• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 1 - KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "- 1 - KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

1

-KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

TAHUN 2020

TENTANG

PETA RISIKO DAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN,

Menimbang

:

a. bahwa kegiatan penilaian risiko dan rencana tindak

pengendalian merupakan bagian dari manajemen risiko yang

wajib dilaksanakan secara menyeluruh dan berkelanjutan oleh

dan pada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan;

b. bahwa penyusunan SK Peta Risiko dan Rencana Tindak

Pengendalian sebagai salah satu kebutuhan kebijakan,

ketentuan atau peraturan untuk menyelenggarakan SPIP;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan b, perlu menetapkan dengan Keputusan

Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaaan tentang

Peta Risiko dan Rencana Tindak Pengendalian Direktorat

Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun Anggaran

2020.

Mengingat

:

1. Undang-Undang

Nomor

28

Tahun

1999

tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang

Nomor

31

Tahun

1999

tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851),

(2)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4150);

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

4.

Undang-Undang

Nomor

1

Tahun

2004

tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

5.

Undang-Undang

Nomor

15

Tahun

2004

tentang

Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia, Nomor 4890);

7.

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 13);

8.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan

Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan

Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka

Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat;

9.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di

Lingkungan Kementerian Desa,

Pembangunan

Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 1850);

10.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 463) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2018 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,

(3)

3

-Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1915);

11. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016

tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan

: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN

PERDESAAN TENTANG PETA RISIKO DAN RENCANA TINDAK

PENGENDALIAN

DIREKTORAT

JENDERAL

PEMBANGUNAN

KAWASAN PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2020.

KESATU

: Peta Risiko dan Rencana Tindak Pengendalian Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun Anggaran 2020 adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA

: Peta Risiko dan Rencana Tindak Pengendalian sebagaimana

dimaksud di dalam Diktum Kesatu bertujuan untuk:

a. sistem peringatan dini (

early warning system

) yang dapat

dimanfaatkan oleh pimpinan dan pegawai untuk mendeteksi dan

mencegah adanya risiko yang dinilai dapat menghambat

pencapaian tujuan;

b. meminimalisir risiko dan mengurangi dampak agar tujuan

organisasional dan tujuan operasional dapat tercapai secara

efektif;

(4)
(5)

DAFTAR LAMPIRAN

PETA RISIKO DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

I.

PETA RISIKO STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN

PERDESAAN

II.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

SEKRETARIAT

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

III.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

IV.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN PERDESAAN

V.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PERDESAAN

VI.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM KAWASAN PERDESAAN

VII. PETA RISIKO ORGANISASIONAL DAN OPERASIONAL DIREKTORAT KERJASAMA

DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN

KAWASAN PERDESAAN

I.

PETA RISIKO STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN

PERDESAAN

II.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

SEKRETARIAT

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

III.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

IV.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN PERDESAAN

V.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PERDESAAN

VI.

PETA

RISIKO

ORGANISASIONAL

DAN

OPERASIONAL

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM KAWASAN PERDESAAN

VII.

PETA RISIKO ORGANISASIONAL DAN OPERASIONAL

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS

5

LAMPIRAN

KEPUTUSAN

DIREKTUR

JENDERAL

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

NOMOR TAHUN 2020

TENTANG PETA RISIKO DAN RENCANA

TINDAK

PENGENDALIAN

DIREKTORAT

JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN

PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2020.

(6)

PETA RISIKO STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN

KAWASAN PERDESAAN

(7)

7

MATRIKS PENILAIAN RISIKO STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

Nama Unit Pemilik Risiko

: Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Periode

: 2020

Identifikasi Risiko (Risk Register)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Risiko Residual Pemilik Risiko Uraian Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Berkurangnya Jumlah Desa Tertinggal dan Meningkatnya Jumlah Desa Mandiri di Pinggiran Indonesia (Termasuk pada wilayah Tertinggal, Terdepan/Terl uar dan Wilayah Timur) Jumlah Kawasan Perdesaan yang meningkat status perkembangannya Internal Risiko Strategis Tidak terpadunya program di masing- masing UKE II dalam meningkat status perkembangannya Program dan kegiatan internal Ditjen PKP dengan pihak daerah belum terdapat konsistensi dalam mewujudkan hal tersebut Program dan kegiatan tidak berdampak signifikan dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan Pembuatan Nota Kesepahama n antara Pusat dengan Kepala Daerah yang bersangkuta n, minimal Eselon II Tidak

Cukup Program berjalan sendiri-sendiri di lokus dan fokus yang berbeda maupun sama tanpa adanya keterpaduan Semua UKE II 2 Internal Risiko Strategis Terjadi penumpukan kegiatan di akhir tahun anggaran Lemahnya sistem pemantauan program dan kegiatan serta implementasi program/kegiatan yang menemui banyak kendala (khususnya dalam pengadaan barang dan jasa) Pelaksanaan Program Pembangunan Kawasan Perdesaan tidak berjalan sesuai target dan jadwal Konsistensi terhadap tahapan pelaksanan rencana Program dan kegiatan, (contoh: rencana penarikan anggaran sesuai dengan realisasi) Cukup Penumpukan kegiatan di akhir tahun masih terjadi Semua UKE II

(8)

3 Internal Risiko

Stratgeis Adanya temuan BPK terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di Lingkungan Ditjen PKP Lemahnya pengawasan dan pengendalian pada pelaksanaan program dan kegiatan Kredibilitas dan integritas organisasi menurun dan kurangnya kepatuhan mengikuti aturan pada saat pelaksanaan program dan kegiatan Pengawasan intensif dan pelaksanaa n weekly report oleh Dirjen PKP dan monthly audit oleh Inspektorat Tidak

Cukup Masih terdapat temuan audit oleh BPK

Semua UKE II

(9)

9

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Risiko Residual Pemilik Risiko Uraian Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4 Internal dan Eksternal Risiko

Strategis Implementasi Rencana Pembanguna n Kawasan Perdesaan (RPKP) tidak konsisten dan kurang memadai Kurang memadainya turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis, serta kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan tentang regulasi dan dokumen perencanaan Program dan kegiatan yang dilakukan, tidak selaras dengan dokumen perencanaan dan regulasi yang ada Sosialisasi dan Pembahasa n tentang regulasi PPKP serta penerapann ya secara konsekuen Tidak

Cukup Pemahaman tentang dokumen RPKP belum simultan dan Implementasi masih menjadi keinginan individual dan belum dirasakan dampaknya Semua UKE II 5 Internal Risiko Strategis Pelaksanaan Manajemen Kinerja yang kurang memadai di masing-masing unit kerja Pengukuran kinerja belum dilakukan secara periodic dan konsisten terhadap akuntabilitas kinerja, sistem manajemen kinerja masih dilakukan secara manual, dan Pengumpulan laporan kinerja dan penyusunan penetapan kinerja yang tidak tepat waktu Nilai akuntabilitas menurun, dan berpengaruh signifikan terhadap hasil evaluasi sistem akuntabilitas Melaksanaka n koordinasi dalam manajemen kinerja Tidak

Cukup Pelaksanaan manajemen kinerja masih kurang memadai Semua UKE II 6 Internal Risiko Strategis

Program dan kegiatan tidak berjalan berkelanjutan dan berhenti di akhir tahun anggaran berjalan Desain program dan kegiatan tahunan bersifat pemberian langsung dan belum adanya mekanisme pemantauan mengenai dampak dari program yang diberikan Manfaat program tidak dirasakan secara signifikan bagi masyarakat Penyusunan skema program dan kegiatan, pendamping anPengelola an berkelanjut an serta SDM Pendamping Kawasan yang kompeten Tidak

Cukup (Program dan kegiatan belum menunjukkan adanya keberlanjutan program) Semua UKE II

(10)

