 51/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja.
oSurat edaran Mennakertrans No.1/97 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di udara lingkungan kerja.
oKonsensus WTO: Pengelolaan K3 harus memenuhi Standar global (ISO).
oUU Kesehatan No.23/1992 Ps.22 tentang kesehatan lingkungan dan Ps.23 tentang kesehatan kerja.
oPeraturan Menteri Perburuhan No.7/64 tentang Standar Sanitasi Industri.
oStandar Potensi Bahaya Faktor biologi di udara tempat kerja (adopsi Standar Inter-nasional).
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul yang berjudul “Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais“ ini ber-isikan hal-hal sebagai berikut
(1) Konsep dasar tentang mesin frais, konstruksi dan fungsinya. (2) Bagian-bagian utama mesin frais beserta fungsinya
masing-masing.
(3) Konstruksi, fungsi, dan cara kerja masing-masing komponen mesin frais.
(4) Macam-macam pisau frais.
(5) Pembuatan benda kerja atau komponen untuk keperluan perbaikan.
(6) Pembuatan roda gigi.
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta didik/peserta latih akan mengua-sai konsep tentang pemesinan frais sehingga mereka dapat melakukan pekerja-an-pekerjaan dengan mesin frais untuk mendukung tugasnya sebagai teknisi pe-meliharaan mekanik mesin industri.
Dalam pelaksanaan pemelajaran, setiap peserta akan diberi beberapa dokumen di antaranya Buku Pedoman Belajar, Modul Unit Kompetensi dan Buku Referensi.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
1. Judul Modul Unit Kompentensi :
“Melakukan pekerjaan Dengan Mesin Frais”. 2. Waktu Pembelajaran : 200 JAM.
3. Deskripsi Modul Unit Kompentensi.
Modul Unit Kompetensi ini merupakan modul pemelajaran dengan tujuan mem-persiapkan seorang teknisi tenaga pelaksana pemeliharaan mekanik mesin Industri yang memiliki keterampilan melakukan pekerjaan dengan mesin frais untuk membuat komponen-komponen pengganti atau penunjang dalam melak-sanakan pekerjaannya.
B. KEMAMPUAN AWAL
Prasyarat atau kemampuan awal yang harus dimiliki oleh peserta
pendidikan dan pelatihan sebelum mempelajari modul ini ialah peserta diklat sudah mempunyai modul-modul berikut.
(1) Modul “Menggunakan perkakas tangan”.
(2) Modul “Menggunakan perkakas tangan bertenaga”. (3) Modul “Mengukur dengan menggunakan alat ukur”. (4) Modul “Menggambar dan membaca sket”.
(5) Modul “Bekerja dengan mesin umum”.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Metode Penyampaian
Terdapat tiga metode penyampaian yang dapat digunakan dan hal tersebut dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode mungkin dapat digunakan. Modul Unit Konmpetensi ini disusun sebagai sumber belajar utama dalam ketiga situasi.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
1.1 Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan setiap peserta untuk belajar secara individu, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, disarankan untuk menemui pela-tih untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
1.2 Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan setiap peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walau-pun proes belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar ma-sing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antara peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
1.3 Belajar Terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilak-sanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
2. Tugas-Tugas Belajar untuk Peserta Pelatihan
Selesaikan seluruh tugas belajar setiap kegiatan belajar pada modul ini dengan mengikuti petunjuk di bawah ini
1. Baca dan pahami setiap tugas
2. Dapatkan sumber-sumber yang diperlukan.
3. Baca secara sekilas setiap referensi untuk memperoleh tinjauan umum isi referensi tersebut.
4. Pelajari referensi dan catat hal-hal yang penting. 5. Kerjakan tugas-tugas praktik.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
6. Apabila telah menyelesaikan setiap Tahapan Belajar, beri tanda ceklis () pada kolom ‘selesai’. Anda akan memiliki catatan tentang ke-majuan belajar.
3. Skenario Pemecahan Masalah
Skenario 1: Seandainya Anda melakukan pembongkaran suatu komponen-kom-ponen engineering dan pada saat Anda mau merakit kembali tiba-tiba ada satu komponen yang hilang atau lebih.
•Untuk mengatasi masalah tersebut apa yang akan anda lakukan? Skenario 2: Setelah komponen-komponen yang telah dibongkar dirakit kembali dan sudah dianalisis kerusakannya bahkan sudah dilakukan penggantian kom-ponen baru, tetapi setelah dilakukan pegujian dari hasil rakitan tersebut ternyata masih ada kelainan.
• Kalau Anda mengalami hal tersebut, apa yang akan anda lakukan?
4. Peran Guru/Instruktor/Pembimbing
Semua orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan pelaksanaan modul ini, dan dapat membantu setiap peserta/peserta diklat untuk pencapaian unit kompetensi ini, Tantera Lain ialah:
(1) pelatihan (2) penilai, dan
(3) Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Di dalam pedoman belajar dari modul ini, istilah yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
(1) ‘ pelatih’ dapat mencakup instruktur/fasilitator/monitor/guru suverisor
(2) “ peserta pelatihan “ dapat mencakup peserta didik/pegawai/karyawan/peserta diklat
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Pelatih berperan sebagai pihak yang
(a). Membantu peserta diklat untuk merencanakan proses belajar.
(b). Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas dan pelatihan yang diberikan dalam tahap belajar.
(c).Membantu peserta diklat untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk men-jawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta.
(d). Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar peserta diklat.
(e). Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. (f). Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlu-kan. Penilai
Penilai akan melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan
(a). melaksanakan penilaian apabila peserta diklat telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya bersama dengan peserta diklat.
(b). menjelaskan kepada peserta diklat mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya bersama dengan peserta diklat.
(c). mencatat pencapaian/perolehan kemajuan peserta diklat. Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja dari peserta diklat/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan atau mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini dapat menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
belajar/kerja serta dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta diklat.
D. TUJUAN AKHIR
Untuk mencapai tujuan akhir dalam pelaksanaan pelatihan menggunakan modul ini, setiap peserta diharuskan melalui beberapa ketentuan, di antaranya adalah
Seperti berikut.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
8 2. Unit Standar Kompetensi
1. Prasyarat – pengetahuan dan keterampil-an minimum yang harus peserta miliki se-belum memulai unit ini.
3. Elemen Kompetensi – merupakan dasar yang membangun unit kompetensi, yang menjelas-kan tindakan atau hasil yang dapat diperaga-kan. Elemen kompetensi menjelaskan logika terendah, dapat diidentifikasi dalam sub ke-lompok tindakan yang berbeda dan pengeta-huan yang mendukung dan membangun unit kompetensi.
4. Kriteria Unjuk Kerja – unjuk kerja menentukan kegiatan, keterampil-an, pengetahuan dan pemahaman yang
memberikan bukti unjuk kerja yang kompeten untuk setiap elemen kompetensi.
5. Penjelasan Ruang Lingkup –
menjelaskan rentang konteks dimana unjuk kerja dapat dilaksanakan. Rentang membantu penilai untuk mengidentifikasi penerapan/aplikasi industri atau perusahaan tertentu terhadap unit kompetensi
6. Pedoman Penilaian – menunjukkan apa yang akan diamati penilai dan
mengkonfirmasikan selama process penilaian.