7 Eksternal Risiko Stratgeis Ketersediaan Anggaran dalam Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan tidak memadai Rasionalisasi anggaran oleh Kementerian keuangan atau adanya kebijakan fiskal yang mempengaruhi pengurangan anggaran Berkurangny a kegiatan- kegiatan strategis berskala besar yang tidak dapat dilaksanakan Melakukan revisi penyesuaia n anggaran, dan refocusing pembiayaan kegiatan Prioritas Cukup Pencapaian kinerja tidak berjalan dengan optimal Semua UKE II 8 Internal Risiko Strategis Kerjasama dengan mitra tidak berjalan optimal Kurang memadainya turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis Beberapa bentuk kerjasama terhambat pelaksanann ya Optimalisas i turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiat an yang bersifat teknis Cukup Pemahaman tentang dokumen kerjasama belum simultan dan Implementasi masih menjadi keinginan individual dan belum dirasakan dampaknya Semua UKE II 9 Internal dan Eksternal Risiko Strategis

Fungsi Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP) Daerah belum optimal Kurangnya Komitmen Kepala Daerah dalam mendukung Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Afirmasi program dan anggaran dari Daerah dalam upaya Pembanguna n Kawasan Perdesaan menjadi tidak nyata Dilakukan koordinasi langsung ke Daerah untuk memastikan skema Tidak

Cukup Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan belum optimal Semua UKE II 10 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang baik dalam mendukung Ditjen PKP di bidang Pelayanan Administrasi dan Koordinasi Pelaksanaan Perdesaan

Nilai SAKIP Internal Risiko Strategis

Pelaksanaan Manajemen Kinerja yang kurang memadai di masing- masing unit kerja Pengukuran kinerja belum dilakukan secara periodik dan konsisten terhadap akuntabilitas kinerja, serta pelaporankinerja yang tidak tepat waktu Nilai Akuntabilitas belum Optimal Melaksanak an Tindak lanjut atas Rekomenda si hasil Evaluasi SAKIP pada Tahun Anggaran Sebelumnya Tidak

Cukup Tindak lanjut renaksi SAKIP Tahun Berjalan atas Rekomendasi LHE SAKIP TA. Sebelumnya belum maksimal dan berdampak pada kinerja organisasi Semua UKE II 11 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di Ditjen PKP Internal Risiko

Strategis Aktivitas pekerjaan tidak saling terkait dan mendukung peta bisnis proses Kinerja tidak saling berkaitan dan pengukuran kinerja organisasi masih belum optimal Capaian kinerja masih parsial Review dokumen Bisnis Proses (BISPRO) Tidak

Cukup Masih terdapat unit organisasi yang parsial dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan Semua UKE II

(11)

11

Analisis Risiko

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risik o Uraian Kategori K D SR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 6 1 Berkurangnya Jumlah Desa Tertinggal dan Meningkatnya Jumlah Desa Mandiri di Pinggiran Indonesia (Termasuk pada wilayah Tertinggal, Terdepan/Terlu ar dan Wilayah Timur) Jumlah Kawasan Perdesaan yang meningkat status perkemban gannya Internal Risiko Strategis Tidak terpadunya program di masing- masing UKE II dalam meningkat status perkembanga nnya Program dan kegiatan internal Ditjen PKP dengan pihak daerah belum terdapat konsistensi dalam mewujudkan hal tersebut Program dan kegiatan tidak berdampak signifikan dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan Pembuatan Nota Kesepahaman antara Pusat dengan Kepala Daerah yang bersangkutan, minimal Eselon II Tidak

Cukup Program berjalan sendiri-sendiri di lokus dan fokus yang berbeda maupun sama tanpa adanya keterpaduan Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4) 2 Internal Risiko Strategis Terjadi penumpukan kegiatan di akhir tahun anggaran Lemahnya sistem pemantauan program dan kegiatan serta implementasi program/kegiatan yang menemui banyak kendala (khususnya dalam pengadaan barang dan jasa)

Pelaksanaan Program Pembanguna n Kawasan Perdesaan tidak berjalan sesuai target dan jadwal Konsistensi terhadap tahapan pelaksanan rencana Program dan kegiatan, (contoh: rencana penarikan anggaran sesuai dengan realisasi) Cukup Penumpukan kegiatan di akhir tahun masih terjadi Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4)

(12)

3 Internal Risiko Stratgis Adanya temuan BPK terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di Lingkungan Ditjen PKP Lemahnya pengawasan dan pengendalian pada pelaksanaan program dan kegiatan Kredibilitas dan integritas organisasi menurun dan kurangnya kepatuhan mengikuti aturan pada saat pelaksanaa n program dan kegiatan Pengawasan intensif dan pelaksanaan weekly report oleh Dirjen PKP dan monthly audit oleh Inspektorat Tidak Cukup Masih terdapat temuan audit oleh BPK Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4)

4

Internal dan Eksternal Risiko

Strategis Implementasi Rencana Pembanguna n Kawasan Perdesaan (RPKP) tidak konsisten dan kurang memadai Kurang memadainya turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis, serta kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan tentang regulasi dan dokumen perencanaan Program dan kegiatan yang dilakukan, tidak selaras dengan dokumen perencanaan dan regulasi yang ada Sosialisasi dan Pembahasan tentang regulasi PPKP serta penerapannya secara konsekuen Tidak

Cukup Pemahaman tentang dokumen RPKP belum simultan dan Implementasi masih menjadi keinginan individual dan belum dirasakan dampaknya Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4)

(13)

1

3

5

Internal Risiko Strategis Pelaksanaan Manajemen Kinerja yang kurang memadai di masing-masing unit kerja Pengukuran kinerja belum dilakukan secara periodic dan konsisten terhadap akuntabilitas kinerja, sistem manajemen kinerja masih dilakukan secara manual, dan Pengumpulan laporan kinerja dan penyusunan penetapan kinerja yang tidak tepat waktu Nilai akuntabilitas menurun, dan berpengaruh signifikan terhadap hasil evaluasi sistem akuntabilitas Melaksanakan koordinasi dalam manajemen kinerja Tidak Cukup Pelaksanaan manajemen kinerja masih kurang memadai Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4)

6

Internal Risiko

Strategis Program dan kegiatan tidak berjalan berkelanjuta n dan berhenti di akhir tahun anggaran berjalan Desain program dan kegiatan tahunan bersifat pemberian langsung dan belum adanya mekanisme pemantauan mengenai dampak dari program yang diberikan Manfaat program tidak dirasakan secara signifikan bagi masyarakat Penyusunan skema program dan kegiatan, pendampingan Pengelolaan berkelanjutan serta SDM Pendamping Kawasan yang kompeten Tidak

Cukup Program dan kegiatan belum menunjukkan adanya keberlanjutan program Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4) 7 Eksternal Risiko

Stratgeis Ketersediaan Anggaran dalam Pelaksanaan Pembanguna n Kawasan Perdesaan tidak memadai Rasionalisasi anggaran oleh Kementerian keuangan atau adanya kebijakan fiskal yang mempengaruhi pengurangan anggaran Berkurangny a kegiatan- kegiatan strategis berskala besar yang tidak dapat dilaksanakan Melakukan revisi penyesuaian anggaran, dan refocusing pembiayaan kegiatan Prioritas Cukup Pencapaian kinerja tidak berjalan dengan optimal Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4)

(14)

8 Internal Risiko Strategis Kerjasama dengan mitra tidak berjalan optimal Kurang memadainya turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis Beberapa bentuk kerjasama terhambat pelaksanann ya Optimalisasi turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis Cukup Pemahaman tentang dokumen kerjasama belum simultan dan Implementas i masih menjadi keinginan individual dan belum dirasakan dampaknya Semua UKE II 3 4 12 Tinggi ( 4 ) 9 Internal dan Eksternal Risiko Strategis Fungsi Tim Koordinasi Pembanguna n Kawasan Perdesaan (TKPKP) Daerah belum optimal Kurangnya Komitmen Kepala Daerah dalam mendukung Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Afirmasi program dan anggaran dari Daerah dalam upaya Pembanguna n Kawasan Perdesaan menjadi tidak nyata Dilakukan koordinasi langsung ke Daerah untuk memastikan skema Tidak Cukup Pelaksanaan Pembanguna n Kawasan Perdesaan belum optimal Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4) 10 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang baik dalam mendukung Ditjen PKP di bidang Pelayanan Administrasi dan Koordinasi Pelaksanaan Perdesaan

Nilai SAKIP Internal Risiko

Strategis Pelaksanaan Manajemen Kinerja yang kurang memadai di masing- masing unit kerja Pengukuran kinerja belum dilakukan secara periodik dan konsisten terhadap akuntabilitas kinerja, serta pelaporankinerja yang tidak tepat waktu Nilai Akuntabilitas belum Optimal Melaksanakan Tindak lanjut atas Rekomendasi hasil Evaluasi SAKIP pada Tahun Anggaran Sebelumnya Tidak

Cukup Tindak lanjut renaksi SAKIP Tahun Berjalan atas

Rekomendasi LHE SAKIP TA. Sebelumnya belum maksimal dan berdampak pada kinerja organisasi Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4) 11 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di Ditjen PKP Internal Risiko

Strategis Aktivitas pekerjaan tidak saling terkait dan mendukung peta bisnis proses Kinerja tidak saling berkaitan dan pengukuran kinerja organisasi masih belum optimal Capaian kinerja masih parsial Review dokumen Bisnis Proses (BISPRO Tidak

Cukup Masih terdapat unit organisasi yang parsial dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan Semua UKE II 3 4 12 Tinggi (4)

(15)

1

5

MATRIKS PENILAIAN RISIKO STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

Nama Unit Pemilik Risiko

: Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Periode

: 2020

Rencana Tindak Pengendalian

No Strategis Tujuan Indikator Risiko Sumber Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Prioritas Pengendalian yang ada Risiko Residual Rencana Tindak Pengendalian Waktu Target Penanggung Jawab

Komunikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 133 0 14 1 Berkurang nya Jumlah Desa Tertinggal dan Meningkat nya Jumlah Desa Mandiri di Pinggiran Indonesia (Termasuk pada wilayah Tertinggal, Terdepan/ Terluar dan Wilayah Timur) Jumlah Kawasan Perdesaan yang meningkat status perkembanga nnya Internal Risiko

Strategis Tidak terpadunya program di masing- masing UKE II dalam meningkat status perkembangan nya Program dan kegiatan internal Ditjen PKP dengan pihak daerah belum terdapat konsistensi dalam mewujudkan hal tersebut Tinggi

(4) Pembuatan Nota Kesepahaman antara Pusat dengan Kepala Daerah yang bersangkutan, minimal Eselon II Program berjalan sendiri-sendiri di lokus dan fokus yang berbeda maupun sama tanpa adanya keterpaduan Rapat Sinkronisasi Program dan kegiatan, menyurat ke setiap Unit Kerja 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait 2 Internal Risiko

Strategis Terjadi penumpukan kegiatan di akhir tahun anggaran Lemahnya sistem pemantauan program dan kegiatan serta implementasi program/kegiat an yang menemui banyak kendala (khususnya dalam pengadaan barang dan jasa) Tinggi

(4) Konsistensi terhadap tahapan pelaksanan rencana Program dan kegiatan, (contoh: rencana penarikan anggaran sesuai dengan realisasi) Penumpukan kegiatan di akhir tahun masih terjadi Menyusun jadwal dan melaksanakan monitoring dan evaluasi, updating data secara berkala dengan melibatkan Tanaga Ahli 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait

(16)

No Strategis Tujuan Indikator Risiko Sumber Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Prioritas Pengendalian yang ada Risiko Residual Rencana Tindak Pengendalian Waktu Target Penanggung Jawab Komunikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 133 0 14 3 Internal Risiko

Stratgeis Adanya temuan BPK terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di Lingkungan Ditjen PKP Lemahnya pengawasan dan pengendalian pada pelaksanaan program dan kegiatan Tinggi

(4) Pengawasan intensif dan pelaksanaan

weekly report oleh

Dirjen PKP dan

monthly audit oleh

Inspektorat Masih terdapat temuan audit oleh BPK Melibatkan peran pendamping dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan di Lingkungan Ditjen PKP 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait 4 Internal dan Eksternal Risiko Strategis Implementasi Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) tidak konsisten dan kurang memadai Kurang memadainya turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis, serta kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan tentang regulasi dan dokumen perencanaan Tinggi

(4) Sosialisasi Pembahasan dan tentang regulasi PPKP serta penerapannya secara konsekuen Pemahaman tentang dokumen RPKP belum simultan dan Implementasi masih menjadi keinginan individual dan belum dirasakan dampaknya Sosialisasi tentang regulasi secara periodik tentang pemahaman pelaksana kegiatan tentang regulasi dan dokumen perencanaan 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait

(17)

1

7

No Strategis Tujuan Indikator Risiko Sumber Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Prioritas Pengendalian yang ada Risiko Residual Rencana Tindak Pengendalian Waktu Target Penanggung Jawab

Komunikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 133 0 14 5 Internal Risiko

Strategis Pelaksanaan Manajemen Kinerja yang kurang memadai di masing-masing unit kerja Pengukuran kinerja belum dilakukan secara periodik dan konsisten terhadap akuntabilitas kinerja, sistem manajemen kinerja masih dilakukan secara manual, dan Pengumpulan laporan kinerja dan penyusunan penetapan kinerja yang tidak tepat waktu

Tinggi

(4) Melaksanakan koordinasi dalam manajemen kinerja Pelaksanaan manajemen kinerja masih kurang memadai Melakukan Bimtek tentang Pengukuran kinerja belum dilakukan secara periodik 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait 6 Internal Risiko

Strategis Program dan kegiatan tidak berjalan berkelanjutan dan berhenti di akhir tahun anggaran berjalan Desain program dan kegiatan tahunan bersifat pemberian langsung dan belum adanya mekanisme pemantauan mengenai dampak dari program yang diberikan Tinggi

(4) Penyusunan skema program dan kegiatan, pendampinganPeng elolaan berkelanjutan serta SDM Pendamping Kawasan yang kompeten (Program dan kegiatan belum menunjukkan adanya keberlanjut an program) Menyusun dokumen kendali yang mendukung keberlanjutan program 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait 7 Eksternal Risiko

Stratgeis Ketersediaan Anggaran dalam Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan tidak memadai Rasionalisasi anggaran oleh Kementerian keuangan atau adanya kebijakan fiskal yang mempengaruhi pengurangan anggaran Tinggi

(4) Melakukan revisi penyesuaian anggaran, dan refocusing pembiayaan kegiatan Prioritas Pencapaian kinerja tidak berjalan dengan optimal Koordinasi yang intensif dengan Kementerian keuangan dan Kementerian/PP N Bappenas terkait anggaran 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait

(18)

No Strategis Tujuan Indikator Risiko Sumber Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Prioritas Pengendalian yang ada Risiko Residual Rencana Tindak Pengendalian Waktu Target Penanggung Jawab Komunikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 133 0 14 8 Internal Risiko

Strategis Kerjasama dengan mitra tidak berjalan optimal Kurang memadainya turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis Tinggi

(4) Optimalisasi turunan regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis Pemahaman tentang dokumen kerjasama belum simultan dan Implementasi masih menjadi keinginan individual dan belum dirasakan dampaknya Melakukan rapat teknis yang membahas regulasi kedalam rencana aksi/kegiatan yang bersifat teknis 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait 9 Internal dan Eksternal Risiko

Strategis Fungsi Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP) Daerah belum optimal Kurangnya Komitmen Kepala Daerah dalam mendukung Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Tinggi