TUJUAN AKHIR
Sebagai tenaga pelaksana pemeliharaan mekanik
mesin Industri atau semua jenis
pekerjaan/kegiatan yang ter-cakup di dalamnya baik di bengkel maupun di industri
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Unit M7.7A Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Kelompok – Spesialisasi kelompok A Bidang – Operasi Mesin dan Proses Catatan
Unit prasyarat – Jalur 1
7.5A Bekerja dengan mesin umum 9.2A Membaca gambar teknik 18.1A Menggunakan perkakas tangan Elemen 7.7A.1 Memperhatikan aspek keselamatan kerja
Kriteria 7.7A.1.1
Prosedur keselamatan kerja yang benar diketahui dan baju pelindung dan kaca mata pengaman dipakai.
Pedoman penilai: amati bahwa – kaca mata keselamatan kerja dan baju pelindung selalu dipakai. Prosedur kesela-matan kerja selalu diikuti.
Pedoman penilai: pastikan bahwa pengawasan terhadap hal yang berbahaya pada saat menggunakan mesin frais dapat diidentifikasi. Elemen 7.7A.2 Menentukan persyaratan kerja
Kriteria 7.7A.2.1
Memahami gambar teknik, menentukan bagian dari process dan memilih alat potong untuk menghasilkan komponen sesuai dengan spesifikasi.
Pedoman penilai: amati bahwa –
gambar dan instruksi kerja sesuai dengan spesifikasi dicapai sesuai dengan
prosedur ditempat kerja.
Pedoman penilai: pastikan bahwa persyaratan kerja dapat diidentifikasi, urutan pekerjaan untuk mencapai spesifi-kasi yang diinginkan dapat diidentifispesifi-kasi. Pengaruh jenis alat potong dan geometri-nya terhadap benda kerja dapat diidentifi-kasi. Pengaruh tipe dan geometri cutter
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Kriteria 7.7A.2.2.
Parameter-parameter pemotong (penya-yatan) ditentukan.
Pedoman penilai: amati bahwa
kecepatan potong dan pemakanan yang tepat pada pekerjaan digunakan.
Pedoman penilai: pastikan bahwa
kecepatan potong dan pemakanan yang sesuai telah dihitung.
Akibat dari variasi kecepatan potong dan pemakanan dari rata-rata perhitungan dapat diberikan. Akibat dari macam-ma-cam bahan pada kecepatan potong dapat diidentifikasi.
Elemen 7.7A.3 Melakukan pekerjaan dengan mesin frais Kriteria 7.7A.3.1
Operasi mesin frais dilakukan untuk mem-produksi komponen-komponen sesuai spesialisasi.
Pedoman penilai: amati bahwa operasi di mesin frais dilakukan untuk memproduksi komponen-komponen se-suai spesifikasi.
Pedoman penilai: pastikan bahwa
macam-macam komponen yang dapat di-produksi dapat diidentifikasi.
Kriteria 7.7A.3.2
Operasi-operasi dilaksanakan mengguna-kan teknik konvensional dan atau mem-frais menanjak serta variasi dari pisau frais termasuk slab, gang, end, shell slot, form, slitting.
Petunjuk penilai: amati bahwa pisau-pisau frais ini digunakan dalam hu-bungannya dengan teknik memfrais se-cara manual atau memfrais menanjak un-tuk
menghasilkan benda-benda spesifik :
-slab–gang–shell–slot–form–slitting.
Pedoman penilai: pastikan bahwa teknik memfrais secara manual atau memfrais menanjak dan aplikasinya dapat terbayang. Aplikasi dari tiap-tiap tipe pi-sau frais berikut dapat diberikan : - slab, –gang, –end, -slot, -form, -slitting.
Kriteria 7.7A.3.3
Seluruh aksesoris standar digunakan ter- Pedoman penilai: amati bahwa bila diperlukan masing-masing aksesoris Pedoman penilai: pastikan bahwa prosedur penggunaan kepala pembagi
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
- kepala pembagi dan rotary table (meja putar).
gi dan rotary table (meja putar) ketika memfrais komponen dapat diidentifikasi. Elemen 7.7A.4 Pemeriksaan komponen untuk kesesuaian terhadap spesifikasi
Kriteria 7.7A.4.1
Komponen diperiksa kesesuaiannya terhadap spesifikasi menggunakan teknik, alat-alat, dan peralatan yang tepat.
Pedoman penilai: amati bahwa –
komponen-komponen diperiksa secara vi-sual dan dimensinya sesuai spesifikasi me-nurut prosedur kerja yang tepat. Alat ukur, teknik dan peralatan yang sesuai di-gunakan untuk memeriksa kesesuaian komponen dengan spesifikasi.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
teknik, alat-alat dan peralatan yang se-suai untuk mengukur benda hasil frais dapat diidentifikasi.
Penjelasan ruang lingkup
Kerja dilakukan untuk melahirkan suatu process, praktik dan spesifikasi. Pekerjaan diaplikasikan pada jangkauan-jangkauan mesin frais termasuk tipe vertikal, horizontal dan universal, peralatan pengukuran presisi, perkakas potong dan bahan standar
engineering. Alat potong dipilih menggunakan standar organisasi internasional “International Standard Organisation (ISO)” atau menurut prosedur operasi yang sesuai. Pekerjaan dilakukan sesuai gambar kerja, sket, spesifikasinya serta instruksi-instruksinya secara tepat. Pekerjaan dilakukan sendiri untuk menentukan standar kualitas dan keselamatan kerjanya.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
BAB
II
PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
Rencana belajar ini disusun oleh peserta diklat dan guru/instruktor/pembimbing bersama-sama, meliputi penentuan jenis kegiatan, tanggal, waktu dan tempat pelatihan. Apabila semuanya sudah sesuai dengan tuntutan Unit Kompetensi yang harus ditempuh maka bila ada perubahan harus terlebih dahulu disetujui oleh guru/instruktur/pembimbing .
Contoh Format Rencana Belajar Peserta Diklat
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
JENIS KEGIATA
N
TANGGA
L WAKTU TEMPAT BELAJAR PERUBAHAALASAN N
TANDA TANGA N GURU
Catatan: 1). Penyajian bahan berikut pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi
2). Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok ketrampilan dan pengetahuan Unit Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Nomor Unit Kompetensi : M 7.7.A Waktu : 200 jam pelajaran Tingkat : 2 (dua)
Elemen Unit
Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar
Materi Utama Pemelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan 7.7A.1 Memperhatika n tindakan kesela-matan kerja 7.7A.1.1 Prosedur keselamatan kerja yang benar diketahui dan baju pelindung dan kaca mata pengaman yang dipakai. a. Prosedur keselamatan kerja b. Alat keselamatan kerja yang digunakan. 1) Penggunaan alat kesela- matan kerja 1) Memahami prosedur keselamatan kerja 1) Menggunakan a- lat keselamatan kerja
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Kompetensi Sikap Pengetahuan Keterampilan 7.7A.2 Menentukan per-syaratan kerja 7.7A.2.1
Gambar teknik dipa-hami untuk menentu-kan proses dan memilih alat bantu guna menghasilkan komponen sesuai spesifikasi a. Gambar kerja b. Petunjuk pengerjaan 1).Memahami gambar pekerjaan 2).Memahami petunjuk pengerjaan 7.7A.2.2 Parameter-parameter pemotong ditentukan.