(4) Dilakukan koordinasi langsung ke Daerah untuk memastikan skema Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan belum optimal FGD melibatkan TKPKP pusat,provinsi dan daerah membahas fungsi dan peran TKPKP 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait 10 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang baik dalam mendukung Ditjen PKP di bidang Pelayanan Administrasi dan Koordinasi Pelaksanaan Perdesaan

Nilai SAKIP Internal Risiko

Strategis Pelaksanaan Manajemen Kinerja yang kurang memadai di masing- masing unit kerja Pengukuran kinerja belum dilakukan secara periodik dan konsisten terhadap akuntabilitas kinerja, serta pelaporankinerja

yang tidak tepat waktu

Tinggi

(4) Melaksanakan Tindak lanjut atas Rekomendasi hasil Evaluasi SAKIP pada Tahun Anggaran Sebelumnya Tindak lanjut renaksi SAKIP Tahun Berjalan atas Rekomendasi LHE SAKIP TA. Sebelumnya belum maksimal dan berdampak pada kinerja organisasi Koordinasi yang intensif dengan koordinator Monev di setiap Unit Kerja, menyurat ke setiap Unit Kerja 1 Tahun Semua

UKE II Komunikasi dan Koordinasi yang intensif kepada pihak-pihak terkait

(19)
(20)

PETA RISIKO ORGANISASIONAL DAN OPERASIONAL

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

(21)

2

1

MATRIKS PENILAIAN RISIKO ORGANISASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

Nama Unit Pemilik Risiko

: Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Periode

: 2020

Identifikasi Risiko (Risk Register)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Risiko Residual Pemilik Risiko Uraian Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Terselenggaranya dukungan Manajemen dan pelayanan teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunna Kawasan Perdesaan Nilai Kesesuaian atas penyajian laporan keuangan dan BMN Ditjen PKP berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan hasil evaluasi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)

Internal Risiko

Operasional Kurangnya sumber daya manusia yang bertanggungjawa b atas pengelolaan aset tiap direktorat Jumlah Sumber Daya Manusia yang terbatas Tidak adanya pengelolaan aset secara berkelanjutan Melakukan koordinasi dengan Direktorat untuk menunjuk penanggungjaw ab pengelolaan aset Tidak

Cukup Terjadi penumpukan pekerjaan pada pegawai tertentu Bagian Keuangan dan BMN 2 Internal Risiko

Operasional Terjadi Kesalahan akun & penumpukan pekerjaan dalam penyelesaian laporan keuangan dan BMN Pegawai yang mengerjalan laporan keuangan dan BMN sangat terbatas dan perlu adanya penambahan dan pengembangan kapasitas Tidak tersaji laporan keuangan yang akuntanbel dan Pembagian tugas dalam penyusunan laporan keuangan tidak optimal dan berpengaruh pada hasil evaluasi APIP Recek setiap SPM yang masuk dan akun yang ada serta menelaah laporan keuangan dengan Inspektorat Jenderal dan Pelaksanaan rapat-rapat dengan mengundang narasumber ahli untuk pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan LK-BMN Tidak

Cukup Terjadi penumpukan pekerjaan pada pegawia tertentu

Bagian Keuangan dan BMN

(22)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Risiko Residual Pemilik Risiko Uraian Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

3 Nilai SAKIP Internal Risiko Operasional Tindaklanjut Rencana Aksi atas LHE SAKIP Tahun 2019 yang belum optimal Kurangnya pengetahuan tentang SAKIP / Pengertian tiap komponen pada Kertas Kerja penilaian SAKIP serta SDM kurang responsif dalam menindaklanjuti renaksi LHE Sakip 2019. Tindaklanjut Rencana Aksi atas LHE SAKIP Tahun 2019 menjadi terhambat Pembuatan renaksi SAKIP TA. 2020 atas rekomendasi LHE SAKIP TA. 2019 Tidak

Cukup Tindak lanjut renaksi SAKIP TA. 2020 atas rekomendasi LHE SAKIP TA. 2019 belum maksimal dan kinerja organisasi menjadi terdampak Bagian Perencanaan 4 Internal Risiko

Operasional LAKIP Tahun 2020 hasilnya belum optimal SDM kurang responsif dalam menindaklanjuti rekomendasi atas LAKIP Tahun 2019 Berpengaruh signifikan dalam kualitas implementasi SAKIP Melakukan Asistensi kepada para Kormonev UKE II untuk sinkronisasi substansi materi sesuai pedoman yang berlaku pedoman yang berlaku Tidak

Cukup LAKIP Tahun 2020 masih belum optimal Bagian Perencanaan 5 Persentase penyampaian laporan satuan kerja di lingkungan Ditjen PKP yang tepat waktu sesuai dengan ketentuan Internal Risiko

Kepatuhan Laporan- laporan yang diminta tidak tersedia tepat waktu dan sesuai ketentuan Belum adanya mekanisme kontrol atas kegiatan pelaporan di lingkup Ditjen PKP Menurunkan kualitas kinerja Sekretariat Ditjen PKP dalam pemenuhan laporan Membuat rencana pemantauan sasaran capaian Ditjen PKP Tidak

Cukup Masih terdapat berbagai laporan yang belum selesai tepat waktu Seluruh Bagian 6 Internal Risiko Operasional Adanya ketidaksesuaian data dalam penyajian laporan Belum adanya penetapan admin yang kompeten terhadap seluruh aplikasi pelaporan pada tiap UKE II Kualitas laporan yang dihasilkan tidak maksimal, dan berpeluang terjadinya miss informasi Mengadakan asistensi kepada kormonev UKE II Tidak

Cukup Masih terdapat berbagai kekurangan dan keakuratan data dan informasi

Seluruh Bagian

(23)

2

3

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Risiko Residual Pemilik Risiko Uraian Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 7 Persentase ASN di Lingkungan Ditjen PKP yang mengikuti pengembangan kompetensi per tahun Internal Risiko

Operasional Target pengembangan aparatur SDM tidak tercapai keterbatasan anggaran biaya Pendidikan dan pelatihan Pengembangan SDM Aparatur tidak optimal Menyusun rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan SDM aparatur sesuai kompetensi yang dibutuhkan dan rencana anggaran biaya pendidikan dan pelatihan Tidak

Cukup

Masih terdapat

SDM aparatur

yang belum

terakomodir

untuk mengikuti

Pendidikan dan

Pelatihan

Bagian Kepegawaian dan umum 8 Internal Risiko

Operasional Tata persuratan dan kearsipan yang belum terkelola sesuai dengan SOP

SOP belum

tersosialisasi Tidak tertatanya alur distribusi dan kearsipan surat masuk dan surat keluar Dilakukannya pelatihan, Bimtek mengenai tata kelola persuratan dan kearsipan Tidak

Cukup

Masih terdapat

kemungkinan

peserta yang

berkompeten

tidak hadir

Bagian Kepegawaian dan umum

9 Nilai rata- rata SKP ASN di Lingkungan Ditjen PKP

Internal Risiko

operasional Target Sosialisasi kurang tepat sasaran

Tugas dan fungsi peserta yang hadir kurang sesuai dengan materi sosialisasi Sosialisasi kurang tepat sasaran Mengundang Peserta yang berkompeten terkait materi sosialisasi Tidak

Cukup

Masih terdapat

kemungkinan

peserta yang

berkompeten

tidak hadir

Bagian Kepegawaian dan umum

10 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran

Ditjen PKP

Eksternal Risiko

Operasional Data pada sistem aplikasi evaluasi kinerja anggaran (SMART, PP’39, E-SAKIP) sering terjadi error Sistem aplikasi evaluasi kinerja anggaran (SMART, PP’39, E-SAKIP) belum optimal Terjadi penginputan data secara berulang-ulang/ double input dan terjadi penginputan data yg sama pada aplikasi terkait. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan operator aplikasi terkait Tidak