a). Kecepatan putaran mesin b). Kecepatan potong c). Kecepatan pemakanan 1).Kecepatan putaran mesin 2).Kecepatan potong 3).Kecepatan pemakanan
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Kompetensi Sikap Pengetahuan Keterampilan 7.7A.3 Melakukan peker-jaan dengan me-sin frais 7.7A.3.1
Operasi mesin frais di-lakukan untuk mem-produksi komponen-komponen sesuai spesifikasi. a. Mengopersikan mesin frais 1). Mengopersikan mesin frais 7.7A.3.2 Operasi-operasi dilak-sanakan menggunakan teknik konvensional dan atau mengefrais menanjak serta variasi dari pisau frais terma-suk slab, gang, end, shell slot, form, slitting.
a. Identifikasi pisau frais b. Penggunaan pisau frais c. Mengefrais rata, alur, dan bertingkat. 1).Sikap menge-frais rata, alur, dan bertingkat sesuai prose-dur. 1) Memahami macam-ma-cam pisau frais 2) Memahami pemilihan pisau frais 1) Mengefrais rata, alur, dan ber-tingkat.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Kompetensi Sikap Pengetahuan Keterampilan 7.7A.3.3
Seluruh aksesoris standar digunakan termasuk kepala pembagi dan rotary table (meja putar).
a. Alat bantu pengefrais-an b. Alat pencekam benda kerja c. Alat pembagian ben-da kerja 1) Memahami alat bantu pengefraisan 2) Memahami alat pence-kam benda 3) Memahami alat pemba-gian benda 1) Menggunakan alat bantu pengefraisan 2) Menggunakan alat pencekam benda kerja 3) Menggunakan alat pembagian benda kerja 7.7A.4 Memeriksa komponen untuk kesesuaian terhadap spesifikasi 7.7A.4.1 Komponen diperiksa kesesuaiannya terhadap spesifikasi menggunakan teknik dan alat-alat, dan peralatan yang tepat.
a. Memeriksa komponen dan dimensi benda kerja secara visual b. Menggunakan alat ukur untuk memerik-sa komponen/benda kerja. 1) Menggunak an alat ukur untuk memeriksa komponen/ benda kerja. 1) Memeriksa komponen dan dimensi benda kerja secara vi-sual
2) Memeriksa komponen/ben -da kerja.
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1: Mesin Frais
1.1. Pengertian Umum
Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan/menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai alatnya.
Ditinjau dari kerjanya, mesin frais termasuk mesin perkakas yang mem-punyai gerak utama berputar. Pisau dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Jika arbor mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut berputar. Arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke kiri, sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.
Tipe mesin frais
Tipe mesin frais dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (kebanyakan yang terdapat dalam bengkel-bengkel lembaga pendidikan) yaitu
(1) mesin frais mendatar (2) mesin frais tegak (3) mesin frais universal Tipe mesin frais yang lain
(1) Mesin frais taret (2) Mesin frais copy
(3) Mesin frais tusuk/stick
Standard ukuran mesin frais
Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh: (1) Panjang meja mesin frais
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
(2) Jarak spindel sampai permukaan meja pada kedudukan paling bawah.
(3) Jarak ke arah melintang maximum yang dapat dicapai oleh meja mesin terhadap kolomnya.
1.2. Mesin Frais Mendatar
Mesin frais mendatar dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan (1) mengefrais rata
(2) mengefrais alur
(3) mengefrais roda gigi lurus (4) mengefrais bentuk
(5) membelah atau memotong
Mesin frais mendatar adalah suatu mesin frais yang arbornya mendatar seperti gambar, sedang mejanya dapat bergerak ke arah
(1) memanjang/langitudinal
(2) melintang /cross slide dan naik turun
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Adapun nama bagian-bagiannya adalah sebagai berikut A Lengan B Penyokong arbor C Tuas otomatis D Nak pembatas E Meja mesin
F Engkol ke arah memanjang G Tuas pengunci
H Baut penyetel
I Engkol ke arah melintang J Engkol untuk ke arah naik
turun
K Tuas pengunci meja L Tabung pendukung M Lutut (knee)
N Tuas pengunci sadel O Alas meja
P Tuas perubah kecepatan motor listrik
Q Alas meja
R Tuas pengatur kecepatan putaran mesin
S Tuas penunjuk kecepatan putaran mesin
T Tiang (colom) U Spindel mesin
V Tuas untuk menjalankan spind
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Gb. 2.1. Mesin Frais Mendatar
1.3. Mesin Frais Tegak
Mesin frais tegak adalah suatu mesin frais dimana arbornya dipasang tegak sedang gerakan mejanya dapat ke arah
(1) melintang (cross slide) (2) memanjang (Longitudinal) (3) naik-turun.
Adapun nama bagian-bagian mesin ini ialah A Spindel
B Kepala C Kolom D Meja
E Engkol ke arah memanjang F Engkol ke arah naik dan turun G Alas mesin
H Handel ke arah melintang
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Gb. 2.2. Mesin Frais Tegak
1.4. Mesin Frais Universal
Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan kedudukan arbornya mendatar dan gerakan mejanya dapat kearah memanjang/longitudinal, melintang/cross slide, naik turun dan dapat diputar membuat sudut tertentu terhadap body mesin.
Adapun nama bagian-bagian dari mesin frais ini ialah Alengan
Bpenyokong arbor Ctuas otomatis Dnok pembatas meja Emeja mesin
F engkol
G tuas pengunci meja H baut penyetel
I engkol arah melin - tang J engkol arah naik turun Ktuas pengunci
L tabung pendukung dengan batang ulir M lutur tempat dudukan alas mesin Ntuas pengunci sadel
O engkol meja
Ptuas untuk merubah kecepatan motor listrik
Rtuas pengatur putaran
Stuas pengatur angka puratan T tiang
Uspindel
VTuas penjalan spindel XMur pengunci gerakan meja
Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
1.5. Penjagaan Mesin Frais
Tiap operator mesin frais harus bertanggung jawab tentang kelancaran mesin untuk dapat bekerja dengan hasil yang baik. Oleh karena itu operator perlu mengikuti petunjuk seperti di bawah in
1. Sebelum mulai menjalankan mesin, lumasilah bagian-bagian mesin yang berputar/bergerak.
2. Bersihkan bagian-bagian alas meja sebelum mulai memasang catok/benda kerja, dan juga sebelum menjalankan meja mesin.
3. Jaga agar bagian geser meja mesin tidak kemasukan geram atau air pen-dingin, karena dapat merusak dan dapat menyebabkan macetnya meja. Jangan menggunakan meja mesin untuk menaruh alat-alat yang berat seperti palu, kunci-kunci pengikat alat dan lain-lain, dan jangan memukul benda pada alas meja mesin frais.
1.6. Macam-Macam Pisau Frais
Hasil pengefraisan ditentukan oleh macam pisau frais yang digunakan. Adapun macam-macam pisau frais adalah sebagai berikut:
a. Pisau Frais Mantel
Pisau frais mantel ada 3 jenis 1. Tipe H (keras) digunakan untuk
penyayatan ringan.
2. Tipe N (normal) digunakan untuk penyayatan normal atau
sedang.
3. Tipe W (lunak) digunakan untuk penyayatan berat.
b. Pisau Frais Sudut
Pisau ini digunakan untuk mengefrais sudut, umumnya 30o, 45o dan
60o.
Tipe H
Tipe N
Tipe W
Gb. 2.4 Pisau Frais Mantel
c. Pisau Frais Ekor Burung
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya sudut ekor burung yang dapat dibuat besarnya : 30o, 45o
dan 60o.
d. Pisau frais Alur Melingkar
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pasak yang terkurung.
e. Pisau Frais Gigi Silang (Straggered Tooth Mill) Pisau frais ini
diguna-kan untuk mengefrais alur pada benda ker-ja.
f. Pisau frais sudut ganda
Pisau ini digunakan untuk mengefrais alur V. Sudut V yang terjadi besarnya 30o, 45o dan 60o.
Gb. 2.6. Pisau Frais Ekor Burung
Gb. 2.7. Pisau Frais Alur Melingkar
Gb. 2.8. Pisau Frais Gigi Silang
g. Pisau frais radius
konvex konkav h. Pisau Frais Alur T
Pisau alur T digunakan untuk mengefrais alur T
seperti halnya alur T pada meja mesin frais dan skrap.
1. Digunakan untuk baja normal, sudut helik dan alur giginya tidak terlalu besar.
2. Digunakan untuk baja yang keras
dan ulet sudut helik kecil, gigi lebih banyak.
3. Pisau dengan sudut helik dan alur gigi besar digunakan untuk baja lunak
Gb. 2.9. Pisau frais sudut ganda
Gb. 2.10. Pisau Frais Radius
Gb. 2.11. Pisau Frais Alur T
4. Digunakan untuk pemakanan kasar
j. Pisau Frais Roda Gigi
Pisau ini dunakan untuk pembuatan roda gigi.
k. Pisau Frais Hobbing
l. Pisau Muka (Face Mill)
m. Shell End-Mill
Gb. 2.12. Pisau Frais Jari
Gb. 2.13. Pisau Frais Roda Gigi
Gb. 2.15. L. Pisau muka Digunakan untuk menbuat
gigi pada roda gigi yang dilaksanakan pada mesin hobbing.
Gb. 2.14. Pisau Frais Hobbing
Pisau muka yang di-tempel dan terbuat dari bahan sementit carbide Pisau ini digunakan un-tuk mengefrais permu-kaan yang rata dan luas.
n. Side dan Face mill
1.6.Penggunaan Pisau Frais
Pisau mantel digunakan untuk mengefrais :
(1) permukaan datar
(2) alur lebar tapi dangkal,dan (3) permukaan bertingkat
1..Pisau frais mantel beralur lurus digunakan untuk memfrais dengan pemakanan tipis.
2. Pisau frais yang beralur spiral digunakan untuk memfrais dengan pemakanan tebal pada benda kerja yang besar.
Cara memilih pisau mantel ialah Gb. 2.18. Penggunaan Pisau
Frais
Gb. 2.16. m. Shell end-mill Pisau frais ini dapat makan
pada bagian samping dan muka sehingga dapat digunakan untuk mengefrais bidang siku
Pisau frais ini digunakan untuk pemakanan kasar pada permukaan-permukaan rata dan siku.
(1) pilih diameter pisau frais sekecil mungkin.
(2) untuk mengefrais bidang lebar, pilih diameter pisau yang sama dengan alur yang berlawanan. Pemasangan pisau ini harus diusahakan sedekat mungkin dengan badan mesin dan harus selalu menggunakan pasak.
Pisau frais sisi dan muka digunakan untuk
(1) memfrais bidang vertikal. (2) memfrais bertangga. (3) memfrais alur.
(4) memfrais bidang sejajar. (5)memfrais bidang bawah pada
mesin frais tegak.
Cara memilih pisau frais sisi dan muka
(1) Pilih diameter pisau yang terkecil.
(2)Pilih jenis pisau biasa jika dibutuhkan penatalan tipis. (3)Untuk pemakanan tebal, pilih
pisau sisi zig zag dengan diameter yang besar.
(4) Jika digunakan berpasangan, pilih sudut gigi yang berlawanan.
Pisau frais gergaji digunakan untuk Gb. 2.19. Pisau Frais Sisi dan
Muka
Gb. 2.20. Pisau Frais Gergaji
(1) memotong (2) membelah
(3) membuat alur sempit, dan (4) membuat alur pada sudut Cara memilih pisau frais gergaji:
(1) Pilih diameter pisau sekecil mungkin. (2) Pilih gergaji sisi untuk pemotongan yang (3) dalam.
(4) Periksa ketajaman mata gergaji.
Pisau frais alur digunakan untuk: (1) mengefrais alur;
(2) mengefrais alur pasak;
(3) mengefrais bidang rata yang sempit.
Cara memilih pisau frais alurialah
pilih tebal pisau yang sama dengan lebar alur yang dibuat.
Pisau frais muka digunakan untuk
(1) Meratakan bidang atas benda kerja pada mesin vertikal.
Meratakan ujung atau tei (2) benda kerja pada mesin horizontal.
(3)Mengefrais alur dangkal pada benda kerja.
(4)Mengefrais bertangga. Gb. 2.21. Pisau frais
Cara memilih pisau frais muka
1. Pilih diameter pisau yang lebih besar dari bidang benda kerja pada keduduk-an kira-kira di pertengahan bidang benda kerja.
2. Untuk pemakanan bertangga pilih diameter pisau yang lebih kecil. 3. Pilih jumlah gigi pisau yang sesuai dengan bahan yang dipotong.
Pisau jari digunakan untuk (1)Mengefrais alur
(2)Mengefrais alur pasak
(3)Mengefrais bidang rata pada bidang miring atau permukaan lengkung
(4)Mengefrais dudukan baut
(5) Memperbaiki letak lubang-lubang yang salah
Memilih pisau jari
Gb. 2.22. Pisau Frais Muka
Ukuran pisau ditentukan oleh lebar alur atau diameter lubang yang dikerjakan.
Untuk memfrais suatu alur yang berpinggir (bagian tepinya tidak difrais) sebaiknya pada batas jalur benda tersebut dibor terlebih dahulu.
Gb. 2.24 Memilih Pisau Jari
1.7 Arah Penyayatan
Pemakanan ke atas (berlawanan) Pemakanan ke atas adalah pemakanan pada mesin frais dengan arah putaran pisau frais berlawanan dengan gerakan meja. Keuntungan dari arah pemakanan ini ialah seperti berikut
(1) Tidak terjadi kejutan penyayatan
(2) Gaya penyayatan dapat terbagi an-tara pekerjaan dan pisau hingga operasi lebih aman.
(3) Tekanan yang ringan terhadap ulir pembawa meja juga terhadap baut-baut penahan.