Cukup Sistem pada aplikasi tersebut masih terdapat error

Bagian Perencanaan

(24)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Risiko Residual Pemilik Risiko Uraian Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11 Persentase Kesesuaian Sasaran Renja yang diprogramkan dalam RKA Ditjen PKP Internal Risiko Operasional Ketidaksesuain kebutuhan program dengan perencanaan Kurangnya komitmen SDM dalam menyusun program dan kegiatan sesuai dengan jadwal Penyusunan Rencana Kerja tidak tepat waktu Koordinasi dan Konsultasi Kepada Pihak Terkait Tidak Cukup Masih terdapat revisi yang berulang Bagian Perencanaan 12 Rata-rata revisi DIPA di Lingkungan Ditjen PKP Internal Risiko

Operasional Perubahan kegiatan di tengah tahun anggaran Adanya kebijakan penghematan anggaran atau adanya pengalihan anggaran tersisa (sisa lelang, dll) Terjadinya revisi diluar jadwal yang sudah ditentukan Penyusunan mekanisme pengajuan revisi Tidak

Cukup Adanya revisi berulang dan bersifat mendadak Bagian Perencanaan 13 Tingkat kepuasan aparatur lingkup PKP atas pelayanan teknis dan dukungan manajemen Internal Risiko

Operasional Terjadinya aduan pegawai dalam pemberian layanan kesekretariatan Pelayanan yang ada belum optimal Tingkat kepuasan aparatur menurun Sebagian aduan pegawai sudah ditindaklanju ti

Cukup Terjadinya aduan pegawai dalam pemberian layanan kesekretariatan

Setditjen PKP

(25)

2

5

Analisis Risiko

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risiko

Uraian Kategori K D SR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Terselengg aranya dukungan Manajeme n dan pelayanan teknis di Lingkunga n Direktorat Jenderal Pembangu nna Kawasan Perdesaan Nilai Kesesuaian atas penyajian laporan keuangan dan BMN Ditjen PKP berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan hasil evaluasi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Internal Risiko Operasional Kurangnya sumber daya manusia yang bertanggungjaw ab atas pengelolaan aset tiap direktorat Jumlah Sumber Daya Manusia yang terbatas Tidak adanya pengelolaa n aset secara berkelanj utan Melakukan koordinasi dengan Direktorat untuk menunjuk penanggungja wab pengelolaan aset Tidak

Cukup Terjadi penumpu kan pekerjaan pada pegawai tertentu Bagian Keuangan dan BMN 2 4 8 Moderat (3) 2 Internal Risiko

Operasional Terjadi Kesalahan akun & penumpukan pekerjaan dalam penyelesaian laporan keuangan dan BMN Pegawai yang mengerjalan laporan keuangan dan BMN sangat terbatas dan perlu adanya penambahan dan pengembanga n kapasitas Tidak tersaji laporan keuangan yang akuntanbel dan Pembagian tugas dalam penyusunan laporan keuangan tidak optimal dan berpengaruh pada hasil evaluasi APIP Recek setiap SPM yang masuk dan akun yang ada serta menelaah laporan keuangan dengan Inspektorat Jenderal dan Pelaksanaan rapat-rapat dengan mengundang narasumber ahli untuk pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan LK-BMN Tidak

Cukup Terjadi penumpukan pekerjaan pada pegawia tertentu Bagian Keuangan dan BMN 4 3 12 Tinggi (4)

(26)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risiko

Uraian Kategori K D SR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

3 Nilai SAKIP Internal Risiko Operasional

Tindaklanjut Rencana Aksi atas LHE SAKIP Tahun 2019 yang belum optimal Kurangnya pengetahuan tentang SAKIP / Pengertian tiap komponen pada Kertas Kerja penilaian SAKIP serta SDM kurang responsif dalam menindaklanj uti renaksi LHE Sakip 2019. Tindaklanjut Rencana Aksi atas LHE SAKIP Tahun 2019 menjadi terhambat Pembuatan renaksi SAKIP TA. 2020 atas rekomendasi LHE SAKIP TA. 2019

Tidak

Cukup Tindak lanjut renaksi SAKIP TA. 2020 atas rekomendasi LHE SAKIP TA. 2019 belum maksimal dan kinerja organisasi menjadi terdampak Bagian Perencanaan 4 3 12 Tinggi (4) 4 Internal Risiko

Operasional LAKIP Tahun 2020 hasilnya belum optimal SDM kurang responsif dalam menindaklanju ti rekomendasi atas LAKIP Tahun 2019 Berpengaru h signifikan dalam kualitas implementas i SAKIP Melakukan Asistensi kepada para Kormonev UKE II untuk sinkronisasi substansi materi sesuai pedoman yang berlaku pedoman yang berlaku Tidak

Cukup LAKIP Tahun 2020 masih belum optimal Bagian Perencanaan 4 3 12 Tinggi (4) 5 Persentase penyampaian satuan kerja di lingkungan Ditjen PKP yang tepat waktu sesuai dengan ketentuan Internal Risiko

Kepatuhan Laporan- laporan yang diminta tidak tersedia tepat waktu dan sesuai ketentuan Belum adanya mekanisme kontrol atas kegiatan pelaporan di lingkup Ditjen PKP Menurunka n kualitas kinerja Sekretariat Ditjen PKP dalam pemenuhan laporan Membuat rencana pemantauan sasaran capaian Ditjen PKP Tidak

Cukup Masih terdapat berbagai laporan yang belum selesai tepat waktu Seluruh Bagian 4 3 12 Tinggi (4)

(27)

2

7

6 Internal Risiko Operasional Adanya ketidaksesuaian data dalam penyajian laporan Belum adanya penetapan admin yang kompeten terhadap seluruh aplikasi pelaporan pada tiap UKE II Kualitas laporan yang dihasilkan tidak maksimal, dan berpeluang terjadinya miss informasi Mengadakan asistensi kepada kormonev UKE II Tidak

Cukup Masih terdapat berbagai kekurangan dan keakuratan data dan informasi Seluruh Bagian 4 3 12 Tinggi (4) 7 Internal Risiko

Operasional Target pengembangan aparatur SDM tidak tercapai keterbatasan anggaran biaya Pendidikan dan pelatihan Pengembang an SDM Aparatur tidak optimal Menyusun rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan SDM aparatur sesuai kompetensi yang dibutuhkan dan rencana anggaran biaya pendidikan dan pelatihan Tidak

Cukup Masih terdapat SDM aparatur yang belum terakomodir untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bagian Kepegawaian dan umum 4 3 12 Tinggi (4) 8 Internal Risiko

Operasional Tata persuratan dan kearsipan yang belum terkelola sesuai dengan SOP

SOP belum

tersosialisasi Tidak tertatanya alur distribusi dan kearsipan surat masuk dan surat keluar Dilakukannya pelatihan, Bimtek mengenai tata kelola persuratan dan kearsipan Tidak

Cukup Masih terdapat kemungkinan peserta yang berkompeten tidak hadir Bagian Kepegawaian dan umum 4 3 12 Tinggi (4) 9 Nilai rata- rata SKP ASN di Lingkungan Ditjen PKP Internal Risiko

operasional Target Sosialisasi kurang tepat sasaran Tugas dan fungsi peserta yang hadir kurang sesuai dengan materi sosialisasi Sosialisasi kurang tepat sasaran Mengundang Peserta yang berkompeten terkait materi sosialisasi Tidak

Cukup Masih terdapat kemungkinan peserta yang berkompeten tidak hadir Bagian Kepegawaian dan umum 4 3 12 Tinggi (4)

(28)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risiko

Uraian Kategori K D SR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 13 14 15 16 7 Internal Risiko Operasional Target pengembangan aparatur SDM tidak tercapai Keterbatasan anggaran biaya Pendidikan dan pelatihan Pengembangan SDM Aparatur tidak optimal Menyusun rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan SDM aparatur sesuai kompetensi yang dibutuhkan dan rencana anggaran biaya pendidikan dan pelatihan Tidak