(4) Meja dapat mudah bergeser dan tak terpengaruh akibat dari penyayatan pisau.
(5) Geram mudah keluar
(6) Ketajaman pisau lebih tahan lama
(7) Penyayatan dapat lebih tebal
Gb. 2.25. Arah pemakanan keatas
Contoh pemakanan berlawanan arah
Pemakanan ke bawah (searah) Pemakanan ke bawah adalah pemakan-an pada mesin frais dimana gerakan meja frais searah dengan putaran pisau frais.
Kekurangan dari cara ini ialah:
(1) Kemungkinan mudah tercekam dan sukar untuk pengefraisan di bagian-bagian perkerjaan.
(2) Hasil pengefraisan yang rata sukar didapat dan pisau mudah selip/tidak menyatat.
(3) Hanya untuk pengefraisan ringan.Pengefraisan untuk menghalus de-ngan cara ini tak dapat dilaksana-kan. (4) Agak baik jika pisau frais
dari baja karbon.
(5) Tak mungkin dapat dipakai pada pengefraisan dengan feed dan speed tinggi. (6) Hasil pengefraisan lambat. Gb. 2.26. Contoh pemakanan ke
atas
Gb. 2.27. Arah pemakanan kebawah
Contoh pemakanan searah
1.8. Kecepatan Potong dan Pemakanan Kecepatan potong (Cs).
Kecepatan potong mesin frais berkaitan dengan jalan keliling pisaunya yang dinyatakan dalam feet/menit atau meter/menit.
Kecepatan potong yang ditempuh pisau frais tergantung pada beberapa faktor antara lainm
(1) macam bahan yang dikerjakan; (2) bahan pisau frais;
(3) ketahanan pisau di antara mata pengasahan.
Faktor-faktor lain yang penting adalah pergantian kecepatan pisau berbanding dengan pemakanan yang diperlukan, hubungan perbandingan pemakanan dan dalamnya pemakanan juga keadaan mesin itu sendiri.
TABEL2.1 KECEPATAN POTONG (CS). Mat
Process CUTTING SPEED - H S S mild steel steel stee l stee l Bras s Roughin g T M BRONZ E F.C C.I C.I M S steel mild steel Finishing stee l stee l M Bronze stee l
A T C.I C.I F.C Brass AL
M (S)
Gb. 2.28 Contoh pemakanan ke
m/menit 12 15 18 21 24 30 45 60 75 Materia l Processes
CUTTING SPEED – CEMENTIT CARBIDES Stee
l C.I C.I Brass
M M S Roughing Mild Stee l Stee l F.C Bronze AL Finishing Stee l T Stee l M C.I M Mild -Stee l C.I S Steel F.C Brass Bronze AL m/menit 60 90 120 150 180 300 Keterangan :
A = Liat M = Baja lunak C.I = Besi tuang S = Lunak
F.C = Fre-Carbon/Carbon Rendah
T = Ulet
Menentukan kecepatan putaran mesin frais Kecepatan putaran mesin frais ditentukan oleh
(1) kekerasan bahan yang dikerjakan; (2) bahan pisau;
(3) diameter pisau frais yang digunakan.
Besarnya putaran mesin frais dapat kita tentukan dengan rumus Cs
Cs = π D n sehingga n = π D Dalam hal ini
n = putaran mesin dalam putaran/ menit Cs = Kecepatan potong dalam m/ menit
D = diameter pisau dalam meter Contoh:
Pisau frais HSS dengan diameter 100 mm, dipakai untuk mengerjakan bahan dari besi tuang dengan kecepatan potong 24 m/menit. Hitung besarnya putaran mesin yang digunakan.
Penyelesaian : Cs n = π D 24 24 n = = = 76 Rpm 3,14. 100 3,14.0,1 1000
Jadi putaran mesin frais, n = 76 Rpm Rangkuman Kegiatan Belajar 1
Mesin frais yang berfungsi untuk membuat benda-benda kerja yang umumnya berbertuk kotak dapat juga digunakan untuk pembuatan benda kerja yang lain seperti pembuatan roda gigi dan lain-lainnya. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan tersebut, mesin frais dilengkapi dengan bermacam-macam pisau frais dan kelengkapan lain.
Dalam bekerja dengan menggunakan mesin frais, kita harus menerapkan prosedur keselamatan kerja dan pemeliharaan mesin secara benar.
Tugas kegiatan belajar 1
1) Coba identifikasi mesin frais yang ada di bengkel Anda kemudian buatkan laporan yang berisi hal-hal berikut
a. Nama-nama bagian dari setiap jenis mesin frais b. Jenis kelengkapan yang ada
c. Jenis pisau frais yang ada d. Ukuran mesin frais
2)Operasikan setiap mesin frais di bawah bimbingan guru Anda, tentu saja termasuk mengoperasikan semua fungsi dari mesin tersebut.
Tes Formatif Kegiatan Belajar 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan mengisi titik-titik yang tersedia
1) Mesin frais berfungsi untuk ……… 2) Mesin frais dapat dibedakan menjadi
(1) ……….. (2) ……….. (3) ……….
3) Ukuran mesin frais ditentukan oleh…….……….
……… ………
4) Pisau frais yang digunakan untuk penyayatan bidang yang lebar digunakan
jenis………..atau……… ………
5) Pisau frais yang dapat digunakan untuk pemakanan kedalaman ialah
pisau frais
……… ………..………
6) Untuk mengefrais bentuk cembung digunakan ……… ……… ……….
7) Arti dari cutting speed pisau = 35 m/menit ialah …... ………
……… ……….
8) Arti dari kecepatan pemakanan 100 mm/menit ialah ………
……… ……….
9) Besar kecilnya kecepatan potong atau cutting speed suatu pisau tergantung
ari………. ………..
10) Bila pisau frais berdiameter 40 mm dan cutting speed (Cs) dari pisau tersebut adalah : 30 m/menit, maka putaran pisau seharusnya adalah
……… ………..
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1) Untuk mengefrais benda kerja yang berbentuk kotak dan bentuk lain yang sesuai dengan bentuk pisau yang ada.
2) Mesin frais dibedakan menjadi (1) mesin frais horizonta; (2) mesin frais tegak; (3) mesin frais universa.
3) Ukuran mesin frais ditentukan oleh (1) panjang langkah memanjang; (2) panjang langkah melintang; (3) panjang langkah naik-turun.
4) Pisau frais mantel atau pisau frais muka (face mill)
5)Slot mill
6) Pisau frais konkaf
7) Artinya: kemampuan pisau frais menyayat sepanjang 35 m setiap menit.
8) Artinya: pisau frais melakukan penyayatan 100 mm setiap menitnya. 9) Tergantung dari jenis bahan yang disayat.
2. Kegiatan Belajar 2 :
Pengefraisan Benda Kerja
Untuk Melakukan pengefraisan benda kerja, perlu perlengkapan lain yang menunjang sehingga mesin frais dapat berfungsi. Perlengkapan tersebut seperti pemegang benda kerja, untuk pemasangan pisau frais dan lain sebagainya.2.1 Arbor
Arbor adalah alat tempat memasang/meme-gang pisau frais. 1 = penyangga
2, 3, 4, 6, 7 = kerah (arbor colar) 5 = pisau frais
8 = badan mesin
Pada setiap mesin disediakan bermacam-ma-cam arbor dengan penggunaan yang tertentu, antara lain
(1) Arbor jenis A digunakan untuk pemakanan ringan dan juga untuk benda kerja yang panjang.
(2) Arbor jenis B digunakan untuk pemakanan berat/tebal.
(3) Benda kerja tidak boleh terlalu panjang se-hingga melebihi jarak penyangga dengan badan mesin. Pemasangan penyangga arbor sedapat mungkin dekat dengan pisau frais
2.2 Macam-Macam Arbor a. Arbor Baut
Batang tirus 1 harus pada lubang ketirusan spindel mesin. Pisau frais dipasang pada ba-gian yang bulat dan dijepit dengan baut 3.
Pasak 2 mencegah supaya pisau tidak selip. Arbor ini digunakan untuk memegang pisau frais sisi dan pisau frais muka.
b. Arbor Tirus
Arbor tirus digunakan untuk memegang pisau frais bertangkai tirus misalnya pisau frais jari, pisau frais ekor burung dan bor-bor. Pisau frais dimasukkan ke dalam lubang chuck 1, lalu dikencangkan dengan mur 2 sehingga cakar 3 menjepit batang pisau. Chuck ini dikuncikan ke spindel dengan baut batang.
Gb. 2.2 Macam-macam Arbor
2.3 Pemasangan Arbor
Arbor yang akan digunakan untuk pemasangan pisau frais harus dipasang pada spindel mesin frais dengan tepat agar putaran pisau dapat stabil dan sentris.
Berikut ini dijelaskan cara pemasangan arbor.
Cara memasang arbor pada spindel mesin
(1) Stel spindel mesin pada putaran rendah.
(2) Bersihkan lubang tirus spindel dan batang tirus arbor.
(3) Pegang arbor kira-kira sejajar ke permukaan.
(4) Pasang arbor ke spindel mesin, putar arbor untuk kelurusan pasak pembawa ke alur arbor. Cara mengunci arbor pada spindel mesin:
(1) Pegang batang arbor pada dudukan spindel (A).
(2) Sekrupkan batang baut pengunci secara baik ke dalam arbor (B). (3) Kemudian keraskan dengan kunci
yang pas (C).
Pada waktu mengeraskan baut pengunci arbor, atur putaran mesin pada kedudukan yang rendah.
Cara menentukan kedudukan pisau Gb. 2.31a
(1) Gerakkan meja mesin ke arah melintang sampai mendekati kolom mesin.
(2) Periksa apakah pemegang benda kerja bebas terhadap arbor atau plen arbor.
(3) Bersihkan muka kerak (colar) dan dorong sampai rapat ke plen arbor.
(4) Periksa secara visual dengan melihat tonjolan bidang terluar kerak dari bidang yang dikerjakan.
Cara memasang pasak pada arbor (1) Periksa kerah terluar dari arbor (2) Pasang pasak pada alur arbor
(3) Periksa apakah pasak akan menonjol (4) ke dalam kerah pada tiap sisi pisau.
(5) Pasang lagi kerah pada arbor sambil memutar untuk melu-ruskan alur kerah ke pasak.
Gb. 2.31b Menentukan
Kedudukan Pisau
Cara memasang pisau pada arbor:
(1) Periksa apakah sisi potong pisau frais menghadap ke arah putaran spindel.
(2) Dorongkan pisau ke arbor mesin.
(3) Putar pisau frais sampai tepat ke lubang pasak.
(4) Doronglah pisau sampai rapat dengan bidang kerah.
(5) Lindungi tangan dengan kain pada sisi potong pisau.
(6) Jika memasang pisau gergaji, lepaslah pasaknya, agar pisau dapat selip pada waktu mendapat benturan-benturan. Cara memasang lengan mesin :
(1) Longgarkan mur pengunci lengan mesin.
(2) Dorong lengan mesin keluar, periksa secara visual apakah penonjolan sudah sampai ujung terluar bantalan luncur.
(3) Bersihkan bagian-bagian lengan mesin dan penyangga.
(4) Periksa kelurusan penyangga dan lengan mesin.
(5) Pasang penyangga pada lengan mesin, geserkan sampai bidang
Gb. 2.33 Memasang Pisau
Gb. 2.35. Memasang arbor tirus ke spindel
luar penyangga rata dengan ujung lengan mesin.
(6) Kencangkan mur penyangga pada lengan mesin.
(7) Geserkan lengan mesin ke dalam kedudukan tengah-tengah bantalan luncur.
(8) Kunci sekrup lengan mesin dengan kuat.
(9)Tempatkan kunci pas pada mur dengan handel mendekati vertikal dan keraskan per-lahan-lahan. (10) 2.4.Memasang Arbor Tirus Ke Spindel Mesin
i. Cara memilih arbor :
(1) Gunakan arbor sependek mungkin. (2) Keterangannya harus sama.
(3) Usahakan (gunakan) sedikit mungkin sarung pengurang.
ii. Cara memasang pisau di arbor
(1) Bersihkan ketirusan arbor dan batang pisau.
(2) Luruskan ujung pasak pisau pada alur di dalam lubang tirus da masukan dengan didorong pelan-pelan.
Gb. 2.36.
Memasang pisau jari
(3) Ketok pisau ke dalam dengan palu lunak
iii. Cara memasang arbor di
spindel mesin:
(1) Bersihkan kedua ketirusan.
(2) Pasang pasak pembawa pada alur arbor.
(3) Pegang pisau pada kedudukannya dan berikan tekanan men garah ke atas.
(4) Sekrupkan baut batang tepat ke dalam arbor. (5) Keraskan baut batang dengan pengunci.
(6) Putar spindel pada putaran rendah untuk mengecek kedudukan pisau.
(11) 2.5. Memasang dan Melepas Pisau Jari
1. Cara memasang pisau jari :
(1) Pasang pisau jari pada cakar (colet) dengan jalan menyekrupkannya.
(2) Masukkan colet yang ada pisau jarinya kedalam mur arbor.
(3) Pasang mur arbor perlahan-lahan sambil diputar.
(4) Keraskan mur arbor dengan kunci yang baik.
(5) Pada waktu mengeraskan mur arbor, putaran mesin disetel pada kecepatan rendah.
Gb. 2.37. Melepas pisau jari
(6) Yakinkan bahwa pisau sudah cukup keras sebelum dipergunakan untuk penyayatan.
Cara melepas pisau jari : (1) Atur handel pemilih putaran untuk
putaran yang paling rendah.
(2) Lepaskan mur penahan dari arbor dengan kunci khusus.
(3) Tarik pisau keluar dengan melepaskan sarung dan cakar dari arbor.
(4) Buka pisau frais dari cakarnya. (5) Bersihkan pisau dan cakar
sebelum disimpan.
Cara memasang cakar (kolet) pada arbor :
(1) Pilih cakar yang ukurannya sesuai dengan batang pisau. (2) Bersihkan lubang arbor pada
bagian luar cakar.
(3) Tempatkan cakar yang ukurannya sesuai dengan batang pisau.