Cukup Masih terdapat SDM aparatur yang belum terakomodir untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bagian Kepegawaian dan umum 4 3 12 Tinggi (4) 8 Internal Risiko

Operasional Tata persuratan dan kearsipan yang belum terkelola sesuai dengan SOP

SOP belum

tersosialisasi Tidak tertatanya alur distribusi dan kearsipan surat masuk dan surat keluar Dilakukannya pelatihan, Bimtek mengenai tata kelola persuratan dan kearsipan Tidak

Cukup Masih terdapat kemungkinan peserta yang berkompeten tidak hadir Bagian Kepegawaian dan umum 4 3 12 Tinggi (4) 9 Nilai rata- rata SKP ASN di Lingkungan Ditjen PKP Internal Risiko Operasional Target Sosialisasi kurang tepat sasaran Tugas dan fungsi peserta yang hadir kurang sesuai dengan materi sosialisasi Sosialisasi kurang tepat sasaran Mengundang Peserta yang berkompeten terkait materi sosialisasi Tidak

Cukup Masih terdapat kemungkinan peserta yang berkompeten tidak hadir Bagian Kepegawaian dan umum 4 3 12 Tinggi (4)

10

Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Ditjen PKP Eksternal Risiko Operasional

Data pada sistem aplikasi evaluasi kinerja anggaran (SMART, PP’39, E-SAKIP) sering terjadi error Sistem aplikasi evaluasi kinerja anggaran (SMART, PP’39, E-SAKIP) belum optimal Terjadi penginputan data secara berulang-ulang/ double input dan terjadi penginputan data yg sama pada aplikasi terkait. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan operator aplikasi terkait Tidak

Cukup Sistem pada aplikasi tersebut masih terdapat error

Bagian Perencanaan

(29)

29

11

Persentase Kesesuaian Sasaran Renja yang diprogramk an dalam RKA Ditjen PKP Internal Risiko Operasional Ketidaksesuain kebutuhan program dengan perencanaan Kurangnya komitmen SDM dalam menyusun program dan kegiatan sesuai dengan jadwal Penyusunan Rencana Kerja tidak tepat waktu Koordinasi dan Konsultasi Kepada Pihak Terkait Tidak

Cukup Masih terdapat revisi yang berulang Bagian Perencanaan 4 3 12 Tinggi (4)

12

Rata-rata revisi DIPA di Lingkungan Ditjen PKP Internal Risiko

Operasional Perubahan kegiatan di tengah tahun anggaran Adanya kebijakan penghematan anggaran atau adanya pengalihan anggaran tersisa (sisa lelang, dll) Terjadinya revisi diluar jadwal yang sudah ditentukan Penyusunan mekanisme pengajuan revisi Tidak

cukup Adanya revisi berulang dan bersifat mendadak Bagian Perencanaan 3 4 12 Tinggi (4) 13 Tingkat kepuasan aparatur lingkup PKP atas pelayanan teknis dan dukungan manajemen Internal Risiko Operasional Terjadinya aduan pegawai dalam pemberian layanan kesekretariatan Pelayanan yang ada belum optimal Tingkat kepuasan aparatur menurun Sebagian aduan pegawai sudah ditindaklanjuti Cukup Terjadinya aduan pegawai dalam pemberian layanan kesekretariatan Setditjen PKP 3 4 12 Tinggi (4)

(30)

MATRIKS PENILAIAN RISIKO ORGANISASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

Nama Unit Pemilik Risiko

: Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Periode

: 2020

Rencana Tindak Pengendalian

No Tujuan

Strategis Indikator Risiko Faktor Penyebab Prioritas yang sudah ada Pengendalian Residual Risiko

Rencana Tindak

Pengendalian Target Waktu Penanggung Jawab Komunikasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Terselengg aranya dukungan Manajemen dan pelayanan teknis di Lingkungan Nilai Kesesuaian atas penyajian laporan keuangan dan BMN Ditjen PKP berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah Kurangnya sumber daya manusia yang bertanggungjawab atas pengelolaan aset tiap direktorat

Jumlah Sumber Daya Manusia yang terbatas Moderat (3) Melakukan koordinasi dengan Direktorat untuk menunjuk penanggungjaw ab pengelolaan aset Terjadi penumpukan pekerjaan pada pegawai tertentu Mengadakan Bimtek untuk penanggung jawab pengelolaan aset 1 Tahun Bagian Keuangan dan BMN Evaluasi Pengelolaan Aset

(31)

31

2 Direktorat Jenderal Pembangu nan Kawasan Perdesaan

(SAP) dan hasil evaluasi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Terjadi Kesalahan akun & penumpukan pekerjaan dalam penyelesaian laporan keuangan dan BMN Pegawai yang mengerjalan laporan keuangan dan BMN sangat terbatas dan perlu adanya penambahan dan pengembang an kapasitas Tinggi (4) Recek setiap SPM yang masuk dan akun yang ada serta menelaah laporan keuangan dengan Inspektorat Jenderal dan Pelaksanaan rapat-rapat dengan mengundang narasumber ahli untuk pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan LK-BMN Terjadi penumpukan pekerjaan pada pegawia tertentu Mengadakan rapat penelaahan 1 Tahun Bagian Keuangan dan BMN Melakukan Penelaahan setiap semester

(32)

No Tujuan

Strategis Indikator Risiko Faktor Penyebab Prioritas yang sudah ada Pengendalian Residual Risiko

Rencana Tindak

Pengendalian Target Waktu

Penanggung

Jawab Komunikasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

3 Nilai SAKIP Tindaklanjut Rencana Aksi atas LHE SAKIP Tahun 2019 yang belum optimal Kurangnya pengetahuan tentang SAKIP / Pengertian tiap komponen pada Kertas Kerja penilaian SAKIP serta SDM kurang responsif dalam menindaklanjuti renaksi LHE Sakip 2019. Tinggi

(4) Pembuatan renaksi SAKIP TA. 2020 atas rekomendasi LHE SAKIP TA. 2019

Tindak lanjut renaksi SAKIP TA. 2020 atas rekomendasi LHE SAKIP TA. 2019 belum maksimal dan kinerja organisasi menjadi terdampak Melakukan Koordinasi rutin dengan Unit Teknis terkait untuk sinkronisasi tindaklanjut Renaksi SAKIP TA. 2020 1 Tahun Bagian

Perencanaan Rapat Koordinasi setiap bulan terkait progres TL Renaksi SAKIP serta mengundang para pakar untuk menyamakan persepsi antar pimpinan UKE II dan para PIC 4 LAKIP Tahun 2020 hasilnya belum optimal SDM kurang responsif dalam menindaklanjuti rekomendasi atas LAKIP Tahun 2019 Tinggi (4) Melakukan Asistensi kepada para Kormonev UKE II untuk sinkronisasi substansi materi sesuai pedoman yang berlaku LAKIP Tahun 2020 masih belum optimal Penetapan template sesuai aturan yang berlaku dalam penyusunan LAKIP UKE I dan UKE II 1 Tahun Bagian

Perencanaan Berkoordinasi dengan Kormonev UKE II setiap semester dalam penyusunan LAKIP UKE II 5 Persentase penyampaian laporan satuan kerja di lingkungan Ditjen PKP yang tepat waktu sesuai dengan ketentuan Laporan- laporan yang diminta tidak tersedia tepat waktu dan sesuai ketentuan Belum adanya mekanisme kontrol atas kegiatan pelaporan di lingkup Ditjen PKP Tinggi (4) Membuat rencana pemantauan sasaran capaian Ditjen PKP Masih terdapat berbagai laporan yang belum selesai tepat waktu Permintaan data progress pemantauan setiap triwulan sesuai target. 1 Tahun Semua