(4) Bersihkan lubang arbor pada bagian luar cakar.
(6) Sekrupkan mur pada arbor sampai terasa sentuhan ringan mur pada muka cakar.
Cara memasang pisau pada arbor:
(1) Masukkan batang pisau ke dalam cakar.
(2) Geserkan batang pisau kedalam cakar sampai ujung batang rapat pada bagian belakang arbor.
(3) Pegang pisau pada kedudukannya dan kuncikan mur sekeras mungkin dengan menggunakan kunci khusus.
Gb. 2.38. Memasng pisau pada arbor
Gb. 2.39. Memasang pisau muka
2.6. Memasang Pisau Muka
Cara memasang pisau muka pada arbor:
(1) Pasang arbor pada spindel mesin. (2) Lepaskan sekrup pengunci dari
arbor.
(3) Bersihkan bagian-bagian pisau dan arbor.
(4) Geserkan pisau ke spigot arbor dan putar pisau untuk memasukkan pasak pembawa ke alur pisau.
(5) Rasakan apakah pasak pembawa telah masuk ke alur pisau dan menjadi satu kesatuan.
Cara mengencangkan pisau pada arbor:
(1) Pegang pisau pada kedudukannya dan pasang sekrup pengunci ke dalam arbor, kuncikan dengan tangan.
Gb. 2.40. Ragum mesin
(2) Periksa apakah alur sekrup pengunci dan pena pengunci masih baik.
(3) Pasang kunci sekrup pada alur sekrup pengunci.
(4) Berikan tekanan ke atas untuk mempertahankan kunci supaya tidak lepas dari alur sekrup pengunci atau kencangkan penguncinya.
(5) Pada waktu mengeraskan pisau frais, atur putaran spindel pada kedudukan terendah.
2.7. Macam-Macam Ragum Mesin Frais dan Pemasangannya
Macam-macam ragum mesin frais yaitu:
(1) Ragum biasa/tetap
(2) Ragum yang dapat diputar (3) Ragum universal
Ragum biasa/tetap digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana. Ragum ini hanya dapat dipasang sejajar atau membuat sudut 90o terhadap spindel.
Ragum yang dapat diputar digunakan untuk menjepit benda kerja yang dapat membuat sudut terhadap spindel.
Gb. 2.41. Ragum putar
Gb. 2.43. Memasang catok biasa
Gb. 2.44. Memasang catok pada mesin
Catok universal mempunyai dua sumbu perputaran sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak.
Cara memasang catok biasa: (1) Periksalah bahwa catok itu baik
dan bersih.
(2) Usahakan agar kedudukan catok di tengah-tengah meja mesin, sehingga mendapat keleluasan bergerak yang sebesar mungkin. (3) Luruskan lubang untuk baut
pengikat agar bertepatan dengan alur-alur meja mesin.
Cara mengeraskan catok pada meja: (1) Setelah catok itu lurus, maka
masukkanlah baut pengikat ke dalam alur meja dan geser sehingga masuk ke dalam lubang pada catok.
Gb. 2.45. Memasang catok dengan sudut
Gb. 2.46. Menggunakan catok berputar
(2) Keraskan kedua baut itu dengan hati-hati supaya kedudukan catok tidak berubah lagi
Cara memasang catok dengan mem-buat sudut:
(1) Usahakan agar kedudukan catok tidak mengganggu kebebasan gerak meja mesin.
(2) Atur letak catok sehingga membuat sudut yang diperlukan.
(3) Pasang baut A pada lubang catok. (4) Keraskan baut A dengan hati-hati.
Baut B yang tidak bertepatan dengan lubang catok dapat dikeraskan dengan mempergunakan pelat yang diganjal.
Cara menggunakan catok berputar: (1) Bersihkan bagian bawah dari sadel
catok itu, kemudian letakkan pada meja mesin sehingga lubang-lubang sadel bertepatan dengan alur pada meja mesin.
(2) Pasang kedua baut sehingga catok terletak baik di atas meja mesin, kemudian baut dikeraskan.
Gb. 2.47. Penyetelan catok
(3) Catok diputar pada angka nol yang menunjukkan bahwa catok sejajar dengan meja.
Catok disetel membuat sudut:
(1) Putar dan longgarkan mur A dan catok di atas sadelnya sehingga membuat sudut yang diperlukan.
(2) Keraskan mur A dengan hati-hati secukupnya sambil menjaga agar kedudukan catok tidak berubah lagi.
Cara memeriksa kesejajaran catok: (1) Letakkan blok magnit pada badan
mesin.
(2) Bersihkan paralel yang dipasang pada catok.
(3) Kenakan pen penggerak jarum jam pada sisi paralel.
Gb. 2.48. Memeriksa catok
(4) Gerakan meja mesin sejalan dengan sisi paralel yang dipasang pada catok.
(5) Pukullah catok dengan palu lunak sedikit demi sedikit, bila jarum pada jam penunjuk bergerak.
(6) Gerakkan meja mesin berulang kali dan bila dari ujung ke ujung paralel jarum menunjukkan angka yang sama, maka barulah kedua baut dikeraskan dengan hati-hati agar kedudukan catok tidak berubah lagi.
(7) Lepaskan blok magnet sebelum memasang benda kerja.
2.8. Cara Memasang Benda Kerja Pada Catok Mesin Frais
Cara memasang benda kerja pada catok mesin frais:
(1) Pada waktu mengefrais, mulut catok yang tetap sedapat mungkin diusahakan untuk menahan tekanan dari pisau frais. (2) Gambar-gambar A, B, C, dan D
memasang (menjepit) benda kerja pada catok mesin frais dengan baik.
A. Penjepitan benda kerja yang permukaan-nya belum rata/miring, perlu diganjal dengan besi bulat.
B. Penjepitan benda kerja yang permukaan-nya melengkung perlu diganjal dengan besi bulat.
C. Penjepitan benda kerja yang belum rata, juga harus menggunakan ganjal besi bulat.
D. Penjepitan benda kerja yang sudah rata dapat langsung pada ragum mesin frais.
2.9. Memfrais Balok Siku
1. Menyetel Benda Kerja Pada Ragum a. Pilih pasangan balok jajar yang
cukup tinggi, sehingga pisau frais tidak me-nyentuh rahang ragum, tapi ragum cukup kuat menjepit benda kerja.
b. Bersihkan rahang ragum.
c. Tempatkan sisi terlicin blok pada ra-hang tetap ragum.
d. Tempatkan balok jajar kira-kira di per-tengahan ragum.
e. Pasang batang bulat sepanjang rahang dan diameternya kira-kira Gb. 2.50. Penyetelan benda
kerja
Gb. 2.51. Penatalan
¾”, diantara rahang gerak dan balok kira-kira di-tengah-tengah balok.
f. Kencangkan ragum dan ketok benda kerja untuk merapatkan blok terhadap balok jajar.
g. Kencangkan ragum sambil mengetok benda kerja.