Bagian Berkoordinasi dengan Kormonev dan para admin pelaporan UKE II setiap triwulan 6 Adanya ketidaksesuaian data dalam penyajian laporan Belum adanya penetapan admin yang kompeten terhadap seluruh aplikasi pelaporan pada tiap UKE II Tinggi (4) Mengadakan asistensi kepada kormonev UKE II Masih terdapat berbagai kekurangan dan keakuratan data dan informasi Penetapan Admin/Pic pengisian seluruh aplikasi online di lingkungan UKE II 1 tahun Seluruh

Bagian Koordinasi secara rutin tiap triwulan, menyurat

(33)

3

3

No Tujuan

Strategis Indikator Risiko Faktor Penyebab Prioritas yang sudah ada Pengendalian

Risiko Residual

Rencana Tindak

Pengendalian Target Waktu Penanggung Jawab Komunikasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 7 Persentase ASN di Lingkungan Ditjen PKP yang mengikuti pengembangan kompetensi per tahun Target pengembangan aparatur SDM tidak tercapai keterbatasan anggaran biaya Pendidikan dan pelatihan Tinggi (4) Menyusun rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan SDM aparatur sesuai kompetensi yang dibutuhkan dan rencana anggaran biaya pendidikan dan pelatihan Masih terdapat SDM aparatur yang belum terakomodir untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Revisi anggran biaya pelaithan dan pendidikan 1 Tahun Bagian Kepegawaian dan umum Koordinasi, Surat Undangan

8 Tata persuratan dan

kearsipan yang belum terkelola sesuai dengan SOP

SOP belum

tersosialisasi Tinggi (4) Dilakukannya pelatihan, Bimtek mengenai tata kelola persuratan dan kearsipan Kesulitan dalam pencarian arsip

Sosialisasi SOP 1 Tahun

Bagian Kepegawaian dan umum Acara Sosialisasi, Surat Undangan

9 Nilai rata- rata SKP ASN di Lingkungan Ditjen PKP Target Sosialisasi kurang tepat sasaran

Tugas dan fungsi peserta yang hadir kurang sesuai dengan materi sosialisasi

Tinggi

(4) Mengundang Peserta yang berkompeten terkait materi sosialisasi Masih terdapat kemungkinan peserta yang berkompeten tidak hadir Koordinasi dalam bentuk bersurat kepada UKE II dan Rapat 1 Tahun Bagian Kepegawaian dan umum Acara Sosialisasi, Surat Undangan 10 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Ditjen PKP

Data pada sistem aplikasi evaluasi kinerja anggaran (SMART, PP’39, E-SAKIP) sering terjadi error Sistem aplikasi evaluasi kinerja anggaran (SMART, PP’39, E-SAKIP) belum optimal Tinggi (4) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan operator aplikasi terkait Sistem pada aplikasi tersebut masih terdapat error Melakukan koordinasi rutin dan asistensi kepada penanggung jawab atas aplikasi pelaporan online tersebut. 1 Tahun Bagian

(34)
(35)

3

5

PETA RISIKO ORGANISASIONAL DAN OPERASIONAL

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(36)

MATRIKS PENILAIAN RISIKO ORGANISASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

Nama Unit Pemilik Risiko

: Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

Periode

: 2020

Identifikasi Risiko (Risk Register)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko Uraia nn Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 1 Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Jumlah Kawasan perdesaan yang diperdalam konsep pengembangann ya dan atau dikuatkan kelembagaannya Internal dan Eksternal Risiko

Operasional Dokumen RPKP belum menjadi rujukan dari Intervensi dari stakeholder Perbedaan persepsi tentang Dokumen Perencanaan pembangunan kawasan perdeasaan pada lingkup Desa Pemda baik Kabupaten maupun Provinsi dan Pusat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan kurang memadai Evaluasi terhadap Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) Tidak

cukup Dokumen pendalaman konsep pengembangannya dan atau dikuatkan kelembagaannya belum optimal Dit. PPKP

(37)

3

7

2 Jumlah kawasan

perdesaan yang mengimplementas ikan rencana aksi kawasan

perdesaan

Internal Risiko

Operasional - Hasilkesepakatan koordinasi lintas K/L tidak dapat terpenuhi - Sinkronisasi program/ kegiatan PKP tidak dapat dilaksanakan - Output komitmen daerah untuk melakukan intervensi di KPPN tidak dapat terpenuhi Rendahnya Keterlibatan K/L/D dalam perumusan dokumen kebijakan Hasil penyusunan Rencana Aksi kurang maksimal 1. Komunikasi intensif dengan Pemerintah Daerah dan lintas K/L yang terkait dengan PKP 2. Sinkronisasi lokus KPPN dengan lokus K/L yang terkait dengan PKP 3. Sinkronisasi program/ kegiatan PKP dan disesuaikan dengan kewenangan, tupoksi dan Renstra lintas K/L Tidak cukup Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan yang telah disusun tidak dapat

diimplementasikan oleh Pemda, dan lintas K/L Dit. PPKP 3 Terukurnya Perkembangan Kawasan Perdesaan Jumlah Dokumen Hasil Evaluasi Status Perkembangan Kawasan Perdesaan Internal Risiko

Operasional Review/ evaluasi terhadap Indeks Pembangunan Kawasan Perdesaan tidak sesuai dengan output yang diharapkan 1) Perbedaan Persepsi antara tim internal Ditjen PKP dengan pakar/ tim konsultan reviewer indeks PKP 2)Perbedaan base data dan metode pengukuran indeks PKP 1) Indeks Perkembang an Kawasan belum bisa dijadikan ukuran dalam menilai kondisi kawasan tertentu 2)Harmonisa si indeks tidak dapat terpenuhi 1. Pakar dan konsultan yang dilibatkan merupakan pakar yang berkompeten terhadap indeks PKP 2. Komunikasi lebih efektif dengan tim, konsultan dan pakar

3. Penjabaran detail kegiatan pada KAK 4. Pelibatan

Pemerintah Daerah dalam review IPKP serta peningkatan kapasitas Pemda dalam Pengukuran IPKP Tidak cukup Belum sempurnanya dokumen Review terhadap Indeks Pembangunan Kawasan Dit. PPKP

(38)

Analisis Risiko

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risiko

Uraian Kategori K D SR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Jumlah Kawasan perdesaan yang diperdalam konsep pengembang annya dan atau dikuatkan kelembagaan nya Internal dan Eksternal Risiko Operasional Dokumen RPKP belum menjadi rujukan dari Intervensi dari stakeholder Perbedaan persepsi tentang Dokumen Perencanaan pembangunan kawasan perdeasaan pada lingkup Desa Pemda baik Kabupaten maupun Provinsi dan Pusat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan kurang memadai Evaluasi terhadap Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) Tidak cukup Dokumen pendalaman konsep pengembanga nnya dan atau dikuatkan kelembagaann ya belum optimal Dit. PPKP 3 4 12 Tinggi (4)

(39)

39

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risiko

Uraian Kategori K D SR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 2 Jumlah kawasan perdesaan yang mengimpleme ntasikan rencana aksi kawasan perdesaan Internal Risiko Operasional - Hasil kesepakatan koordinasi lintas K/L tidak dapat terpenuhi - Sinkronisasi program/ kegiatan PKP tidak dapat dilaksanakan - Output komitmen daerah untuk melakukan intervensi di KPPN tidak dapat terpenuhi Redahnya Keterlibatan K/L/D dalam perumusan dokumen kebijakan Hasil penyusunan Rencana Aksi kurang maksimal 1. Komunikasi intensif dengan Pemerintah Daerah dan lintas K/L yang terkait dengan PKP 2. Sinkronisasi lokus KPPN dengan lokus K/L yang terkait dengan PKP 3. Sinkronisasi program/ kegiatan PKP dan disesuaikan dengan kewenangan, tupoksi dan Renstra lintas K/L Tidak cukup Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan yang telah disusun tidak dapat diimplementasi kan oleh Pemda, dan lintas K/L Dit. PPKP 3 4 12 Tinggi (4)