2. Memulai Penatalan
a. Tempatkan balok jajar pada rumah ra-gum untuk mengarahkan air pendingin mengalir ke meja.
b. Adakan penatalan secukupnya untuk memperoleh bidang yang baik, guna-kan pendingin.
c. Bersihkan geram dari ragum. d. Periksa permukaan akhir. 3. Membalikkan Balok Pada Ragum
a. Lepaskan balok dari ragum.
b. Bersihkan ragum dan balok jajar dan bersihkan geram dari balok. c. Tempatkan sisi balok yang sudah dikerjakan ke rahang tetap ragum. d. Beri ganjal dengan besi bulat pada rahang gerak dan kencangkan
seperti di atas tadi. Keselamatan Kerja
- Tangan harus hati-hati bila memegang balok.
(3) Pasang pelindung mesin sebelum masin dihidupkan. 4. Penatalan bidang kedua
Lakukan penatalan/penyayatan bidang kedua sampai selesai.
Gb. 2.52. Penatalan
Lakukan pemeriksaan permukaan dengan langkah seperti berikut:
a. Bersihkan tatal dan keluarkan balok dari ragum.
b. Buang bagian-bagian pinggir yang ta-jam dan bersihkan bidang yang sudah dikerjakan.
c. Periksa kedua bidang yang sudah di-kerjakan itu dengan siku.
5. Menatal bidang ketiga
a. Pasang kembali blok pada ragum, satu sisi yang sudah dikerjakan menghadap kesisi rahang tetap, bidang lainnya yang sudah selesai dikerjakan menghadap ke balok jajar.
b. Selipkan batang bulat dan kencangkan ragum.
c. Ketok blok sampai rapat pada kedua balok jajar.
d. Adakan penatalan sampai mencapai ukuran blok.
6. Menatal bidang keempat
a. Bersihkan sisa tatal/geram, lepaskan dari ragum dan bersihkan. b. Bersihkan ragum dan balok jajar.
c. Jepit kembali balok pada ragum, sisi keempat menghadap ke pisau.
d. Kencangkan ragum, serta ketok benda kerja sehingga rapat ke blok jajar.
e. Lakukan penatalan sampai mencapai ukuran akhir. Catatan:
Batang bulat tidak digunakan pada penatalan akhir.
Apabila menatal bahan seperti pospor, perunggu, dan lain-lain, maka keempat sisinya harus ditatal secara kasar dengan menyisakan pada tiap sisi kira-kira 0,2 mm untuk penatalan akhir.
2.10. Menjepit Benda Kerja dengan Klem
Ada beberapa cara penjepitan dengan klem, antara lain:
1. Menggunakan alur meja untuk menahan poros, caranya:
a. Bersihkan sudut-sudut atas alur meja.
b. Tempatkan poros pada alur meja c. Jepit poros sepanjang alur.
2. Menggunakan alur meja untuk menyetel benda kerja, caranya: a. Tempatkan benda kerja di
tengah meja.
b. Pasang balok penahan pada alur meja sedekat mungkin pada sisi benda kerja.
c. Periksa apakah sisi balok penahan sudah rapat, tidak ada ruang main.
Gb. 2.53. Penjepitan dengan klem
d. Dorong benda kerja rapat ke balok penahan dan periksa apakah bidang bawah benda kerja rapat ke meja kerja.
e. Jepit benda kerja dengan kuat f. Periksa dengan bilah ukur,
apakah benda kerja rapat ke balok pena-han.
3. Menggunakan alur meja untuk menyetel kesikuan, caranya:
a. Pasang balok penahan serapat mungkin pada alur meja kerja. Yakinkan bahwa balok terpasang dengan baik.
b. Adakan penyikuan benda kerja terhadap sisi balok penahan. 2.11. Memfrais Slots dan Key Ways
Slots dan key ways adalah alur atau celah pada suatu benda kerja yang mempunyai fungsi atau kegunaan masing-masing. Misalnya slot pada meja mesin frais, mesin skrap yang berupa T slot, berfungsi untuk pengikatan ragum mesin, atau pengekliman dan lain sebagainya dengan pertolongan baut T.
Key ways atau alur pasak, juga key seat atau alur pasak yang berbentuk setengah lingkaran, berfungsi untuk menempatkan pasak.
Pembuatan slots dan key ways dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, tergantung dari ukuran benda kerja dan alat/mesin yang ada.
Cara pemegangan benda kerja dan pemilihan cutter tergantung dari jenis material, ukuran-ukuran benda kerja dan ukuran slot itu sendiri. a. Bermacam-macam cara menjepit atau memegang benda kerja, antara lain:
(4) dengan ragum mesin (5) dengan klem
(6) dengan V bloks klem
(7) dengan pemegang yang spesial
(8) dengan kepala pembagi dan kelengkapannya b. Cutter yang digunakan antara lain:
(9) slitting saw = pisau frais celah = pisau frais gergaji (10) slotting cutter = pisau frais alur
(11) end mills = pisau frais jari
(12) side milling cutters = pisau frais sisi (13) dan lain sebagainya.
Slitting saw terdapat bermacam-macam bentuknya seperti gambar di bawah ini.
Slitting saw seperti gambar di samping merupakan standard, mempunyai ukuran tebal antara 0,75 s/d 4,5 mm diameter antara 65 s/d 200 mm.
Slitting saw tersebut digunakan untuk membuat alur yang dalam dan sempit.
Gambar di samping adalah slitting saw dengan sudut buang samping, sudut buang ini memudahkan pada waktu
Gb. 2.54. Slitting saw dan slotting
pemotongan slot (alur) yang dalam.
Gambar di samping adalah slitting saw untuk benda-benda kerja yang lunak.
Gambar di samping adalah screw slotting cutter, mempunyai gigi yang lebih halus dan tebal.
Cutter antara 0,15 mm s/d 45 mm. Cutter ini hanya digunakan untuk alur yang dangkal yang tidak lebih dari 1,5 mm.
c. Cara memasang cutter
Cutter tersebut di atas dapat dipasang pada arbor horizontal maupun pada head vertikal.
Kelurusan putaran dari pada cutter dapat dicek dengan dial indicator seperti terlihat pada gambar di samping.
d. Menyetel benda kerja
Gb. 2.56. Menyetel benda kerja
Gb. 2.55. Memasang cutter
Benda kerja harus distel terhadap cutter setepat mungkin sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Caranya seperti pada gambar. Sebaiknya setelah distel dengan mistar baja, cutter diputar dan benda kerja disinggungkan, maka akan terdapat goresan. Besar goresan ini diukur apakah sudah tepat atau belum.
e. Mengukur kedalaman alur
Hal ini dapat dilakukan dengan meng-gunakan jangka sorong atau dengan mikrometer kedalaman.
2. Membuat alur dengan end mill (pisau frais jari)
Cutter biasanya dipasang pada kepala vertikal. Benda kerja dapat dipasang dengan bermacam-macam cara sesuai dengan kondisi benda itu sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah bila mengefrais alur yang lebih besar daripada diameter cutter yakni putaran dari cutter harus berlawanan arah dengan arah pemakanan (feeding).
Bila membuat alur sebaiknya pakailah pisau frais jari dengan gigi tiga buah atau dua buah karena pisau frais ini mempunyai sebuah gigi yang menjorok ke dalam. Bila menggunakan cutter biasa maka buatlah lubang terlebih dahulu dengan menggunakan bor.