(40)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risiko

Uraian Kategori K D SR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 Terukurnya Perkembangan Kawasan Perdesaan Jumlah Dokumen Hasil Evaluasi Status Perkembangan Kawasan Perdesaan Internal Risiko Operasional Review/ evaluasi terhadap Indeks Pembangun an Kawasan Perdesaan tidak sesuai dengan output yang diharapkan 1) Perbedaan Persepsi antara tim internal Ditjen PKP dengan pakar/ tim

konsultan reviewer indeks PKP

2)Perbedaan base data dan metode pengukuran indeks PKP 1) Indeks Perkembang an Kawasan belum bisa dijadikan ukuran dalam menilai kondisi kawasan tertentu 2)Harmonisa si indeks tidak dapat terpenuhi 1. Pakar dan konsultan yang dilibatkan merupakan pakar yang berkompeten terhadap indeks PKP 2. Komunikasi lebih efektif dengan tim, konsultan dan pakar 3. Penjabaran detail kegiatan pada KAK 4. Pelibatan Pemerintah Daerah dalam review IPKP serta peningkatan kapasitas Pemda dalam Pengukuran IPKP Tidak cukup Belum sempurnanya dokumen Review terhadap Indeks Pembangunan Kawasan Dit. PPKP 3 4 12 Tinggi (4)

(41)

4

1

MATRIKS PENILAIAN RISIKO ORGANISASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

Nama Unit Pemilik Risiko

: Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

Periode

: 2020

Rencana Tindak Pengendalian

No Strategis Tujuan Indikator Risiko Penyebab Faktor

Prioritas Pengendalian yang sudah ada Risiko Residual Rencana Tindak Pengendalia n Target

Waktu Penanggung Jawab Komunikasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Tersedianya Dokumen Perencanaa n Pembangun an Kawasan Perdesaan Jumlah Kawasan perdesaan yang diperdalam konsep pengembanganny a dan atau dikuatkan kelembagaannya Dokumen RPKP belum menjadi rujukan dari Intervensi dari stakeholder Perbedaan persepsi tentang Dokumen Perencanaan pembangunan kawasan perdeasaan pada lingkup Desa Pemda baik Kabupaten maupun Provinsi dan Pusat`` Tinggi

(4) Evaluasi terhadap Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP)`` Dokumen pendalaman konsep pengembangann ya dan atau dikuatkan kelembagaanny a belum optimal Penyusunan Rencana Aksi Dokumen Intervensi Program dan Kegiatan Mei – Agustus 2020 Dit. PPKP 1. Dokumen KAK 2. Kep. Dirjen PKP No.14/DPKP/ SK/07/2016 3. Peraturan Per-Uuan 4. Dokumentasi 5. Dokumen RPKP

(42)
(43)

4

3

PETA RISIKO ORGANISASIONAL DAN OPERASIONAL

DIREKTORAT PEMBANGUNAN EKONOMI

(44)

MATRIKS PENILAIAN RISIKO ORGANISASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2020

Nama Unit Pemilik Risiko

: Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan

Periode

: 2020

Identifikasi Risiko (Risk Register)

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risik oo

Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko Uraian Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan untuk mendorong Pusat Pertumbuhan Kawasan Jumlah kawasan perdesaan yang berkembang ekonominya Internal dan Eksternal Risiko Strategis Pengembangan usaha dengan mitra belum optimal dan produk lokal masih kalah bersaing

Belum adanya panduan regulasi dalam mendukung pengembangan BUMDES Bersama Rendahnya daya saing produk ekonomi lokal dan belum optimalnya program-program yang mendukung investasi potensi lokal Melakukan Koordinasi antara pusat, daerah dan mitra Tidak Cukup Perkembangan ekonomi di Kawasan perdesaan belum optimal Dit. PEKP

2

Internal Risiko

Strategis Program dan kegiatan belum berjalan berkelanjutan dan berhenti di akhir tahun anggaran berjalan Desain program dan kegiatan tahunan bersifat pemberian langsung dan belum adanya mekanisme pemantauan mengenai dampak dari program yang diberikan Manfaat program tidak dirasakan secara signifikan bagi masyarakat Penyusunan skema program dan kegiatan, pendampingan Pengelolaan berkelanjutan serta SDM Pendamping Kawasan yang kompeten Tidak Cukup (Program dan kegiatan belum bersifat berkelanjutan) Dit. PEKP

(45)

4

5

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risik oo

Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko Uraian Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

3

Internal dan Eksternal Risiko Strategis Pengembangan usaha dengan mitra belum optimal dan produk lokal masih kalah bersaing

Belum adanya panduan regulasi dalam mendukung pengembangan BUMDES Bersama Rendahnya daya saing produk ekonomi lokal dan belum optimalnya program-program yang mendukung investasi potensi lokal Melakukan Koordinasi antara pusat, daerah dan mitra Tidak Cukup Perkembangan ekonomi di Kawasan perdesaan belum berkembang optimal Dit. PEKP 4 Internal dan

Eksternal Strategis Risiko Kontribusi K/L dan Daerah dalam program peningkatan sarana dan prasaran masih rendah

Komunikasi yang tidak efektif, serta pembagian peran yang tidak jelas Dukungan K/L/D rendah, dan program belum berjalan optimal Koordinasi intensif dengan K/L/D dengan melibatkan dalam rapat- rapat dan koordinasi kegiatan

Tidak

Cukup Peran K/L/D dalam program belum signifikan Dit. PEKP 5 Internal dan Eksternal Risiko

Strategis Pengembangan usaha dengan mitra belum optimal dan produk lokal masih kalah bersaing Belum adanya panduan regulasi dalam mendukung pengembangan BUMDES Bersama Rendahnya daya saing produk ekonomi lokal dan belum optimalnya program-program yang mendukung investasi potensi lokal Melakukan Koordinasi antara pusat, daerah dan mitra

Tidak

Cukup Perkembangan ekonomi di Kawasan perdesaan tidak berkembang

(46)

Analisis Risiko

No Strategis Tujuan Indikator Sumber Risiko Kategori Risiko Risiko Penyebab Risiko Dampak Pengendalian yang Ada Residual Risiko Pemilik Risiko

Pengukuran

Risiko Peringkat Risiko

Uraian Kategori K D SR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 13 14 15 16 1 Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan untuk mendorong Pusat Pertumbuhan Kawasan Jumlah kawasan perdesaan yang berkembang ekonominya Internal dan Eksternal Risiko

Strategis Pengembangan usaha dengan mitra belum optimal dan produk lokal masih kalah bersaing Belum adanya panduan regulasi dalam mendukung pengembangan BUMDES Bersama Rendahnya daya saing produk ekonomi lokal dan belum optimalnya program-program yang mendukung investasi potensi lokal Melakukan Koordinasi antara pusat, daerah dan mitra

Tidak

cukup Perkembangan ekonomi di Kawasan

perdesaan belum optimal

Dit. PEKP

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Pembangunan Nomor : 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah tertinggal perlu dibentuk

Menimbang : bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja dan kedisiplinan pelaksana pelayanan publik yang sesuai dengan beban kerja dan tuntutan organisasi, perlu

yang menyatakan bahwa SKTJM tidak dapat diperoleh, terdapat alasan untuk melakukan tuntutan ganti kerugian kepada yang bersangkutan berdasarkan Pasal 3 ayat (2)

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2), Pasal 4 ayat (3), dan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

Sesuai dengan hasil akhir penilaian dilakukan penetapan agen perubahan di tingkat unit pelayanan teknis kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan

(3) Hasil Penilaian angka kredit bagi Penggerak Swadaya Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi pratama yang

(3) Pejabat pimpinan tinggi madya yang memberikan pelimpahan dan penugasan mengoordinasikan kebijakan teknis, rencana program, kegiatan, dan anggaran penyelenggaran

(3) Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa dalam menyusun Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memastikan keputusan hasil Musyawarah Desa